BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi 2.1.1 Komunikasi Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi, seseorang dapat menyampaikan informasi, ide, pemikiran, pengetahuan, kosep dan hal yang lainnya kepada orang lain bisa secara timbal balik, baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan (penerima pesan). Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.4 Menurut Brent D. Ruben, komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain.5 Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari Lukiati Kumala. Ilmu komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran. 2009 hal 73 5 Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 hal 3. 4 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.6 2.1.2. Tujuan komunikasi Setiap komunikasi yang terjadi pasti memiliki tujuan agar pesan tersampaikan dan adanya suatu tindakan yang merupakan reaksi atas pesan tersebut Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy antara lain:7 1. mengubah sikap (to change the attitude). 2. mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion). 3. Mengubah perilaku (to change the behaviour). 4. Mengubah masyarakat (to change the society). 2.1.3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi Dalam sebuah organisasi, komunikasi memeliki fungsi penting agar seluruh individu pada setiap manajemen bisa mendapatkan informasi yang tepat. Komunikasi di dalam sebuah organisasi memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:8 1. Fungsi informatif Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membua suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi Widjaja. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara. 2008 hal 1. Onong Uchjana Effendi. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Alumni. 2003 hal 55. 8 Sendjaja, Rahardjo, dan Pradekso. Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka. 2004 hal 136. 6 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 konflik yang terjadi di dalam organisasi. Karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya. 2. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu: a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Saluran komunikasi formal dan informal: a. Formal: (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi b. Informal: perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. 2.1.4. Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsurunsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan memalui interaksi bdengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakantindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.9 Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. R Wayne Pace dan Don F Faules. Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006 hal 149. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi. 2.1.5. Budaya Organisasi Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku sosial atau masyarakat yang kemudian menhasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada anggota organisasi, dengan segala nilai, keyakinan, dan perilakunya di dalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi. Menurut Linda Smircich (1983) dalam Sobirin (1997) menyatakan bahwa ada dua kubu berkaitan dengan budaya organisasi. Kubu pertama berpandangan bahwa, ” Organization is a Culture”. Dan kubu yang kedua berpandangan bahwa, ”Organization Has Culture”. Kubu pertama menganggap bahwa budaya organisasi adalah hasil budaya. Oleh karenanya aliran ini lebih menekankan pada pentingnya penjelasan deskriptif atas sebuah organisasi. Sebaliknya, aliran kedua justru memberikan penekanan pada faktor penyebab terjadinya budaya dalam organisasi dan implikasinya terhadap organisasi tersebut, misalnya dengan melakukan pendekatan manajerial. Aliran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 kedua ini menurut Sobirin (1997) lebih tepat diterapkan dalam kepentingan organisasi karena penekanan ada pada pentingnya budaya sebagai variabel yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi.10 Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat, atau bahkan diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota dengan nilai budaya anggota dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi, memberi imbalan sesuai dukungna yang diberikan. Sosialisai yang efektif akan menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan (peters, 1997, dalam Nurfarhati, 1999).11 Untuk memahami komunikasi yang terjadi dalam perusahaan, kita harus mempertimbangkan kultur organisasi tersebut. Kultur dalam organisasi diartikan sebagai makna dan asumsi bersama yang dianut oleh anggota kelompok oleh beberapa pihak. Namun ada pula yang mengartikan sebagai fokus pada kultur sebagai system nilai bersama atau norma kelompok di dalam organisasi. Kultur dalam organisasi adalah faktor penting, karena memberikan dampak signifikan pada model PR sebagai praktek organisasi dan pada komunikasi internal. 10 11 Sopiah. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi. 2008. Hal 127 Ibid. Hal 127. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level. Istilah publik internal dan publik karyawan mengacu pada baik itu manajer maupun orang-orang yang menjadi bawahannya. Publik ini merupakan sumber daya terbesar dari organisasi. 2.2. Pola Komunikasi Organisasi 2.2.1. Definisi Pola Komunikasi Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud bisa dipahami.12 Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi atau hubungan itu dapat diciptakan oleh komplementaris atau simetri. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk perilaku akan diikuti oleh lawannya. Contohnya perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi, atau kepatuhan dengan kepatuhan. 2.2.2. Dimensi Komunikasi Organisasi Di dalam sebuah organisasi, komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk membina hubungan baik diantara seluruh karyawannya. Baik Syaiful Bahri Djamarah. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga: Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004 hal 1. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 komunikasi yang terjalin antara atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan, dan antar sesama karyawan itu sendiri. Komunikasi tersebut dapat mendukung kinerja para karyawan di dalam pekerjaannya. Di dalam hal ini komunikasi yang terjadi pada divisi Digital Banking di CIMB Niaga Digital Lounge Bursa Efek Indonesia sangat menentukan cepat dan tepatnya eskalasi yang dilakukan DBM kepada supervisor untuk kepentingan pelayanannya kepada nasabah. Ada empat dimensi di dalam komunikasi organisasi, yaitu: 1. Downward communication yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction), penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale), penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices), dan pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Upward communication yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Empat alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit, diantaranya adalah kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka, perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai, kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai, perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. 3. Horizontal communication yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan membina hubungan melalui kegiatan bersama. 4. Interline communication yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintassaluran. 2.2.3. Gaya Komunikasi dalam Komunikasi Organisasi Inilah berbagai gaya komunikasi menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:13 1. The controlling style Adalah sebuah gaya komunikasi dalam organisasi yag ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Orang yang menggunakan komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah. Pihak yang memakai gaya komunikasi ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengiriman pesan dibandingkan dengan upaya memperoleh umpan balik. 2. The equalitarian style Gaya komunikasi dua arah ini dilandasi aspek kesamaan, ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal baik secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah. Gaya komunikasi dua arah lebih efektif dalam mebina empati dan kerjasama karena pengguna komunikasi semacam ini cenderung memiliki rasa Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. Human Communications: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008 hal 299. 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 kepedulian dan mampu membina hubungan baik dengan pihak manapun. 3. The structuring style Memanfaatkan pesan-pesan verbal secara lisan maupun tulisan guna memantapkan perintah yang dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta serta struktur organisasi, pengirim pesan lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan, dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. 4. The dynamic style Memiliki kecenderungan agresif karena pengirim pesan memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan. Biasanya dipakai dalam kegiatan kampanye, marketing dan sales. Tugas utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mengstimulasi atau merangsang pekerja atau karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. 5. The relinguishing style Gaya komunikasi dengan kecenderungan memberi saran, masukan, pendapat, dan gagasan kepada orang lain. Gaya ini menjauhi caracara memerintah dan membatasi walaupun pengirim pesan mungkin saja memiliki posisi yang memungkinkan untuk memerintah dan mengontrol. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 6. The withdrawal style Gaya komunikasi yang menghindari keterlibatan dalam persoalan. Penyebab seseorang menggunakan gaya komunikasi ini bisa jadi karena masalah pribadi, atau ketidaksiapan dalam komitmen maupun konsekuensi. Ciri khas gaya ini adalah menghindari masalah bukan menyelesaikan masalah. Gaya komunikasi ini tidak baik diterapkan di sebuah organisasi. 2.2.4. Model Komunikasi Organisasi Dalam melakukan komunikasi organisasi adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:14 1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog. 2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan. 14 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, op.cit., 51. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan. 2.2.5. Arah Aliran Komunikasi Aliran Komunikasi atau informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan dinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan yang artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Ada 4 arah formal aliran komunikasi yaitu:15 1. Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah, berarti informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. 5 jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, yaitu: a. informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan. b. informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. c. informasi mengenai kebijakan dan praktek organisasi. d. infomasi mengenai kinerja pegawai 15 Chamdan, Muhammad. Modul 10 Efek Struktur Organisasi. Hal 3. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 e. infomasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidak selalu berjalan lancar, tapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : a. Keterbukaan b. Kepercayaan pada pesan tulisan c. Pesan yang berlebihan d. Timing e. Penyaringan 2. Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ke atas juga penting. Hal-hal yang harus dikomunikasikan ke atas adalah: a. memberitahukan apa yang dilakukan bawahan mengenai prestasi, kemajuan, dan rencana masa depan. b. menjelaskan persoalan kerja yang belum dipecahkan dan mungkin memerlukan bantuan. c. memberikan saran untuk perbaikan dalam unit-unit atau dalam keseluruhan organisasi. d. mengungkapkan perasaan pikiran tentang pekerjaan mereka, rekan kerja, dengan organisasi. Pada kenyataannya komunikasi ke atas tidak mudah. Tak semudah yang dibayangkan. Sharma mengemukakan alasan mengapa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 komunikasi ke atas terlihat amat sulit yaitu kecenderungan pegawai menyembunyikan pikiran mereka, perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah pegawai, kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai, perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan. 3. Komunikasi horisontal Terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Tujuan komunikasi horisontal adalah mengkoordinasikan penugasan kerja, berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan, memecahkan masalah, memperoleh pemahaman bersama, untuk mendamaikan, menumbuhkan dukungan antar personal, berunding dan menengahi perbedaan yang mungkin terjadi, 4. Komunikasi lintas saluran Komunikasi ini yaitu informasi yang diberikan melewati batasbatas fungsional atau batasan unit kerja. 2.2.6. Komunikasi Vertikal Komunikasi Vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan ke bawahan maupun dari bawahan ke atasan. Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 lebih tinggi. Misalnya, para pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke Dosen Fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup: a. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaannya, apa yang sedang terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa. b. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab c. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan. d. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya, dan masalah yang serupa.16 Komunikasi ke bawah adalah pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh pesan yang dikirim dari Dekan Fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah. Perintah sering kali merupakan contoh jelas untuk komunikasi ke bawah. Bersamaan dengan pemberian perintah ini biasanya dibarengi dengan penjelasan prosedur, tujuan, dan sebagainya. Para pimpinan juga bertanggung jawab dalam memberi penilaian kepada karyawannya dan memotivasi mereka, semuanya mengatasnamakan produktivitas dan demi kebaikan organisasi secara keseluruhan. 17 16 Joseph A. Devito. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang: Karisma Publishing Group. 2011. Hal 385. 17 Ibid. Hal 386. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 2.3. Public Relations Public Relations merupakan bagian yang penting dalam sebuah perusahaan. Tujuan utamanya adalah membentuk citra baik perusahaan tersebut. Salah satu tugas public relations adalah menjaga hubungan baik dengan para stakeholder. Karyawan adalah salah satu stakeholder internal di dalam perusahaan. Oleh karena itu, hubungan antar karyawan harus terjalin dengan baik supaya kinerja karyawan dapat meningkat dan akan memberikan hasil yang baik sesuai dengan tujuan perusahaan. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah dengan membina komunikasi yang baik antar karyawan. 2.3.1. Definisi Public Relations Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.18 Menurut W. Emerson Reck, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, 18 Cutlip, Center & Broom. Effective PR. Jakarta: Prenada Media Group. 2007 hal 6. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.19 Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknis komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.20 Pengertian Public Relations dari pakar-pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa PR adalah fungsi manajemen yang sangat berperan dalam membangun dan mempertahankan hubungan baik di internal dan eksternal perusahaan. Pada akhirnya PR mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan citra yang baik di mata publik internal dan eksternal tersebut. Oemi Abdurrahman. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2001 hal 25. 19 20 Frank Jefkins. Public Relations. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 9. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 2.3.2. Tujuan Public Relations Menurut Rosady Ruslan, beberapa tujuan Public Relations adalah sebagai berikut : 21 1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. Tujuan Public Relations diatas merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan Public Relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran. Seorang praktisi Public Relations harus merumuskan tujuan secara jelas, spesifik dan dinyatakan dalam bentuk tertulis tentang apa saja yang harus dicapai divisi Public Relations dalam periode waktu tertentu. 2.3.3. Bagian-bagian dari Fungsi Public Relations Kegiatan Public Relations memiliki beberapa bagian. Berikut adalah bagian-bagian dari fungsi PR di dalam buku Effective PR:22 a. Hubungan Internal Hubungan internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling 21 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Media Komunikasi.Jakarta : PT. Grasindo. 2008. Hal. 246. 22 Cutlip, Center & Broom. op.cit., hal 11. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesusesannya. Ahli hubungan internal bekerja di bagian komunikasi karyawan, hubungan karyawan, atau hubungan internal. Mereka ini merancang dan mengimplementasikan program komunikasi internal dengan tujuan agar karyawan tetap mendapat informasi baru dan tetap termotivasi, serta menciptakan kultur organisasi. b. Publisitas Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut. c. Advertising Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. d. Press Agentry Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 e. Public Affairs Public Affairs adalah bagian dari khusus PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik. f. Lobbying Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. g. Manajemen Isu Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka. h. Hubungan Investor Hubungan investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. i. Pengembangan Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Beberapa bagian dari fungsi PR tersebut merupakan gambaran beberapa tugas penting yang dikerjakan oleh PR. Bagian yang masuk ke dalam penelitian ini adalah PR sebagai pembina hubungan internal. Menurut Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa ada empat fungsi dari Public Relations yaitu: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Public Relations bertanggung jawab dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan/ organisasi. 2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik baik publik eksternal maupun publik internal. Public Relations menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan publik baik internal maupun eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. Public Relations berfungsi dalam mengkomunikasikan informasi organisasi kepada publik dan mengkomunikasikan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. Public Relations berfungsi memberi pelayanan yang baik terhadap publik dan memberi nasihat kepada pimpinan organisasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.3.4. Peran Public Relations Apabila dilihat dari uraian fungsi dari Public Relations yang dikemukakan Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, menurut Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, peran utama Public Relations pada intinya adalah sebagai berikut:23 a. Sebagai Communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diawali dengan publiknya b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. c. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. d. Membentuk Corporate Image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. CIMB Niaga menempatkan frontliner yaitu salah satunya adalah Digital Banking Manager (DBM) dalam membangun hubungan dengan stakeholder internal seperti customer sehingga citra perusahaan tetap positif. Service Management CIMB Niaga di Divisi Digital Banking yang mengatur dan memberikan aturan tentang standar service quality, mulai dari SOP dan penilaian terhadap kinerja para DBM yang juga dikenal dengan istilah DBM Monitoring. Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah. Public Relations 2.0 : Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber. Jakarta : Gramata Publishing. 2011. Hal 51. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 2.3.5. Public Relations Internal Ruang lingkup Public Relations dalam sebuah organisasi antara lain meliputi membina hubungan internal dan hubungan eksternal. Pengertian publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari organisasi, seperti karyawan baik level staff, manajerial, manajemen dan pemegang saham atau Stakeholder. Pada ruang lingkup Public Relations yang membina hubungan internal ini terdapat kegiatan Employee Relations, yaitu salah satu kegiatan penting yang dilakukan PR perusahaan untuk membina hubungan dengan publik karyawan. Pentingnya membina hubungan dengan karyawan harus disadari pihak manajemen, mengingat kinerja karyawan dilihat dari perlakuan yang mereka terima dari pihak manajemen. Menurut Danandjaja dalam bukunya, Employee Relations merupakan salah satu bentuk dari kegiatan Public Relations yang menitikberatkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan atau publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan penempatan dan pemindahan karyawan, penerimaan pegawai baru, kenaikan pangkat, penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, pemutusan hubungan kerja, pensiunan dan jaminan sosial.24 Seorang Public Relations harus mengetahui komunikasi organisasi yang berjalan di perusahaan. Hal ini untuk menjalankan salah satu bagian dari 24 Danandjaja. Peranan Humas Dalam Perusahaan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011 hal 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 fungsi PR yaitu menjaga hubungan yang baik dengan publik internal perusahaan yakni karyawan. Menurut Alvie Smith, mantan Direktur Komunikasi korporat General Motors, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu fungsi PR ini:25 1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif di seluruh organisasi. 2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Sesuai dengan penjelasan di atas, Divisi Digital Banking di CIMB Niaga Digital Lounge Bursa Efek Indonesia juga membutuhkan kerja sama tim. Setiap bagian sangat berperan dalam memberikan pelayanan terbak bagi nasabah. Setiap bagian memiliki empowerment yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komunikasi organisasi yang diterapkan membantu DBM dalam memberikan pelayanan yang tepat dan cepat untuk nasabah. Tekanan yang dialami oleh DBM akan berkurang karena beban permasalahan tidak dipikul sendiri tetapi dapat dipecahkan bersama dalam satu tim. 25 Cutlip, Center & Broom. op.cit., hal 254. http://digilib.mercubuana.ac.id/