I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan buah tropis yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Umumnya tanaman ini ditanam di pekarangan atau di halaman rumah sebagai tanaman peneduh. Buah belimbing memiliki prospek pemasaran yang baik dan merupakan buah lokal yang harganya mampu bersaing dengan buah-buahan impor. Disamping itu, sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai penurun tekanan darah tinggi atau penormal tekanan darah, buah ini sudah memiliki konsumen tersendiri yakni masyarakat kalangan menengah ke atas. Kelebihan yang lain yaitu produktivitasnya yang tinggi dan dapat berbuah sepanjang tahun. Masalah utama yang menjadi kendala bagi produk buah-buahan di Indonesia adalah karakteristik alaminya yang mudah rusak dan busuk. Umur pascapanen yang relatif singkat dan penurunan mutu buah selama penyimpanan membatasi potensi ekspor. Dalam hal ini sangat dibutuhkan teknologi penanganan pascapanen buah yang baik sejak di tingkat petani. Salah satu penanganan pascapanen produk hortikultura seperti buah belimbing yang paling sederhana adalah dengan penyimpanan pada suhu rendah atau penyimpanan dingin. Penyimpanan dingin merupakan suatu proses pengawetan suatu bahan pangan yang dilakukan pada suhu di atas suhu pembekuannya. Secara umum penyimpanan dingin dilakukan pada suhu 2,2 oC-15 oC. Proses pendinginan akan mengurangi kelayuan karena kehilangan air. Tujuan dari penyimpanan dingin adalah menghambat turunnya mutu suatu bahan pangan dengan cara pengaturan kelembaban dan kondisi udara. Namun, untuk beberapa komoditas, penyimpanan pada suhu rendah dapat menyebabkan kerusakan dingin (chilling injury) terutama pada produk yang sensitif terhadap suhu dingin. Kerusakan dingin atau chilling injury (CI) merupakan kerusakan fisiologis pada membran sel produk. Pada tingkat kerusakan yang lebih tinggi akan mempengaruhi kekerasan buah, dimana CI akan menyebabkan buah memiliki tekstur lebih lunak. Oleh karena itu perubahan kekerasan buah dapat dijadikan indikator kemungkinan terjadinya CI. Kerusakan membran biasanya sering kali diikuti oleh beberapa efek fisiologis seperti produksi etilen, peningkatan laju respirasi, penurunan laju fotosintesis dan perubahan pada struktur sel yang dapat menyebabkan produk mudah terserang penyakit. Chilling stress dan kerusakannya tidak hanya terjadi selama penyimpanan. Kasus chilling injury dapat dijumpai di lapangan, selama penanganan atau transit, atau selama distribusi wholesale, di tempat retail dan di rumah tangga. Penempatan produk dalam lemari pendingin di rumah juga merupakan hal umum yang dapat menyebabkan kerusakan dingin. Menurut Thompson (1967), gejala CI pada buah belimbing yaitu seperti bercak-bercak coklat pada permukaan kulit, pencoklatan pada kelima pinggiran sisinya, dan cekungan dipermukaan kulit buah sehingga menimbulkan kegagalan dalam proses pematangan. Gejala ini terlihat pada suhu penyimpanan 5-10 oC tetapi suhu penyimpanan tersebut dapat mempertahankan kondisi buah selama 3-4 minggu. Penilaian kualitas internal buah pada umumnya dilakukan secara destruktif yaitu dengan merusak bahan seperti penilaian secara visual dengan membelah buah. Namun penggunaan teknologi nondestruktif untuk menentukan faktor mutu produk pertanian semakin berkembang. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah teknologi Near Infrared. Metode near infrared 1 (NIR) spectroscopy merupakan metode pengukuran nondestruktif yang memanfaatkan energi gelombang inframerah dekat untuk mengukur sifat-sifat fisik dan kimia suatu produk. Parameter CI buah belimbing yang akan diamati pada penelitian ini adalah perubahan ion leakage dan perubahan pH. Identifikasi CI pada umumnya dilakukan secara visual setelah buah diletakkan beberapa jam pada suhu ruang. Buah belimbing yang rusak cenderung terjadi penurunan kekerasan, kandungan total padatan terlarut (TPT) dan pH. CI pada buah belimbing akan diamati selama penyimpanan pada suhu 5oC. 1.2. Tujuan 1. 2. 3. Menentukan perubahan parameter mutu buah belimbing (susut bobot, kekerasan, TPT, pH, dan kadar air) selama penyimpanan. Mengembangkan model kalibrasi NIR untuk memprediksi pH buah belimbing selama penyimpanan pada suhu 5 oC. Memprediksi gejala CI buah belimbing berdasarkan perubahan slope ion leakage selama penyimpanan menggunakan reflektan NIR. 2