Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung

advertisement
Sidang Tugas Akhir (Genap 2011-2012)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan
Di Gedung City of Tomorrow
Nama : Dendy Yumnun Wafi
NRP : 2209 105 094
Pembimbing :
1. Ir. Sjamsjul Anam, MT.
2. Heri Suryoatmojo, ST, MT, Ph.D.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 1
CITY of TOMORROW
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 2
LATAR BELAKANG
• Banyaknya konsumsi energi listrik perlu
dilakukan efisiensi terhadap penggunaannya.
• Hampir 60% konsumsi energy listrik pada
gedung City of Tomorrow dipakai untuk
system pendinginan terpusat (AC sentral).
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 3
TUJUAN
• Melakukan manajemen energy.
• Memanfaatkan energy listrik secara optimal
dan efisien.
• Meminimalkan biaya operasional tanpa
mempengaruhi aktifitas kegiatan.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 4
PERMASALAHAN
• Bagaimana cara mengoptimalkan pemakaian
energy yang terjadi pada system pengkondisian
udara.
• Bagaimana mengatasi pemborosan pemakaian
energy listrik pada sistem penerangan gedung.
• Bagaimana cara melakukan penghematan energy
pada sistem escalator dan travelator.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 5
BATASAN MASALAH
• Audit dilakukan pada penggunaan energy listrik pada masing-masing
kelompok beban, yaitu sistem pengkondisian udara terpusat, sistem
penerangan dan sistem eskalator dan travelator.
• Pada system pengkondisian udara dilakukan dengan cara perbandingan
kurva pemakaian energy dengan hasil simulasi software untuk penambahan
variable speed drive.
• Manajemen energy dilakukan dalam upaya memperbaiki system sehingga
meminimalkan biaya operasional tanpa mempengaruhi aktifitas kegiatan di
gedung.
• Pada tugas akhir ini hanya dibahas pada sisi mall saja.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 6
LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN
START
PENGUMPULAN
DATA DAN
OBSERVASI
PERHITUNGAN
BEBAN
A
PERENCANAAN
MANAJEMEN
ENERGI
KESIMPULAN
ANALISA
END
A
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 7
MANAJEMEN ENERGI
• Manajemen energi merupakan kegiatan yang terstruktur untuk
mengoptimalkan penggunaan energi. Manajemen energi
diterapkan dengan tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas
produksi. Ada beberapa faktor mengapa diperlukan
manajemen energi, diantaranya karena kenaikan harga energi,
pasokan energi yang tidak menentu atau kurang handal, atau
keperluan investasi peralatan energi yang ditiadakan.
• Sumber-sumber energy pada gedung komersial adalah energy
listrik dan bahan bakar yang lain. Penggunaan energy di
gedung komersial ini untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan, kelancaran aktifitas penghuni, dan untuk
memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan fungsi bangunan.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 8
SISTEM PENCAHAYAAN
• Pada pencahayaan ada batas/standar yang harus dipenuhi
dalam penerangan untuk setiap aktifitas dalam bangunan agar
tidak mengganggu produktifitas dan kenyamanan. Penerangan
yang digunakan untuk bekerja berbeda dengan penerangan
untuk koridor, begitu pula untuk kegiatan yang lain.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 9
SISTEM PENCAHAYAAN
Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan Minimal
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 10
SISTEM PENCAHAYAAN
• Faktor yang diperlukan dalam perhitungan, yaitu:
1. Koefisien Utilisasi ( CU = Coeffisien of Utilisation ) adalah koefisien
yang menunjukkan prosentase cahaya yang dapat digunakan dari total
cahaya yang dihasilkan.
Harga koefisien ini antara 0 < CU < 1.
2. Faktor Pemeliharaan ( MF = Maintenance Factor ) adalah suatu faktor
yang dipengaruhi oleh antara lain kebersihan armatur dan umur lampu.
Harga faktor ini adalah 0 < MF < 1.
3. Untuk ruangan yang bersih dan untuk pemakaian biasa, ditetapkan harga
CU = 0,6 dan MF = 0,8 atau CU x MF = 0,5.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 11
SISTEM PENCAHAYAAN
• Tingkat pencahayaan dari suatu sistem pencahayaan dapat
diperoleh dengan persamaan :
dimana : F
A
CU
MF
N
Fl
E
= Jumlah cahaya yang diperlukan (lumen)
= luas ruang/bidang kerja (m2)
= Koefisien penggunaan
= Faktor pemeliharaan
= Jumlah lampu
= Nilai nominal luminous pada lampu
= Tingkat pencahayaan, dalam lux (lumen/m2)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 12
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Pada sistem yang dibahas menggunakan sistem chiller.
• Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled
chiller sama seperti sistem pendingin yang lain seperti AC
dimana terdiri dari beberapa komponen utama yaitu
evaporator, kondensor, kompresor serta alat ekspansi.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 13
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Berikut adalah contoh chiller yang terpasang sebagai sistem
pengkondisian udara pada mall City of Tomorrow.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 14
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Siklus pendinginan pada chiller
Sumber :Schneider Electric HVAC
Evaporator : bahwa panas ditransfer dari udara di dalam, cairan pendingin mendidih dan
berubah menjadi uap yang bertekanan rendah selanjutnya dipanaskan dalam evaporator
sebelum menuju ke kompresor.
Kompresor : suhu uap akan ditingkatkan dengan mengompresi ke tekanan yang lebih tinggi
dan dihasilkan suhu uap yang bertekanan tinggi.
Kondenser : alat penukar panas yang mentransfer panas dari uap panas zat pendingin ke
udara, air atau cairan lainnya. Ketika panas dihilangkan dari uap zat pendingin maka akan
mengembun dan kembali berubah ke cairan tekanan tinggi.
Cairan tersebut disirkulasikan kembali menuju valve ekspansi untuk mengurangi tekanan dari
zat pendingin. selanjutnya pendinginan bisa d salurkan ke ruangan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 15
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Sistim Pendinginan Cooling Tower
Cairan panas dari kondensor akan dialirkan kebawah melalui spray nozzles,
kemudian panas dari cairan tersebut akan dibuang ke udara oleh fan.
Selajutnya cairan yang sudah dibuang panasnya akan disirkulasikan
kembali untuk mendinginkan kondensor pada chiller.
Sumber :Schneider Electric HVAC
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 16
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat dilihat mengenai blok
keseluruhan sistem pendinginan udara pada mall City of
Tomorrow.
Sumber :Schneider Electric HVAC
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 17
FAKTOR DAYA
• Faktor daya sering disebut sebagai cos phi (cosine phi)
dimana phi adalah sudut antara daya nyata (S) dengan daya
aktif (P). P sendiri sama dengan (S*cos phi). Sedangkan Q
(daya reaktif) sama dengan (S*sin phi) atau dapat juga
diartikan sebagai perbandingan antara daya riil (P:MW)
terhadap daya kompleks (S:MVA) pada suatu lokasi tertentu
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 18
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
• Kapasitor adalah komponen listrik yang justru
menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana kapasitor
tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan
segitiga daya seperti ditunjukkan pada Gambar berikut,
apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus
disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar (Q koreksi
),yang merupakan daya reaktif berasal dari kapasitor.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 19
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
• Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen KVA dan
Kvar berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis sebagai
berikut,
Daya reaktif
= Daya aktif x tan
Q = (P x tan ) Kvar
• Sebagai contoh rating kompensator daya reaktif (kapasitor) yang
dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya beban adalah sebagai
berikut:
Daya reaktif pada p.f awal
Q1 = P1 x tan
Daya reaktif pada p.f yang diperbaiki
Q2 = P2 x tan ;
dimana P2 = P1 = konstan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 20
∆Q
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
P1 = P2
θ 1 θ 2
Q2
Q1
P (Watt)
S2 (VA)
S1 (VA)
Q (VAR)
Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk
memperbaiki faktor daya adalah,
Daya reaktif (∆Q ) = Q1 – Q2
Atau,
Daya reaktif (∆Q ) = P x (tan - tan )
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 21
SISTEM KELISTRIKAN
Sumber tenaga listrik utama
Gedung City of Tomorrow mempunyai kontrak
listrik PLN sebesar 8.660kVA dengan tegangan
distribusi 20kV.
Sumber Tenaga Listrik Cadangan
Sumber tenaga listrik cadangan pada gedung menggunakan
pembangkit tenaga listrik bertenaga diesel. Mall City of
Tomorrow memiliki genset utama yang terdiri dari :
– Dua buah genset 2000kVA yang melayani supplai mall
– Dua buah genset 700kVA yang menyuplai anchor tenant yaitu
hypermart dan matahari
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 22
SISTEM KELISTRIKAN
Berikut sistem kelistrikan yang terpasang :
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 23
KELOMPOK BEBAN
• Pengelompokan beban yang terpasang pada mall
terdiri dari 7 bagian, yaitu sebagai berikut :
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 24
PROSENTASE BEBAN
• Dari tabel tersebut dapat diketahui total kebutuhan listrik
untuk melayani aktifitas mall sebesar 5,002.13kVA. Sehingga
prosentase penggunaan energinya seperti gambar berikut :
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 25
KURVA PEMAKAIAN LISTRIK JANUARI 2012
TANGGAL
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 26
KURVA PEMAKAIAN LISTRIK HARIAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 27
SISTEM PENERANGAN
• Sistem penerangan koridor mall
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 28
SISTEM PENERANGAN
• Jenis lampu yang digunakan saat ini, yaitu PHILIP jenis PLL4P 36 W/840, 2900 lm
Luasan wilayah tiap petak lampu = 17.28 m2
Jumlah cahaya sesuai standart penerangan yaitu :
= 3456 lumen
sehingga jumlah lampu diperlukan :
= 1.19 (2 pasang lampu)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 29
SISTEM PENERANGAN
• Jenis lampu yang dianjurkan, yaitu jenis LED OSRAM
SubstiTUBE ST8-HA2-120-840 12W/840, 1200lm
sehingga jumlah lampu yang dibutuhkan :
= 2.88 (3 pasang lampu)
Pada pelaksanaannya akan tetap menggunakan 4 buah lampu
agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
Perancanaan jenis lampu
PLL-4P PHILIP 36W
Jurusan Teknik Elektro-ITS
LED OSRAM 12W
Page 30
KURVA PERBANDINGAN ENERGI
• Perbandingan energi selama 1 bulan pada seluruh
lantai :
LANTAI
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 31
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 32
SISTEM ESKALATOR
• Sistem eskalator yang terpasang
Kondisi ini eskalator jalan terus meskipun tanpa dibebani,
maka kebutuhan energy listrik bisa diturunkan dengan
penambahan alat start stop otomatis.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 33
• Untuk menentukan jumlah energy yang diperlukan pada setiap
eskalator otomatis dapat diketahui melalui perhitungan sebagai
berikut :
Daya motor eskalator
= 7.5 kW
Arus tanpa beban
= 30.3 A
Tegangan operasi
= 380 V
Waktu operasi
= 12 jam / hari
Asumsi traffic (15 kali pengunjung lewat) = 15 kali / jam
Waktu dalam 1 kali traffic
= 50 detik
(Pengunjung naik sampai lantai berikutnya)
Overlap traffic (jarak lewat)
= 33 %
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 34
Analisa nyala per jam
•
= ( 15kali x 50detik ) + 33 %(15kali x 50detik )
= 750 + 247
= 997 detik
= 16.6 menit / jam
Untuk waktu tidak nyala per jam
= 60 menit – 16.6 menit
= 43.4 menit
Jam tidak nyala / hari
= 43.4 x 12
= 502.8 menit
= 8.4 jam / hari
Penghematan energy yang didapat satu unit escalator perhari yaitu :
kWH = (30.3 x 380 x 0.6 x 8.4) / 1000
= 58.03 kWH / hari
Penghematan energy satu unit eskalator perbulan yaitu :
kWH = 58.03 x 30
= 1740.9 kWH / bulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 35
Jadi penghematan energy yang didapat untuk total semua unit escalator selama satu
bulan yaitu :
kWH = 1740.9 x 27 unit
= 47,004.3 kWH / bulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 36
SISTEM TRAVELATOR
• Sistem travelator yang terpasang
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 37
• Untuk menentukan jumlah energy yang diperlukan pada setiap
travelator otomatis dapat diketahui melalui perhitungan
sebagai berikut :
Daya motor travelator
= 15 kW
Arus tanpa beban
= 55.8 A
Tegangan operasi
= 380 V
Waktu operasi
= 12 jam / hari
Asumsi traffic (10 kali pengunjung lewat) = 15 kali / jam
Waktu dalam 1 kali traffic
= 50 detik
(Pengunjung naik sampai lantai berikutnya)
Overlap traffic (jarak lewat)
= 33 %
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 38
Analisa nyala per jam
= ( 10kali x 50detik ) + 33 %(10kali x 50detik )
= 500 + 165
= 665 detik
= 11 menit / jam
Untuk waktu tidak nyala per jam
= 60 menit – 11 menit
= 49 menit
Jam tidak nyala / hari
= 49 x 12
= 588 menit
= 9.8 jam / hari
Penghematan energy yang didapat satu unit travelator perhari yaitu :
kWH = (55.8 x 380 x 0.6 x 9.8) / 1000
= 124.68 kWH / hari
Penghematan energy yang didapat satu unit travelator perbulan yaitu :
kWH = 124.68 x 30
= 3740.4 kWH / bulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 39
•
Jadi penghematan energy yang didapat untuk total semua unit travelator selama satu
bulan yaitu :
kWH = 3740.4 x 8 unit
= 29,923.2 kWH / bulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 40
SISTEM CHILLER
• Perbandingan pola pemakaian energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 41
•
•
Pemakaian rata-rata energi listrik harian pada chiller selama jam operasional
kWH =
= 505.16kWH / hari
Kebutuhan energi dengan merubah jadwal penyalaan yaitu :
KWH
=
= 418.58kWH / hari
Dengan merubah jadwal operasional penyalaan, maka pemakaian energi chiller bisa
diturunkan menjadi 12,557.40 kWH / bulan.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 42
SISTEM PENYEGARAN UDARA
• Sistem penyegaran udara pada kondisi awal menggunakan
sistem pengaturan konvensional pada setiap unit AHU yaitu
dengan cara mengatur bukaan valve damper sehingga jumlah
aliran udara dingin sesuai yang diinginkan.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 43
• Pada sistem pengaturan konvensional hanya megatur jumlah
aliran udara dingin yang dihembuskan tetapi fan motor tetap
bekerja maksimal, sehingga masih dibutuhkan daya yang besar
selama jam operasional setiap unit AHU. Dalam pembahasan
ini dilakukan peghematan energi dengan cara penambahan
komponen variable speed drive pada setiap unit AHU. Untuk
mengetahui konsumsi daya tiap unit AHU dengan
penambahan variabel speed drive, dilakukan simulasi dengan
software ECO2 yang telah terbukti digunakan oleh pihak
Schneider Electric.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 44
Rata-rata kunjungan pengunjung perbulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 45
• Simulasi software ECO2
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 46
• Data jumlah AHU yang terpasang pada mall
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 47
• Sehingga kebutuhan energi listrik AHU pada
semua lantai bisa diturunkan sebesar 70%
untuk pemakaian perbulan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 48
Grafik hasil manajemen energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 49
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
• Kondisi kelistrikan sebelum dilakukan tindakan manajemen energi
menunjukkan tingkat power quality yang masih rendah sekitar 0.83.
• Hasil simulasi etap kondisi awal yaitu :
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 50
• Perhitungan filter kapasitor
Bus PDTR-1.M
cos φ = 82 %
S = 1474 + j997
Untuk pemasangan kapasitor digunakan cos φ 90 %
Q1 = 1474 tan ( arc cos 0,82 )
= 1028.8 kvar
Q2 = 1474 tan ( arc cos 0.9 )
= 713.89 kvar
Maka Qc yang digunakan untuk memperbaiki adalah sebesar
Qc
= Q1 – Q2
= 1028.8 – 713.89
= 315 kvar
Cos φ menjadi 91%
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 51
• Sehingga dari hasil perhitungan didapat :
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 52
• Hasil simulasi dari etap setelah pemasangan
kapasitor
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 53
Kesimpulan
1. Konsumsi energi listrik pada sistem penerangan dapat diturunkan hingga sebesar
2.
3.
4.
5.
37,290.24kWH/bulan. Dengan dilakukannya penggantian bola lampu jenis PLL-4P menjadi
jenis LED, dimana bola lampu yang terpasang pada kondisi awal dengan konsumsi daya 36
Watt dan tingkat efikasi 80.5 Lumen/Watt lebih kecil dari pada bola lampu jenis LED
dengan konsumsi daya 12 Watt dan tingkat efikasi sebesar 100 Lumen/Watt.
Pada sistem eskalator dan travelator tidak seharusnya beroperasi secara terus-menerus,
dikarenakan jumlah pengunjung yang naik jumlahnya bervariasi sehingga pada saat tidak
terbebani akan beroperasi terus dan membutuhkan konsumsi energi listrik yang besar. Dari
penambahan sensor didapatkan peghematan energi listrik pada sistem eskalator sebesar
47,004.3kWH/bulan sedangkan pada sistem travelator sebesar 30,163.2kWH/bulan.
Pada sistem chiller dapat diturunkan kebutuhan energi listriknya hingga mencapai
2597.4kWH/bulan. Hal ini dilakukan dengan cara merubah jam operasional pada sistem
chiller dikarenakan aktifitas pengunjungnya.
Pada sistem AHU dilakukan penambahan alat variable speed drive sehingga didapatkan
penghematan energy listrik sebesar 70 % dari pemakaian normal dengan pemakaian energy
listrik 91,003.08kWH/bulan.
Faktor daya pada sistem kelistrikan gedung City of Tomorrow rata-rata masih jauh dari
standar yang ditetapkan PLN (lebih besar dari 85%). Pemasangan filter kapasitor yang
dilakukan pada simulasi menghasilkan faktor daya rata-rata pada bus utama sebesar 90%.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 54
Rekomendasi
• Penggantian bola lampu pada sistem penerangan koridor yang
awalnya jenis PLL-4P menjadi LED.
• Pemasangan sensor pada sistem eskalator dan travelator.
• Merubah jam operasional penyalaan pada sistem chiller.
• Pemasangan variable speed drive pada semua unit AHU yang
terpasang.
• Pemasangan kompensasi kapasitif pada bus utama sehingga
dapat menghindari denda yang harus dibayarkan ke PLN.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 55
Referensi
1. Ir. Sunarno,M.Eng., Ph.D., “Dasar Teori Sistem Penyegaran
Udara Gedung”, Mekanikal Elektrikal Lanjutan, Juli 2005.
2. Ir. Sunarno,M.Eng., Ph.D., “Rekomedasi Pencahayaan Dalam
Gedung”, Mekanikal Elektrikal Lanjutan, Februari 2006.
3. SPLN 1:1995 – Ketentuan Variasi Tegangan Pelayanan.
4. CARA PERHITUNGAN DAYA ESKALATOR DAN
TRAVELATOR _ PT. Bercha Schindler.
5. Diktat Sistem Penyegaran Udara (HVAC Building) Schneider
Electric HVAC.
6. R. H. Miller, J.H Malinowski, “Power System Operation”,
New York : McGraw-Hill Inc, 1994.2.1 Faktor Daya
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 56
SEKIAN
dan
TERIMA KASIH
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 57
JAWABAN PERTANYAAN
Struktur organisasi manajemen energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 58
Tugas Manajer Energi :
• Memantau penggunaan energi
• Membuat catatan rinci penggunaan energi
• Membuat target, standar atau benchmark
• Mereview kinerja penggunaan energi
• Berinisiatif pada teknologi hemat energi
• Mencari peluang penghematan
• Mempersiapkan perhitungan ekonomi
• Menginformasikan ke seluruh bagian
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 59
Hasil audit yang dilakukan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 60
Kebutuhan energi kondisi awal
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 61
Usulan dari hasil audit yaitu :
• Pada sistem koridor dilakukan penggantian bola
lampu
• Pada sistem eskalator dan travelator dilakukan
dengan penambahan alat sensor
• Pada sistem AHU dilakukan dengan penambahan
komponen VSD
• Pada sistem Chiller dilakukan dengan merubah
jadwal operasional penyalaan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 62
Standar efisiensi penggunaan energi
Standar ACE (Asean Centre of Energy) menyatakan
bahwa gedung hemat energi bila penggunaan
listriknya maksimal 200kWH per meter persegi per
tahun.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 63
Chiller
• Energi pakai saat kondisi awal
• Energi terpakai saat perubahan jadwal penyalaan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 64
Monitoring temperatur ruangan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 65
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 66
Berdasarkan standar ACE
Sebelum dilakukan manajemen energi
Setelah dilakukan manajemen energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 67
BEP LAMPU
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 68
Hasil manajemen energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 69
• Grafik hasil manajemen energi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 70
Tagihan listrik bulan Juni 2012
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 71
TARIF
Berdasarkan tagihan listrik PLN bulanan :
Tarif LWBP = Rp.800.00
Tarif WBP = Rp.1,200.00
Keterangan :
LWBP = Luar Waktu Beban Puncak (pk.22.00 - pk.18.00)
WBP = Waktu Beban Puncak (pk.18.00 - pk.22.00)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 72
Download