BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebagai makhluk

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainya. Manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi
dalam pemenuhan kebutuhan fungsi sosialnya. Tindakan awal dalam pemenuhan
fungsi sosial ini dilakukan dengan cara komunikasi. Menurut Wilbur Schramm,
12
komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat
terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi.
Mulanya komunikasi hanya dianggap sebagai pengetahuan yang tidak
mampu
memberikan kontribusi besar kepada masyarakat atau bahan kajian
lainnya. Seiring perkembangan jaman dan melewati beberapa perdebatan sengit
mengenai komunikasi sebagai kajian ilmu, maka komunikasi berkembang menjadi
suatu kajian ilmu yang berdiri sendiri dan dianggap penting. Awal mula
pengkajian komunikasi sebagai sebuah ilmu dinyatakan oleh Carl Hovland 13 yang
memunculkan istilah “science of communiaction” yang ia defenisikan sebagai
berikut :
“a systematic attempt formulate in rigorous fashion the priciple by which
information is transmitted and opinions and attitudes are formed”
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 13
13
16
17
(Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang
setepat-tepatnya asas-asas pentransmian informasi serta pembentukan
opini dan sikap)
Jika melihat
defenisi komunikasi dari perspektif epistemologi, istilah
komunikasi berasal dari perkataan inggris “communication”. Istilah ini bersumber
dari bahasa latin communicatio yang artinya pemberitahuan, pemberian bagian
(dalam sesuatu), pertukaran, dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan
atau jawaban dari pendengarnya; ikut mengambil bagian. Kata sifatnya
“communis” artinya bersifat umum dan terbuka. Common artinya bersama-sama.
Kata kerjanya “communicare” yang artinya bermusyawarah, berunding atau
berdialog.14
Menurut Theodornoson dan Theodornoson dalam Bungin15 memberi
batasan lingkup Communications berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikapsikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain (atau lain-lainnya)
terutama melaui simbol-simbol. Dan juga Garbner mengatakan bahwa
communication dapat didefenisikan sebagai socila interaction melalui pesanpesan.
Menurut Effendy,16 hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar
manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada
14
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico Bandung, Bandung, Cetakan ke-2, 1984, hal.
14
15
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskurs Teknologi Komunikasi
di Masyarakat, Kencana Prenada Group, Jakarta, Edisi Pertama, Cetakan ke-3, 2007, hal . 30
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 28
18
orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian, kegairahaan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Adapun menurut Lasswell, dalam
bukunya “The Communication of
ideas” yang dijelaskan oleh Effendy17 Communications is who says what which
channel to whom with what effect. Defenisi ini dilakukan untuk menerangkan
kegiatan komunikasi yaitu menjawab komponen-komponen yang terdapat dalam
teori tersebut, yakni Who? (siapakah komunikatornya), say what? (pesan apa yang
dinyatakan?), in which channel? (media apa yang digunakan?), to whom? (siapa
komunikannya?), with what effect? (efek yang ditimbulkan?).
Menurut Everett M. Rogers yang dijelaskan oleh Mulyana,18 komunikasi
adalah proses dimana suatu ide diahlikan dari sumber kepada sutu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan interaksi sosial
yang mana digunakan untuk menyampaikan ide, opini, dan perasaaan. Dimana
dalam proses penyampaian tersebut, melewati komponen komunikator, pesan,
media, komunikan, dan efek. Tujuan dari komunikasi sendiri adalah untuk
mengubah tingkah laku mereka.
17
Ibid. 301
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan
ke-15, 2011, hal. 59
18
19
2.2
Public Relations
Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang
meliputi berbagai teknik komunikasi, dimana didalam kegiatannya terdapat suatu
usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
publiknya. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. 19
Institute of Public Relatios (IPR) mendefenisikan Public Relations adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. 20 Maksud dari upaya yang
terencana dan berkesinambungan Public Relations adalah suatu rangkaian yang
diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan
semuanya ini berlangsung secara berkesinambungan dan terpadu. Yang kedua,
tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian,
maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa
dimengertii oleh pihak-pihak yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata
“saling”, maka itu berarti organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau
individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum dipakai adalaha “khalayak”
atau publik).21
19
Scott M.Cuttlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations, Kencana, Jakarta,
Edisi ke-9, 2009, hal.6
20
Frank Jefkins & Yadin, Public Relations, Erlangga, Jakarta, Edisi ke-5, 2003, hal. 9
21
Ibid, hal. 10
20
Menurut Rex F. Harlow,22 Public Relations adalah fungsi manajemen
yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua
arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan
masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah,
membantu manajemen untuk slalu mendapatkan informasi dan merespon
pendapat umum, mendefenisikan dan menekankan tanggungjawab manajemen
dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan
memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan
awal untuk membantu antisipasi kecendrungan, dan menggunakan riset serta
komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.
Roberto Simoes menyatakan bahwa Public Relations merupakan suatu
proses interaksi.23 Menurutnya, Public Relations menanamkan pengertian
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, kepercayaan, adanya saling
pengertian dan citra yang baik dari publiknya. Seorang praktisi Public Relations
bertanggung jawab menciptakan opini publik yang sejalan dengan tujuan dari
perusahaan yang diwakilinya. Menurut Neuman & Stapper, 24 Public Relations
berusaha untuk mempengaruhi opini publiknya. Pembentukan/perubahan opini
publik memerlukan keterbukaan yang akan mempermudah dan menguatkan opini
publik tersebut. Selain itu, Jan E. Marston25 juga mengungkapkan bahwa :
“Public Relations is planned, persuasive communication designed
influence significant public”
22
Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 44
Ibid. 7
24
Ibid. 69
25
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka
Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal. 6
23
21
(Public Relations adalah kegiatan perencanaan, komunikasi persuasif yang
didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan).
Public Relations, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik
individu kedalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan
dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau
organisasi. Berbagai pengertian Public Relatios antara lain :
Menurut Edward L. Bernay,26 mempunyai 3 pengertian:
1. Memberi penerangan kepada masyarakat.
2. Pembujukan langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan
tindakan.
3. Usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan
denga masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.
Cutlip, Center & Broom yang dijelaskan kembali oleh Firsan Nova27
menyatakan bahwa ada beberapa kesamaan dari semua defenisi Public Relations
yang ada, yaitu adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari
manajemen.
2. Menangani hubungan antarorganisasi dan masyarakatnya.
3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap dan perilaku didalam dan diluar
organisasi.
4. Menganalisis dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap
masyarakat.
26
27
H.A.Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal.54
Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal.45
22
5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui
bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup
organisasi.
2.2.1 Fungsi Public Relations
Dewasa ini, keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi bukan
lagi barang langkah atau aneh. Public Relations telah menempati posisi penting
dalam organisasi dan tidak lagi dianggap sebagai pemadam kebakaran ataupun
pelaksana program rutin tahunan seperti family gathering atau kegiatan sosial
lainnya. Peran Public Relations saat ini, telah masuk kedalam tatanan strategik
dalam fungsi manajemen. Praktisi Public Relations dituntut bekerja secara
profesional membuktikan bahwa program Public Relations bermanfaat bagi
perusahaan ataupun organisasi.
Fungsi
utama
Public
Relations
adalah
menumbuhkan
dan
mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya,
baik publik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini publik) yang menguntungkan organisasi.28
Dalam bukunya “A Working Defenition” Robert F. Harlow29 membagi
fungsi PR menjadi dua, untuk menjelaskan apa itu PR, mengapa diadakan, dan
bagaimana melakukannya, yaitu sebagai method of communication dan state of
being.
28
29
Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 49
Ibid 46
23
Sebagai method of communication, PR merupakan rangkaian sistem
kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan baik pimpinan, karyawan
maupun staf. Sebagai state of being, PR adalah perwujudan kegiatan komunikasi
yang dilembagakan kedalam bentuk biro, bagian divisi atau seksi dalam sistem
manajemen PR yang mempunyai pimpinan.
Dalam bukunya, Hugo A. De Roode30 (Public Relations Interne en
Externe Communicative voor Organisatie en Beleid) mengatakan bahwa fungsi
Public Relations itu penting dan harus mampu mempengaruhi publiknya dengan
menggunakan seorang leader atau wakil publik yang disegani dan dipercaya
sehingga mampu diterima oleh masyarakat secara lebih luas.
Menurut Internal Public Relations Association (IPRA),31 fungsi Public
Relations masa kini meliputi 15 pokok, yaitu :
1. Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku
manusia.
2. Membuat analisis “trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya
bagi institusi.
3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi
dan memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk
mengatasinya.
4. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran
dan informasi yang utuh.
5. Mencegah konflik dan salah pengertian.
30
Maria Rumanti Assumpta, Dasar-Dasar Public Relations; Teori dan Praktek, Grasindo, Jakarta,
2002, hal. 70-71
31
Ibid. 50
24
6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggungjawab sosial.
7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum.
8. Meningkatkan itikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan
konsumen.
9. Memperbaiki hubungan industrial.
10. Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi
keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
11. Memasyarakatkan produk atau layanan.
12. Mengsahakan perolehan laba maksimal.
13. Menciptakan jati diri institusi.
14. Memupuk
minat
mengenai
masalah-masalah
nasional
maupun
internasional.
15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.
Fungsi Public Relations juga dikemukakan oleh Public Relations Society
of America (PRSA)
32
dalam buklet PRSA Carrers in Public Relations sebagai
berikut :
1. Pemrograman (Programing).
Pemprograman berarti menganalisis masalah dan peluang; mendefenisikan
tujuan dan publik (atau kelompok orang yang dukungan dan pengertiannya
dibutuhkan); serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan.
2. Hubungan (Relationship).
32
Lattimore et al., Public Relations: Profesi & Praktik, edisi ke-3, Salemba Humanika, Jakarta,
2010, hal. 10
25
Seorang
Public
Relations
yang
sukses
adalah
mereka
yang
mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan informasi dari
manajemen, kolega dalam organisasi mereka, dan sumber-sumber
eksternal. Mereka melakukan ini untuk memperkuat ikatan organisasi
mereka dengan kelompok eksternal, seperti dengan media, pimpinan
komunitas, pengambil kebijakan di pemerintahan, serta para pembuat
aturan, investor, analis keuangan, institusi pendidikan, kelompok aktivis
dan lain-lain. Mereka juga membina hubungan dengan audiens pekerja
internal dalam organisasi dan dapartemen yang sering berhubungan
langsung dengan pekerja.
3. Penulisan dan pengeditan (Writing dan editing).
Oleh karena pekerjaan Public Relations
sering berusaha untuk
berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat, bahasa tulis sering
menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet
pidato, skrip, film, bahan untuk informasi produk, newsletter, komunikasi
manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun
ke pihak luar organisasi. oleh karena itu, sebuah gaya penulisan yang jelas
adalah sebuah keharusan dalam Public Relations agar pesan terkomunikasi
secara efektif.
4. Informasi (information).
Sebuah tugas penting dari Public Relations adalah berbagi informasi
dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor penerbitan
perdagangan untuk memasukan kepentingan mereka dalam publikasi
26
sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. Untuk itu perlu diketahui
bagaimana surat kabar atau media lainnya beroperasi, apa bidang spesialis
mereka, dan apa ketertarikan dari setiap editor.
5. Produksi (Production).
Beragam publikasi, laporan khusus, film dan program multimedia
merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktik Public
Relations tidak perlu ahli dalam hal seni tata letak, tipografi, dan fotografi,
tetapi dia harus memiliki latarbelakang yang cukup dalam hal pengetahuan
teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi
kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut.
6. Event spesial (Special event).
Konferensi berita, pameran konvensi, dan pertunjukan khusus, perayaan
fasilitas baru dan perayaan tahunan, program lomba dan pemberian
penghargaan, tur dan rapat khusus adalah beberapa event spesial yang
dapat digunakan untuk memperoleh perhatian dan penerimaan publik.
7. Berbicara (Speaking).
Semua pekerjaan Public Relations sering membutuhkan komunikasi tatap
muka-mencari
platform
yang
cocok,
menyampaikan
pidato
dan
mempersiapkan pidato untuk orang lain. Mereka yang mempunyai
kemampuan berbicara di depan umum akan merasakan manfaatnya dalam
situasi seperti ini.
8. Riset dan evaluasi (Research and evaluation).
27
Semua pekerjaan Public Relations didukukng dan didasari oleh riset-riset
tentang isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan, ancaman dan
lain-lain. Para paktisi Public Relations akan menghabiskan cukup banyak
waktu dalam memasukan hasil riset mereka sebagai pertimbangan dalam
pernyataan resmi organisasi, rencana Public Relations, kampanye
komunikasi, bahan persiapan dengang kemudian media dan lainnya.
Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi
Public Relations, yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan
implementasi, dan efektivitas program.
Dalam konsepnya, fungsi Public Relations ketika menjalankan tugas dan
operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator.
Menurut Effendy,33 dalam bukunya, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis,
Fungsi PR adalah sebagai berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
publik eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
33
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 9
28
5. Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk
mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari
pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.
Menurut Edward L. Bernay,34 dalam bukunya Public Relations terdapat 3
fungsi utama PR, yaitu :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/
lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Menurut pakar Public Relations Internasional, Cutlip & Centre, dan
Broom 35 fungsi PR dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadapa badan/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
34
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006, hal.18
35
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006, hal. 19
29
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
2.2.2 Peran Public Relations
Praktisi Public Relations senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus
menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu
hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi
bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra PR yang ideal
adalah kesan yang benar,
yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman,
pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti
citra tidak seharusnya “dipoles agar lebih indah dari warna aslinya”, karena hal itu
justru dapat mengacaukannya. Peran Public Relations Menurut Rosady Ruslan36
adalah Public Relations mempunyai peran ganda di satu pihak berupa ia menjaga
citra baik terhadap lembaga ataupun organisasi yang diwakilinya dan dipihak lain
ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang kurang menguntungkan seperti
opini publik yang negatif kontrofersial, bertentangan hingga menghadapi saat
yang paling genting dan krisis kepercayaan dan citra.
Public Relations
bertindak sebagai
komunikator dalam
kegiatan
komunikasi pada organisasi yang dalam prosesnya dalam dua arah timbal balik
36
Ibid. 20
30
dan juga membina hubungan yang baik dengan pihak publik sebagai target
sasaran yaitu publik internal dan eksternal.
Dari waktu ke waktu, perkembangan Public Relations pun semakin pesat.
oleh karena itu sebagai praktisi maupun profesional PR harus menyesuaikan pola
perilakunya dalam menangani situasi yang terjadi dalam pekerjaan mereka dan
mengakomodai ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan
dalam pekerjaan mereka. Ada empat peran utama Public Relations yang
menjabarkan sebagian besar praktik PR.
Peran Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom37 adalah
sebagai berikut :
1. Teknisi Komunikasi
Kebanyakan praktisi masuk kebidang ini sebagai teknisi komunikasi.
Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter
karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi Web,
dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya
tidak hadir saat manajemen mendefenisikan problem dan memilih solusi.
Mereka
baru
bergabung
untuk
melakukan
komunikasi
dan
mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara
menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan.38
2. Expert Prescriber
Ketika praktisi mengambil peran sebagai pakar/ ahli, orang lain akan
menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan Public Relations dan
37
Scott M.Cuttlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations, Kencana, Jakarta,
Edisi ke-9, 2009, hal. 45
38
Cutlip, Center & Broom, Effective Public Relations, Edisi ke-9, Kencana, Jakarta, 2006, hal. 46
31
solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR ditangan para ahli dan
manajemen biasanya mengambil peran staf saja. Praktisi yang beroperasi
sebagai praktisi pakar betugas mendefenisikan problem, mengembangkan
program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya.39
3. Fasilitator Komunikasi
Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai
pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator
komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan
mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga komunikasi
dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan
dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka.
Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh baik itu
manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan
bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini
bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara
organisasi dengan publiknya.40
4. Fasilitator Pemecah Masalah
Ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah, mereka
berkolaborasi dengan manajer lain untuk mengidentifikasikan dan
memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama
dan kemudian sampai sampai ke evaluasi program final. Praktisi pemecah
39
Ibid. 47
Ibid. 47
40
32
masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan
Public Relations dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai
untuk memecahkan problem organisasional lainnya.41
2.2.3 Khalayak Public Relations
Khalayak (publik) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi
dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal.42 Menurut
Cangara43 khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan
masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang
akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung.
Berdasarkan pengertian diatas, khalayak Public Relations merupakan
orang-orang yang berkomunikasi didalam sebuah organisasi baik secara individu,
kelompok atau masyarakat. Khalayak tersebut bisa terbentuk menjadi dua jenis,
hubungan kedalam dan hubungan keluar.
Menurut Widjaja,44 khalayak dalam Public Relations terbagi atas dua
macam yaitu:
1. Hubungan Masyarakat ke Dalam (Internal Public)
Dalam hubungan masyarakat ke dalam ini, ada komunikasi vertikal
(atas kebawah) dan juga ada komunikasi horisontal, ke dua komunikasi ini
harus berjalan harmonis. Khalayak dalam (internal public) adalah
khalayak yang bergiat didalam organisasi diantaranya:
a. Hubungan dengan para karyawan ( Employee Relations)
41
Ibid. 48
Frank Jeffkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, 2003, hal. 80
43
Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 157
44
H.A.Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal.71
42
33
Menurut seorang ahli hubungan masyarakat Archibald William
yang dikutip oleh Effendy employee relations merupakan suatu
kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibina dan diabaikan dalam
bentuk hubungan dengan perseorangan sehari-hari dibelakang
bangku kerja tukang kayu, dibelakang mesin atau dibelakang meja
tulis.45
b. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder Relations)
Modal merupakan salah satu faktor terpenting bagi suatu oganisasi
kekayaan seperti perusahaan. Besar kecilnya modal menentukan
besar kecilnya perusahaan dan berpengaruh pula keadaan usahausahan untuk memperkembangkannya
2. Hubungan Masyarakat ke Luar (Eksternal Public)
Dalam hubungan masyarakat keluar ini, dikenal hubunganhubungan sesuai dengan khalayak dari Public Relations keluar. Khalayak
dalam hubungan ini diantaranya: langganan, masyarakat sekeliling,
Lembaga, Pemerintah, pers dan sebagainya yang bergiat diluar organisasi
diantaranya, khalayak luar (eksternal public) adalah khalayak yang bergiat
diluar organisasi diantaranya :
a. Hubungan dengan pelanggan (Customer relations)
Pelanggan
harus
tetap
dipegang,
jangan
sampai
pindah
perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan
45
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung, Edisi ke-3,2007, hal.135
34
melakukan komunikasi baik dengan cara publisitas, maupun
periklanan untuk mempertahankan pelanggan.
b. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations)
Hubungan dengan masyarakat sekitar perlu dipelihara dan dibina
karena pada suatu ketika mereka mungkin diperlukan. Pada
pokoknya,
pimpinanorganisasi
atau
kepada
humas
sebagai
wakilnya perlu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukkan
bahwa organisasi beserta para karyawannya tidak mengasingkan
diri dari lingkungan sekitarnya.
c. Hubungan dengan jawatan pemerintah (Government Relations)
Pembinaan hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan
banyak membantu lancarnya eksternal Public Relations. Bila
dijumpai kesulitan-kesulitan, dapat segera dipecahkan karena
hubungan baik telah terpelihara sejak semula.
d. Hubungan dengan pers (Press Relations)
Yang dimaksudkan dengan pers disini ialah pers dalam arti luas,
yakni semua media massa. Hubungan baik yang senantiasa
terpelihara dengan media massa akan membantu lancarnya
publikasi.
2.3
Government Relations
Public Affairs merupakan sebuah istilah yang kadang digunakan sebagai
sinonim bagi semua aktivitas Public Relations dan lebih sering menjelaskan aspek
35
PR yang berkaitan dengan politik dari organisasi. Kadang dia disebut dengan
Government Relations. Hal ini dikemukakan oleh Public Affairs Council, yang
mendefenisikan public affairs sebagai “sinonim” yang digunakan secara beragam
untuk
istilah
external
affairs,
government
relations,
dan
coorporate
communications.
Jhon Paluszek,46 mantan Public Relations Ketchum, mendefenisikan
Public Affairs sebagai berikut:
“Public affairs membantu sebuah organisasi mengembangkan dan
memelihara hubungan dengan berbagai kelompok masyarakat (publik)
yang dapat mempengaruhi masa depan. Public affairs adalah praktik
Public Relations yang menangani kebijakan publik dan publik yang
memengaruhi kebijakan tersebut.”
Perbedaan pokok antara Public Relations Goverment yang terdapat d
iinstansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak
adanya unsur komersial walaupun Public Relations Goverment juga melakukan
hal yang sama dalam kegitan publikasi, promosi, dan periklanan. Public Relations
Government lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan
pelayanan umum.47
46
Lattimore et al., Public Relations: Profesi & Praktik, edisi ke-3, Salemba Humanika, Jakarta,
2010, hal. 349
47
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006, hal 341
36
2.3.1 Tujuan Government Relations
1. Memberikan informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah.
2. Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah
3. Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang sudah
ditetapkan.
4. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintahmenyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu
publik di dalam organisasi, meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat
administrasi.
5. Menelola
informasi
internal-
menyiapkan
newsletter
organisasi,
pengumuman elektronik, dan isi dari situs internet organisasi untuk
karyawan.
6. Memfasilitasi hubungan media-menjaga hubungan dengan pers lokal;
bertugas sebagai saluran untuk semua pertanyaan media; memberitahu
pers tentang organisasi, praktiknya dan kebijakannya.
7. Membangun komunitas dan bangsa-menggunakan kampanye dengan
dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya dan
mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan.
2.3.2 Tugas Government Relations
Public Relations Government atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai
Hubungan Masyarakat dalam suatu lembaga Pemerintahan memiliki peran yang
sangat strategis yaitu sebagai corong pemerintah untuk mempublikasikan semua
kebijakan kegiatan pembangunan yang ada di Pemerintahan. Namun tugas dan
37
fungsi Humas pemerintahan selama ini masih kalah dibandingkan dengan Public
Relations di organisasi bisnis.
Menurut Jhon D.Millett dalam bukunya Management in Public Service the
Quest for Effective Performance yang dikutip oleh Ruslan48, artinya Public
Relations dalam dinas instansi/ lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal
untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut :
1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan
aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires
and aspiration).
2. Kegiatan memberikan nasehat atau sumbangan saran untuk menanggapi
apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/ lembaga pemerintah seperti yang
dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is
should desire).
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang
diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan
(ensuring satisfactory contact between public and government official).
4. Memberikan Penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan
oleh suatu lembaga atau instansi pemerintahan yang bersangkutan
(informing and about what an agency is doing).
Menurut Dimock dan Koeing,49 pada umumnya tugas-tugas dari pihak
Public Relations Goverment, yaitu sebagai berikut :
48
Ibid. 342
Ibid. 343
49
38
1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang
pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oeh
pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan diberbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta
menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang
bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan
tugas serta kewajibannya masing-masing.
2.3.3 Fungsi Pokok Government Relations Indonesia
Fungsi pokok Government Relations Indonesia pada dasarnya, antara lain
sebagai berikut :50
1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
2. Memberikan pelayanan, dan menyebar luaskan pesan atau informasi
mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara
nasional kepada masyarakat.
3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan
menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya
dilain pihak.
50
Ibid. Hal. 343
39
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi
mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2.4
Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan.51 Menurut Pace, Peterson, dan
Burnnet52 tujuan sentral strategi komunikasi adalah to secure understanding yaitu
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya, to establish
acceptance yaitu pembinaan komunikan yang telah menerima informasi tersebut,
dan pada akhirnya kegiatan dapat dimotivikasikan (to motivate action). Tetapi
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arahnya saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya. Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.53
Menurut Adnanputra54, arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari
proses manajemen.
Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
51
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 300
52
Ibid. 32
53
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico, Bandung, 1984, hal. 59
54
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis PR, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 11
40
tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunujukan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan
bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.55
2.4.1 Perumusan Strategi Komunikasi
Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi
komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak, dan lain sebagai nya. Menurut
Anwar Arifin,56 ada empat langkah dalam melakukan strategi komunikasi yaitu :
1. Mengenal Khalayak
Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi
dengan organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Mengenal
khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam
usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, baik
komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa
persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung. Karena itu
untuk berlangsungnya komunikasi dan kemudian mencapai hasil yang
positif maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan
dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda, dan media. Untuk
menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus
mengeti dan memahami kerangka pengelaman dan kerangka referensi
55
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal.301
56
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico, Bandung,1994, hal. 60
41
khlayak secara tepat dan saksama, yang meliputi, kondisi kepribadian dan
kondisi fisik khalayak yang terdiri dari:
a. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan normanorma kelompok dan masyarakat yang ada.
b. Situasi dimana khlayak itu berada.
2. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah
selanjutnya dalam merumuskan strategi adalah menyusun pesan, yaitu
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.57
Perhatian adalah pengamanan yang terpusat. Dengan demikian awal dari
suatu efektivitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari
khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.
Hal ini sesuai dengan AA Procedure atau from Attention to Action
procedure.
Artinya
membangkitkan
perhatian
(Attention)
untuk
selanjutnya menggerakkan seseorang atau orang banyak melakukan
kegiatan (Action) sesuai tujuan yang dirumuskan.
Selain AA procedure dikenal juga rumus klasik AIDDA sebagai
adoption process, yaitu Attention, Interst, Desire, Decision dan Action.
Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian (Attention), kemudian
menumbuhkan minat dan kepentingan (Interest), sehingga khalayak
memiliki hasrat (Desire) untuk menerima pesan yang dirangsangkan oleh
57
Ibid, 68
42
komunikator,
dan
akhirnya
diambil
keputusan
(Decision)
untuk
mengamalkannya dalam tindakan (Action). Jadi proses tersebut, harus
bermula dari perhatian, sehingga pesan komunikasi yang tidak menarik
perhatian, tidak akan menciptakan efektivitas.
Dalam masalah ini, Wilbur Schramm,58 mengajukan syarat-syarat
untuk berhasilnya pesan tersebut sebagai berikut :
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua
pengertian itu bertemu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran
dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran
pada
saat
digerakkan
untuk
memberikan
jawaban
yang
dikehendaki.
Hal lain yang menyangkut menarik perhatian khalayak, Wilbur
Schramm
selanjutnya
mengemukakan
apa
yang
disebut
dengan
Availability (mudahnya diperoleh) dan Contrast (kontras) kedua hal ini
adalah menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of
communication) dan penggunaan medium.
58
Ibid. 69
43
Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam
persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang
tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga. Contrast, berarti pesan
itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan
yang tajam dengan keadaan sekitarnya.
3. Menetapkan Metoda
Dalam
dunia
komunikasi
pada
teknik
penyampaian
atau
mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu: menurut cara
pelaksanaan dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih
lanjut, bahwa yang petama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi
pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.
Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk
pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena
itu yang pertama menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam
dua bentuk, yaitu redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang
kedua menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik: informatif, persuasif,
edukatif, dan koersif. 59
a. Redundancy (Repetition)
Redundancy atau repetition, adalah cara mempengaruhi khalayak
dengan jalan mengulang-ngulang pesan kepada khalayak. Dengan
teknik ini sekalian banyak manfaat yang dapat di tarik darinya.
Manfaat itu atara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan
59
Ibid. 73
44
pesan itu, karana justru berkontras dengan pesan yang tidak
diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.
b. Canalizing
Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok
tarhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini,
maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar
kelompok
dan
masyarakat
dan
secara
berangsur-angsur
merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini
kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara
perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok
itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan
demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan
hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan
akan mudah diterima oleh komunikan.
c. Informatif
Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa
sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta
pendapat-pendapat yang benar pula. Atau seperti ditulis oleh
Jawoto60
1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga
60
Ibid. 74
45
fakta bersifat kontropersial, atau
2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah
pendapat.
Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran
khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan,
penerangan, berita dan sebagainya.
d. Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam
hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama
perasaannya.Situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh:
kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu
kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi
oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas).
Jadi di pihak menugesti khalayak, dan menciptakan situasi
bagaimana khalayak itu supaya mudah terkena sugesti, adalah
proses kental sebagai hasil penerimaan yang tidak kritis dan di
realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita yang
dipengaruhi orang lain. 61
e. Edukatif
Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak
dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan
dalam bentuk pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat, fakta-
61
Ibid.76
46
fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan
sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta,
pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari
segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan
tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. 62
f. Kursif
Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Teknik kursif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi.
Untuk pelaksanaanya yang lebih lancar biasanya dibelakangnya
berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh. 63
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam komunikasi
antar manusia. Menurut Cangara,64 media adalah alat atau saran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Penggunaan medium sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut
pengaruh khalayak adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab
media dapat menjangkau khalayak yang cukup besar. Media merupakan
alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.
Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang
ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan
dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media
62
Ibid.77
Ibid.78
64
Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 119
63
47
pun, harus demikian pula. Justru itu, selain kita harus berfikir dalam
jalinan faktor-faktor komunikasi sendiri juga harus dalam hubungannya
dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan pula. Hal ini
dikarenakan masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan
kelemahan tersendiri sebagai alat.
Media dapat dikelompokan menjadi empat macam yakni media
antarpribadi, media kelompok, media publik, dan media massa.
a. Media Antar pribadi
Untuk hubungan perorangan (antarpribadi), maka media yang tepat
untuk digunakan adalah kurir, surat dan telepon. Dahulu kala, kurir
banyak digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan.
Hingga sampai saat ini masih dijumpai di daerah terpencil
menggunakan kurir sebagai media komunikasi antarpribadi. Media
lainnya berupa surat. Kelebihan surat dibandingkan media
antarpribadi lainnya adalah surat dapat menampung pesan yang
sifatnya pribadi, tertutup dan tak terbatas ruang dan waktu. Seiring
perkembangan teknologi, media komunikasi antarpribadi lainnya
adalah telepon. Selain memiliki kecepatan pengiriman dan
penerimaan informasi, tetapi juga lebih ekonomis, dan interaktif
dibandingkan dua media antarpribadi diatas.
b. Media Kelompok
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari
15 orang, maka media komunikasi yang digunakan adalah media
48
kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi. Seminar adalah
media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak
yang mana tidak lebih dari 150 orang. Tujuannya adalah
membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara
kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar.
Konferensi adalah media komunikasi kelompok yang biasanya
dihadiri oleh anggota pengurus dari organisasi tertentu. Media
kelompok lainnya berua arisan, organisasi profesi, pengajian dan
organsasi sosial lainnya.
c. Media Publik
Media komunikasi yang digunakan untuk khalayak yang berjumlah
200-an orang maka media komunikasi tersebut dinamakan media
publik.
d. Media Massa
Jika khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada,
maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan TV.
Karakteristik media massa adalah :
1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media
terdiri dari banyak orang, yakni pengumpulan, pengelolaan
sampai pada penyajian informasi.
49
2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan
kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim
dan penerima.
3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan
waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan.
4) Memakai peralatan teknis atu mekanis, seperti radio, TV,
dan surat kabarlainnya.
5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa
saja dan dimana saja tnpa mengenal usia, jenis kelamin dan
suku bangsa.
Menurut McLuhan,65 media massa adalah perpanjangan alat indra
kita. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi bagi
khalayak. Adapun fungsi media massa secara umum, yaitu :
1) Media massa berfungsi sebagai pengantar (pembawa) bagi
segenap macam pengetahuan.
2) Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan
publik;
3) Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap
anggota masyarakat secara sukarela, umum, dan murah.
4) Pada dasarnya hubungan antara pengirim dengan penerima
seimbang dan sama.
65
Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 199
50
2.5
Sosialisasi
Ada perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, dimana pada waktu
dilahirkan manusia belum menjadi makhluk sosial melainkan hanya makhluk
biologis. Manusia pada saat dilahirkan belum memiliki naluri yang lengkap
seperti hewan yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri sejak awal
lahirnya. Oleh sebab itu manusia kemudian mengembangkan kebudayaan untuk
mengisi kekosongan yang tidak diiisi oleh naluri. Karena kesempatan yang
diambil itu berbeda-beda maka akan dijumpai berbagai kebiasaan yang berbeda
pula dalam masyarakat.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Selanjutnya menurut David Gorlin66 sosialisasi adalah proses
yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan
norma supaya ia dapat berpartisipasi sebgai anggota dalam kelompok masyarakat.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda.
Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada
dua tipe sosialisasi yaitu :
1. Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara.
2. Informal. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan
yang bersifat kekeluargaan.
66
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 21
Download