BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajeman pemasaran a. Pengertian Manajemen Pemasaran Pemasaran (Marketing) merupakan dasar dari segala bisnis, yang tidak dapat dipandang sebagai fungsi yang terpisah.Drucker (dalam Blythe, 2009) menyatakan bahwa pemasaran adalah keseluruhan bisnis tersebut yang dilihat dari sudut pandang hasil akhirnya, dari sudut pandang pelanggan. Kotler dan keller (2009:5) mengemukakan bahwa manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas manajemen pemasaran bukan hanya menawarkan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasarnya, menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan melayani pasarnya tetapi lebih dari itu. 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 b. Konsep Pemasaran konsep pemasaran adalah filosofi yang sangat penting yang digunakan untuk memandu pelaksanaan manajemen pemasaran, agar usaha pemasaran perusahaan bisa dilakan dengan efisien dan bertanggung jawab. Konsep inti dalam pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:19) diantaranya adalah : 1. Konsep produksi adalah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan tidak mahal. Para manajer dari bisnis yang berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi missal. Konsep produksi digunakan ketika suatu perusahaan ingin memperluas pasar. 2. Konsep produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik, karena produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi iklan, dan penjualan yang tepat. 3. Konsep penjualan Konsep penjualan dopraktikan paling agresif untuk barang-barang yang tidak dicari, yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli konsumen, seperti asuransi, ensiklopedia, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 dan peti mati.Kebanyakan perusahaan juga memperhatikan konsep penjualan ketika mengalami kelebihan kapasitas. 4. Konsep pemasran Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar dan sasaran yang dipilih. Theodore Levitt dari Harvard (dalam Kotler dan Keller 2009:20) menjelaskan perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran : Penjualan berfokus pada kebutuhan penjualan; pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.Penjualan didasari oleh kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang, pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan melalui produk menciptakan, dan hal-hal yang menghantarkan, berhubungan dan dengan akhirnya mengkonsumsikannya. 5. Konsep Pemasaran Holistik Konsep pemasaran holistic didasarkan atas penembangan, desain, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan aktifitas-aktifitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan.Jadi, pemasaran holistik adalah suatu pendekatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup dan kompleksitas aktivitas pemasaran. c. Strategi Pemasaran Menurut Suharyadi, et al (2009:191) Strategi Pemasaran (marketing strategy) adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dasar target atau selera konsumen yang dituju. Banyak sekali strategi pemasaran yang diperkenalkan dalam teori-teori pemasaran, namun secara umum strategi pemasaran yang biasa dilakukan dan dapat dipilih adalah : Tabel 2.1 Strategi Pemasaran Sasaran pembeli lama Barang/ Jasa lama Barang/ Jasa Baru Menembus Pasar Pengembangan produk Sasaran pembeli baru Pengembangan Diversifikasi Pasar Sumber: (Suharyadi, et.al 2009) 2. Perilaku Konsumen a. Pengertian prilaku konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:166) prilaku konseumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 membeli, menggunakan dan bagaimana barangm jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Kotler (2009:206) mengemukakan bahwa ada 7 pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu : 1) Initiator (inisiator), yaitu individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang, yang mempunyai kebutuhan/keinginan tetapi tidak mempunyai kewenangan untuk melakukannya sendiri. 2) Influencer (pemberi pengaruh), yaitu individu yang pandangan atau nasihatnya mempengaruhi keputusan. 3) Decider (pembuat keputusan), yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di mana membelinya. 4) Buyer (pembeli), yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. 5) User (pembeli), yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. 6) Approver (pemberi persetujuan), yaitu individu yang mengotorisasikan tindakan yang direncanakan oleh pengambil keputusan atau pembeli. 7) Gatekeeper (penjaga gerbang), yaitu individu yang mempunyai kekuatan untuk mencegah penjual atau informasi agar tidak menjangkau anggota pusat pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen terbagi ke dalam dua bagian, yaitu : 1) Faktor ekstern, yang terdiri dari kebudayaan, faktor sosial dan pribadi: a. Faktor budaya Faktor budaya memberikan pengaruh yang luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Seseorang yang dibesarkan dalam sebuah lingkungan masyrakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan prilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya (Kristanto, 2011:43). Menurut Vinna Sri Yuniarti (2015:215) budaya merupakan penentu keingna yang paling mendasar.Tiap-tiap buadaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. b. Faktor sosial Faktor sosial tidak diukur hanya dari sisi pendapatan seseorang, tetapi dilihat juga dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan faktor lainya. 1. Kelompok Referensi Menurut Kotler dan Keller (2009:170) kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau prilaku orang tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung dan saling berinteraksi namun informal atau disebut dengan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang berinteraksi lebih sedikit dan cenderung formal seperti lembaga, organisasi, keagamaan, serikat pekerjaan dan sebagainya. Seseorang dipengaruhi oleh kelompok referensi melalui tiga cara : a) Kelompok referensi menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. b) Kelompok referensi mempengaruhi sikap dan gambaran diri seseorang karena secara normal seseorang menginginkan untuk “menyesuaikan diri”. c) Kelompok referensi menciptakan suasana untuk penyesuaian yang dapat memepengaruhi pilihan orang terhadap merek dan produk. 2. Keluarga Menurut Kotler dan Keller (2009:171) Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. 3. Peran dan Status Setiap peran mencerminkan status dari seseorang tersebut di masyarakat.Pemilihan pembelian suatu produk juga dapat mencerminkan status seseorang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 c. Faktor Pribadi Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara lain yaitu: 1. Usia dan tahap daur hidup Menurut Kristianto (2011:45) seseorang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya sesuai dengan umur dan daur hidup keluarga. Setiap tahapan dari daur hidup keluarga mempunyai perilaku pembelian yang tidak sama. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat mengembangkan produk dan strategi pemasaran yang tepat bagi masing-masing kelompok itu. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang menggambarkan barang dan jasa yang digunakannya.Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. 3. Situasi Ekonomi Keadaan ekonomi mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk.Menurut Kotler dan Keller (2009:173) Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan ( tingkat, stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 4. Gaya Hidup Menurut Kristanto (2011:45) Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat mencerminkan dan pendapat “keseluruhan yang pribadi” bersangkutan. yang Gaya berinteraksi hidup dengan lingkungannya. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial di satu pihak dan kepribadian di pihak lain. Menurut Kotler dan Keller (2009:175) gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. 5. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian dalah sekumpulan sifat psikologi manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan, termasuk perilaku pembelian (Kotler dan keller, 2009:174) Kepribadian seseorang biasanya digambarkan dalam istilah, seperti percaya diri, mudah mempengaruhi, mandiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, cepat menyesuaikan diri dan sebagainya. Konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang mempunyai kepribadian merek yang konsisten dengan “konsep diri” mereka sendiri (cara kita memandang diri kita sendiri), atau bahkan berdasarkan konsep diri orang lain (cara pandangan orang lain terhadap kita). Pengaruh ini mungkin juga lebih nyata untuk produk yang dikonsumsi secara public http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 dibandingkan barang yang dikonsumsi secara pribadi (Kotler dan Keller, 2009:174). 2) Faktor intern, yang terdiri dari motivasi, presepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap: a. Motivasi Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak (Kotler dan Keller, 2009:178). Menurut Kristianto (20011:46) motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dalam dirinya, kekuatan itulah yang disebut motif. Abraham Maslow (dalam Kotler dan Keller, 2009:179) berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu, bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai paling menekan sampai paling tidak menekan (kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 5 4 3 2 1 Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow Sumber: en.wikipedia.org Keterangan : 1. Kebutuhan fisiologis (makanan, air, tempat berlindung) 2. Kebutuhan Rasa Aman (keamanan, perlindungan) 3. Kasih Sayang (rasa memiliki, cinta) 4. Kebutuhan penghargaan (penghargaan diri, (pengembangan dan pengakuan, status) 5. Kebutuhan aktualisasi diri realisasi diri) Dalam kebutuhan terpentingnya, yang terpenting adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Awalnya seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan terpentingnya yaitu kebutuhan fisiologis, setelah terpenuhi kemudian akan bertahap memenuhi kebutuhan selanjutnya ( Kotler dan Keller, 2009:179) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 a. Persepsi Menurut Kotler dan Keller (2009:179) persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamannya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di simpulkan bahwa presepsi adalah padandangan seseorang terhadap suatu barang tau jasa, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal (ukuran, warna, iklan) dan faktor individual (pengalaman, sikap, motivasi), sehingga orang tersebut dapat menentukan sikap terhadap produk tersebut dimasa yang akan datang. b. Pembelajaran Menurut Kotler dan Keller (2009:181) pembelajaran adalah mendorong perubahan dalam prilaku seseorang yang bersumber dari pengalaman. Hasil pembelajaran ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan mempunyai tujuan tertentu. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang pada dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu, hasil interaksi ini adalah terbentuknya hubungan antara kebutuhan-kebutuhan dan tanggapan-tanggapan. Para ahli teori belajar mengatakan bahwa perubahan prilaku seseorang terjadi melalui keadaan saling mempengaruhi antara dorongan (drive), http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 rangsangan (stimuli), petunjuk-pentunjuk penting jawaban (clues), faktor penguat (reinforcement) dan tanggapan (responses). c. Keyakinan dan Sikap Keyakinan menurut Kotler dan Keller (2009:174) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsiten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk prilaku pembelian). Keyakinan ini mungkin beradasarkan pada pengetahuan, pendapatan (opini), atau mungkin mengandung perasaan, produk dan jasa mereka. Sehingga keyakinan tersebut dengan sendirinya membentuk citra pada merek dan produk tersebut. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran, mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu.Para ahli dalam membahas sikap mengemukakan sesuai dengan penekanannya masing- masing. Mar’at dan Walgito dalam (Kristanto, 2011:48) menyimpulkan bahwa dalam sikap terkandung adanya tiga komponen pokok,yaitu : 1) Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek sikap. 2) Komponen afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. 3) Komponen konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 3. Merek (Brand) Menurut Surachman (2011), Brand adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk yang penggunakannya pada saat ini sudah meluas karena beberapa alasan. Salah satunya karena Brand suatu produk memberikan nilai tambah produk tersebut.Melalui Brand, para pelanggan dipengaruhi oleh beragam pesan yang jumlahnya bisa ribuan terhadap keberadaan suatu produk. Menurut Sunyoto (2012), Brand adalah sesuatu yang melekat pada pikiran dan tindakan pelanggan, serta penghubung antara pelanggan dan produk atau perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa brand merupakan sebuah identitas (dapat berupa nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi seluruhnya) dari sebuah barang atau jasa yang dapat membedakan antara produk satu dengan produk lainnya. a. Citra Merek (Brand Image) Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosisi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:403). Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), Brand image adalah persepsi yang bertahan lama, dibentuk melalui pengalaman, dan bersifat relative konsisten. Oleh karna itu, sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu brand image merupakan salah satu unsur penting yang mendorong http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin baik Brand image yang melekat pada produk tersebut, konsumen akan semakin tertarikuntuk membeli karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan Brand yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika menggunakannya. Menurut Keller (dalam Ferrinadewi, 2009), faktor-faktor pendukung terbentuknya Brand image dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association). Hal ini dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu Brand dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap brand tersebut. 2. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association). Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dariBrand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. 3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association). Sebuah Brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersubut memiliki cirri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Keunikan suatu produk aklan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan Brand. Sebuah Brand uang memiliki cirri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi Brand yang terkandung di dalamnya. b. Kepercayaan Merek (Brand Trust) Kepercayaan merek(Brand Trust) adalah kemampuan merek untuk dipercaya yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (Brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampumengutamakan kepentingan konsumen (Delgado dalam Ferrinnadewi, 2008). Ferrinnadewi (2008) mengemukakan, terdapat tiga aktifitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menimbulkan kepercayaan konsumen yaitu: 1. Achieving result Yaitu harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. 2. Acting with integrity Yaitu bertindak dengan integritas berarti adanya konsisten antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan pihak lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 3. Demonstrate concern Yaitu kemampuan perusahaan untuk menujukan perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukan sikap pengertian konsumen jika menghadapi masalah dengan produk, akan menumbuhkan kepercayaan dengan merek. c. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Menurut Schifman dan Kanuk (2009), loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu merek secara konsisten di masa yang akan datang. Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat diukur melalui: 1. Behavior measures Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk menentukan loyalitas terutama untuk behavior (prilaku kebiasaan) adalah dengan memperhitungkan pola pembelian aktual. 2. Measuring switch cost Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifikasikan loyalitas pelanggan dalam suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat mahal, pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan kelompok pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 3. Measuring satisfaction Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek merupakan indicator paling penting dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup alas an bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor penarik yang cukup kuat. 4. Meausuring liking brand Kesukaan terhadap merek, kepercayaan, perasaan hormat atau bersahabat dengan suatu merek membangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam perasaan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan yang berada dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan untuk membayar harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut. 5. Measuring commitment Salah satu indikator kunci adalah jumlah interaksi dan komitmen pelanggan terkait dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan akan suatu merek akan mendorong mereka untuk membicarakan merek tersebut kepada orang lainbaik dalam taraf menceritakan atau sampai tahap merekomendasikan. d. Keputusan Pembelian Menurut Suharno (2010:96), menyatakan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Menurut kotler dalam (Kristanto, 2011:39) mengemukakan ada lima tahan dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, yaitu : 1. Pengenalan masalah atau kebutuhan Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan-rangsangan dari dalam pembeli atau dari luar.Dengan menghimpun informasi dan sejumlah konsumen para pemasar dapat mengenal rangsangan yang lebih sering terjadi untuk membangkitkan minat dalam jenis produk tertentu. 2. Pencarian informasi Biasanya pencarian informasi meningkat pada saat konsumen mulai bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas pemecahan masalah yang lebih luas. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok, yaitu: a) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga) b) Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual) c) Sumber umum (media masa, organisasi) d) Sumber pengalaman 3. Penilaian alternative Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih satu alternative dari banyak alternative yang tersedia, adalah : a) Sifat-sifat produk b) Kepercayaan merek c) Fungsi kemanfaatan untuk setiap ciri http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 d) Prosedur pemilihan merek 4. Keputusan membeli Keputusan membeli ini melibatkan 5 subkeputusan, yaitu keputusan tentang merek, keputusan dari siapa membeli, keputusan tentang jumlah, keputusan waktu membeli dan keputusan cara pembayaran. 5. Perilaku pasca pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli produk akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Bila konsumen merasa puas terhadap produk yang dibelinya, maka ada peluang untuk melakukan pembelian ulang. B. Penilitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah telaah pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian terdahulu ini diuraikan secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Pada bagian ini dijelaskan tentang objek yang diteliti oleh peneliti terdahulu, model yang digunakan, hasil penelitian, serta hubungan antara penelitian yang dilakukan ini dengan peenelitian terdahulu. Faktafakta atau data yang dikemukakan diambil dari sumber aslinya. Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan telaah pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian 1 Danny Alexander Bastian (2014) Program ManajemenPemasaran Universitas Kristen Petra Surabaya Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2 2 Mohammad Rizan (2012) Fakultas Ekonomi Universitas Negri Jakarta Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol. 3 3 Hatane Samuel (2014) Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 8 Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek(Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty The Botol Sosto(Survei Konsumen The Botol Sosro di Food Court ITC Cempaka mas. Jenis Analisis Hasil Penelitian Regresi Linear Berganda Variabel brand image berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini menujukan citra merek yang dibentuk karena perusahaan mampu memberikan persepsi yang baik kepada konsumen ADES. Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukan variabel kepercayaan merek terhadap loyalitas merek memberikan hasil bahwa kepercayaan merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif antara brand trust terhadap minat beli produk smartphone. Hal ini mendukung hasil penelitian James E, Haefner, Zsuzsa Deli-Gray, dan Al Rosen Bloom Analisis Regresi eWom, Brand Linear Image, Brand Berganda Trust dan Minat Beli Produk Smarphone Di Surabaya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 4 Sri Rahayu Tri Astuti (2011) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol.13 Analisi Regresi Pengaruh Linear Iklan, Berganda kepercayaan Merek dan Citra Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen pada Telkom Speedy di Semarang 5 Yi Zhang (2015) Departmen of Marketing, Mnagement School, Jinan University, Guangzhou China Journal of Business and Management, Vol. 3 The Impact of Regresi Brand Image Linear on Consumer Berganda Behavior : A Literature Review http://digilib.mercubuana.ac.id/ (20011), yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat poditif signifikan brand trust terhadao keputusan pembelian. Variabel (X1) yang memiliki tingkat signifikan memenuhi syarat untuk menjadi variabel pendukung minat beli. Konsumen mengemukakan bahwa iklan Telkom Speedy menarik dan informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut sesuai dengan mutu produk tersebut, juga mempengaruhi minat beli Telkom Speedy Citra Merek memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan terutama di seluruh ebanking, darat, ponsel, perbankan dan perusahaan supermarket. Chang et al (2015) mengidentifikasi, toko infrastruktur, kenyamanan, 33 layanan toko dan kegiatan penjualan sebagai empat komponen citra toko dan semua dampak kepuasan pelanggan secara langsung. No 6 Nama Peneliti Judul Penelitian Jenis Analisis Zohaib Ahmed Effect of Brand Regresi (2014) and Customer Linear Department of Berganda Satisfaction on Management Brand loyalty in Sciences The Islamia Bahawalpur University of Bahawalpur Pakistan Journal of Sociological Research Vol. 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Penelitian Sebuah hubungan yang positif yang sangat signifikan ditemukan antara kepercayaan merek dan loyalitas merek . Hasil ini menggambarkan bahwa janji-janji produk dengan pelanggan terpenuhi imbalan kepercayaan pada merek menciptakan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam membuat pelanggan setia 34 7 Abdullah Alhaddad (2015) Marketing and International Trade Department Higher institute of Business Administration Damascus-Syria Journal of Reserch in Busuness and Management, Vol. 3 Perceived Regresi Quality, Brand Linear Image and Berganda Brand Trust as Determinants of Brand Loyalty Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini , persepsi kualitas memiliki efek positif signifikan pada kedua citra merek dan loyalitas merek . citra merek juga memiliki efek positif signifikan terhadap kepercayaan merek serta loyalitas merek . Akhirnya , kepercayaan merek ditemukan memiliki efek positif yang signifikan terhadap loyalitas merek . 8 Ayesha Anwar et.al ( 2011) Management Sciences Foundation University Islamabad Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1 Philus Mamahit (2015) Manajement Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 15 Impact of Brand Regresi Image, Trust Linear and Affect on Berganda Cunsumer Brand Extention Atitude: the Mediating Role of Brand Loyalty Merek mempengaruhi , kepercayaan merek dan citra merekmemiliki dampak positif pada loyalitas merek dan merek konsumen sikap ekstensi menyebabkan peningkatan Pengaruh Brand Regresi Image, Brand Linear Trust dan Berganda Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota All New Yaris Pda PT. Hasjrat Abadi Manado Brand Image, Brand Trust dan Kualitas Produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadapy keputusan Pembelian Toyota All New Yaris di PT. Hasjrat Abadi Manado. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 10 Saturninus Andreas Adi Hanjaya Hngau (2012) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda Jurnal Kinerja Vo. 9 Pengaruh Brand Regresi Loyalty dan Linear Perceived Berganda Quality Terhadap Kepuutusan Pembelian Handphone Nokia 11 Desi Arista (2011) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Jurnal Aset Vol.13 Calvin (2014) Manajemen Pemasaran Universitas Kristen Petra Jurnal Manajemen Pemasaran Perta Vol. 2 Analisis Regresi Pengaruh Iklan, Linear Kepercayaan Berganda Merek, dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen 12 13 Analisa Pengaruh Brand Image, Brand Trust dan Economic Benefit terhadap Niat Pembelian Polis Asuransi PT. Sequislife di Surabaya Annete Pengaruh Brand Wulansari Trust dan (2013) Perceived Manajemen Quality Fakultas Terhadap Ekonomi Keputusan Universitas Pembelian Negeri Surabaya Ulang Produk Jurnal Ilmu Sari roti (studi Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil pada penelitian ini menyajikan variabel brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) sebagai variabel bebas yang dianalisis untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar hubungannya terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat dengan melakukan perhitungan statistik dari data yang diperoleh melalui kuesioner. Variabel Iklan dan Kepercayaan Merek mempunyai pengaruh Positif signifikan terhadap minat beli konsumen Brand Image, Brand Trust dan Economic Benefit bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Niat beli pelanggan terhadap produk-produk asuransi PT. Sequislife di Surabaya. Brand Trust dan Perceived quality berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian ulang produk Sari Roti (studi pada konsumen di Perumahan Gresik 36 Manajemen Vol. Pada Konsumen 1 di Perumahan Gresik Kota Baru, Manyar Gresik) Kota Baru, Gresik) Manyar C. Rerangka Pemikiran Untuk memudahkan suatu penelitian maka perlu dibuat suatu rerangka pikir penelitian yang menggambarkan suatu hubungan dari variabel independen dalam hal ini Brand Image, Brand Trust dan Brand Loyalty terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Dari uraian di atas maka disusunlah suatu Rerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti dalam gambar berikut: Brand Image (X1) H1 H2 Brand Trust (X2) H3 BrandLoyalty (X3) Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keputusan Pembelian (Y) 37 D. Hipotesis H1:Brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone 5. H2:Brand Trust berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone 5. H3: Brand Loyalty berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone 5. http://digilib.mercubuana.ac.id/