8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Perusahaan berdiri untuk menyerap sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan dijadikan sebagai pekerja sehingga para pemilik modal melakukan suatu kontrak dengan para pekerja tersebut untuk setiap produksi dan distribusi yang akan dilakukan. Tujuan utama perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik perusahaan atau pemilik saham. Tujuan ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan disebut juga sebagai memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham yang dapat diartikan juga sebagai memaksimalkan harga saham biasa dari perusahaan. Tujuan memaksimalkan nilai perusahaan ini digunakan sebagai pengukur keberhasilan perusahaan karena dengan meningkatnya nilai perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham perusahaan. Tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham tidak hanya secara langsung bermanfaat bagi pemegang saham tetapi dapat memberikan manfaat juga bagi masyarakat luas. 8 9 Nilai perusahaan merupakan suatu yang berkaitan dengan harga saham menurut para investor. Harga saham tinggi membuat nilai perusahaan menjadi tinggi, dan sebaliknya. Harga saham harus dibuat seoptimal mungkin, yang berarti harga saham tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah. Apabila harga saham tinggi maka tidak semua perusahaan menginginkan saham tersebut sehingga saham yang tinggi tidak laku dijual. Sedangkan apabila harga saham rendah akan berdampak buruk pada citra perusahaan investor tersebut. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan menghasilkan arus kas tetapi bergantung pada karakter operasional perusahaan yang diambil alih. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan menurut Keown dan John (2010) adalah sebagai berikut: 1. Nilai Buku Nilai buku merupakan nilai dari aktiva yang ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkanbiaya historis asset daripada nilai sekarang. Sebagai contoh, nilai buku saham preferen suatu perusahaan adalah jumlah yang dibayarkan oleh investor yang awalnya untuk membayar saham tersebut dan jumlah yang diterima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan. 2. Nilai Likuiditas Nilai likuiditas adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika asset dijual secara individual dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan 9 10 perusahaan. Contohnya, jika operasional perusahaan dihentikan dan asetnya dibagi serta dijual, maka harga jual tersebut merupakan nilai likuiditas asset. 3. Nilai Harga Pasar Nilai harga pasar dari suatu asset adalah nilai yang teramati untuk aktiva yang ada di pasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang bekerja sama di pasaran, dimana pembeli dan penjual menegoisasikan harga yang diterima untuk aktiva tersebut. Sebagai contoh, harga pasar untuk saham biasa Ford Motor Company pada tanggal 5 November 2002 adalah $8,90. Harga ini dicapai oleh sejumlah besar pembeli dan penjual yang bekerja sama di New York Stock Exchange. Dalam hal ini suatu harga pasar ada untuk semua aktiva. Akan tetapi, banyak aktiva yang belum memiliki harga pasar yang jelas karena perdagangan jarang terjadi. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Salah satu tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan adalah dengan mamaksimumkan kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2010). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Perhatian utama dari manajer keuangan untuk memberikan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan, dengan itu dapat mempertahankan tingginya harga saham. Manajer harus berusaha ke arah itu untuk mendorong masyarakat agar bersedia menanamkan uangnya ke dalam perusahaan itu. Bagi perusahaan yang sudah go public, maka nilai perusahaan akan tercermin dari nilai 10 11 pasar sahamnya. Sedangkan, bagi perusahaan yang belum go public, maka nilai perusahaan adalah nilai yang terjadi apabila perusahaan tersebut dijual. Aspek-aspek sebagai pedoman perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Haruman, 2008) adalah sebagai berikut: 1. Membayarkan Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham oleh perusahaan. Dividen harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun kebutuhan para pemegang saham. Pada saat perusahaan sedang mengalami pertumbuhan dividen kemungkinan kecil, agar perusahaan dapat memupuk dana yang diperlukan pada saat pertumbuhan. Tetapi, jika keadaan perusahaan sudah mapan dimana pada saat itu penerimaan yang diperoleh sudah cukup besar, sedangkan kebutuhan pemupukan dana tidak begitu besar maka dividen yang dibayarkan dapat diperbesar. Dengan membayarkan dividen secara wajar, maka perusahaan dapat membantu menarik investor untuk mencari dividen dan hal ini dapat membantu memelihara nilai perusahaan. 2. Mengusahakan Pertumbuhan Apabila perusahaan dapat mengembangkan penjualan, hal ini dapat berakibat terjadinya keselamatan usaha di dalam persaingan pasar. Maka perusahaan yang akan berusaha memaksimalkan nilai perusahaan harus secara terus menerus mengusahakan pertumbuhan dari penjualan dan penghasilannya. 11 12 3. Menghindari Risiko yang Tinggi Apabila perusahaan sedang melaksanakan operasi berjangka panjang, maka harus dihindari tingkat risiko yang tinggi. Proyek yang memiliki kemungkinan laba yang tinggi tetapi mengandung risiko yang tinggi perlu dihindarkan. Menerima proyek tersebut dalam jangka panjang berarti suatu kegagalan yang dapat mematahkan kelangsungan hidup perusahaan. Nilai perusahaan menunjukan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga (Harjito, 2013). Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya, apabila dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan juga rendah, sehingga nilai perusahaan juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan. 2.1.2 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri (Margaretha, 2011). Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan 12 13 perusahaan. Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) adalah sumber dana yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan yaitu laba ditahan (retained earning) dan akumulasi depresiasi (depreciations). Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing) adalah dana yang berasal dari kreditur dan investor. Pendanaan yang berasal dari kreditur adalah pendanaan yang berasal modal asing. Sedangkan, pendanaan dari investor adalah pendanaan yang berasal dari modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana yang diperlukan dalam struktur modal yang optimum dengan biaya penggunaan modal yang minimum, sehingga mendapatkan profit yang lebih banyak. Unsur struktur modal tergolong dalam dua bagian yaitu hutang (modal asing) dan modal sendiri (Riyanto, 2008). 1. Modal asing Merupakan modal yang bersifat sementara dalam perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Pengelolaan modal asing meliputi: a. Hutang jangka pendek merupakan modal asing yang jangka waktunya pendek kurang dari satu tahun. 13 14 b. Hutang jangka panjang merupakan utang yang berjangka waktu lama dan pada umumnya lebih dari satu tahun. 2. Modal sendiri Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan untuk waktu yang tidak tentu lamanya. Modal sendiri yang berasal dari sumber internalberupa laba yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan jika modal berasal dari ekstern berupa modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Perimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian pada kebijakan struktur modal antara lain: a. Menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. b. Menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal (Brigham dan Houston, 2011) sebagai berikut: a. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yanglebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. b. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderunglebih banyak menggunakan utang. 14 15 c. Leverage Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena memiliki resiko bisnis yang lebih kecil. d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan pesatharus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang. e. Profitabilitas Kemampuan sebuah perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin . f. Sikap Manajemen Sikap manajemen yang juga dapat berpengaruh terhadap pilihan sturuktur modal perusahaan. Hal ini disebabkan kurangnya bukti bahwa struktur modal tertentua kan membuat harga saham tinggi dibandingkan struktur modal lainnya, dengan demikian manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang dipilih. 15 16 Penempatan pendanaan perusahaan perlu diperhatikan untuk menentukan struktur modalnya, yaitu dengan menggunakan dana dari luar perusahaan berupa hutang jangka panjang atau menerbitkan saham yang lebih banyak. Pertimbangan investor sebelum berinvestasi adalah melihat struktur modal perusahaan tersebut. Teori struktur modal dengan beberapa asumsi adalah tidak ada pajak, investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan, informasi selalu tersedia bagi semua investor dan dapat diperoleh tanpa biaya dan EBIT tidak berpengaruh terhadap penggunaan hutang. Struktur modal terdiri dari beberapa komponen (Prihadi, 2013) adalah sebagai berikut: a. Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jatuh tempo untuk pelunasan lebih dari 1 tahun. b. Modal pemegang saham, terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan hak pemilik saham biasa, sedangkan saham biasa adalah suatu sertifikat yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Dari pandangan tersebut dapat dijelaskan bahwa struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, dimana modal internal maupun eksternal. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, struktur modal harus direncanakan secara efektif dan efisien sehingga tingkat stabilitas keuangan perusahaan seimbang antara hutang dan modal yang dimiliki perusahaan. Struktur modal berorientasi pada tingkat stabilitas keuangan agar dapat menghasilkan laba yang setiap 16 17 tahunnya meningkat. Ada beberapa teori struktur modal yang dikemukakan menurut Mamduh (2013), sebagai berikut: a. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan total perusahaan dengan menggunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Dengan menggunakan hutang yang semakin besar, mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya modalnya dan meningkatkan nilai perusahaan, walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham karena meningkatnya risiko bagi pemegang saham, peningkatan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang yang biayanya lebih murah. b. Pendekatan Modigliani dan Miller Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom memiliki pandangan tradisionalstruktur modal. Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang. c. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal Ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang. Hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang akan semakin tinggi 17 18 kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Semakin tinggi hutang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberian pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutangnya. d. Model Miller dengan Pajak Perusahaan dan Personal Modigliani dan Miller mengembangkan model struktur modal tanpa pajak, dan dengan pajak. Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa pajak. Selisih tersebut diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa dipakai untuk mengurangi pajak. e. Teori Pecking Order Teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing, karena dana ini terkumpul tanpa mengirim sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, perusahaan menerbitkan hutang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order muncul karena penerbitan hutang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan hutang. f. Teori Asymetric Information Laporan arus kas seharusnya berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan analisis terhadap laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Teori Asimetri Informasi (Asymetric Information Theory) ketidaksamaan informasi merupakan kondisi dimana pihak manajemen perusahaan memiliki lebih 18 19 banyak informasi mengenai prospek perusahaan dibanding investor (Brigham dan Houston, 2011). Teori ini terdiri dari: 1. Teori Myers Menurut teori ini ada asimetri informasi antara manager dengan pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. 2. Signaling Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimumkan nilai untuk pemegang saham saat ini, bukan pemegang saham baru, ada kecenderungan bahwa: 1. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan (agar prospek cerah tersebut dinikmati pemegang saham saat ini). 2. Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana (akan menguntungkan pemegang saham saat ini karena tanggung jawab mereka berkurang). Para investor mengetahui kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran saham baru sebagai pertanda berita buruk sehingga harga saham perusahaan cenderung menurun jika saham baru diterbitkan. Ini menyebabkan 19 20 biaya modal sendiri menjadi tinggi. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted avarage cost of capital) semakin tinggi dan nilai perusahaan cenderung turun. 2.1.3 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaanbesar akan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar danlaba yang tinggi. Perusahaan yang ukurannya lebih besar memiliki peluang untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga perusahaan yang lebih besar mampu memperoleh pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan memiliki profitabilitas lebih besar. Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian dapat dilihat dengan menghitung seberapa besar aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini menggambarkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja. Disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jikaperusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasadalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. 20 21 Untuk menghitung nilai total asset biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya, untuk itu variabel asset diperhalus menjadi log natural asset atau Ln total asset. Logaritma digunakan untuk memperhalus aset karena nilai dari aset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya. Semakin baik kualitas laporan keuangan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan, yang tentunya pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan akan merasa puas dalam urusan di perusahaan (Fahmi, 2011). Perusahaan yang besar lebih diminati tertimbang perusahaan kecil. Sehingga pertumbuhan perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan besar sering memiliki arus kas yang lebih stabil, sehingga kemungkinan mengalami kebangkrutan lebih kecil. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Perusahaan besar membutuhkan dana yang besar untuk biaya operasionalnya. Salah satu cara memenuhinya adalah dengan modal asing tersebut apabila modal sendiri dari perusahaan belum mencukupi. Ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Tingkat ukuran perusahaan ditunjukkan oleh perubahan volume penjualan yang menyebabkan adanya perubahan secara tidak proporsional dalam laporan laba rugi perusahaan. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. 21 22 Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa dalam setiap operasional perusahaan memiliki banyak kebutuhan dana yang perlu dialirkan untuk menunjang operasionalnya. Semakin besar perusahaan, semakin besar dana eksternal yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin kecil perusahaan semakin sedikit dana eksternal yang dibutuhkan perusahaan. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan. Perusahaaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono, 2010). Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur modal dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda, sebagai berikut: a. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. b. Ukuran perusahaan menentukan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, 22 23 termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan penawaran perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan-kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. c. Ada kemungkinan pengaruh skala biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur modal. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Ukuran perusahaan sangat berpengaruh pada tiga faktor utama, sebagai berikut: a. Besarnya total aktiva b. Besarnya hasil penjualan c. Besarnya kapitalisasi pasar Namun, disamping faktor utama diatas ukuran perusahaaan pun dapat ditentukan oleh faktor tenaga kerja, nilai pasar saham, log size, dan lain-lain yang semuanya berkolerasi tinggi. 2.2 Hubungan Antar Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat 1. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pengambilan keputusan pendanaan berkenaan dengan struktur modal yang benar-benar harus diperhatikan oleh perusahaan, karena struktur penentuan 23 24 perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal menunjukkan perbandingan jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Perusahaan yang menggunakan hutang dalam operasinya akan mendapat penghematan pajak, karena pajak dihitung dari laba operasi setelah dikurangi bunga hutang, sehingga laba bersih yang menjadi hak pemegang saham akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Meythi, 2012). Dengan demikian, nilai perusahaan pun juga menjadi lebih besar. Ini berarti, semakin besar struktur modalnya maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. Perusahaan tidak akan mungkin menggunakan hutang 100% dalam struktur modalnya, karena semakin besar hutang berarti semakin besar pula resiko keuangan perusahaan. Resiko yang dimaksud adalah resiko financial yaitu resiko yang timbul karena ketidakmampuan perusahaan membayar bunga dan angsuran pokok dalam keadaan ekonomi yang buruk. Dalam kondisi demikian, semakin besar hutang maka nilai perusahaan akan menurun. Perusahaan harus mampu menentukan besarnya hutang, karena dengan adanya hutang sampai batas tertentu akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Jika, jumlah hutang lewat dari batas akan menurunkan nilai perusahaan. Dapat diketahui bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dimana pernyataan ini didukung oleh teori MM (Modigliani dan Miller) yaitu struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari ukuran perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan jika perusahaan 24 25 mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut. Seluruh dana berupa total asset yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi pendanaan perusahaan dapat mencerminkan ukuran perusahaan. Secara logika, bahwa ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan dianggap sebagai informasi yang baik bagi investor. Kebebasan yang dimiliki manajemen akan sebanding dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh pemilik atas assetnya, karena investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang diperoleh dari investasi yang mereka lakukan dengan adanya bayang-bayang risiko dimasa depan. Salah satu cara dalam mengukur risiko yaitu dengan menggunakan risiko sistematis (Beta), yang diindikasikan dari hasil regresi indeks pasar yang merupakan faktor makro terhadap harga saham perusahaan (Parengkuan, 2010). Hubungan antara risiko dan nilai perusahaan lewat maksimalisasi harga saham, bahwa semakin maksimal harga saham, maka semakin meningkatnya permintaan atas saham tersebut yang akan mempengaruhi nilai perusahaan dimata investor, dengan harapan bahwa akan mendapatkan pendapatan atau return yang maksimal. 25 26 2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu No 1. 2. 3. Peneliti/ Judul Tahun Penelitian Sri Pengaruh Hermuning Profitabilitas, sih (2013) GrowthOppor tunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia Ayu Sri Pengaruh Mahatma Struktur Dewi dan Modal, Ary Profitabilitas Wirajaya dan Ukuran (2013) Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Variabel Independen Dependen - Profitabilitas Nilai - Growth Perusahaan Opportunity - Struktur Modal Ta’dir Eko Prasetia, Parengkua n Tommy, dan Ivone S. Saerang (2014) - Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI. - Struktur Nilai Modal Perusahaan - Profitabilitas - Ukuran Perusahaan - - Struktur Modal Ukuran Perusahaa n Risiko Perusahaa n 26 Nilai Perusahaan Hasil Penelitian - Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. - Struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. - Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. - Struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. - Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. - Struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan - Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan - Risiko Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan 27 2.4 Rerangka Pemikiran Perusahaan go public yang memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Persaingan dalam perusahaan memberikan dampak bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga manajemen berperan penting, salah satunya manajemen keuangan yang berperan untuk pengambilan keputusankeputusan keuangan, yaitu struktur modal dan ukuran perusahaan. Faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan salah satunya adalah struktur modal tetapi banyak juga yang beranggapan jika ukuran perusahaan (firm size) juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperhatikan struktur modal dan ukuran perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham dimata investor. Perusahaan Go Public Manajemen Keuangan Pemegang Saham Keputusan Keuangan Struktur Modal Ukuran Perusahaan Nilai Perusahaan Gambar 1 Rerangka Pemikiran 27 28 2.5 Rerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori dalam tinjauan pustaka, maka model rerangka pemikiran yang digunakan untuk mempermudah pemahaman konsep yang digunakan adalah sebagai berikut: Struktur Modal (DER) Nilai Perusahaan (PBV) Ukuran Perusahaan (SIZE) Gambar 2 Rerangka Konsep Penelitian Diatas menunjukkan rerangka pemikiran dimana terdapat variabel terikat adalah nilai perusahaan dapat diukur dengan Price Book Value (PBV) yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas dimana variabel tersebut adalah struktur modal dan ukuran perusahaan. Struktur modal dapat diukur dengan Debt Equity Ratio (DER) sedangkan ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma natural total asset. 2.6 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012). Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 28 29 H1: Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. 29