11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dalam konsep pertumbuhan ekonomi, pasar modal merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi dan tonggak perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peran penting sebagai sarana investasi yang berguna bagi pembangunan. Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi Menurut Husnan (2006) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Husnan (2006), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan 11 12 bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2008 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. 2.1.1 Investasi dan Pelaku Pasar Modal Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan. Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat (2009 : 276). Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam 13 portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2007 : 183-189) : 1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain : a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi. b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. 2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain : a. Memperoleh dividen. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen. 14 b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan. c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya. 3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut : a. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. b. Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi : : 1) Memberikan informasi tentang emiten 2) Melakukan penjualan efek kepada investor. c. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai : 1) Pedagang dalam jual beli efek 2) Sebagai perantara dalam jual beli efek 15 d. Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya. e. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi : 1) Menilai kekayaan emiten 2) Menganalisis kemampuan emiten 3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten 4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten 5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi 6) Bertindak sebagai agen pembayaran f. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain : 1) Sebagai pedagang efek 2) Penjamin emisi 3) Perantara perdagangan efek 4) Pengelola dana g. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana. 16 h. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. 1) Membantu emiten dalam rangka emisi 2) Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor 3) Membantu menyusun daftar pemegang saham 4) Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham 5) Membuat laporan-laporan yang diperlukan 2.1.2 Jenis Pasar Modal Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. 17 Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan. 2. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu: 1. Bursa regular Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) 2. Bursa paralel Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter 18 karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer. 2.1.3 Fungsi Pasar Modal Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil. 2.2 Pengertian Saham Menurut Jogiyanto.H.M, saham adalah kepemilikan atas suatu surat berharga yang dikeluarkan sebuah perusahaan yang terbentuk perseroan terbatas atau biasa disebut emiten yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 19 Sedangkan Siamat berpendapat saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik (berapapun porsi) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut,sesuai porsi kepemilikan yang tertera saham. Menurut Pasar Modal Indonesia : Retrospeksi 5 Tahun Swastanisasi Bursa Efek Jakarta, saham didefinisikan sebagai surat bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecil modal disetor. Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuahperusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas), dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market). Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 20 Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal (capital gain) atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi dari harga belinya, atau dividen atas saham tersebut, di samping hak lainnya yaitu non financial benefit berupa hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan saham di pasar modal (bursa efek). 2.2.1 Jenis-Jenis Saham Menurut Wibowo dan Melati Adorini terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara peralihan hak dan hak tagihan, yaitu: 1. Cara Peralihan Hak a. Saham atas unjuk (bearer stock) Saham atas unjuk adalah saham uang tidak ditulis agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. b. Saham atas nama Saham atas nama adalah saham yang tertulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,dimana cara pemilihanya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. 21 2. Hak Tagihan Apabila ditinjau dari segi manfaat maka pada dasarnya saham dapat digolongkan dalam saham biasa dan preferen. a. Saham biasa Saham ini mempuyai nilai nominal yang besarnya tergantung dari keinginan emiten, karena akan tertanam pereusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas selam perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi. b. Saham Preferen Saham Preferen adalah saham yang sifatnya pemberian dividennya dapat disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Menurut Tjiptono Damarji dan Hendy M. Farkhruddin, dilitinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu : 1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham bisa dari suatu perusahaan yang mememiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapt yang stabil, dan konsisten dalam pembayaran dividen. 2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu 22 3. Menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagiakan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. 4. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known),saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan tinggi,sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 5. Saham spekulatif (speculative stock),yaitu saham suatu perusahaan yang tidaka secara konsisten memperoleh penghasialn dari tahun ke tahun,akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang mendatang, meskipun belum pasti. 6. Saham siklikal (cyclial stock),yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat,seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. 2.2.2 Mekanisme Perdagangan Saham Di Indonesia Pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada perusahaan efek dahulu. Investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya. Jumlah yang disetorkan bervariasi. Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham tidak ada tapi di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 500 lembar atau 1 lot, 23 misalnya harga saham perusahaan XYZ senilai Rp 100,00 maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot sama dengan Rp 50.000,00 (500 lembar dikali Rp 100,00). Transaksi penjualan atau pembelian dapat dilakukan pada Hari bursa. 2.2.3 Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor denganmembeli atau memiliki saham : 1. Dividend Dividend adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan kepada setiap pemgang saham dapat berupa dividentunai (cash dividend) dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen yang dibagikan kepada setiap pemegang saham juga dapat berupa dividen saham (stock dividend) yang berarti diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa membeli saham pada 24 pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Sebagai Instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain: 1. Capital Loss Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. 2. Risiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidakt erdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akanmemperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. 2.3 Laporan Keuangan Dalam PSAK No.1 (revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan bertujan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, 25 kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi, serta menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a. Aset b. Liabilitas c. Ekuitas d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik f. Arus kas Laporan keuangan menyajikan informasi penting mengenai perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, dapat digunakan untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian. Hal ini menjadi nilai yang sangat penting bagi pengguna yang akan mengambil keputusan berdasarkan informasi dari laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan biasanya adalah investor, kreditur, manajemen, serta pihak lain yang sangat beragam juga banyak menggunakan laporan keuangan (PSAK No.1, 2009) 26 2.4 Informasi Dalam Keputusan Investasi Informasi dijadikan salah satu masukkan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan. Agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat, diperlukan pengungkapan informasi yang memadai dalam laporan keuangan. Untuk dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya, perusahaan diharapkan dapat transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya guna untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. 2.5 Pengertian Harga Saham Di pasar modal dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga- harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. 27 Sebelum investor memutuskan untuk menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan investor terlebih dahulu wajib mengetahui apakah harga saham yang tertera sesuai dengan nilai sebenarnya perusahaan tersebut. Harga saham adalah nilai suatu perusahaan yang ada di bursa. Harga saham dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Jika perusahaan menunjukkan prospek yang baik,maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini akan mengakibatkan harga saham baik. Sebaliknya jika perusahaan menunjukkan prospek yang tidak baik,maka investor tidak akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya dan akan mengakibatkan harga saham turun. 2. 6 Pengertian Dividen Definisi dividen menurut beberapa para ahli diantaranya yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK no.23 yang menyatakan bahwa dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham ekuitas dengan proporsi mereka dari jenis modal terentu. Menurut Stice E. Kay, dkk, dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemegang saham. Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon, dividen juga dapat diartikan sebagai sebuah pendapatan yang diperoleh korporasi yang dibagikan kepada pemegang saham. 28 Menurut Ridwan dan Inge, mendefinisikan dividen tunai sebagai sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen merupakan pendapatan yang diperoleh pada setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gain adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi daripada harga belinya. Bagi investor yang bertujuan mendapatkan capital gain juga masih memerlukan informasi tentang dividen, karena dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, bagi suatu perusahaan yang sudah go public mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman dividen yang dibayarkan. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dividen adalah pendapatan korporasi atau distribusi laba yang diberikan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemegang saham. 29 2.7 Pengertian Kebijakan Dividen Definisi kebijakan dividen menurut Martono merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan unntuk pendanaan investasi dimasa yang akan datang. Sejalan dengan itu menurut Agus Sartono menjabarkan bahwa kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Gitman, dividen policy merupakan salah satu penting dalam sebuah perusahaan. Kebijakan dividen menentukan berap besar dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan sisa ditahan. Selanjutnya, Ridwan dan Ingemendefinisikan kebijakan dividen sebagai rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Sutrisno (2009) menjelaskan definisi dari kebijakan dividen sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Laba yang dihasilkan perusahaan mempunyai dua kemungkinan, kemungkinan pertama sebagian dari laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham, baik saham istimewa maupun saham biasa, kemungkinan kedua laba tersebut akan dijadikan sebagai modal perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan selanjutnya yaitu sebagai laba ditahan atau retained earnings. Laba 30 yang dibagikan kepada pemegang saham berbentuk dividen. Dividen didapat dari laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak, kemudian dikurangi lagi dengan laba ditahan (retained earnings). Kebijakan dividen menyangkut tiga masalah: (1) seberapa banyak laba yang harus dibagikan secara rata-rata selama jangka waktu tertentu; (2) apakah pembagian dividen itu sebaiknya dalam dividen tunai atau pembelian kembali; dan (3) apakah perusahaan sebaiknya mempertahankan tingkat pertumbuhan dividen yang stabil. Berikut ini faktor-faktor yang harus dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan dividen : a. Undang-undang Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayarkan dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada pada pos laba ditahan (retained earning) di neraca. Dalam hal ini peraturan menekankan 3 hal yaitu : 1. Peraturan laba bersih, yang menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba saat ini atau tahun lalu. 2. Larangan pengurangan modal (capital impairment rule), yang melindungi pemberi kredit karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal (membayar dividen dengan modal akan berarti membagi modal suatu perusahaan dan bukan membagikan laba). 31 3. Peraturan kepailitan (insolvency rule), yang menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit. Kepailitan yang dimaksud disini adalah pailit karena kewajiban lebih besar daripada aktiva. b. Kebutuhan untuk melunasi hutang Apabila perusahaan memilih hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk menggantikan jenis pembiayaaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi dua pilihan. Perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada saat jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya, atau perusahaan dapat memutuskan untuk melunaskan hutang tersebut. Jika keputusannya adalah membayar hutang tersebut, maka biasanya perlu dilakukan penahanan laba.Sehingga dividen yang dibagikan menjadi kecil. c. Tingkat Ekspansi aktiva Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar kebutuhan untuk membiayai ekspansi aktivanya. Kalau kebutuhan dana dimasa depan semakin besar, perusahaan akan cenderung untuk menahan laba daripada membayarkannya. d. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau digunakan diperusahaan tersebut. 32 Dengan demikian, kebijakan dividen akan menjadi sangat penting karena adanya dua tujuan yang saling bertentangan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaannya sehingga laba ditahan menjadi sangat berarti bagi pemenuhan kebutuhan dana intern, dan di satu pihak perusahaan juga ingin tetap bisa membayarkan dividen kepada para pemegang saham demi tercapainya peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham perusahaan. Sehingga harus ditemukan suatu kebijakan dividen yang optimal yang bisa memaksimalkan perusahaannya. Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan dividen yang berisi tentang keputusan bahwa laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Selain pendapat tentang kebijkan dividen adabeberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut 1. Kebutuhan dana bagi perusahaan Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen. 33 2. Likuiditas perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. 3. Kemampuan untuk meminjam Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan. 4. Pembatasan dalam perjanjian hutang Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. 5. Pengendalian Perusahaan Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat 34 mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar. 2.7.1 Alternatif Pembayaran Dividen Perusahaan harus memutuskan berapa besarnya keuntungan yang ditahan dan berapa besarnya yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Keputusan ini penting karena menyangkut tanggung jawab terhadap pemegang saham yang telah menanamkan dananya dan juga terhadap pertumbuhan perusahaan. Ada tiga macam alternatif pembayaran dividen: 1. Divident pay out yang konstan Divident pay out yang konstan merupakan penetapan pembagian rasio yang tetap terhadap keuntungan yang didapat perusahaan. Berapapun keuntungan yang diperoleh persentase keuntungan yang dibagikan selalu sama. Sebagai akibat maka jumlah uang yang dibayarkan akan berbeda tergantung pada keuntungan yang diperoleh. b. Jumlah yang stabil Kebijakan ini akan menyebabkan perusahaan membayarkan jumlah yang tetap untuk beberapa periode. Pembayaran ini akan dinaikan apabila perusahaan merasa yakin bahwa kenaikan itu dapat dipertahankan untuk periode selanjutnya. Perusahaan juga tidak akan melakukan penurunan dividen sampai benar-benar terbukti bahwa perusahaan tidak sanggup lagi membayarkan. 35 c. Jumlah yang kecil ditambah dividen ekstra Perusahaan membayarkan dividen dalam jumlah yang kecil dan apabila ada keuntungan yang melonjak maka pada akhir periode perusahaan menambahkan dividen extra. Tujuan manajemen melakukan hal ini adalah untuk menghindari konotasi dividen permanen. 2.8 Bentuk-bentuk Dividen Menurut Farah Margareta, bentuk-bentuk dividen dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut : 1. Dividen kas Dividen kas merupakan bentuk dividen yang paling lazim dipergunakan perusahaan. Dividen ini dibayar tunai dan dipotong pajak. 2. Dividen Harta Dividen harta merupakan pemabagian dividen kepada pemegang saham yang dapat dibagikan dengan aktiva selain kas. Dividen harta biasanya terjadi pada perseroan yang tertutup. 3. Dividen Saham Dividen saham merupakan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan yang berupa tambahan saham perusahaan. 36 4. Dividen Likuiditas Dividen likkuiditas ini adalah pembagian dividen yang pengembaliannya sebagian modal setoran kepada pemegang saham. 2.9 Teori-Teori Kebijakan Dividen 2.9.1 Teori Ketidakrelevanan Dividen Teori ini didasari oleh pendapat Modigliani dan Miller (MM). MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh pendapatan yang dihasilkan bukan pada bagaimana pendapatan itu dibagikan dalam bentuk dividen dan laba ditahan. Menurut Breasly MM berpendapat ketika para investor tidak mengkonversi saham yang mereka mliki menjadi uang tunai, maka investor tersebut tidak akan membayar harga yang lebih tinggi untuk dividen yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga kebijakan dividen tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. 2.9.2 Teori Bird in the hand Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Linter. Gordon dan Linter berpendapat bahwa sesungguhnya dividen mempuyai nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan modal, sejak dividen lebih pasti dari pendapatan modal. Investor kurang mau menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. 37 2.9.3 Teori Perbedaan Pajak Teori ini didasarkan oleh pendapat Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa dengan adanya pajak pada saat investor mendapatkan keuntungan dividen dan capital gains, investor akan memilih capital gains karena pembayaran pajaknya dapat ditunda. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak capital gain maka akan terasa perbedaan ini. 2.9.4 Teori Information Content Hypotesis Menurut Brealey MM menjelaskan bahwa perubahan dividen merupakan tanda yang digunakan investor untuk melihat prospek suatu perusahan. Investor dapat menilai bila perusahaan membagikan dividen meningkat dari tahun sebelumnya maka perusahaan tersebut berjalan dengan baik. 2.9.5 Teori Clientele Effect Menurut Agus Sartono terdapt dua kelompok investor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen sutu perusahaan. Kelompok yang pertama adalah investor yang menyukai pendapatan pada saat ini yaitu dividen. Kelompok ini biasanya mengiginkan dividen yang tinggi. Sedangkan kelompok yang kedua adalah investor lebih menyukai menginvestasikan kembali pendapatan mereka. Kelompok ini biasanya kelompok yang berada pada tarif pajak yang tinggi. Dengan adanya dua jenis kelompok yang berbeda kepentingan maka perusahaan diharapkan dapat menentukan kebijakan dividen yang diangggap paling baik. 38 2.10 Hubungan Kebijakan Dividen Dengan Nilai Perusahaan Menurut Djakman terdapat 4 pandangan dasar kebijakan dividen, yaitu sebagai berikut : 1. Kebijakan dividen tidak relevan Pendapat demikian bermula dari ketidakhati-hatian dalam mendefinisikan kebijakan dividen. Posisi dividen tidak penting dilandaskan 2 sebab. Sebab yang pertama perusahaan telah membuat keputusan invsetasi dan pinjaman sebaiknya perusahaan tidak mencampurkan masalah yang timbul akibat keputusan investasi dan pinjaman tersebut. Sebab yang kedua adanya kondisi pasar modal yang sempurna akan memungkinkan tidak akan mencampurkan masalah karena kondisi pasar modal sempurna meliputi 5 kondisi: a. Investor dapat menjual saham tanpa terjadi biaya transaksi. Perusahan dapat menerbitkan saham tanpa biaya apapun b. Tidak ada pajak perusahaan c. Informasi yang lengkap mengenai perusahaan d. Tidak adanya konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham e. Tidak adanya biaya kesulitan keuangan dan kebangkrutan Berdasarkan pada keenam asumsi-asumsi tersebut, kebijakan dividen tidak relevan dengan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham. 2. Dividen yang tinggi meningkatkan Nilai saham Pandangan ini didasarkan oleh teori Bird in the hand teory. Besar dividen yang dibayarkan merupakan informasi tentang potensi perusahaan. Hal ini membuat para investor dan pemegang saham dapat memperkirakan 39 keuntungan akan didapatkan. Dengan harapan hasilnya lebih tinggi, para investor akan lebih menghargai saham mereka lebih tinggi juga. 3. Dividen yang lebih rendah akan meningkatkan harga saham Pendapat ini tersebut didasarkan pada terdapatnya perbedaan pajak penghasilan dengan pajak perolehan modal (capital gain). Pajak dividen lebih tinggi daripada pajak perolehan modal. Hal ini menyebabkan para investor lebih menyukai penahanan pendapatanperusahaan daripada pembayaran dividen tunai. Jika pendapatan ditahan dalam perusahaan maka harga saham meningkat. 4. Kebijakan dividen dalam praktik Menurut Lukas Setia Atmaja dalam praktiknya perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang stabil atau meningkat secara teratur. Kebijakan ini disebabkan oleh investor melihat kenaikkan dividen sebagai tanda yang baik bahwa perusahaan memiliki prospek yang cerah. Hal ini akan membuat perusahaan menggunakan kebijakan tersebut agar investor tetap tertarik berinvestasi di perusahaan tersebut. Selain kebijakan dividen dengan jumlah yang stabil atau meningkat, ada beberapa perusahaan menggunakan kebijakan dividen model residual dividend. Kebijakan dividen model residual dividend ini ditentukan dengan empat cara antara lain : 1. Mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan 2. Mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besar modal sendiri yang dibutuhkan untuk investasi. 40 3. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan modal sendiri semaksimal mungkin 4. Membayar dividen jika ada sisa laba. 2.11 Tanggal-tanggal Yang Berkaitan Dengan Dividen Menurut Djakman ada 4 tanggal penting yang berkaitan dengan dividen antara lain: 1. Tanggal deklarasi Tanggal ini terjadi pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. 2. Tanggal pencatatan Tanggal ini menunjukkan tanggal buku transfer ditutup untuk menentukan investor yang mana untuk menerima pembayaran selanjutnya. 3. Tanggal ex-dividen Tanggal pada saat pialang saham serempak memutuskan menghilangkan hak pemilihan dividen. Untuk mencegah konflik tanggal ini biasanya jangka waktunya empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Maka jika ada pembelian pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli tidak berhak atas dividen yang akan dibagikan. 4. Tanggal pembayaran Tanggal perusahaan mengirim cek dividen pada tiap investor. 41 2.12 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Menurut Martono & Agus ada 5 faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen di suatu perusahaan antara lain: 1. Kebutuhan dana bagi perusahaan Kebutuhan dana perusahaan akan sangat mempengaruhi kebijakan dividen karena semakin besar kebutuhan dana perusahaan maka semakin kecil dana yang dikeluarkan untuk dividen. 2. Likuiditas perusahaan Faktor ini merupakan faktor yang utama mempengaruhi kebijakan dividen. Dividen merupakan kas yang dikeluarkan perusahaan, maka semakin besar jumlah dana kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan maka dividen yang dikeluarkan akan semakin besar. 3. Kemampuan untuk meminjam Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan feksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juaga tinggi. memerlukan pendanaan melalui hutang, Jika perusahaan manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap perusahaan. 4. Pembatasan dalam perjanjian hutang Pembatasan digunakan oleh para kreditur uantuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. 42 5. Pengendalian Perusahaan Apabila perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin akan menaikkan modal yang akan datang melalui penjualan sahamnya uantuk membiayai kesempatan investasi mengutungkan. Denagn bertambahnya jumlah saham yang beredar, akan memungkinkan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi mengendalikan perusahaan teresbut karena jumlah saham mereka berkurang dari saham yang beredar. 2.13 Pendekatan Pengujian Ex- Dividend Day Menurut Lukas Setia Atmaja ada bukti empiris menyatakan harga saham setelah hari pembayaran dividen (ex-dividend day) akan mengalami penurunan sesuai dengan dividen yang dibayarkan. Menurut Sularso menyatakan bahwa pada saat ex-dividen date investor dapat memprediksikan bahwa adannya reaksi harga saham. Prediksi ini didasarkan pemikiran logis bahwa investor telah kehilangan hak atas return dari dividen. Setiap investor ingin mendapatkan keuntungan, maka dalam kondisi tersebur investor cendrung tidak akan ada pada posisi beli. Hal ini menyebabkan harga saham tersebut mengalami penurunan sedanding dengan nilai return yang telah hilang. Harga saham di bursa idealnya naik turun, sesuai dengan prospek perusahaan yang diperkirakan akan terjadi. Perkiraan tentang prospek perusahaan pada umumnya dilakukan dengan cara menganalisis situasi yang ada di luar perusahaan yang berdampak terhadap kemajuan perusahaan, dan menganalisis 43 situasi yang adadi dalam perusahaan. Harga saham yang terbentuk sebagai akibat kedua analisis tersebut cenderung berdekatan dengan nilai saham yang sebenarnya. Emiten hanya mampu bertanggung jawab terhadap pemodal sebesar nilai sahamnya dan bukan menurut harga saham di pasar. Oleh karena itu, gejolak harga saham di bursa adalah di luar tanggung jawab emiten. Meningkatnya harga saham di pasar yang selaras dengan tingkat kemajuan perusahaan akan menguntungkan emiten, namun kenaikan harga saham yang jauh di luar tingkat kemajuan perusahaan yang sebenarnya, dapat menggelisahkan emiten, karena suatu saat akan datang penurunan harga saham yang drastis dan membawa nama perusahaan kurang baik di bursa saham. 2.14 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Anomali Peneliti Reaksi Andreas, Investor Terhadap Tahun Pengumuman Laba 2003 Good News dan Hasil Penelitian Ada dua anomali pasar: 1. Investor justru bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman informasi laba BN dan bahkan magnitude AAR-nya lebih besar. Laba Bad News di 2. Tidak ada perbedaan reaksi investor terhadap BEJ tahun 1999- pengumuman informasi laba GN dan laba BN 2001 44 Judul Peneliti Pengaruh Siti Pengumuman Ratna Dividen Terhadap Harga Saham Hasil Penelitian Penelitian tersebut menyimpulkan : 1. Pada kelompok dividen naik, menunjukkan M., bahwa masih terdapat abnormal return yang Tahun signifikan pada sekitar tanggal pengumuman 2008 dividen. 2. Pada kelompok dividen turun, menunjukkan bahwa ada satu hari bursa yang masih memberikan abnormal return yang signifikan; dan 3. Pada kelompok dividen tetap menunjukkan bahwa masih terdapat abnormal return yang signifikan pada satu hari bursa. Pengaruh R. Andi Penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham Pengumuman Sularso, bereaksi negatif terhadap informasi pengumuman Dividen Terhadap Tahun dividen naik pada saat ex-dividend date dan Perubahan 2003 bereaksi positif terhadap pengumuman informasi Saham Harga (Return) Sebelum dan Sesudah Ex- Dividend Date di Bursa Efek Jakarta dividen turun pada saat ex-dividend date. 45 2.15 Kerangka Pemikiran Pengumuman dividen merupakan informasi yang digunakan pasar untuk menilai harga saham, karena dividen merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi harga saham. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PT. Kalbe Farma Pengumuman Dividen Sebelum Dan Sesudah ExDividend Date (X) Harga Saham (Y) 2.16 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut di atas, maka dapatlah dikemukakan hipotesis sebagai berikut : Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara harga saham PT. Kalbe Farma sebelum dan sesudah ex-dividen pada periode 2009-2013. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham PT. Kalbe Farma sebelum dan sesudah ex-dividen pada periode 2009-2013.