BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyak masyarakat memiliki pola konsumsi makanan siap saji yang cenderung kearah tingginya kandungan lipid.Apabila asupanlipid tersebut terus terjadi dan tidak diimbangi dengan jenis asupan nutrien lain serta tanpa olah raga yang cukup maka dapat meningkatkan potensi terjadinya hiperlipidemia. Kondisi hiperlipidemia ditandai dengan peningkatankadar kolesterol, trigliserida, Low DensityLipoprotein(LDL), dan rendahnya HighDensityLipoprotein (HDL) serum darah.Kondisi hiperlipidemia akan menginduksi akumulasi lipid dalam hati dan pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit hati yang disebut Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD).Adanya penyakit hatiditandai dengan meningkatnya kadarSerum Glutamic Pyruvate Transaminase(SGPT) dan bilirubin dalam darah (Wibowo et al., 2005; Fevery, 2008). Pencegahan akumulasi lipid dalam hati dan perbaikan profil lipid dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung fitokimia bioaktif dari tanaman.Tanaman padi (Oryza sativa L.)memiliki banyak senyawa fitokimia bioaktif.Tanaman tersebutumum ditanam oleh mayoritas masyarakat Indonesia dan menjadi makanan pokok.Terdapat berbagai kultivar padi, satu diantaranyaadalah kultivar Cempo Ireng (beras hitam)yang dikenal mengandung banyak senyawa bioaktif.Kultivar tersebut ditanam oleh para petani di wilayah Sayegan, Sleman,Yogyakarta.Pada penelitian Afifah (2013) menunjukkan bahwa pemberian nasi dari beras hitam lebih efektif dalam memperbaiki fungsi organ hati tikus hiperlipidemia dibandingkan beras merah dan putih.Beras hitam mengandung antosianin yang tinggi, antosianin tersebut dapat berperan sebagai hepatoprotektor dan atheroprotektor(Xia et al., 2006). Kandungan antosianin pada bekatul beras hitam lebih tinggi yaitu mencapai 85% dari total antosianin dalam bulir padi (Hu et al., 2003).Bekatul tidak ikut dikonsumsi karena ikut terbuang bersama kulit biji pada saat proses penyosohan. 1 Kandungan antosianin yang tinggi pada bekatul beras hitam tersebut belum dimanfaatkansecara optimal sebagai komponen antihiperlipidemia oleh masyarakat Indonesia.Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh diet yang mengandung antioksidan dalam beras hitam dan bekatul beras hitam terhadap beberapa aspek, seperti profil lipid serum, hematologi rutin, dan uji fungsi organ. Penelitian ini lebih difokuskan pada uji fungsi organ hati yang meliputi kadar SGPT dan bilirubin, sehingga dapat diketahui perubahan kadarnya setelah diberi pakan mengandung beras hitam dan bekatul beras hitam. B. Permasalahan Hepatosit yang rusak akibat kondisi hiperlipidemia menyebabkan peningkatankadar SGPT dan bilirubin dalam darah. Senyawa antioksidan mampu mengurangi kerusakan hepatosit.Kandungan antioksidan pada bekatul beras hitam lebih tinggi dibandingkan pada bagian bijinya. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang muncul adalah bagaimana kadar SGPT dan bilirubin tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) yang mengalami hiperlipidemia dengan perlakuan diet pelet nasi hitam dan bekatul beras hitam. C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan pelet nasi hitam dan bekatul beras hitam terhadap kadar SGPT dan bilirubin tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) hiperlipidemia. D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang potensi bekatul beras hitam sebagai bahan pangan pencegah penyakit degeneratif.Mengingat banyaknya kandungan antosianin dalam bekatul beras hitam, maka bekatul dianjurkan untuk dikonsumsi.Selain itu juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan inovasi dalam mengolah bekatul beras hitam menjadi bahan makanan dalam bentuk yang lebih inovatif. 2