BAB 2

advertisement
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Internet
2.1.1. Sejarah Internet
Perkembangan teknologi yang begitu cepat memungkinkan orang untuk
berkomunikasi dan berhubungan dengan cepat dan murah. Salah satu teknologi yang
mendukung hal ini terjadi adalah teknologi Internet. Dengan Internet batas suatu
negara dan wilayah seolah-olah hilang. Teknologi untuk berkomunikasi sebenarnya
sudah ada dan digunakan sejak lama yaitu sejak ditemukannya alat yang disebut
telepon. Tetapi dengan teknologi Internet orang dapat berkomunikasi dengan lebih
murah. Hal ini karena infrastruktur jaringan yang dibangun sudah sedemikian luasnya
dan jaringan-jaringan tersebut sudah saling terkoneksi.
Ada banyak definisi yang muncul berkenaan dengan istilah Internet tersebut.
Berikut definisi yang diberikan oleh Federal Networking Council dalam Internet
Monthly Reports, 24 October 1995:
“The Federal Networking Council (FNC) agrees that the following language
reflects our definition of the term “Internet”.
“Internet” refers to the global information systems—
(i)
is logically linked together by a globally unique address space based on
the Internet Protocol (IP) or its subsequent extensions/follow-ons;
(ii)
is able to support communications using the Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) suite or its subsequent
extensions/follow-ons, and /or other IP-compatible protocols, and
(iii)
provides, uses or makes accessible, either publicly or privately, high
level services layered on the communications and related infrastructure
described herin.” (Federal Network Council, 1995).
12
13
Dalam definisi yang lain Internet disebut sebagai suatu jaringan komputer di
seluruh dunia yang berkomunikasi satu sama lain menggunakan suatu protocol yang
sama. Dimulai dari jaringan militer yang disebut ARPANet pada tahun 1969, Internet
kemudian meluas mengikutsertakan universitas-universitas dan saat ini pelaku bisnis
dan individual. Internet mempunyai berbagai layanan seperti e-mail, chat, file
transfer, dan World Wide Web. (Anonymous1, 2002). Internet juga disebut sebagai
Net, Information Superhighway dan Cyberspace.
Dari definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa Internet adalah suatu kumpulan
dari jaringan komputer dan peralatan jaringan yang mendukungnya yang saling
terkoneksi satu sama lain menggunakan suatu protocol yang sama yaitu TCP/IP.
Pada awalnya jaringan komputer yang ada hanya terbatas pada vendor-vendor
komputer besar seperti IBM, Digital Equipment Corporation (DEC), Apple. Mereka
mempunyai standard jaringan sendiri untuk dapat menghubungkan mesin-mesin hasil
produksi mereka. Dengan adanya standarisasi protocol yang digunakan, yaitu TCP/IP
maka setiap komputer yang terhubung dalam jaringan Internet harus menggunakan
protocol ini supaya dapat berkomunikasi.
2.1.2. TCP/IP
Transmission Control Protocol/Internet Protocol atau yang biasa disingkat
sebagai TCP/IP pada awalnya adalah suatu percobaan yang dilakukan oleh Dinas
Pertahanan Amerika (DARPA) yang membangun suatu jaringan komputer untuk
kebutuhan mereka agar komputer-komputer yang digunakan dapat saling terhubung
sehingga mereka dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Jaringan yang
dibentuk ini disebut ARPANet. ARPANet pada waktu itu mengadopsi protokol
jaringan TCP/IP yang dibangun pada tahun 1970 oleh ahli network Vinton Cerf dan
Bob Kahn. Mulai saat itu semua jaringan yang terhubung menggunakan protokol ini
14
disebut Internet. Standarisasi TCP/IP ini membuat jumlah Internet site dan pengguna
yang terhubung ke jaringan ini berkembang dengan pesat secara exponensial.
(Anonymous2, 1999)
Penggunaan protokol TCP/IP ini karena protokol ini mempunyai kelebihan
dalam mekanisme transfer data melalui infrastruktur yang tersedia yaitu, kehandalan
(reliability), keamanan (security) dan kompatibilitas (compatibility) terhadap
infrastruktur jaringan yang sudah ada.
2.1.3. Internet Services
Sebagai suatu jaringan global, maka Internet mempunyai berbagai fasilitas
untuk dapat digunakan secara bersama-sama oleh penggunanya. Beberapa layanan
Internet yang biasa digunakan oleh pengguna Internet saat ini adalah :
a. E-mail
Electronic Mail atau biasa disebut sebagai e-mail adalah suatu mekanisme
pertukaran informasi melalui jaringan Internet melalui protocol TCP/IP
dimana pengirim dapat mengirimkan berita kepada satu atau beberapa orang
sekaligus melalui aplikasi mail client seperti Outlook Express, Eudora,
Netscape Mail dan lain-lain. Proses pengiriman dan penerimaan berita
menggunakan e-mail ini dapat diumpamakan seperti seseorang yang mengirim
surat kepada rekannya melalui kantor pos dan kantor pos tersebut bertugas
mengirim surat ke alamat yang dituju melalui jalur pengiriman yang sudah
ada, bisa melalui udara, laut atau darat. Setelah sampai di tujuan maka surat
tersebut akan ditempatkan ke suatu kotak surat yang bersangkutan yang dapat
kita umpamakan seperti Post Office Box atau P.O. Box. Setiap kali user yang
menerima surat tersebut memeriksa isi kotak suratnya maka jika ada surat
yang baru dia akan dapat mengambil dan membacanya.
15
b. File Transfer Protocol
File transfer protocol adalah suatu mekanisme pengiriman dan pengambilan
file atau biasa disebut upload dan download suatu file dari suatu sumber
tertentu, biasanya sebuah server, dengan menggunakan protocol File Transfer
Protocol yang merupakan bagian dari TCP/IP Protocol suite. Proses menaruh
file ke suatu server atau FTP server biasa disebut sebagai Upload sedangkan
proses pengambilan suatu file dari suatu server, biasa disebut Download.
c. Chat dan Messenger
Chat atau chatting adalah komunikasi online yang dilakukan oleh dua atau
lebih user pada saat yang bersaaman melalui suatu server chat tertentu dengan
menggunakan program chat seperti IRC atau ICQ. Aplikasi ini berkembang
dengan fasilitas yang lebih baru seperti pengiriman gambar, melakukan game
secara online seperti yang dapat dilakukan menggunakan Yahoo Messenger
atau MSN Messenger.
d. Newsgroup atau Discussion Forum
Newsgroup pada awalnya adalah tempat bertukar informasi secara online yang
disediakan oleh penyedia informasi local dengan menggunakan fasilitas
Bulletin Board System atau BBS. Perkembangan BBS ini kemudian menjadi
Newsgroup atau Discussion Forum dengan topik-topik diskusi yang
ditawarkan oleh penyedia server newsgroup ini dan bahkan forum-forum yang
berasal dari server newsgroup lain. Pengguna dapat dengan bebas mengikuti
diskusi tersebut melalui news client dan topik-topiknya secara threading.
e. World Wide Web
World Wide Web atau biasa disebut WWW adalah fasilitas dalam Internet
yang berfungsi untuk bertukar informasi baik teks, gambar maupun animasi
16
yang lebih canggih melalui suatu aplikasi yang disebut sebagai Web Browser.
WWW ini menggunakan protocol yang disebut sebagai Hypertext Transfer
Protocol atau HTTP. Dengan adanya fasilitas ini maka dunia Internet semakin
bergairah karena informasi yang didapat dapat beragam dan pengguna dapat
berinteraksi dengan suatu institusi secara interaktif menggunakan fasilitas ini.
WWW saat ini juga digunakan oleh pelaku bisnis untuk mempromosikan
produk-produknya
yang
kemudian
berkembang
menjadi
mekanisme
perdagangan secara elektronic atau melalui Internet ini yang disebut sebagai ecommerce.
2.2. E-Commerce
2.2.1. Sekilas E-Commerce
Perkembangan Internet di dunia semakin lama semakin ke arah pemberdayaan
semua proses melalui jaringan global ini. Internet yang pada awalnya hanya
menampilkan informasi baik profil perusahaan sampai dengan produk yang
ditawarkan, saat ini sudah dilengkapi dengan interaksi customer dengan proses bisnis
suatu perusahaan melalui web.
Definisi mengenai e-commerce sangat beragam, hal ini tergantung kepada cara
pandang pemanfaatan teknologi ini. Association for Electronic Commerce
mendefinisikan bahwa e-commerce adalah “mekanisme bisnis secara elektronis”
(Indrajit, 2001, p1). CommerceNet yang merupakan suatu konsorsium industri,
memberikan definisi yang lebih lengkap penggunaan jejaring komputer sebagai sarana
untuk penciptaan relasi bisnis. Dalam implementasinya e-commerce terdapat proses
transaksi jual beli produk atau jasa antara dua belah pihak melalui Internet atau dalam
suatu perusahaan melalui Intranet. Dengan adanya aplikasi ini maka solusi bisnis ini
17
dapat meningkatkan kualitas produk dan jasa dan dapat meningkatkan kecepatan
pengiriman barang dan mengurangi biaya operasional. (Anonymous3, 2002) Dalam
bukunya Eko Indrajit mengutip pendapat dari Hartman mengenai definisi dari ecommerce ini, yaitu “suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronis yang
memfokuskan diri pada transaksi
bisnis berbasis individu dengan menggunakan
internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi
(B2B) maupun antarinstitusi dan konsumen (B2C)” (Indrajit, 2001, p1)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa e-commerce
merupakan aktifitas bisnis yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi jaringan
yang disebut Internet. Dalam prakteknya e-commerce secara umum memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Adanya transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak
b. Adanya pertukaran barang dan/atau jasa, informasi dan aliran uang
c. Internet menjadi medium utama dalam proses atau mekanisme
perdagangan tersebut
Selain itu pemanfaatan e-commerce saat ini merubah paradigma pelaku bisnis
dalam melakukan aktifitas bisnisnya. Pemanfaatan aplikasi e-commerce memiliki
tujuan yang sama dalam suatu reengineering proses suatu bisnis yaitu:
•
Mengurangi biaya
•
Memperpendek waktu siklus produk
•
Mempercepat respon terhadap customer
•
Meningkatkan kualitas dari suatu layanan
Secara umum e-commerce dibagi menurut pelaku bisnisnya yaitu :
•
B-to-B, yaitu proses perdagangan dilakukan oleh dua institusi yang
melakukan aktifitas bisnis melalui infrastruktur Internet
18
•
B-to-C, yaitu proses perdagangan dilakukan oleh institusi dengan customer
secara retail yang dilakukan melalui infrastruktur Internet
•
C-to-C, yaitu proses perdagangan dilakukan oleh antar customer
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola situs
•
IntraBisnis, yaitu proses yang dilakukan untuk mendukung aplikasi ecommerce ini melalui proses kolaborasi dalam perusahaan itu sendiri
Menurut Goldman Sach yang dikutip oleh Riyeke Ustadiyanto, model bisnis
net-companies terbagi menjadi enam macam yaitu (Ustadiyanto, 2001, p22) :
1. Connectivity yaitu bentuk bisnis yang menawarkan akses Internet kepada
pelanggannya. Jenis perusahaan ini termasuk dalam bisnis Internet Service
Provider seperti IndosatNet, CBN, IndoNet.
2. Context, yaitu bentuk model bisnis yang memberikan jasa atau layanan
berupa informasi dan hiburan. Jenis perusahaan ini seperti perusahaan
media online seperti Kompas Cybermedia, Detik.com, Astaga.com.
3. Content, yaitu bentuk model bisnis yang memberikan layanan penyediaan
isi berupa text atau multimedia sebagai layanan utamanya. Perusahaan
jenis ini seperti marketbiz.net, bizweb2000.com.
4. Communication, yaitu bentuk model bisnis dengan menyediakan sarana
untuk berkomunikasi secara interaktif seperti layanan media web chat,
voice chat, web phone dan sebagainya. Perusahaan jenis ini seperti
Dialpad.com.
5. Commerce, yaitu bentuk model bisnis dengan menyediakan sarana untuk
melakukan aktivitas perdagangan atau bisnis secara online. Perusahaan
jenis ini seperti Amazon.com, Sanur Online, Ojolali.com.
19
Jika dilihat secara menyeluruh dari jenis pelaku bisnis yang terlibat dalam
proses e-commerce selain perusahaan itu sendiri yang menggunakan model bisnis ecommerce, hubungan yang lain dapat dijalin dengan :
•
Pemasok (supplier)
•
Distributor
•
Rekanan (partner)
•
Konsumen (Customer)
Dalam gambar 2.1 dijelaskan bahwa dengan menggunakan teknologi jaringan,
suatu perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan relasi tersebut di atas baik melalui
Internet, Intranet maupun Extranet.
Internet/Intranet/Extranet
Distributors
Customers
Manufacturing
And Production
R&D and
Engineering
Finance
and Management
Inward Focused
Core Business
Process and
Applications
Procurement
Distribution
Supply Chain
Logististics
Suppliers
Gambar 2.1. Hubungan antara entitas bisnis
Sumber : Peter Fingar, 2000
Marketing
Advertising
Sales
Customer Care
Partners
20
Ketiga teknologi jaringan ini dapat membantu suatu perusahaan dalam
menjalankan proses bisnisnya. Melalui Internet perusahaan tersebut dapat berinteraksi
dengan konsumen yang dapat mengakses informasi mengenai produk yang
ditawarkan. Dalam hal ini proses e-commerce jenis ini disebut sebagai Business to
Consumer (B-to-C).
Intranet digunakan suatu perusahaan e-commerce sebagai suatu sarana untuk
menghubungkan semua sumber daya baik itu manusia, pengetahuan atau knowledge,
dan data, yang kesemuanya itu diatur dalam suatu mekanisme aplikasi menggunakan
jaringan. Aplikasi ini harus dapat memenuhi fungsinya dalam hal kolaborasi,
komunikasi dan kooperasi.
Extranet merupakan infrastruktur dalam menjalin hubungan dengan rekanan
atau pemasok dalam mendukung fungsi bisnis ini. Pada awalnya extranet merupakan
pengembangan dari suatu proses yang sudah ada yaitu EDI (Electronic Data
Interchange).
Institutions
• Government
• Merchants
• Manufacturers
• Suppliers
• Consumers
•
•
•
•
EC
•
•
•
•
Process
Marketing
Sales
Payment
Fullfillment
Support
Networks
Internet
Intranet
Extranet
Gambar 2.2. Tiga domain yang membentuk komunitas E-Commerce
Sumber : David Kosiur, 1997
21
Dengan adanya infrastruktur jaringan Internet maka mekanisme pertukaran
data dapat dijalankan juga pada jalur ini.
Secara keseluruhan untuk menjalankan proses perdagangan elektronik ini
bukan hanya sekedar melakukan perdagangan melalui Internet, namun diatas semua
itu perusahaan yang ingin menjadi pelaku bisnis ini harus merubah cara-cara
perusahaan dalam melakukan
aktifitas usahanya sehari-hari. Dengan kata lain
perusahaan tersebut harus meredefinisi ulang model bisnis yang sesuai sehingga
dalam prakteknya nanti tidak menghambat proses bisnis menggunakan e-commerce
ini.
2.2.2. E-Commerce Value Chain
Dalam prosesnya suatu bisnis dimulai dari menarik pelanggan untuk membeli
atau menggunakan produk dan jasanya. Demikian juga dalam e-commerce, seperti
terlihat dalam gambar 2.3, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan
menarik sebanyak mungkin pelanggan. Pada langkah ini perusahaan akan berusaha
agar perhatian pelanggan tetap tertuju kepada produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan tersebut.
Setelah itu baru usaha untuk berinteraksi dengan pelanggan, yaitu dengan cara
menawarkan pemenuhan bagi kebutuhan pelanggan dan berusaha agar berbagai
kebutuhan tersebut dapat selalu terpenuhi dengan cara mendapatkan informasi
mengenai keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan yang mungkin pada saat itu
belum bisa terpenuhi. Pengiriman katalog produk-produk baru atau penawaran khusus
dapat menjadi jalur komunikasi dengan pelanggan.
Langkah ketiga dalam usaha pemenuhan kebutuhan konsumen ini adalah
menjalankan proses perdagangan itu sendiri yaitu dari mulai penerimaan order,
transaksi penjualan dan pembayaran, jaminan pengiriman sampai barang tiba ke
22
pelanggan. Segala upaya untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan dalam
bertransaksi menjadi tujuan dalam perdagangan elektronik ini karena meskipun secara
proses perdagangan elektronik ini sama dengan perdagangan konvensional, namun
perilaku konsumen yang menggunakan fasilitas ini agak berbeda. Mereka
berkeinginan agar transaksi melalui Internet ini diharapkan dapat lebih mudah dan
dengan proses yang tidak rumit sehingga keamanan bertransaksi dan jaminan
penyerahan produk menjadi hal yang sangat penting.
Get and keep
Customer interest
Attract
Turn interest
into orders
Interact
Advertising
Marketing
Manage
Orders
Act
Catalog
Sales
Service
Customers
React
Order capture
Payment
Fullfillment
Customer services
Order tracking
Gambar 2.3. Internet Commerce Value Chain
Sumber : Treese and Stewart, 1998
Pada akhirnya setelah transaksi selesai dan barang telah dikirim ke pelanggan,
layanan pasca penjualan atau after sales service, menjadi issue yang sangat penting
dalam ekonomi baru ini. Segala macam pertanyaan dan keluhan yang harus dijawab
menjadi tanggung jawab perusahaan. Jika pada saat transaksi berlangsung tidak
terdapat hal yang menyulitkan pelanggan, namun pada waktu pelanggan mengajukan
pertanyaan mengenai produk yang dibelinya atau bahkan keluhan mengenai
pengiriman atau handling dari suatu produk, dan perusahaan tidak mampu untuk
menangani masalah ini, maka pelanggan akan merasa kecewa dan tidak akan
menggunakan fasilitas ini kembali, dan lebih buruk lagi karena ini menggunakan
23
jaringan global dimana semua orang mempunyai hak yang sama, maka pelanggan
yang tidak puas akan memberitahukan kepada Internet community mengenai hal ini
yang akan berakibat kepada menurunnya daya saing perusahaan tersebut.
Untuk menentukan model bisnis yang dituju maka penting untuk mengerti
terlebih dahulu karakteristik dari kebutuhan pasar. Model bisnis B-to-B adalah
berbagai interaksi antara rantai nilai dari produsen yang memproduksi bahan mentah
sampai ke penjual retail, termasuk manufaktur dan distributor. Di lain pihak model
bisnis B-to-C hanya mengandalkan pada interaksi antara pelanggan dan penjual ritel
(gambar 2.4). Secara umum transaksi B-to-C termasuk diantaranya adalah :
Akuisisi account
ii.
Menemukan produk melalui pencarian dan penelusuran
iii.
Negosiasi harga
iv.
Pembayaran, dan
v.
Pengiriman barang
Distributor
Manufacturer
B-to-B
Gambar 2.4. E-Business Value Chain
Sumber : Menasce, 2000
Consumer
Raw Material
Producer
i.
Retailer
B-to-C
24
2.3. Strategi Bisnis dalam E-Commerce
2.3.1. Peranan Teknologi dalam Penerapan E-Commerce
Pada prakteknya, jika sebuah perusahaan ingin menerapkan e-commerce yang
dalam hal ini merupakan unsur teknologi, pengembangan teknologi informasi ini
harus sejalan dengan dan berada dalam kerangka arsitektur bisnis perusahaan. Hal ini
disebabkan karena suatu perusahaan yang
bermaksud menerapkan teknologi
informasi ini tidak dapat menyusun strategi implementasi e-commerce-nya secara
tambal sulam yang akan berakibat pada tingginya biaya yang dikeluarkan akibat salah
menerapkan strategi.
Hal ini dikutip oleh Indrajit bahwa konsep pengembangan e-commerce harus
sejalan dengan dengan konsep pengembangan bisnis sendiri, karena pengembangan
bisnis selalu berubah dengan cepat dari waktu ke waktu harus segera diantisipasi oleh
manajemen perusahaan (Fingar, 2000).
Sebagai gambaran untuk menunjukkan bahwa pengembangan e-commerce
harus sejalan dengan pengembangan bisnis suatu perusahaan dapat dijelaskan dengan
bagan dalam gambar 2.5.
Dalam penerapan e-commerce sebagai suatu strategi bisnis maka seluruh
komponen perusahaan harus dapat mencurahkan segenap konsentrasinya mengenai
penerapan teknologi informasi ini agar segala resiko dan konsekuensi dapat diketahui
sedini mungkin. Analisa SWOT dapat digunakan untuk mengetahui potensi yang
dimiliki oleh perusahaan dan berbagai peluang yang muncul dengan adanya teknologi
internet dan e-commerce ini. Pada dasarnya penerapan strategi bisnis menggunakan ecommerce ini membutuhkan pemahaman yang menyeluruh oleh segenap komponen
perusahaan akan apa yang dapat dan mungkin dilakukan oleh e-commerce untuk
25
peningkatan kinerja bisnis perusahaan tersebut dilihat dari berbagai aspek (Indrajit,
2001).
E-Commerce Business
Strategy
Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats, Goals, Requirements,
Contstraints
Repository
Business
Object Model
Use Cases
Inter-Enterprise Business
Process
Internal and External Organizational,
Process anda Data Models
Computer-Based Applications
Component
Repository
Vendor Management, I-Market,
Extended Supply Chain, Customer Care
Technology Infrastructure
Distributed Object Infrastructure Legacy
Applicationss and Assets
Gambar 2.5. Konsep arsitektur bisnsis dan teknologi dalam pengembangan ecommerce
Sumber : Fingar, 2000
Tahap kedua dalam penerapan e-commerce sebagai strategi bisnis suatu
perusahaan adalah bagaimana proses bisnis di dalam dan antar perusahaan dilakukan.
Pemilihan model bisnis yang sesuai dan bagaimana model bisnis tersebut
mempengaruhi cara berpikir dan bekerja suatu organisasi sangat menentukan pada
tahap ini. Kerjasama dengan entity bisnis lain sebagai pemasok, rekanan, vendor dan
pelanggan juga menentukan proses bisnis yang dilakukan. Inti dari tahap ini adalah
bagaimana proses yang akan dilakukan dengan model bisnis yang sudah dipilih
26
tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif tentang bagaimana produk yang
akan ditawarkan kelak sehingga dapat meningkatkan nilai dan kepuasan pelanggan.
Tahap berikut setelah menentukan jenis proses bisnis yang ingin diterapkan
dalam perusahaan tersebut adalah menentukan komponen-komponen obyek bisnis
yang diperlukan dalam membangun model bisnis tersebut. Komponen atau modul
bisnis tersebut biasanya berupa modul-modul aplikasi seperti modul aplikasi pesanan,
otorisasi, modul untuk mencari atau katalog elektronik, modul aplikasi penghubung
antar modul, modul aplikasi interaktif yang memungkinkan pelanggan dapat
berinteraksi dengan organisasi secara langsung dan modul-modul pendukung lainnya.
Dengan mencocokkan dengan model bisnis yang telah dipilih, sebuah
perusahaan dapat menerapkan modul-modul tersebut sehingga kerangka yang sudah
terbentuk dapat dilengkapi dengan adanya modul-modul aplikasi tersebut.
Akhirnya penerapan model bisnis yang menggunakan konsep e-commerce ini
harus didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang sesuai karena dalam hal
ini konsep penerapan model bisnis ini menggunakan komponen bisnis objek. Untuk
itu perusahaan harus mempunyai model kerangka pengembangan teknologi informasi
seperti data proses dan teknologi yang sesuai yaitu implementasi berbasis objek. Juga
tak kalah penting yaitu asset-asset perusahaan seperti perangkat keras dan perangkat
lunak yang masih menggunakan konsep bisnis lama harus segera diganti dan
diperbaharui.
2.3.2. Permasalahan dalam penerapan E-Commerce
Setiap penerapan teknologi mempunyai masalah dan hambatan yang harus
dihadapi oleh setiap perusahaan. Dalam penerapan konsep bisnis menggunakan ecommerce ini pun suatu perusahaan dapat mengalami masalah yang jika tidak
27
ditangani dengan baik akan berakibat pada menurunnya daya saing perusahaan
tersebut.
Menurut Ustadiyanto (Ustadiyanto, 2001), ada sembilan bidang yang muncul
ketika penerapan e-commerce dalam penciptaan pasar di Internet yang berarti
perusahaan tersebut harus siap memasuki pasar Internasional. Secara umum
permasalahan ini dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu masalah ekonomi dan
finansial, masalah hukum dan masalah akses pasar.
•
Masalah Finansial :
o Bea cukai dan perpajakan
o Pembayaran secara elektronis
•
Masalah Hukum :
o Uniform Commercial Code untuk e-commerce
o Perlindungan intellectual property
o Privasi
o Keamanan
•
Masalah Akses Pasar :
o Prasarana telekomunikasi dan teknologi informasi
o Isi (content)
o Standar-standar teknis
28
Masalah
Finansial
Masalah
Hukum
E-Commerce
Masalah akses
pasar
Gambar 2.6. Masalah yang timbul dalam implementasi E-Commerce
Sumber : Ustadiyanto, 2001
Penjelasan akan hal ini akan sangat berhubungan dengan bagaimana model
bisnis yang akan diterapkan dan strategi bisnis sesuai kerangka yang telah ditetapkan
pada saat awal perusahaan tersebut menentukan akan penerapan teknologi ini.
Masalah Finansial yang berarti berhubungan dengan masalah ekonomi baik itu
mikro atau makro, hal ini sangat berperan bagi suatu perusahaan yang menerapkan
konsep ini. Hal ini disebabkan karena Internet sebagai infrastruktur global
menciptakan pasar yang dalam hal ini berskala global pula. Untuk itu kebijakankebijakan yang diambil oleh suatu pemerintahan seperti di Indonesia diharapkan dapat
mendukung proses perdagangan ini sehingga hal ini dapat memacu pertumbuhan ecommerce khususnya di Indonesia.
Masalahnya adalah bagaimana suatu produk yang diperdagangkan melalui
Internet dikenai pajak dan bea sesuai dengan peraturan yang berlaku di setiap negara.
Untuk itu pemerintahan saat ini harus dapat memikirkan bagaimana penerapan pajak
dan bea cukai tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perdagangan internasional
dan peraturan perpajakan tersebut tidak menghambat praktek perdagangan melalui
Internet ini.
29
Sistem pembayaran yang digunakan dalam bisnis melalui Internet ini juga
merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi pelanggan yang tidak
hanya menggunakan satu jenis mata uang saja tapi merupakan pelanggan global.
Jaringan penyedia layanan kartu kredit dalam hal ini berperan penting dalam
mendukung proses perdagangan elektronik ini.
Persoalan berikutnya adalah menyangkut masalah hukum. Masalah hukum
yang pertama adalah kerangka perdagangan global melalui Internet yang disebut juga
sebagai Uniform Commercial Code. Kerangka perdagangan global ini diharapkan
dapat menampung semua peraturan-peraturan yang menjadi konvensi bersama bagi
pelaku bisnis di seluruh dunia yang menggunakan sistem perdagangan elektronik.
Hal-hal yang berhubungan dengan relasi antar konsumen dan produsen, produsen dan
pemerintah, dan produsen dan rekanan, dapat diatur dalam suatu kerangka
perdagangan baku untuk pelaksanaan perdagangan elektronik.
Masalah lain yang berhubungan dengan hukum adalah masalah perlindungan
terhadap kekayaan intelektual atau biasa disebut sebagai Intellectual Property. Untuk
melakukan perdagangan secara elektronik maka pelaku bisnis diharapkan dapat
mengerti akan hak kekayaan intelektual merupakan hak yang sangat hakiki dalam arti
tidak akan ada pembajakan dalam produk sehingga pembeli atau pelanggan dapat
yakin bahwa produk yang dibelinya merupakan produk yang asli.
Setiap individu yang bergerak dalam perdagangan elektronik juga harus
merasa yakin bahwa segala aktivitas dan informasi yang diberikan atau didapat
merupakan hak yang bersifat pribadi. Untuk masalah ini maka privasi dalam
melakukan perdagangan dapat diperhatikan bagi penyedia layanan perdagangan
elektronik, baik dari sisi perusahaan yang menyediakan jasa koneksi maupun
penyedia layanan produk. Privasi juga berhubungan erat dengan sistem keamanan
30
dalam sistem perdagangan elektronik. Penyedia jasa layanan harus menjamin bahwa
data yang dikirim atau diterima oleh pelanggan dapat digunakan secara semestinya
melalui suatu mekanisme keamanan yang terjamin.
Sebagai unsur yang ketiga
dalam permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan perdagangan elektronik adalah masalah akses pasar. Untuk masalah ini
tidak hanya penyedia layanan akses atau biasa disebut sebagai Internet Service
Provider (ISP) yang berhubungan, namun dalam hal ini adalah pemerintah sebagai
penentu kebijakan masalah telekomunikasi, perusahaan penyedia infrastruktur
telekomunikasi dan perusahaan penyedia layanan produk itu sendiri.
Penentuan model bisnis dari suatu perusahaan yang berbasis e-commerce akan
menentukan isi dari situs yang dibuat dalam mempromosikan produk dan layanan
perdagangan elektronik tersebut. Dengan adanya kebebasan arus informasi dalam
dunia maya ini maka pengelola situs dan perusahaan penyedia jasa layanan
penampungnya atau content provider harus dapat memberi batasan-batasan yang jelas
akan apa yang seharusnya dimuat dan apa yang tidak dapat dimuat. Hal ini karena
setiap negara juga mempunyai aturan-aturan mengenai kebebasan informasi sehingga
dalam menentukan isi dari situs yang dibuat disesuaikan dengan aturan perundangan
yang berlaku.
Terakhir masalah yang dapat timbul dengan pemanfaatan perdagangan
elektronik ini adalah menyangkut standar teknis yang digunakan. Untuk setiap sistem
yang menggunakan pemanfaatan teknologi apalagi dalam hal ini juga unsur
perdagangan yang terkait dengan privasi dari masing-masing pelaku bisnis sangat
dijaga, maka penggunaan standar teknis dalam pelaksanaan perdagangan elektronis
ini menjadi perhatian yang penting sehingga pemilihan perangkat keras, piranti lunak,
prosedur dan bentuk kerjasama dengan lembaga keuangan mempunyai standar yang
31
baku sehingga dapat mengurangi resiko kecurangan atau berakibat kepada kerugian
yang cukup besar.
2.3.3. Model Bisnis Perusahaan DotCom
Sebuah perusahaan menginginkan agar bisnisnya dapat menghasilkan arus kas
yang positif, karena tujuan dari suatu model bisnis adalah menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan tersebut. Untuk itu pemilihan model bisnis yang tepat dapat
mempengaruhi cash flow dari operasional perusahaan tersebut. Demikian juga
perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan perdagangan elektronik sebagai inti dari
bisnisnya harus memikirkan sumber-sumber pendapatan berdasarkan proses bisnis
yang digunakan.
Menurut Eko Indrajit, ada beberapa sumber pendapatan dari berbagai pihak
yang merupakan sumber pendapatan dari bisnis dotcom ini (Indrajit, 2001).
•
Pendapatan utama yang berasal dari penjualan produk atau jasa langsung
ke konsumen
•
Pendapatan bagi hasil dari penjualan produk atau jasa yang ditawarkan
bersama-sama dengan rekananan karena penjualan produk atau jasa
tersebut hanya dapat dilakukan melalui bentuk kerjasama yang telah
ditetapkan
•
Pendapatan dari ruang iklan yang disediakan melalui situs perdagangan
elektronik tersebut. Penjualan ruang iklan tersebut dapat dilakukan kalau
perusahaan tersebut telah memiliki basis pelanggan yang cukup kuat
sehingga menari perusahaan lain untuk menempatkan iklannya di situs
tersebut
•
Data pelanggan untuk dijadikan sumber penelitian. Meskipun hal ini masih
diperdebatkan namun kadang data perilaku konsumen berdasarkan jenis
32
kelamin, demografi, dan karakteristik lainnya dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan bagi perusahaan yang mempunyai data pelanggan
tersebut.
Dari keempat model pendapatan tersebut maka dapat ditarik bahwa ada empat
pihak yang saling terkait dalam pembentukan model bisnis perusahaan dotcom ini,
yaitu :
•
Members, yaitu calon konsumen atau pelanggan tetap dari perusahaan tersebut
•
Content Partners, merupakan rekanan yang dapat menyajikan informasi
mengenai produk yang dijual. Dalam hal ini content partner bisa content
provider atau perusahaan yang menyediakan informasi bagi produk yang
dijual
•
Merchants, merupakan rekanan yang memiliki produk atau jasa yang akan
ditawarkan perusahaan
•
Advertisers, merupakan perusahaan yang berminat menempatkan iklannya
pada situs perusahaan tersebut sebagai sarana promosi bagi produk mereka
Members
Content
Partners
Internet
Business
Merchants
Advertisers
Gambar 2.7. Pihak yang terkait dalam implementasi e-business
Sumber : Indrajit, 2000
33
Pada prakteknya kombinasi antara keempat pihak dan model pendapatan
tersebut menimbulkan bentuk model bisnis yang beragam dalam pelaksanaan bisnis
melalui Internet ini. Model bisnis tersebut antara lain adalah : Fee-Based Structure,
Membership Model, Multi-Level Marketing, Reverse Auction System, Visiting Site
Charge. Ada kalanya suatu perusahaan yang telah menerapkan model bisnis tertentu,
maka model bisnis tersebut dapat dipatenkan karena mudah sekali bagi suatu
perusahaan meniru model bisnis yang sudah ada.
Dari model bisnis yang ada maka perlu diperhatikan juga bentuk kerjasama
dan proses bisnis itu sendiri supaya alur kerja dari perusahaan tersebut dapat
menunjang tujuan utamanya yaitu menghasilkan revenue yang positif bagi
perusahaan. Juga model pembayaran atau payment method yang digunakan, sehingga
proses bisnis yang berjalan tidak terganggu karena urusan pembayaran yang tidak
baik.
2.3.4. Penerapan E-Commerce sebagai Kerangka Bisnis suatu
Perusahaan
Ada anggapan bahwa e-commerce merupakan suatu model perdagangan
produk atau jasa seperti layaknya penjualan konvensional namun menggunakan media
Internet. Hal ini dapat menjadi suatu jebakan sendiri bagi perusahaan yang
menginginkan usahanya dapat diimplementasikan ke Internet. Melalui euphoria
Internet ini banyak perusahaan yang tanpa model bisnis yang jelas dalam menjalankan
bisnisnya melalui Internet, saat ini mengalami kesulitan bahkan di ambang
kehancuran.
Secara lengkap Eko Indrajit menjelaskan dua titik ekstrem (Indrajit, 2001)
kemampuan e-commerce dalam mendukung bisnis suatu perusahaan yang
menginginkan perubahan bisnisnya melalui Internet. Kemampuan pertama adalah e-
34
commerce untuk menjadi follower yaitu e-commerce digunakan seperti layaknya
suatu bisnis pada umumnya, dimana di situ terdapat transaksi antara penjual dan
pembeli dan pertukaran uang melalui infrastruktur Internet. Kemampuan yang lain
adalah e-commerce dapat menciptakan suatu model bisnis baru yang dapat menjadi
terobosan bagi perdagangan konvensional saat ini karena dalam bisnis melalui ecommerce ini mekanisme pasar bebas dapat diterapkan melalui jaringan global ini.
2.4. Aspek-Aspek Bisnis untuk meningkatkan daya saing
2.4.1. Strategi Bisnis dalam Perdagangan Elektronik
Dalam setiap jenis usaha aktifitas pemasaran memegang peranan yang sangat
penting pada suatu perusahaan dalam usahanya mendapatkan arus pendapatan yang
baik (revenue stream). Bahkan secara umum konsentrasi yang terbesar dalam seluruh
aktifitas perusahaan tersebut adalah dalam proses pemasaran atau marketing. Dalam
manajemen strategi, suatu perusahaan harus menentukan terlebih dahulu model bisnis
yang akan dijalankan dan bagaimana strategi yang akan digunakan dalam menguasai
pasar. Strategi manajemen merupakan proses dalam memformulasi, implementasi,
dan evaluasi beberapa fungsi keputusan dari beberapa sumber yang kemudian
digunakan untuk perusahaan dalam mencapai tujuannya (David, 1997, p4).
Baik perusahaan konvensional maupun perusahaan yang menggunakan
perdagangan elektronik mempunyai misi yang sama yaitu untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya dengan biaya yang seminimal mungkin. Untuk itu strategi
pemasaran yang efektif akan membuat kinerja dan daya saing perusahaan tersebut
meningkat. Strategi pemasaran dengan menentukan segmentasi pasar, targeting
konsumen dan positioning produk dapat menjadi dasar untuk langkah selanjutnya.
Setelah itu dengan model 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion atau yang
35
dikenal dengan marketing mix, perusahaan akan berusaha untuk menembus pasar dan
meningkatkan daya saingnya. Kemudian menjadi 6P dengan menambah 2P yaitu
Partners dan People (Archer, Yuan & Basset, 2000).
Dalam konsep pemasaran konvensional memang dikenal dengan 4P namun
dalam hal ini pemasaran melalui Internet melibatkan pemain yaitu konsumen yang
menggunakan fasilitas perdagangan elektronik tersebut dan rekanan yang merupakan
bagian tak terpisahkan dalam membangun bisnis ini. Penjelasan mengenai 6P ini
adalah sebagai berikut :
•
People : pelanggan atau calon pelanggan, baik individual maupun
perusahaan bisnis
•
Product : barang, jasa, atau konsep/ide yang dijual dalam rangka
pemenuhan kebutuhan konsumen
•
Promotion : proses komunikasi antara penjual dan pembeli
•
Price : harga yang harus dibebankan kepada konsumen untuk suatu produk
•
Place : proses bagaimana produk tersebut dapat sampai ke tangan
konsumen
•
Partners : perantara atau kontraktor outsource
Hasil dari penerapan 6P ini dapat dilihat ringkasannya dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1. Hubungan Model 6P dan dampaknya terhadap E-Commerce
Sumber : Archer, Yuan dan Basset, 2000
Komponen
Efeknya terhadap E-Commerce
Marketing Mix
People
•
Membatasi, memperluas, dan definisi ulang pelanggan yang
prospektif
36
•
Identifikasi secara demografi ceruk pasar tertentu (market
niches)
•
Melengkapi pengumpulan informasi untuk mengidentifi-kasi
karakteristik konsumen dan perilaku pasar
•
Meningkatkan pengharapan akan pilihan yang lebih luas, harga
yang lebih murah, dan layanan yang lebih baik
•
Merubah persepsi dan lebih mempercayai akan institusi virtual
atau fisik
Product
•
Memperkaya informasi mengenai produk dan jasa yang
ditawarkan
•
Menyediakan bentuk yang baru dari informasi produk dan jasa
•
Menyediakan kustomisasi massal dari produk dan jasa
•
Menuntut perhatian yang lebih mengenai masalah proteksi
copyright
Place
•
Peralihan dari ruang secara fisik ke dunia maya (cyberspace)
•
Informasi mengenai pengiriman secara on-line dari barang atau
jasa
•
Mendukung outsourcing, koordinasi dari dalam dan luar
terhadapat penyediaan barang atau logistik
Price
•
Mempromosikan globaliasi tentang marketplace
•
Model
baru
mengenai
penetapan
harga
dan
metode
pembayaran
•
Pembentukan pasar yang lebih efisien, harga yang lebih
bersaing
37
Promotion
•
Menimbulkan issue mengenai perpajakan yang baru
•
Memberikan pilihan baru mengenai push dan pull technologies
•
Mendukung, memfasilitasi pencarian informasi oleh konsumen
•
Menarik perhatian konsumen dengan informasi gratis
•
Menyediakan jenis produk yang beragam dan disesuaikan
dengan keinginan konsumen
Partners
•
Membangun komunitas virtual
•
Strategi promosi yang flexible dapat diimplementasikan
•
Menghilangkan atau mengadaptasi perantara (intermediary)
•
Perantara secara digital seperti web search engines, direktori
atau lelang elektronik
•
Koordinasi rekanan lewat hubungan secara virtual yaitu secara
elektronis
•
Mesin pencari, dukungan direktori untuk proses belanja
pelanggan
2.4.2. Pemasaran di Internet
Saat ini dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 230 juta penduduk dan
pengguna Internet yang hanya 2 juta sampai 4 juta, yaitu sekitar 1% sampai 2%
sebenarnya belum dapat menjanjikan bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia
akan berkembang dengan baik, walau demikian perkembangan teknologi dan
infrastruktur yang sedemikian pesat dan perkembangan politik Indonesia yang
diharapkan semakin membaik dapat menjadi lahan yang subur bagi bisnis ini. Dalam
pelaksanaan mekanisme perdagangan melalui Internet ini segala macam inovasi dapat
38
muncul karena sifat dari jaringan global ini dan kompetisi yang terbuka bagi semua
pemain yang bergerak dalam bisnis ini. Untuk itu setiap perusahaan dapat
menggunakan peluang ini sebaik-baiknya dalam membuat model bisnis yang unik dan
sesuai dengan kultur atau budaya konsumen di Indonesia.
Dalam pemasaran melalui Internet, secara garis besar memang sama yaitu
dalam pemilihan produk, harga, distribusi dan penyajianya, namun agak sedikit
berbeda karena budaya pengguna Internet berbeda dengan konsumen biasa yang
membeli produk melalui jalur distribusi biasa. Hal ini harus diketahui juga oleh
pengelola atau perusahaan tersebut. Dalam hal ini budaya pengguna Internet seperti
yang diungkapkan oleh Jill dan Matthew Ellsworth (Ellsworth & Ellsworth, 1997)
adalah sebagai berikut :
•
Pemakai Internet (Internauts) menginginkan informasi yang detail dan
dapat memuaskan kebutuhan mereka
•
Internauts berharap bahwa informasi tersebut dapat diterima secara cumacuma
•
Internauts tidak menginginkan e-mail promosi yang tidak diharapkan
•
Internauts mengharapkan isi yang baik dari suatu situs, dan tidak terlalu
mengindahkan slogan-slogan atau hiasan yang tidak penting
Inti dari pemasaran di Internet adalah menarik pengguna Internet dari cobacoba menjadi konsumen dan diharapkan menjadi pelanggan tetap dari situs tersebut,
sembari perusahaan tersebut melebarkan pangsa pasarnya melalui promosi dan
peningkatan kualitas layanannya.
Untuk mengimplementasikan e-commerce sebagai suatu strategi dalam usaha
untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing, maka perusahaan agar dapat
mengenali karakteristik dari e-commerce itu sendiri dan berbagai keuntungan atau
39
kerugian yang terjadi jika diterapkan model bisnis ini. Berikut adalah keuntungan dan
kerugian yang menyertai dalam implementasi e-commerce ini.
Tabel 2.2. Keuntungan dan Kerugian penerapan E-Commerce
Sumber : Archer, Yuan dan Basset, 2002
Shopping
Keuntungan dalam Penerapan
Kerugian dalam Penerapan
Characteristics
E-Commerce
E-Commerce
Accessibility
•
Mengurangi waktu perjalanan
•
Menghilangkan
batas
•
Terbatas hanya konsumen
yang memiliki akses Internet
secara
geografis
Informasi Produk
•
Siapa saja, dimana saja, kapan saja
•
Lebih detail, dapat dicari dengan •
Produknya
mudah
disentuh, dicium, dirasakan
•
Mencoba
software
•
secara
gratis,
yang
paket •
Tidak
dapat
lingkungan
tidak
dapat
dapat
merasakan
belanja
yang
diambil/download
sesungguhnya
seperti
Multi-media, virtual reality dan
kesempatan untuk jalan-jalan
bentuk-bentuk nyata yang menarik
•
Komentar dari berbagai pihak yang
dapat mendukung
Sentuhan Pribadi
•
Layanan lebih ke arah personalisasi
•
Kontak langsung ke petugas
lebih
sulit,
tidak
menghubungi
dapat
secara
langsung misalnya bertatap
muka
Keamanan dan
•
Mudah
dalam
melakukan •
Banyak
masalah
timbul
40
Privasi
•
pembayaran
mengenai proses pembayaran
Keamanan dari pihak lain seperti •
Kejanggalan
Bank, Credit Card Authenticator,
menangani
sudah tersedia
dalam
dalam
pembayaran
jumlah
kecil
dalam jumlah besar
Setelah mengetahui beberapa faktor dalam menjalankan bisnis secara
elektronik atau perdagangan elektronik ini maka sebagai suatu perusahaan yang
menginginkan agar bisnisnya dapat berjalan dengan baik maka diperlukan suatu
strategi dalam pelaksanaannya. Untuk memantau strategi tersebut terlaksana dengan
baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka faktor-faktor kritis sebuah
perusahaan harus dibentuk agar eksekutif dapat memonitor kinerja peusahaan.
Sebagai contoh faktor kritis penentu keberhasilan suatu perusahaan agar dapat
bersaing adalah market share, price competitiveness, financial position, product
quality, customer loyalty.
Market Share
Price
Competitiveness
Competitive
Profile
Financial
Position
Product
quality
Customer
Loyalty
Gambar 2.8. Critical Success Factor untuk meningkatkan daya saing
Sumber : David, 1997
dan
41
2.5. E-commerce di Indonesia
Perkembangan Internet di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, seperti yang
dilaporkan oleh APJII (APJII, 2002), perbandingan antara subscriber, dalam hal ini
berarti pengguna yang terdaftar pada salah satu ISP di Indonesia mencapai 581.000
dan pengguna dalam hal ini yang pernah menggunakan fasilitas Internet baik melalui
jaringan di kantor, warung Internet maupun fasilitas sekolah atau kampus adalah
sebesar 4.200.000. Hal ini sangat kecil persentasenya dibandingkan dengan jumlah
penduduk Indonesia dan pemakai komputer pada khususnya.
Meskipun kelihatannya sangat kecil kemungkinan perkembangan e-commerce
di Indonesia, namun dengan semakin membaiknya perekonomian dan politik di
Indonesia hal ini dapat membentuk suasana yang cukup kondusif bagi perkembangan
dunia Internet di Indonesia pada umumnya dan e-commerce pada khususnya.
Secara umum pemerintah saat ini juga sedang mempersiapkan infrastruktur
komunikasi sebagai landasan bagi perkembangan transformasi informasi di Indonesia.
Di lain pihak perusahaan-perusahaan komunikasi seperti Telkom dan Indosat dengan
gencar mempersiapkan infrastruktur teknologi informasi ini dengan memperluas
jaringan-jaringan komunikasinya ke beberapa daerah.
Perkembangan perdagangan elektronik di Indonesia ini sudah berjalan seperti
pada sanur.com yang bergerak dalam penjualan buku seperti amazon.com dan
perusahaan dotcom lainnya yang bergerak dalam model bisnis seperti portal, B-to-B,
e-tail, e-auction, dan lain sebagainya. Saat ini mereka mempunyai pasar tersendiri dan
memiliki strategi bisnis sendiri, tetapi tidak sedikit yang hanya mengandalkan modal
yang besar tanpa didukung dengan sumber daya manusia dan kualitas pelayanan yang
prima menjadi ambruk.
42
Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan perdagangan elektronik di
Indonesia masih di seputar keengganan konsumen untuk berani melangkah dalam
menggunakan fasilitas Internet dalam transaksi jual belinya karena budaya belanja
dan ketidakyakinan akan keamanan data yang berjalan melalui media ini. Hal lain
adalah belum adanya kepastian hukum dan dukungan dari pemerintah dalam
menumbuhkan kondisi yang baik dalam teknologi informasi dan komunikasi ini.
Selain itu masalah infrastruktur, kecepatan dan kemudahan pelanggan dalam
melakukan transaksi dan kemudahan dalam mendapatkan informasi berkaitan dengan
produk-produk baru yang semuanya ini berhubungan dengan customer relationship
atau dalam dunia bisnis disebut sebagai humas dan dalam teknologi informasi saat ini
dikenal dengan Customer Relationship Management atau CRM.
Download