BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainya. Manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi sosialnya. Tindakan awal dalam pemenuhan fungsi sosial ini dilakukan dengan cara komunikasi. Menurut Wilbur Schramm, 12 komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Mulanya komunikasi hanya dianggap sebagai pengetahuan yang tidak mampu memberikan kontribusi besar kepada masyarakat atau bahan kajian lainnya. Seiring perkembangan jaman dan melewati beberapa perdebatan sengit mengenai komunikasi sebagai kajian ilmu, maka komunikasi berkembang menjadi suatu kajian ilmu yang berdiri sendiri dan dianggap penting. Awal mula pengkajian komunikasi sebagai sebuah ilmu dinyatakan oleh Carl Hovland 13 yang memunculkan istilah “science of communiaction” yang ia defenisikan sebagai berikut : “a systematic attempt formulate in rigorous fashion the priciple by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed” 12 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 13 13 16 17 (Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas pentransmian informasi serta pembentukan opini dan sikap) Jika melihat defenisi komunikasi dari perspektif epistemologi, istilah komunikasi berasal dari perkataan inggris “communication”. Istilah ini bersumber dari bahasa latin communicatio yang artinya pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran, dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya; ikut mengambil bagian. Kata sifatnya “communis” artinya bersifat umum dan terbuka. Common artinya bersama-sama. Kata kerjanya “communicare” yang artinya bermusyawarah, berunding atau berdialog.14 Menurut Theodornoson dan Theodornoson dalam Bungin15 memberi batasan lingkup Communications berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikapsikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain (atau lain-lainnya) terutama melaui simbol-simbol. Dan juga Garbner mengatakan bahwa communication dapat didefenisikan sebagai socila interaction melalui pesanpesan. Menurut Effendy,16 hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada 14 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico Bandung, Bandung, Cetakan ke-2, 1984, hal. 14 15 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskurs Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Prenada Group, Jakarta, Edisi Pertama, Cetakan ke-3, 2007, hal . 30 16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 28 18 orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahaan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Adapun menurut Lasswell, dalam bukunya “The Communication of ideas” yang dijelaskan oleh Effendy17 Communications is who says what which channel to whom with what effect. Defenisi ini dilakukan untuk menerangkan kegiatan komunikasi yaitu menjawab komponen-komponen yang terdapat dalam teori tersebut, yakni Who? (siapakah komunikatornya), say what? (pesan apa yang dinyatakan?), in which channel? (media apa yang digunakan?), to whom? (siapa komunikannya?), with what effect? (efek yang ditimbulkan?). Menurut Everett M. Rogers yang dijelaskan oleh Mulyana,18 komunikasi adalah proses dimana suatu ide diahlikan dari sumber kepada sutu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan interaksi sosial yang mana digunakan untuk menyampaikan ide, opini, dan perasaaan. Dimana dalam proses penyampaian tersebut, melewati komponen komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Tujuan dari komunikasi sendiri adalah untuk mengubah tingkah laku mereka. 17 Ibid. 301 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan ke-15, 2011, hal. 59 18 19 2.2 Public Relations Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi, dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. 19 Institute of Public Relatios (IPR) mendefenisikan Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. 20 Maksud dari upaya yang terencana dan berkesinambungan Public Relations adalah suatu rangkaian yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya ini berlangsung secara berkesinambungan dan terpadu. Yang kedua, tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengertii oleh pihak-pihak yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata “saling”, maka itu berarti organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum dipakai adalaha “khalayak” atau publik).21 19 Scott M.Cuttlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations, Kencana, Jakarta, Edisi ke-9, 2009, hal.6 20 Frank Jefkins & Yadin, Public Relations, Erlangga, Jakarta, Edisi ke-5, 2003, hal. 9 21 Ibid, hal. 10 20 Menurut Rex F. Harlow,22 Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu manajemen untuk slalu mendapatkan informasi dan merespon pendapat umum, mendefenisikan dan menekankan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu antisipasi kecendrungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya. Roberto Simoes menyatakan bahwa Public Relations merupakan suatu proses interaksi.23 Menurutnya, Public Relations menanamkan pengertian menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, kepercayaan, adanya saling pengertian dan citra yang baik dari publiknya. Seorang praktisi Public Relations bertanggung jawab menciptakan opini publik yang sejalan dengan tujuan dari perusahaan yang diwakilinya. Menurut Neuman & Stapper, 24 Public Relations berusaha untuk mempengaruhi opini publiknya. Pembentukan/perubahan opini publik memerlukan keterbukaan yang akan mempermudah dan menguatkan opini publik tersebut. Selain itu, Jan E. Marston25 juga mengungkapkan bahwa : “Public Relations is planned, persuasive communication designed influence significant public” 22 Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 44 Ibid. 7 24 Ibid. 69 25 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal. 6 23 21 (Public Relations adalah kegiatan perencanaan, komunikasi persuasif yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan). Public Relations, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu kedalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Berbagai pengertian Public Relatios antara lain : Menurut Edward L. Bernay,26 mempunyai 3 pengertian: 1. Memberi penerangan kepada masyarakat. 2. Pembujukan langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan. 3. Usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan denga masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya. Cutlip, Center & Broom yang dijelaskan kembali oleh Firsan Nova27 menyatakan bahwa ada beberapa kesamaan dari semua defenisi Public Relations yang ada, yaitu adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen. 2. Menangani hubungan antarorganisasi dan masyarakatnya. 3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap dan perilaku didalam dan diluar organisasi. 4. Menganalisis dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat. 26 27 H.A.Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal.54 Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal.45 22 5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup organisasi. 2.2.1 Fungsi Public Relations Dewasa ini, keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi bukan lagi barang langkah atau aneh. Public Relations telah menempati posisi penting dalam organisasi dan tidak lagi dianggap sebagai pemadam kebakaran ataupun pelaksana program rutin tahunan seperti family gathering atau kegiatan sosial lainnya. Peran Public Relations saat ini, telah masuk kedalam tatanan strategik dalam fungsi manajemen. Praktisi Public Relations dituntut bekerja secara profesional membuktikan bahwa program Public Relations bermanfaat bagi perusahaan ataupun organisasi. Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan organisasi.28 Dalam bukunya “A Working Defenition” Robert F. Harlow29 membagi fungsi PR menjadi dua, untuk menjelaskan apa itu PR, mengapa diadakan, dan bagaimana melakukannya, yaitu sebagai method of communication dan state of being. 28 29 Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 49 Ibid 46 23 Sebagai method of communication, PR merupakan rangkaian sistem kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan baik pimpinan, karyawan maupun staf. Sebagai state of being, PR adalah perwujudan kegiatan komunikasi yang dilembagakan kedalam bentuk biro, bagian divisi atau seksi dalam sistem manajemen PR yang mempunyai pimpinan. Dalam bukunya, Hugo A. De Roode30 (Public Relations Interne en Externe Communicative voor Organisatie en Beleid) mengatakan bahwa fungsi Public Relations itu penting dan harus mampu mempengaruhi publiknya dengan menggunakan seorang leader atau wakil publik yang disegani dan dipercaya sehingga mampu diterima oleh masyarakat secara lebih luas. Menurut Internal Public Relations Association (IPRA),31 fungsi Public Relations masa kini meliputi 15 pokok, yaitu : 1. Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia. 2. Membuat analisis “trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi. 3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya. 4. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh. 5. Mencegah konflik dan salah pengertian. 30 Maria Rumanti Assumpta, Dasar-Dasar Public Relations; Teori dan Praktek, Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 70-71 31 Ibid. 50 24 6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggungjawab sosial. 7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum. 8. Meningkatkan itikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen. 9. Memperbaiki hubungan industrial. 10. Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi. 11. Memasyarakatkan produk atau layanan. 12. Mengsahakan perolehan laba maksimal. 13. Menciptakan jati diri institusi. 14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional. 15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi. Fungsi Public Relations juga dikemukakan oleh Public Relations Society of America (PRSA) 32 dalam buklet PRSA Carrers in Public Relations sebagai berikut : 1. Pemrograman (Programing). Pemprograman berarti menganalisis masalah dan peluang; mendefenisikan tujuan dan publik (atau kelompok orang yang dukungan dan pengertiannya dibutuhkan); serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan. 2. Hubungan (Relationship). 32 Lattimore et al., Public Relations: Profesi & Praktik, edisi ke-3, Salemba Humanika, Jakarta, 2010, hal. 10 25 Seorang Public Relations yang sukses adalah mereka yang mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, kolega dalam organisasi mereka, dan sumber-sumber eksternal. Mereka melakukan ini untuk memperkuat ikatan organisasi mereka dengan kelompok eksternal, seperti dengan media, pimpinan komunitas, pengambil kebijakan di pemerintahan, serta para pembuat aturan, investor, analis keuangan, institusi pendidikan, kelompok aktivis dan lain-lain. Mereka juga membina hubungan dengan audiens pekerja internal dalam organisasi dan dapartemen yang sering berhubungan langsung dengan pekerja. 3. Penulisan dan pengeditan (Writing dan editing). Oleh karena pekerjaan Public Relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet pidato, skrip, film, bahan untuk informasi produk, newsletter, komunikasi manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun ke pihak luar organisasi. oleh karena itu, sebuah gaya penulisan yang jelas adalah sebuah keharusan dalam Public Relations agar pesan terkomunikasi secara efektif. 4. Informasi (information). Sebuah tugas penting dari Public Relations adalah berbagi informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor penerbitan perdagangan untuk memasukan kepentingan mereka dalam publikasi 26 sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. Untuk itu perlu diketahui bagaimana surat kabar atau media lainnya beroperasi, apa bidang spesialis mereka, dan apa ketertarikan dari setiap editor. 5. Produksi (Production). Beragam publikasi, laporan khusus, film dan program multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktik Public Relations tidak perlu ahli dalam hal seni tata letak, tipografi, dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latarbelakang yang cukup dalam hal pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut. 6. Event spesial (Special event). Konferensi berita, pameran konvensi, dan pertunjukan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan, program lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adalah beberapa event spesial yang dapat digunakan untuk memperoleh perhatian dan penerimaan publik. 7. Berbicara (Speaking). Semua pekerjaan Public Relations sering membutuhkan komunikasi tatap muka-mencari platform yang cocok, menyampaikan pidato dan mempersiapkan pidato untuk orang lain. Mereka yang mempunyai kemampuan berbicara di depan umum akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini. 8. Riset dan evaluasi (Research and evaluation). 27 Semua pekerjaan Public Relations didukukng dan didasari oleh riset-riset tentang isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan, ancaman dan lain-lain. Para paktisi Public Relations akan menghabiskan cukup banyak waktu dalam memasukan hasil riset mereka sebagai pertimbangan dalam pernyataan resmi organisasi, rencana Public Relations, kampanye komunikasi, bahan persiapan dengang kemudian media dan lainnya. Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi Public Relations, yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan implementasi, dan efektivitas program. Dalam konsepnya, fungsi Public Relations ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator. Menurut Effendy,33 dalam bukunya, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, Fungsi PR adalah sebagai berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 33 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 9 28 5. Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya. Menurut Edward L. Bernay,34 dalam bukunya Public Relations terdapat 3 fungsi utama PR, yaitu : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/ lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Menurut pakar Public Relations Internasional, Cutlip & Centre, dan Broom 35 fungsi PR dapat dirumuskan, sebagai berikut : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadapa badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 34 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal.18 35 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 19 29 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. 2.2.2 Peran Public Relations Praktisi Public Relations senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra PR yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seharusnya “dipoles agar lebih indah dari warna aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Peran Public Relations Menurut Rosady Ruslan36 adalah Public Relations mempunyai peran ganda di satu pihak berupa ia menjaga citra baik terhadap lembaga ataupun organisasi yang diwakilinya dan dipihak lain ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang kurang menguntungkan seperti opini publik yang negatif kontrofersial, bertentangan hingga menghadapi saat yang paling genting dan krisis kepercayaan dan citra. Public Relations bertindak sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi yang dalam prosesnya dalam dua arah timbal balik 36 Ibid. 20 30 dan juga membina hubungan yang baik dengan pihak publik sebagai target sasaran yaitu publik internal dan eksternal. Dari waktu ke waktu, perkembangan Public Relations pun semakin pesat. oleh karena itu sebagai praktisi maupun profesional PR harus menyesuaikan pola perilakunya dalam menangani situasi yang terjadi dalam pekerjaan mereka dan mengakomodai ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pekerjaan mereka. Ada empat peran utama Public Relations yang menjabarkan sebagian besar praktik PR. Peran Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom37 adalah sebagai berikut : 1. Teknisi Komunikasi Kebanyakan praktisi masuk kebidang ini sebagai teknisi komunikasi. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi Web, dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefenisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan.38 2. Expert Prescriber Ketika praktisi mengambil peran sebagai pakar/ ahli, orang lain akan menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan Public Relations dan 37 Scott M.Cuttlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations, Kencana, Jakarta, Edisi ke-9, 2009, hal. 45 38 Cutlip, Center & Broom, Effective Public Relations, Edisi ke-9, Kencana, Jakarta, 2006, hal. 46 31 solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR ditangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran staf saja. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar betugas mendefenisikan problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya.39 3. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dengan publiknya.40 4. Fasilitator Pemecah Masalah Ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mengidentifikasikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudian sampai sampai ke evaluasi program final. Praktisi pemecah 39 Ibid. 47 Ibid. 47 40 32 masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan Public Relations dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya.41 2.2.3 Khalayak Public Relations Khalayak (publik) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal.42 Menurut Cangara43 khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung. Berdasarkan pengertian diatas, khalayak Public Relations merupakan orang-orang yang berkomunikasi didalam sebuah organisasi baik secara individu, kelompok atau masyarakat. Khalayak tersebut bisa terbentuk menjadi dua jenis, hubungan kedalam dan hubungan keluar. Menurut Widjaja,44 khalayak dalam Public Relations terbagi atas dua macam yaitu: 1. Hubungan Masyarakat ke Dalam (Internal Public) Dalam hubungan masyarakat ke dalam ini, ada komunikasi vertikal (atas kebawah) dan juga ada komunikasi horisontal, ke dua komunikasi ini harus berjalan harmonis. Khalayak dalam (internal public) adalah khalayak yang bergiat didalam organisasi diantaranya: a. Hubungan dengan para karyawan ( Employee Relations) 41 Ibid. 48 Frank Jeffkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, 2003, hal. 80 43 Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 157 44 H.A.Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal.71 42 33 Menurut seorang ahli hubungan masyarakat Archibald William yang dikutip oleh Effendy employee relations merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibina dan diabaikan dalam bentuk hubungan dengan perseorangan sehari-hari dibelakang bangku kerja tukang kayu, dibelakang mesin atau dibelakang meja tulis.45 b. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder Relations) Modal merupakan salah satu faktor terpenting bagi suatu oganisasi kekayaan seperti perusahaan. Besar kecilnya modal menentukan besar kecilnya perusahaan dan berpengaruh pula keadaan usahausahan untuk memperkembangkannya 2. Hubungan Masyarakat ke Luar (Eksternal Public) Dalam hubungan masyarakat keluar ini, dikenal hubunganhubungan sesuai dengan khalayak dari Public Relations keluar. Khalayak dalam hubungan ini diantaranya: langganan, masyarakat sekeliling, Lembaga, Pemerintah, pers dan sebagainya yang bergiat diluar organisasi diantaranya, khalayak luar (eksternal public) adalah khalayak yang bergiat diluar organisasi diantaranya : a. Hubungan dengan pelanggan (Customer relations) Pelanggan harus tetap dipegang, jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan 45 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, Edisi ke-3,2007, hal.135 34 melakukan komunikasi baik dengan cara publisitas, maupun periklanan untuk mempertahankan pelanggan. b. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations) Hubungan dengan masyarakat sekitar perlu dipelihara dan dibina karena pada suatu ketika mereka mungkin diperlukan. Pada pokoknya, pimpinanorganisasi atau kepada humas sebagai wakilnya perlu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukkan bahwa organisasi beserta para karyawannya tidak mengasingkan diri dari lingkungan sekitarnya. c. Hubungan dengan jawatan pemerintah (Government Relations) Pembinaan hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan banyak membantu lancarnya eksternal Public Relations. Bila dijumpai kesulitan-kesulitan, dapat segera dipecahkan karena hubungan baik telah terpelihara sejak semula. d. Hubungan dengan pers (Press Relations) Yang dimaksudkan dengan pers disini ialah pers dalam arti luas, yakni semua media massa. Hubungan baik yang senantiasa terpelihara dengan media massa akan membantu lancarnya publikasi. 2.3 Government Relations Public Affairs merupakan sebuah istilah yang kadang digunakan sebagai sinonim bagi semua aktivitas Public Relations dan lebih sering menjelaskan aspek 35 PR yang berkaitan dengan politik dari organisasi. Kadang dia disebut dengan Government Relations. Hal ini dikemukakan oleh Public Affairs Council, yang mendefenisikan public affairs sebagai “sinonim” yang digunakan secara beragam untuk istilah external affairs, government relations, dan coorporate communications. Jhon Paluszek,46 mantan Public Relations Ketchum, mendefenisikan Public Affairs sebagai berikut: “Public affairs membantu sebuah organisasi mengembangkan dan memelihara hubungan dengan berbagai kelompok masyarakat (publik) yang dapat mempengaruhi masa depan. Public affairs adalah praktik Public Relations yang menangani kebijakan publik dan publik yang memengaruhi kebijakan tersebut.” Perbedaan pokok antara Public Relations Goverment yang terdapat d iinstansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Public Relations Goverment juga melakukan hal yang sama dalam kegitan publikasi, promosi, dan periklanan. Public Relations Government lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum.47 46 Lattimore et al., Public Relations: Profesi & Praktik, edisi ke-3, Salemba Humanika, Jakarta, 2010, hal. 349 47 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 341 36 2.3.1 Tujuan Government Relations 1. Memberikan informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah. 2. Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah 3. Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang sudah ditetapkan. 4. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintahmenyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu publik di dalam organisasi, meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat administrasi. 5. Menelola informasi internal- menyiapkan newsletter organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari situs internet organisasi untuk karyawan. 6. Memfasilitasi hubungan media-menjaga hubungan dengan pers lokal; bertugas sebagai saluran untuk semua pertanyaan media; memberitahu pers tentang organisasi, praktiknya dan kebijakannya. 7. Membangun komunitas dan bangsa-menggunakan kampanye dengan dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya dan mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan. 2.3.2 Tugas Government Relations Public Relations Government atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Hubungan Masyarakat dalam suatu lembaga Pemerintahan memiliki peran yang sangat strategis yaitu sebagai corong pemerintah untuk mempublikasikan semua kebijakan kegiatan pembangunan yang ada di Pemerintahan. Namun tugas dan 37 fungsi Humas pemerintahan selama ini masih kalah dibandingkan dengan Public Relations di organisasi bisnis. Menurut Jhon D.Millett dalam bukunya Management in Public Service the Quest for Effective Performance yang dikutip oleh Ruslan48, artinya Public Relations dalam dinas instansi/ lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration). 2. Kegiatan memberikan nasehat atau sumbangan saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/ lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire). 3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official). 4. Memberikan Penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga atau instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing). Menurut Dimock dan Koeing,49 pada umumnya tugas-tugas dari pihak Public Relations Goverment, yaitu sebagai berikut : 48 Ibid. 342 Ibid. 343 49 38 1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oeh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut. 2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan diberbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional. 3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. 2.3.3 Fungsi Pokok Government Relations Indonesia Fungsi pokok Government Relations Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut :50 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah. 2. Memberikan pelayanan, dan menyebar luaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat. 3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak. 50 Ibid. Hal. 343 39 4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2.4 Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.51 Menurut Pace, Peterson, dan Burnnet52 tujuan sentral strategi komunikasi adalah to secure understanding yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya, to establish acceptance yaitu pembinaan komunikan yang telah menerima informasi tersebut, dan pada akhirnya kegiatan dapat dimotivikasikan (to motivate action). Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arahnya saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.53 Menurut Adnanputra54, arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai 51 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal. 300 52 Ibid. 32 53 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico, Bandung, 1984, hal. 59 54 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis PR, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 11 40 tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunujukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.55 2.4.1 Perumusan Strategi Komunikasi Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak, dan lain sebagai nya. Menurut Anwar Arifin,56 ada empat langkah dalam melakukan strategi komunikasi yaitu : 1. Mengenal Khalayak Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung. Karena itu untuk berlangsungnya komunikasi dan kemudian mencapai hasil yang positif maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda, dan media. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengeti dan memahami kerangka pengelaman dan kerangka referensi 55 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Edisi ke-3, 2007, hal.301 56 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, CV. Armico, Bandung,1994, hal. 60 41 khlayak secara tepat dan saksama, yang meliputi, kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari: a. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan normanorma kelompok dan masyarakat yang ada. b. Situasi dimana khlayak itu berada. 2. Menyusun Pesan Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam merumuskan strategi adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.57 Perhatian adalah pengamanan yang terpusat. Dengan demikian awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan AA Procedure atau from Attention to Action procedure. Artinya membangkitkan perhatian (Attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau orang banyak melakukan kegiatan (Action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Selain AA procedure dikenal juga rumus klasik AIDDA sebagai adoption process, yaitu Attention, Interst, Desire, Decision dan Action. Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian (Attention), kemudian menumbuhkan minat dan kepentingan (Interest), sehingga khalayak memiliki hasrat (Desire) untuk menerima pesan yang dirangsangkan oleh 57 Ibid, 68 42 komunikator, dan akhirnya diambil keputusan (Decision) untuk mengamalkannya dalam tindakan (Action). Jadi proses tersebut, harus bermula dari perhatian, sehingga pesan komunikasi yang tidak menarik perhatian, tidak akan menciptakan efektivitas. Dalam masalah ini, Wilbur Schramm,58 mengajukan syarat-syarat untuk berhasilnya pesan tersebut sebagai berikut : a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju. b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu. d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki. Hal lain yang menyangkut menarik perhatian khalayak, Wilbur Schramm selanjutnya mengemukakan apa yang disebut dengan Availability (mudahnya diperoleh) dan Contrast (kontras) kedua hal ini adalah menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication) dan penggunaan medium. 58 Ibid. 69 43 Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga. Contrast, berarti pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya. 3. Menetapkan Metoda Dalam dunia komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaan dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang petama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang kedua menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik: informatif, persuasif, edukatif, dan koersif. 59 a. Redundancy (Repetition) Redundancy atau repetition, adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ngulang pesan kepada khalayak. Dengan teknik ini sekalian banyak manfaat yang dapat di tarik darinya. Manfaat itu atara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan 59 Ibid. 73 44 pesan itu, karana justru berkontras dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian. b. Canalizing Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok tarhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar kelompok dan masyarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh komunikan. c. Informatif Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Atau seperti ditulis oleh Jawoto60 1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga 60 Ibid. 74 45 fakta bersifat kontropersial, atau 2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah pendapat. Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita dan sebagainya. d. Persuasif Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya.Situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh: kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas). Jadi di pihak menugesti khalayak, dan menciptakan situasi bagaimana khalayak itu supaya mudah terkena sugesti, adalah proses kental sebagai hasil penerimaan yang tidak kritis dan di realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita yang dipengaruhi orang lain. 61 e. Edukatif Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat, fakta- 61 Ibid.76 46 fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. 62 f. Kursif Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik kursif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaanya yang lebih lancar biasanya dibelakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh. 63 4. Seleksi dan Penggunaan Media Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam komunikasi antar manusia. Menurut Cangara,64 media adalah alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Penggunaan medium sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut pengaruh khalayak adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab media dapat menjangkau khalayak yang cukup besar. Media merupakan alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks. Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media 62 Ibid.77 Ibid.78 64 Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 119 63 47 pun, harus demikian pula. Justru itu, selain kita harus berfikir dalam jalinan faktor-faktor komunikasi sendiri juga harus dalam hubungannya dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan pula. Hal ini dikarenakan masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat. Media dapat dikelompokan menjadi empat macam yakni media antarpribadi, media kelompok, media publik, dan media massa. a. Media Antar pribadi Untuk hubungan perorangan (antarpribadi), maka media yang tepat untuk digunakan adalah kurir, surat dan telepon. Dahulu kala, kurir banyak digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan. Hingga sampai saat ini masih dijumpai di daerah terpencil menggunakan kurir sebagai media komunikasi antarpribadi. Media lainnya berupa surat. Kelebihan surat dibandingkan media antarpribadi lainnya adalah surat dapat menampung pesan yang sifatnya pribadi, tertutup dan tak terbatas ruang dan waktu. Seiring perkembangan teknologi, media komunikasi antarpribadi lainnya adalah telepon. Selain memiliki kecepatan pengiriman dan penerimaan informasi, tetapi juga lebih ekonomis, dan interaktif dibandingkan dua media antarpribadi diatas. b. Media Kelompok Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang digunakan adalah media 48 kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi. Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak yang mana tidak lebih dari 150 orang. Tujuannya adalah membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar. Konferensi adalah media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh anggota pengurus dari organisasi tertentu. Media kelompok lainnya berua arisan, organisasi profesi, pengajian dan organsasi sosial lainnya. c. Media Publik Media komunikasi yang digunakan untuk khalayak yang berjumlah 200-an orang maka media komunikasi tersebut dinamakan media publik. d. Media Massa Jika khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan TV. Karakteristik media massa adalah : 1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 49 2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. 3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. 4) Memakai peralatan teknis atu mekanis, seperti radio, TV, dan surat kabarlainnya. 5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tnpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa. Menurut McLuhan,65 media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi bagi khalayak. Adapun fungsi media massa secara umum, yaitu : 1) Media massa berfungsi sebagai pengantar (pembawa) bagi segenap macam pengetahuan. 2) Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik; 3) Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum, dan murah. 4) Pada dasarnya hubungan antara pengirim dengan penerima seimbang dan sama. 65 Firsan Nova, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 199 50 2.5 Sosialisasi Ada perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, dimana pada waktu dilahirkan manusia belum menjadi makhluk sosial melainkan hanya makhluk biologis. Manusia pada saat dilahirkan belum memiliki naluri yang lengkap seperti hewan yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri sejak awal lahirnya. Oleh sebab itu manusia kemudian mengembangkan kebudayaan untuk mengisi kekosongan yang tidak diiisi oleh naluri. Karena kesempatan yang diambil itu berbeda-beda maka akan dijumpai berbagai kebiasaan yang berbeda pula dalam masyarakat. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Selanjutnya menurut David Gorlin66 sosialisasi adalah proses yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan norma supaya ia dapat berpartisipasi sebgai anggota dalam kelompok masyarakat. Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi yaitu : 1. Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara. 2. Informal. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. 66 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 21