Pengaruh Indikator Makro Ekonomi Terhadap ROE dan ROI serta

advertisement
Pengaruh Indikator Makro Ekonomi Terhadap ROE dan ROI serta Implikasinya
terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Industri Semen di Bursa Efek Indonesia)
Irni Ristika Sari
10208659
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Persaingan mengharuskan perusahaan memperoleh tambahan modal, salah satunya
melalui penjualan saham di pasar modal. Perubahan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya oleh indikator makro ekonomi dan profitabilitas perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh indikator makro ekonomi
seperti inflasi, BI rate dan nilai tukar rupiah terhadap USD terhadap harga saham baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui ROE dan ROI industri semen di Bursa Efek
Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data inflasi, BI
rate, nilai tukar, laporan keuangan dan data harga saham. Untuk menganalisis pengaruh
indikator makro ekonomi terhadap ROE dan ROI serta implikasinya terhadap harga saham,
digunakan analisis jalur dengan menggunakan program AMOS 18.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE dan ROI berpengaruh secara langsung
terhadap harga saham. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh baik secara langsung terhadap
harga saham dan tidak berpengaruh secara tidak langsung melalui ROE dan ROI. BI rate tidak
mempunyai pengaruh secara langsung terhadap harga saham, tetapi berpengaruh secara tidak
langsung melalui ROE dan ROI. Nilai tukar berpengaruh secara langsung terhadap harga
saham tetapi tidak berpengaruh secara tidak langsung melalui ROE dan ROI.
Kata kunci : Indikator makro ekonomi; return on equity (ROE); return on investment (ROI);
harga saham
Effect of Macro Economic Indicators Against the ROE and ROI and Its
Implications For Stock Price of Cement Industry in Indonesia Stock Exchange
ABSTRACT
Key words:Macro Economic Indicator; Return On Equity (ROE); Return On Investment(ROI);
Stock Price.
Competition requires that companies obtain additional capital, one of them through the
sale of shares in the capital market. The company’s stock price changes are influenced by
various factors, including the macro economic indicators and companies profitability. The
purpose of this study to analyze the effect of macroeconomic indicators such as inflation, the
BI rate, and the exchange rate against the USD on stock prices, both directly and indirectly
through ROE and ROI
The data used in this study are secondary data (i.e. Inflation data, BI rate, exchange
rate, financial statement and stock price data). Data have been collected from Indonesian
Stock Exchange, Bank Of Indonesia and Badan Pusat Statistik. To analyze the effect of
macroeconomic indicators of the ROE and ROI and its implications for stock prices, used path
analysis using AMOS 18 program.
The results showed that the ROE and ROI directly affects stock prices. While inflation
has no effect, either directly to the stock price and no effect indirectly through ROE and ROI.
BI rate has no direct effect on stock prices, but the effect is not directly through the ROE and
ROI. The exchange rate directly affects the stock price but have no effect indirectly through
ROE and ROI.
PENDAHULUAN
Berkembangnya perekonomian, membuat persaingan industri semakin ketat. Untuk
dapat bertahan ditengah persaingan, maka perusahaan membutuhkan modal yang tidak sedikit
untuk membiayai segala kegiatan operasional perusahaan. Modal yang dibutuhkan tidak hanya
berasal dari dalam perusahan itu sendiri, tetapi juga modal yang berasal dari pihak eksternal,
seperti kreditur dan investor.
Perusahaan yang ingin mendapatkan modal dari investor, harus mendaftarkan sahamnya
secara go public melalui pasar modal atau bursa efek. Pasar modal berperan sebagai sarana
bagi para investor untuk melakukan kegiatan investasi. Investasi dapat berupa saham, obligasi,
rekasadana dan sekuritas lainnya yang diperdagangkan dalam pasar modal. Investasi yang
umum dilakukan dan banyak dikenal oleh masyarakat adalah investasi dalam bentuk saham.
Sebagai seorang investor, langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan
investasi adalah menilai serta mempertimbangkan kemampuan perusahaan, apakah perusahaan
tersebut layak atau tidak, serta bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa yang akan
datang. Kemampuan suatu perusahaan dapat dinilai melalui kinerja, salah satunya kinerja
keuangan. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja keuangan
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan, terutama rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Perusahaan dapat menghasilkan laba dengan tingkat penjualan yang
tinggi. Jika laba suatu perusahaan meningkat, maka rasio profitabilitas perusahaan dalam
keadaan baik. Rasio profitabilitas yang meningkat setiap periodenya, akan mempengaruhi
keputusan investor atas investasi yang dilakukan, selain itu juga akan mempengaruhi harga
saham perusahaan. Harga saham akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio profitabilitas suatu perusahaan tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor internal seperti tingkat penjualan perusahaan, melainkan dipengaruhi
oleh faktor eksternal, seperti faktor makro ekonomi. Faktor makro ekonomi diantaranya yaitu,
inflasi, BI rate dan nilai tukar rupiah.
Mengingat faktor makro ekonomi meliputi inflasi, BI rate dan nilai tukar rupiah
mempunyai peranan penting dan berpengaruh baik secara langsung terhadap terhadap harga
saham maupun berpengaruh secara tidak langsung melalui profitabilitas perusahaan, maka
penulis merasa tertarik untuk mengambil tema dalam penelitian ini dengan judul, “Pengaruh
Indikator Makro Ekonomi Terhadap ROE dan ROI dan Implikasinya pada Harga Saham
(Studi Kasus Pada Industri Semen di Bursa Efek Indonesia).”
Rumusan Masalah
1.
2.
Apakah indikator makro ekonomi yang meliputi inflasi, BI rate dan nilai
mempunyai pengaruh terhadap harga saham baik secara langsung maupun
langsung melalui ROE?
Apakah indikator makro ekonomi yang meliputi inflasi, BI rate dan nilai
mempunyai pengaruh terhadap harga saham baik secara langsung maupun
langsung melalui ROI?
tukar
tidak
tukar
tidak
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh indikator makro ekonomi seperti inflasi, BI rate dan nilai tukar
rupiah terhadap USD terhadap harga saham baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui ROE.
2. Menganalisis pengaruh indikator makro ekonomi seperti inflasi, BI rate dan nilai tukar
rupiah terhadap USD terhadap harga saham baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui ROI.
3. Menganalisis pengaruh ROE dan ROI secara langsung terhadap harga saham.
TELAAH PUSTAKA
Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus.
Kenaikan harga umum barang tersebut terjadi secara terus-menerus selama suatu periode
(Sugiyanto, 1997:80). Menurut Downes & Goodman menjelaskan, inflasi merupakan kenaikan
harga barang dan jasa, yang terjadi jika pembelanjaan bertambah dibandingkan dengan
penawaran barang di pasar, dengan kata lain terlalu banyak uang yang memburu barang yang
sedikit (Dwijayanthy dan Naomi, 2009:89).
Sedangkan menurut Khalwaty (2000), inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
kenaikan harga-harga secara tajam yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka
waktu cukup lama. Definisi lain mengenai inflasi, inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan
kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksud adalah bahwa kenaikan tersebut
bukan terjadi sesaat. Misalkan, harga barang naik menjelang lebaran, namun setelah itu harga
kembali kepada kondisi semula (Djohanputro, 2006).
Suku Bunga (BI Rate)
BI rate merupakan suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank
Indonesia secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter. Secara sederhana,
BI rate merupakan indikasi tingkat suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank
Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur
Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity
management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Dengan
mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada
umumnya akan menaikkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran
yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Nilai Tukar
Nilai tukar atau dikenal dengan kurs merupakan sebuah istilah dalam bidang keuangan.
Kurs memiliki pengertian sebagai nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain, misalnya nilai tukar atau kurs rupiah terhadap Dollar Amerika. Nilai tukar atau
kurs terdiri atas dua bagian, yaitu kurs jual dan kurs beli. Nilai tukar atau kurs valuta asing
diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara yang harus dikorbankan/dikeluarkan
untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Dalam hal ini berarti menggambarkan
banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapat satu unit Dollar dalam kurun waktu
tertentu. Masalah nilai tukar muncul ketika transaksi ekonomi sudah melibatkan dua negara
atau lebih, tentunya untuk menjembatani perbedaan mata uang di masing-masing negara.
ROE dan ROI
ROE merupakan rasio yang menunjukan kemampuan modal pemilik yang di tanamkan
oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal
yang ditanamkannya.dengan demikian, rasio ini sangat mendapat perhatian para investor.
ROE merupakan salah satu indikator profitabilitas yang menggambarkan kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba.
ROE =
(
)
X 100 %
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment
(ROI) atau Return On Assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan. Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak
(earning after interest & tax) dengan total investasi atau aktiva (total asset). Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan guna menghasilkan keuntungan serta untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam tingkat kemampuan investasi.
ROI =
(
)
X 100 %
Harga Saham
Harga saham merupakan nilai saham yang ditentukan oleh kekuatan penawaran jual beli
saham pada mekanisme tertentu dan juga merupakan harga jual dari investor yang satu ke
investor lain. Pengertian harga saham menurut Martono (2007), harga saham merupakan
refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan
pengelolaan aset. Menurut Siegel Shim (1999) yang diterjemahkan oleh Moh.Kurdi
mendefinisikan bahwa harga saham merupakan tingkat harga saham equilibrium dimana
terdapat kesepakatan antara pembeli dan penjual pada pasar modal di Bursa Efek.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah industri semen yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia, terdiri dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk. Dalam penelitian ini data yang digunakan
adalah data sekunder, berupa data tingkat inflasi yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat
Statistik, data BI rate dan data nilai tukar yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia, data
laporan keuangan perusahaan, serta data harga saham. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel Endogen, terdiri dari ROE, ROI, dan harga saham.
b. Variabel Eksogen, terdiri dari inflasi, BI rate, dan nilai tukar.
c. Variabel Intervening, terdiri dari ROE dan ROI
Alat Analisis yang Digunakan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan bantuan program AMOS 18 (Analysis
of Moment Structure).
HASIL dan PEMBAHASAN
Keeratan hubungan antara variabel indikator makro ekonomi seperti inflasi, BI rate, dan
nilai tukar ROE dan ROI dan implikasinya terhadap harga saham tersebut direpresentasikan
oleh koefisien regresi, baik yang belum distandarkan (unstandardized regression coefficients)
maupun yang sudah distandarkan (standardized regression coefficients), ditampilkan dalam
tabel berikut.
Tabel. 1 Koefisien Regresi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, melalui ROI
dan ROE, Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham
VB
1
Pengaruh
terhadap
VT
2
Koefisien regresi
Ustd3
Std4
Signifikansi
Inflasi

ROE
3,29
0,230
0,071
Inflasi

ROI
1,93
0,168
0,191
BI_Rate

ROE
-2,95
-0,359
0,007**
BI_Rate

ROI
-2,39
-0,361
0,007**
Nilai_Tukar

ROI
0,001
0,118
0,376
Nilai_Tukar

ROE
0,002
0,148
0,263
ROE

Harga_Saham
-1141,61
-0,609
***
ROI

Harga_Saham
1628,00
0,701
***
Inflasi

Harga_Saham
-2402,57
-0,090
0,173
BI_Rate

Harga_Saham
1089,73
0,071
0,335
Nilai_Tukar

Harga_Saham
-3,376
-0,153
0,022**
Hubungan antara indikator makro ekonomi yang meliputi inflasi, BI rate, dan nilai tukar
terhadap ROE dan ROI direpresentasikan dalam persamaan sebagai berikut:
ROE = 3,29 Inflasi – 2,95 BI rate + 0,002 Nilai tukar
ROI = 1, 93 Inflasi – 2,39 BI rate + 0,001 Nilai tukar
Sementara keeratan hubungan antara indikator makro ekonomi yang meliputi inflasi, BI
rate, nilai tukar terhadap ROE dan ROI serta implikasinya pada harga saham direpresentasikan
dalam persamaan sebagai berikut:
Harga Saham = - 2402,57 Inflasi + 1089, 73 BI rate – 3,376 Nilai tukar – 1141, 61 ROE
+ 1628 ROI
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Tabel. 2 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total Inflasi, BI Rate, Nilai
Tukar terhadap Harga Saham melalui ROE
VB
Inflasi
BI rate
Nilai tukar
Inflasi
BI rate
Nilai tukar
ROE
Pengaruh
terhadap








VT
ROE
ROE
ROE
Harga Saham
Harga Saham
Harga Saham
Harga Saham
Pengaruh
Langsung
0,230
-0,359
0,148
-0,090
0,071
-0,153
-0,609
Pengaruh Tidak
Langsung
-0,140
0,219
-0,090
-
Pengaruh Total
0,230
-0,359
0,148
-0,230
0,290
-0,243
-0,609
Pengaruh langsung inflasi terhadap ROE sama dengan besarnya pengaruh total inflasi
terhadap ROE yaitu sebesar 0,230. Pengaruh langsung BI rate terhadap ROE sama dengan
besarnya pengaruh total BI rate terhadap ROE yaitu sebesar -0,359. Besarnya pengaruh
langsung nilai tukar terhadap ROE sama dengan besarnya pengaruh total nilai tukar terhadap
ROE yaitu sebesar 0,148.
. Pengaruh tidak langsung inflasi melalui ROE adalah negatif yaitu sebesar -0,140.
Pengaruh total inflasi terhadap harga saham melalui ROE adalah sebesar -0,230. Pengaruh
langsung BI rate terhadap harga saham yaitu sebesar 0,071. Pengaruh tidak langsung BI rate
melalui ROE positif yaitu sebesar 0,219. Pengaruh total BI rate terhadap harga saham melalui
ROE adalah sebesar 0,290. Besarnya pengaruh langsung nilai tukar terhadap harga saham
yaitu -0,153. Sementara pengaruh tidak langsung nilar tukar terhadap harga saham melalui
ROE bernilai negatif, yaitu sebesar -0,090. Pengaruh total nilai tukar terhadap harga saham
melalui ROE adalah sebesar -0,243. Pengaruh langsung ROE terhadap harga saham sama
besarnya dengan pengaruh total ROE terhadap harga saham yaitu -0,609.
Tabel. 3 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total Inflasi, BI Rate, Nilai
Tukar terhadap Harga Saham melalui ROI
VB
Inflasi
BI rate
Nilai tukar
Inflasi
BI rate
Nilai tukar
ROI
Pengaruh
terhadap








VT
ROI
ROI
ROI
Harga Saham
Harga Saham
Harga Saham
Harga Saham
Pengaruh
Langsung
0,168
-0,361
0,118
-0,090
0,071
-0,153
0,701
Pengaruh Tidak
Langsung
0,117
-0,253
0,082
-
Pengaruh Total
0,168
-0,361
0,118
0,027
-0,182
-0.071
0,701
Pengaruh langsung inflasi terhadap ROI sama dengan besarnya pengaruh total inflasi
terhadap ROI yaitu sebesar 0,168. Pengaruh langsung BI Rate terhadap ROI sama dengan
besarnya pengaruh total BI Rate terhadap ROI yaitu sebesar -0,361. Pengaruh langsung nilai
tukar terhadap ROI sama dengan pengaruh total nilai tukar terhadap ROI, bernilai positif,
yaitu sebesar 0,118
. Pengaruh langsung inflasi terhadap harga saham yaitu sebesar -0,090. Pengaruh tidak
langsung inflasi melalui ROI positif yaitu sebesar 0,117. Pengaruh total inflasi terhadap harga
saham melalui ROI adalah sebesar 0,027. Pengaruh langsung BI Rate terhadap harga saham
yaitu sebesar 0,071. Pengaruh tidak langsung BI Rate melalui ROI negatif yaitu sebesar 0,253. Pengaruh total BI Rate terhadap harga saham melalui ROI adalah sebesar -0,182.
Pengaruh langsung nilai tukar terhadap harga saham adalah negatif, sebesar -0,153. Sementara
pengaruh tidak langsung nilai tukar terhadap harga saham melalui ROI positif sebesar 0,082.
Pengaruh total nilai tukar terhadap harga saham melalui ROI adalah sebesar -0,071. Pengaruh
langsung ROI terhadap harga saham adalah sama besarnya dengan pengaruh total ROI
terhadap harga saham, yaitu 0,701.
Pembahasan
Inflasi
BI Rate
Nilai Tukar
Inflasi
BI Rate
Nilai Tukar
Inflasi
BI Rate
Nilai Tukar
ROE
ROI
Pengaruh Variabel

ROE

ROE

ROE

ROI

ROI

ROI

Harga Saham

Harga Saham

Harga Saham

Harga Saham

Harga Saham
Beta
0,230
-0,359
0,148
0,168
-0,361
0,118
-0,090
0,071
-0,153
-0,609
0,701
Signifikan
0,071
0,007
0,263
0,191
0,007
0,376
0,173
0,335
0,022
0,001
0,001
Keterangan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Pengaruh inflasi terhadap ROE dan ROI adalah tidak signifikan. Hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanthy dan Naomi (2009),
dalam penelitiannya diketahui bahwa inflasi berpengaruh terhadap tingkat profit Bank. Tidak
berpengaruhnya inflasi terhadap ROE dan ROI mengindikasikan bahwa kenaikan inflasi tidak
akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Naiknya harga-harga tidak berdampak pada
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Pengaruh BI rate terhadap ROE dan ROI adalah signifikan. Hal ini mengindikasikan
bahwa jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, maka akan bepengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Hal ini terjadi karena apabila Bank Indonesia menaikkan suku
bunga, maka beban hutang perusahaan terhadap bank akan bertambah. Jika perusahaan tidak
dalam keadaan baik, maka beban hutang ini akan mengurangi keuntungan yang diperoleh.
Pengaruh nilai tukar terhadap ROE dan ROI adalah tidak signifikan. Tidak
berpengaruhnya nilai tukar terhadap tingkat profitabilitas perusahaan mengindikasikan jika
perusahaan melakukan kegiatan ekspor impor, maka menguat dan melemahnya nilai tukar
tidak akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham adalah tidak signifikan. Penelitian ini
didukukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martini (2009), dalam
penelitiannya diketahui bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham gabungan.
Sementara dalam penelitian Suardani (2009) dan Widiyarsih (2011) menunjukkan hasil yang
bertolak belakang dengan penelitian ini, dimana dalam penelitian keduanya diketahui bahwa
inflasi berpengaruh terhadap harga saham. Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap harga
saham, dikarenakan perusahaan mampu bertahan ditengah inflasi yang terjadi. Naiknya harga
barang tidak berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang dihasilkan. Walaupun perusahaan
menaikkan harga produk mereka, tidak akan menurunkan daya beli masyarakat terhadap
produk perusahaan, sehingga perusahaan masih dapat menghasilkan laba. Karena perusahaan
masih dapat bertahan dan masih dapat menghasilkan laba ditengah inflasi yang terjadi, maka
mampu menarik investor. Investor tidak akan beralih ke perusahaan lain untuk berinvestasi,
karena hal itu lah sehingga tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.
Pengaruh BI rate terhadap harga saham adalah tidak signifikan. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2011). Dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa BI rate tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan
bahwa jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, investor tidak akan beralih berinvestasi
pada instrument perbankan seperti tabungan maupun deposito. Investor tetap memilih
berinvestasi dalam bentuk saham, karena dirasa lebih menguntungkan.
Pengaruh nilai tukar terhadap harga saham adalah signifikan. Hasil penelitian ini
didukung oleh Suardani (2009), dalam penelitiannya dijelaskan bahwa nilai tukar berpengaruh
terhadap harga saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Martini (2009) juga mendukung hasil penelitian ini, dalam penelitiannya
tersebut diketahui bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. Jika
Rupiah mengalami depresiasi atau dengan kata lain Dollar mengalami Apresiasi, akan
mempengaruhi keputusan investor. Jika Dollar terapresiasi maka investor akan tertarik untuk
berinvestasi dalam bentuk Dollar, karena dirasa sangat menguntungkan bagi investor yang
ingin berinvestasi dalam jangka waktu yang singkat. Keputusan investor yang lebih memilih
berinvestasi dalam bentuk Dollar ini tentu saja akan berpengaruh terhadap harga saham
perusahan. Harga saham akan mengalami penurunan, jika hal tersebut terjadi.
SIMPULAN dan IMPLIKASI
Simpulan
1.
2.
3.
4.
Keseluruhan variabel indikator makro ekonomi yang berpengaruh terhadap harga saham
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui ROE dan ROI adalah BI rate dan
nilai tukar.
Inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui ROE dan ROI.
BI rate tidak berpengaruh secara langsung terhadap harga saham, tetapi berpengaruh
secara tidak langsung melalui ROE dan ROI.
Nilai tukar berpengaruh secara langsung terhadap harga saham, tetapi tidak berpengaruh
secara tidak langsung melalui ROE dan ROI.
Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan harga saham, perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan
terlebih dahulu, terutama profitabilitas, seperti tingkat ROE dan ROI. Karena jika
kinerja keuangan dan rasio profitabilitas perusahaan baik, harga saham juga akan
mengalami peningkatan.
2. Tingkat profitabilitas perusahaan, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja,
tetapi dipengaruhi juga oleh faktor lain yaitu makro ekonomi, seperti inflasi, BI rate, dan
nilai tukar, dengan demikian, perusahaan perusahaan sebaiknya mengamati kondisi
makro ekonomi yang ada, terutama BI rate karena berpengaruh terhadap ROE dan ROI.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. “Inflasi dan Indeks Harga Konsumen.”
http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1 (diakses 27 Juli 2012)
Bank Indonesia. 2012. “BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan.” http://www.bi.go.id/web/id/
Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ (diakses 27 Juli 2012).
Bank Indonesia. 2012. ”Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan”.
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/ (diakses 27 Juli
2012)
Dwijayanthy, F. dan P. Naomi. 2009. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar
Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007.” Jurnal Karisma. Vol 3.
No.2. 87-98.
Holcim Indonesia. 2011. “Investor Relations.” http://www.holcim.co.id/en/aboutholcim/investor-relations/archived-reports.html (diakses 28 Juli 2012)
Indocement Tunggal Prakarsa. 2011. “Investor Relations.”
http://www.indocement.co.id/aspx/content.aspx?id=45 (diakses 28 Juli 2012)
Jumningan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Khalwaty, T. 2000. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Martalena dan Malinda, M. 2011. Pengantar Pasar Modal. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Martini, S. 2009. “Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Produk Domestik
Bruto terhadap Indeks Harga Gabungan.” Jurnal Administrasi dan Bisnis. Vol.3. No.1.
Panggabean, Raja Lambas J. 2005. “Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE terhadap
Harga Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya.
Vol. 3 No. 5. Universitas Sriwijaya. Sumatra Selatan.
Raharjo, S. 2011. “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Perbankan. Vol 19. No.15.
Raharjo, S. 2010. “Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Tingkat Suku Bunga terhadap
Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan. Vol
18. No.13.
Sadeli, L. M. 2000. Dasar–Dasar Akuntansi. PT Bumi Aksara. Bandung.Yogyakarta.
.
Setiawan, I, A. dan F, Ritonga. 2011. Analisis Jalur dengan Menggunakan AMOS. Suluh
Media. Tangerang.
Semen Gresik Persero. 2011. “Hubungan Investor.”
http://www.semengresik.com/ina/invQuartReport.aspx (diakses 28 Juli 2012)
Simatupang, M. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksadana. Mitra Wacana
Media. Jakarta.
Suardani, P. 2009. “Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro terhadap ROE dan Harga
Saham Perusahaan pada Industri Manufaktur di Pasar Modal Indonesia.” Jurnal Bisnis
dan Kewirausahaan. Vol.5. No.2.
Sugiharto, T. dan Haryanto. 2003. “Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham
Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
No.3. Jilid 8.
Sugiyanto, C. 1997. Ekonomi Uang dan Bank. Jakarta. Universitas Gunadarma.
Sukirno, S. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Wira, D. 2011. Analisis Fundamental Saham. Jakarta. Exceed
Widiyarsih. 2011. “Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham PT. Bank Permata, Tbk.”
UG Jurnal. Vol 5. No.11.
Yahoo Finance. 2012. “Historical Prices INTP.”
http://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2011&g=d&s=I
NTP.JK%2C+&ql=1. (diakses 28 Juli 2012)
Yahoo Finance. 2012. “Historical Prices SMCB”.
http://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2011&g=d&s=S
MCB.JK%2C+&ql=1.
Yahoo Finance. 2012. “Historical Prices SMGR”.
http://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2011&g=d&s=S
MGR.JK%2C+&ql=1.
Download