Universitas Gadjah Mada 1 Pokok Bahasan V

advertisement
Pokok Bahasan V
Paradigma Pembangunan Menurut Perspektif Diakronis
1. Paradigma Pertumbuban Ekonomi Moneter
Lahir kurang lebih tahun 1950 dan tahun 1960
Menafsir pembangunan identik dengan pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan fungsi dari :
saving, stratregi investasi dan teknologi
Tujuan Pembangunan Nasional : mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya
dengan menetapkan pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai. Kemiskinan merupakan
fenomena otonom (karena tidak memiliki modal dan nilai-nilai untuk maju). Difusi modal dan
teknologi akan mengubah masyarakat menjadi maju  kemiskinan akan lenyap dengan
proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Untuk terwujudnya cita-cita tersebut dibutuhkan :
- tenggang waktu, dan
- proses perembesan ke bawah (trickle down effect)
Kepincangan ekonomi yang melebar merupakan harga yang harus dibayar , dan yang lebih
penting adalah menumbuhkan ekonomi secara terus-menerus.
Dalam pendekatan yang mengarah pada pertumbuhan yang tinggi, yang memperoleh
kesempatan untuk maju adalah lapisan masyarakat yang memiliki:
a. pendidikan tinggi,
b. ketrampilan tinggi, dan
c. modal (di negara berkembang, jumlahnya kecil).
Keadaan yang demikian itu di negara berkembang kemudian memunculkan dualisme dalam
perkembangan ekonomi yaitu sekelompok orang yang sangat kaya di satu sisi dan
kelompok besar orang miskin di sisi yang lain. Keadaan ini memicu terjadinya disintegrasi
dalam hubungan sosial ekonomi
Fenimena lain yang muncul di negara berkembang adalah adanya modal asing, import
mengakibatkan industri rakyat gulung tikar
2. Paradigma yang mengacu pada nilai-nilai kesejahteraan
Merupakan reaksi untuk paradigma pertumbuhan karena tidak berhasil memperbaiki tingkat
hidup kaum miskin (laju pertumbuhan ekonomi naiknya income per kapita)
Ciri-ciri
 Fokus utama : penduduk miskin
Universitas Gadjah Mada
1
 Sifat : memberi bantuan (direct attack)
 Pandangan terhadap orang miskin :
hanya
punya
tenaga
fisik
dan
intelektual,
sehingga perlu bantuan.
Macam :
a. Aliran indikator sosial
Melihat pembangunan tidak sekedar economic oriented tetapi juga social minted aspek sosial bervariasi
b. Pertumbuhan dengan Pemerataan
(Redistribution with Growth)
 Petumbuhan ekonomi searah dengan distribusi kekuasaan yang kemudian
diarahkan pada distribusi pendapatan
 Transfer of income dari kelas atas ke kelas bawah, dari negara kaya ke
negara miskin sebesar 2 %
3. Paradigma Basic Needs
Merupakan program bantuan bagi orang yang sangat miskin melalui pemenuhan kebutuhankebutuhan dasar.
Tidak hanya mencakup penghasilan (ekonomi) tetapi juga akses terhadap pelayanan
 politik,
 pendidi kan,
 kesehatan,
 air bersih,
transportasi umum, dll.
Basic Needs merupakan konsep yang dinamis, konsep ini mempunyai makna yang berubahubah. Konsep ini hams diletakkan dalam konteks pertumbuhan suatu bangsa. Konsep ini
juga hams dipandang sebagai suatu tingkat kehidupan yang lebih baik (bukan sesuatu yang
diperlukan untuk minimal kebutuhan). Di dalam konsep Basic Needs juga terkandung arti
adanya persamaan hak dalam mengakses fasilitas (dalam kenyataan tidak mudah
dilakukan, misalnya dalam pemberian kredit).
Indikator-indikator dalam Basic Need (bervariasi)
 Kesehatan : usia harapan hidup
 Pendidikan : Prosentase yang bisa baca tulis, prosentase anak sekolah yang
tertampung
Universitas Gadjah Mada
2
 Pangan : Jumlah kalori (kira-kira)
 Suplai air bersih : Prosentase penduduk yang bisa mengakses air bersih
 Perumahan : tidak ada indikatornya
 Yang paling umum digunakan : tingkat kematian bayi
4. Paradigms Neo-ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak mencerminkan apa yang dirasakan orang miskin
Perlu tolok ukur untuk pembangunan
a. Seberapa jauh pembangunan berhasil memberantas kemiskinan
b. Seberapa jauh pembangunan berhasil mengurangi pengangguran
c. Seberapa jauh pembangunan berhasil memberantas ketimpangan
Pandangan terhadap kemiskinan :
Kemiskinan diartikan sebagai socially defined (masyarakat miskin itu didefinisikan oleh
masyarakat tertentu).
Misalnya :
Dalam suatu negara penduduknya sama-sama menempati RSS dengan sedikit variasi maka
ini belum tentu dikategorikan miskin.
Tetapi kalau di satu pihak ada gedung pencakar langit dan di pihak lain banyak gubuk reyot ,
maka yang di gubug reyot itu yang miskin.
5. Paradigma Dependensia
- Pembangunan berkaitan dengan kolonialisme dan kapitalisme
- Development dan under-development ada kaitan erat --- > merupakan sisi dari proses
historis yang sama.
Sritua Arif berpendapat:
Kemiskinan massal di satu pihak dan situasi berlebihan pada sekelompok elit di pihak lain
adalah merupakan manifestasi proses ekonomi yang tertinggal. Ini dapat dilacak dalam
konteks sejarah, pada saat seluruh kegiatan sosial ekonomi dan tatanan politik, budaya
yang mendukung; diciptakan dalam suatu proses sejarah yang mengabdi kepada
kepentingan elite feodal dan kaum penjajah.
Jadi proses development suatu negara akan mengakibatkan under-development di negara
lain. (Indonesia miskin karena lama dijajah Belanda).
Gejala ketergantungan terjadi pada saat negara-negara pra-kapitalis diintegrasikan dalam
jaringan
pasar
internasional
(melalui
perdagangan
internasional)
maka
terjadilah
eksploitasi buruh dari para kapitalis. Kondisi ini membuat surplus negara kapitalis yang
mengakibatkan terjadinya akumulasi kapital dan ini membuat negara tersebut menjadi
Universitas Gadjah Mada
3
negara maju. Pada giliran berikutnya negara maju mengalihkan kapital ke negara kurang
maju berupa pinjaman melalui kolonialisme atau jaringan pasar internasional.
Akibatnya kemudian negara pra-kapitalis :
- Dibanjiri penduduk baru, dan ini merupakan keuntungan bagi negara kapitalis.
- Sebagai suplier tenaga kerja murah.
Proses yang demikian itu membuat ekonomi suatu negara ditentukan oleh kemajuan negara
lain (dependensia). Dalam melanggengkan penghisapan, negara kapitalis bekerja sama
dengan : elite politik negara pra-kapitalis dalam bentuk penanaman medal terselubung
Bahan bacaan :
1. Arif Sritua & Adi Sasono, 1984, ketergantungan dan keterbelakangan, Sinar
Harapan , Jakarta.
2. Roxborough, Lan, teori-teori keterbelakangan, Sinar Harapan , Jakarta.
3. Todaro, Michael P., 1977. Economic Development in the Thirld World, Longman,
Inc., New York.
4. Chenery, Holis, et all., 1974. Redistribution with Growth, Oxford University Press.
5. Syahrir, 1986. Ekonomi Kebutuhan Pokok, Sebuah Tinjauan Prospektif, LP3ES,
Jakarta.
6. Ul Haq, Mahbub, 1976. The Poverty Curtain, University Press Columbia.
Universitas Gadjah Mada
4
Download