BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen sumber daya manusia a. Pengertian manajemen sumber daya manusia Menurut Mondy (2008:4), Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Menurut Samsudin (2009:22), Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegitan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota orgnisasi atau perusahaan bisnis. Menurut Hasibuan (2008:10), Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Menurut Simamora (2006:4), Manajemen sumber daya manusia (human resources management) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. 7 8 Sedangkan menurut Pangabean (2004:15) mengemukakan bahwa Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia. Merujuk pada pendapat para pakar diatas maka dapat disimpulkan bahwa peranan sumber daya manusia di dalam perkembangan teknologi industri tampak berperan sekali. Walaupun teknologi secanggih apapun tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia.(Sirait,2006:3). b. Fungsi manajemen sumber daya manusia Menurut Hasibuan, (2008:21) fungsi manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut : 1). Perencanaan Adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. pengorganisasian, pengembangan, Program pengarahan, kepegawaian pengendalian, kompensasi, meliputi pengadaan, pengintegrasian, pemeliharaan,kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 9 2). Pengorganisasian Adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. 3). Pengarahan Adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 4). Pengendalian Adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tidakan perbaikan, dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 5). Pengadaan Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan 10 kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 6). Pengembangan Adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 7). Kompensasi Adalah pemberian balas jasa langsung (direct) atau tidak langsung (indirect), uang atu barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil artinya sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi. 8). Pengintegrasian Adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba , karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang beretolak belakang. 11 9). Pemeliharaan Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik , mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 10).Kedisiplinan Merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 11).Pemberhentian Adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. 2. Stres kerja a. Pengertian stres Menurut Ivancevich, Konopaske, & Matteson (2005:295) stres adalah suatu respons adaptif, dimoderasi oleh perbedaan indvidu, yang 12 merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang memberikan tuntutan khusus kepada seseorang. Menurut pendapat Siagian, (2005:300), stres dapat didefinisikan sebagai kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan fikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi gejala yang negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerjanya. Berbagai gejala tersebut pada umumnya menampakkan diri pada berbagai perilaku yang tidak normal, seperti gugup, tegang, selalu cemas, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi. Pengaruh gejalagejala tersebut dapat terlihat pada kondisi mental tertentu seperti minum minuman keras atau merokok secara berlebihan , sukar tidur, sikap tidak bersahabat, putus asa, mudah marah, sukar mengendalikan emosi dan bersifat agresif. Menurut pendapat Hasibuan, (2008:204), Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stress menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat rileks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. Stress karyawan perlu sedini mungkin diatasi oleh pimpinan agar hal-hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi. 13 b. Tanda-tanda stres pada karyawan Salah satu indikator tanda-tanda stress pada karyawan adalah perubahan perilaku (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2005:299). Beberapa dari banyak perubahan yang umum terjadi meliputi : 1). Seorang pekerja yang biasanya tepat waktu mengembangkan pola keterlambatan (atau seorang pekerja yang biasanya dapat diandalkan mengembangkan pola absen). 2). Seorang pekerja yang normalnya pengembira menjadi menarik diri (atau, yang jarng terjadi, seorang penyediri yang menjadi bergaul). 3). Seorang karyawan yang biasanya bekerja rapi dan teliti, melakukan pekerjaan yang kotor, tidak lengkap, atau jorok. 4). Seorang pengambil keputusan yang baik tiba-tiba mengambil keputusan yang buruk (atau tampak tidak mampu mengambil keputusan). 5). Seorang karyawan yang mudah bergaul dan akur dengan orang lain menjadi cepat tersinggung dan tidak sopan. 6). Seorang karyawan yang biasanya berpenampilan rapi mengabaikan penampilannya. c. Sumber-sumber stress kerja Menurut Siagian (2005:302), sumber-sumber stres dapat digolongkan menjadi : 1). Sumber stres yang berasal dari pekerjaan. 14 Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stress yang berasal dari pekerjaan beraneka ragam, seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, iklim kerja yang menimbulkan rasa tidak aman, kurangnya informasi dari umpan balik tentang prestasi kerja seseorang, ketidakseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan kegiatan organisasi, prustasi yang ditimbulkan oleh intervensi pihak lain di dalam maupun di luar kelompok kerjanya, perbedaan system nilai yang dianut oleh karyawan dan yang dianut oleh organisasi dan perubahan yang terjadi yang pada umumnya memang menimbulkan ketidakpastian. 2). Sumber stres yang berasal dari situasi lingkungan diluar pekerjaan. Berbagai masalah yang dihadapi oleh seseorang, seperti masalah keuangan, perilku negatif anak-anak, kehidupan keluarga yang tidak atau kurang harmonis, pindah tempat tinggal, ada anggota keluarga yang meninggal, kecelakaan, dan penyakit gawat adalah beberapa contoh dari sumber stress tersebut. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja Menurut Hasibuan (2008:204), faktor-faktor penyebab stres karyawan, antara lain sebagai berikut : 1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan 2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar 15 3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai 4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja 5. Balas jasa yang terlalu rendah 6. Masalah-masalah keluarga, seperti anak, istri, mertua, dan lainlain. e. Usaha-usaha untuk mengatasi stres pada karyawan Menurut Hasibuan (2008:204), usaha-usaha untuk mengatasi stres pada karyawan yaitu dengan konseling. Beliau berpendapat bahwa konseling adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok membantu karyawan tersebut agar dapat mengatasi masalah secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk membuat orang-orang menjadi lebih efektif dalam memecahkan masalah-masalah mereka. Menurut Hasibuan (2008:204), fungsi konseling adalah : 1). Memberikan nasihat, yaitu dengan mengarahkan mereka dalam pelaksanaan serangkaian kegiatan yang diinginkan. 2). Penentraman hati, yaitu dengan meyakinkan karyawan bahwa di mampu untuk mengerjakan tugs-tugasnya asalkan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. 3). Komunikasi, yaitu melakukan komunikasi dua arah, formal dan informal, vertical maupun horizontal dan umpan balik harus 16 ditanggapi manajer secara positif serta diberikan penjelasan seperlunya. 4). Pengunduran ketegangan emosional, yaitu memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk mengemukakan problem yang dihadapi secara gambling dan jangan diinterupsi sampai dia selesai mengemukakannya. Baru kemudian kita berikan pengarhan yang bersifat rohani dan psikologis. 5). Penjernihan pemikiran, yaitu pembahasan problem secara serius dengan orang lain, membantu seseorang untuk berfikir realistis dan objektif mengatasi masalahnya. Menurut Hasibuan (2008:205), tipe-tipe konseling adalah : 1). Directive counseling, adalah proses mendengarkan masalahmasalah emosional karyawan, memutuskan apa yang seharusnya dilakukan, memberitahukan, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakannya. 2). Nondirective counseling (client-centered), adalah proses mendengarkan dengan penuh perhatian dan mendorongnya untuk menjelaskan problem yang menyusahkan mereka, memahaminya, dan menentukan penyelesian yang tepat. Jadi Nondirective counseling terpusat pada karyawan (counselee), bukan pada pembimbing (counselor). 3). Cooperative counseling, adalah hubungan timbal balik ntra pembimbing dengan karyawan dan mengembangkan pertukaran 17 gagasan secara koopertif untuk membantu pemecahan problem karyawan. 3. Beban kerja a. Pengertian beban kerja Menurut Menpan (Dhania, 2010:16), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Sutarto dalam bukunya Dasar dasar Organisasi mengungkapkan bahwa, Beban aktivitas satuan organisasi atau beban kerja masingmasing pejabat atau pegawai hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya sehingga nampak terlalu banyak menganggur. (Sutarto 2006;122). Sedangkan menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja dalam penelitian Soleman (Jurnal Arika, 2011:85) adalah sebagai berikut : 18 1). Faktor eksternal Faktor eksternal adalah beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti: a). Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya. b). Organisasi Kerja. Meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya. c). Lingkungan Kerja. Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. 2). Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stresor, meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan sebagainya), dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya). 19 4. Kinerja a. Pengertian kinerja Menurut Wirawan (2009:5), kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Mangkunegara (2009:67), berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Suwatno&Priansa (2011:196), kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakanya. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Handoko dalam bukunya menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Menurutnya karyawan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada: 1). Motivasi kerja Motivasi Kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat atau lemahnya motivasi kerja seseorang karyawan ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. 20 2). Kepuasan kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang mana para karyawan memandang pkerjaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan meraka. 3). Tingkat stres Tingkat stres karyawan menunjukkan bahwa karyawan mengalami tingkat tekanan atau suatu keadaan menyebabkan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaan. 4). Sistem kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Program kompensasi sangat penting bagi perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya. Selain itu kompensasi sebagai upaya memberikan keadilan kepada karyawan. c. Langkah-langkah peningkatan kinerja karyawan Menurut Mangkunegara (2009:22) terdapat 7 langkah yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja, yaitu: 1). Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : 21 a). Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan secara terus menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis. b). Mengidentifikasi masalah melalui karyawan. c). Memperhatikan masalah yang ada. 2) Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki keadaan tersebut diperlukan beberapa informasi, antara lain: a). Mengidentifikasi masalah secepat mungkin b).Menentukan tingkat keseriusan masalah dengan mempertimbangkan: harga yang harus dibayar bila ada kegiatan dan harga yang harus dibayar bila ada campur tangan dan penghematan yang diperoleh apabila ada penutupan kekurangan kinerja 3). Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan system mauoun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri. 4). Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan tersebut. 5). Melakukan rencana tindakan tersebut. 6). Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudh teratasi atau belum 7). Mulai proses kembali dari awal jika memang diperlukan 22 5. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini telah dilakukan sebelumnya, diantaranya oleh : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Satria,Sidin,&Nour(2013), dengan judul penelitian “Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan patient safety di rumah sakit Universitas Hasanudin tahun 2013”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak adanya hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan patient safety 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dhania(2011) dengan judul penelitian “Pengaruh stress kerja, beban kerja terhdap kepuasan kerja (Study pada Medical representative di kota Kudus) 2011”. Dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa stres kerja tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja, beban kerja tidak selalu menjadi sumber penyebab stres yang di rasakan medical representative. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti(2005) dengan judul “Pengaruh Beban Kerja Motivasi dan kemampuan terhadap pegawai Administrasi di bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa beban kerja, motivasi dan kemampuan berhubungan positif dengan kinerja pegawai dengan perhitungan koefisien regresi lebih besar, dengan demikian secara simultan variabel beban kerja, motivasi, dan kemampuan berhubungan 23 positif dengan kinerja pegawai pegawai. 4. Penelitian yang dilakukan Noviansyah&Zunaidah(2011) dengan judul Pengaruh Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, dengan hasil penelitian bahwa stres kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Stres kerja dan motivasi kerja secara silmultan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. 5. Penelitian yang dilakukan Pradipta&Sanny(2012), dengan judul “Analisis pengaruh stress kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Panca Menara Mitra”, Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa Stres Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 78,3% dan Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 16,7%. Stres Kerja dan Motivasi juga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 81,8%. B. Rerangka Pemikiran Stres kerja dan beban kerja merupakan variable yang penting dalam mengelola sumber daya manusia karena dari beberapa penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa stress dan beban kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, sehingga apabila hal ini tidak dikelola dengan baik maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. 24 GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN C. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Ada hubungan antara stress kerja dengan beban kerja H2 : Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan H3 : Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. .