Lembaran Informasi 682--Telaprevir

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 682
TELAPREVIR
Apa Itu Telaprevir?
Telaprevir adalah obat yang dipakai
sebagai bagian dari terapi antiviral
terhadap virus hepatitis C (HCV). Nama
merek di Amerika Utara adalah Incivek.
Di Eropa namanya Incivo. Waktu dalam
perkembangan, obat ini disebut sebagai
VX-950. Obat ini dibuat oleh Vertex
Pharmaceuticals.
Telaprevir adalah protease inhibitor
HCV. Obat golongan ini menghambat
pekerjaan enzim protease. Dengan ini,
replikasi virus menjadi lebih sulit. Lihat
langkah 6 dalam siklus hidup HCV pada
Lembaran Informasi (LI) 670.
Telaprevir adalah salah satu obat
pertama yang menghambat siklus hidup
HCV secara langsung. Obat yang dikembangkan sebelumnya untuk mengobati
HCV adalah interferon dan ribavirin (lihat
LI 680). Obat macam itu terutama bekerja
dengan menguatkan sistem kekebalan
tubuh untuk melawan infeksi. Telaprevir
harus dipakai dalam kombinasi bersamaan
dengan interferon pegilasi dan ribavirin
(pegIFN/RBV). Telaprevir tidak boleh
dipakai tanpa obat lain.
Siapa Sebaiknya yang Memakai
Telaprevir?
Telaprevir disetujui pada 2011 sebagai
obat antiviral untuk orang terinfeksi HCV
genotipe 1, dengan hati yang masih
berfungsi. Orang dengan sirosis hati yang
dekompensasi (labil) sebaiknya tidak
memakai telaprevir. Tanda sirosis dekompensasi dapat termasuk perdarahan akibat
varises (vena yang terpuntir) di tenggorokan dan perut, asites atau ensefalopati.
Telaprevir belum diteliti pada orang
berusia di bawah 18 tahun, atau pasien
pencangkokan hati. Hanya ada sedikit
informasi mengenai penggunaan oleh
orang terinfeksi HIV atau virus hepatitis
B (HBV).
Penggunaan telaprevir bersamaan
dengan pegIFN/RBV meningkatkan
kemungkinan pemberantasan infeksi
HCV genotipe 1 dibandingkan penggunaan hanya pegIFN/RBV.
Bagaimana dengan Resistansi
terhadap Obat?
Beberapa virus HCV baru dapat membawa mutasi, yang berarti virus tersebut
sedikit berbeda dengan virus asli. Beberapa virus bermutasi dapat tetap
replikasi walau kita memakai obat antiHCV. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja
lagi. Hal ini disebut sebagai ‘mengembangkan resistansi’ terhadap obat tersebut.
Resistansi dapat segera berkembang.
Sangat penting memakai ARV sesuai
dengan petunjuk dan jadwal, serta
tidak melewati atau mengurangi dosis.
Jika viral load HCV masih terlalu tinggi
setelah 4 minggu pengobatan, dokter
mungkin akan mengusulkan kita berhenti
penggunaan telaprevir agar menghindari
perkembangan resistansi.
Bagaimana Telaprevir Dipakai?
Telaprevir dipakai melalui mulut sebagai tablet 375mg. Dosis normal untuk
orang dewasa adalah 750mg tiga kali
sehari. Pakai dosis dengan jarak waktu 79 jam. Kita harus pakai dua tablet setiap
kali, dengan total enam tablet per hari.
Telaprevir harus dipakai bersamaan
dengan pegIFN/RBV. Interferon disuntik
di bawah kulit, dan ribavirin dipakai
melalui mulut (lihat LI 680).
Penggunaan telaprevir berdasarkan
“terapi dituntun oleh tanggapan/response
guided therapy.” Jangka waktu pengobatan tergantung pada bagaimana viral
load HCV dikendali pada awal pengobatan.
Dalam sebagian besar kasus, telaprevir
dipakai selama 12 minggu. Pengobatan
diteruskan dengan pegIFN/RBV. Pasien
dengan tanggapan yang baik terhadap
telaprevir meneruskan untuk 12 minggu
lagi. Pasien lain memakai pegIFN/RBV
untuk 36 minggu, dengan total 48 minggu
pengobatan. Pengobatan dianggap gagal
bila viral load lebih dari 1.000 IU pada
minggu ke-4. Jika ini terjadi, penggunaan
telaprevir sebaiknya dihentikan.
Telaprevir harus dipakai dengan makan.
Cara ini meningkatkan tingkat obat dalam
darah. Telaprevir membutuhkan lemak
dalam perut agar diserap dengan baik.
Jangan hanya memakai makanan lemak
rendah atau bebas lemak. Telaprevir harus
disimpan pada suhu ruang.
Apa Efek Samping Telaprevir?
Telaprevir dapat menyebabkan penurunan pada hitung sel darah merah
(anemia, lihat LI 552). Suatu efek sam-
ping lain yang penting adalah ruam kulit,
yang dapat dialami oleh lebih dari separuh
pengguna. Pajanan pada cahaya matahari
dapat memicu atau memburukkan ruam
ini. Diusulkan penggunaan pelindungan
terhadap cahaya matahari dengan sunscreen dan pakaian.
Efek samping lain yang umum disebabkan oleh telaprevir termasuk gatal, mual,
diare (lihat LI 554), dan muntah. Beberapa orang mengembangkan wasir, rasa
tidak nyaman atau gatal di sekitar dubur,
atau indera rasa yang aneh (disebut
sebagai disgeusia).
Oleh karena telaprevir selalu dipakai
bersamaan dengan ribavirin, yang dapat
menyebabkan cacat lahir yang berat, kita
tidak boleh memakai telaprevir bila kita
atau pasangan kita adalah hamil atau ingin
menjadi hamil. Kita atau pasangan kita
harus menghindari menjadi hamil untuk
enam bulan setelah penggunaan terapi
kombinasi dengan telaprevir dihentikan.
Lihat LI 680 untuk informasi lebih
lanjut mengenai efek samping interferon
dan ribavirin.
Pastikan dokter diberi tahu mengenai
semua efek samping yang kita alami.
Bagaimana Telaprevir
Berinteraksi dengan Obat Lain?
Terapi kombinasi telaprevir dapat
berpengaruh pada penguraian obat lain
oleh hati kita. Interaksi ini dapat
mengubah jumlah masing-masing obat
yang masuk ke aliran darah kita dan
mengakibatkan overdosis atau dosis
rendah.
Obat yang harus diperhatikan termasuk
ARV, obat untuk mengobati kolesterol
tinggi (statin), rifampisin untuk mengobati
TB, obat untuk disfungsi ereksi (mis.
Viagra), obat antijamur dengan nama yang
diakhiri dengan “-azol”, obat untuk
tekanan darah tinggi, antibiotik, obat
sedatif (benzodiazepin), obat antidepresi,
hormon KB, dan lain-lain.
Jamu St. John’s Wort (lihat LI 729)
menurunkan tingkat beberapa jenis
protease inhibitor dalam darah. Jangan
memakai jamu ini bersamaan dengan
telaprevir.
Interaksi baru terus-menerus diketahui. Pastikan dokter tahu SEMUA
obat, suplemen dan jamu yang kita
pakai.
Ditinjau 7 April 2014 berdasarkan FS 682 The
AIDS InfoNet 7 November 2013
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download