bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Massa.
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang, komunikasi massa juga menghasilkan suatu
produk berupa pesan-pesan komunikasi, produk tersebut disebarkan dan di
distribusikan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jarak waktu yang
tetap, misalnya, harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak
dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan melalui suatu lembaga, dan
membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak
dilakukan oleh banyak masyarakat industri.
Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi melalui
media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar dan luas.
Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi lainnya, seperti,
komunikasi intrapribadi (proses pengolahan informasi seseorang,mengenai proses
pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap
panca indera), komunikasi antarpribadi (memfokuskan pengamatannya pada
bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi, dan karakteristik
komunikator), komunikasi kelompok (membahas tentang dinamika kelompok,
efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi, pola dan bentuk interaksi, serta
penbuatan keputusan), komunikasi organisasi (menyangkut struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian,
7 8
serta
kebudayaan
organisasi).
Teori-teori
komunikasi
massa
umumnya
memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media,
hubungan media dan masyarakat hubungan antara media dan khalayak, aspekaspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa
terhadap individu. 6
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan,
terdapat keterkaitan dan kesamaan antar definisi yang disebutkan, Rakhmat,
merangkum definisi komunikasi massa menjadi: “komunikasi massa diartikan
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189). 7
2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa.
Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa
melalui definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli
komunikasi. Melalui definisi-definisi tersebut dapat kita ketahui
komponen-komponen yang terdapat dalam karakteristik komunikasi
massa, hingga proses berlangsungnya komunikasi massa tersebut. Berikut
ini adalah karakteristik dalam komunikasi massa 8
1) Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga : Komunikator
terkait dalam suatu lembaga, yang menyerupai sebuah sistem, dalam hal
ini sistem diartikan sebagai “sekelompok orang, pedoman, dan media
6
Sasa Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2007. Hal 1.28. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, op.cit, 6. 8
Nurudin, op.cit, 19. 7
9
yang melakukan sebuah kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan
ide, gagasan, simbol dan juga lambang, guna mencapai satu
kesepakatan dalam mengolah pesan hingga menjadi suatu informasi.
Hal terpenting dalam sebuah sistem yaitu adanya interpendensi, yang
artinya dalam setiap komponen-komponen itu saling berkaitan dan
berinteraksi satu sama lain. 9
2) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen : Herbert
Blumer, memberikan ciri tentang karakteristik komunikan, diantaranya,
Audience mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berisi
individu yang tidak mengenal atau tidak berinteraksi satu sama lain, dan
antar individu tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal,
dengan kata lain audience mempunyai kebebasan dalam memilih dan
menerima suatu informasi. 10
3) Pesannya Bersifat Umum : Pesan dalam komunikasi massa tidak
ditujukan kepada satu orang atau sekelompok orang tertentu,
dikemukakannya tidak boleh bersifat khusus, kata khusus disini berarti,
pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 11
4) Komunikasinya Berlangsung Satu Arah : Komunikasi yang berjalan
satu arah (one way traffic communication) memberi konsekuensi umpan
balik (feed back) tertunda, atau tidak langsung (delayed feedback). 12
9
Ibid. 20-21. Ibid. 22-23. 11
Ibid. 24-25. 12
Ibid. 27. 10
10
5) Komunikasi Massa Menimbulakan Keserempakan : Serempak berarti,
khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.
Dalam hal ini keserempakan tentu juga bersifat relatif. 13
6) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis : Peralatan teknis
yang berupa pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). 14
7) Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper : Gatekeeper sering
disebut penjaga gawang / palang pintu/ penepis informasi, berfungsi
menginterpretasikan
pesan,
menganalisis,
menambah
data,
dan
mengurangi pesan-pesannya, hingga terkemas menjadi suatu informasi
yang akan dipublikasikan. Gatekeeper yang dimaksud antara lain,
Reporter, editor film /surat kabar/ buku, manajer pemberitaan, penjaga
rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga-lambaga yang berpengaruh
dalam pengemasan pesan dari media massa. 15
2.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Harold D. Lasswell memformulasikan unsur-unsur komunikasi
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Say, Says What, In Which
Channel, To Whom, With What Effect?”.
a) Unsur Who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam
komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang
13
Ibid. 29. Ibid. 30. 15
Ibid. 31-32. 14
11
bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized
person).
Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah
perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur
surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan
pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki
kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa
fasilitas lembaga.
b) Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat
diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau
audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat,
lagu, iklan, dan sebagainya. Karakteristik pesan-pesan komunikasi
massa sebagai berikut:
1. Publicly : Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak
ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan
bersifat terbuka, untuk umum atau publik.
2. Rapid : Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai
audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
3. Transient : Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi
kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan
yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi
12
massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadangkadang bersifat sensasional.
c) Unsur in which channel (saluran atau media).Unsur ini menyangkut
semua peralatan yang digunakan untuk menyebar-luaskan pesan-pesan
komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut
adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
d) Unsur To whom (penerima ; khalayak ; audience). Penerima pesanpesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang
yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi,
browsing
internet
merupakan
beberapa
contoh
dari audience
(komunikan).
Menurut Charles Wright, mass audien memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut:
1. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah
banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai
lokasi;
2. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri
dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan,
umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
3. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak
saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
13
e) Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat
dari keterpaan pesan-pesan media.
David Berlo mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke
dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan
perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.16
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa.
Para pakar komunikasi mengemukakan tentang sejumlah fungsi
komunikasi, karena dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan
perbedaan, pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi penting,
dilihat dari konsekuensi komunikasi melalui media massa, Dominick
(2001), menyebutkan fungsi komunikasi massa yang terdiri dari : 17
1. Surveillance (Pengawasan).
Fungsi pengawasan komunikasi massa dalam bentuk utrama : (a).
Warning or beware
surveilence (pengawasan peringatan) : (b).
\Instrumental surveillance (pengawasan instrumental).
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa
menginformasikan ancaman, kondisi yang memperihatinkan, tayangan
inflasi (serangan militer). Kendati banyak informasi yang menjadi
peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh
media banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu.
16
17
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Grasindo. 2000. hal 10 -13. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, op.cit.,14 14
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau
penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau membantu
khalayak dalam kehidupan sehari- hari. Contoh : mengenai produkproduk baru, saham bursa efek, life style dan sebagainya. 18
2. Interpretation (penafsiran).
Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga
penafsiran. Fungsi penafsiran dalam media massa berbentuk komentar
dan opini yang di tujukan kepada halayak. Tujuan penafsiran media
ingin mengajak halayak untuk memperluas wawasan . 19
3. Linkage (pertalian).
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam
(heterogen), sehingga dapat membentuk linkage atau (pertalian)
berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi
terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media. 20
4. Transmition of values (penyabaran nilai-nilai).
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini jg disebut
socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana
individu mengadopsi perilaku dan kelompok. Media massa mewakili
gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media masa
memperlihatkan pada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang
18
Ibid.15. Ibid. 20
Ibid.16. 19
15
diharapkan mereka. Dengan kata lain media mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. 21
5. Entertainment (hiburan).
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang
mengutamakan sajian hiburan hampir tiga per empat siaran televisi
merupakan tayangan hiburan. Melalui berbagai macam program yang
ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang
dikehendakinya. Fungsi menghibur dalam media massa bertujuan untuk
mengurangi ketegangan fikiran khalayak, karena dengan membaca
berita-berita ringan atau menyaksikan tayangan hiburan di televisi dapat
merelaksasi fikiran khalayak yang menyaksikan. 22
2.2.
Televisi Sebagai Media Massa
Media dapat menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus
dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berfikir mengenai suatu
realitas. Tidaklah mengherankan jika media lalu menjadi ajang untuk pertarungan
berbagai kepentingan, dan media juga merupakan pesan yang di dalamnya
mengandung daya untuk mempengaruhi dan memaksa pendapat sehingga terjadi
perubahan di dalam lingkungan masyarakat.
Media massa memiliki dua jenis alat untuk menyampaikan pesan yaitu
media cetak dan elektronik. Media cetak seperti : surat kabar, majalah sedang
21
22
Ibid. Ibid.17. 16
untuk elektronik seperti : radio, televisi dan film. Kedua media ini tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan, namun media massa yang mempunyai
peranan yang paling mendasar dan penting yaitu televisi.
Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari
Jerman yang dilakukannya pad atahun 1884 kemudian ia menemukan alat yang
disebut “jantra nipkow” yang akhirnya melahirkan electrische teleskop, dan
nipkow diberi gelar sebagai “Bapak Televisi” pertama di dunia.
Dari sudut teknologi kehadiran televisi dapat diacungkan jempol. Melalui
layar televisi penduduk desa terpencil di Indonesia bisa menyaksikan telinga
holifield sobek digigit Tyson persis pada saat pertandingan itu terjadi. Hal yang
sama ketika seluruh penduduk dunia menyaksikan dahsyatnya gempuran senjata
AS, dimana saat peluru-peluru kendali itu menghantam bumi Irak. Jadi untuk
menyaksikan suatu peristiwa, tidak perlu berada di lokasi kejadian. Karena
televisi memliki jangkauan siaran yang luas, dapat dilihat dan didengar, dan
pemirsa televisi dapat secara langsung melihat suatu kejadian dengan
mengesampingkan jarak dan waktu.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga
unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat
melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian
isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi
17
yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar
secara audio dan terlihat secara visual. 23
2.2.1. Televisi terdiri dari Faktor Audio dan Video
Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh dan
“visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”nya ditransmisikan
dengan
prinsip-prinsip
frekuensi.
Sedang
segi
“penglihatannya”
diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar dan
bentuk gambar tersebut menjadi hidup atau bergerak (moving picture),
maupun gambar diam (still picture) para pemirsa tidak akan menangkap
siaran
televisi,
kalau
tidak
ada
prinsip-prinsip
radio
yang
mentrasmisikannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang
bergerak
atau
hidup,
jika
tidak
ada
unsur-unsur
film
yang
memvisualisasikannya. Jadi televisi merupakan paduan antara audio dan
video.
Terjadinya proses transmisi oleh pemancar televisi ke pesawatpesawat televisi dalam jarak jauh mengandung faktor-faktor yang sifatnya
audio dan visual itu, disebabkan proses elektronik. Karena televisi
merupakan media massa elektronik, maka segala sesuatu yang
disampaikan kepada pemirsa serba sekilas, dalam arti kata bahwa apa yang
muncul pada pesawat televisi tak dapat dikaji ulang. 24
23
24
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.Rineka Cipta. 1996,Hal 6 Ibid. 18
2.2.2
Fungsi Televisi.
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur
dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur kini lebih mendominasi di media
talevisi,
sebagaimana
hasil
penelitian-penelitian
yang
dilakukan
mahasiswa UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan
utama khalayak menonton televisi untuk memperoleh hiburan,yang
dilanjutkan untuk mamperoleh informasi.
Menurut Skomis, dibandingkan dengan media massa lainnya
(radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya
mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan
gambar. Televisi sebagai media massa yang juga bersifat informasi,
hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas. 25
Sama halnya seperti media massa lain, televisi juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat
dilihat dari sisi pragmatis yaitu : (1) Menyangkut isi dan bentuk, media
televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis
dan tidak terbatas, (2) Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan
keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim, (3) Memiliki tokoh
berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa.
Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and
25
Iswandi Syahpurtra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi,
Pilar Media. 2006 hal 70 19
messages) yang sangat besar dalam sejarah dan ini telah menjadi
mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat.
Televisi
merupakan
sistem
bercerita
(storytelling)
yang
tersentralisasi. Ini dapat saja berbentuk sinetron, iklan komersial, berita dan
program lainnya yang disiarkan dari ruang produksi, terkendali dan
disebarluaskan melalui transmitter ke setiap rumah yang memiliki televisi.
Berikut fungsi televisi sebagai media massa :
1. Fungsi penerangan (the information function).
2. Fungsi pendidikan (the educational function).
3. Fungsi hiburan (the entertainment function). 26
2.3.
Program Siaran.
Program berasal dari bahasa Inggris (Programme), sementara dalam
penulisan gaya Amerika (Program), istilah ini dalam bahasa Indonesia berarti
Acara atau Rencana. Program merupakan segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program dapat dianalogikan
seperti barang atau produk (Goods) dan/atau pelayanan (Service). Bagian yang
yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara dalam
stasiun penyiaran adalah departemen program (Programmer). 27
Departemen Program (Programmer), bertugas merencanakan, memilih,
dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang
akan disuguhakan kepada audien. Menurut Pringle-Staar-McCavitt (1991)
26
27
A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merendah Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta. 1997 hal 30-32 Morissan, op.cit., 97. 20
dalam bukunya Electonic Media Management, fungsi utama bagian program
dapat dirumuskan sebagai berikut.
I.
The production or acquisition of content that will appeal to targeted
audiences (memproduksi atau akuisisi / memperoleh atau membeli program
yang dapat menarik audien yang dituju).
II. The scheduling of program to attract the desired audience (menyusun
jadwal program untuk menarik khalayak atau audien yang diinginkan).
III. The production of public service and promotional announcements and local
commercials (memproduksi layanan publik dan promosi serta produksi
iklan local)
IV. The production or acquisition of other programs to satisfy the public
interest (produksi dan memperoleh atau mendapat
program-program
lainnya untuk memuaskan ketertarikan audien).
V. The generation of a profit for the station’s owners (menciptakan keuntungan
bagi pemilik media penyiaran).
Bagian program (Programmer) yang bagus biasanya terdiri dari orangorang yang mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai audien. Di
Negara-negara berkembang ternyata tidak mudah mencari staf program
yang bagus. Direktur atau manajer program tergolong posisi yang paling
sulit karena susah menemukan orang yang berpengalaman. Bagi media
penyiaran lokal, kepala bagian proram sebaiknya adalah seseorang yang
memahami budaya lokal setempat dan citarasa pemirsa setempat. 28
28
Ibid. 98. 21
2.3.1. Format Program Televisi.
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya relative banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada
dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi
selama program itu menarik dan disukai audien dan tidak bertentangan
dengan kesusilaan, hukum dan Undang-undang Penyiaran dan/atau P3SPS
(Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang berada di
bawah wewenang KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), selaku badan hukum
penyiaran di Indonesia. Untuk menentukan acara apa yang akan
ditayangkan, sebelumnya harus mengenal bentuk atau jenis serta
pengertian dari format acara televisi.
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu
konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativtas dan desain
produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang
disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. 29
Ada tiga bagian dari Format Acara Televisi, yaitu Drama, Non
Drama, dan Berita. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan
Berita (News).
Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan dicipta melalui proses imjinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau
fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan
merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu
29
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi,dengan Single dan Multi Camera, PT.Grasindo Anggota
Ikapi, Jakarta, 2004, hal 63. 22
runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan
menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau
imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh : Drama percintaan (love
story), Tragedi, Horor, Aksi (action), Komedi (comedy), Legenda dan
sebagainya.
NonFiksi (NonDrama) merupakan sebuah format acara televisi
yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif
dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan
tanpa menjadi dunia khayalan. Format program acara NonDrama
merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur
hiburan yang dipenuhi dengan gaya, aksi, dan musik. Contoh, music show,
talk show, magazine show, game show, quiz, concert, repackaging video
dan variety show.
Program Berita (News) adalah sebuah format acara berita televisi
yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian peristiwa
yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari, format ini
memerlukan nilai faktual dan aktual.
Program berita terbagi menjadi dua format. yaitu, (a) Berita keras
(hard news), merangkum segala informasi penting dan menarik yang
didukung oleh fakta dan data yang terpercaya dan bersifat segera untuk
disiarkan. Contoh : Seputar Indonesia (RCTI), Liputan6 (SCTV),
HeadLine News (Metro TV).
23
(b) Berita ringan (soft news) segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Contoh : Features, Sport, Kuliner., dan
sebagainya. 30
2.3.2. Program Music Show.
Program musik dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video
klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di
lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di
televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik
audien. Tidak saja dari kulitas suara namun juga berdasarkan bagaimana
pengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. 31
Adapun format lain dalam pengemasan program musik, dengan
bentuk life show. Stage (panggung), baik indoor dalam studio, maupun
outdoor di suatu lapangan. Format musik juga dapat di padu oleh format
feature dan magazine, bentuk format dapat dipelajari kemudian isian
materi produksi berupa musik. Format feature atau magazine untuk
program musik biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat
menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu.
Wawancara tentang proses terciptanya lagu atau riwayat hidup baik sang
pencipta maupun penyanyi lagu memberikan daya tarik tersendiri. 32
30
Ibid. 65-66. Morissan, op.cit.,106. 32
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2005, Hal
60. 31
24
Dalam bidang non drama, ada tujuh subkategori yang bisa
dijadikan rumus baku yang berlaku di dunia broadcast, yaitu talk show,
magazine show, game show, quiz, concert, repackaging video, dan variety
show. Setiap subkategori ingin mempunyai sifat yang fleksibel. Acara
konser musik dapat di padukan dengan selipan quiz dan music chart.
Acara talk show yang penuh dengan adu argumentsi antar pengisi acara.
Bisa di adukan dengan permainan game show adu balap lari di tengah
perdebatan. Semuanya sah-sah saja, asalkan sang sutradara mampu
mengarahkan jalan cerita yang tidak menyipang dari perencanaan semula.
Asalkan juga, penonton dapat mengerti apa yang di maksud oleh acara
tersebut. Yang lebih menarik, jika anda terpojok saat berpikir kreatif
dalam satu bidang, jangan anda bingung. Cobalah anda lakukan saling
silang dengan bidang lain. Misalnya, cerita drama keluarga dipadukan
dengan konser musik, hasilnya menjadi opera musik. 33
Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music
show would do well to be cautious. They shold select an artist with wide
demographic appeal. Supplay as much visual support as possible , and not
let a sequence go too long. ( Programer ingin menyajikan pertunjukan
musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya
tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan
visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama ). 34
33
34
Naratama, op.cit., 67-68 Morissan, op.cit., 107. 25
Dengan demikian menrut Vane-Gross, program yang ingin
menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara
itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien yaitu:
1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar,
misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang
banyak diganrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), dan kalangan
orang tua.
2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus
menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.
Mengambil gambar artis yang sedang menyanyi tidak sama dengan
mewawancarai si artis. Dalam shooting musik maka gambar harus
berganti-ganti secara dinamis.
Artis (talent atau performer) adalah orang yang muncul didepan
kamera atas nama dia sendiri, biasanya muncul dalam situasi yang tidak
bersifat kahyalan dan sering langsung berbicara dengan khalayak penonton,
seperti misalnya penyiar, penyaji berita, dan pembawa acara variety show.
Keberadaan
seorang
perfomer
atau
talent
bertugas
unntuk
mengkomunikasikan suatu pesan, gagasan, dan membangkitkan emosi
khalayak
penonton.
Seorang
performer
atau
host
sering
hanya
menggunakan sebagian naskah saja dan selebihnya improvisasi, meskipun
demikian seorang performer dituntut menyesuaikan dengan waktu dan
26
cepat tanngap dengan kode yang diberikan pengarah acara (program
director) melalui pengarah lapangan (floor director). 35
2.4.
Program Director.
Para pakar pertelevisian di negara-negara barat umumnya menggunakan
istilah Director (sutradara) atau Television Director (sutradara televisi) atau
Program Director (pengarah acara) dalam menjelaskan definisi kerja seorang
sutradara televisi.
Director (sutradara) adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap
kualitas gambar (film) yang tampak dilayar dimana didalamnya ia bertugas
mengontrol teknik sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas dan kontinuitas
cerita yang disertai elemen-elemen dramatik pada produksinya. Director
mempunyai profesi menyelenggarakan produksi mulai dari menganalisis naskah,
mengkreasikan rekayasa artistik, memindahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa
visual, memimpin kerabat kerja televisi, di berbagai bidang atau profesi seperti
piñata kamera, piñata lampu, dan lainnya. Seorang sutradara (director) tidak
sekedar memproduksi program acara yang sudah disiapkan oleh orang lain, tetapi
harus membuat karya yang bersifat analitis, artistik, akademis, dan organisatoris. 36
Television
Director
(sutradara
televisi)
adalah
seseorang
yang
menyutradai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari
PraProduksi hingga PaskaProduksi,baik untuk program drama maupun non drama
dengan lokasi distudio (indoor) atau alam (outdoor), dan menggunakan sistem
35
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta,
1994, hal 231 36
Naratama,op.cit., 9. 27
produksi single camera dan/atau multi camera. Peranan seorang Television
Director (sutradara televisi) tidak lepas dari aspek-aspek format acara televisi,
yaitu Drama, Nondrama dan Sport-News. Dengan kata lain sutradara televisi
adalah sutradara yang “all in” alias harus dapat menguasai berbagai persoalan,
baik teknis maupun non teknis dalam suatu produksi program. 37
Program director (pengarah acara) adalah seseorang yang mempunyai
profesi untuk bertanggung jawab terhadap kreativitas dan kualitas gambar yang
tampak dilayar dimana dalam tugasnya mengontrol teknik sinematik, mempelajari
dan meliput jalannya acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televise
seperti penata kamera, penata lampu, penata audio, dan lain-lain, hingga menjadi
tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati. 38
Kedudukan seorang pengarah acara (program director) terkait langsung
dengan penampilan (show), maka harus mampu mengintegrasikan unsur-unsur
pendukung produksi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis serta mampu
melaksanakan program berdasarkan rundown dalam pelaksanaan produksi siaran,
program director bekerja di control room. Program director juga dibantu oleh
pengarah lapangan (floor director) untuk mengarahkan talent dan crew di studio. 39
Pengarah acara (program director) bekerja dalam kompleksitas produksi
dan tekanan-tekanan lingkungan, dia merupakan satu kesatuan (unit) kekuatan
selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan paska produksi. Program director
melakukan koordinasi dengan semua elemen, fasilitas dan orang-orang selama
latihan dan produksi, bertugas memandu dan memberikan intruksi penting dan
37
Ibid. 14-15. Ibid. 10. 39
Fred Wibowo, op.cit., 38 38
28
rinci kepada crew baik di studio atau di lokasi, termasuk tim produksi, kerabat
teknik dan artis dan/atau pengisi acara. Pengarah acara selalu meminta petunjuk
produser khususnya untuk program atau petunjukan yang spesial.
Pengarah acara bekerjasama dengan unit-unit yang terkait dalam sebuah
tim produksi untuk menentukan elemen-elemen produksi, termasuk keperluan
peralatan dan teknik, kebutuhan tata pencahayaan, sejumlah kebutuhan untuk
oprasionalisasi kamera, musik , penempatan (blocking) pemain/artis. 40
Seorang pengarah acara harus memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki
pengetahuan luas termasuk pengetahuan teknis, memiliki jiwa seni dan cepat
mengambil keputusan. Karena begitu banyak orang yang berada dibawah
koordinasi seorang pengarah acara (program director) maka diperlukan sejumlah
persyaratan yang sangat fundamental untuk menjadi seorang pengarah acara
(program director), diantaranya. 41 :
1.
Memiliki pengetahuan dasar tentang kamera video.
2.
Memiliki pengetahuan dasar penggunaan switcher.
3.
Memiliki pengetahuan tentang screen direction.
4.
Memiliki pengetahuan dasar tentang audio broadcast.
5.
Memiliki pengetahuan dasar tentang lighting.
2.4.1.
Peran Program Director.
Dalam setiap proses komunikasi terdapat berbagai unsur yang
menjadikan kesuksesan terselenggaranya kegiatan tersebut. Untuk itu
40
Tommy Suprapto, Berkarier Di Bidang Broadcasting, Media Pressindo, Yogyakarta, 2006, hal
64-65 41
Morissan, op.cit., 273. 29
diperlukan support atau peran dari semua unsur yang menjadi bagian dari
sistem tersebut.
Menurut Maslow dalam buku Naisaban yang berjudul Para
Psikolog Terkemuka Dunia, peran bisa diartikan sebagai kebutuhan akan
aktualisasi diri”. 42
Peranan program director meliputi tugas dan tanggung jawab
yang harus dilaksanakan, tugas dan tanggung jawab seorang sutradara
dikategorikan menjadi tiga hal penting yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh seorang program director, yaitu, “Director as Artist” (sutradara
sebagai seniman"), “Director as Technical Adviser” (sutradara sebagai
penasihat teknik), and “Director as Coordinator”(sutradara sebagai
kooordinator).
Pada saat produksi suatu program, seorang program director
bekerja sejak tahapan pra produksi, produksi, hingga paska produksi. Pada
tahap Pra Produksi, mendiskusikan hasil pendekatan (teknik dan artistik),
merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera,
memimpin pertemuan produksi dan latihan (general rehearsals). Produksi
memimpin rangkaian produksi yang dibantu oleh asisten sutradara
dan\atau pengarah lapangan (floor director). Paska Produksi melakukan
evaluasi program yang telah di produksi bersama crew lainnya. 43
42
43
Naisaban Ladislaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia, Grasindo, Jakarta. 2004 hal 279. Tommy Suprapto, op.cit., 64-65.
30
2.4.2.
Tugas dan Tanggung Jawab Program Director.
Kalau ditelaah lebih mendalam, sebenarnya tugas dan tanggung
jawab seorang program director tetap berlaku sama di seleluruh dunia.
Masalah ini dikupas tuntas oleh Alan Wurtzel dan Steven R. Acker
mengemukakan tiga faktor Director’s Roles yang memegang kunci tugas
dan tanggung jawab seorang sutradara (program director), yaitu,
“Director as Artist” (sutradara sebagai seniman"), “Director as Technical
Adviser” (sutradara sebagai penasihat teknik), and “Director as
Coordinator”(sutradara sebagai kooordinator). Wurtzel dan Acker dalam
buku yang sangat populer ”Television Production” ternitan McGraw-Hill,
lebih menekankan fungsi sutradara ke dalam dua tingkat fungsi, yaitu,
“fungsi Estetika dan fungsi mentransformasikan sejumlah ide dan konsep
ke dalam bentuk suara dan warna”. 44
Dari kajian diatas, Naratama dalam bukunya yang berjudul
“Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera”,
mengembagkan kajian tugas dan tanggung jawab seorang sutradara.
Berikut kajiannya :
A. Sutradara sebagai Seniman.
Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir
tayangan visual. Sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman
yang mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan
kebudayaan. Mempunyai pemahaman dasar atas estetika dasar
44
Naratama, op.cit., 25. 31
terhadap seni rupa, dan kecintaan terhadap suatu budaya akan
menyentuh setiap sendi-sendi imajinasi seni visual baik dalam bentuk
dramatik maupun non dramatik.
Sebagai seorang seniman anda harus bermain dengan perasaan,
penciuman, penglihatan, dan pendengaran untuk mempertajam daya
nalar dan sensor keindahan, biarkan semua inspirasi dan khayalan
menerawang kreativitas, semakin merdeka inspirasi maka makin
merdeka pul;a karya-karya visual anda. 45
B. Sutradara sebagai Penasihat Teknik.
Persoalan masalah teknik memang kerap kali ditemui saat produksi,
karena begitu banyak peralatan teknik yang digunakan, misalnya,
masalah kontrol CCU (camera control unit), control white balance
yang kurang baik, noise dari sound mixer untuk studio, jenis-jenis
lighting, lighting effects, VTR recording tracking, dan masih banyak
lainnya.
Memang seluruh masalah teknis ditangani oleh Technical Director
(TD), seseorang penanggung jawab teknis yang sudah sangat
berpengalaman, TD akan dibantu sejumlah asisten dalam bidang
engineering yang terbagi dalam berbagai bidang yang sesuai dengan
keahliannya masing-masing, namun keputusan TD juga harus
memperhitungkan opini sutradara.
45
Ibid. 32-35. 32
Pada kesimpulannya adalah bahwa seorang sutradara harus siap
menjalankan tugas sebagai penasihat teknik produksi, baik untuk
produksi single dan multi camera, kemampuan teknik ini harus
didukung dengan pengetahuan dan wawasan broadcast yang memadai,
mulai dari unsur video, audio, lighting, dan peralatan teknik lainnya
yang mendukung kegiatan produksi, Program Director adalah partner
terbaik bagi Technical Director, untuk menciptakan karya yang sesuai
dengan pangsa penontonnya. 46
C. Sutradara Sebagai Pemimpin.
Jiwa kepemimpinan adalah modal utama seorang sutradara, leadership
tidak berarti bersifat arogan ataupun bersikap diktator, dalam
memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari berbagai macam latar
belakang kru, kadang kala anda harus rendah hati dan menghargai
segala bentuk ide, usul, dan kritikan rekan kerja anda.
Dalam pekerjaan produksi televisi tidak ada hierarki dan birokrasi
yang berlebihan, maka janganlah menjadi sutradara yang otoriter,
berikan kesempatan bgi anggota tim produksi lainnya untuk
berkreativitas lepas sesuai dengan bidang mereka masing-masing,
terimalah ide, usul, dan kritikan, bila anda menerima, terimalah
dengan hati terbuka, jika menolak, tolaklah secara baik dan logis, tidak
perlu menjadi keras, namun bersikaplah tegas. 47
46
47
Ibid. 41-43. Ibid. 26-30. 33
2.4.3.
Koordinasi Program Director dengan Crew Produksi.
Suatu program televisi dapat mengudara karena didukung oleh
banyak orang yang bekerja dibalik layar. Penonton televisi mungkin hanya
melihat seorang pembawa acara (presenter) tampil dilayar kaca, selama
suatu program mengudara, namun mungkin tidak banyak yang mengetahui
bahwa begitu banyak orang yang berada di belakang layar yang
mendukungnyahingga program tampil dengan baik.
Keberhasilan suatu acara televisi sangat tergantung kepada banyak
pihak, tidak ada istilah “one man show” pada televisi. Maka dalam
produksi, khususnya karya artistik perlu adanya dukungan tenaga-tenaga
profesi seperti :
a. Executive Producer seseorang yang mempunyai wawasan dan mengerti
tentang program yang akan di produksi,dan bertanggung jawab
terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program acara
siaran. Menentukan format program siaran, menyusun rincian biaya
produksi, dan melakukan evaluasi program yang di produksi. 48
b. Producer merupakan seseorang yang mewakili Executive Producer
untuk melaksanakan pogram yang akan diproduksi, memasuki tahap
Pra produksi, seorang produser harus memiliki kemampuan berpikir
dan menuangkan ide ke dalam satu bentuk proposal dan/atau treatment
program, tulisan dan/atau susunan (rundown) acara yang akan di
produksi. Melakukan evaluasi terhadap acara yang akan diproduksi.
48
Tommy Suprapto, op.cit., 60. 34
Bersama dengan pengarah acara (program director) memilih dan
menentukan pengisi acara (talent), memperhitungkan durasi acara agar
tidak mengalami over time. 49
c. Program Director bertugas mengubah konsep atau ide didalam naskah,
menjadi suatu program audio visual yang akan ditayangkan. Yang
terbagi dalam tahapan tugas : Pra Produksi, mendiskusikan hasil
pendekatan (teknik dan artistik), merencanakan bentuk pengambilan
gambar dan pergerakan kamera, memimpin pertemuan produksi dan
latihan (general rehearsals). Produksi memimpin rangkaian produksi
yang dibantu oleh asisten sutradara dan\atau pengarah lapangan (floor
director). Paska Produksi melakukan evaluasi program yang telah di
produksi bersama crew lainnya. 50
d. Penulis Naskah adalah seseorang yang membuat naskah suatu acara
yang
di
dalamnya
terdapat
pengembangan
konsep
dan/atau
kemungkingkan merubah suatu script atau rundown seusai melakukan
konfirmasi kepada producer dan program director. Dalam suatu script
terdapat suatu treatment program sehingga mempermudah perencanaan
produksi, menjadi penyusunan jadwal kegiatan (rundown program),
medium berpikir kreatif, dan menjadi sarana komunikasi seluruh
kerabat kerja produksi. 51
e. Pengarah Lapangan (floor director) adalah wakil pengarah acara
(program director) yang bertugas di dalam studio,
49
Ibid. 61. Ibid. 62-65. 51
Company Profile RCTI. 50
floor director
35
bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan dari
program director yang berada dalam control room, untuk disampaikan
kepada kerabat kerja (crew) dan para artis pendukung dalam bentuk
tanda-tanda (command), membantu program director untuk mengatur
blocking talent. Mengatur jalannya suatu program acara di panggung
(stage),
bekerjasama
dengan
Program
Director,
Stage
Crew,
Audioman, dan Lightingman. 52
f. Divisi Art dalam pra produksi melakukan konfirmasi kepada
produser, pengarah acara dan penata cahaya, tentang keseluruhan tata
dekorasi, property, dan mengembangkan pendekatan design and setting,
dengan melakukan perubahan jika diperlukan pada saat latihan (general
rehearsals) di studio. Pada saat produksi, team divisi art mendapat
command dari program director melalui floor director, mengenai
properti apa saja yang dibutuhkan talent dalam set panggung (stage)
ketika produksi. 53
g. Penata
Cahaya
(lightingman)
bertanggung
jawab
terhadap
keberhasilan penataan cahaya di studio, baik secara artistik maupun
yang mampu menyentuh perasaan penonton. 54
Untuk menghasilkan gambar yang jernih dan terang diperlukan teknik
penggunaan tata cahaya untuk produksi televisi, maka seorang penata
cahaya menggunakan spotlight untuk mendapatkan sinar langsung,
floodlight untuk mendapatkan sinar menyebar, serta menggunakan filter
52
Darwanto Sastro Subroto, op.cit., 54. Company Profile RCTI 54
Darwanto Sastro Subroto, loc.cit., 54. 53
36
(penyerap warna) dan menngunakan lightmeter (alat pengukur cahaya)
dan semua asesoris untuk pencahayaan. 55
h. Pemadu
Gambar
(switcherman)
bertanggung
jawab
terhadap
pergantian gambar, baik atas permintaan pengarah acara atau sesuai
dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya. 56
Seorang pemadu gambar berada dalam control room yang dilengkapi
dengan beberapa monitor camera, yang terdiri dari tombol-tombol yang
dapat mengganti gambar, mencampur gambar, dan bahkan dapat
memberikan efek gambar. 57
i. Kamerawan
(Camera
Operator)
bertanggung
jawab
untuk
pengoperasian kamera televisi selama program berlangsung, kamera
yang digunakan diantaranya, kamerawan mendapatkan command dari
program director melalui headset atau beltpeck sebagai alat
komunikasi. Seorang kamerawan menyeleksi sudut-sudut pengambilan
gambar (angle camera) dan komposisi shot untuk memperoleh efek
film yang dikehendaki. Camera yang umumnya digunakan diantaranya,
camera pedestal, jimmy jeep, crane dan hand held . 58
j. Audio and Video Engineer seseorang yang mengoperasikan peralatan
audio/video distasiun televisi. Audio and video engineer bertanggung
jawab terhadap pengoperasian semua peralatan kontrol elektronik baik
audio atau video yang digunakan oleh studio televisi, dan dilokasi
55
Tommy Suprapto, op.cit., 75. Darwanto Sastro Subroto, loc.cit., 57
Tommy Suprapto,op.cit., 78. 58
Ibid. 80-83. 56
37
shooting. 59 Audio engineer dalam produksi televisi akrab dipanggil
dengan sebutan audioman, seseorang yang bertugas menyiapkan
peralatan teknis berupa mic, wirelees, sound engineering (menyiapkan
dan atau merangkai suara). Audioman juga bertindak sebagai user yang
terbagi dalam dua kategori, audioman dalam studio bertugas
memonitoring sound system di studio, dan audioman dalam control
room bertugas untuk on air dan/atau mixer broadcast. 60 Video engineer
kerap disebut sebagai VTR (video tape record) pada stasiun televisi.
Materi yang dipersiapkan berbentuk audio/visual. Materi yang
berbentuk “audio only” seperti, mengoperasikan playlist, yang di
dalamnnya tersimpan kumpulan materi musik dan/atau lagu. Materi
yang berbentuk “video”, diantaranya, mempersiapkan OBB (opening
billboard) program, bumper in dan bumper out program, promo dalam
on air , dan video klip. 61
k. CCU (camera control unit) melakukan kontrol terhadap semua kamera
yang sedang beroperasi di studio, seperti kejernihan gaambar (iris),
blacklevel camera, dan mengatur audio-visual melalui alat ukur
(tetolskop). 62
l. MCR (master control room) ruangan tempat unit melakukan kegiatan
on air yang terdapat pada stasiun televisi, di dalam MCR memonitoring
setiap program yang ditayangkan, baik program-program sendiri
59
Ibid. 75. Company Profile RCTI 61
Ibid. 62
Ibid. 60
38
maupun program televisi lain, dan mengatur durasi tayangan program
yang akan melakukan siaran yang selanjutnya dikonfirmasikan pada
crew yang bertugas dalam control room, seperti, program director yang
akan dikonfirmasi ulang kepada producer agar tidak terjadi under time
dan/atau over time pada program yang tengah tayang. 63
2.5.
Program Director dalam Produksi Program Music.
Pengarah acara (program director) dalam proses produksi
mempunyai kewajiban mengubah konsep atau ide di dalam naskah
menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif dan efektif untuk di
tayangkan.
Peter Javis dalam bahasannya tentang Studio Live Performance
dalam buku The Essential TV Director’s Handbook, membuat suatu
pernyataan dalam tulisannya, perihal utama yang harus dimiliki oleh
Program Director Music Show adalah “Bila anda tidak mengerti dan
mengenal dunia musik, jangan pernah menyutradai pagelaran musik.”. 64
Sebagai seorang sutradara musik, harus dapat membedakan
bunyi, nada, dan penampilan antara lead guitar dan rhythm guitar, dan
juga dituntut untuk mengenal setiap jenis intrumen musik yang
dimainkan oleh para musisi saat produksi berlangsung. Baik instrumen
musik tradisional, akustik, hingga musik digital yang di dalamnya
terdapat aksesori musik yang dikombinasikan dalam sitem computer
63
64
Ibid. Naratama, op.cit., 182. 39
digital. Untuk itu bila seorang program director tidak mengenal jenisjenis instrumen musik berikut suara atau bunyi yang dikeluarkan,
sebaiknya jangan menjadi program director.
Di samping soal wawasan tentang dunia musik, seorang program
director juga dituntut untuk mempunyai Sense Of Music Programming,
program director harus dapat memprogramkan urutan lagu dari seluruh
lagu yang dimainkan dengan membaca emosi dari penonton, dan
seoarang program director dalam memilih lagu sangat menentukan
runtutan acara (flowing program). Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
oleh program director ketika mendiskusikan urutan lagu dan musik yang
akan ditayangkan, ketiga hal tersebut adalah :
1. Seleksilah lagu-lagu yang popular dan disukai penonton.
2. Pilihlah dua lagu yang paling popular untuk dimainkan di awal dan
akhir acara.
3. Jangan menempatkan lagu baru diawal acara. 65
Dalam
penyutradaraan
acara
musik,
seorang
sutradara
membutuhkan kerja sama yang kuat antara berbagai bagian pendukung
acara, berikut beberapa tips untuk penutradaraan acara musik :
I.. Floor Plan harus dipersiapkan dengan baik, jangan lupa lakukan
blocking camera sesuai dengan pergerakan para musisi, penyanyi
ataupun talent. Berilah panduan bagi setiap penata kamera dan
65
Ibid. 184. 40
jelaskan ruang gerak setiap blocking camera. Lakukanlah setiap uji
coba kamera, tata cahaya, dan audio pada saat general rehearsal. 66
II. Opening and Closing Shot hal ini anda dapat lakukan untuk
memberikan variasi visual yang beragam sesuai dengan karakter
setiap lagu. Berikut beberapa contoh dalam pengambilan gambar
pada, opening shot : “Wide Angel Full Shot” seluruh panggung
dengan tata lampu yang redup lalu perlahan menjadi terang, “Extreme
Shot” petikan tangan pemain gitar saat memainkan intro lagu, dari
gambar out focus menjadi in focus, ini bisa dipakai pada lagu-lagu
bertempo slow, “Close Up” wajah penonton yang berteriak
kegirangan mendengarkan intro lagu kesukaannya dimainkan oleh
pemain band. Dan pengambilan gambar pada, closing shot : “Full
Shot” mengambil view seluruh panggung dengan cahaya lampu yang
beraneka ragam dan penonton yang sedang bertepuk tangan, “Middle
Close Up” pemain drum saat fill In menutup lagu, langsung diganti
dengan Full Shot pada ketukan akhir. 67
III. Mengetahui Musik dan Lagu seluruh kru pendukung harus
mengetahui setiap musik dan lagu yang dimainkan, terutama untuk
intro, refrain, coda, improvisasi interlude, dan penutup lagu. Dengan
demikian panduan penyutradaraan akan lebih mudah, pemberian
komando juga akan lebih mudah dipahami, hingga para kru dapat
66
67
Ibid. 185. Ibid.186. 41
memberikan usulan-usulan kreatif untuk mengambangkan isi
gambar. 68
IV. Hand Held Shot pengambilan gambar dengan dipegang langsung
tanpa tripod. Dengan camera hand held maka pemirsa dapat
menikmati gambar wajah pemain drum atau teknik permainan
perkusi yang berdiri jauh di belakang panggung. Biasanya,dalam
acara musik diperlukan minimal 1 camera hand held yang
mempunyai ruang gerak dari sudut yang berbeda. 69
V. Master Camera mempunyai komposisi gambar Wide Shot atau Full
Shot, master camera dibutuhkan untuk mengantisipasi moment tak
terduga yang terjadi saat produksi berlangsung. 70
VI. Instrumen Solo perhatikan untuk permainan solo pada setiap lagu,
jangan sampai terlalu berkonsentrasi kepada penyayi sehingga ketika
improvisasi instrument dimainkan pada interlude maka seorang
program director akan kehilangan moment, maka perhatikan hitungan
birama sebelum interlude, maka siapkan sudut kamera (camera
angle) untuk improvisasi pada saat permainan solo. 71
VII. Audio Double Mixer untuk mendapat kualitas suara yang sempurna,
maka harus menggunakan dua buah Sound Mixer. Yang pertama
adalah House Mixer yang digunakan untuk mengatur sound
balancing atau audio mixing dari suara stage kepada penonton di
68
Ibid, Ibid. 188. 70
Ibid. 71
Ibid. 69
42
studio atau penonton di depan panggung. Sound Mixer kedua adalah
Broadcast mixer yang digunakan untuk mengatur sound balancing
atau audio mixing dari House Mixer kepada pemirsa televisi melalui
siaran langsung. 72
VIII. Warna Tata Cahaya dan Kostum penampilan aksi panggung harus
didukung oleh tata cahaya yang bervariasi. Namun, penata cahaya
akan menjadi sia-sia bila tidak diselaraskan dengan kostum panggung
yang
memadai.
Sebaiknya
rancangan
produksi
harus
mengikutsertakan peran serta para pemain band agar memberikan
penampilan panggung secara menyeluruh hingga terasa dalam one
tone (satu nada). 73
Dalam Variety Show, acara musik adalah bagian dari segmentasi
di antara berbagai segmentasi lainnya. Dalam hal ini program director
bersama producer harus mampu menyelaraskan bergai format acara
televisi ke dalam sebuah tayangan program yang menarik. Perpindahan
segmen yang satu dengan segmen yang lainnya diatur sesuai dengan alur
yang mengalir dengan selaras.
Penyutradaraan
program
Variety
show
mencampuradukan
berbagai teknik Switching techniques. Untuk segmen musik, digunakan
switching by rhythm, untuk segmen drama digunakan switching by scene,
untuk segmen game show digunakan switching by moment, sedangkan
untuk adegan sulap digunakan switching by narration. Seluruh teknik ini
72
73
Ibid. 189. Ibid. 190. 43
menjadikan acara variety show terasa sangat variatif. Agar pemirsa tidak
merasakan jenuh maka seorang producer dan program director harus
pandai membuat jebakan-jebakan diantara segmen-segmen. Dengan
kreatifitas ide, buatlah gimmick-gimmick yang menarik diantara segmen,
agar pemirsa terus mengikuti program yang tengah tayang.74
74
Ibid. 191-192. 44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Sifat Penelitian.
Pada penelitian ini, tipe yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat
prediksi. 75
Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi aktual
secara rinci mengenai peran program director dalam program “Dahsyat” untuk
melukiskan kondisi yang terjadi pada saat memproduksi program. Peranan yang
terjadi pada saat pra produksi, produksi, hingga tahapan paska produksi.
Pendekatan yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
berhubungan pada pengamatan manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 76
Namun, Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
75
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. 1998 hal 28 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2004, hal 4 76
44
Download