BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kecil seringkali dipandang sebagai bagian yang terbelakang dari struktur ekonomi, bersifat tradisional, dan tidak punya potensi untuk menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan seperti ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa pihak beranggapan bahwa kombinasi yang tepat antara industri kecil, industri menengah, dan industri besar dapat melahirkan struktur ekonomi yang paling produktif. Pada dasarnya Usaha Kecil (UK) dihadapkan pada persaingan yang lebih ketat sehingga harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang memiliki daya saing tinggi dalam usaha memenangkan pangsa pasar, sekaligus menghindari market misses. Setiap UK harus mampu mengimbangi perkembangan yang terjadi pada dunia bisnis dan mampu mengatasi masalah umum yang terdapat pada UK, yaitu konsep manajemen yang kurang baik termasuk di dalamnya mental dan budaya kerjanya, tingkat pendidikan SDM yang terkait dengan keterampilan dan keahlian, keterbatasan modal, informasi pasar yang kurang mendukung, penggunaan dan penguasaan teknologi yang relatif rendah, dan kurangnya kerjasama antar UK. Untuk itu dibutuhkan pengembangan yang tepat bagi UK, melalui perbaikan kinerja yang mampu meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, dan juga sesuai dengan karakteristik UK dengan segala keterbatasannya (Adi, 2007). Usaha kecil pada sektor industri pengolahan sebagian besar merupakan industri rumah tangga. Hingga saat ini usaha-usaha kecil pengolahan keripik pisang kian menjamur. Walaupun besarnya investasi pada industri rumah tangga relatif kecil, tetapi cukup banyak menyerap tenaga kerja dan menambah pendapatan masyarakat. Berdasarkan kemampuan industri rumah tangga ini maka pengembangan industri rumah tangga perlu terus dilakukan. Provinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri, terutama untuk agroindustri dengan orientasi pasar antar daerah maupun ekspor. Hal ini karena Provinsi Lampung memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas untuk kebutuhan bahan baku agroindustri, sehingga memungkinkan pengembangan agroindustri dengan skala usaha yang optimal. Salah satu usaha kecil sektor agroindustri 1 yang memiliki prospek sangat potensial untuk dikembangkan di Provinsi Lampung adalah usaha pembuatan keripik pisang. Tanaman pisang (Musa parasidica) merupakan salah satu jenis tanaman buah yang berada dan banyak dikembangkan di Indonesia, lebih tepatnya tanaman buah tropis. Tanaman pisang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia dengan berbagai jenis sesuai daerahnya. Tanaman ini tumbuh toleran dalam lingkungan yang luas dan juga teknik budidaya yang relatif mudah membuat pisang banyak dibudidayakan (Rukmana, 2006). Begitupun di Provinsi Lampung yang merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki potensi tanaman pisang tumbuh dengan baik, sehingga produksinya juga tinggi. Berikut merupakan produksi provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sumatera: Tabel 1.1. Produksi Tanaman Pisang di Pulau Sumatera Produksi (ton) Provinsi 2014 2013 2012 Aceh 55.245 50.486 62.661 Sumatera Utara 298.909 342.298 363.060 Sumatera Barat 138.913 136.595 137.348 Riau 22.758 19.686 20.644 Jambi 46.613 37.057 37.797 Sumatera Selatan 329.389 109.132 182.959 Bengkulu 19.546 25.975 33.540 Lampung 1.481.693 938.280 817.606 Sumber: BPS, 2015 2011 68.989 429.629 113.360 26.497 36.942 109.268 25.082 687.761 2010 70.704 403.391 100.525 25.244 48.443 218.770 17.468 677.781 Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa Provinsi Lampung merupakan provinsi penghasil pisang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya produksi pisang dari tahun 2010 hingga 2014. Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bapak Edi Yanto yang dikutip di industri.bisnis.com bahwa produksi pisang di Lampung sangat mengandalkan perkebunan rakyat seluas 6,7 juta Ha dengan pertumbuhan luas panen sekitar 6,3% setiap tahun. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Provinsi Lampung sebagai sentra penjualan keripik pisang oleh industri rumah tangga sebagai usaha kecil. 2 B. Rumusan Masalah Sektor industri kecil mempunyai peran penting dalam perekonomian baik daerah maupun nasional. Industri kecil yang masih terus berkembang adalah industri pangan. Salah satu industri di bidang pangan adalah industri kecil keripik pisang. Usaha pembuatan keripik pisang ini merupakan usaha pengolahan makanan yang memanfaatkan buah pisang untuk diolah lebih lanjut menjadi keripik pisang. Beberapa masalah yang dihadapi oleh produsen keripik pisang dalam menjalankan usahanya yaitu tingginya harga bahan baku pembuatan keripik pisang seperti minyak goreng. Hal ini menyebabkan produsen keripik pisang mengeluarkan biaya ekstra produksi untuk menjamin kelancaran usaha dan memperoleh keuntungan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapa besar pendapatan dan keuntungan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan dari industri rumah tangga Keripik pisang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung? 2. Apakah industri rumah tangga keripik pisang layak untuk dikembangkan di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung? 3. Berapa besar nilai tambah industri rumah tangga keripik pisang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis besarnya pendapatan dan keuntungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dari industri rumah tangga keripik pisang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. 2. Menganalisis kelayakan industri rumah tangga keripik pisang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. 3. Menganalisis besarnya nilai tambah industri rumah tangga keripik pisang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. 3 D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Bagi Pemerintah, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan yang terkait dengan usaha pembuatan keripik pisang. 3. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usaha sehingga mampu memberikan pendapatan yang lebih besar. 4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis. 4