BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Kondisi
Latar Belakang
hiperglikemia
pada
saat
masuk
ke
rumah
sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard
akut
(IMA)
dan
merupakan
salah
satu
faktor
risiko
kematian dan komplikasi saat perawatan di rumah sakit
(Capes et al., 2000; Iwakura et al., 2003). Berdasarkan
penelitian
epidemiologi
sebelumnya
menunjukkan
bahwa
prevalensi hiperglikemia pada saat pasien IMA masuk di
rumah
sakit
berkisar
51%
hingga
58%
(Kosiborod
dan
Deedwania, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Capes
et
al.
(2000)
peningkatan
menunjukkan
kadar
glukosa
adanya
darah
hubungan
dengan
antara
risiko
gagal
jantung atau syok kardiogenik pada pasien IMA.
Meier et al. (2005) dan Capes et al. (2000) dalam
penelitiannya
menunjukkan
adanya
ukuran
infark
yang
lebih besar pada pasien IMA dengan hiperglikemia baik
dengan
diabetes
mellitus
(DM)
maupun
tanpa
DM.
Penelitian oleh Gąsior et al. (2008) menunjukkan bahwa
kondisi hiperglikemia saat masuk di rumah sakit pada
pasien IMA tanpa riwayat DM juga meningkatkan risiko
mortalitas.
Infark
spektrum
miokard
luas
akut
dari
sendiri
penyakit
merupakan
jantung
suatu
koroner
yang
memiliki morbiditas dan mortalitas yang relatif tinggi.
Atherosklerosis
merupakan
proses
yang
mendasari
terjadinya IMA secara umum (Rhee et al., 2011). Infark
miokard
akut
adalah
presentasi
umum
dari
penyakit
jantung iskemik.
Patofisiologi
atherosklerosis
pada
penyakit
jantung koroner melibatkan terjadinya proses inflamasi.
Inflamasi pada dinding arteri koroner memiliki peran
dalam pembentukan plak atherosklerosis, instabilisasi
plak, hingga terjadinya ruptur plak yang sangat terkait
hubungannya dengan IMA. Freixa et al., (2011) dan Rossi
et al., (1999) dalam hasil penelitiannya menyebutkan
salah satu biomarker yang berhubungan dengan inflamasi
pada
atherosklerosis
penelitian
adalah
mengimplikasikan
atherosklerosis
yang
memicu
stimulasi
terhadap
pathway,
selanjutnya
pertumbuhan
endothelin.
peran
endothelin
terjadinya
mitogen-activated
sel
menyebabkan
yang
Beberapa
IMA
pada
melalui
protein
kinase
proliferasi
kemudian
dan
meningkatkan
progresivitas atherosklerosis (Piechota et al., 2010).
Dari beberapa endothelin, endothelin-1 merupakan
isoform
utama
pada
sistem
kardiovaskular,
yang
diproduksi
utamanya
vaskular
dan
leukosit,
fibroblas
tidak
hanya
kardiomiosit
serta
oleh
tetapi
sel
sel
juga
epithel
endothel
makrofag,
(Luscher
dan
Barton, 2000; Properzi et al., 1995).
Endothelin-1
inflamasi
dan
berperan
penting
pembentukan
plak
dalam
proses
atherosklerosis
khususnya pada IMA melalui mekanisme vasokonstriksi,
memicu
proliferasi
vascular
smooth
muscle
cells,
stimulasi adhesi neutrofil ke dinding endothelium, dan
aggregasi platelet (Antonopoulos et al., 2007; Kolettis
et
al.,
2013).
membuktikan
endothelin-1
Selain
bahwa
DM
pada
itu,
tipe
Böhm
2
vaskular.
dan
Pernow
(2007)
meningkatkan
aktivitas
Peningkatan
aktivitas
endothelin-1 ini dipicu oleh resistensi insulin akibat
kondisi hiperglikemia.
Penelitian secara ilmiah mengenai perbedaan kadar
serum
endothelin-1
pasien
IMA
dengan
dan
tanpa
hiperglikemia belum pernah dilakukan. Oleh karena itu,
pada
penelitian
ini
akan
dikaji
mengenai
perbedaan
kadar serum endothelin-1 sebagai biomarker aktivitas
proinflamasi
dan
protrombosis
pasien
IMA
dengan
tanpa hiperglikemia saat masuk di rumah sakit.
B.
Perumusan Masalah
dan
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dijelaskan
pada
latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Prevalensi
hiperglikemia
pada
saat
pasien
IMA
masuk di rumah sakit dari penelitian epidemiologi
berkisar 51% sampai 58%.
2. Kondisi
sakit
hiperglikemia
sering
pada
dijumpai
saat
pada
masuk
pasien
ke
rumah
IMA
dan
merupakan salah satu faktor risiko kematian dan
komplikasi saat perawatan di rumah sakit.
3. Inflamasi
peran
pada
dalam
dinding
arteri
pembentukan
koroner
plak
memiliki
atherosklerosis,
instabilisasi plak, hingga terjadinya ruptur plak
yang
sangat
terkait
hubungannya
dengan
infark
miokard akut.
4. Endothelin-1 berperan pada atherosklerosis melalui
mekanisme
vasokonstriksi,
stimulasi
adhesi
neutrofil ke dinding endothel, memicu aggregasi
platelet dan proliferasi vascular smooth muscle
cells.
5. Kondisi
terbentuknya
hiperglikemia
zat-zat
produk
akan
akhir
menyebabkan
glikasi
yang
berinteraksi
dengan
dinding
endothel.
Interaksi
tersebut akan menyebabkan peningkatan produksi ROS
(Reactive
Oxygen
mengaktivasi
Species)
protein
yang
kinase
kemudian
C
akan
(PKC)
yang
selanjutnya meningkatkan ekspresi endothelin-1.
6. Peningkatan
memiliki
kadar
hubungan
endothelin-1
dengan
pada
luas
pasien
infark
IMA
pada
miokardium.
C.
Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat perbedaan kadar serum endothelin-1
pada
pasien
IMA
yang
dirawat
dengan
dan
tanpa
hiperglikemia ?
D.
Penelitian
Tujuan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
perbedaan kadar serum endothelin-1 pasien IMA dengan
hiperglikemia
dibandingkan
dengan
pasien
IMA
tanpa
hiperglikemia.
E.
Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian mengenai IMA sebenarnya telah
banyak
dilakukan.
Begitu
juga
dengan
penelitian
terhadap endothelin-1 yang menyertai patogenesis dan
sebagai petanda IMA. Selain itu, penelitian terhadap
endothelin-1 pada kasus hiperglikemia maupun diabetes
melitus juga telah banyak dilakukan. Namun, sejauh ini
penulis
belum
perbedaan
mendapatkan
kadar
serum
penelitian
endothelin-1
yang
pada
menilai
pasien
IMA
dengan dan tanpa hiperglikemia.
Beberapa
berkaitan
penelitian
dengan
yang
perbedaan
pernah
kadar
dilakukan
serum
yang
endothelin-1
pada pasien IMA atau pada pasien hiperglikemia dan DM,
antara lain:
1.
Zanatta
et
al.,
(2008)
meneliti
hubungan
antara kadar endothelin-1 dalam plasma, dan
ekskresi albumin dalam urine pasien dengan DM
tipe 2.
2.
De
Mattia
et
al.,
(2008)
meneliti
hubungan
stress oksidatif dan disfungsi endothel pada
pasien
DM
tipe
I
dan
II
dengan
biomarker
endothelin-1 dan vascular endothelial growth
factor (VEGF).
3.
Stewart et al., (1991) meneliti peningkatan
endothelin-1 plasma awal-awal jam terjadinya
IMA.
F.
Manfaat Penelitian
Diharapkan
wawasan
penelitian
pengetahuan
dalam
ini
dapat
bidang
menyumbangkan
biomedis,
terutama
dalam bidang kardiologi, khususnya petanda endothelin-1
pada IMA.
Selain
menilai
itu,
potensi
penelitian
endothelin-1
ini
bermanfaat
sebagai
biomarker
untuk
yang
dapat dikembangkan sebagai petanda diagnosis, respon
terapi dan prognosis pada pasien IMA dengan dan tanpa
hiperglikemia.
Download