Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang
dibangun dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaan maka elit harus jeli
melihat peluang dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya. Elit
juga harus pintar memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dan
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2. Untuk memperkuat kekuasaan maka merapat dalam Negara menjadi
sangat penting bagi elit tradisional, hal ini dikarenakan pada saat ini
pemimpin institusi modern mengendalikan sistem politik dan Negara lah
yang memiliki berbagai akses sumberdaya bahkan semua sumberdaya kini
dikuasai dan ditentukan oleh Negara sehingga elit tradisional memilih
merapat dalam institusi modern untuk mendapatkan akses lebih.
3. Dalam melakukan strategi pertukaran sumberdaya dan membangun
simbiosis mutualisme dengan elit partai dan pemerintah serta masyarakat
maka elit harus mampu menunjukkan bahwa sumberdaya yang dimiliki itu
mempunyai manfaat sehingga bisa dipertukarkan dengan elit lainnya.
4. Matoa
mampu
memperkuat
pengaruh
dan
kekuasaanya
dengan
memanfaatkan sumberdaya keahlian dan sumberdaya normative sebagai
112
kekuatan utama, hal ini dikarenakan kedudukan tersebut membuat
dihargai oleh masyarakat adat, sumberdaya keahlian yang dimiliki mampu
memikat dan menciptakan ketaatan masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya
personal dan keahlian menjadi pelengkap untuk meraih simpati
masyarakat banyak. Sumberdaya yang dimiliki tersebut dimanfaatkan
untuk berelasi dengan pejabat pemerintah dan elit partai.
5. Strategi reproduksi ketokohan dirinya sebagai nilai tradisi dan tokoh
sejarah dalam Ilagaligo membuat ia sangat dicintai dan dihormati oleh
masyarakat, kelebihan dan kesaktian dan penyandaran dirinya sebagai
penjaga
nilai-nilai
tradisi
berimplikasi
terhadap
pengaruh
dan
kekuasaanya. Begitupun dengan reproduksi dirinya sebagai titisan dewata
senantiasa
direproduksi
bahwa
kehadirannya
dapat
memberikan
perlindungan bagi masyarakat adat.
6. Dalam konteks tradisi Puang Matowa diyakini sebagai guru spiritual yang
memiliki kesaktian yang luarbiasa ia juga dianggap sangat bijaksana
sehingga masyarakat senantiasa memintah berkah dan petunjuknya serta
sebagai tempat meminta restu dalam melakukan kegiatan dalam segala
aktifitas masyarakat adat. Sumberdaya inilah yang dimanfaatkan
digunakan sebagai posisi tawar untuk memikat elit modern yang
kemudian dipertukarkan untuk mendapatkan dukungan.
7. Bentuk strategi pertukaran dapat dilihat dengan dukungannya terhadap elit
tertentu, ia juga senantiasa memberikan nasehat kepada elit dan para
113
pejabat, matoa senantiasa menyanjung dan menyampaikan penghargaan
kepada elit yang berelasi dengan dirinya. Dan dalam konteks tradisi
dirinya juga memberikan pengakuan dan penghormatan kepada elit
Negara sehingga membuat pengakuan masyarakat semakin kuat.
8. Strategi pertukaran dengan elit Negara dianggap penting untuk menjaga
eksitensinya dan juga untuk memperjuangkan kebijakan yang berkaitan
dengan nilai-nilai kebudayaan. Dengan strategi pertukaran ini pula dirinya
mempunyai peluang untuk mengakses sumberdaya yang dimiliki oleh
Negara.
Namun
hal
yang
paling
penting
adalah
dirinya
bisa
menyampaikan kebijakan strategis khusunya yang berkaitan dengan nilainilai kebudayaan dan tradisi masyarakat adat. Sementara bagi elit
mendapatkan dukungan dari Matoa maka hal tersebut akan berimplikasi
terhadap dukungan masyarakat adat terhadap dirinya.
9. Strategi pemanfaatan sumberdaya ini dilakukan dan digunakan sebagai
kekuatan atau sebagai posisi tawar kepada elit untuk memperkuat kembali
eksitensi pengaruh dan kekuasannya ditingkat lokal yang mengalami
perubahan.
10. Sumber daya ekonomi tidak selalu menjadi hal yang utama dalam
menciptakan ketaatan masyarakat, akan tetapi bagaimana menggunakan
sumberdaya ekonomi potensial. Untuk menciptakaan ketaatan masyarakat
maka sumberdaya keahlian penting untuk digunakan.
114
B. Refleksi Teori.
Untuk mempertahankan kekuasaan maka pemilik kekuasaan harum mampu
memainkan strategi, karena elit tidak hanya dilahirkan dari sebuah tradisi akan tetapi
kekuasaan elit juga bisa didapatkan dari strategi yang dilakukan. Oleh sebab itu untuk
memperkuat kekuasaan elit maka elit harus pintar melihat peluang dan dimanfaatkan
untuk menciptakan pengakuan sebagai orang terhormat dari masyarakat. Elit juga
harus mampu memainkan strategi untuk melahirkan kekuasaan dan pengakuan.
Dalam konteks penelitian ini kemampuan untuk menjaga kekuasaan sangat
tergantung pada pilihan strategi yang digunakan dengan melakukan relasi dengan elit
politik sebagai ruang yang dimanfaatkan, karena kecenderungan elit akan selalu
berelasi untuk saling menopang dan menguatkan. Pilihan untuk memanfaatkan elit
politik dapat dimaknai bahwa demokrasi memberikan ruang untuk tetap menjaga
eksistensi kekuasaan elit.
Untuk menjaga kekuasaan maka akan sangat tergantung dari kemampuan elit
untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dan dalam artian bahwa elit akan
mampu bertahan apabila memilik sumberdaya dan dapat memanfaatkannya pada
ruang yang mampu menciptakan kekuasaan. Dalam penelitian ini juga dilihat bahwa
kemapuan elit untuk bertahan tidak selamanya menggunakan kekuatan ekonomi akan
tetapi juga sangat bergantung pada kelebihan personal yang melekat pada diri elit,
pertukaran sumberdaya sangat tegantung pada konteks masyarakat. Kecintaan
masyarakat terhadap tradisi membuat matoa lebih memanfaatkan sumberdaya
keahlian dan normatifnya dibanding sumberdaya ekonomi, hal ini menjelaskan bahwa
115
dalam konteks masyarakat dan politik tidak selamanya kekuatan ekonomi menjadi
kekuatan utama.
Untuk memperkuat pengaruh dan kekuasaan dibutuhkan berbagai strategi
untuk menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya tersebut, oleh
sebab itu pewacanaan sumberdaya menjadi sangat penting untuk menciptakan
ketergantungan dan menciptakan kepatuhan masyarakat. Dengan kemampuan
memanfaatkan sumberdaya dengan tujuan menghadirkan pengakuan terhadap pemilik
kekuasaan.
Dalam penelitian ini konsep sumberdaya dipakai untuk melihat sumberdaya
yang dimiliki kemudian diguanakan sebagai strategi, namun dalam teori Charles F
Andrain ini tidak menjelaskan secara mendalam bahwa sumberdaya digunakan atau
dipertukarkan, teorisasi ini tidak detail menjelaskan peluang dan momentum
penggunaan sumberdaya, dalam hal ini juga sumberdaya yang dimiliki oleh matoa
ternyata dapat memberikan sumberdaya yang lain. Untuk mendapatkan pengaruh dan
kekuasaan tidak selamanya menggunakan sumberdaya akan tetapi sangat tergantung
pada kebutuhan, dan pada konsep ini tidak menjelaskan secara spesifik tentang
strategi memperkuat pengaruh dan kekuasaan sehingga dibutuhkan kajian yang lebih
mendalam selanjutnya.
116
Download