....- , .. .. •• , '-• ) - -. . -. " -~ " , • • .. . -.. . ..--. .. --. -.. -. -, -----_ . .. . -. .... . ..... . .. , - - '-- . . -~ ~ • • . -- -. .--' '. • • • • ' • Media • -- - Hr/lgl/bln / lhn : • - ' Hlm/klm • -..= -------~-------- • , • Seniman Prancis berkolaborasi dengan Slamet Gundono . mengangkat kisah punakawan Kartala. Sayang, tutu ran bahasa Prancis dan • peran dominan Slamet menyebabkan pentas ini kehilangan keistimewaan. I "Lelaki itu tal< bisa menghentikan kematian, tapi dia enggan menerimanya... Lebah atau kecoak sama saja selama jutaan tahun. Tapi ilia, ilia mengubah tubuhnya dan planet JAKARTA • • Ull. .. • 11 ltulah nukilan monolog Le Voyage de Pena:zar (perjalanan /(artaIa) karya dramawan PI ancis, Francois Cervantes, pada 1999. Di Teat~ Arena Taman Budaya 21 naskah itu dipentaskan Catherine Germain (pemeran Kartala) dan Sanggar Negeri Suket pimpinan Slanlet Gundono. Pentas dibuka dengan Slamet Gundono bersama empat kru musiknya naik ke panggung sambil menembang lawa dan menabuh rebana Panggungnya sederhana, hanya berisi meja pendek. Mereka tak duduk di bangku, tapi ili tepi panggung. Slamet lalu bersuluk seperti layaknya dalang. Muncul Germain dari balik tirai kain batik yang disorot lampu dari belakang panggung. Dia seperti terhuyung-huyung dan ketika keluar terlihat ranlbut hitamnya yang panjang itu tergerai. Dia letih, seolall-olall baru saja menye!esaikan sebuall perjalanan panjang. Gel main berbusana khas kaurn borjuis Prancis lengkap dengan destar panjang bel1l1otit bunga yang di luarnya masih ju ball bergaris dan ditutupi rompi berbordir emas. Sementara tangannya dibalut kaus tangan putih dan kakinya ditutllP sepatu kullthitam. WajallOya topeng Pen azar, topeng putih, beollata lebar dan hanya menutup sampai bawab hidung. Dari lubang mata ter1iJlat mata cokelat Germain menerawang. Gerakannya patah-patah seakan ingin memperlihatkan petjalanan hidupnya yang patah pula. "Naskah ini terinspirasi oleh 'pellemuan topeng yang digunakan dalam pementasan ini," kata sang penulis sebelwn pentas dimulai. Topeng itu diternukan Cervantes dan Gel main di sebuah toko barang-barang antik dari Asia di Prancis. Topeng itu topellg Bali yang menyerupai penasar cenikan (punakawan) alias Kartala Dalam drama tradisional Ball, Kru1ala adalall abdi dalern raja Bali. Di tangan Cervantes lantas lahir sebum drama petualangan . Kartala yang cukup berhasil dipentaskan di seluruh Prancis. Sampai kini, gl up teater L'Entreprise yang didirikan CelVantes pada 1996 sudall slldall mementaSkaIUlya 150 kali. Le Voyage de Penazar mengisahkan Kartala. abd i tia raja Jenggala di abad k 15. Kat tala dipaksa hengkang ke Bali ketika junjungannya dikudeta dan lewa dalam pcperangan. Sambil membawa rindu dendrullnya pada sang raja, dia melanglrutg bu- - - • , - -. _. . ------'- - ' ~ .. . .,... ... . , , -, . . .. .... - - . . " -' . -, -.- - ~ , ., ' . ' . - .. -" "" , Jj ~--------------------... .. -. , ----._--, Media ---------------.------~ .. HI/ tgllbln/ lhn : . .... ---' - Hl m/k lm - '.= '---- - - - -- - - - ---- - - ..., , ' - , • ' , , • TENlPOIIMRON ROSVID , • ana ke TllTIur Tengah dan Kaukasia Pada abad ke-18 ia elljual sampai akhimya tersimpan ell sebuah toko barang antik di Paris abad ke-21. Pentas ini berlangsung ma 1,5 jam ell hadapan sekitar 150 penonton, Di situ Gennain menan-nan dan bicara. Tannya mirip tan topeng ell daerah timur Jawa, sctidaknya Banyuwangi. Tapi, "Saya tidak tallU mengenai jcni tan itu. Saya bergerak tanpa beban perti yang biasa saya lakukan saat memerankan badut pada beberapa pertunjukan teater saya ell Prancis." kata Gel main. Namun, pentas ini terbentllr masalah komunikasi. ebuall monolog biasanya bertumpu pada narasi aktor. Karena GeJ11lain berkisah dalam bahasa Prancis, tak banyak penonton yang m(.~ mallanunya Satu-satunya acuan aclalall tuturan yang disanlpaikan Slamet dalam bahasa Jawa ellalek Tegal berdasarkan Icrjemah,Ul bahasa Indoncsia olch Saraswati Wardanny. P rsoalarmya, Slanlet terlanl- pau dominan dan Germain seakan sekadar figuran. Slamet bukan saja menjadi dalang yang menjelaskan suasana dan menyajikan celita, tapi tiba·tiba bisa menjaell raja Jenggala atau Kartala. Gennain juga sadar, "Faktor bahasa membuat penonton kesulitan clan cenderung memilih untuk memperhatikan Slamet," ujar Gemlain. Memang bukan salah Slanlet kalau penonton lebih m mperhatikan ella ketimbang GCI main yang datang jauh-jauh dad Marseille. Prancis. D ngrul mengimprovisa i na kah yang diterj mahkan ke bahasa Indonesia oleh Saraswati Wardanny, Slamct bertingkall kocak. GClmain sendiIi tak bisa berbuat banyak, kecuali menjaga agar topengnya tetap hiclup, Gerakan Gelmain memrulg bukan untuJ< m mbru1gUl1 suasana atau m njelaskan peljalanan Kartala men mbus ruang clan waktu, Dia 1 bih menyuguhkrul ekspr 'si Or<Ulg abcli. Tatkala Kartala terbuang di TllTIur Tengah. misalnya, Slanlet m mba- ngun suasana clengan mengumandangkan aVl n. Sementara itu. Ge" nain bergerak seolaholah tersiksa. Paclang yang panas menyengat menimbulkan deIita luar biasa Lidal1l1ya teruIlU' clan baclannya berguling, men'bah dan berellIi Pertunjukan ini hampir kehilangan keistimewaaannya karena kolaborasinya belum matang. Hal ini berbeda deng<U1 kolaborasi L'entreplise dengan seniman Surabaya seperti Sunru'to, Subroto. Sono, ubiyantoro clan Cahyono kala mementaskan Epos Gilgamesh di Prancis pada 1997. Kolabora i itu menurut CelVrultc' lebih berhasil ketlmbang Le Voyage de Penazar sekarang. Saat itu para seniman sempat berlatih selruna cmpat bulrul. sem ntara PCI iaprul LR Voyage de Pel1azar h<U1ya mpat had. "Kruni hanya b rpros b bempa hrui dan ill! sangat tidak Ya, kruni menganggap pertunjukrul ini hrulyalah sebagai buah ksperim n untuk mencrui pengalrun:Ul," kala vrull s. • Imron losYld •