“ANALISA PENGUKURAN KINERJA LAPORAN PERUSAHAAN PERKAYUAN DENGAN MENGGUNAKAN ERP SAP R/3 DI PT X” Zeplin Jiwa Husada Tarigan Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri-Universitas Kristen Petra E-mail : [email protected] : [email protected] ABSTRAK Pengukuran kinerja laporan pada perusahaan dengan menggunakan ERP SAP R/3 memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan dan laporan yang didapatkan dari ERP merupakan hasil entry data aktual dari perusahaan. Penerapan ERP SAP R/3 pada perusahaan memberikan kondisi yang baik dari perusahaan diantaranya peningkatan pengukuran kinerja supplier terhadap kualitas material 80-85 %, ketepatan waktu pengiriman 70-75 % dan kenaikan harga material sebesar 2 %. Pada bagian produksi didapatkan kenaikan rendemen menjadi 34 %, ketepatan penyelesaian produk sebesar 60-65 % dan ketepatan waktu pengiriman 70-75 %. Dan pada bagian inventori data-data persediaan didapatkan tiap waktu bila manajemen dan staff membutuhkan data serta keakurasian data didapat sangat baik yakni 90-95 %. Sedangkan pada bagian engineering didapatkan setiap produk mempunyai BOM dan routing yang telah diakomodasikan biaya produk jadi. 1. PENDAHULUAN Pengukuran kinerja area atau bagian pada perusahaan sulit untuk dikontrol kebenarannya karena bentuk laporan yang selama ini digunakan dalam bentuk laporan yang disampaikan pada saat rapat kerja tiap bulannya saat pembahasan hasil bulan sebelumnya. Kondisi yang demikian menumbuhkan dan memberi kesempatan kepada pimpinan setiap departemen untuk memberikan laporan-laporan yang terjadi pada areanya. Namun ada beberapa laporan yangdisampaikan tidak sesuai dengan hasil actual produksi, maka kepala departemen sering melakukan penambahan hasil produksi dengan menambahkannya pada alokasi inventori atau penambahan jumlah afkir produksi. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan laporan bulanan dari departemen keuangan perusahaan terhadap hasil penilaian aktifitas-aktifitas departemen produksi dan departemen lainnya. Hasil penilaian pengukuran kinerja ini sering tidak sesuai dengan keadaan actual karena laporan yang dibuat oleh kepala departemen produksi sudah dilakukan penambahan atau pengurangan. Disisi lain bentuk laporan yang diberikan tidak dapat dianalisa oleh top manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan dengan cepat karena data yang didapatkan hanya tiap bulan saja (data relatif sedikit). Keadaan ini dapat dipahami oleh manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan dan didukung oleh perkembangan teknologi informasi yang sudah terintegrasi yakni SAP R/3. Penerapan teknologi ERP SAP R/3 dapat memberikan potensi-potensi baru bagi keuntungan perusahaan sehingga memantapkan keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Teknologi ERP SAP R/3 dapat memberikan analisa data secara langsung kepada manajemen perusahaan dan aktifitas-aktifitas harian setiap departemen pada perusahaan. Disamping itu informasi yang didapatkan cepat serta memberikan laporan kepada seluruh staff dan manajemen yang memerlukan hasil analisa data yang berasal dari analisa data aktual yang dientry ke SAP. 2. PENGUKURAN KINERJA LAPORAN MANAJEMEN Pengukuran kinerja laporan manajemen tiap bulannya banyak dilakukan oleh perusahaan yakni pada saat tutup buku bulanan, namun ada juga perusahaan yang lebih mengedepankan analisa data. Oleh karena kondisi yang demikian maka sering sekali terdapat bentuk hasil laporan yang tidak akurat dan memerlukan tenaga administrasi yang cukup banyak. Pengukuran kinerja laporan manajemen perusahaan menyangkut pada area : a. Pembelian (Purchasing) Departemen pembelian berfungsi sebagai departemen yang menyediakan material dan sub material perusahaan. Bagian pembelian melakukan penyediaan material dan sub material dengan melakukan pengukuran terhadap kualitas, ketepatan supplier dalam menguruim dan harga. Pada perusahaan PT “X” kondisi ini dilakukan rapat setiap minggu untuk membahasnya, akan tetapi sering terjadi laporan keadaan 2 minggu yang lalu. b. Produksi Laporan produksi di departemen melalui pengumpulan laporan-laporan yang dilakukan pada setiap mesin. Laporan-laporan ini umumnya di record oleh administrasi, kemudian dianalisa dan selanjutnya baru dibuatkan laporan harian sebagai bentuk informasi. Laporan produksi tidak terlepas dari delivery produk dan kualitas produk. Hal ini memerlukan pengecekan dan pengendalian di lapangan produksi, serta manajemen produksi juga melakukan pengawasan guna mengetahui keadaan actual. Disamping itu biaya selama produksi tidak dapat diketahui dengan cepat, dan umumnya satu bulan sekali saat dilakukan tutup buku bulanan. c. Shipping Penentuan waktu shipment selalu berdasarkan kesepakatan perusahaan dengan konsumen. Penentuan waktu ini sering sekali mengalami keterlambatan pengririman. Kondisi keterlambatan pengiriman baru diketahui oleh manajemen perusahaan berdasarkan laporan bagian gudang atau bagian assembly perusahaan. Pengukuran ketepatan pengiriman selama ini dilakukan berdasarkan koordinasi rapat dan data-data yang diperlukan kurang memadai. d. Inventory Laporan persediaan perusahaan selama ini dilakukan tiap bulan sekali dan dapat dilakukan tiap minggu bila dibutuhkan oleh departemen lain. Kondisi ini sering membawa pengaruh terhadap peningkatan biaya lembur karyawan. Disisi lain laporan inventory dilakukan berdasarkan jumlah material atau sub material, sedangkan laporan inventory menyangkut biaya hanya dilakukan tiap bulan dan sering mengalami keterlambatan karena harus menunggu stock akhir bulan. e. Engineering Rekayasa industri pada perusahaan PT “X” belum dilakukan sehingga setiap produk belum ditentukan penyusunnya atau Bill of Material dan rute proses setiap produk atau routingnya. Kondisi yang demikian adanya kecendrungan pemakaian bahan baku yang berlebihan dan saling berganti antara production order di dalam produksi. Akibat hal ini mengakibatkan pada bagian pembelian mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelian material dan sub material. Disisi lain berakibat pada penentuan biaya setiap unit produk karena itu sering sekali penentuan biaya produk umumnya dilakukan berdasarkan pengalaman yang telah ada. Laporan terhadap biaya produk yang berasal dari BOM dan routing belum pernah dilakukan. 3. TEKNOLOGI ERP SAP R/3 4. PENGUKURAN KINERJA LAPORAN MANAJEMEN ERP SAP R/3 Pengukuran kinerja laporan yang dilakukan perusahaan setelah menerapkan teknologi ERP SAP R/3 mengalami peningkatan yang baik, yang mana sebelumnya sering terjadi kesalahpahaman antara departemen dan umumnya departemen yang mempunyai peranan strategis mempunyai kekuatan untuk mengatur departemendepartemen lainnya. Akibat kondisi yang demikian menyebabkan ketidakharmonisan antara departemen yang satu dengan lainnya. terjadi Menyadari keadaan ini maka pihak manajemen perusahaan dan pengusaha menerapkan teknologi yang terintegrasi yakni SAP R/3. Dengan adanya ERP maka pihak top manajemen atau pengusaha dapat mengawasi dan mengendalikan setiap departemen dalam perusahaan. Disamping itu pengukuran kinerja laporan manajemen perusahaan dilakukan dengan cepat sehingga koordinasi antara departemen dapat ditingkatkan dan kepentingan informasi antara departemen didapatkan dengan cepat dan diketahui secara bersama-sama. Pengukuran kinerja laporan manajemen perusahaan dapat dilakukan berdasarkan area departemen diantaranya : a. Pembelian (Purchasing) Bagian pembelian dapat melakukan pengecekan semua purchase order yang telah dilakukan karena semua terrecord di dalam program ERP SAP R/3. Disamping jumlah order setiap purchase order dan pengiriman akan pemenuhan order terrecord di ERP SAP R/3 berdasarkan hasil entry. Dengan kondisi ini diketahui pemenuhan material dan sub material selama diterapkan ERP SAP R/3 didapatkan kualitas material dan pemenuhan kualitasnya rata-rata 80-85 % dan ketepatan pengiriman 7075 % serta peningkatan biaya selama 6 bulan 2 %. b. Produksi Penggunaan ERP SAP R/3 pada bagian planning production yang memberikan instruksi kerja pada bagian produksi dan menentukan record-record yang diperlukan untuk setiap production order pada work center. Pada penerapannya memudahkan untuk melakukan pengendalian di unit produksi serta memudahkan hasil analisa terhadap kinerja produksi. Berdasarkan hasil laporan pada perusahaan didapatkan rata-rata rendemen mengalami kenaikan dari 32 % menjadi 34 %, dan waktu ketepatan penyelesaian produk terhadap planning production setiap order sebesar 60-65 % (terlihat pada Gambar 1) yang sebelumnya tidak dapat dianalisa. Dan analisa biaya tiap order dapat diketahui untuk setiap production order (terdapat contoh pada Tabel 1). 10 Routing 1 10 20 30 40 Gudang Jadi Finishing Routing 2 10 20 30 40 50 60 10 20 70 Routing 5 Packing Assembly Routing 3 Gudang Spare part Skrup 3/4 30 Kotak Box 10 20 Routing 4 Gambar 1. Routing untuk Produk MFI NP II Bed C King Cordovan Gambar 2. Contoh Planning Production pada Produksi Tabel 1. Contoh Biaya Pada Sebuah Production Order ZFIN 80100432 Production Order Number :'300000006181 MFI NP II BED C KING CORDOVAN Cost Elemen Machine Hours Plan Act Plan Selisih Qty Act Selisih Cost 13320/G1302 Mesin CNC Brema Panel1 0.333 0 9,464 0 -0.333 -9,464 13320/F0802 0.333 0 11,655 0 -0.333 -11,655 13320/F0702 Wide Belt Sander Panel 1 Double Profil Sander Panel 1 0.333 0 11,637 0 -0.333 -11,637 13320/G0902 Wide Belt Sander Panel 1 0.333 0 10,578 0 -0.333 -10,578 13325/N1102 0.333 0 9,464 0 -0.333 -9,464 13320/H1302 Mesin CNC Brema Panel 2 Double Run Tenoner Panel 1 0.333 0 11,675 0 -0.333 -11,675 13330/K0102 Conveyor Mouri Cabinet 0.333 0 15,612 0 -0.333 -15,612 13325/N2502 Beban Bahan baku ZRCL 108,432 7028237 110,131 7,138,368 1,699 110,131 13325/N2302 Round Tenoner Panel 2 0.333 0 11,675 0 -0.333 -11,675 13310/A0102A Moulding 8 Spindle A Solid 0.333 2.167 4,492 29,234 1.834 24,742 13310/A1502 Multi Mourtising Solid 0.333 5.083 1,948 29,730 4.75 27,782 13310/A2302 Vertical Sander Solid 0.333 3.75 1,164 13,103 3.417 11,939 13310/A2402 Drum Sander Solid 0.333 4.083 1,240 15,201 3.75 13,961 108436 7028252.083 210735 7225636 1710.087 96,795 c. Shipping Bagian shipping di dalam perusahaan terdapat pada bagian marketing sebelum dilakukan penerapan ERP SAP R/3 dan analisa ketepatan shipment juga tidak dilakukan. Namun setelah diterapkan ERP SAP R/3 didapatkan hasil analisa data dengan rata-rata ketepatan selama pengiriman 6 bulan 70-75 % . Gambar 2 merupakan contoh penentuan tanggal pengiriman oleh PPIC perusahaan Gambar 2. Contoh Penentuan Tanggal Pengiriman d. Inventory Gambar 3. Contoh Data Production Order Pada Gudang Barang Jadi Penentuan inventori barang jadi diproses produksi dapat diketahui dari planning production untuk mengetahui komponen mana yang berada pada bagian proses produksi, sedangkan untuk mengetahui produk barang jadi dapat diketahui dari laporan gudang yang terdapat pada ERP SAP R/3. Gambar 3 merupakan production order yang masih berlangsung dan sudah selesai yang terdapat pada gudang barang jadi. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan ERP SAP R/3 maka setiap waktu dapat diketahui banyaknya inventori dan biaya yang terdapat pada inventory tersebut. Setelah diterapkan pada perusahaan maka akurasi keadaan stock di bagian perusahaan didapatkan 90-95 % selama 6 bulan terakhir. e. Engineering Kondisi engineering yang terkait dengan BOM dan routing serta biaya yang terkandung di dalamnya. Saat ERP diterapkan maka dibentuk departemen R & D (Research and Development) yang mendesain BOM dan routing untuk setiap produk serta rencana biaya tiap produk. Kondisi yang demikian diatas dari beberapa area departemen di dalam perusahaan didapatkan bentuk kinerja laporan manajemen perusahaan lebih baik dan masalah-maslah yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin oleh setiap departemen. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap pengukuran kinerja laporan manajemen didapatkan mengalami peningkatan yang baik. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa didapatkan hasil kinerja laporan manajemen perusahaan mengalami peningkatan yang baik, bila dibandingkan sebelum dan sesudah ERP SAP R/3 diterapkan antara lain: - Bagian pembelian yang sebelumnya tidak dilakukan pengukuran terhadap kinerja laporan manajemen perusahaan, akan tetapi setelah menggunakan ERP SAP R/3 didapatkan pengukuran kinerja supplier terhadap kualitas material rata-rata 80-85 %, ketepatan waktu pengiriman 70-75 % dan kenaikan harga 2 %. - Bagian produksi mengalami kenaikan rendemen dari 32 % menjadi 34 %, ketepatan penyelesaian produk yang sebelumnya tidak dianalisa akan tetapi setelah diterapkan menjadi 60-65 % dari total production order. - Bagian shipping yang sebelumnya tidak pernah dilakukan analisa akan tetapi setelah diterapkan didapatkan ketepatan waktu pengiriman 70-75 %. - Bagian inventory yang sebelumnya dapat dipantau hanya tiap bulan dengan mengetahui jumlah dan biayanya akan tetapi setelah diterapkan maka dapat diketahui tiap transaksi dari ERP SAP R/3. Kondisi ini memberikan akurasi sebesar 90-95 %. - Bagian engineering yang sebelumnya tidak pernah dirancang, namun setelah penerapan ERP SAP R/3 setiap produk mempunyai BOM dan routing serta disediakan juga alternatif pembuatan BOM dan routing. 5. Daftar Pustaka [1] Buck-Emden, R., 2000. The SAP R/3 System : An introduction to ERP and Business Software Technology. Harlow, England : Addison-Wesley, an imprint of Pearson Education Limited [2] Hamilton, S., 2002. Maximizing Your ERP System a Practical Guide Manager, Mcgraw-Hill [3] QAD 78-0502A printed in the U.S.A August 2000 MFG/Pro eB [4] SAP R/3 Mysap.com [5] Welti, S., 2003. Successful SAP R/3 Implementation Practical Management of ERP Projects