3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2008 hingga Februari 2009. Pengambilan sampel dilakukan di Instalasi Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta (Tangerang). Identifikasi dilakukan di Laboratorium Protozoologi dan Helminthologi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya, gelas objek, alat suntik (spuit) 1 ml dan 3 ml, tabung antikoagulan EDTA dan coolbox. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel darah anjing, metanol, aquades, pewarna Giemsa 10%, minyak emersi dan xylol. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pengambilan sampel Darah diambil sebanyak 5 ml tiap anjing melalui vena cephalica antibrachii pada kaki depan menggunakan spuit lalu ditampung menggunakan tabung anti koagulan. 3.3.2 Pembuatan Preparat Ulas Darah Pengamatan dilakukan dengan membuat preparat ulas darah anjing yang diwarnai dengan Giemsa 10%. Pembuatan preparat ulas darah dengan pewarnaan Giemsa 10%, antara lain darah yang telah diperoleh diteteskan di atas gelas objek untuk dibuat preparat ulas darah. Kemudian dikeringkan selama sekitar 1-2 menit, dengan diangin-anginkan lalu difiksasi menggunakan metanol selama 10-15 menit dan dikeringkan beberapa saat. Preparat yang telah kering diletakkan di rak pewarnaan, didiamkan sebentar lalu preparat ditetesi dengan Giemsa 10% dan didiamkan selarna 30 menit sampai 1 jam. Kemudian preparat diangkat dari rak pewarnaan dan dibilas dengan aquades atau air yang mengalir lalu didiamkan hinga kering. Preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 100 menggunakan minyak emersi (Tampubolon 1992). 3.3.3 Identifikasi Protozoa Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi protozoa dengan mencocokkan hasil pengamatan dengan literatur bahan pustaka. 3.3.4 Analisis Data Data yang telah didapat melalui metode pengamatan lalu dianalisis secara deskriptif.