PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS

advertisement
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR
MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Dody Susilo1),Hadi Mulyono2),Djaelani3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of the research to improve the comprehension of two-dimentional figure geometry
concept using realistic mathematics education approachas well as to describe the process of implementing the
right Realistic Mathematics Education in improvingthe comprehension of two-dimentional figure geometry
concept at third grade students of SDN 2 Tanggan2015/2016academic year. The Research method is Classroom
Action Research (PTK) as much as 2 cycles. Each cycle consists of four stages: planning, implementation of the
action, observation, and reflection.The subject is third gradestudents of SDN Tanggan 2 in 2015/2016 academic
year. Techniques of collecting data used observation techniques, tests, interviews, and documentation.Technique
of analyzing data used a comparative descriptive analysis model.Based on results of the research can be
concludedthat classroom action researchshows the improvement of concept comprehension of two-dimentional
figure geometry width, it is indicated by the improvement of result of each cycle about two-dimentional figure
geometry material. It is evident in the pre conditions before the action a classical completeness percentage is
31.58%.At first cycle, a completeness classical precentage is 73.68% and the second cycle a classical
completeness percentage is 89.47%. Therefore, it can be concluded that the using of realistic mathematics
education approach can improve comprehension of two-dimentional figure geometry concept at the third grade
students of SDN 2 Tanggan 2015/2016academic year.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar melalui
pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education, serta untuk mendiskripsikan proses penerapan
Realistic Mathematics Education yang tepat dalam meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar pada
siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus.
Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai
subjek adalah siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2 Tahun Ajaran 2015/2016.Teknik pengumpulan data
digunakan teknik observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah
model analisis deskriptif komparatif.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2. Hal ini terbukti pada kondisi
awal sebelum dilaksanakan tindakan ketuntasan klasikal sebesar 31,58%, siklus I ketuntasan klasikal sebesar
68,42% dan siklus II ketuntasan klasikal sebesar 84,21%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education I dapat meningkatkan pemahaman
konsep luas bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2 Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci :konsep luas bangun datar, realistic mathematics education.
Pada penyelenggaraan pendidikan yang
efektif, hasil belajar yang baik dan memuaskan merupakan harapan orang tua siswa dan
seluruh pihak yang terkait. Oleh karena itu
diperlukan keterlibatan guru dan siswa secaaktif dalam proses pembelajaran, salah satunya pada pembelajaran matematika. Matematika mempunyai peran penting dalam kehidupan. Terbukti dengan banyaknya penggunaan materi materi matematika dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengukur dan menghitun yang merupakan dasar dari matematika.
Menurut ruseffendi Matematika(Herruman, 2008: 1) adalah bahasa simbol; ilmu
deduktif yang menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2) 3)Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.Menurutsoedjadi (Herruman,
2008: 1) matematika memiliki objek tujuan
yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan,
dan pola pikir yang deduktif.
Siswa Sekolah Dasar umurnya berkisar
6 tahun sampai 12 tahun. Pada tahap usia ini
siswa masih berada pada tahap berpikir konkret. Menurut Herruman (2008: 1) siswa SD
masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, perlu segera diberikan penguatan, agar mengendap
dan bertahan lama dalam memori siswa.Ol-
eh karena itu diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan yang membuat siswa
aktif dalam pembelajaran, jadi tidak hanya
sekedar mencatat dan hafalan saja.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SD Negeri Tanggan 2 pada tanggal
10 Desember 2015 mengenai pelaksanaan
pembelajaran matematika di kelas, ditemukan beberapa fakta, antara lain: masih rendahnya pemahaman konsep luas bangun datar siswa. Hal ini dibuktikan dari 19 siswa
hanya 6 siswa yang tuntas, sedangkan 13 siswa masih berada dibawah KKM yaitu 70.
Hal ini disebakan oleh beberapa hal antara
lain:1)proses pembelajaran matematika yang
kurang kondusif. 2) Metode pembelajaran
matematika yang guru gunakan masih teacher center, yaitu: ceramah, tanya jawab,dan
pemberian tugas. 3) Guru belum memaksimalkan penggunaan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran. 4) Guru belum menggunakan dunia nyata atau mengkaitkan dengan benda konkrit yang sering
dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Fakta tersebut merupakan suatu indikasi
bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan
pemahaman konsep luas. Oleh karena itu pembelajaran matematika pada materi ini perlu
ditingkatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan persoalan yang dekat dengan siswa serta mengkaitkan dengan benda konkrit
yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga siswa akan termotivasi
dan terlibat langsung sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna, yaitu dengan menggunakan pendekatanRealistic Mathematics
Education (RME).
Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education adalahpendekatanpembelajaran
matematika
yang
dikembangkanFruendenthal
di
Belanda.Fruendenthal
me-nganggap
matematika harus dikaitkan deng-an realitas
dan matematika merupakan akti-vitas
manusia.Ini berarti pembelajaran matematika harus dekat dengan anak dan relevan
dengan situasi sehari-hari. Matematika merupakan aktivitas manusia maksudnya adalah
siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide-ideatau konsep matematika
(Aris Shoimin, 2014: 149). Pendapat Senada
disampaikan oleh Wijaya (2012: 21) Matematika Realistik adalah penggunaan masalah
realistik sebagai fondasi dalam membangun
konsep matematika atau sebagai sumber
pembelajaran.Sementara itu Sutanto(2015:
206).mendefinisikan matematika Realistik
adalah matematika yang disajikan sebagai
suatu proses, sebagai kegi-atan manusia, bukan sebagai produk jadi. Unsur menemukan
kembali sangat penting.
langkah-langkah Realistic Mathematics
Education ada 4 yaitu:1) Memahami masalah
kontekstual,2) Menyelesaikan masalah kontekstual, 3) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, 4) Menarik kesimpulan.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDNegeri
Tanggan 2. Subjek penelitian adalah siswa
kelas III berjumlah 19 siswa yang terdiri dari
11 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Waktu penelitian ini adalah selama tujuh
bulan yaitu bulan Desember 2015- juni 2016.
Sumber data pada penelitian ini berupa
sumber data primer, yaitu guru kelas dan
siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2, serta
sumber data sekunder, yaitu dokumen, foto,
video, RPP. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi,
observasi, dan tes. Validitas yang digunakan
berupa triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Teknik analisis data berupa analisis
deskriptif komparatif.
HASIL
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti
melakukan observasi, wawancara, dan tes
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
dalam
pembelajaran
di
kelas
III.
Berdasarkanhasil kegiatan-kegiatan tersebut
dapat
disim-pulkan
bahwapemahaman
konsep luas bang-un datar pada siswa kelas
III SD Negeri Ta-nggan 2tahun ajaran
2015/2016masih ren-dah. Hal tersebut
terbukti dari sebagian besar nilai pemahamn
konsep luas bangun datar siswa masih
dibawah KKM yaitu 70.hasil dapat dilihat
melalui Tabel 1. Frekuensi nilai pratindakan
sebagai berikut:
Tabel 1. Frekuensi NilaiPratindakan
Nilai
Presentase
Tenga
fi.xi
(%)
h (xi)
34-42
2
38
76
10,52%
43-51
3
47
141
15,79%
52-60
5
56
280
26,32%
61-69
3
65
195
15,79%
70-78
5
74
370
26,32%
79-87
1
83
83
5,26%
Jumlah
19
363
1145
100
Nilai rata-rata = 1146 : 19 = 60,26
Interval
kelas
Frekuen
si (fi)
Berdasarkan data pada Tabel 1.
Frekuensi Nilai Pratindakan didapati bahwa
rata-rata kelas yaitu 60,26. Siswa yang
mencapai KKM ≥70 sebanyak 6 siswa
(31,58%), sedangkan 19 siswa (68,42%) belum mencapai KKM. Dengan nilai terendah
35, nilai tertinggi 80.Hal ini menunjukkan
bahwa pencapaian kompetensi tentang konsep luas bangun datar siswa masih rendah.
Setelah diterapkan pendekatan Realistics
Mathematics Education, nilai siswa tentang
konsep luas bangun datar pada siklus I
menunjukkan peningkatan.Hasil selengkapnya siklus I dapat dilihat pada Tabel 2. Frekuensi nilai siklus I sebagai berikut:
Tabel 2. Frekuensi Nilai Siklus I
Freku Nilai
Presenta
ensi Tengah
fi.xi
se (%)
(fi)
(xi)
2
52
104
10,53%
1
59
59
5,26%
2
66
132
10,53%
8
73
584
42,10%
4
80
320
21,05%
2
87
174
10,53%
19
423
1373
100%
Nilai rata-rata =1373: 19 = 72,26
Interval
kelas
49-55
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
Jumlah
Berdasarkan dari Tabel 2. Frekuensi
Nilai Siklus I di atas, dida-pati bahwa adanya
peningkatan pada siklus I. Pada siklus I
menunjukkan bahwa siswa ya-ng mencapai
KKM ≥70 sebanyak 14 siswa (73,68%) dan
siswa yang masih dibawah KKM sebanyak 5
siswa (26,31%) dengan ni-lai rata-rata kelas
yaitu 72,26.
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah≥85% siswa mencapai KKM yaitu 70.
Karena hasil pada siklus I belum mencapai
indikator kinerja penelitian, Sehinggadilakukan refleksidan tindaklanjut pada siklus II.
Adapun hasil penelitian pada siklus II dapat
dilihat melalui Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Frekuensi Nilai Siklus II
Nilai
Presenta
Tenga fi.xi
se (%)
h (xi)
56-62
1
59
59
5,26 %
63-69
1
66
66
5,26 %
70-76
7
73
511
36,84%
77-83
3
80
240
15,79%
84-90
6
87
522
31,58%
91-97
1
94
94
5,26 %
Jumlah
19
453
1492
100%
Nilai rata-rata =1492 : 19 = 78,53
Interval
kelas
Frekuen
si (fi)
Berdasarkan dari Tabel 3 Frekuensi nilai
siklus II di atas, didapati bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II.
Hal ini dibuktikan dengan siswa yang
mencapai KKM ≥ 70 seban-yak 17 siswa
(89,47%) dan siswa yang masih dibawah
KKM sebanyak 2 siswa (10,53%). Nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 95 deng-an
rata-rata 78,53.
Hasil pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu
85% siswa mencapai batas tuntas KKM 70,
oleh karena itu peneliti mengakhiri tindakan
dalam penelitian ini sampai siklus II.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan Realistics Mathematics Education dapat meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan
hasil sebelum dan sesudah tindakan yang dapat dilihat pada tabel 4. Data perkembangan
nilai sebagai berikut:
Tabel 4. Data Perkembangan Nilai
Kondisi
Kriteria
Nilai Terendah
Awal
Siklus I
Siklus II
35
50
60
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Ketuntasan (%)
80
60,26
31,58
85
72,26
73,68
95
78,53
89,47
Pada pratindakan, siswa yang mencapai
KKM ≥70 sebanyak 6 siswa atau 31,58% dengan nilai rata-rata kelas 60,26. nilai terendah adalah 35, sedangkan nilai tertinggi yang
diperoleh adalah 80. Hal tersebut membuktikan bahwa pemahaman konsep luas bangun
datar siswa masih rendah.Berdasarkan hasil
analisis tes awal tersebut, maka dilakukan
tindakan yang berupa penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep luas bangun datar dengan menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education.
Pembelajaran siklus I menggunakan media kertas lipatberwarna untuk menanamkan
konsep luas bangun datar. Hasil analisis data
nilai pada tes siklus I menunjukkan bahwa
persentase hasil tes siswa yang mencapai
KKM naik sebesar42,1% dibandingkan sebelum tindakan. Siswa yang mencapai KKM
pada siklus I sebanyak 14 siswa atau sebesar
73,68%.Dengan nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 85.
Peningkatan tersebut belum memenuhi
target atau indikator kinerjayang telah ditetapkan. Selain itu juga masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksaan pembelajaran antara lain: 1)Siswa dalam kegiatan
pembelajaran belum berani mengungkapkan
pendapatnya. 2)Siswa masih malu untuk bertanya apabila mereka belum jelas. 3) Guru
belum melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran. 4) Belum adanya pembuktian hasil
diskusi siswa dengan media pembelajaran.
Setelah melakukan refleksi pada siklus I,
maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan
hasil refleksi pada siklus I, maka disusun
rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II
agar kekurangan yang terjadi pada siklus I
dapat diminimalisir.
Pada Pembelajaran siklus II menggunakan media papan berpaku untuk meningkatkan pemahaman konsep luas bangun
datar.Hasil analisis data nilai pada tes siklus
II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
persen-tase ketuntasan siswa sebesar
15,79%.Siswa yang mencapai KKM pada
siklus IIyaitu sebanyak 17 siswa atau sebesar
89,47%.Dengan nilai terendah 60 dan nilai
tertinggi 95.
Hasil penelitian pada siklus II telah memenuhi atau mencapai target atau indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu peneliti mengakhiri tindakan dalam penelitian ini sampai siklus II.
Pencapaian kompetensi belajar tersebut
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran Realistic Mathematics Educationdapat meningkatkan pemahaman konsep
luas bangun datar.Hasil penelitian ini mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.Hal ini diperkuat Shoimin (2014:
149) Realistic Mathematic Education adalah
situasi ketika siswa diberi kesempatan untuk
menentukan
kembali
ide-ide
matematika.Berdasarkan situasi realistik,
siswa didorong untuk mengonstruksi sendiri
masalah realis-tik.Hal ini akan membuat
siswa aktif sehing-ga pembelajaran akan
lebih bermakna.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang relevan dengan penelitian ini yaitupenelitian Rindhy Antika (2010) dengan
judul penelitian “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui
Media Papan Berpaku Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas III SD Negeri I
Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten
Wonogiri
Tahun
Pelajaran
2009/2010”.Pada
penelitian
tersebut
pemahaman konsep luas bangun datar dapat
ditingkatkan
dengan
media
papan
berpaku.Kemudian penelitian Eka Puji
Lestari (2014) dengan judul “Pe-ningkatan
Keterampilan Berhitung Bilangan Bulat
Melalui Pendekatan Realistic Mathe-matics
Education Dalam Pembelajaran Ma-tematika
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Dawung
Tengah
No.
191
Tahun
Ajaran
2013/2014”.Pada penelitian Eka Puji Lestari
penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Educationdapat meningkatkan keterampilan berhitung bilangan bulat. Begitu juga
dengan penelitian ini, pendekatan Realistic
Mathematics Educationdapat meningkatkan
pemahaman konsep luas bangun datar pada
siswa kelas III SD Negeri Tanggan 2 tahun
ajaran 2015/2016.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dapat ditarik suatu simpulan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education
merupakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan bagi setiap siswa untuk aktif
dalam pebelajaran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus
denganpenerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dalam pembelajaran
matematika pada siswa kelas III SD Negeri
Tanggan 2 Sragen, dapat disimpulkan bahwa
penerapan pendekatan Realistic Mathematics
Education dapat meningkatkan pemahaman
konsep luas bangun datar pada siswa kelas
III SD Negeri Tanggan 2 Sragen tahun ajaran
2015/ 2016. Peningkatan pemahaman konsep
luas bangun datar tersebut dapat dibuktikan
dengan meningkatnya nilai pada setiap siklusnya yaitu pada pra siklus nilai rata-rata
60,26, siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 72,26, dan siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 78,53. Secara klasikal pembelajaran matematika tentang konsep luas
bangun datar telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan atau indikator kinerja
sebesar 85%, dengan hasil akhir siklus melebihi indikator kinerja yaitu sebesar 89,47%.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Puji Lestari. (2014). Peningkatan Keterampilan Berhitung Bilangan Bulat Melalui
Pendekatan Realistic Mathematics Education Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Dawung Tengah No. 191 Tahun Ajaran 2013/2014”. UNS.
Heruman. (2008).Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rindhy Antika. (2010).Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui
Media Papan Berpaku Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri I
Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.
UNS.
Shoimin Aris. (2014).68 Model Pembalajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Sutanto Ahmad. (2013). Teori
Jakarta:Prenadamedia Grup.
Belajar
Dan Pembelajaran
Di Sekolah
Wijaya Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dasar.
Download