Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat

advertisement
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
(Studi pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)
Tetty Widiyastuti
Pascasrjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Djumahir
Nur Khusniyah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Abstract: This research aim to identify the factors affecting obligation rank on manufacturing corporations. The factors investigated in this research include coverage ratio, liquidity ratio, solvability ratio,
productivity ratio, and business risk. The population in this research is all manufacturing corporations
registered in BEI, with the first criteria is the corporation has been registered for 5 years, and the second
criteria is the corporation has published obligations continously for 5 years. Eight corporations meet those
criterias and become the research sample. Data analysis on this research use double regression analysis.
The result shows that from five variable researched, only one influence the obligation rank, which is
business risk. This result contributes to both theory and praticioners.
Keywords: bond rating, coverage ratios, liquidity ratios, solvency ratios, profitability ratios, and business risks
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan manufaktur. Faktor-faktor yang akan diuji di dalam penelitian ini meliputi rasio cakupan, rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan risiko bisnis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yang mempunyai kriteria yang pertama, perusahaan tersebut
terdaftar di BEI selama 5 tahun, yang kedua perusahaan tersebut menerbitkan obligasi berturut-turut selama 5
tahun. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan sebanyak 8 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa dari
kelima variabel yang diteliti hanya satu yang memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, yaitu risiko
bisnis. Hasil ini memberikan kontribusi terhadap teori dan prkatisi.
Kata Kunci: peringkat obligasi, rasio cakupan, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan risiko
bisnis
Isu domestik seperti tren suku bunga tinggi dapat memicu emiten menunda penerbitan obligasi lantaran
investor meminta kupon ataupun yield tinggi. Dampaknya, jika perusahaan ingin menerbitkan surat
hutang, maka kupon obligasinya harus tinggi untuk
menarik minat investor. Tingginya kupon obligasi
Alamat Korespondensi:
Tetty Widiyastuti, Pascasrjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya
menjadi peluang bagi investor yang menginginkan
keuntungan. Hanya saja, investor harus lebih selektif
memilih obligasi korporasi dengan peringkat tertentu,
seperti minimal AA seiring faktor risiko yang menurun.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh suatu perusahaan manufaktur, maka dibutuhkan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang
bertujuan untuk mendapatkan tambahan dana dalam
aktivitas bisnis perusahaan. Husnan (2003) berpendapat
tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Salah
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
269
ISSN: 1693-5241
269
Tetty Widiyastuti, Djumahir, Nur Khusniyah
satu tambahan dana dari luar berasal dari penerbitan
obligasi oleh perusahaan.
Brigham dan Houston (2006) mengemukakan
obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka
panjang di mana pihak peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada
tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.
Investasi obligasi merupakan salah satu investasi yang
diminati oleh pemodal. Hal ini dikarenakan obligasi
memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan
tetap tersebut diperoleh dari bunga yang akan diterima
secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh
tempo. Untuk melakukan investasi pada obligasi,
selain diperlukan dana yang cukup pemilik modal juga
memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi
serta diikuti dengan naluri bisnis yang baik untuk bisa
menganalisa atau memperkirakan faktor-faktor yang
bisa mempengaruhi investasi pada obligasi.
Seorang pemilik modal yang berminat membeli
obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat
obligasi karena peringkat obligasi tersebut memberikan
informasi dan memberikan sinyal tentang profitabilitas
kegagalan utang suatu perusahaan. Peringkat obligasi
merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Informasi peringkat obligasi bertujuan
untuk menilai kualitas kredit dan kinerja dari perusahaan penerbit. Selain peringkat obligasi memiliki
keuntungan tersendiri bagi investor, peringkat obligasi
memiliki kegunaan tersendiri bagi perusahaan penerbit
obligasi diantaranya untuk menunjukkan penilaian
mereka atas keamanan dari obligasi yang diberikan,
peringkat kredit tersebut sebagai suatu verifikasi independen terhadap kelayakan kredit/utang perusahaan
penerbit obligasi.
Peringkat obligasi diperbaharui secara reguler
untuk mencerminkan perubahan signifikan dari kinerja
keuangan dan bisnis perusahaan. Perubahan peringkat
memiliki pengaruh signifikan pada aktivitas investasi
dan pendanaan masa depan perusahaan serta profil
risiko dan kinerja masa depannya. Pengukuran kinerja
perusahaan pada prinsipnya adalah menilai hasil yang
didapat oleh perusahaan tersebut. Untuk mengetahui
kinerja perusahaan secara lengkap perlu dilakukan
anlisis terhadap laporan keuangan perusahaan, guna
mendapat gambaran mengenai rasio keuangan yang
dimiliki perusahaan. Meskipun laporan keuangan ini
merupakan gambaran selama periode yang lalu, tetapi
270
dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan serta pengambilan kebijakan pada waktu yang
akan datang (Noor, 2009).
Rasio keuangan merupakan salah satu alat yang
penting dalam evaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Rasio ini memberikan informasi yang penting dan
strategis misalnya bagi kreditur dan investor (Sumber
Pendanaan) bagi Manajemen (untuk menyusun strategi bagaimana memaksimumkan keuntungan, bagaimana meningkatkan efisiensi pengelolaan aset perusahaan), bagi vender, untuk mengetahui kemampuan
likuiditas, risiko keuangan dan sebagainya (Noor,
2009).
Horne dan Wachowicz (2012) mengungkapkan
ada lima jenis rasio yang penting untuk menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan: Rasio Likuiditas,
Rasio leverage (Solvabilitas), Rasio Cakupan (Coverage), aktivitas, dan rasio profitabilitas. Bodie, et al.
(2006) berpendapat perusahaan pemeringkat obligasi
menggunakan basis pemeringkatan mereka kebanyakan dari analisis tren dan tingkat rasio keuangan perusahaan penerbit. Rasio-rasio penting yang digunakan
untuk menilai keamanan adalah : Rasio cakupan (coverage ratio), rasio pengungkit (leverage ratio),
rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio profitabilitas
(profitability ratio), dan rasio arus kas terhadap
utang (cash flow-to-debt ratio). Berdasarkan dari
teori yang diungkapkan tersebut, penelitian ini menggunakan variabel rasio cakupan (coverage), rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas,
karena dari kedua teori tersebut hanya 4 rasio yang
sering dibahas. Hal ini menandakan bahwa keempat
rasio tersebut memiliki peran lebih penting dalam
melihat kinerja dari suatu perusahaan.
Variabel rasio keuangan yang digunakan adalah
rasio likuiditas, rasio cakupan (coverage), rasio
profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio cakupan
(coverage), rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas
tersebut memiliki pengaruh terhdap peringkat obligasi.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian yang didapat Ho dan Rao (1993), Kim (2005),
Malhotra, et al. (2010), Niemann, et al. (2008). Hasil
penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang didapat oleh Satoto (2011). Hasil penelitian
yang dilakukan Satoto (2011) menunjukkan bahwa
rasio cakupan (coverage), rasio likuiditas, rasio
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, hanya variabel rasio leverage yang
memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi.
Peneliti ingin mengembangkan dari penetian
terdahulu yang dilakukan oleh Novotna (2001) yang
menggunakan variabel rasio keuangan dengan menambah variabel risiko bisnis yang di teliti oleh
Niemann, et al. (2008).
Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, di mana penerbit obligasi berjanji akan membayar
bunga dan pokok hutang pada waktu tertentu kepada
pemegang obligasi. Berdasarkan definisi ini dapat
disimpulkan bahwa obligasi merupakan surat pernyataan hutang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana jangka panjang. Obligasi akan membebani penerbitnya dengan kewajiban untuk membayar
bunga dan pokok pinjaman. Kewajiban tersebut bersifat tetap. Apabila penerbit obligasi gagal memenuhi
kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak mengajukan klaim terhadap aktiva yang dimiliki pihak
yang berhutang (Yuliati,1996).
Menurut Darmadji (2001) tujuan dari pemeringkatan adalah untuk memberikan pendapat secara
independen, objektif, dan jujur mengenai risiko suatu
efek utang. Peringkat efek yang dikeluarkan oleh
pemeringkat efek menjadi informasi penting, karena
akan menjadi salah satu alasan keputusan investor
utuk melakukan pembelian efek bersifat hutang dan
setiap simbol peringkat yang dikeluarkan mengandung
arti bagi calon investor (Nasrudin dan Surya, 2004).
Pengukuran kinerja perusahaan pada prinsipnya
adalah menilai hasil yang didapat oleh perusahaan
tersebut. Untuk mengetahui kinerja perusahaan
secara lengkap perlu dilakukan anlisis terhadap laporan
keuangan perusahaan, guna mendapat gambaran
mengenai kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan.
Rasio keuangan merupakan salah satu alat yang
penting dalam evaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Bodie, et al. (2006) berpendapat perusahaan
pemeringkat obligasi menggunakan basis pemeringkatan mereka kebanyakan dari analisis tren dan tingkat rasio keuangan perusahaan penerbit. Rasio-rasio
penting yang digunakan untuk menilai keamanan
adalah: Rasio cakupan (coverage ratio), rasio pengungkit (leverage ratio), rasio likuiditas (liquidity ratio),
rasio profitabilitas (profitability ratio), dan rasio arus
kas terhadap utang (cash flow-to-debt ratio).
Perusahaan pemeringkat obligasi menggunakan
basis pemeringkatan mereka kebanyakan dari analisis
tren dan tingkat rasio keuangan perusahaan penerbit.
Rasio-rasio penerbit yang digunakan untuk menilai
keamanan adalah (Bodie, et al., 2006): 1) Rasio
Cakupan (coverage ratio)merupakan rasio dari laba
perusahaan terhadap biaya tetap. Rasio cakupan yang
rendah atau jatuh menandakan kemungkinan adanya
kesulitan arus kas, 2) Rasio pengungkit (leverage
ratio) merupakan rasio utang terhadap modal. Rasio
pengungkit yang terlalu tinggi menunjukkan utang yang
berlebihan, dan menandakan adanya kemungkinan
bahwa perusahaan tidak akan mampu menciptakan
laba yang cukup untuk membayar kewajiban obligasinya, 3) Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menghitung kemampuan perusahaan
dalam membayar tagihan-tagihan dengan asetasetnya yang likuid, 4) Rasio profitabilitas (profitability ratio) merupakan ukuran tingkat imbal hasil
aset atau modal. Rasio profitabilitas merupakan indikator atas kesehatan keuangan perusahaan secara
keseluruhan, 5) Rasio arus kas terhadap utang (cash
flow-to-debt ratio) merupakan rasio dari jumlah arus
kas terhadap utang.
Selain kinerja keuangan yang menjadi faktor
dalam memprediksi peringkat obligasi ada faktor lain
yang juga mencerminkan kondisi dari peringkat obligasi suatu perusahaan, yaitu faktor risiko. Tandelilin
(2001) mengungkapkan bahwa semakin tinggi peringkat oligasi, semakin rendah risiko yang dihadapi oleh
investor mengingat semakin kecil kemungkinan obligasi mengalami kegagalan dalam membayar bunga dan
pokok pinjamannya. Peringkat obligasi merupakan
skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan.
Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu
obligasi bagi investor (Sari, 2007). Menurut Fahmi
(2006) risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Hipotesis Penelitian:
Faktor Rasio cakupan bunga dan Peringkat
Obligasi
Menurut Murhadi (2013) Time Interest Earned
Ratio merupakan rasio yang menggambarkan
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
271
Tetty Widiyastuti, Djumahir, Nur Khusniyah
kemampuan hasil operasional perusahaan untuk
menutupi kewajiban bunga. Semakin rendah rasio TIE
menunjukkan kemampuan hasil operasional
perusahaan untuk menutupi bunga adalah rendah.
Penelitian Satoto (2011) mengungkapkan bahwa time
interest earned (TIE) berpengaruh negatif terhadap
peringkat obligasi. Hasil penelitian yang temukan oleh
Satoto (2011) bertentangan dengan hasil penelitian
yang didapat oleh Ho dan Rao (1993), Malhotra, et
al. (2010), Niemann, et al. (2008).
H1 : Rasio cakupan bunga memiliki pengaruh
terhadap Peringkat Obligasi
Faktor Current ratio dan Peringkat Obligasi
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, jadi
kreditur jangka panjang lebih tertarik untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman dan kemampuan mengembalikan pokok pinjaman dalam jangka panjang. Perusahaan harus cukup
mempunyai alat-alat likuid dalam jangka pendek dan
mempunyai keuntungan yang memadai dalam jangka
panjang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kim
(2005) bahwa variabel current Ratio memberikan
pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian
Kim (2005) didukung oleh hasil penelitian Satoto (2011),
Raharja & Sari (2008), Sari (2007), Purwaningsih (2008),
Almilia & Devi (2007), Niemann, et al. (2008),
Malhotra, et al. (2010). Berdasarkan uraian diatas
maka memunculkan hipotesis berikut
H2 : Current Ratio memiliki pengaruh terhadap
Peringkat Obligasi
Faktor DAR dan Peringkat Obligasi
Rasio total hutang terhadap total aset menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan presentase aset perusahaan yang didanai oleh hutang (Horne dan
Wachowicz, 2012). Semakin besar presentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang
saham, semakin besar jaminan perlindungan yang
didapat oleh kreditur perusahaan. Jadi semakin tinggi
rasio hutang terhadap total aset, semakin besar risiko
keuangannya, semakin rendah rasio ini, maka akan
semakin rendah risiko keuangannya.
272
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Malhotra, et al. (2010) DAR memberikan pengaruh
terhadap peringkat obligasi, hasil penelitian ini didukung
oleh Sari (2007), Purwaningsih (2008), Niemann, et
al. (2008). Hasil penelitian tersebut bertentangan
dengan hasil yang diperoleh oleh Sari, dkk., Raharja
& Sari (2008) yang menunjukkan bahwa DAR tidak
memberikan pengaruh terhadap peringkat obligasi.
H3 : DAR memiliki pengaruh terhadap Peringkat
Obligasi
Faktor ROE dan Peringkat Obligasi
ROE mengukur pengembalian nilai buku kepada
pemilik perusahaan (Weston and Copeland, 1995).
Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan return yang
diterima oleh pemegang saham juga semakin meningkat, meningkatnya return pemegang saham akan berdampak pula pada tingkat proteksi investor obligasi.
Investor akan memiliki jaminan atas dana yang ditanamkannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Niemann, et al. (2008) bahwa ROE memberikan
pengaruh terhadap peringkat obligasi, hasil penelitian
ini didukung oleh Raharja & Sari (2008), Malhotra, et
al. (2010). Hasil penelitian tersebut bertentangan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Satoto
(2011), Almilia & Devi (2007) yang menunjukkan
bahwa ROE tidak memberikan pengaruh terhadap
peringkat obligasi.
H4 : ROE memiliki pengaruh terhadap Peringkat
Obligasi
Faktor Variabilitas EBIT dan Peringkat Obligasi
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian
tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan
di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas
keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak
(EBIT). Sawir (2004) mengungkapkan risiko merupakan kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan yang
dapat diukur dengan standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Risiko usaha bervariasi dari industri yang satu
ke industri yang lain dan juga di antara perusahaanperusahaan di dalam suatu industri tertentu. Niemann,
et al. (2008) mengungkapkan dalam hasil penelitian
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh terhadap
peringkat obligasi.
H5 : Variabilitas EBIT memiliki pengaruh terhadap
Peringkat Obligasi
Kerangka hipotesis yang mengacu telaah pustaka
yang telah diuaraikan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
Tabel 1. Kriteria Populasi Penelitian
No.
1.
2.
Keterangan
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2007 - 2011
Perusahaan manufaktur yang
menerbitkan obligasi selama
periode 2007 – 2011
Jumlah
137
8
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
Berikut adalah 8 perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 2 berikut:
Tabel 2. Data Sampel Penelitian
Emiten
Gambar 1. Kerangka Hipotesis Penelitian
METODE
Jenis Penelitian, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori
dengan pendekatan kuantitatif. Hubungan yang terjadi
antara variabel dalam penelitian ini adalah hubungan
kausal. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu
sebanyak 137 perusahaan, dengan kriteria sebagai
berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI selama periode 2007–2011 (Penelitian ini hanya
mengunakan periode 2007–2011 karena perhitungan
di tahun 2012 dan seterusnya menggunakan perhitungan yang berbeda dengan tahun sebelumnya). (2)
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi
selama periode 2007–2011.
Berdasarkan kriteria populasi tersebut, diperoleh
sebanyak 8 perusahaan yang dapat dijadikan sebagai.
Oleh karena besarnya sampel hanya terdapat 8
perusahaan maka seluruhnya dijadikan sampel
penelitian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penelitian ini menggunakan sampling jenuh.
Nama Perusahaan
INDF
PT . Indofood Sukses Makmur Tbk
JAPFA
PT . Japfa Comfeed Indonesia T bk
MAIN
PT . Malindo Feedmill Tbk
MYOR
PT . Mayora Indah Tbk
RMBA
TKIM
PT . Bentoel International Investama Tbk
PT . Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
BRNA
UNIC
PT . Berlina Tbk
PT . Unggul Indah Cahaya Tbk
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data keuangan perusahaan yang diperoleh
dari berbagai sumber yaitu dari pojok BEI Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, website:
www.idx.co.id, website perusahaan, dan ICMD
(Indonesian Capital Market Directory). Penelitian
ini menggunakan pooled data tahun. Pooled data
atau data panel yaitu data yang didapatkan dengan
menggunakan data time series yaitu sebanyak 5 tahun
selama periode 2007-2011, dan data cross sectional
sebanyak 8 perusahaan, sehingga jumlah data yang
diamati sebanyak 40 (8 tahun*8 perusahaan).
Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
273
Tetty Widiyastuti, Djumahir, Nur Khusniyah
independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji Multikolinieritas
Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen). Identifikasi secara statistik untuk menunjukan
adanya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan
menghitung nilai Variance Inflation Factors (VIF).
Indikasi adanya multikolinieritas adalah apabila VIF
> 5.
Uji multikolinieritas ini dimaksudkan untuk
membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan
yang linier antara variabel bebas (independen) satu
dengan variabel bebas (indepeden) yang lainnya.
Identifikasi secara statistik untuk menunjukkan
adanya gejala multikolinieritas daoat dilakukan dengan
menghitung nilai Variance Inflations Factors (VIF).
Indikasi adanya multikolinieritas adalah apabila VIF
>5. Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui
bahwa nilai VIF masing-masing variabel dibawah 5
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas.
Pengujian Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini analisis regresi berganda. Persamaan regresi pada
penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e
Keterangan:
Y = Prediksi peringkat obligasi
a = Konstanta
b 1-4 = Koefisien regresi
X1 = Rasio Coverage
X2 = Rasio Likuiditas
X3 = Rasio Solvabilitas
X4 = Rasio Profitabilitas
X5 = Risiko Bisnis
HASIL
Pengujian Asumsi Klasik
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen,
variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Ukuran yang digunakan
untuk menerima (H1) atau menolak (Ho) adalah
menggunakan nilai Asymp. Sig.(2 tailed). Kriteria
yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai Asymp.
Sig.(2 tailed) > 0.05. Berdasarkan hasil uji normalitas
yang dilakukan diketahui bahwa nilai Asymp. Sig.(2
tailed) nya seluruh variabel memenuhi asumsi normalitas, dimana probabilitas signifikansi di atas 0.05
(=0.05), hal ini berarti hipotesis nol diterima, dan
Ha ditolak.
274
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
3,329
,579
,208
-,173
-,126
-,127
-1,980
,183
,195
,313
,124
,434
t
Sig.
Beta
,216
-,123
-,066
-,169
-,888
5,745
,000
1,138
-,887
-,404
-1,023
-4,566
,263
,382
,689
,313
,000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi
berganda menunjukkan nilai dari Uji Hipotesis. Apabila
nilai sig lebih besar dari alpha yang ditetapkan maka
Ho ditolak atau seluruh variebel x masing-msing memberikan pengaruh secara terhadap variabel dependen
nya. Uji hipotesis untuk rasio time interest earned
dengan nilai signifikansi sebesar 0.263. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik Rasio time interest
earned (0.263) > 0.05, sehingga rasio time interest
earned tidak berpengaruh dan memiliki hubungan
positif terhadap peringkat obligasi. Uji hipotesis untuk
variabel rasio current ratio dengan nilai signifikansi
sebesar 0.382. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik variabel rasio current ratio (0.382) > 0.05,
sehingga variabel rasio current ratio tidak berpengaruh dan memiliki hubungan negatif terhadap peringkat
obligasi. Uji hipotesis untuk variabel rasio debt to
equity ratio dengan nilai signifikansi sebesar 0,689.
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik variabel
rasio debt to equity ratio (0.689) < 0.05, sehingga
variabel rasio debt to equity ratio memiliki hubungan
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
negatif dan tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Uji hipotesis untuk variabel rasio return on
equity dengan nilai signifikansi sebesar 0.313. Hal
ini menunjukkan bahwa secara statistik variabel rasio
return on equity (0.313) > 0.05, sehingga variabel
rasio return on equity tidak berpengaruh dan memiliki
hubungan negatif terhadap peringkat obligasi. Uji
hipotesis untuk variabel volatility EBIT dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik variabel volatility EBIT
(0,000) > 0.05, sehingga variabel volatility EBIT
berpengaruh dan memiliki hubungan negatif terhadap
peringkat obligasi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Time Interest Earned sebagai ukuran dari rasio likuiditas tidak berpengaruh terhaap peringkat obligasi.
Semakin tingginya rasio cakupan bunga akan menaikkan peringkat obligasi, tidak berpengaruhnya rasio
cakupan bunga terhadap peringkat obligasi dikarenakan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
belum cukup mampu untuk meyakinkan pihak eksternal (investor) jika dilihat dari pendapatan operasonal
bersih (EBIT). EBIT tidak menggambarkan jumlah
laba yang tersedia untuk membayar bunga dan biaya
modal lainnya. Selain itu biaya bunga itu baru sebagian
dari biaya-biaya modal yang harus dibayar perusahaan. Dalam prakteknya perusahaan harus membayar
biaya sewa, biaya (bunga) utang, dividen saham preferen, sebagai imbalan atas modal yang telah
dipergunakan. Kinerja keuangan perusahaan tidak
hanya ditentukan dari kemampuan perusahaan dalam
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban atau
beban bunga. Oleh karena itu penting untuk menganalisis kemampuan laba usaha dari perusahaan untuk
memenuhi kewajiban hutangnya dan beban keuangannya yang lain. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Satoto (2011), namun tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Niemann,
et al. (2007).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
Current Ratio (CR) sebagai ukuran dari Rasio Likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Hal ini disebabkan karena perusahaan terlalu banyak
menyimpan aset lancarnya. Meskipun nilai CR di
perusahaan itu tinggi, belum tentu menjamin akan
dapat dibayarnya hutang perusahaan yang jatuh tempo
karena proporsi dari aktva lancar yang tidak menguntungkan. Current ratio yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva
lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada
aktiva lancar atau sebaliknya. Aset lancar kurang
menghasilkan return yang tinggi dibandingkan aset
tetap. Aset lancar pada perusahaan manufaktur salah
satunya berasal dari persediaan. Pada akhir periode
pada perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai dikerjakan. Produk yang belum
selesai dikerjakan dinamakan persediaan barang
dalam proses. Persediaan inilah yang membuat aktiva
lancar menjadi lebih besar daripada hutang lancar.
Persediaan merupakan aset yang paling tidak likuid.
Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap
yang dilalui untuk untuk menjadi kas serta ketidakpastian dari nilai persediaan itu sendiri, jadi meskipun
current ratio memiliki nilai normal berkisar 2, hal tersebut tidak bisa menjadi patokan apakah perusahaan
tersebut dalam kondisi yang sehat dan mampu untuk
memenuhi kewajibannya. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh
Kim (2005).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
Debt to total Asset (DAR) sebagai ukuran dari Rasio
Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Rasio hutang yang rendah memiliki risiko yang
kecil bagi investor, tetapi dengan rendahnya rasio
hutang hal tersebut menunjukkan bahwa hutang yang
ditanggung perusahaan sedikit hal ini kaitannya
dengan pembelian obligasi oleh investor yang menurun
lalu keuntungan perusahaan pun juga akan menurun
dikarenakan produksi yang menurun karena tidak ada
tambahan dana untuk melakukan proses produksi,
sehingga hal ini akan berdampak pada keuntungan
perusahaan yang menurun. Investor akan melihat bahwa keuntungan perusahaan yang menurun menandakan kondisi perusahaan yang tidak sehat. Perusahaan
akan memberikan jaminan pengembalian yang tinggi
tetapi prospek pengembalian yang tinggi memang
diinginkan oleh investor, tetapi investor enggan pada
risiko yang akan ditanggung (Weston dan Brigham,
1986). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang didapat oleh Malhotra, et al. (2010).
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
275
Tetty Widiyastuti, Djumahir, Nur Khusniyah
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel ROE sebagai ukuran dari
Rasio Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat terjadi karena keuntungan perusahaan cenderung berfluktuasi, hal ini menyebabkan sulitnya menilai risiko obligasi hanya sekedar
dari tingkat profitabilitas perusahaan saja. Belum tentu
perusahaan yang memiliki profit yang tinggi memiliki
propek yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya dan investasi pada obligasi perusahaan
tidak terpengaruh pada keuntungan yang didapat oleh
perusahaan, pemegang obligasi tetap menerima sebesar tingkat bunga yang sudah ditentukan. Hasil yang
didapat dalam penelitian ini tidak konsisten dengan
hasil yang didapat oleh Malhotra, et al. (2010), dan
Kim (2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa volatilitas
EBIT sebagai ukuran dari risiko bisnis memiliki pengaruh yang signifikan dan mempunyai hubungan negatif
terhadap peringkat obligasi. Hubungan yang negatif
tersebut menunjukkan semakin tingginya volatiltas
EBIT akan menurunkan peringkat obligasi perusahaan. Volatilitas EBIT yang tinggi menunjukkan naik
turunnya laba operasi perusahaan yang tidak menentu.
Dengan kondisi laba operasi perusahaan yang tidak
menentu akan mempengaruhi kuputusan investor dalam membeli obligasi. Risiko yang dihadapi oleh investor akan semakin meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Rasio
Cakupan Bunga (TIE) tidak memberikan pengaruh
terhadap peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa sebaiknya investor tidak hanya memandang laba
operasi yang besar maka akan dipastikan dapat
memenuhi semua kewajiban yang dibebankan pada
perusahaan. Investor atau calon investor sebaiknya
lebih cermat dalam melihat laba operasi pada masingmasing perusahaan. Karena laba operasi atau EBIT
tidak sepenuhnya menggambarkan keadaan sebenarnya mengenai kemampuan laba operasi dalam memenuhi kewajiban perusahaan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Current
Ratio tidak memberikan pengaruh terhadap peringkat
obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai
276
CR di perusahaan itu tinggi, belum tentu menjamin
akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang jatuh
tempo karena proporsi dari aktiva lancar yang tidak
menguntungkan. Current ratio yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya. Investor atau calon investor sebaiknya mencermati pos-pos pada neraca khususnya
aktiva lancar, karena di dalam aktiva lancar terdapat
persediaan yang merupakan aset tidak likuid. Jadi
untuk menjadi kas perlu tahap yang panjang serta
ketidakpastian nilai dari persediaan tersebut.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa Debt to
total Asset (DAR) tidak memberikan pengaruh
terhadap peringkat obligasi. Investor atau calon investor sebaiknya melihat rasio hutang pada perusahaan
yang akan dituju. Belum tentu DAR yang rendah akan
memberikan dampak yang baik bagi investor. Karena
rasio hutang yang rendah akhirnya akan berimbas
pada keuntungan perusahaan yang semakin menurun.
Keuntungan perusahaan yang menurun akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya pada investor.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa ROE
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Keuntungan perusahaan yang cenderung berfluktuasi tidak
bisa dijadikan ukuran bagi investor dalam berinvestasi.
Investor perlu untuk mengkaji lebih lanjut mengenai
ROE pada perusahaan Karena berapapun keuntungan
yang didapat perusahaan, investor akan tetap menerima tingkat bunga yang sudah ditentukan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa volatilitas EBIT mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Semakin
tingginya volatilitas pada EBIT perusahaan menandakan bahwa laba perusahaan mengalami kenaikan/
penurunan yang tidak menentu. Hal ini bisa dijadikan
ukuran bagi investor/calon investor yang ingin menanamkan modal pada perusahaan.
Saran
Bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2007–2011,
untuk menaikkan kinerja keuangan perusahaan manufaktur, sebaiknya perusahaan memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan,
karena kinerja keuangan yang baik akan mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
Bagi investor maupun calon investor, ketika berinvestasi atau akan berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
peringkat obligasi. Investor atau calon investor sebaiknya tidak melihat hanya dari satu sisi dalam hal ini
salah satu rasio keuangan saja tetapi semua rasio yang
mencerminkan kinerja dari perusahaan manufaktur
tersebut. Karena bisa melihat kinerja keuangan perusahaan secara menyeluruh. Selain itu juga investor
juga melihat risiko pada obligasi perusahaan. Karena
risiko bisnis kemungkinan terjadi karena ada pengaruh
faktor eksternal yang sulit dikendalikan, misalnya
resesi dunia yang berkepanjangan, globalisasi ekonomi, dan pembatasan perdagangan. Selain dari faktor
eksternal risiko bisa berasal dari faktor internal misalnya perencanaan dan pengendalian yang tidak baik
serta karyawan yang bekerja tidak profesional.
Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya
menggunakan faktor-faktor keuangan saja seperti
dlaam penelitian ini tetapi juga menggunakan faktorfaktor non-keuangan. Penelitian selanjutnya sebaiknya
tidak hanya berfokus pada perusahaan manufaktur
saja tetapi juga perusahaan lain sehingga bisa diketahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap
peringkat obligasi di sektor perusahaan lainnya. Kemudian dalam menggunakan indkator rasio keuangan
sebaiknya menggunakan lebih dari satu indikator
sehingga hasilnya bisa diperbandingkan.
DAFTAR RUJUKAN
Almilia, L.S., & Devi, V. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Proceeding Seminar Nasional Manajemen SMART.
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus. 2006. Investasi. Edisi
keenam. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Darmadji, T. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Fahmi, I. 2006. Analisis Investasi dalam Perspektif
Ekonomi dan Politik. Cetakan Pertama. Bandung:
PT Refika Aditama.
Hadianto, B., & Wijaya, M.S.V. 2010. Prediksi Kebijakan
Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, dan Status
Perusahaan Terhadap Kemungkinan Penentuan
Peringkat Obligasi: Studi Empirik Pada Perusahaan
Yang Menerbitkan Obligasi Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 3,
No.3, Desember 2010.
Murhadi, W.R. 2013. Analisis Laporan Keuangan:
Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Novotna, M. 2001. Modelling Corporate Bond Rating with
the Use of Market-based Indicators, Proceedings of
30th International Conference Methods in Economic.
Brigham, F.E., dan Houston, F.J. 2006. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh. Buku
Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Ho, M.C., and Rao, Ramesh, P. 1993. Bond Ratings and
Their Determinants in a Changing Environment,
Journal of Apllied Business Research, Volume 9,
Number 1.
Horne, James, C., Van, dan Wachowicz, John, M. 2012.
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi
ketigabelas. Buku Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Kim, Kee, S. 2005. Predicting Bond Ratings Using Publicy
Available Information. Expert systems with application 29 (2005) 75–81.
Malhotra, R., Malhotra, D.K., & Russel, Philip, S. 2010.
Using Data Envelopment Analysis to Rate Bonds.
Journal Of Bussines & Economic Studies, Vol. 16,
No. 1, Spring 2010.
Nasrudin, I., dan Surya, I. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia. Jakarta: Kencana.
Niemann, M., Schmidt, Jan, H., & Neukirchan. 2008. Im
Proving Performance of Corporate Rating Prediction
Models By Reducing Ratio Heterogeneity, Journal
of Banking &Finance 32(2008) pp 434–446.
Noor, H.F. 2009. Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis
dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Jakarta:
PT Indeks.
Purwaningsih, A. 2008. Pemilihan Rasio Keuangan
Terbaik untuk Memprediksi Peringkat Obligasi:
Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEJ. Kinerja, Volume 12, No.1, Th. 2008: pp 85–99.
Raharja, & Sari, M.P. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan
Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi, Jurnal Maksi,
Vol. 8 No. 2 Agustus 2008 pp:212–232.
Sari, M.P. 2007. Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat
untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (PT PEFINDO),
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2007,
pp 172–182.
Satoto, S.H. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bond Rating. Karisma. Vol. 5 (1) pp 104–115.
Sawir, A. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi. Gramedia Pustaka Utama.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
277
Tetty Widiyastuti, Djumahir, Nur Khusniyah
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen
Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Yuliati, S.H. 1996. Manajemen Portofolio dan Analisis
Investasi. Cetakan Pertama. Yogayakarta: Andi.
278
Weston, F., and Copeland, Thomas, E. 1995. Manajemen
Keuangan. Edisi kesembilan. Jilid Pertama. Binarupa
Aksara.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Download