7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang, komunikasi massa juga menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi, produk tersebut disebarkan dan di distribusikan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya, harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan melalui suatu lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh banyak masyarakat industri. Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar dan luas. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi lainnya, seperti, komunikasi intrapribadi (proses pengolahan informasi seseorang,mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap panca indera), komunikasi antarpribadi (memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi, dan karakteristik komunikator), komunikasi kelompok (membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi, pola dan bentuk interaksi, serta penbuatan keputusan), komunikasi organisasi (menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, 7 8 serta kebudayaan organisasi). Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat hubungan antara media dan khalayak, aspekaspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu. 6 Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan, terdapat keterkaitan dan kesamaan antar definisi yang disebutkan, Rakhmat, merangkum definisi komunikasi massa menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189). 7 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa. Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi. Melalui definisi-definisi tersebut dapat kita ketahui komponen-komponen yang terdapat dalam karakteristik komunikasi massa, hingga proses berlangsungnya komunikasi massa tersebut. Berikut ini adalah karakteristik dalam komunikasi massa 8 1) Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga : Komunikator terkait dalam suatu lembaga, yang menyerupai sebuah sistem, dalam hal ini sistem diartikan sebagai “sekelompok orang, pedoman, dan media 6 Sasa Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2007. Hal 1.28. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, op.cit, 6. 8 Nurudin, op.cit, 19. 7 9 yang melakukan sebuah kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol dan juga lambang, guna mencapai satu kesepakatan dalam mengolah pesan hingga menjadi suatu informasi. Hal terpenting dalam sebuah sistem yaitu adanya interpendensi, yang artinya dalam setiap komponen-komponen itu saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain. 9 2) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen : Herbert Blumer, memberikan ciri tentang karakteristik komunikan, diantaranya, Audience mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berisi individu yang tidak mengenal atau tidak berinteraksi satu sama lain, dan antar individu tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal, dengan kata lain audience mempunyai kebebasan dalam memilih dan menerima suatu informasi. 10 3) Pesannya Bersifat Umum : Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau sekelompok orang tertentu, dikemukakannya tidak boleh bersifat khusus, kata khusus disini berarti, pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 11 4) Komunikasinya Berlangsung Satu Arah : Komunikasi yang berjalan satu arah (one way traffic communication) memberi konsekuensi umpan balik (feed back) tertunda, atau tidak langsung (delayed feedback). 12 9 Ibid. 20-21. Ibid. 22-23. 11 Ibid. 24-25. 12 Ibid. 27. 10 10 5) Komunikasi Massa Menimbulakan Keserempakan : Serempak berarti, khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Dalam hal ini keserempakan tentu juga bersifat relatif. 13 6) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis : Peralatan teknis yang berupa pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). 14 7) Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper : Gatekeeper sering disebut penjaga gawang / palang pintu/ penepis informasi, berfungsi menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya, hingga terkemas menjadi suatu informasi yang akan dipublikasikan. Gatekeeper yang dimaksud antara lain, Reporter, editor film /surat kabar/ buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga-lambaga yang berpengaruh dalam pengemasan pesan dari media massa. 15 2.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi Massa Harold D. Lasswell memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Say, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect?”. a) Unsur Who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang 13 Ibid. 29. Ibid. 30. 15 Ibid. 31-32. 14 11 bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga. b) Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut: 1. Publicly : Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik. 2. Rapid : Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. 3. Transient : Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi 12 massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadangkadang bersifat sensasional. c) Unsur in which channel (saluran atau media).Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebar-luaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya. d) Unsur To whom (penerima ; khalayak ; audience). Penerima pesanpesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audience (komunikan). Menurut Charles Wright, mass audien memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: 1. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi; 2. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya; 3. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya. 13 e) Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.16 2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa. Para pakar komunikasi mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, karena dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan, pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi penting, dilihat dari konsekuensi komunikasi melalui media massa, Dominick (2001), menyebutkan fungsi komunikasi massa yang terdiri dari : 17 1. Surveillance (Pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dalam bentuk utrama : (a). Warning or beware surveilence (pengawasan peringatan) : (b). \Instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan ancaman, kondisi yang memperihatinkan, tayangan inflasi (serangan militer). Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu. 16 17 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Grasindo. 2000. hal 10 -13. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, op.cit.,14 14 Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau membantu khalayak dalam kehidupan sehari- hari. Contoh : mengenai produkproduk baru, saham bursa efek, life style dan sebagainya. 18 2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga penafsiran. Fungsi penafsiran dalam media massa berbentuk komentar dan opini yang di tujukan kepada halayak. Tujuan penafsiran media ingin mengajak halayak untuk memperluas wawasan . 19 3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam (heterogen), sehingga dapat membentuk linkage atau (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media. 20 4. Transmition of values (penyabaran nilai-nilai). Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini jg disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan kelompok. Media massa mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media masa memperlihatkan pada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang 18 Ibid.15. Ibid. 20 Ibid.16. 19 15 diharapkan mereka. Dengan kata lain media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. 21 5. Entertainment (hiburan). Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan hampir tiga per empat siaran televisi merupakan tayangan hiburan. Melalui berbagai macam program yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi menghibur dalam media massa bertujuan untuk mengurangi ketegangan fikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau menyaksikan tayangan hiburan di televisi dapat merelaksasi fikiran khalayak yang menyaksikan. 22 2.2. Televisi Sebagai Media Massa Media dapat menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berfikir mengenai suatu realitas. Tidaklah mengherankan jika media lalu menjadi ajang untuk pertarungan berbagai kepentingan, dan media juga merupakan pesan yang di dalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan memaksa pendapat sehingga terjadi perubahan di dalam lingkungan masyarakat. Media massa memiliki dua jenis alat untuk menyampaikan pesan yaitu media cetak dan elektronik. Media cetak seperti : surat kabar, majalah sedang 21 22 Ibid. Ibid.17. 16 untuk elektronik seperti : radio, televisi dan film. Kedua media ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, namun media massa yang mempunyai peranan yang paling mendasar dan penting yaitu televisi. Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pad atahun 1884 kemudian ia menemukan alat yang disebut “jantra nipkow” yang akhirnya melahirkan electrische teleskop, dan nipkow diberi gelar sebagai “Bapak Televisi” pertama di dunia. Dari sudut teknologi kehadiran televisi dapat diacungkan jempol. Melalui layar televisi penduduk desa terpencil di Indonesia bisa menyaksikan telinga holifield sobek digigit Tyson persis pada saat pertandingan itu terjadi. Hal yang sama ketika seluruh penduduk dunia menyaksikan dahsyatnya gempuran senjata AS, dimana saat peluru-peluru kendali itu menghantam bumi Irak. Jadi untuk menyaksikan suatu peristiwa, tidak perlu berada di lokasi kejadian. Karena televisi memliki jangkauan siaran yang luas, dapat dilihat dan didengar, dan pemirsa televisi dapat secara langsung melihat suatu kejadian dengan mengesampingkan jarak dan waktu. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi 17 yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. 23 2.2.1. Televisi terdiri dari Faktor Audio dan Video Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”nya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip frekuensi. Sedang segi “penglihatannya” diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar dan bentuk gambar tersebut menjadi hidup atau bergerak (moving picture), maupun gambar diam (still picture) para pemirsa tidak akan menangkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentrasmisikannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya. Jadi televisi merupakan paduan antara audio dan video. Terjadinya proses transmisi oleh pemancar televisi ke pesawatpesawat televisi dalam jarak jauh mengandung faktor-faktor yang sifatnya audio dan visual itu, disebabkan proses elektronik. Karena televisi merupakan media massa elektronik, maka segala sesuatu yang disampaikan kepada pemirsa serba sekilas, dalam arti kata bahwa apa yang muncul pada pesawat televisi tak dapat dikaji ulang. 24 23 24 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.Rineka Cipta. 1996,Hal 6 Ibid. 18 2.2.2 Fungsi Televisi. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur kini lebih mendominasi di media talevisi, sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi untuk memperoleh hiburan,yang dilanjutkan untuk mamperoleh informasi. Menurut Skomis, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Televisi sebagai media massa yang juga bersifat informasi, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas. 25 Sama halnya seperti media massa lain, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi pragmatis yaitu : (1) Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas, (2) Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim, (3) Memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa. Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and 25 Iswandi Syahpurtra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media. 2006 hal 70 19 messages) yang sangat besar dalam sejarah dan ini telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat. Televisi merupakan sistem bercerita (storytelling) yang tersentralisasi. Ini dapat saja berbentuk sinetron, iklan komersial, berita dan program lainnya yang disiarkan dari ruang produksi, terkendali dan disebarluaskan melalui transmitter ke setiap rumah yang memiliki televisi. Berikut fungsi televisi sebagai media massa : 1. Fungsi penerangan (the information function). 2. Fungsi pendidikan (the educational function). 3. Fungsi hiburan (the entertainment function). 26 2.3. Program Siaran. Program berasal dari bahasa Inggris (Programme), sementara dalam penulisan gaya Amerika (Program), istilah ini dalam bahasa Indonesia berarti Acara atau Rencana. Program merupakan segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program dapat dianalogikan seperti barang atau produk (Goods) dan/atau pelayanan (Service). Bagian yang yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara dalam stasiun penyiaran adalah departemen program (Programmer). 27 Departemen Program (Programmer), bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhakan kepada audien. Menurut Pringle-Staar-McCavitt (1991) 26 27 A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merendah Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta. 1997 hal 30-32 Morissan, op.cit., 97. 20 dalam bukunya Electonic Media Management, fungsi utama bagian program dapat dirumuskan sebagai berikut. I. The production or acquisition of content that will appeal to targeted audiences (memproduksi atau akuisisi / memperoleh atau membeli program yang dapat menarik audien yang dituju). II. The scheduling of program to attract the desired audience (menyusun jadwal program untuk menarik khalayak atau audien yang diinginkan). III. The production of public service and promotional announcements and local commercials (memproduksi layanan publik dan promosi serta produksi iklan local) IV. The production or acquisition of other programs to satisfy the public interest (produksi dan memperoleh atau mendapat program-program lainnya untuk memuaskan ketertarikan audien). V. The generation of a profit for the station’s owners (menciptakan keuntungan bagi pemilik media penyiaran). Bagian program (Programmer) yang bagus biasanya terdiri dari orangorang yang mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai audien. Di Negara-negara berkembang ternyata tidak mudah mencari staf program yang bagus. Direktur atau manajer program tergolong posisi yang paling sulit karena susah menemukan orang yang berpengalaman. Bagi media penyiaran lokal, kepala bagian proram sebaiknya adalah seseorang yang memahami budaya lokal setempat dan citarasa pemirsa setempat. 28 28 Ibid. 98. 21 2.3.1. Format Program Televisi. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya relative banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien dan tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan Undang-undang Penyiaran dan/atau P3SPS (Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang berada di bawah wewenang KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), selaku badan hukum penyiaran di Indonesia. Untuk menentukan acara apa yang akan ditayangkan, sebelumnya harus mengenal bentuk atau jenis serta pengertian dari format acara televisi. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativtas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. 29 Ada tiga bagian dari Format Acara Televisi, yaitu Drama, Non Drama, dan Berita. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan Berita (News). Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imjinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu 29 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi,dengan Single dan Multi Camera, PT.Grasindo Anggota Ikapi, Jakarta, 2004, hal 63. 22 runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh : Drama percintaan (love story), Tragedi, Horor, Aksi (action), Komedi (comedy), Legenda dan sebagainya. NonFiksi (NonDrama) merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa menjadi dunia khayalan. Format program acara NonDrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan gaya, aksi, dan musik. Contoh, music show, talk show, magazine show, game show, quiz, concert, repackaging video dan variety show. Program Berita (News) adalah sebuah format acara berita televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari, format ini memerlukan nilai faktual dan aktual. Program berita terbagi menjadi dua format. yaitu, (a) Berita keras (hard news), merangkum segala informasi penting dan menarik yang didukung oleh fakta dan data yang terpercaya dan bersifat segera untuk disiarkan. Contoh : Seputar Indonesia (RCTI), Liputan6 (SCTV), HeadLine News (Metro TV). 23 (b) Berita ringan (soft news) segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Contoh : Features, Sport, Kuliner., dan sebagainya. 30 2.3.2. Program Music Show. Program musik dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kulitas suara namun juga berdasarkan bagaimana pengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. 31 Adapun format lain dalam pengemasan program musik, dengan bentuk life show. Stage (panggung), baik indoor dalam studio, maupun outdoor di suatu lapangan. Format musik juga dapat di padu oleh format feature dan magazine, bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi produksi berupa musik. Format feature atau magazine untuk program musik biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu. Wawancara tentang proses terciptanya lagu atau riwayat hidup baik sang pencipta maupun penyanyi lagu memberikan daya tarik tersendiri. 32 30 Ibid. 65-66. Morissan, op.cit.,106. 32 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2005, Hal 60. 31 24 Dalam bidang non drama, ada tujuh subkategori yang bisa dijadikan rumus baku yang berlaku di dunia broadcast, yaitu talk show, magazine show, game show, quiz, concert, repackaging video, dan variety show. Setiap subkategori ingin mempunyai sifat yang fleksibel. Acara konser musik dapat di padukan dengan selipan quiz dan music chart. Acara talk show yang penuh dengan adu argumentsi antar pengisi acara. Bisa di adukan dengan permainan game show adu balap lari di tengah perdebatan. Semuanya sah-sah saja, asalkan sang sutradara mampu mengarahkan jalan cerita yang tidak menyipang dari perencanaan semula. Asalkan juga, penonton dapat mengerti apa yang di maksud oleh acara tersebut. Yang lebih menarik, jika anda terpojok saat berpikir kreatif dalam satu bidang, jangan anda bingung. Cobalah anda lakukan saling silang dengan bidang lain. Misalnya, cerita drama keluarga dipadukan dengan konser musik, hasilnya menjadi opera musik. 33 Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music show would do well to be cautious. They shold select an artist with wide demographic appeal. Supplay as much visual support as possible , and not let a sequence go too long. ( Programer ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama ). 34 33 34 Naratama, op.cit., 67-68 Morissan, op.cit., 107. 25 Dengan demikian menrut Vane-Gross, program yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien yaitu: 1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak diganrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), dan kalangan orang tua. 2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Mengambil gambar artis yang sedang menyanyi tidak sama dengan mewawancarai si artis. Dalam shooting musik maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis. Artis (talent atau performer) adalah orang yang muncul didepan kamera atas nama dia sendiri, biasanya muncul dalam situasi yang tidak bersifat kahyalan dan sering langsung berbicara dengan khalayak penonton, seperti misalnya penyiar, penyaji berita, dan pembawa acara variety show. Keberadaan seorang perfomer atau talent bertugas unntuk mengkomunikasikan suatu pesan, gagasan, dan membangkitkan emosi khalayak penonton. Seorang performer atau host sering hanya menggunakan sebagian naskah saja dan selebihnya improvisasi, meskipun demikian seorang performer dituntut menyesuaikan dengan waktu dan 26 cepat tanngap dengan kode yang diberikan pengarah acara (program director) melalui pengarah lapangan (floor director). 35 2.4. Program Director. Para pakar pertelevisian di negara-negara barat umumnya menggunakan istilah Director (sutradara) atau Television Director (sutradara televisi) atau Program Director (pengarah acara) dalam menjelaskan definisi kerja seorang sutradara televisi. Director (sutradara) adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap kualitas gambar (film) yang tampak dilayar dimana didalamnya ia bertugas mengontrol teknik sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas dan kontinuitas cerita yang disertai elemen-elemen dramatik pada produksinya. Director mempunyai profesi menyelenggarakan produksi mulai dari menganalisis naskah, mengkreasikan rekayasa artistik, memindahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa visual, memimpin kerabat kerja televisi, di berbagai bidang atau profesi seperti piñata kamera, piñata lampu, dan lainnya. Seorang sutradara (director) tidak sekedar memproduksi program acara yang sudah disiapkan oleh orang lain, tetapi harus membuat karya yang bersifat analitis, artistik, akademis, dan organisatoris. 36 Television Director (sutradara televisi) adalah seseorang yang menyutradai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari PraProduksi hingga PaskaProduksi,baik untuk program drama maupun non drama dengan lokasi distudio (indoor) atau alam (outdoor), dan menggunakan sistem 35 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta, 1994, hal 231 36 Naratama,op.cit., 9. 27 produksi single camera dan/atau multi camera. Peranan seorang Television Director (sutradara televisi) tidak lepas dari aspek-aspek format acara televisi, yaitu Drama, Nondrama dan Sport-News. Dengan kata lain sutradara televisi adalah sutradara yang “all in” alias harus dapat menguasai berbagai persoalan, baik teknis maupun non teknis dalam suatu produksi program. 37 Program director (pengarah acara) adalah seseorang yang mempunyai profesi untuk bertanggung jawab terhadap kreativitas dan kualitas gambar yang tampak dilayar dimana dalam tugasnya mengontrol teknik sinematik, mempelajari dan meliput jalannya acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televise seperti penata kamera, penata lampu, penata audio, dan lain-lain, hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati. 38 Kedudukan seorang pengarah acara (program director) terkait langsung dengan penampilan (show), maka harus mampu mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis serta mampu melaksanakan program berdasarkan rundown dalam pelaksanaan produksi siaran, program director bekerja di control room. Program director juga dibantu oleh pengarah lapangan (floor director) untuk mengarahkan talent dan crew di studio. 39 Pengarah acara (program director) bekerja dalam kompleksitas produksi dan tekanan-tekanan lingkungan, dia merupakan satu kesatuan (unit) kekuatan selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan paska produksi. Program director melakukan koordinasi dengan semua elemen, fasilitas dan orang-orang selama latihan dan produksi, bertugas memandu dan memberikan intruksi penting dan 37 Ibid. 14-15. Ibid. 10. 39 Fred Wibowo, op.cit., 38 38 28 rinci kepada crew baik di studio atau di lokasi, termasuk tim produksi, kerabat teknik dan artis dan/atau pengisi acara. Pengarah acara selalu meminta petunjuk produser khususnya untuk program atau petunjukan yang spesial. Pengarah acara bekerjasama dengan unit-unit yang terkait dalam sebuah tim produksi untuk menentukan elemen-elemen produksi, termasuk keperluan peralatan dan teknik, kebutuhan tata pencahayaan, sejumlah kebutuhan untuk oprasionalisasi kamera, musik , penempatan (blocking) pemain/artis. 40 Seorang pengarah acara harus memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki pengetahuan luas termasuk pengetahuan teknis, memiliki jiwa seni dan cepat mengambil keputusan. Karena begitu banyak orang yang berada dibawah koordinasi seorang pengarah acara (program director) maka diperlukan sejumlah persyaratan yang sangat fundamental untuk menjadi seorang pengarah acara (program director), diantaranya. 41 : 1. Memiliki pengetahuan dasar tentang kamera video. 2. Memiliki pengetahuan dasar penggunaan switcher. 3. Memiliki pengetahuan tentang screen direction. 4. Memiliki pengetahuan dasar tentang audio broadcast. 5. Memiliki pengetahuan dasar tentang lighting. 2.4.1. Peran Program Director. Dalam setiap proses komunikasi terdapat berbagai unsur yang menjadikan kesuksesan terselenggaranya kegiatan tersebut. Untuk itu 40 Tommy Suprapto, Berkarier Di Bidang Broadcasting, Media Pressindo, Yogyakarta, 2006, hal 64-65 41 Morissan, op.cit., 273. 29 diperlukan support atau peran dari semua unsur yang menjadi bagian dari sistem tersebut. Menurut Maslow dalam buku Naisaban yang berjudul Para Psikolog Terkemuka Dunia, peran bisa diartikan sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri”. 42 Peranan program director meliputi tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, tugas dan tanggung jawab seorang sutradara dikategorikan menjadi tiga hal penting yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang program director, yaitu, “Director as Artist” (sutradara sebagai seniman"), “Director as Technical Adviser” (sutradara sebagai penasihat teknik), and “Director as Coordinator”(sutradara sebagai kooordinator). Pada saat produksi suatu program, seorang program director bekerja sejak tahapan pra produksi, produksi, hingga paska produksi. Pada tahap Pra Produksi, mendiskusikan hasil pendekatan (teknik dan artistik), merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera, memimpin pertemuan produksi dan latihan (general rehearsals). Produksi memimpin rangkaian produksi yang dibantu oleh asisten sutradara dan\atau pengarah lapangan (floor director). Paska Produksi melakukan evaluasi program yang telah di produksi bersama crew lainnya. 43 42 43 Naisaban Ladislaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia, Grasindo, Jakarta. 2004 hal 279. Tommy Suprapto, op.cit., 64-65. 30 2.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab Program Director. Kalau ditelaah lebih mendalam, sebenarnya tugas dan tanggung jawab seorang program director tetap berlaku sama di seleluruh dunia. Masalah ini dikupas tuntas oleh Alan Wurtzel dan Steven R. Acker mengemukakan tiga faktor Director’s Roles yang memegang kunci tugas dan tanggung jawab seorang sutradara (program director), yaitu, “Director as Artist” (sutradara sebagai seniman"), “Director as Technical Adviser” (sutradara sebagai penasihat teknik), and “Director as Coordinator”(sutradara sebagai kooordinator). Wurtzel dan Acker dalam buku yang sangat populer ”Television Production” ternitan McGraw-Hill, lebih menekankan fungsi sutradara ke dalam dua tingkat fungsi, yaitu, “fungsi Estetika dan fungsi mentransformasikan sejumlah ide dan konsep ke dalam bentuk suara dan warna”. 44 Dari kajian diatas, Naratama dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera”, mengembagkan kajian tugas dan tanggung jawab seorang sutradara. Berikut kajiannya : A. Sutradara sebagai Seniman. Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan visual. Sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan. Mempunyai pemahaman dasar atas estetika dasar 44 Naratama, op.cit., 25. 31 terhadap seni rupa, dan kecintaan terhadap suatu budaya akan menyentuh setiap sendi-sendi imajinasi seni visual baik dalam bentuk dramatik maupun non dramatik. Sebagai seorang seniman anda harus bermain dengan perasaan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran untuk mempertajam daya nalar dan sensor keindahan, biarkan semua inspirasi dan khayalan menerawang kreativitas, semakin merdeka inspirasi maka makin merdeka pul;a karya-karya visual anda. 45 B. Sutradara sebagai Penasihat Teknik. Persoalan masalah teknik memang kerap kali ditemui saat produksi, karena begitu banyak peralatan teknik yang digunakan, misalnya, masalah kontrol CCU (camera control unit), control white balance yang kurang baik, noise dari sound mixer untuk studio, jenis-jenis lighting, lighting effects, VTR recording tracking, dan masih banyak lainnya. Memang seluruh masalah teknis ditangani oleh Technical Director (TD), seseorang penanggung jawab teknis yang sudah sangat berpengalaman, TD akan dibantu sejumlah asisten dalam bidang engineering yang terbagi dalam berbagai bidang yang sesuai dengan keahliannya masing-masing, namun keputusan TD juga harus memperhitungkan opini sutradara. 45 Ibid. 32-35. 32 Pada kesimpulannya adalah bahwa seorang sutradara harus siap menjalankan tugas sebagai penasihat teknik produksi, baik untuk produksi single dan multi camera, kemampuan teknik ini harus didukung dengan pengetahuan dan wawasan broadcast yang memadai, mulai dari unsur video, audio, lighting, dan peralatan teknik lainnya yang mendukung kegiatan produksi, Program Director adalah partner terbaik bagi Technical Director, untuk menciptakan karya yang sesuai dengan pangsa penontonnya. 46 C. Sutradara Sebagai Pemimpin. Jiwa kepemimpinan adalah modal utama seorang sutradara, leadership tidak berarti bersifat arogan ataupun bersikap diktator, dalam memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang kru, kadang kala anda harus rendah hati dan menghargai segala bentuk ide, usul, dan kritikan rekan kerja anda. Dalam pekerjaan produksi televisi tidak ada hierarki dan birokrasi yang berlebihan, maka janganlah menjadi sutradara yang otoriter, berikan kesempatan bgi anggota tim produksi lainnya untuk berkreativitas lepas sesuai dengan bidang mereka masing-masing, terimalah ide, usul, dan kritikan, bila anda menerima, terimalah dengan hati terbuka, jika menolak, tolaklah secara baik dan logis, tidak perlu menjadi keras, namun bersikaplah tegas. 47 46 47 Ibid. 41-43. Ibid. 26-30. 33 2.4.3. Koordinasi Program Director dengan Crew Produksi. Suatu program televisi dapat mengudara karena didukung oleh banyak orang yang bekerja dibalik layar. Penonton televisi mungkin hanya melihat seorang pembawa acara (presenter) tampil dilayar kaca, selama suatu program mengudara, namun mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa begitu banyak orang yang berada di belakang layar yang mendukungnyahingga program tampil dengan baik. Keberhasilan suatu acara televisi sangat tergantung kepada banyak pihak, tidak ada istilah “one man show” pada televisi. Maka dalam produksi, khususnya karya artistik perlu adanya dukungan tenaga-tenaga profesi seperti : a. Executive Producer seseorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program yang akan di produksi,dan bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program acara siaran. Menentukan format program siaran, menyusun rincian biaya produksi, dan melakukan evaluasi program yang di produksi. 48 b. Producer merupakan seseorang yang mewakili Executive Producer untuk melaksanakan pogram yang akan diproduksi, memasuki tahap Pra produksi, seorang produser harus memiliki kemampuan berpikir dan menuangkan ide ke dalam satu bentuk proposal dan/atau treatment program, tulisan dan/atau susunan (rundown) acara yang akan di produksi. Melakukan evaluasi terhadap acara yang akan diproduksi. 48 Tommy Suprapto, op.cit., 60. 34 Bersama dengan pengarah acara (program director) memilih dan menentukan pengisi acara (talent), memperhitungkan durasi acara agar tidak mengalami over time. 49 c. Program Director bertugas mengubah konsep atau ide didalam naskah, menjadi suatu program audio visual yang akan ditayangkan. Yang terbagi dalam tahapan tugas : Pra Produksi, mendiskusikan hasil pendekatan (teknik dan artistik), merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera, memimpin pertemuan produksi dan latihan (general rehearsals). Produksi memimpin rangkaian produksi yang dibantu oleh asisten sutradara dan\atau pengarah lapangan (floor director). Paska Produksi melakukan evaluasi program yang telah di produksi bersama crew lainnya. 50 d. Penulis Naskah adalah seseorang yang membuat naskah suatu acara yang di dalamnya terdapat pengembangan konsep dan/atau kemungkingkan merubah suatu script atau rundown seusai melakukan konfirmasi kepada producer dan program director. Dalam suatu script terdapat suatu treatment program sehingga mempermudah perencanaan produksi, menjadi penyusunan jadwal kegiatan (rundown program), medium berpikir kreatif, dan menjadi sarana komunikasi seluruh kerabat kerja produksi. 51 e. Pengarah Lapangan (floor director) adalah wakil pengarah acara (program director) yang bertugas di dalam studio, 49 Ibid. 61. Ibid. 62-65. 51 Company Profile RCTI. 50 floor director 35 bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan dari program director yang berada dalam control room, untuk disampaikan kepada kerabat kerja (crew) dan para artis pendukung dalam bentuk tanda-tanda (command), membantu program director untuk mengatur blocking talent. Mengatur jalannya suatu program acara di panggung (stage), bekerjasama dengan Program Director, Stage Crew, Audioman, dan Lightingman. 52 f. Divisi Art dalam pra produksi melakukan konfirmasi kepada produser, pengarah acara dan penata cahaya, tentang keseluruhan tata dekorasi, property, dan mengembangkan pendekatan design and setting, dengan melakukan perubahan jika diperlukan pada saat latihan (general rehearsals) di studio. Pada saat produksi, team divisi art mendapat command dari program director melalui floor director, mengenai properti apa saja yang dibutuhkan talent dalam set panggung (stage) ketika produksi. 53 g. Penata Cahaya (lightingman) bertanggung jawab terhadap keberhasilan penataan cahaya di studio, baik secara artistik maupun yang mampu menyentuh perasaan penonton. 54 Untuk menghasilkan gambar yang jernih dan terang diperlukan teknik penggunaan tata cahaya untuk produksi televisi, maka seorang penata cahaya menggunakan spotlight untuk mendapatkan sinar langsung, floodlight untuk mendapatkan sinar menyebar, serta menggunakan filter 52 Darwanto Sastro Subroto, op.cit., 54. Company Profile RCTI 54 Darwanto Sastro Subroto, loc.cit., 54. 53 36 (penyerap warna) dan menngunakan lightmeter (alat pengukur cahaya) dan semua asesoris untuk pencahayaan. 55 h. Pemadu Gambar (switcherman) bertanggung jawab terhadap pergantian gambar, baik atas permintaan pengarah acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya. 56 Seorang pemadu gambar berada dalam control room yang dilengkapi dengan beberapa monitor camera, yang terdiri dari tombol-tombol yang dapat mengganti gambar, mencampur gambar, dan bahkan dapat memberikan efek gambar. 57 i. Kamerawan (Camera Operator) bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama program berlangsung, kamera yang digunakan diantaranya, kamerawan mendapatkan command dari program director melalui headset atau beltpeck sebagai alat komunikasi. Seorang kamerawan menyeleksi sudut-sudut pengambilan gambar (angle camera) dan komposisi shot untuk memperoleh efek film yang dikehendaki. Camera yang umumnya digunakan diantaranya, camera pedestal, jimmy jeep, crane dan hand held . 58 j. Audio and Video Engineer seseorang yang mengoperasikan peralatan audio/video distasiun televisi. Audio and video engineer bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua peralatan kontrol elektronik baik audio atau video yang digunakan oleh studio televisi, dan dilokasi 55 Tommy Suprapto, op.cit., 75. Darwanto Sastro Subroto, loc.cit., 57 Tommy Suprapto,op.cit., 78. 58 Ibid. 80-83. 56 37 shooting. 59 Audio engineer dalam produksi televisi akrab dipanggil dengan sebutan audioman, seseorang yang bertugas menyiapkan peralatan teknis berupa mic, wirelees, sound engineering (menyiapkan dan atau merangkai suara). Audioman juga bertindak sebagai user yang terbagi dalam dua kategori, audioman dalam studio bertugas memonitoring sound system di studio, dan audioman dalam control room bertugas untuk on air dan/atau mixer broadcast. 60 Video engineer kerap disebut sebagai VTR (video tape record) pada stasiun televisi. Materi yang dipersiapkan berbentuk audio/visual. Materi yang berbentuk “audio only” seperti, mengoperasikan playlist, yang di dalamnnya tersimpan kumpulan materi musik dan/atau lagu. Materi yang berbentuk “video”, diantaranya, mempersiapkan OBB (opening billboard) program, bumper in dan bumper out program, promo dalam on air , dan video klip. 61 k. CCU (camera control unit) melakukan kontrol terhadap semua kamera yang sedang beroperasi di studio, seperti kejernihan gaambar (iris), blacklevel camera, dan mengatur audio-visual melalui alat ukur (tetolskop). 62 l. MCR (master control room) ruangan tempat unit melakukan kegiatan on air yang terdapat pada stasiun televisi, di dalam MCR memonitoring setiap program yang ditayangkan, baik program-program sendiri 59 Ibid. 75. Company Profile RCTI 61 Ibid. 62 Ibid. 60 38 maupun program televisi lain, dan mengatur durasi tayangan program yang akan melakukan siaran yang selanjutnya dikonfirmasikan pada crew yang bertugas dalam control room, seperti, program director yang akan dikonfirmasi ulang kepada producer agar tidak terjadi under time dan/atau over time pada program yang tengah tayang. 63 2.5. Program Director dalam Produksi Program Music. Pengarah acara (program director) dalam proses produksi mempunyai kewajiban mengubah konsep atau ide di dalam naskah menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif dan efektif untuk di tayangkan. Peter Javis dalam bahasannya tentang Studio Live Performance dalam buku The Essential TV Director’s Handbook, membuat suatu pernyataan dalam tulisannya, perihal utama yang harus dimiliki oleh Program Director Music Show adalah “Bila anda tidak mengerti dan mengenal dunia musik, jangan pernah menyutradai pagelaran musik.”. 64 Sebagai seorang sutradara musik, harus dapat membedakan bunyi, nada, dan penampilan antara lead guitar dan rhythm guitar, dan juga dituntut untuk mengenal setiap jenis intrumen musik yang dimainkan oleh para musisi saat produksi berlangsung. Baik instrumen musik tradisional, akustik, hingga musik digital yang di dalamnya terdapat aksesori musik yang dikombinasikan dalam sitem computer 63 64 Ibid. Naratama, op.cit., 182. 39 digital. Untuk itu bila seorang program director tidak mengenal jenisjenis instrumen musik berikut suara atau bunyi yang dikeluarkan, sebaiknya jangan menjadi program director. Di samping soal wawasan tentang dunia musik, seorang program director juga dituntut untuk mempunyai Sense Of Music Programming, program director harus dapat memprogramkan urutan lagu dari seluruh lagu yang dimainkan dengan membaca emosi dari penonton, dan seoarang program director dalam memilih lagu sangat menentukan runtutan acara (flowing program). Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh program director ketika mendiskusikan urutan lagu dan musik yang akan ditayangkan, ketiga hal tersebut adalah : 1. Seleksilah lagu-lagu yang popular dan disukai penonton. 2. Pilihlah dua lagu yang paling popular untuk dimainkan di awal dan akhir acara. 3. Jangan menempatkan lagu baru diawal acara. 65 Dalam penyutradaraan acara musik, seorang sutradara membutuhkan kerja sama yang kuat antara berbagai bagian pendukung acara, berikut beberapa tips untuk penutradaraan acara musik : I.. Floor Plan harus dipersiapkan dengan baik, jangan lupa lakukan blocking camera sesuai dengan pergerakan para musisi, penyanyi ataupun talent. Berilah panduan bagi setiap penata kamera dan 65 Ibid. 184. 40 jelaskan ruang gerak setiap blocking camera. Lakukanlah setiap uji coba kamera, tata cahaya, dan audio pada saat general rehearsal. 66 II. Opening and Closing Shot hal ini anda dapat lakukan untuk memberikan variasi visual yang beragam sesuai dengan karakter setiap lagu. Berikut beberapa contoh dalam pengambilan gambar pada, opening shot : “Wide Angel Full Shot” seluruh panggung dengan tata lampu yang redup lalu perlahan menjadi terang, “Extreme Shot” petikan tangan pemain gitar saat memainkan intro lagu, dari gambar out focus menjadi in focus, ini bisa dipakai pada lagu-lagu bertempo slow, “Close Up” wajah penonton yang berteriak kegirangan mendengarkan intro lagu kesukaannya dimainkan oleh pemain band. Dan pengambilan gambar pada, closing shot : “Full Shot” mengambil view seluruh panggung dengan cahaya lampu yang beraneka ragam dan penonton yang sedang bertepuk tangan, “Middle Close Up” pemain drum saat fill In menutup lagu, langsung diganti dengan Full Shot pada ketukan akhir. 67 III. Mengetahui Musik dan Lagu seluruh kru pendukung harus mengetahui setiap musik dan lagu yang dimainkan, terutama untuk intro, refrain, coda, improvisasi interlude, dan penutup lagu. Dengan demikian panduan penyutradaraan akan lebih mudah, pemberian komando juga akan lebih mudah dipahami, hingga para kru dapat 66 67 Ibid. 185. Ibid.186. 41 memberikan usulan-usulan kreatif untuk mengambangkan isi gambar. 68 IV. Hand Held Shot pengambilan gambar dengan dipegang langsung tanpa tripod. Dengan camera hand held maka pemirsa dapat menikmati gambar wajah pemain drum atau teknik permainan perkusi yang berdiri jauh di belakang panggung. Biasanya,dalam acara musik diperlukan minimal 1 camera hand held yang mempunyai ruang gerak dari sudut yang berbeda. 69 V. Master Camera mempunyai komposisi gambar Wide Shot atau Full Shot, master camera dibutuhkan untuk mengantisipasi moment tak terduga yang terjadi saat produksi berlangsung. 70 VI. Instrumen Solo perhatikan untuk permainan solo pada setiap lagu, jangan sampai terlalu berkonsentrasi kepada penyayi sehingga ketika improvisasi instrument dimainkan pada interlude maka seorang program director akan kehilangan moment, maka perhatikan hitungan birama sebelum interlude, maka siapkan sudut kamera (camera angle) untuk improvisasi pada saat permainan solo. 71 VII. Audio Double Mixer untuk mendapat kualitas suara yang sempurna, maka harus menggunakan dua buah Sound Mixer. Yang pertama adalah House Mixer yang digunakan untuk mengatur sound balancing atau audio mixing dari suara stage kepada penonton di 68 Ibid, Ibid. 188. 70 Ibid. 71 Ibid. 69 42 studio atau penonton di depan panggung. Sound Mixer kedua adalah Broadcast mixer yang digunakan untuk mengatur sound balancing atau audio mixing dari House Mixer kepada pemirsa televisi melalui siaran langsung. 72 VIII. Warna Tata Cahaya dan Kostum penampilan aksi panggung harus didukung oleh tata cahaya yang bervariasi. Namun, penata cahaya akan menjadi sia-sia bila tidak diselaraskan dengan kostum panggung yang memadai. Sebaiknya rancangan produksi harus mengikutsertakan peran serta para pemain band agar memberikan penampilan panggung secara menyeluruh hingga terasa dalam one tone (satu nada). 73 Dalam Variety Show, acara musik adalah bagian dari segmentasi di antara berbagai segmentasi lainnya. Dalam hal ini program director bersama producer harus mampu menyelaraskan bergai format acara televisi ke dalam sebuah tayangan program yang menarik. Perpindahan segmen yang satu dengan segmen yang lainnya diatur sesuai dengan alur yang mengalir dengan selaras. Penyutradaraan program Variety show mencampuradukan berbagai teknik Switching techniques. Untuk segmen musik, digunakan switching by rhythm, untuk segmen drama digunakan switching by scene, untuk segmen game show digunakan switching by moment, sedangkan untuk adegan sulap digunakan switching by narration. Seluruh teknik ini 72 73 Ibid. 189. Ibid. 190. 43 menjadikan acara variety show terasa sangat variatif. Agar pemirsa tidak merasakan jenuh maka seorang producer dan program director harus pandai membuat jebakan-jebakan diantara segmen-segmen. Dengan kreatifitas ide, buatlah gimmick-gimmick yang menarik diantara segmen, agar pemirsa terus mengikuti program yang tengah tayang.74 74 Ibid. 191-192. 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian. Pada penelitian ini, tipe yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 75 Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci mengenai peran program director dalam program “Dahsyat” untuk melukiskan kondisi yang terjadi pada saat memproduksi program. Peranan yang terjadi pada saat pra produksi, produksi, hingga tahapan paska produksi. Pendekatan yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental berhubungan pada pengamatan manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 76 Namun, Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan 75 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. 1998 hal 28 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 4 76 44