BAB 1 - DoCuRi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada umumnya kematian ibu post partum terjadi dalam 6 jam pertama,
karena itu pengawasan 2 jam pertama adalah sangat penting. Walaupun penderita
merasakan nyeri dan tidak nyaman, karena proses berakhirnya masa kehamilan
yang telah lama ditunggu dan dimulainya suatu kehidupan baru.
Namun kelahiran bayi merupakan suatu masalah kritis bagi kesehatan ibu
kemungkinan timbul masalah atau penyulit yang tidak bisa ditangani dengan efektif
dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian ibu.
Lebih dari setengah kematian ibu terjadi dalam masa nifas sehingga masa
nifas sangat penting untuk dikaji dan dipantau oleh bidan.
1.2
1.2.1
Tujuan.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
persalinan normal.
1.2.2
Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu dalam melakukan pengkajian pada Ibu nifas.
2) Mahasiswa mampu dalam merumuskan diagnosa pada ibu nifas.
3) Mahasiswa mampu menentukan masalah yang terjadi / dihadapi.
4) Mahasiswa mampu menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk
mengatasi masalah.
5) Mahasiswa mampu untuk menyusun rencana pemberian asuhan atau
intervensi untuk solusi masalah.
6) Mahasiswa mampu untuk melaksanakan asuhan / intervensi terpilih.
7) Mahasiswa mampu untuk memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan.
1.3
Sistematika Penulisan
BAB I
: Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, pelaksanaan,
dan sistematika penulisan.
BAB II : Berisi tinjauan teori, meliputi konsep dasar nifas normal dan teori askeb
menurut Varney.
BAB III : Berisi tinjauan kasus sesuai dengan 7 langkah Varney.
BAB IV : Berisi pembahasan kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V : Berisi penutup, yaitu kesimpulan dan saran.
BAB VI : Berisi Daftar Pustaka.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
NIFAS NORMAL
2.1.1 Pengertian Nifas Normal
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandugan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa nifas adalah mulai setelah persalinan selesai, dan berahkir setelah kirakira 6 minggu.akan tetapi,seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelum
ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Wiknjosastro, 2005:237)
Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulinya alat kandungan pada keadaan yang normal. Dijumpai 2
kejadian penting pada puerpenum yaitu involusi uterus dan proses laktasi.
(Manuaba,1998:190)
2.1.2 Klasifikasi Nifas
Nifas dibagi menjadi tiga , yaitu :
− Nifas dini
Kepulihan dimana ibu dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
− Nifas Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
− Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu,bulanan,atau tahunan terutama bila ibu
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2.1.3 Perubahan dalam masa nifas
Perubahan fisik meliputi:
1. Involusi
adalah perubahan proses kembalinya uterus atau alat kandungan setelah bayi
dan plasenta dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
proteolitik berangsur-angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas
besarnya seperti semula dengan berat 30 gr . Proses proteolitik adalah
pemecahan protein yanga akan dikeluarkan melalui urine.Dengan penimbunan
air saat hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah persalinan, sehingga hasil
pemecahan protein dapat dikeluarkan.
Proses involusi uteri
Involusi
Tinggi fundus
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gr
Plasenta lahir
2 jari bawah pusat
750 gr
1 minggu
Pertengahanpusat – symphisi
500 gr
2 minggu
Tidak teraba
350 gr
6 minggu
Sebesar hamil 2 minggu
50 gr
8 minggu
Normal
30 gr
2. Bekas Implantasi uri
Bekas implantasi plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke dalam
kavum uteri dengan diameter ± 7,5 cm,sesudah 2 minggu 3,5 cm pada 6
minggu menjadi 2,4 mm dan akhirnya puli seperti semula.
3. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
a. Lochea Rubra
Sekret berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernix caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari post partum.
b. Lochea Sangguinolenta
Sekret berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir dan keluar pada
hari ke-3 sampai hari ke-7 post partum.
c. Lochea Serosa
Sekret berwarna kuning berisi darah dan lendir, keluar pada
hari ke-14
post partum.
d. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
4. Servik dan vagina.
Segera post partum bentuk servik agak mengangga seperti corong,warna
servik merah kehitaman karena pembuluh darah, konsistensinya lunak.
Setelah 2 jam post partum dapat dimasuki 2-3 jari dan setelah 1 minggu,
hanya dapat dimasuki i jari. Vagina yang regang waktu persalinan, lambat
laun mencapai ukuran yang normal pada minggu ke-4 rugae mulai tampak
kembali.
5. Dinding perut
Setelah persalinan dinding perut longgar tetapi akan pulih kembali dalam
waktu 6 minggu.
6. Saluran kencing
Kandung kencing dalam masa nifas kapasitasnya bertambah sehingga
kandung kencing penuh.
Kombinasi trauma akibat proses persalinan , nyeri pada panggul yang timbul
akibat dorongan saat melahirkan.
Distensi yang berlebihan dapat menyebabkan kandung kemih peka terhadap
infeksi sehingga menggangu proses berkemih normal.
7. Laktasi
Keadaan buah dada pada hari ke-2 nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan.pada waktu ini buah dada belum mengandung susu melainkan
kolustrum yang dapat di keluarkan dengan memijat areola mammae
Dibandingkan dengan air susu, kolustrum lebih banyak mengandung
protein dan garam gulanya sama tetapi lemaknya kurang. Ada juga
mengemukakan bahwa dalam kolustrum ini mungkin akan menambah
kekebalan anak terhadap penyakit.
Progesteron dan esterogen yang dihasilkan plasenta merangsang
pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu. Sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar setelah plasenta lahir, maka LTH dengan bebas
dapat merangsang laktasi.
Kira-kira hari ke-3 post partum, buah dada menjadi besar, keras,dan
nyeri.Ini menandai permulaan sekresi air susu dan apabila ada areola mamae
dipijat keluarlah cairan putih dari puting susu. (Obstetri Fisiologi)
2.1.4
Perubahan psigologis menurut Reva Rubin mencakup beberapa fase:
1. Fase Penangkapan
Terjadi pada hari ke-1 -2 post partum.Reaksi verbal terhadap kebutuhan
makan dan tidur. Ibu mengatakan saya merasa capek, lelah, mengenang
kembali proses persalinan adanya pasif dan ketergantungan.
2. Fase Penguasaan
Terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-10 post partum. Pada fase ini terjadi
ketergantungan dan kemandirian ibu.
3. Fase Membiarkan
Pengambilan tanggung jawab yaitu peningakatan kemandirian dalam merawat
diri dan bayinya.
2.1.5
Keluhan dan Penanganan
1
Nyeri pada perineum
Penyebab
: Adanya luka jahitan pada perineum sehingga timbul rasa
nyeri
Penanganan
:
o Mengajarkan klien menjaga dan membersihkan genetalia eksterna
untuk mencegah terjadinya infeksi dari semua pengeluaran yang
menjadi sumber bakteri.
o Memberi terapi analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
2
Nyeri rahim karena involusi
Penyebab
: Nyeri rahim merupakan hal yang fisiologis pada masa
nifas, hal ini terjadi karena kontraksi rahim pada proses
involusi
Penanganan
:
o Melakukan tekhnik relaksasi otot-otot menjadi kendor sehingga
memberi rasa nyaman dan nyeri berkurang.
o Melakukan tekhnik distraksi dengan cara mendengaarkan musik atau
membaca sehingga dapat mengalihkan perhatian.
2.1.6
Tanda Bahaya nifas
1. Pendarahan post partum
: Yaitu pendarahan pervagina >500 ml. Yang dapat
terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan yang disebut sebagai
pendarahan post partum primer atau pada nifas setelah 24 jam yang disebut
sebagai pendarahan post partum sekunder.
2. Infeksi masa nifas : Infeksi masa nifas diidentifikasikan sebagai kenaikan
suhu tubuh sampai 38° C/lebih. Yang berlangsung selama 24 jam atau kambuh
kembali sejak akhir hari 1 sampai akhir hari ke-10 setelah melahirkan.
3. Tromboembolisme : Trombosis pada vena dapat terjadi pada kehamilan / lebih
sering pada masa nifas biasanya antara hari ke-5 dan 15. Proses tromboltik
biasanya mulai pada vena profunda tungkai bawah tetapi mungkin sudah
meluas ke- Vena femoral/ Vena pelvik sebelum terdeteksi / mungkin timbul de
nova di vena pelvik jika vena”ini terkena maka akan emboli paru.
4. Depresi post partum : Wanita lebih mungkin mendapat depresi post
partum jika secara sosial dan emosional terisolasi atau mengalami peristiwa
kehidupan yang penuh stres. Tetapi tidak ada informasi yang persuasif bahwa
depresi post partum berkaitan dengan perubahan homonal / biokimiawi.
(Derek Ceweellyn Jores.2001:176-179)
2.2 TEORI ASKEB (Varney)
2.2.1 Pengumpulan data atau pengkajian
1. Data Subyektif.
a. Biodata
o Nama
: Untuk mengenal atau memanggil pasien agar tidak
salah dengan pasien lain.
o Umur
: Untuk menentukan prognosa dan mengantisipasi
diagnosa masalah kesehatan serta tindakan yang
akan dilakukan pada masa nifas.
o Agama
: Berhubungan dengan perawatan pasien masa nifas
sesuai dengan kepercayaan agamanya, hal tersebut
sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk
kesehatan.
o Suku / bangsa
: Berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan
pasien selama masa nifas.
o Pendidikan
: Mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan
pemahaman pasien dari penjelasan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan.
o Pekerjaan
: Mengetahui aktifitas ibu sesuai pekerjaan ibu
sehari – hari, mengetahui bagaimana taraf hidup
sosial ekonomi pasien agar nasihat yang kita
berikan nanti sesuai.
o Status perkawinan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh ststus
perkawinan terhadap masalah kesehatan.
o Alamat
: Untuk mengetahui tempat tinggal pasien dimana
menjaga kenungkinan, bila ada nama yang sama
dan untuk mengadakan kunjungan rumah.
b. Keluhan utama.
Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan adanya
gangguan yang perlu ditanyakan pada klien masa nifas :
o
Bagaimana keadaan umum ibu, lemah atau cukup baik.
o
Apakah ibu merasa mules – mules pada perutnya.
o
Bagaimana pengeluaran lochea.
o
Apakah ibu merasa sakit pada jahitan perineum.
o
Apakah ada masalah dengan proses laktasi.
c. Riwayat kesehatan yang lalu.
Yang perlu dikaji, apakah klien mempunyai riwayat hipertensi sebelum
hamil atau pernah mengalami preeklamsi pada kehamilan sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap klien maupun bayinya. Didalam keluarga orang
tua klien, apakah menderita hipertensi atau penyakit lain seperti : DM,
Jantung, Riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat menstruasi.
Menarche, haid teratur atau tidak dan siklus, lamanya haid, banyaknya
darah, sifatnya darah, haid nyeri atau tidak, haid yang terakhir.
f. Riwayat KB.
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
g. Keadaan Psikososial
Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap klien terhadap interaksi yang
dilakukan : Hari ke 3- 10 : Terjadi fase taking hold. Kadang terjadi post
partum blues
Hari ke > 10 : terjadi fase letting go.
h. Latar belakang sosial budaya.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga kalau melahirkan
ditolong oleh bidan atau dukun dan juga apakah ada kebiasaan – kebiasaan
lain yang ada hubungannya dengan kesehatan klien dan janinnya misalnya :
merokok, minum obat – obatan, minum jamu.
i. Pola atau kebutuhan sehari – hari.
o
Nutrisi
: Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan
nutrisi selama di RS apakah klien menghabiskan porsi yang disajikan,
apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu nifas. Begitu juga dengan
cairan yang diberikan.
o
Eliminasi
: Apakah klien sudah BAB setelah
melahirkan, bagaimana konsistensinya, warna, bau, dan bagaimana
dengan BAKnya berapa kali sehari, apakah mengalami kesulitan atau
sudah pergi ke kamar mandi sendiri. Dalam keadaan normal klien
dapat BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Sedangkan
BAB biasanya tertunda sampai 2 – 3 hari setelah melahirkan.
o
Aktifitas
: Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah
melahirkan dengan mengetahui apakah hari ke-2 ibu sudah dapat
berjalan – jalan, dapat merawat bayinya sendiri, apakah masih
mengalami hambatan atau kesulitan. Mobilisasi hendaknya dilakukan
secepatnya 24 jam setelah persalinan. Ibu dianjurkan melakukan
senam ringan (mengerakkan kaki dan tangan, menarik nafas). Dapat
pula ibu memulai latihan peregangan otot dasar pelvik dan otot
abdomen bila kekuatannya telah kembali.
o
Istirahat
: Setelah melahirkan apakah klien dapat
istirahat sesuai kebutuhannya berapa jam klien tidur dalam sehari dan
apakah ada kesulitan selama ibu melakukan istirahat. Kebutuhan tidur
± 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
o
Kebersihan diri :
Setelah
melahirkan
apakah
dapat
melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi, bagaimana kebersihan
alat kemaluannya apakah dicuci memakai sabun, bagaimana mengenai
pembalut kapan ganti dan berapa kali begitu juga dengan kebutuhan
payudara. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah sumber infeksi
dan memberi rasa nyaman.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
 Keadaan umum
: Baik, cukup, jelek
 Ekspresi wajah
: Gembira, sedih, atau kesakitan
 Kesadaran
: Compos mentis
 Tanda-tanda vital
:
-
Suhu tubuh sedikit meningkat tidak lebih dari 38°C
-
Tekanan darah stabil 50 / 60 – 130 / 50 mmHg
-
Nadi dalam batas normal 78-88 x/menit
-
Pernafasan dalam batas normal 16-24 x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
 Keadaan payudara
-
Bentuk
: Membesar simetris, lembek, tegang
-
Puting susu
: Menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, bersih.
-
Pengeluaran
: Produksi ASI belum keluar (hari ke-1 dan
2 PP) kolostrum positif pada hari 1 bila dipijat. Terjadi
pembengkakan ke-3 proses laktasi dimulai.
 Keadaan perut
Tinggi Fundus Uteri
-
Hari ke-1-2
: TFU 2 jari dibawah pusat
-
Hari ke-3
: TFU 2-3 jari dibawah pusat
-
Hari ke-4-5
: TFU pertengahan syimpisis - pusat
-
Hari ke-7
: TFU 2-3 jari diatas sympisis
-
Hari ke-9
: TFU 1 jari diatas syimpisis
-
Hari ke-10-12 : TFU tidak teraba dari luar
-
Kontraksi
: Baik
Rasa sakit kadang-kadang klien merasa perutnya mulesmules pada saat uterus berkontraksi yang terjadi 2-3 hari
post partum.
Posisi uterus : Uterus terletak ditengah - tengah, tetapi
kadang dapat naik / jatuh kekiri atau kekanan, misalnya
pada rektum atau kandung kencing penuh.
 Pengeluaran pervagina
-
Warna lochea
hari ke1-2
:
: Lochea rubra warna merah.
3.7
: Lochea sanguinolenta warna merah
kekuning-kuningan.
-
7-14
: Lochea serosa warna kuning.
>14
: Lochea alba warna putih.
Banyak lochea (rubra): Setelah melahirkan pengeluaran
keseluruhan adalah 400-1200 ml.
-
Bau lochea
: Lochea rubra normal memiliki bau
apek
-
Keadaan perineum dan anus
-
Luka episiotomi
: Terdapat laserasi perinium dan
jahitan perinium
-
Keadaan luka
: Bersih dan agak oedem
-
Tanda radang
: Diobservasi tiap 4 jam (tanda
nyeri, panas, bengkak, kemerahan,
gangguan fungsi)
-
Keadaan vulva
: Bersih dan sedikit oedem
-
Anus
: Beberapa klien mengalami
Hemoroid setelah melahirkan,
tetapi biasanya akan menghilang
setelah beberapa minggu bila pasien
tidak mengalaminya sebelum
melahirkan.
c. Pemeriksaan penunjang
Merupakan
data
yang
diperoleh
dari
hasil
pemeriksaan
laboratorium, yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan darah (Hb).
Beberapa hari pertama setelah melahirkan terjadi nuktuasi kadar
Hb, kemungkinan karena kehilangan banyak darah. Dalam satu
mingggu volume darah telah mendekati keadaan normal.
- Pemeriksaan Urine
Pada post partum terjadi diuresis antara hari ke2-5 terutama pada
preeklamsi, terjadi diuresis post partum yang sangat meningkat,
penting dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal.
2.2.2
INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan
oleh sseorang Bidan sesuai dengan Teori dan masalah-masalah yang sering terjadi
pada ibu nifas fisiologis maka diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan adalah
1. Diagnosa ,masalah dan kebutuhan
Post partum fisiologis hari ke(1-7 hari)
DS
: Peryataan dan keluhan yang dirasakan ibu
DO
: Hasil pengamatan / hasil pemeriksaan
Masalah
: Mengidentifikasi masalah.
o Nyeri pada luka jahitan perineum.
o Mules yang menganggu rasa nyaman.
o Belum bisa menyusui.
o Puting susu lecet.
o Buah dada bengkak dan sakit.
2.2.3
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnosa dan
masalah yang sudah di identifikasi.
2.2.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
konsultasikan atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
2.2.5
MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tujuan : Setelah dil.akukan asuhan kebidanan selama 1x15 menit klien mengerti
tentang penjelasan dari petugas.
Kriteria : Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan dari petugas.
Intervensi dan Rasional
Membuat rencana asuhan yang menyeluruh dan rasional sesuai dengan diagnosa
dan masalah yang ada meliputi: terapi dan asuhan, pendidikan kesehatan, konseling,
kolaborasi, rujukan bila diperlukan dan tindak lanjut.
2.2.6
PELAKSANAAN
Melaksanakan rencana Asuhan menyeluruh seperti yang telah dibuat secara efisien
dan aman.
2.2.7
EVALUASI
Dilakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan dengan
menggunakan metode SOAP
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN DATA.
Tanggal : 25 Juni 2009
3.1.1 Data Subyektif.
1. Biodata :
Nama
: Ny ”S”
Nama Suami
: Tn “K”
Umur
: 27thn
Umur
: 32 thn
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Suku/Kebangsaan
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
: swasta
Status perkawinan : kawin 1 kali
Alamat rumah
: Jl. Pasir Raya 25 PPI
No. Telp.
: 087856109822
Status perkawinan : kawin 1 kali
2. Keluhan Utama
Nyeri pada luka jahitan perineum.
3. Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan melahirkan anak pertama dengan normal, ada luka jahitan pada
jalan lahir dan terasa nyeri.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita.
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti Hepatitis B dan
TBC dan juga penyakit menurun dan menaun seperti DM, Hipertensi dan
Jantung.
b. Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti Hepatitis B dan
TBC dan juga penyakit menurun dan menaun seperti DM, Hipertensi dan
Jantung.
c. Perilaku kesehatan.
Ibu mengatakan bahwa ia tidak merokok , minum-minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan, jamu dan tidak memelihara hewan.
5. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, umur 27 tahun dengan suami umur 32 taun, lama pernikahan 11
bulan.
6. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
− Menarche : Umur 12 thn.
− Siklus
− Teratur/tidak : Teratur
: 30 hari
− Sifat darah : Encer
− Banyaknya : Ganti softeks 3x/hri.
− Dismenorhoe : Hari 1 menstruasi
− Warna
: Merah
− Lamanya
: 7 hari.
− Fluor albus : Tidak
− HPHT
: 21 -09-2008
− HPL
: 28-06-2009
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :
Anak
ke1
Kehamilan
usia penyulit
Jns
Ater
persln
Spontan
-
Persalinan
penyul tm
it
-
p
RS
m
Penolo ♂/
ng
Bidan
♀
♀
AS
7-8
Bayi
BB/
PB
3400
gr/5
0cm
c. Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan hamil anak pertama.
d. Riwayat Persalinan Sekarang
umur
Nifas
penyul Lakt
it
2hr
-
asi
Nifa
s ini
1. Tanggal Persalinan : Rabu 24-06-2009
jam 05.07 WIB
2. Jenis Persalinan
: Normal.
3. Bayi Lahir
: Langsung menangis, PB 50 cm.BB 3400gr AS 7-8
4. Ibu mengatakan hamil pertama dengan usia kehamilan 38 minggu
Kala I : Ibu masuk rumah sakit tgl 24 juni 2009 jam 22.30 WIB dengan
keluhan keluar dari kemaluan bercampur darah. Selanjutnya jam
02.00 WIB ibu mengeluh kenceng-kenceng Ǿ 3 cm eff 25% jam
04.00 WIB VT:Ǿ7 cm.Eff 7%. Ketuban (-) presentasi kepala H I
UUK kiri depan. TD :110/80 mmHg, S:36,5°C, N:88x/menit,
RR:24 x/menit
Kala II : Ibu melahirkan tgl 24 juni 2009 jam 05.00 WIB dengan partus
spontan letak belakang kepala, perempuan BB:3400 gr PB:50
cm.
Kala III : Plasenta lahir spontan lengkap 24 juni 2009 jam 05.05 WIB
Kala IV : 2 jam post partum TD:110/80 mmHg. S: 36,5°C. N :88 x/menit.
RR:20 x/menit. Ruptur perinium TFU:2 jari bawah pusat,
kontraksi rahim baik, pendarahan 100cc.
5. Keadaan plasenta : Placenta lahir lengkap
6. Penyulit persalinan : Tidak ada.
7. Riwayat KB
: Ibu mengatakan sebelumnya tidak memakai KB.
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
a)
Pola nutrisi
Selama Hamil :
o Makan : 3x/hari dengan porsi sedang, dengan menu:nasi, laukpauk sayuran dan buah-buahan.
o Minum : air putih 7-8 gelas perhari, terkadang susu.
Nifas hari ke2 :
o Makan : 2x/hari, porsi sedang dengan menu;nasi, lauk-pauk,
sayur-sayuran dan buah – buahan.
o Minum : 3 gelas/hari air putih.
b)
Pola Eliminasi
Selama Hamil :
o BAK : 5-6 x/hr, warna kuning,bau khas.
o BAB : 1 x/hr, dengan konsistensi lembek,warna kuning,bau
khas.
Nifas hari ke2 :
o BAK: 4-5 x/hr warna kuning, bau khas
o BAB: 1x setelah persalinan dengan konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas.
c)
Pola Aktifitas
Selama Hamil : Ibu melakukan aktifitas rumah tangga
(menyapu,memasak dengan bantuan orang lain).
Nifas hari ke2 : Ibu tidak melakukan aktifitas apapun.
d)
Pola Istirahat dan Tidur
Selama Hamil : Ibu tidur siang 1-2 jam,tidur malam ±7-8 jam.
Nifas Hari ke2 : Ibu tidur siang 1-2 jam,tidur malam ± 7 jam.
e)
Pola Personal Hygene
Selama Hamil : Ibu mandi 2x/hr, keramas 2 hr sekali
sikat gigi 2x/hr, dan ganti baju 2x/hr
Nifas Hari ke2 : Ibu sudah mandi 2x/hr, keramas 1 hr sekali
sikat gigi 2x/hr dan ganti baju 2x/hr
f)
Pola Seksual:
Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan hub.seksual 2-3 x/minggu
Nifas Hari ke2 : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual
dengan suaminya
9. Latar Belakang Psikososial dan Spritual
- Kehamilan ini direncanakan ibu dan keluarga menyambut dengan gembira
terhadap kehamilan ini
- Ibu berencana mengasuh sendiri bersama suaminya.
- Keluarga dan suami menerima bayi dengan bahagia.
- Ibu tinggal di rumah dengan ibu dan suaminya.
- Ibu berencana memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Ibu masih berusaha untuk meneteki bayinya.
10. Latar Belakang Budaya
Ibu mengatakan tidak tarak makanan, ibu tidak pernah minum jamu.
11. Pengetahuan dan Kemampuan ibu

Perawatan tali pusat
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang cara perawatan tali pusat
dengan benar.

Memandikan bayi
Ibu mengatakan belum tahu dan masih takut untuk memandikan
bayinya.

Perawatan buah dada
Ibu mengatakan melakukan perawatan buah dada saat mandi dan
membersihkannya.

Cara Meneteki yang benar
Ibu mengatakan akan meneteki bayinya kapan pun bayi menginginkan.

Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan
Ibu mengatakan akan melakukan hubungan suami istri setelah selesai
masa nifasnya.

Kapan boleh hamil lagi
Ibu mengatakan akan merencanakan kehamilan berikutnya setelah
anak yang pertama berusia 2 tahun.

Nutrisi
Ibu mengatakan akan memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi agar ibu dan bayi sehat.

Senam Nifas
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang cara dan tujuan dari senam
nifas.

Personal Hygene
Ibu mengatakan selslu menjaga kebersihan kemaluanya dengan
membersihkan setela BAB dan BAK dengan air bersih.

Mobilisasi
Ibu mengatakan saat ini ibu bisa duduk dan berjalan.

Obat-obatan dan vitamin
Ibu mengatakan akan minum obat dan vitamin secara teratur dari RS.

Kapan melakukan pemeriksaan ulang
Ibu mengatakan belum mengetahui harus melakukan pemeriksaan
ulang.
3.1.2 (Data Obyektif) :
1. Pemeriksaan fisik umum.
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Denyut Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 36 oC
RR
: 20 x/menit
BB
: 80 kg
TB
: 160 cm
2. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Kepala
: Rambut hitam, tidak ada ketombe, dan tidak ada benjolan pada kepala.
Muka
: Tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak pucat dan
tidak pucat
Mata
: Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat.
Telinga
: Bersih tidak ada serumen, tidak ada sekret
Hidung
: Tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut
: Mukosa mulut lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
Caries dentis.
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada
: Ada pembesaran pada payudara, simetris, hiperpigmentasi areola, bersih, ASI belum keluar
Abdomen
: Tidak ada luka bekas jahitan
Vulva
: Ada jahitan perineum, tidak ada episiotomi, tidak ada
Varises, ada lochea,vulva bersih dan tidak ada benjolan
Anus
: Tidak ada hemoroid
Muskuluskletal : Extremitas atas bawah kanan kiri dapat digerakkan
dengan normal, tidak ada atrofi dan kontraktus.
- Palpasi
Leher
: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid.
Mammae
: Tidak ada benjolan, kolustrum keluar
Abdomen
: TFU 2 Jari dibawah pusat, tidak ada nyeri tekan
pada abdomen, kontraksi uterus baik.
Tungkai
: Tidak ada oedem
- Auskultasi
Thorax : Tidak ada Ronchi dan Whezing.
- Perkusi
Abdomen
: Tidak ada meteorismus.
Patella
: (+) / (+)
3. Pemeriksaan Penunjang.
Tidak dilakukan.
4. Terapi / Advis Dokter.
3.2 INTERPRETASI DATA
3.2.1 Diagnosa :
P10001 post partum fisiologis hari ke2 dengan nyeri luka bekas jahitan perineum.
DS :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama, bayi perempuan pada tanggal 2406-2009 jam 05.07 WIB.
Ibu mengatakan masih nyeri pada luka jahitan.
DO :
− TD
: 100/70 mmHg
− Denyut Nadi
: 80 x/menit
− Pernafasan
: 20 x/menit
− Suhu
: 36 oC
− TFU
: 3 jari di bawah pusat.
− UC
: Baik
− Lochea
: Rubra
Luka jahitan masih basah dan ASI belum keluar.
3.2.2 Masalah : Nyeri luka bekas jahitan.
DS : - Ibu mengatakan masih nyeri pada jahitan perineum.
DO : - Terdapat luka jahitan episiotomi media lateralis, luka jahitan perineum
masih basah.
3.2.3 Kebutuhan
o Vulva hygene
o Perawatan luka
o Mobilisasi
o Nutrisi
o Perawatan Payudara
o Cara menyusui yang benar
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial :
Kemungkinan terjadi infeksi.
DS : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan.
DO : Terdapat luka jahitan episiotomi yang masih basah.
3.4 IDENTIFIKASI AKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tidak ada.
3.5 MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
3.5.1 Diagnosa: P10001 post partum fisiologis hari ke2,dengan nyeri luka jahitan
perineum.
Tujuan
: Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 2 jam
diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami tentang
kondisinya.
Kriteria hasil
o TD
: 110/70 mmHg
o Nadi
: 80 x/menit
o Pernafasan
: 20 x/menit
o Suhu
: 37°C
o KU
: Baik, luka jahitan kering, tidak ada tanda-tanda
Infeksi, involusi berjalan normal, tidak ada
Bendungan ASI dan bayi sudah mau menetek.
Rencana Tindakan
1. Lakukan pendekatan terapeutik
R/ : Dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerja sama yang baik
antara ibu dan petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
R/ : Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan dapat mempermudah asuhan
yang diberikan.
3. Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri.
R/ : Dengan pengetahuan, ibu dapat kooperatif dalam asuhan kebidanan.
4. Jelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri dengan relaksasi atau
Mobilisasi.
R/ : Dengan mobilisasi dapat memperlancar sirkulasi darah, menurunkan
ketegangan otot dan memberi kenyamanan pada ibu.
5. Beri penyuluhan tentang cara perawatan payudara dan cara menyusui yang
Benar.
R/ : Dengan penyuluhan ini iibu dapat melakukan perawatan payudara
secara mandiri dan dapat memperlancara proses laktasi. Dan dengan
menyusui yang benar, mencegah bendungan ASI.
6. Anjurkan pada ibu untuk terus meneteki bayinya sampai bayi mau
Menghiasap
R/ : Dengan penjelasan ini ibu dapat kooperatif dalam asuhan dan
mengurangi rasa khawatir atau cemas.
3.5.2
- Masalah
: Nyeri luka jahitan perineum.
- Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 jam
diharapkan nyeri luka jaitan dapat berkurang.
- Kriteria Hasil
: Luka jahitan tidak nyeri, kering, dan tidak ada tanda
– tanda infeksi.
- Rencana Tindakan
1. Jelaskan cara merawat luka bekas jahitan
R/ : Perawatan luka yang baik akan mempercepat penyembuhan luka.
2. Jelaskan pada ibu cara cebok yang benar
R/ : Cara cebok yang benar dapat mengurangi terjadinya infeksi.
3. Beri penyuluhan tentang pentingnya nutrisi selama masa nifas.
R/ : Dengan nutrisi yang baik dapat meningaktkan daya tahan tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan luka jahitan.
4. Anjurkan pada ibu untuk minum banyak dan tidak tarak
R/ : Minum banyak dapat mempercepat penyembuhan luka dan tarak
dapat memperburuk kondisi luka.
5. Jelaskan tanda bahaya selama nifas.
R/ : Identifikasi dini adanya komplikasi lebih cepat serta pengambilan
keputusan dan tindakan yang tepat.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ : Dengan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
diharapkan pemberian terapi tepat sehingga luka jahitan cepat
kering dan tidak terjadi infeksi.
3.6 PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
Tanggal : 25 Juni 2009
3.6.1 Diagnosa : P10001 post partum fisiologis hari ke2 dengan nyeri luka jahitan
perineum.
a. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu agar lebih kooperatif dengan
menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan mulai dari
pemeriksaan kepala, pemeriksaan payudara, abdomen, dan genetalia
terutama bekas luka jahitan
c. Menjelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri karena terputusnya jaringan
saraf dan pembulu darah, akan sembuh secara bertahap.
d. Menjelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri dengan relaksasi atau
mobilissasi yaitu menarik nafas panjang, menahan sebentar kemudian
dilepaskan serta miring kanan dan kiri, jalan atau duduk.
e. Memberi penyuluhan tentang cara perawatan payudara dan cara menyusui
yang benar yaitu membersihkan payudara tidak boleh menggunakan sabun
serta sebelum dan sesudah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
oleskan didaerah puting susu dan areola untuk mencegah lecet.
f. Menganjurkan ibu untuk terus meneteki bayinya sampai bayi mau
menghisap, tunggu sampai bayi betul-betul lecet.
3.6.2 Masalah : Nyeri luka bekas jahitan
a. Menjelaskan cara merawat luka jahitan perineum dengan mengompres luka
dengan kasa yang telah diberi betadine, tunggu 5 menit buang kasa dan
ganti kasa yang sudah diberi betadine yang baru.
b. Menjelaskan pada ibu cara cebok yang benar yaitu dengan membersihkan
daerah genetalia dengan sabun dan air. Membersihkan daerah vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar
anus.
c. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi selama masa nifas
yaitu dengan diet sseimbang untuk mendapatkan karbohidrat, protein,
mineral dan vitamin yang cukup. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori
setiap hari.
d. Menganjurkan ibu untuk minum banyak dan tidak tarak dengan sedikitnya
minum 3 liter setiap hari.
e. Menjelaskan tentang tanda bahaya selama nifas yaitu keluarnya darah
banyak secara tiba- tiba, lochea berbau busuk, nyeri perut bawah atau
pinggang, sakit kepala terus - menerus, penglihatan kabur, bengkak
ditangan dan muka serta pendarahan.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan dokter
meresepkan Cefat 3x1, Nefinal 3x1, Cetaflam 2x1, Inbion 1x1, Laktafit 2x1.
3.7 EVALUASI
3.7.1 Diagnosa : P10001 post partum fisiologis hari ke-2 dengan nyeri luka jahitan
perineum.
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan paham penjelasan yang diberikan oleh
Bidan.
O : - Ibu dapat mengulang kembali dengan tepat dan jelas tentang penjelasan
yang diberikan oleh Bidan.
- Ibu dapat kooperatif dalam melaksanakan apa yang dikatakan oleh Bidan.
A : P10001 post partum fisiologis hari ke2 dengan nyeri luka bekas jahitan sedikit
berkurang.
P : - Anjurkan Ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama nifas.
- Anjurkan Ibu untuk melakukan cara mengatasi nyeri luka bekas jahitan.
- Anjurkan Ibu untuk memenuhi kebutuhan akan :
o Vulva hygene
o Perawatan luka bekas jahitan
o Mobilisasi
o Nutrisi
o Perawatan payudara
o Cara menyusui yang benar
o Lakukan perawatan tali pusat.
-
Anjurkan Ibu untuk datang kembali / kontrol sewaktu-waktu apabila ada
keluhan.
3.7.2 Masalah
S : Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang
O : Ekspresi wajah tampak rileks, luka jahitan bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
A : Nyeri luka bekas jahitan tampak teratasi
P : Anjuran tetap diteruskan
BAB 4
PEMBAHASAN
Tindakan pemeriksaan yang kami lakukan di ruang nifas RS.PETROKIMIA
Gresik. Pada pasien Ny”S” dengan keluhan nyeri jahitan karena involusi uterus.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan dan untuk
mendeteksi adanya bahaya yang mengancam ibu.
Kami melakukan tindakan pemeriksaan mengacu pada teori tetapi terkadang
prosedur pemeriksaan tidak dilakukan secara urut dan sesuai dengan teori atau pun
ada salah satu prosedur yang tertinggal.
Menurut teori sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan tenaga kesehatan
yaitu bidan diharapkan untuk mencuci tangan. Tetapi prosedur ini seringkali
diabaikan. Pada hal cuci tangan adalah prosedur paling penting untuk pencegahan
penyebaran infeksi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian pada ibu dan
bayi baru lahir.
BAB 5
PENUTUP
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu nifas adalah suatu asuhan yang
bertujuan untuk memantau kesehatan ibu dan bayinya agar diperoleh ibu yang sehat
dan bayi yang sehat.
5.1 Kesimpulan.
 Pengkajian merupakan dasar utama didalam membuat manajemen asuhan
kebidanan
 Permasalahan akan selalu ditemukan dan muncul apabila pengkajian dilakukan
secara teliti dan akurat
 Permasalahan-permasalahan yang ditemukan akan mudah diatasi dengan adanya
hubungan saling pengertian antara petugas,pasien dan keluarga
 Post partum / masa nifas memerlukan perawatan.
5.2 Saran.
Untuk menyesuaikan dengan keadaan diatas diperlukan adanya :
 Peningkatan mutu SDM dari tenaga kesehatan baik pengetahuan maupun
keterampilan
 Perbaikan mutu pelayanan kesehatan
 Tersedianya sarana rujukan yang memadai
 Ikut sertanya keluarga dalam usaha pelaksanaan asuhan kebidanan terhadap
ibu.
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Saifuddin, AB, dkk. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Download