bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Menurut Rogers dan Kincaid, komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku. Definisi ini dikembangkan menjadi, komunikasi adalah
suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam. 1
Sedangkan Hovland, Janis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai
sebuah proses yang mana seorang komunikator mentransfer stimulus yang
biasanya berbentuk verbal, untuk mengubah perilaku orang lain. 2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses
yang melibatkan lebih dari satu individu untuk menyampaikan informasi dari
komunikator, untuk mengubah perilaku komunikan.
Proses komunikasi akan memberikan umpan balik dan efek. Umpan balik
memberikan kontribusi pada fungsi ini dengan jalan membuat komunikasi
menjadi informatif. 3 Tanpa umpan balik, informasi akan mengalir satu arah, tanpa
1
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 73
2
Ibid, hal 74
3
Ibid, hal 117
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ada jaminan untuk mengetahui apakah komunikasi telah terjadi. Umpan balik
dapat digunakan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi baik dalam
komunikasi antarpesona maupun komunikasi massa. 4 Tipe umpan balik ini
dikenal sebagai umpan balik formatif, proses dan sumatif. 5
Umpan balik formatif dikumpulkan sebelum komunikasi dimulai, sehingga
dapat digunakan mendesain atau merencanakan pesan. 6 Umpan balik proses
dikumpulkan ketika komunikasi sedang terjadi, sehingga dapat digunakan untuk
menguji kelayakan komunikasi dan untuk memodifikasi komunikasi itu agar lebih
responsif pada partisipan-partisipan lainnya. 7 Umpan balik sumatif digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh suatu proses
komunikasi sesuai dengan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan semula.
Umpan balik ini dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan usaha komunikasi
tersebut.
Selain umpan balik, proses komunikasi juga akan menghasilkan efek. Bila
komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator telah belangsung fektif, maka
pesan yang sampai pada komunikan atau penerima pesan akan menimbulkan
suatu perubahan yang disebut efek. 8 Efek-efek yang muncul setelah proses
komunikasi antara lain: 9
4
5
6
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 117
Ibid
Ibid
7
Ibid, hal 118
8
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 123
9
Ibid
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Timbulnya pengertian atau perubahan pengertian
2. Timbulnya tingkah laku tertentu atau perubahan tingkah laku
3. Timbulnya prestise maupun prestasi
Komunikasi tidak selalu memberikan umpan balik maupun efek yang
positif. Hal itu terjadi karena adanya hambatan yang mengganggu proses
komunikasi, diantaranya: 10
1. Gangguan semantik, yaitu berhubungan dengan jargon atau bahasa-bahasa
spesialisasi yang digunaan secara perseorangan dan kelompok. Misalnya
bahasa yang digunakan oleh komunikator belum tentu dimengerti komunikan,
karena mereka berasal dari negara atau daerah yang berbeda.
2. Gangguan fisik, yaitu gangguan yang berasal dari luar penerima. Misalnya
komunikan sedang berada di acara konser ketika sedang menerima telepon dari
komunikator.
3. Gangguan psikologis, yaitu merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan
yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap pesan itu
sendiri. Misalnya komunikator menyampaikan pesan yang disalah artikan oleh
komunikan.
4. Gangguan fisiologis, yaitu gangguan yang bersifat biologis terhadap proses
komunikasi. Misalnya gangguan yang timbul karena kondisi komunikator yang
sedang lelah atau sakit.
Ilmu Komunikasi, sebelum berdiri sebagai suatu disiplin ilmu sendiri
dalam kelompok ilmu sosial, dikembangkan dan diperjuangkan oleh pakar disiplin
10
Ibid, hal 128
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ilmu-ilmu lain, seperti sosiologi, politik, antropologi, psikologi, bahkan dasardasarnya sebagai kajian ilmiah dan metodologinya berasal dari berbagai disiplin
ilmu.11 Lahirnya ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri tidak
lah menghabiskan hubungan Ilmu Komunikasi dengan ilmu-ilmu lainnya, bahkan
kini menjadi pusat bagi perkembangan disiplin dan kajian ilmu lain. 12 Seiring
dengan mapannya Ilmu Komunikasi, maka muncul pula berbagai kajian baru
seperti Komunikasi Politik, Komunikasi Bisnis, Komunikasi Antar Budaya, dan
sebagainya. 13
2.2
Komunikasi dan Politik
2.2.1 Politik
Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. 14 Dewasa ini
definisi mengenai politik telah terdesak oleh definisi-definisi lain yang lebih
menekankan pada upaya untuk mencapai masyarakat yang baik, seperti
kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai, dan sebagainya. 15 Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan
peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. 16
11
12
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 2
Ibid
13
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 2
14
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, hal 13
15
Ibid hal 14
16
Ibid, hal 15
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mengacu pada definisi daat disimpulkan bahwa politik merupakan suatu
sistem menyangkut pemerintahan dan masyarakat untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik. Dengan begitu dapat dilihat bahwa politik berkaitan dengan
banyak orang atau massa.
2.2.2 Komunikasi Politik
Dalam sistem politik tentu dibutuhkan komunikasi untuk menyampaikan
informasi dari pemerintah ke rakyat, maupun sebaliknya. Disini kita dapat
menyimpulkan hubungan antara komunikasi dengan politik.
Politik, seperti komunikasi, adalah proses: dan seperti komunikasi, politik
melibatkan pembicaraan. 17 Ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti kata
yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti lebih inklusif, yang berarti
segala cara orang bertukar simbol, kata-kata yang dituliskan dan diucapkan,
gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai, dan pakaian. 18 Menurut ilmuwan politik,
Mark Roelofs, politik adalah pembicaraan, atau lebih tepat, kegiatan politik
adalah berbicara. Hakikat pengalaman politik, dan bukan hanya kondisi dasarnya,
ialah kegiatan berkomunikasi antara orang-orang.19
Terdapat beberapa saluran komunikasi yang digunakan dalam politik,
antara lain:
17
18
19
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 9
Ibid
Ibid
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Komunikasi massa.
Komunikasi massa melintas pembagian struktural di dalam masyarakat seperti
ras, pekerjaan, wilayah, agama, kelas sosial dan patai politik, untuk menarik
khalayaknya yang terdiri atas orang-orang yang bertindak sebagai individu,
bukan sebagai anggota kelompok.20 Komunikasi massa selalu berkenaan
dengan gatekeepers, regulator, media dan filters sebelum pesan sampai kepada
audience. Dalam proses tersebut, pesan bisa mengalami reduksi, defiasi,
maupun manipulasi oleh berbagai pihak dan kepentingan dengan tujuan
mendapatkan efek yang diinginkan pada audience. Oleh karena itu media
masaa mempunyai peran yang signifikan dalam komunikasi massa. 21
2. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.
Komunikasi interpersonal terdiri atas saling tukar kata lisan diantara dua orang
atau lebih. 22 Judu C. Pearson mnyebutkan ada enam karakteristik dalam
komunikasi antarpribadi. 23 Pertama, komunikasi antarpribadi dimulai dari diri
pribadi. Kedua, komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Ketiga,
komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan
pribadi. Artinya komunikasi antarpribadi tidak sekedar berkaitan dengan pesan,
tetapi juga melibatkan siapa komunikannya dan bagaimana hubungan
komunikator
dengan
komunikan.
Keempat,
komunikasi
antarpribadi
20
Ibid, hal 169
21
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjajaran, 2009, hal 114
22
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 177
23
S. Djuarsa Sendjaja, dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, hal 41
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Kelima, komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling
tergantung satu dengan yang lainnya dalam proses komunikasi. Keenam,
komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah atau diulang. 24 Komunikasi
antarpribadi dalam kegiatan politik dapat dimaknai sebagai kegiatan pertemuan
atau komunikasi tatap muka antara para pelaku politik untuk membicarakan
hal-hal yang bersifat politis. 25
3. Komunikasi organisasi.
Birokrasi adalah organisasi yang cukup besar sehingga kurang dari setengah
anggotanya saling mengenal secara pribadi, terdiri atas pekerja purnawaktu
yang terikat pada organisasi itu, mengandalkan kriteria prestasi dalam menilai
pekerjaan, bukan sifat asli (seperti jenis kelamin atau suku) atau pilihan rakyat,
untuk kedudukan autoritas, dan memiliki penilaian eksternal atas produkproduknya yang dihasilkan secara sinambung dengan alat-alat yang teliti. 26
Komunikasi memiliki beberapa fungsi dalam organisasi diantaranya fungsi
informatif, yaitu komunikasi berfungsi menyampaikan informasi ke sesama
anggotanya. 27 Fungsi regulatif, berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Fungsi persuasif, yaitu komunikasi
mempengaruhi hubungan antar sesama anggota organisasi agar mencapai hasil
24
Ibid
25
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 177
26
Ibid, hal 185
27
S. Djuarsa Sendjaja, dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, hal 136
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang baik. Fungsi integratif, yaitu usaha organisasi untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik, secara formal maupun informal. 28
Seperti halnya proses komunikasi, dalam komunikasi politik juga terdapat
komunikator, pesan, komunikan, bahkan media.
Komunikator Politik
Komunikator dalam komunikasi politik sangat luas. Siapapun yang berada
dalam setting politik adalah komunikator politik.
Kita semua adalah
komunikator.29 Meskipun semua orang dapat dikatakan sebagai komunikator
politik, namun hanya sedikit orang yang benar-benar terlibat dalam proses
komunikasi politik itu. Sehingga definisi komunikator politik muai bergeser dan
mengarah pada orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan politik dan
berperan penting dalam proses opini publik.30
Karl Popper mengatakan bahwa ada satu teori opini publik yang
seluruhnya dibangun di sekitar komunikator politik, yaitu teori pelopor mengenai
opini publik. Para pemimpin menciptakan opini publik karena mereka berhasil
membuat beberapa gagasan, mula-mula ditolak, kemudian dipertimbangkan,
hingga akhirnya diterima. 31
28
29
30
31
Ibid
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 28
Ibid
Ibid, hal 29
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikator politik dapat diidentifikasikan ke dalam tiga kategori, antara
lain:32
1. Politikus sebagai komunikator politik, yaitu orang yang bercita-cita untuk, dan,
atau memegang jabatan pemerintah, tidak peduli mereka dipilih, ditunjuk atau
pejabat karier, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
2. Profesional sebagai komunikator politik, yaitu orang yang memiliki
keterampilan politik namun tidak memanfaatkannya sebagai sumber nafkah,
seperti halnya politikus. Menurut James Carey, komunikator
adalah seorang
makelar
simbol,
orang
yang
profesional
menerjemahkan sikap,
pengetahuan dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam istilah-istilah
komunitas bahasa lain yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti. 33
Yang termasuk dalam kategori profesional komunikator politik antara lain
jurmalis yang mencari dan menulis berita politik dan promotor yang
dipekerjakan untuk kepentingan suatu kelompok politik.
3. Aktivis sebagai komunikator politik, yaitu orang-orang yang tidak memiliki
jabatan dalam politik, namun ia juga bukan profesional dalam komunikasi,
sehingga ia disebut semiprofesional atau aktivis. Yang termasuk kategori ini
antara lain juru bicara yang menetapkan, melukiskan dan mengubah situasi
dengan berbagai alasan, dan pemuka pendapat yang seringkali dimintai
32
Ibid, hal 30
33
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 33
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pendapat dalam mengambil kebijakan atau keputusan pemerintahan sehingga
mampu mempengaruhi titik pandang dalam situasi tertentu.34
Pesan Dalam Komunikasi Politik
Politik merupakan kegiatan sekelompok orang dalam mengatur perbuatan
mereka dalam kondisi konflik sosial, yakni usaha untuk merundingkan
penyelesaian perselisihan yang dapat diterima. Negosiasi politik bertujuan untuk
mencapai pengertian bersama di antara pihak-pihak itu tentang syarat-syarat agar
persetujuan diterima.
Menurut David V.J. Bell, ada tiga jenis pemicaraan yang mempunyai
kepentingan politik, antara lain pembicaraan kekuasaan, pmbicaraan pengaruh dan
pembicaraan autoritas.35
Pembicaraan kekuasaan mempengaruhi orang lain dengan ancaman atau
janji. 36 Hal ini bisa kita lihat ketika para pemimpin partai politik atau para
kandidat
pemimpin
mempromosikan
dirinya
dengan
janji-janji
agar
memenangkan pemilihan umum.
Pembicaraan pengaruh mengacu pada nasehat, dorongan, permintaan, dan
peringatan. Menurut Bell, hubungan kekuasaan berdasar pada kemampuan
manipulasi sanksi positif atau negatif, tetapi memberi pengaruh karena prestise
aau reputasinya, dengan berhasil memanipulasi persepsi dan pengharapan orang
34
Ibid, hal 37
35
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 75
36
Ibid
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lain terhadap kemungkinan mendapat untung atau rugi.37 Dalam hal ini pelaku
politik yang berkuasa menunjukkan pengaruhnya dalam pesan yang apat
mempengaruhi penerima pesan.
Pembicaraan autoritas adalah pemberian perintah. Penguasa berhak
memberi perintah tanpa syarat-syarat atau perjanjian. Makna pesan yang
disampaikan dalam pembicaraan autoritas yaitu kewajiban untuk mengikuti
perintah tersebut.
Seperti halnya pesan yang disampaikan untuk mempengaruhi konsumen
mengkonsumsi produk, pesan politik memiliki beberapa tujuan, antara lain: 38
1. Meyakinkan dan membangkitkan massa: pembicaraan politik untuk pencapaian
material. Dalam hal ini pesan atau pembicaraan dalam politik digunakan untuk
memperoleh suatu tujuan.
2. Autoritas sosial: pembicaraan politik untuk peningkatan status. Dalam hal ini
pesan atau pembicaraan dalam politik bertujuan untuk meningkatkan status
atau derajat seseorang atau kelompok tertentu.
3. Ungkapan personal: pembicaraan politik untuk identitas. Dalam hal ini pesan
atau pembicaraan dalam politik tidak bertujuan untuk meraih keuntungan
tertentu,
melainkan
hanya
upaya
menunjukkan
identitas
diri,
yang
menimbulkan kepuasan pribadi.
Sejatinya komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi dari
komunikator ke komunikan. Namun dalam politik, komunikasi menjadi tidak
37
38
Ibid
Ibid, hal 101
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sesederhana itu. Pesan yang disampaikan tidak hanya bertujuan untuk memberi
informasi, melainkan kaya makna seperti yang telah dijabarkan diatas. Menurut
Claus Mueller, komunikasi politik dapat dilukiskan sebagai komunikasi yang
menyimpang. Penyimpangan itu antara lain yang pertama adalah adanya
komunikasi yang terarah, yaitu kebijakan pemerintah tertentu berusaha
menstrukturkan bahasa untuk melegitimasikan autoritas kelompok tertentu dengan
melambangkan status bagi yang lain. Kedua yaitu komunikasi yang tertahan.
Karena sifat lingkungan linguistiknya, orang tidak memiliki alat simbolik yang
diperlukan untuk mendesak agar tuntutan mereka diakui. Ketiga yaitu komunikasi
politik terkekang. Pembicaraan politik digunakan oleh kaum elit untuk melayani
diri sendiri dan memajukan kepentingan material mereka. 39
Media Dalam Komunikasi Politik
Komunikasi tidak hanya dilakukan secara langsung secara tatap muka.
Seiring perkembangan teknologi, komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, tanpa terpengaruh oleh jarak. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif,
terkadang komunikator membutuhkan media dalam menyampaikan pesan. Begitu
pula
dalam
komunikasi
politik.
Berbagai
media
dimanfaatkan
untuk
mengupayakan komunikasi yang efektif kepada penerima pesan, termasuk rakyat.
Selain itu media juga seringkali dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sifat persuasif media dapat dimanfaatkan sebagai penunjang dalam
kampanye politik. Menurut Jacques Ellul jangka waktu yang terbatas untuk
39
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 113
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kampanye politik hampi tidak cukup untuk upaya propaganda penuh. Tidak
mengherankan jika propaganda seperti itu hanya sedikit pengaruhnya, sebab tidak
ada teknik besar yang efektif. 40
Upaya propaganda pada kampanye politik seringkali dilakukan melalui
media massa. Tujuannya antara lain untuk memperoleh simpati masyarakat,
sehingga kampanye politik pada umumnya bersifat persuasif. Waktu yang sempit
mendesak para pelaku kampanye untuk menciptakan pesan yang se-persuasif
mungkin agar mereka bisa mendapatkan simpati masyarakat secepat mungkin.
Pemilihan umum tentunya mencakup wilayah yang cukup luas. Untuk
memaparkan iklan kampanye kepada rakyat atau calon pemilih dibutuhkan media
yang mampu menjangkau khalayak luas. Oleh karena itu tidak jarang para
kandidat atau partai politik memanfaatkan media elektronik sebagai perantara,
seperti telepon, radio, televisi, dan sebagainya.
Selain itu media yang juga daat menjangkau masyarakat luas yaitu media
cetak. Terdapat tiga bagian dalam surat kabar yang efektif menjadi sarana
komunikasi kampenye, yaitu berita, editorial, dan iklan. Semuanya membantu
pembinaan citra dan penyajian masalah, namun yang paling penting adalah
penciptaan citra.41 Selain surat kabar, media cetak yang juga sering digunakan
sebagai media kampanye antara lain poster, spanduk, baliho, dan sebagainya.
Komunikasi persuasif yang terdapat dalam kampanye politik menimbulkan
efek bagi masyarakat yang terpapar iklan tersebut. Dalam jangka pendek, mereka
40
Ibid, hal 192
41
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 202
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan belajar mengenai politik selama kampanye pemilihan. Selain itu mereka juga
akan memperoleh informasi baik mengenai kandidat maupun mnegenai masalah
yang dikemukakan melalui media. Namun dalam jangka panjang, penyajian
media menempatkan pokok-pokok masalah dalam agenda debat di depan umum,
menyaring pandangan berbagai komunikator polirik mengenai keadaan dan
bagaimana seharusnya, dan menyajikan gambaran berperantara, tangan kedua,
tentang peristiwa-peristiwa politik.42
Menurut John Carey, dampak komunikasi politik tidak hanya bergantung
pada pada bagaimana pemilih menanggapi, namun bagaimana media membentuk
kampanye dan bagaimana tindakan para juru kampanye. 43
2.3
Komunikasi dan Pemasaran
2.3.1 Pemasaran
Philip Kotler dan Gary Arsmstrong memaknai pemasaran sebagai proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta
nilai dengan pihak lain. 44
Sedangkan menurut The American Marketing Association, pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi,
42
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989, hal 208
43
Ibid hal 209
44
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 7
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan pendistribusian gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan petukaran yang
memuaskan tujuan individu dan organisasi. 45
Terdapat tiga langkah yang biasa dilakukan perusahaan dalam melakukan
pemasaran, yaitu segmentasi pasar, pembidikan pasar dan menetapkan posisi atau
positioning di pasar.46
1. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar yaitu membagi sebuah pasar ke dalam kelompokkelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau
perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang
terpisah. 47 Segmentasi pasar biasanya dilakukan dengan mengacu pada
beberapa hal, seperti kondisi geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Segmentasi geografis yaitu membagi pasar menjadi unit-unit geografis
yang berbeda-beda seperti, negara, wilayah, negara bagian, kabupaten, kota
atau pemukiman.Perusahaan kemudian memilih satu atau beberapa area
geografis sebagai tempat operasinya, atau dapat memilih semua area yang ada,
namun tetap memfokuskan pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan
keinginan. 48
Segmentasi demografis yaitu upaya membagi pasar menjadi sejumlah
kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jender, ukuran keluarga,
45
Ibid, hal 47
46
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 281
47
48
Ibid
Ibid, hal 289
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan
kebangsaan. 49
Segmentasi psikografis yaitu upaya membagi pembeli menjadi kelompokkelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik
kepribadian.50 Orang-orang yang berada geografis maupun demografis yang
sama bisa saja memiliki tampilan psikografis yang berbeda. 51
Segmentasi perilaku yaitu upaya membagi suatu pasar ke sejumlah
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau tanggapan
konsumen terhadap suatu produk.52 Segmentasi perilaku dapat diukur dengan
variabel situasi, manfaat, status pengguna, tingkat penggunaan dan status
kesetiaan.
Segmentasi situasi yaitu membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok
pada saat mereka memiliki keinginan untuk membeli, saat mereka benar-benar
membeli, atau saat mereka benar-benar menggunakan barang yang mereka
beli. Segmentasi situasi dapat membantu perusahaan memperkuat kegunaan
produk.53 Misalnya susu selama ini biasa dikonsumsi pada pagi hari, tetapi
suatu produk susu mengkampanyekan minum susu sebelum tidur untuk
membantu mempercepat proses pertumbuhan tubuh anak.
49
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 291
50
51
52
53
Ibid, hal 294
Ibid
Ibid, hal 295
Ibid
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selain itu variabel lain yang dapat digunakan dalam segmentasi perilaku
yaitu manfaat. Segmentasi manfaat merupakan upaya membagi pasar ke
sejumlah kelompok berdasarkan manfaat-manfaat yang berbeda yang dicari
oleh konsumen dari suatu produk.54
Segmentasi status pengguna yaitu membagi pasar berdasarkan kelompokkelompok non pengguna, bekas pengguna, calon pengguna, pengguna pertama,
dan pengguna tetap.55 Posisi perusahaan di pasar mempengaruhi fokusnya
terhadap pengguna. Para pemimpin pangsa pasar mmfokuskan cara supaya
dapat menarik calon pengguna, sedangkan perusahaan yang lebih kecil akan
memfokuskan diri supaya dapat menarik pengguna yang sudah ada agar
meninggalkan pemimpin pasar.56
Segmentasi tingkat penggunaan yaitu membagi pasar ke dalam kelompokkelompok pengguna kelas ringan, kelas sedang, dan kelas berat.57 Sedangkan
segmentasi status kesetiaan yaitu membagi berdasarkan kesetiaan konsumen.
58
2. Pembidikan pasar
Pembidikan pasar yaitu mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen, dan
memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. 59 Dalam mengevaluasi
54
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 296
55
56
57
58
Ibid, hal 297
Ibid
Ibid
Ibid, hal 298
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
segmen pasar yang berbeda-beda sebuah perusahaan harus mempertimbangkan
tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural
segmen, serta tujuan dan sumber daya perusahaan. 60
Setelah mengevaluasi segmen, perusahaan harus memutuskan segmen
mana yang akan menjadi target dan berapa banyak segmen yang akan
dilayani. 61 Hal itu berkaitan dengan pasar sasaran, yaitu seperangkat pembeli
yang memiliki kebutuhan dan karakteristik yang sama, yang diputuskan untuk
dilayani perusahaan. 62 Perusahaan dapat memilih pemasaran tanpa diferensiasi
atau pemasaran massal, pemasaran dengan diferensiasi atau membidik relung
pasar tertentu dan mendesain tawaran terpisah bagi masing-masing segmen,
dan pemasaran terkonsentrasi atau meraih pangsa pasar yang besar pada satu
atau beberapa subpasar.63
3. Memposisikan produk atau Positioning
Posisi produk adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen
berdasarkan beberapa atribut penting-tempat yang diduduki produk dalam
benak konsumen dibandingkan hubungan dengan produk-produk pesaing. 64
59
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 281
60
Ibid, hal 304
61
Ibid, hal 305
62
Ibid
63
Ibid, hal 307
64
Ibid, hal 311
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas positioning terdiri dari tiga langkah, yaitu mengidentifikasi
sejumlah keunggulan bersaing yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk
membangun posisi, memilih keunggulan bersaing yang tepat, dan memilihi
suatu strategi positioning produk secara menyeluruh.65
Perusahaan harus berhati-hati dalam memilih cara untuk membedakan
dirinya dari pesaing. Suatu perbedaan itu pantas dikembangkan jika memenuhi
kriteria berikut:66
1. Penting: Perbedaan tersebut memberikan manfaat yang sangat penting bagi
pembeli sasaran.
2. Khas: Pesaing tidak menawarkan perbedaan itu, atau perusahaan bersangkutan
dapat menawarkannya dengan cara yang lebih khas.
3. Unggul: Perbedaan itu unggul dibandingkan dengan cara-cara lain yang
mungkin memberikan manfaat yang sama kepada pelanggan.
4. Dapat dikomunikasikan: Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan dapat
dilihat oleh pembeli.
5. Sulit ditiru: Pesaing tidak mudah meniru perbedaan itu.
6. Terjangkau harganya: Pembeli dapat membayar perbedaan itu.
7. Mendatangkan laba: Perusahaan dapat memperkenalkan perbedaan itu dan
dapat meraih laba.
Setelah menentukan segmentasi, pembidikan pasar dan positioning
perusahaansiap untuk merencanakan bauran pemasaran atau marketing mix, salah
65
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004, hal 311
66
Ibid, hal 315
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
satu konsep utama dalam pemasaran modern. 67 Bauran pemasaran didefinisikan
sebagai kumpulan alat pemasaran taktis terkendali, meliputi produk, harga,
tempat, dan promosi, yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkannya di pasar sasaran. 68 Bauran pemasaran biasa dirumuskan
dengan 4P, yaitu product, price, place, promotion.
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. 69 Produk dapat juga berarti physical good yang bersifat
tangible, maupun jasa yang bersifat intangible atau bahkan seseorang seperti
Osama Bin Laden, Michael Jordan, dsb, atau tempat seperti Mekkah, Paris, atau
organisasi seperti Red Cross, PBB, Al Qaedah, atau ide seperti perdagangan
bebas, liberalism, dsb. 70
Menurut Philip Kotler, produk dapat berupa objek fisik jasa yang
ditawarkan perusahaan. Misalnya produk perbankan (deposito, tabungan, ATM,
dsb), produk asuransi (asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan),
produk dari perusahaan konsultan (manajemen, marketing, sumber daya manusia,
keuangan).71
67
68
69
70
71
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2008, hal. 62
Ibid
Ibid
Freddy Rangkuti, The Power Of Brands, Teknik mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merk, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hal. 147
Ibid
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perbedaan Produk dan Jasa:
Produk
Jasa
1. Bersifat tangible
1. Bersifat intangible
2. Dapat disimpan
2. Tidak dapat disimpan
3. Kualitasnya dapat distandarisasi
3. Kualitasnya bervariasi sepanjang
waktu
Elemen aktual dari psysical product meliputi branding, packaging,
warranty dan guarantee serta pengiriman, sebagaimana dilihat pada diagram
berikut:
Installation
Packaging
Delivery &
Credit
Features
Brand Name
Core
Benefit/
service
Quality level
After Sales
Service
Design
Warranty
Berdasarkan diagram ini, core business suatu perusahaan adalah produk
atau jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut, termasuk faktor pendukung
yang bersifat intangible, seperti layanan purna jual dan pemasangan.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada umumnya yang diinginkan pelanggan terhadap suatu produk bukan
semata-mata kemampuan perusahaan memperbaiki produk yang rusak, tetapi
sering bersifat kualitatif dan intangible, yaitu merupakan total pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan terhadap produk tersebut secara integral. Jasa yang
diberikan terhadap suatu produk bukan suatu peristiwa (dalam periode waktu
tertentu saja), melainkan proses panjang dalam menciptakan lingkungan kepada
pelanggan mengenai informasi, keamanan, dan kenyamanan. Prinsip ini
merupakan dasar dalam membangun loyal customer relationship. 72
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran. Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan
manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. 73
Ada kekhawatiran yang menyatakan bahwa konsep 4P merupaan sudut
pandang penjual tentang pasar, bukan sudut pandang pembeli. 74 Dari sudut
pandang pembeli, bauran pemasaran digambarkan dengan 4C, Customer solution
(Solusi
Pelanggan),
Customer
Cost
(Biaya
Pelanggan),
Convenience
(Kenyamanan), Communication (Komunikasi). Oleh karena itu, sementara para
pemasar melihat diri mereka menjual produk, para pelanggan menganggap diri
mereka membeli nilai atau solusi terhadap masalah mereka. 75
72
Ibid hal. 149
73
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2008, hal. 62
74
Ibid hal. 63
75
Ibid
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan kesatuan dari seluruh program
pemasaran yang dilakukan perusahaan atau organisasi, untuk mengidentifikasi
cara berkomunikasi dalam mempromosikan produk maupun jasa mereka kepada
konsumen.76
Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima
metode komunikasi dalam pemasaran, yaitu advertising (periklanan), sales
promotion (promosi penjualan), public relations (hubungan masyarakat), personal
selling (penjualan prsonal), dan direct selling (penjualan langsung).77 Strategi
Marketing Communication yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari
kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. 78
Untuk merencanakan kegiatan komunikasi pemasaran, perusahaan harus
terlebih dahulu melakukan analisis-analisis terhadap beberapa hal. Seperti analisis
peluang pasar yang mencakup karakteristik dan kebutuhan pasar, strategi produk,
tempat, daya beli masyarakat, saluran distribusi, dan sebagainya.79 Kemudian
analisis pesaing, untuk mengetahui kondisi persaingan di pasar yang akan
dimasuki, dan analisis pasar sasaran. 80
76
George E Belch and Michael A Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 6
77
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik dan
Strategi, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009, hal. 2
78
Ibid, hal. 1
79
Ibid hal. 65
80
Ibid, hal. 68
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terdapat
tiga
tahap
dalam
komunikasi
pemasaran
(marketing
communication), antara lain: 81
1. Segmentasi pasar
2. Menentukan segmentasi dengan produk yang spesifik atau bentuk promosi
3. Menentukan posisi produk sebagai suatu produk yang dapat memuaskan
konsumen dengan cara yang berbeda (diferensiasi) dari pesaing yang
diwujudkan dalam bentuk pesan khusus
Dalam
kegiatan
komunikasi
pemasaran
dikenal
adanya
konsep
Komunikasi Pemasaran Terpadu untuk membantu perusahaan mewujudkan
kegiatan promosi yang efektif dan efisien sehingga memberikan efek komunikasi
yang maksimal kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. Efek tersebut
dapat dibagi menjadi tiga tahapan, antara lain: 82
1. Perubahan pengetahuan
Konsumen mengetahui keberadaan suatu produk., untuk apa produk itu
diciptakan, dan ditujukan untuk siapa.
2. Perubahan sikap
Menurut Sciffman dan Kanuk, perubahan sikap dapat dilihat dalam
tricomponent attitude changes, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan)
dan konasi (perilaku).
81
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik dan
Strategi, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009, hal. 69
82
Ibid
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Perubahan perilaku
Membentuk pola konsumen agar tidak beralih pada produk lain dan terbiasa
menggunakannya.
2.4
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
(Integrated
Marketing
Communication)
Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep dari perencanaan
komunikasi pemasaran yang memberikan nilai tambah dari perencanaan
komprehensif, dan mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin
komunikasi. Misalnya mengkombinasikan periklanan, pemasaran langsung,
promosi penjualan dan hubungan masyarakat, untuk mendapatkan kejelasan,
konsistensi dan efek yang maksimal. 83
Menurut Don Schultz, akademisi Universitas Northwestern, Komunikasi
pemasaran terpadu adalah proses strategis dalam bisnis yang digunakan untuk
merencanakan, pengembangkan, mengeksekusi dan mengevaluasi, dan mengukur
program-program komunikasi persuasif merk tehadap konsumen, pelanggan,
prospek, karyawan, asosiasi dan target lainnya, baik internal maupun eksternal
audiens. Dalam jangka pendek tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan
dalam keuangan, sedangkan dalam jangka panjang tujuannya untuk membangun
merk dan nilai untuk pemegang saham. 84
83
George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 9
84
Ibid hal 10
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Disamping itu alasan utama bagi perusahaan dalam mengembangkan
komunikasi pemasaran terpadu yaitu karena konsep ini memegang peranan
penting dalam proses mengembangkan dan mempertahankan identitas merk
(brand identity) dan ketahanan merk (brand equity). Membangun dan mengatur
secara tepat ketahanan merk adalah prioritas utama untuk perusahaan-perusahaan
dalam skala apapun, dalam industri apapun, dan dalam pasar apapun. 85
Identitas merk adalah kombinasi dari berbagai faktor, seperti nama, logo,
simbol, desain, kemasan dan knerja produk atau jasa yang merupakan gambaran
(image) atau asosiasi yang datang dari pikiran konsumen mengnai produk
tersebut.86 Image tersebut bisa jadi dihasilkan dari berbagai bentuk kegiatan
Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dilakukan oleh perusahaan. Tentunya
perusahaan menginginkan produknya memiliki image yang baik di mata
konsumen. Untuk mencapai kesuksesan itu pemasar harus menggunakan alat-alat
promosi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
2.4.1 Alat-Alat dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu (Promotion Mix)
Promosi merupakan usaha yang dilakukan penjual untuk mengatur
saluran-saluran komunikasi dan melakukan persuasi untuk menjual produk atau
jasa
maupun
85
Ibid, hal 15
86
Ibid, hal 16
mempromosikan
ide.87
Alat-alat
yang
digunakan
untuk
87
George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 18
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengkomunikasikan tujuan perusahaan itu disebut promotion mix atau bauran
pemasaran.
Berikut adalah elemen-elemen dalam kegiatan promosi yang memegang
peranan penting dalam program Komunikasi Pemasaran Terpadu:
1. Advertising atau periklanan, yaitu segala bentuk komunikasi nonpersonal
berbayar yang berhubungan dengan perusahaan, produk, jasa maupun ide,
dengan sponsor tertentu.88 Komunikasi nonpersonal mengacu pada komunikasi
massa yang dilakukan melalui media seperti televisi, radio, koran, dan
sebagainya,
yang
memaparkan pesan kepada khalayak
luas,
secara
bersamaan.89
2. Direct Marketing atau pemasaran langsung, yaitu komunikasi langsung antara
perusahaan dengan target konsumen untuk menghasilkan respon atau
transaksi. 90 Salah satu alat yang penting dalam pemasaran langsng yaitu direct
response advertising. Direct response advertising dilakukan dengan cara
melakukan promosi yang mendorong konsumen membeli produk saat itu juga,
misalnya dengan surat elektronik atau direct mail. Perusahaan bisa
mengirimkan katalog online kepada konsumen dan mempermudah konsumen
untuk memesan produk tersebut melalui fasilitas pembayaran dengan kartu
kredit atau transfer.91 Dalam kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu, direct
88
89
90
Ibid
Ibid
Ibid, hal 22
91
George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 22
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
marketing memiliki peranan yang penting, terutama untuk memasarkan produk
maupun jasa business to bussiness. Untuk itu perusahaan sebisa mungkin selalu
memperbarui database pelanggan mereka untuk tetap terhubung dengan para
pelanggan. Selain menggunakan surat elektronik, praktek direct selling di
perusahaan juga dilakukan melalui telepon, atau disebut telemarketing.92
3. Interactive/Internet Marketing, yaitu kegiatan promosi yang memungkinkan
terjadinya komunikasi dua arah, antara perusahaan atau pemasar, dengan
konsumen. Interactive/internet marketing memungkinkan konsumen terlibat
langsung bahkan memodifikasi bentuk dan isi dari informasi yang mereka
terima di kehidupan nyata.93 Dengan begitu konsumen atau pengguna internet
dapat berperan dalam beberapa fungsi, diantaranya menerima dan mengubah
informasi dan gambar, menyampaikan pertanyaan, merespon pertanyaan, dan
tentu saja melakukan pembelian.94
4. Sales promotion atau promosi penjualan, yaitu aktivitas pemasaran yang
memberikan nilai tambah atau intensif dalam menghadapi persaingan
penjualan, distributor, atau konsumen pokok, dan dapat mendorong penjualan
secepatnya. 95 Berbagai hal yang dilakukan dalam strategi promosi penjualan
antara lain dengan kupon, sampling, diskon, bonus, dan sebagainya.
92
93
94
Ibid
Ibid
Ibid
95
George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 24
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Personal selling atau penjualan personal, yaitu suatu bentuk komunikasi
personal dimana penjual mencoba merayu pembeli berprospek untuk membeli
produk atau jasa yang ditawarkan. 96 Penjualan personal juga berperan dalam
menghasilkan efek dan timbal balik secepatnya karena presentasi yang
dilakukan pemasar dapat langsung dinilai dengan reaksi yang ditunjukkan
konsumen.
2.4.2 Proses Perencanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Berikut tahapan-tahapan dalam perencanaan program Komunikasi
Pemasaran Terpadu:97
1. Review Of Marketing Plan
Menganalisa perencanaan pemasaran, dengan cara memeriksa kembali tujuan
dan rencana pemasaran, menganalisa peran periklanan dan promosi dalam
kegiatan pemasaran, menganalisa pesaing dan menganalisa pengaruh
lingkungan.
2. Analysis Of Promotional Program Situation
Menganalisa situasi program promosi, baik internal maupun eksternal. Analisis
internal dapat dilakukan oleh departemen promosi di perusahaan yang
bersangkutan
untuk
menganalisa
kemampuan
perusahaan
mengimplementasikan program-program promosi. Setelah itu dilakukan
evaluasi dan seleksi terhadap program-program promosi yang akan digunakan,
96
Ibid, hal 26
97
Ibid, hal 31
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lalu menganalisa hasil dari program yang dilakukan sebelumnya. Analisis
eksternal dapat dilakukan dengan menganalisa perilaku konsumen, segmentasi
pasar dan pasar sasaran, maupun posisi pasar.
3. Analysis Of Communications Process
Menganalisa proses komunikasi, yaitu dengan cara menganalisa proses
penerimaan pesan, sumber, pesan, saluran yang digunakan, dan menetapkan
tujuan komunikasi.
4. Budget Determination
Menganalisa anggaran, yaitu menyusun anggaran promosi yang mungkin aan
digunakan dan mengalokasikannya.
5. Develop Integrated Marketing Communications Program
Mengembangkan program-program Komunikasi Pemasaran Terpadu. Setelah
menganalisa berbagai faktor, perusahaan atau pemasar akan menemukan alatalat promosi apa saja yang akan digunakan dalam kegiatan ini. Tim pemasaran
harus menyusun tujuan penggunaan masing-masing alat promosi tersebut,
anggaran yang dibutuhkan untuk setiap alat promosi, menetapkan pesan yang
akan disampaikan kepada konsumen melalui masing-masing alat promosi
tersebut, dan mengembangkan strategi yang akan dilakukan.
6. Integrate and Implement Marketing Communications Strategies
Mengkombinasikan
Pemasaran.
dan
Setelah
mengimplementasikan
perencanaan
selesai,
maka
strategi
Komunikasi
perusahaan
tinggal
mempraktekkan semua strategi yang telah ditetapkan, seperti membuat iklan,
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan pembelian media, dan mendesain serta mengimplementasikan
berbagai program promosi.
7. Monitoring, Evaluate, and Control Integrated Marketing Communications
Program
Mengawasi, mengevaluasi dan mengotrol program Komunikasi Pemasaran
Terpadu yang sudah dijalankan. Evaluasi dilakukan terhadap hasil atau
efektifitas program, dan membuat pengukuran untuk mengontrol pelaksanaan
strategi-strategi promosi yang dijalankan.
2.5
Kegiatan Pemasaran Politik
Pemasaran politik merupakan faktor penting untuk mendorong kesuksesan
kandidat (calon pemimpin) dalam bursa persaingan politik. Untuk menjadi
pemenang, kandidat harus mengerti pasar, yaitu para pemilih dan kebutuhan dasar
mereka, aspirasi-aspirasi yang disampaikan dan daerah pemilihan. 98
Menurut Lock dan Harris (1996) terdapat beberapa karakteristik mendasar
yang membedakan marketing politik dengan marketing dalam dunia bisnis, antara
lain :
1. Pada setiap pemilihan umum, semua pemilih memutuskan siapa yang mereka
pilih pada hari yang sama. Hampir tidak tidak ada perilaku pembelian produk
dan jasa dalam dunia usaha seperti perilaku yang terjadi selama pemilihan
umum.
98
Bruce I. Newman, Handbook Of Political Marketing, California: Sage Publications, 1999, hal 3
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Meskipun beberapa pihak berargumen tentang adanya biaya individu dalam
jangka panjang atau penyesalan (dalam bahasa ekonomi) sebagai akibat
keputusan yang diambil ketika melaksanakan pencoblosan dalam pemilu, pada
kenyataannya tidak ada harga langsung ataupun tidak langsung yang terkait
dengan pencoblosan. Hal inilah yang paling membedakan konsep pembelian
(purchase) dalam politik dibandingkan dengan pembelian yang terdapat dalam
dunia bisnis.
3. Meskipun tidak ada harga spesifik yang terkait dengan pencoblosan yang
dilakukan, pemilih harus hidup dengan pilihan kolektif, meskipun kandidat
atau partai yang memenangkan pemilu bukan pilihan mereka. Hal ini
membedakan pilihan publik dengan proses pembelian yang terjadi dalam
pasar ekonomi. Dalam proses pembelian di pasar ekonomi, produk, dan jasa
yang dikonsumsi adalah yang mereka beli. Pembeli dapat menolak konsumsi
atas barang-barang yang tidak disukai. Sedangkan dalam politik, ketika partai
atau kandidat mereka kalah, pihak yang kalah ini harus hidup dan menelan
kenyataan atas berkuasanya kandidat serta partai yang memenangkan pemilu.
4. Produk politik atau kandidat individu adalah produk tidak nyata (intangible)
yang sangat kompleks, tidak mungkin dianalisis secara keseluruhan. Sebagai
konsekuensinya, kebanyakan pemilih menggunakan judgment terhadap
seluruh konsep dan pesan yang diterima.
5. Meskipun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengubah
arah dan platform partai politik, kemungkinan untuk meluncurkan brand
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
politik yang baru sangatlah sulit. Soalnya, brand dan image politik pada
umumnya sudah melekat dengan keberadaan partai tersebut.
6. Pemenang pemilu akan mendominasi dan memonopoli proses pembuatan
kebijakan politik. Pemenang pemilu akan mendapatkan hak dan legitimasi
untuk melakukan semua hal yang mengatur keteraturan sosial dalam
masyarakat.
7. Dalam banyak kasus marketing di dunia bisnis, brand yang memimpin pasar
cenderung untuk tetap menjadi leader dalam pasar. Sedangkan dalam politik,
pihak yang berkuasa akan dapat dengan mudah jatuh menjadi partai yang
tidak popular ketika mengeluarkan kebijakan publik yang tidak popular seperti
menaikkan pajak dan menaikan harga bahan bakar minyak. Reputasi politik
dapat meroket dan dengan cepat jatuh tenggelam hingga ke dasar yang paling
dalam. 99
Seperti halnya perusahaan, penggerak partai politik maupun politisi juga
membutuhkan manajemen dalam mengelola kegiatan-kegiatan promosi dan
pemasaran untuk menarik hati rakyat. Mengacu pada elemen-elemen dalam
bauran pemasaran atau marketing mix yang biasa disingkat 4P, terdapat empat
senjata yang digunakan untuk memasarkan produk, yaitu product, price, place
dan promotion.100
99
Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008, hal 200
99
Ibid, hal 129-130
100
Ibid, hal 200
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Product atau produk bisa diterjemahkan sebagai partai politik atau politisi
yang mencalonkan diri. Niffenegger membagi produk politik dalam tiga kategori,
yaitu:101
1. Party platform partai atau kandidat yang berisi konsep, identitas, ideologi dan
program kerja sebuah institusi politik.
2. Post record atau catatan tentang hal-hal yang dilakukan di masa lalu dalam
pembentukan sebuah produk politik.
3. Personal Characteristic atau karakteristik personal seorang kandidat atau
partai dalam memberikan citra, simbol dan kredibilitas sebuah produk politik.
O’Shaughnessy (2001) memberikan beberapa karakteristik tentang produk
politik. Partai politik menjual produk yang bersifat:
1. tidak nyata (intangible product)
2. sangat terkait dengan sistem nilai (value laden)
3. di dalamnya melekat janji dan harapan akan masa depan
4. di dalamnya terdapat visi yang bersifat atraktif
5. kepuasan yang dijanjikan tidaklah segera tercapai, tetapi hasilnya lebih bisa
dinikmati dalam jangka panjang
6. tidak pasti dan bisa ditafsirkan macam-macam (multi-interpretable)
Sementara Harrop (1990) melihat bahwa sebenarnya partai politik dapat
dikategorikan sebagai intitusi penyedia jasa (service-organisation), sehingga
produk politiknya pun dapat dilihat sebagai jasa. Namun, produk politik tidak
dapat hanya dilihat sebagai jasa dan komoditas yang dikomersialkan, karena
101
Ibid
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terdapat sistem nilai yang tidak dapat dipisahkan dengannya. Kompleksitas
produk politik membuat para pemilih menghadapi kesulitan untuk menilai semua
hal
mengenainya,
termasuk
masa
lalu
partai
politik
bersangkutan.
Konsekuensinya proses pemilihan politik sangat erat terkait dengan bias.
Butler dan Collins (1994) menyatakan adanya tiga dimensi penting yang mesti
dipahami dari sebuah produk politik,
1. person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi)
2. loyalty (kesetiaan)
3. mutability (bisa berubah-ubah)
Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah identitas sebuah
institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para pemilih akan menilai dan
menimbang kandidat, partai politik dan ideologi mana yang kiranya akan berpihak
dan mewakili suara mereka. Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai
oleh sebuah institusi politik. Hubungan antara instituis dengan pemilih adalah
kontrak sosial. Untuk menjaga loyalitas, institusi politik harus menjaga
kepercayaan publik atas kontrak sosial ini.
Karaktersitik lainnya adalah mutability, bahwa keberpihakan publik bisa
berubah-ubah. Ciri ini terjadi karena periode pasca pemilu yang biasanya ditandai
dengan adanya koalisi antar institusi politik untuk menggabungkan perolehan
suara dan konsensi ideologi. Koalisi biasanya ditandai dengan kompromi dan
publik seringkali kecewa karena partai atau pribadi yang mereka anggap mewakili
mereka justru bergabung dengan pihak yang merugikan mereka.102
102
Ibid, hal 201
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Price atau harga bisa dalam marketing politik menyangkut banyak hal,
mulai dari ekonomi, psikologis, sampai citra nasional. Menurut Niffenegger,
harga politik dalam markeing politik adalah bangunan psikologis yang dibentuk
oleh perasaan pemilih atas harapan dan ketidaknyamanan nasional, ekonomi, dan
psikologi. Perbedaan antara harga dalam marketing politik dengan marketing
komersial adalah tidak dikenakannya biaya kepada pasar dalam proses pembelian
produk politik. Sebagai contoh, pemilih tidak dikenakan biaya untuk memilih
partai atau kandidat.103
Place atau tempat dapat diterjemahkan sebagai wilayah pemilihan.
Misalnya untuk pilkada tentu cakupan wilayahnya pada daerah tertentu saja, tidak
seluas pemilihan presiden yang mencakup satu wilayah negara. Menurut
Hanneberg, place merupakan distribusi kandidat sebagai pengganti produk
melalui kegiatan-kegiatan kampanye dan tatap muka dengan masyarakat. Jadi
partai atau kandidat juga harus memperhatikan wilayah mana saja yang perlu
dijamah dan bagaimana mencapai wiayah tersebut. 104
Promotion atau promosi dalam pemilihan partai politik hampir sama
pelaksanaannya dengan promosi produk atau jasa komersial. Dalam hal ini
promosi menyangkut cara-cara yang digunakan dalam menyebarluaskan dan
mempropagandakan produk politik. 105 Promosi dapat mengacu pada Promotion
mix atau bauran promosi yang terdiri dari advertising atau periklanan, personal
103
104
105
Ibid hal 205
Ibid
Ibid hal 203
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
selling atau penjualan personal, sales promotion atau promosi penjualan, direct
selling
atau penjualan langsung,
dan public rellation
atau hubungan
masyarakat.106
Dalam kegiatan pemasaran politik terdapat lima hal yang berkaitan, antara
lain
pemilih
(voters),
partai
politik
(party
organization),
kontributor
(contributors), media, dan daerah pemilihan.107
2.5.1 Strategi Marketing Politik
Seperti halnya kegiatan pemasaran komersial, pemasaran politik juga
memerlukan perencanaan strategis. Berikut tahapan dalam marketing politik:108
1. Environmental research atau menganalisa situasi lingkungan. Analisa
dilakukan berdasarkan kondisi ekonomi daerah pemilih, kepuasaan pemilih, isu
dan fokus yang mewarnai pemilihan umum, kondisi demografis daerah
pemilihan, dominasi partai politik, kondisi politis daerah pemilihan, dan tinggi
atau rendahnya pemilih pada daerah tersebut.
2. Internal and external Assessment Analisis atau menganalisa kondisi eksternal
maupun internal. Analisa internal dilakukan berdasarkan posisi kandidat,
apakah sebagai pemegang jabatan, atau penantang, peluang kandidat dalam
kampanye, kekuatan dan kelemahan kandidat, kekuatan dan kelemahan partai.
106
George E. Belch and Michael A. Belch, Advertising& Promotion: Integrated Marketing
Communications Perspective, New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004, hal 18
107
Bruce I. Newman, Handbook Of Political Marketing, California: Sage Publications, 1999, hal 5
108
Ibid, hal 8
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sedangkan analisa eksternal dapat dilihat dari kelebihan dan kelemahan
kompetitor.
3. Strategic Marketing atau strategi pemasaran, yaitu mensegmentasikan pasar,
menetapkan target dan memposisikan kandidat di mata pemilih. Hal ini
berkaitan dengan image kandidat yang dibangun berdasarkan pelayanan yang
dilakukan terhadap masyarakat, isu yang berkembang mengenai kandidat, dan
kedekatan hubungan kandidat dengan masyarakat pemilih.
4. Goal setting and campaign strategy, yaitu menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dan merencanakan strategi kampanye yang tepat. Hal ini dimulai
dengan memposisikan karakter dan konsep kandidat, untuk membentuk image
yang diinginkan. Kemudian memposisikan latar belakang dan kecakapan yang
dimiliki kandidat, membentuk pesan utama yang ingin disampaikan kepada
pemilih, serta menentukan strategi yang tepat untuk memenangkan hati para
pemilih.
5. Communication distribution and Organization plan atau merencanakan strategi
komunikasi dan mendistribusikannya. Seperti halnya kegiatan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, kampanye politik dilakukan dengan memanfaatkan
berbagai alat, seperti periklanan, publisitas, endorser, maupun penampilan
personal kandidat. Dalam periklanan perlu dilakukan pemilihan media yang
tepat dan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut. Disamping
pemilihan alat promosi juga dibutuhkan tenaga pendukung untuk membantu
proses komunikasi, seperti tim penggalang dana, tim peneliti, tim media dan
publisitas, tim pengurus partai, dan kader-kader partai yang bersangkutan.
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Key markets and outcomes, yaitu target utama dan hasil yang dicapai. Hasil
yang dicapai dalam kampanye politik bergantung pada para pemilih di daerah
yang bersangkutan, kontributor, media dan publisitas.
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download