BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan ilmu ekonomi yang banyak diterapkan pada banyak perusahaaan, yang memegang peranan penting dan mutlak yang harus dijalankan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan pemasaran memegang faktor penting kemajuan suatu perusahaan. Pengertian pemasaran dalam Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah ”proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.” Dan menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah “suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan, dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.” Hal-hal pokok dalam definisi tersebut adalah: • Adanya perencanaan dan eksekusi di lapangan. 15 16 • Adanya tahap-tahap yang dirumuskan menunjukan bahwa seluruh bagian harus duduk bersama-sama, merumuskan produk, dan memasarkannya. • Melibatkan produk, harga, promosi, dan distribusi. Keempat variabel ini dalam pemasaran disebut bauran pemasaran (marketing mix) atau disebut 4P (Price, Produk, Place, and Promotion). • Adanya barang yang dipertukarkan, dimana tidak selalu berupa barang berwujud yang dapat dipegang (tangible goods), tetapi benda-benda yang tidak berwujud (intangible goods). 2.1.2. Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) adalah “Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Melakukan manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara untuk mencapai respons yang yang diinginkan oleh pihak lain. Karenanya kita memandang manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan. Dengan berbagai cara seperti menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. menciptakan, 17 2.1.3. Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009) konsep pemasaran adalah ”Sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih.” Dalam manajemen pemasaran diperlukan konsep-konsep untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibanding para pesaing. Konsep-konsep pemasaran diterapkan dengan berbagai cara: a. Temukan keinginan pasar dan penuhilah. b. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat. c. Cintailah pelanggan, bukan produk anda. d. Lakukanlah menurut cara anda. e. Andalah yang menentukan. f. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu, dan kepuasan. Konsep-konsep yang telah dibuat menjadi landasan dalam manajemen pemasaran untuk melakukan strategi pemasaran guna mencapai tujuan perusahaan. 18 2.1.4. Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009) Strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP, yaitu segmentasi, target, dan posisi perusahaan. Perusahaan menemukan beragam kebutuhan dan kelompok dalam pasar, membidik mana yang dapat dipenuhi oleh perusahaan secara superior. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu: • Daur Hidup Produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup produk, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap kemunduran. • Posisi Persaingan Perusahaan Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti, atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar. • Situasi Ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. Strategi pemasaran yang tepat tergantung pada daya tarik relatif industri dan kekuatan kompetitif perusahaan. Ada berbagai macam strategi pemasaran diantaranya adalah: 19 a. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai dan meningkatkan jumlah pembeli. b. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada, memelihara kepuasan pelanggan, mempermudah proses pembelian, mengurangi daya tarik, atau jelang untuk untuk beralih merek. c. Merangsang kebutuhan selektif dengan menjaring pelanggan baru. 2.1.5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, setiap perusahaan selalu menerapkan strategi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah pemodelan bauran pemasaran (marketing mix) untuk mencapai sasaran perusahaan. Pengertian pemodelan bauran pemasaran atau marketing mix, menurut Kotler and Keller (2009) adalah ”menganalisis data dari berbagai sumber, seperti pemindai pengecer (distribusi), data pengiriman perusahaan (produk), penetapan harga, dan data belanja promosi untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat.” Marketing mix merupakan bagian dari strategi pemasaran, variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix terdiri dari empat variabel, diantaranya produk, harga, distibusi, dan promosi. Keempat variabel tersebut saling mempengaruhi dan setiap pelaksanaan marketing mix dalam suatu perusahaan harus dilaksanakan dalam 20 keadaan yang seimbang antara masing-masing variabel. Semua kegiatan pemasaran harus berusaha untuk memadukan kombinasi dari marketing mix, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi yang utuh untuk mencapai tujuan perusahaan. a. Produk Produk merupakan unsur terpenting dan utama dari bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk maka proses pertukaran tidak akan terjadi. Produk merupakan hal yang sangat luas karena mencakup benda yang terlihat secara fisik maupun tidak terlihat secara fisik. Dapat disimpulkan bahwa konsumen ketika membeli tidak hanya berorientasi pada atribut fisik produk, melainkan mereka lebih berorientasi pada pencapaian laba yang besar, lebih memusatkan perhatian pada keinginan dan kepuasan konsumen. Suatu produk terdiri atas beberapa faktor yang tercakup didalamnya, meliputi: 1) Mutu Mutu merupakan titik perhatian konsumen dalam melakukan pemilihan terhadap suatu barang. Oleh karena itu, mutu produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat mutu suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. 2) Feature/Ciri Feature merupakan salah satu alat untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaingnya melalui pemberian nilai tambah pada produk sehingga 21 dapat merubah produk menjadi lebih menarik, umumnya berupa pemberian kemasan dan warna pada produk. Untuk dapat menarik perhatian konsumen, perusahaan perlu menata penampilan produk sedemikan rupa. 3) Option (Pilihan) Option merupakan tambahan yang dapat memberikan kanyamanan serta menambah daya tarik bagi konsumen, perusahaan perlu memberikan pilihan produk sehingga mereka dapat menentukan dan mengembangakan pilihan sesuai dengan selera mereka, dengan tetap mempercayakan produk tersebut sebagai produk kepuasannya. 4) Style/Ragam Style biasanya digunakan untuk barang-barang yang disukai konsumen dalam waktu tertentu atau barang-barang yang mengarah pada fasion, sedangkan model dari suatu produk akan berguna untuk membedakan mutu, ciri khas, pilihan, maupun ukuran dari suatu produk. 5) Merek Merek merupakan suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar, ataupun kombinasi dari keduanya. Para pembeli sering mengasumsikan merek dagang sebagai jaminan mutu yang dapat memberikan kepuasan kepada mereka, oleh karena itu mereka bersedia membayar lebih hanya untuk mendapatkan barang atau jasa dengan 22 merek tertentu. Selain itu, beberapa orang merasa dirinya tergolong dalam suatu kelas sosial tertentu, hanya karena memiliki atau menggunakan barang atau jasa dengan merek tertentu. 6) Kemasan Kemasan dapat menjadi sarana pemasaran yang baik, karena kemasan yang baik dapat menciptakan nilai tambah yang menyenangkan konsumen dan mempunyai promosional bagi produsen, sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kemasan, yaitu apakah kemasan tersebut mudah pecah atau tidak dan jangan menggunakan kemasan yang terlalu besar dan harus bersifat efisiensi. 7) Ukuran Perusahaan dalam menentukan ukuran suatu produk didasari oleh keinginan pasar dan biasanya konsumen ditawarkan beberapa jenis pilihan ukuran produk yang disesuaikan dengan selera, situasi, dan kondisi pemakaian. 8) Pelayanan purna jual Pelayanan purna jual yang dilakukan oleh perusahaan setelah menjual produknya pada konsumen. Pelayanan dapat berupa perbaikan ataupun penyediaan suku cadang dari produk khusus untuk barang-barang industri, maupun pelayanan terhadap keluhan konsumen tentang produk yang dibelinya. 23 9) Jaminan Jaminan adalah tanggungan perusahaan yang bersangkutan terhadap kelainankelainan produk dari standar yang telah ditentukan, dengan catatan bahwa konsumen menggunakan sesuai dengan ketentuan penggunanya. Jaminan juga diberikan oleh perusahaan karena efek samping dari produk serta kelalaian perusahaan. Jaminan lebih banyak berlaku untuk barang-barang yang bersifat tahan lama, sedangkan untuk barang konsumsi dapat berupa jaminan ganti rugi kepada konsumen yang bersangkutan. b. Harga Harga merupakan unsur kedua dari bauran pemasaran dan biasanya harga ditentukan dalam bentuk mata uang yang diguanakan dalam pertukaran. Penetapan harga dari suatu produk merupakan salah satu pertimbangan bagi konsumen untuk pengambilan keputusan membeli dari suatu produk. Dalam menentukan harga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah permintaan terhadap produk, biaya produksi, reaksi pesaing, dan target pangsa pasar. c. Distribusi Untuk memperlancar arus barang dan jasa yang mengalir dari produsen ke konsumen maka faktor saluran distribusi sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu barang dan jasa harus berada pada saat dan tempat yang dapat dijangkau oleh konsumen. d. Promosi 24 Promosi merupakan suatu alat dalam pemasaran yang berguna bagi perusahaan dalam memperkenalkan maupun menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya kepada konsumen, oleh karena itu diperlukan kombinasi penggunaan variabel-variabel bauran promosi secara terpadu dalam menghadapi persaingan yang kompetitif, jadi promosi merupakan alat penunjang informasi yang digunakan perusahaan agar informasi dari produk dapat sampai kepada pelanggan sasaran, dengan tempat yang benar dan harga yang tepat. 2.1.6. Produk 2.1.6.1.Pengertian Produk Produk merupakan elemen paling penting dalam marketing mix, karena tujuan yang pertama dari perusahaan dalam usaha kegiatannya adalah untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa yang akan ditawarkan kepasar. Kotler (2000) mendefisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Sedangkan Kotler and Armstrong (2008) mengatakan bahwa produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Lalu Stanton (2000) menyatakan bahwa produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta 25 pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bias memuaskan keinginannya. Berdasarkan definisi di atas, maka yang disebut dengan produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan perusahaan dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan organisasi dapat berupa barang, jasa, pengalaman dan lain sebagainya. 2.1.6.2.Klasifikasi Produk Menurut Kotler (2000) pemasar biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk yaitu daya tahan, keberwujudan dan penggunaan (konsumen atau industri). Produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya: 1. Barang yang tidak tahan lama (Nondurable goods) Adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contohnya adalah bir dan sabun. 2. Barang tahan lama (Durable goods) Adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contohnya meliputi lemari es, peralatan mesin dan pakaian. 3. Jasa (Services) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, 26 kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Contohnya mencakup potongan rambut dan reparasi. Banyak jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen, kita dapat membedakan antara barang kenyamanan (convenience), belanjaan (shopping), khusus (speciality) dan barang yang dalam kondisi tidak normal dicari (unsought). Barang kenyamanan (convenience) yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen segera dan dengan usaha yang minimum. Contohnya produk tembakau, sabun dan surat kabar. Barang belanjaan (shopping) adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya pakaian, furniture, mobil bekas dan pealatan rumah tangga besar. Barang khusus (speciality) adalah barang-barang karakteristik unik dan/atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya meliputi merek dan jenis barang mewah, mobil, sepeda motor tertentu, komponen stereo, peralatan fotografi dan jas pria tertentu. Barang yang dalam kondisi tidak normal dicari (unsought) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun 27 secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contohnya klasik barang yang dikenal tetapi tidak dicari adalah asuransi jiwa, tanah kuburan, batu nisan dan ensiklopedia. Organisasi membeli berbagai barang dan jasa barang industri yang dapat diklasifikasikan berdasarkan cara barang ini memasuki proses produksi dan harga relatifnya. Kita dapat membedakan tiga kelompok barang industry: bahan baku dan suku cadang, barang modal, serta perlengkapan dan jasa bisnis. Bahan baku dan suku cadang (material and parts) adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan. Barang-barang ini terbagi menjadi dua kelas: bahan mentah serta bahan baku dan suku cadang hasil manufaktur. Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir. Barang modal meliputi dua kelompok: instalasi dan peralatan. Perlengkapan dan jasa bisnis adalah barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. 2.1.6.3.Level Produk Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima level produk. Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan (Kotler, 2000) 28 Level paling dasar adalah manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesunggunya dibeli oleh pelanggan. Pada level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar (basic product). Pada level ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka mereka membeli produk itu. Pada level keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmented produk) yang melampaui harapan konsumen. Pada level kelima terdapat produk potensial (potential produk) yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa depan. 2.1.6.4.Atribut Produk Definisi Atribut Produk Suatu perusahaan dalam memproduksi sebuah produk akan memberikan atribut-atribut yang dapat memberikan manfaat atau kegunaan kepada konsumen. Dari atribut inilah suatu produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya dan setiap perusahaan akan memberikan produk yang terbaik bagi para konsumen. Tjiptono (2005) mengemukakan definisiatribut produk sebagai: 29 “Atribut produk adalah unsure-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”. Sedangkan definisi atribut produk menurut Kotler dan Armstrong (2006) menyatakan bahwa: “Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan”. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan suatu karakteristik spesifik dari produk yang memberikan manfaat penting bagi konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Apabila perusahaan dapat menemukan keinginan konsumen dengan memberikan atribut-atribut terbaik pada produknya, diharapkan konsumen akan memandang produk tersebut berbeda dan lebih baik dari produk para pesaingnya dan perusahaan akan dapat menempatkan posisi produknya ke arah yang lebih baik. Komponen Atribut Produk Kotler and Armstrong (2006) mengelompokkan atribut produk menjadi tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features) dan desain produk (product design). 1. Kualitas Produk Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian yang utama dari perusahaan, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan pelanggan sehingga menciptakan ketergantungan dari pelanggan 30 akan suatu produk. Dalam pengembangan suatu produk, produsen harus menentukan tingkat kualitas yang akan mendukung posisi di dalam pasar sasaran. Kotler dan Armstrong (2006) mengemukakan definisi dari kualitas produk, sebagai: “The ability of a product to perform it’s functions”, artinya kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Kualitas yang baik akan membangaun kepercayaan konsumen sehingga dapat menunjang kepuasan konsumen. Bagi perusahaan, meningkatkan kualitas berarti menggunakan pengendalian kualitas yang lebih baik untuk mengurangi kecacatan produk yang akan mengecewakan konsumen. Banyak perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai senjata stratejik menyangkut usaha memperoleh keunggulan lebih dari pesaing yang menawarkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara konsisten. Kotler dan Keller (2007) mengemukakan bahwa terdapat delapan atribut yang dapat dijadikan pedoman dalam menilai kualitas terhadap suatu produk, yaitu meliputi : a) Kinerja (performance). Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur dan aspek-aspek kinerja individu. Kinerja beberapa produk biasanya didasari oleh preferensi subjektif pelanggan yang pada dasarnya bersifat umum. 31 b) Kehandalan (reliability). Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. c) Kesesuaian (conformance). Dimensi yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuaian produk dengan strandar dalam industri. d) Daya tahan (durability). Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis dan teknis. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefiniskan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan yang dapat diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk. e) Keanekaragaman produk (feature). Dapat berbebtuk produk tambahan daru suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. Keanekaragaman produk biasanya diukur secara subjektif oleh masing-masing individu yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas produk. f) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Konsumen tidak selalu memiliki informasi lengkap mengenai atribut-atribut produk, namun umumnya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung. Misalnya melalui merek, iklan dan brosur. g) Estetika (aesthetics). Estetika suatu produk dilihat dari bagaimana suatu produk terdengan oleh konsumen, bagaimana penampilan luar suatu produk, 32 rasa dan bau. Dengan demikian, estetika jelas merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen. h) Kemampuan Pelayanan (serviceability). Dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas produk tetapi waktu sebelum produk disimpan, penjadwalan komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya. 2. Fitur Produk Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu perusahaan dengan produk-produk pesaing. Kotler dan Armstrong (2006) menyatakan bahwa definisi dari fitur produk, adalah : “Feature are competitive tool for differentiating the company’s product from competitor’s product”, yang artinya fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan-perusahaan pesaing. Fitur produk indetik dengan sifat dan sesuatu yang sifatnya unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terusmenerus. 33 3. Desain Produk Cara lain untuk menambahkan kekhasan suatu produk adalah melalui desain produk. Beberapa perusahaan mempunyai reputasi yang sangat baik karena desain produknya yang benar-benar bagus. Desain selain mempertimbangkan factor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah kunggulan bersaing. Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa definsi desain produk yaitu : “Desain atau rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan”. Desain sebuah kemasan harus menarik perhatian seorang konsumen karena kemasan menggambarkan sebuah citra merek. Kemasan juga harus dapat memberikan informasi struktur produk, manfaat dan informasi tambahan sehingga dapat mendorong konsumen untuk mencoba membelinya, membeli ulang dan menyediakan cara pemakaian produk. Untuk mengevaluasi empat keistimewaan kemasan-kemasan tersebut, maka dapat digunakan sebuah model VIEW (Visibility, Information, Emotional Appeal, Workability), yaitu : 1. Visibility terkait dengan kemampuan kemasan untuk menarik perhatian seorang konsumen, misalnya warna cerah, ukuran dan bentuk yang berbeda dari produk lain. 34 2. Information berhubungan dengan instruksi pemanfaatan produk dari berbagai keunggulan, slogan-slogan serta informasi tambahan yang tertuliskan pada kemasan. 3. Emotional Appeal terkait pada sebuah kemasan yang memiliki daya tarik emosional. Misalnya keceriaan, lucu, nostalgia dan lain-lain. 4. Workability harus mampu ditampilkan oleh kemasan, kemampuan kerja dapat berupa kemampuan melindungi isi produk, kemudahan menggunakan produk, serta perlindungan terhadap kerusakan. 2.1.7 Perilaku Konsumen 2.1.7.1.Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan salah satu hal penting yang harus dimengerti oleh perusahaan agar perusahaan dapat menjual produknya dengan sukses dipasar. Mowan dan Minor (2007:6) mendefinisikan: “perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide”. Sedangkan menurut Tjiptono (2008) mengemukakan definisi dari perilaku konsumen, sebagai : “Perilaku konsumen merupakan suatu bentuk perilaku yang perlu dipantau dan di analisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain 35 produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisa perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian melalui obsevasi dan metode survey”. Dari kedua definisi tersebut bahwa perilaku konsumen adalah suatu bentuk perilaku dimana konsumen melakukan proses pembelian dalam mendapatkan, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (barang dan jasa) dengan menanggung konsekuensi dan menghabiskan produk (barang dan jasa) dengan menanggung konsekuensi apabila barang tersebut sudah dibeli. 2.1.7.2 Konsep Kepuasan Pelanggan Pengertian kepuasan menurut Kotler (2009): “The buyer satisfaction is a function of the closers between the buyers product expectation and product performance” Ada beberapa arti kepuasan pelanggan yang disampaikan oleh para pakar berikut (Fandy Tjiptono 2008): Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) mendefinisikannya sebagai berikut: “Bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya”. Engel, et al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan: 36 “evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan”. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Produk Harapan Pelanggan Terhadap Produk Nilai Produk Bagi Pelanggan Tingkat Kepuasan Pelanggan Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan Sumber : Strategi Pemasaran, Fandi Tjiptono (2008) 37 2.1.7.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Dalam mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa ada beberapa faktor yang digunakan menurut Tjiptono (2008) yaitu sebagai berikut: 1. Kinerja (performance), merupakan karakter operasi pokok dari produk inti (core product). 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) adalah karakteristik pada suatu produk sebagai pelengkap. 3. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakter desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. 6. Pelayanan (serviceability), meliputi kecepatan kompetensi serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan saja, tetapi juga selama proses penjualan, sampai pada proses purna jual. 7. Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk panca indra, misalnya: bentuk fisik, disain, warna. 38 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan konsumen akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli akan mempersepsikan kualitasnya dari merek, iklan, reputasi perusahaan pembuat dan yang lainnya. 2.1.7.4.Sudut Pandang Konsumen Terhadap Kepuasan Kepuasan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu dalam mengkonsumsi suatu produk. Adapun alasan bahwa kepuasan merupakan sesuatu yang dikejar oleh individu karena kepuasan merupakan kondisi akhir yang diinginkan individu dalam mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan muncul sebagai konsekuensi yang tidak dapat dielakan dari proses pembelian, pembelian yang memuaskan merupakan suatu prestasi yang akan memberikan suatu stabilitas dan ketenangan hidup. Menurut Kotler dan Armstrong yang dikutip oleh Tjiptono (2008) jika pelanggan merasa puas terhadap kinerja produknya maka konsumen akan melakukan pembelian ulang dengan cara promosi dari mulut ke mulut agar mencoba produk tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan juga bahwa kepuasan akan menciptakan kesetiaan pelanggan. 39 2.1.7.5.Mengukur Kepuasan Pelanggan Kotler (2009) menjabarkan metode-metode atau sistem untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya memberikan saran dan keluhan. Perusahaan-perusahaan itu juga menambahkan web pages dan email untuk melaksanakan komunikasi dua arah, bagi perusahaan informasi tersebut merupakan sumber gagasan yang baik, yang meyakinkan perusahaan bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah. 2. Survey Kepuasan Pelanggan Penelitian menunjukan bahwa walaupun para pelanggan tidak puas terhadap satu dari setiap empat pembelian, kurang dari 5% pelanggan yang tidak puas akan mengeluh. Kebanyakan pelanggan akan membeli lebih sedikit atao berganti pemasok daripada mengajukan keluhan, bila karena itu perusahaan-perusahaan tidak dapat menggunakan banyak nya keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Perusahaan-perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan secara langsung dengan melakukan survey berkala. Mereka juga meminta pendapat pembeli tentang kinerja para pesaing mereka. 40 3. Belanja Tersembunyi Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai pembeli potensial guna melaporkan hasil temuan mereka tentang kekuatan dan kelemahan yang mereka alami ketika membeli produk perusahaan dan produk pesaing, para pembelanja tersembunyi bahkan dapat menyampaikan masalah tertentu untuk menguji apakah staff penjualan perusahaan menangani situasi tersebut dengan baik. 4. Analisis Pelanggan yang Hilang Perusahaan-perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti pembeli atau berganti pemasok untuk mempelajari sebabnya. 2.1.7.6.Strategi Kepuasan Konsumen Upaya perbaikan dan penyempurnaan kepuasan konsumen dapat dilakukan denga strategi. Pada prinsipnya strategi kepuasan konsumen akan menyebabkan pesaing bekerja keras dan memerlukan biaya yang tinggi untuk merebut konsumen. Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untukmeraih dan meningkatkan kepuasan konsumen menurut Fandy Tjiptono (2008) yaitu: 1. Relationship Marketing Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan 41 berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terusmenerus, sehingga dapat terjadi bisnis ulangan. 2. Strategi Superior Customer Service Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada saingannya. 3. Strategi Unconditional Guarantees Komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada giliranya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas jasa dan kinerja perusahaan. 4. Strategi Penanganan Keluhan yang Efektif Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas (atau bahkan pelanggan abadi). 5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan Strategi melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan secara berkesinambungan, sistem penilaian kinerja, penghargaan dan promosi karyawan didasarkan pada kontribusi mereka, memberdayakan karyawan sehingga mereka dapat mengambil keputusan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya. 42 6. Strategi Quality Function Development Praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan tehadap kebutuhan konsumen. 2.1.7.7.Atribut Pembentuk Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2005) atribut pembentuk kepuasan pelanggan dapat diukur melalui: 1. Kepuasan pelanggan keseluruhan (Over All Customer Satisfaction) Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelangga seberapa puas mereka dengan produk atau jasa yang disediakan. 2. Dimensi kepuasan pelanggan Berbagai penelitian memilih kepuasan pelanggan kedalam komponenkomponennya. 3. Konfirmasi harapan Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun dismpulkan berdasarkan kesesuaian atau tidak kesesuaian antara harapan pelanggan dengan kierja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting. 43 4. Minat pembelian ulang Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. 5. Kesediaan merekomendasikan Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau hanya terjadi satu kali pembelian, kesediaan pelangga untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. 6. Ketidakpuasan pelanggan Beberapa macam aspek yag sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan meliputi (a) komplain, (b) retur pengembalian produk, (c) biaya garansi, (d) penarikan kembali produk dari pasar, (e) gethok tular negative, (f) konsumen yang beralih ke pesaing. 2.1.8. Ringkasan Artikel dari Jurnal Internasional Bruno Busacca dan Giovanna Padula (2005), dalam artikelnya yang berjudul Understanding the Relationship Between Attribute Performance and Overall Satisfaction, menjelaskan bagaimana kepuasan konsumen mengarah kepada loyalitas pelanggan. Kepuasan konsumen biasanya tidak hanya dipengaruhi oleh satu aspek dari kualitas pelayanan saja, kadang-kadang dari berbagai aspek. Model dari kepuasan konsumen telah diciptakan secara tradisional berdasarkan dari atribut 44 pelayanan / produk yang mempengaruhi kepuasan konsumen melalui hubungan garis lurus dan simetris. Asumsi ini telah mengacu kepada pengembangan metode pengukuran kepuasan konsumen yang harus dilakukan manager untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan. Ada 3 kategori attribute yang mempengaruhi kepuasan konsumen dan masing-masing menunjukan efek yang berbeda tehadap kepuasan konsumen. Kategori tersebut adalah, Kinerja atribut atribut dasar yang diharapkan, satu dimensi dan atribut menyenangkan yang tidak diharapkan Berdasarkan tujuan penelitian Bruno Busacca and Giovanna Padula, mereka menyatakan bahwa tujuan penelitian itu adalah untuk membantu para praktisi yang selama ini mengalami tekanan untuk menggunakan prosedur analisa yang baik tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya untuk memperkuat kepuasan konsumen. Metode penelitian yang digunakan mereka adalah dengan kuesioner untuk mengetahui hubungan non-linear dan asimetris antara kinerja atribut dengan kepuasan secara keseluruhan. Bila dihubungkan dengan penelitian penulis pada skripsi ini, ada beberapa variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yaitu alat ukur kepuasan konsumen terhadap atribut produk. Jurnal yang kedua adalah Russel Smith dan Brant Deppa dalam artikelnya yang berjudul Two Dimensions of Attribute Importance menjelaskan Atribut adalah dimesi dari suatu produk yang memberikan pengalaman tertentu pada konsumen saat digunakan. Martilla dan James (1997) menganggap kinerja atribut dan pentingnya atribut memberikan kontribusi yang sama terhadap kepuasan. Pada umumnya Satu 45 jenis atribut produk akan jauh lebih penting nilainya saat berada pada tingkat kinerja yang tinggi. Metode yang digunakan adalah metode survey yang dilakukan pada turis yang diminta mengevaluasi atribut dari tujuan perjalanan mereka. Hasil dari penelitian adalah Perubahan tingkat pentingnya atribut pada setiap jenis atribut, terjadi sesuai yang diprediksikan. Bukti menunjukan bahwa perbedaan antara dua dimensi attribut mempengaruhi pengalaman mengkonsumsi suatu produk. Analisa kepentingan kinerja, biasanya digunakan oleh organisasi untuk mengevaluasi dan mengembangkan produk dan kinerja jasa, harus mengenali dua jenis kepentingan atribut yang terpisah ini. Dalam skripsi digunakan untuk mengetahui bagaimana perubahan tingkat kepentingan suatu atribut mempengaruhi kepuasan konsumen. 2.2 Kerangka Pemikiran Aktivitas pemasaran dari suatu perusahaan merupakan usaha yang secara langsung dilaksanakan untuk mencapai, menginformasikan dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian dan menggunakan produknya. Salah satu cara tersebut adalah dengan menggunakan strategi atribut produk. Mutu, sifat, rancangan, merek, pengemasan produk serta sifat lain yang digabungkan tidak lain adalah atribut produk. Pengembangan suatu atribut produk mencakup penetapan manfaat yang akan disampaikan produk. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut 46 produk. Keputusan mengenai atribut ini amat mempengaruhi reaksi konsumen dalam bersikap ketika membeli dan manfaat yang diberikan pada saat pemakaian. Mutu produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya, termasuk keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki serta atribut bernilai yang lain. Sifat-sifat produk adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk satu perusahaan dengan produk perusahaan lainnya (ciri yang memberikan tambahan manfaat dari suatu produk). Dan rancangan produk yang baik dapat menarik perhatian konsumen, memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi dan menambah keunggulan bersaing. Walaupun produk-produk sepeda motor kelas skuter matik banyak terdapat dipasaran tetapi konsumen dapat secara selektif memilih produk yang diinginkan karena terdapat keistimewaan dan keunikan tersendiri. Kepuasan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu dalam mengkonsumsi suatu produk. Adapun alasan bahwa kepuasan merupakan sesuatu yang dikejar oleh individu karena kepuasan merupakan kondisi akhir yang diinginkan individu dalam mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan muncul sebagai konsekuensi yang tidak dapat dielakan dari proses pembelian. Seperti yang disebutkan sebelumnya, jika pelanggan merasa puas pada saat memakai produk tersebut serta terpenuhinya harapan pelanggan, dalam hal ini konfirmasi harapan terhadap suatu produk yang dikonsumsi. Apabila hal tersebut tercapai diharapkan konsumen akan 47 melakukan pembelian ulang, mempunyai kemauan merekomendasi dengan cara promosi dari mulut ke mulut agar konsumen lain mau mencoba produk tersebut. Produk sepeda motor kelas skuter matik dalam penelitian ini yaitu Honda Vario Techno CBS dan Yamaha Mio Soul, Masing-masing memiliki kualitas standar nasional dan internasional. Sifat produknya yang masing-masing berciri khas dan unik. Jika dihubungkan antara atribut produk dan kepuasan konsumen maka masingmasing atribut sepeda motor tersebut memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Sehingga dapat diketahui perbedaan tingkat kepuasan konsumen terhadap masing-masing atribut produk sepeda motor. Jika digambarkan, maka kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan sebagai berikut: ATRIBUT PRODUK Mutu Produk Sifat-sifat produk Rancangan Produk - Honda Vario Tehcno CBS - Yamaha Mio Soul Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Kepuasan Konsumen