pendahuluan - IPB Repository

advertisement
 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan di Indonesia. Jenis tanaman ini memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Daerah sentra produksi utama kacang tanah di Indonesia ialah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dengan produksi polong kering. Tabel 1. Produksi, Luas Lahan, dan Produktivitas Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Produksi (Ton) 836 295 838 096 789 089 770 054 763 507 Luas Lahan (Ha) 720 526 706 753 660 480 663 922 628 660 Produktivitas (Ton/Ha) 1.161 1.186 1.195 1.215 1.214 Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2009) Penurunan luas lahan pertanaman kacang tanah akan mempengaruhi produksi dan produktivitasnya. Berdasarkan Tabel 1, terjadi penurunan luas lahan kacang tanah yang diikuti dengan penurunan produksi tiap tahunnya. Walaupun produktivitas kacang tanah meningkat hingga 4.3% dari tahun 2005 ke 2009 tetapi luas lahan kacang tanah menurun sebesar 12.7% diikuti dengan penurunan produksi sebesar 8.7%. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2009) peningkatan permintaan domestik melebihi produksi sebesar 954 500 ton pada tahun 2006 dan diproyeksikan permintaan ini akan meningkat menjadi 1 131 788 ton sehingga Indonesia menjadi salah satu importir kacang tanah di dunia. Ekspor rata-rata selama 2002 sampai 2007 sebesar 3 048.81 ton/tahun sedangkan impor mencapai kisaran 141 542.27 ton/tahun. Kacang tanah biasanya ditanam bukan sebagai tanaman utama sehingga industri dengan bahan baku kacang tanah sulit mendapat pemasokan kacang tanah dan memilih untuk impor. Peningkatan produksi kacang tanah tidak dapat dilepaskan dari masalah penggunaan varietas unggul. Setiap varietas kacang tanah memiliki karakteristik
2 pertumbuhan dan produksi yang berbeda. Menurut Sumarno (1993) secara teoritis hasil polong kacang tanah dari petak penelitian mencapai 2.5 sampai 3 ton/ha polong kering di Indonesia. Tingkat produktivitas tersebut masih sukar dicapai di tingkat petani. Hal ini menyebabkan perlu diketahui seberapa jauh potensi dari setiap varietas menghasilkan polong isi apabila ditanam ditingkat petani. Menurut Adisarwanto (2001) produktivitas yang masih rendah salah satu disebabkan oleh pengisian polong kacang tanah yang tidak maksimal sehingga banyak terdapat polong cipo atau polong hampa. Hasil penelitian Lukitas (2006) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan menekan jumlah polong cipo yang dihasilkan maka perlu dipahami perbedaan karakter vegetatif, fisiologi, daya hasil dan keunggulan dari setiap varietas dalam proses pertumbuhan, pembentukan polong, dan pengisian polong. Rendahnya partisi fotosintat ke bagian yang bernilai ekonomi atau dipanen sering menjadi permasalahan dalam peningkatan produktivitas kacang tanah. Pengisian polong yang tidak optimal menyebabkan hasil polong pada saat panen menjadi tidak maksimum. Varietas yang memiliki persentase polong cipo lebih rendah dan persentase polong terisi penuh lebih tinggi menunjukkan partisi fotosintatnya lebih baik ke bagian yang dipanen. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati karakteristik pertumbuhan yang mempengaruhi pengisian polong dan produksi delapan varietas kacang tanah. Hipotesis Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat perbedaan tingkat pertumbuhan dan produksi diantara varietas- varietas kacang tanah yang diamati. 2. Terdapat peubah pertumbuhan yang mempengaruhi pengisian polong dan produksi diantara varietas-varietas yang diamati.
Download