Economics Development Analysis Journal

advertisement
EDAJ 6 (3) (2017)
Economics Development Analysis Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
PENGARUH PDRB, PENGANGGURAN, DAN INFLASI TERHADAP
PENYALURAN DANA KREDIT PT. PEGADAIAN (PERSERO) PROVINSI
JAWA TENGAH TAHUN 1984-2013
Norma Yuristyana
1
, Karsinah2
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Sejarah Artikel:
Diterima April 2017
Disetujui Juni 2017
Dipublikasikan Agustus
2017
Pegadaian sebagai lembaga keuangan nonbank yang usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran
dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai yang ditujukkan untuk membiayai investasi
perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah pengangguran,
dan tingkat inflasi terhadap penyaluran dana kredit pada PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
tahun 1984 sampai 2013. Variabel penelitian ini produk domestik regional bruto, jumlah
pengangguran, dan tingkat inflasi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least
Square (OLS). Hasil penelitian ini diketahui bahwa produk domestik regional bruto berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit, jumlah pengangguran tidak berpengaruh
terhadap penyaluran dana kredit, dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran dana kredit. Variabel produk domestik regional bruto, pengangguran, dan inflasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa
Tengah adapun pengaruhnya secara positif dan signifikan.
________________
Keywords:
GDRP, Unemployment,
Inflation, Credit
Disbursement, Pawnshops
__________________
Abstract
Pawnshops as nonbank financial institutions whose core business is credit fund distribution services tothepublic
on the legal basis is recomended to pay the company's investment, consumption activities, as well as theactivities
of the distribution of goods and services. This study aims to analyze how much influence the gross domestic
regional product, unemployment, and inflation rates against the disbursement of credit at Central Java
Pawnshops. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency of Central Java province from
1984 to 2013. The variables of this study gross domestic regional product, unemployment and inflation rates in
Central Java. In this study, we used quantitative study methods by using multiple linear regression analysis with
Ordinary Least Square method (OLS). The results of this study note that gross domestic regional productanda
significant positive effect on the disbursement of credit, unemployment did not effect the disbursement of credit,
and inflation rates positive and significant impact on the distribution of credit funds. Variables gross domestic
regional product, unemployment, and inflation together effect the disbursement of credit funds pawnshops in
Central Java as for its influence positively and significantly.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
 Alamat
korespondensi:
Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: [email protected]
262
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
PENDAHULUAN
Menurut Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun
1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga
keuangan diberi batasan sebagai semua badan
yang kegiatannya
di bidang
keuangan,
melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan
tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk
membiayai
investasi
perusahaan,
namun
peraturan tersebut tidak berarti membatasi
kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya
untuk
investasi
perusahaan.
Dalam
kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi
perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan
distribusi barang dan jasa. Menurut Kholisudin
(2012), permintaan kredit di Indonesia secara
nominal senantiasa mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Hal itu sangat wajar mengingat
Indonesia
sebagai
negara
berkembang
memerlukan pembangunan di segala bidang
yang ada di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri
bahwa uang atau capital sangatlah vital. Uang
yang dimiliki masyarakat yang terbatas
mendorong mereka untuk melakukan pinjaman
uang dalam bentuk kredit pada lembaga
keuangan guna mencukupi kebutuhan finansial
mereka dalam kegiatan ekonomi.
Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi
yang membuat ekonomi Indonesia menjadi
terpuruk dan inflasi juga melonjak tinggi.
Kondisi
ekonomi
tersebut
membuat
memburuknya
perbankan
dan
lembaga
keuangan lainnya kecuali dana pensiun dan
pegadaian. Kondisi perbankan nasional yang
rapuh sebagai akibat dari adanya berbagai
kelemahan internal dan semakin diperburuk oleh
adanya tekanan-tekanan eksternal, seperti
gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang
tinggi telah memperburuk kinerja debitur
sehingga kredit bermasalah semakin menumpuk.
Oleh karena itu, bank-bank cenderung
menanamkan dana di pasar uang antar bank
(PUAB) dan SBI daripada di sektor riil yang
dipandang mengandung risiko kredit lebih tinggi.
Keadaan tersebut menyebabkan perbankan
mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana
kepada nasabah, maka sebagian nasabah
perbankan beralih ke pegadaian sehingga
kegiatan
usaha
pegadaian
menunjukkan
peningkatan yang tinggi (Laporan Perekonomian
Indonesia, 1998/1999).
PT. Pegadaian (Persero) di provinsi Jawa
Tengah memiliki cabang yang tersebar diseluruh
wilayah Jawa Tengah dari kota besar hingga
kecamatan yaitu sebanyak 456 cabang.
Perkembangan jumlah keseluruhan kredit yang
disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero) kantor
wilayah Jawa Tengah mengalami fluktuatif yang
terlihat dalam 17 tahun terakhir. Ditunjukkan
pada tabel 1.1 bahwa permintaan kredit
mengalami fluktuatif dimana dari tahun 1998
hingga tahun 2004 mengalami kenaikan,
kemudian pada tahun 2005 mengalami
penurunan yaitu sebesar Rp 1.001.210 (Juta).
Pada tahun 2006 hingga tahun 2012 mengalami
kenaikan, dan mengalami penurunan lagi pada
tahun 2013 sebesar Rp 7.153.188 (Juta). Adapun
Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997-2013 dapat
dilihat pada tabel 1.
Pada saat ekonomi Indonesia sedang
terpuruk pada tahun 1998 dimana sebagian besar
kinerja/indikator ekonomi merosot membuat
memburuknya
perbankan
dan
lembaga
keuangan lainnya, kecuali dana pensiun dan
pegadaian. Dalam masa krisis ekonomi tersebut
pegadaian telah ikut berperan membantu
masyarakat dalam pemberian kredit sehingga
pegadaian di Indonesia mengalami pelonjakan
nasabah.
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), jumlah pengangguran, dan tingkat
inflasi. Hal ini dikarenakan ketiga variabel
tersebut merupakan salah satu variabel yang
penting untuk mengukur kinerja perekonomian
pada suatu daerah. Ketiga variabel yang
digunakan dalam penlitian ini termasuk ke
dalam indikator makroekonomi. Indikator
makroekonomi merupakan alat pengamat
prestasi kegiatan perekonomian (Sukirno,
2010:17).
263
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
Tabel 1. Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997 -2013
Tahun / Bulan
Pemberian Kredit (Juta Rp)
Pelunasan Kredit (Juta Rp)
1997
1998
275.635
431.052
259.516
399.630
1999
437.320
443.062
2000
575.624
544.818
2001
780.381
737.030
2002
983.679
852.206
2003
981.317
988.831
2004
1.421.778
1.358.988
2005
1.242.814
1.140.819
2006
1.645.775
1.530.955
2007
1.955.601
1.849.450
2008
3.427.528
3.127.879
2009
4.611.057
4.242.409
2010
5.825.396
5.259.321
2011
7.007.451
6.506.525
2012
7.562.359
7.239.813
2013
7.153.188
6.807.159
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa tengah, 1997-2013
Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997PDRB merupakan jumlah nilai tambah 2013 dapat dilihat pada tabel 2.
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah tahun 2013 yang ditunjukkan oleh laju PDRB
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh atas dasar harga konstan 2000 dalam tabel 1.2
seluruh unit ekonomi pada suatu daerah (BPS,
secara agregat cukup dinamis yaitu mencapai
2015). Menurut penelitian yang dilakukan
5,81
persen
dengan
nominal
sebesar
Sutarno (2002), PDRB wilayah semarang 223.099.740,34
(Juta
Rupiah).
Laju
memiliki pengaruh terhadap kredit pegadaian pertumbuhan PDRB Jawa Tengah periode 1998namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh
2003
menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
bagian terbesar balas jasa dalam PDRB diterima ekonominya dibawah 5% karena masih dalam
oleh kelompok yang mempunyai rekening bank,
masa pemulihan akibat adanya krisis ekonomi
kartu debet maupun kartu kredit yaitu pemilik
tahun 1998 yang membuat pertumbuhan
modal, pemilik alat-alat usaha, pengusaha dan ekonomi Jawa Tengah merosot
turun.
pekerja, sehingga pada saat membutuhkan Sedangkan pada tahun 2004-2013, ekonomi
likuiditas/uang
kas,
mereka
dapat
Jawa Tengah setiap tahunnya tumbuh di atas 5
menggunakannya.
persen meskipun masih mengalami fluktuatif.
Pada tabel 2 menunjukkan data PDRB
Pengangguran adalah suatu keadaan
Jawa Tengah dan laju pertumbuhan PDRB atas
dimana seseorang yang tergolong dalam
dasar harga konstan menurut lapangan usaha di
angkatan kerja (15-64 tahun) ingin mendapatkan
Jawa Tengah. Adapun Produk Domestik
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya
Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan (Sukirno, 2010:13).
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
264
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997-2013
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
PDRB (Juta Rupiah)
Pertumbuhan PDRB (%)
43.129.838,90
38.065.273,35
39.362.404,92
114.701.304,81
118.816.400,29
123.038.541,13
129.166.462,45
135.789.872,31
143.051.213,88
150.682.654,74
159.110.253,77
167.790.369,85
176.673.456,57
186.992.985,50
198.270.117,92
210.848.424,06
223.099.740,34
-13,43
3,43
3,60
3,17
3,55
4,98
5,13
5,35
5,33
5,59
5,46
5,14
5,84
6,03
6,34
5,81
Sumber : Badan Pusat Statistika, 1997-2013
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Sutarno (2002), tingkat pengangguran di Jawa
Tengah
berpengaruh
signifikan
terhadap
penyaluran kredit pegadaian kantor wilayah
Semarang. Koefisien regresinya menunjukkan
bahwa jumlah orang yang menganggur
meningkat maka kredit pegadaian juga
meningkat, begitu sebaliknya.
Inflasi diartikan sebagai kenaikan hargaharga umum yang berlaku dalam suatu
perekonomian dari satu periode ke periode
lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Titi widiarti dan Sinarti (2008-2012), secara
parsial tingkat inflasi di kota Batam tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian Cabang Batam, namun
secara simultan tingkat inflasi kota Batam
mempengaruhi penyaluran kredit Pegadaian
Cabang
Batam.
Koefisien
regresinya
menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi di
kota Batam tidak mempengaruhi secara
signifikan
akan
pandangan
kepercayaan
masyarakat yang telah terbentuk
menggunakan jasa kredit dari pegadaian.
untuk
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang bersumber dari data sekunder.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang bersumber pada
laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1984
sampai dengan tahun 2014, data yang diteliti
meliputi data PDRB, jumlah pengangguran,
tingkat inflasi, dan penyaluran dana kredit PT.
Pegadaian (Persero). Jenis data yang digunakan
adalah data runtut waktu (time series) yaitu data
yang secara kronologis disusun menurut waktu
pada satu variabel tertentu. Data time series dalam
penelitian ini menggunakan periode tahun 19842013.
Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis
variabel yaitu variabel dependen dan variabel
265
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah penyaluran dana kredit PT. Pegadaian
(Persero), sedangkan variabel independennya
adalah PDRB, pengangguran, dan inflasi.
Metode Pengumpulan data
Dalam penelitian ini sesuai dengan
pendekatan penelitian kuantitatif maka metode
pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi. Dalam penelitian ini
menggunakan
metode
dokumentasi
yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Jawa Tengah.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
runtut waktu (time series). Menurut Kuncoro
(2007:24), data runtut waktu digunakan untuk
melihat pengaruh dalam rentang waktu tertentu.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen
akan dianalisis menggunakan model regresi
linier berganda dengan metode OLS (Ordinary
Least Square). Alat yang digunakan untuk
mempermudah pengolahan data yaitu dengan
menggunakan software Eviews 6.0.
Spesifikasi Model Regresi
Secara ekonometrika pengaruh PDRB
(logPDRB), pengangguran (logJP), dan inflasi
(INFL) terhadap penyaluran dana kredit
(logPKRED) PT. Pegadaian (Persero) Provinsi
Jawa
Tengah
dapat
dianalisis
dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut ini :
LogPKRED t = 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt +
3INFL t + AR(1) + AR(2) + et
Keterangan :
LogPKRED
= Penyaluran Dana Kredit
Pegadaian (Jutaan Rupiah)
LogPDRB
= PDRB atas dasar harga
konstan (Jutaan Rupiah)
LogJP
= Jumlah Pengangguran (Jiwa)
INFL
= Tingkat Inflasi (Satuan
persen)
0
= Intersep
1, 2, 3
= Koefisien regresi parsial
AR
et
t
= Autoregressive
= Error term
= Waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Spesifikasi Model
Model regresi terkait pengaruh PDRB,
pengangguran, dan inflasi terhadap penyaluran
dana
kredit
PT.
Pegadaian
(Persero)
menggunakan model regresi linier berganda
metode OLS (Ordinary Least Square). Persamaan
model regresi linier berganda sebagai berikut :
LogPKRED t
= 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt
+ 3INFL t + AR (1) + AR (2) + et
Log(PKRED) =
-62.17630
+
3.991346*Log(PDRB) + 0.079711*Log(JP) +
0.007196*INFL
+
[AR(1)=0.799966134331,AR(2)=
0.0461383076395]
Adapun Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda Metode Ordinary Least Square dapat
dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan
bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan
pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar
3,991346 dengan probabilitas sebesar 0,0000. Hal
ini menunjukkan bahwa apabila PDRB
mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.000 maka
penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (persero)
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami kenaikan
sebesar 3.99% dengan asumsi ceteris paribus.
Sementara
untuk
pengangguran
berpengaruh positif dan tidak signifikan pada
taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 0,079711
dengan probabilitas sebesar 0,7635 lebih besar
dari taraf nyata 5%. Hal tersebut berarti
pengangguran tidak mempengaruhi penyaluran
dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi
Jawa Tengah.
Sedangkan inflasi berpengaruh positif dan
signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien
sebesar 0,007196 dengan probabilitas sebesar
0,0412. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
inflasi mengalami peningkatan sebesar 1% maka
penyaluran dana kredit akan mengalami
peningkatan sebesar 0,007%.
266
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square
Variabel
Koefisien
Std. Error
Probabilitas
C
LOG(PDRB)
LOG(JP)
-62.17630
3.991346
0.079711
0.0000
0.0000
0.7635
INFL
0.007196
11.41499
0.649137
0.261649
0.003319
Pengaruh Produk Domestik Regional B ruto
(PDRB ) Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT.
Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah
Tahun 1984-2013
Berdasarkan hasil estimasi pada variabel
produk domestik regional bruto (PDRB)
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian
(Persero) Provinsi Jawa Tengah. Peningkatan
PDRB
dapat
meningkatkan
konsumsi
masyarakat, dengan kata lain jika masyarakat
meningkatkan konsumsinya, maka para investor
dan pengusaha melakukan ekspansi usaha
dengan cara meningkatkan produksi barang dan
jasa
serta
meningkatkan
barang-barang
keperluan perusahaan sendiri dan
juga
persediaan, dan untuk membiayai pengeluaran
ini diperlukan dana yang cukup besar. Maka agar
masyarakat
dapat
mencukupi
kebutuhan
konsumsinya atau bahkan perusahaan yang ingin
meningkatkan produksi mereka memerlukan
sejumlah uang kas, dan disinilah peluang
Pegadaian
untuk
dapat
meningkatkan
penyaluran kreditnya. Peningkatan kebutuhan
baik untuk konsumsi maupun produksi
menyebabkan permintaan terhadap kredit
Pegadaian juga meningkat untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
basis ekonomi yang dikemukakan oleh Harry W.
Richardson (1973) yang menyatakan bahwa
faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung
dengan permintaan akan barang dan jasa dari
luar daerah. Peningkatan permintaan barang dan
jasa dapat meningkatkan produksi barang dan
jasa yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga
perusahaan membutuhkan uang yang cukup
R-squared
0.977071
0.0412
besar untuk biaya peningkatan produksi barang
dan jasa tersebut dan disinilah peluang
Pegadaian dalam menyalurkan dananya kepada
perusahaan dan masyarakat.
Pengaruh Pengangguran Terhadap Penyaluran
Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 1984-2013
Berdasarkan hasil estimasi pada variabel
pengangguran tidak berpengaruh terhadap
penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero)
Provinsi
Jawa
Tengah.
Pengangguran
menyebabkan
masyarakat
tidak
dapat
memaksimumkan tingkat kesejahteraannya yang
mungkin dicapainya, menghambat pertumbuhan
ekonomi, perekonomian menjadi tidak stabil,
masyarakat kehilangan mata pencaharian dan
pendapatan,
menimbulkan
ketidakstabilan
sosial-ekonomi dan politik serta menambah
kemiskinan (Prasetyo, 2009:230). Seseorang
yang menganggur berarti kehilangan mata
pencaharian dan pendapatan maka ia harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya. Karena
tidak memiliki pendapatan apabila seseorang
tersebut mengambil kredit maka ia harus
menghemat
pada
masa-masa
setelah
pengambilan kredit tersebut untuk dapat
menebus barang yang telah digadaikannya.
Seseorang yang menganggur atau kehilangan
pendapatan akan memiliki pemikiran bagaimana
cara menebus kembali barang-barang yang telah
digadaikannya dan mereka menjadi ragu-ragu
karena apabila tidak ditebus kembali maka
barang yang telah digadaikan akan dilelang oleh
pegadaian. Kebanyakan masyarakat yang
melakukan permintaan kredit di pegadaian
karena terdesak oleh kebutuhan yang mendesak,
untuk memperlancar transaksi seperti menggaji
267
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
karyawan dan membeli bahan-bahan baku, atau
untuk tujuan spekulasi yang memerlukan dana
untuk membeli surat-surat berharga. Jadi,
pengangguran tidak berpengaruh terhadap
penyaluran dana kredit pegadaian.
Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Dana
Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 1984-2013
Berdasarkan hasil estimasi pada variabel
tingkat inlasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT.
Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah.
Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan
meningkatnya biaya-biaya produksi dan ini
menyulitkan dunia usaha karena meningkatnya
produksi membutuhkan biaya yang lebih banyak.
Peningkatan inflasi berarti juga peningkatan
harga-harga barang
dan jasa
dan
ini
menyebabkan masyarakat membutuhkan dana
untuk
memenuhi/menutup
kebutuhan
konsumsinya. Dengan kata lain, ketika harga
naik maka orang harus membayar lebih untuk
membeli barang dan jasa. Semakin tinggi tingkat
harga maka akan semakin banyak orang
membutuhkan dana untuk memenuhi atau
menutup biaya konsumsinya dan pengusaha
yang menutup biaya produksi, dan disinilah
peluang Pegadaian.
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Rifai
(2007), inflasi sangat berpengaruh dengan
permintaan kredit, dikarenakan inflasi berarti
juga kenaikan harga. Semakin naiknya harga,
maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan, dan dalam pemenuhan kebutuhan
tersebut
bisa
dengan
cara
mengajukan
permintaan kredit dengan menggunakan asumsi
suku bunga riil. Oleh karena itu maka dengan
adanya kenaikan inflasi maka permintaan akan
kredit juga semakin meningkat.
Penelitian ini sesuai dengan teori inflasi
dari sudut pandang teori kuantitas, jumlah uang
yang diminta oleh masyarakat untuk transaksi
bergantung pada tingkat harga barang dan jasa
yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga maka
semakin tinggi jumlah uang yang diminta. Saat
nilai uang tinggi, maka tingkat harga akan
rendah, dan saat nilai uang rendah, maka tingkat
harga akan tinggi. Hal ini mengindikasikan
bahwa saat nilai uang rendah dan tingkat harga
tinggi maka permintaan terhadap uang akan
tinggi.
Pengaruh PDRB , Pengangguran, dan Inflasi
Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT.
Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah
Secara B ersama-sama
Berdasarkan hasil estimasi uji F-statistik
pada semua variabel independen yaitu PDRB,
jumlah pengangguran, dan inflasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian
(Persero) Provinsi Jawa Tengah.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan produk domestik regional bruto
(PDRB) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian
(Persero) Provinsi Jawa Tengah. Pengangguran
tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana
kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa
Tengah. Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT.
Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah.
Variabel produk domestik regional bruto
(PDRB), pengangguran, dan inflasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran
dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi
Jawa Tengah adapun pengaruhnya secara positif
dan signifikan.
Berdasarkan kesimpulan dari
hasil
penelitian dan pembahasan maka saran dalam
penelitian ini adalah bagi pihak PT. Pegadaian
(Persero) diharapkan dapat menyalurkan dana
yang dimilikinya dengan baik, sehingga dapat
melakukan kegiatan operasionalnya secara
maksimal dan mampu merangsang pertumbuhan
ekonomi. Peningkatan PDRB dan inflasi dapat
meningkatkan
permintaan
kredit
untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk
konsumsi maupun produksi dan disinilah
peluang pegadaian untuk dapat meningatkan
penyaluran kreditnya. Sebaiknya PT. Pegadaian
(Persero) meningkatkan perannya sebagai
268
Norma Yuristyana & Karsinah/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017)
lembaga penyedia dana instant yang terkemuka
dan terpercaya sehingga dapat melayani
masyarakat berpenghasilan rendah termasuk
masyarakat yang menganggur atau sedang
mencari pekerjaan dengan cara menerima barang
jaminan yang dimiliki, meringankan tingkat
bunga, dan memberikan jangka waktu yang lebih
panjang. Hal ini dilakukan agar masyarakat
berpenghasilan rendah dapat terhindar dari
praktek lintah darat dan pinjaman tidak wajar
lainnya. Bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut tentang penyaluran dana
kredit pada PT. Pegadaian (Persero) sebaiknya
dapat menggunakan variabel lain yang diduga
masih berpengaruh seperti harga emas, tingkat
bunga, tingkat pendapatan, jumlah nasabah,
kualitas pelayanan, dan sebagainya.
Pegadaian Studi Kasus Pada Perum Pegadaian
Kantor Wilayah Semarang”. Tesis. Semarang :
Program Pascasarjana UNDIP.
Widiarti, T. & Sinarti. “Pengaruh Pendapatan, Jumlah
Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap
Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian
Cabang Batam Periode 2008-2012”. Jurnal
Manajemen Bisnis. Batam : Politeknik Negeri
Batam.
.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 1997-2013. Statistik Indonesia.
Badan Pusat Statistik Jakarta-Indonesia.
BPS Jawa Tengah. 1984-2014. Jawa Tengah Dalam
Angka. Jawa Tengah: BPS Jawa Tengah.
Bank Indonesia. 1998. Laporan Perekonomian Indonesia
Tahun 1998/1999.
Kholisudin. 2012. “DETERMINAN PERMINTAAN
KREDIT PADA BANK UMUM DI JAWA
TENGAH 2006-2010”. Economics Development
Analysis
Journal,
1(1).
doi:10.15294/edaj.v1i1.193
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif Teori
Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :
Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM
YKPN.
Prasetyo, P. E. 2009. Fundamental Makro Ekonomi.
Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta.
Rifai, M. F. 2007. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Kredit.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar.
Jakarta : Rajawali pers.
Sutarno. 2002. “Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi
Makro dan Kredit Usaha Kecil Terhadap Kredit
269
Download