BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,
sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai upaya yang telah ditempuh untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran antara lain, pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model
pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan lain sebagainya.
Matematika merupakan ilmu yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah
penalaran dalam matematika yang bersifat deduktif yang berkenaan dengan ide-ide, konsepkonsep, dan simbol-simbol yang abstrak serta tersusun secara sistematis. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika di sekolah hendaknya disajikan secara sistematis, teratur dan logis
sesuai dengan perkembangan intelektualnya. Itulah sebabnya sajian matematika yang
diberikan kepada siswa berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikannya. Siswa pada
pendidikan tingkat dasar, sajian matematikanya bersifat konkrit, semakin tinggi jenjang
pendidikannya, maka sajian matematikanya semakin abstrak. Berkaitan dengan kemampuan
penalaran matematis, sebagian besar pembelajaran matematika di sekolah melibatkan
kemampuan penalaran adaptif. Bila kemampuan penalaran tidak dikembangkan pada siswa
maka matematika bagi siswa hanya akan menjadi materi yang mengikuti serangkaian
prosedur dan meniruh contoh-contoh tanpa mengetahui maknanya. Dengan belajar
matematika, keterampilan berpikir siswa akan meningkat karena pola pikir yang
dikembangkan dalam pembelajaran matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran
kritis, sistematis, logis, dan kreatif, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan dari berbagai
fakta atau data yang mereka dapatkan atau ketahui.
Selain pemmbelajaran matematika diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir matematis yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi
dan koneksi matematis, pembelajaran matematika juga diarahkan untuk mengembangkan
disposisi matematis atau kebiasaan dan sikap belajar yang berkualitas tinggi. Kebiasaan dan
sikap belajar yang dimaksud antara lain terlukis pada karakteristik utama kemandirian belajar
matematika
Dengan
ilmu yang lainnya matematika memiliki posisi yang strategis didalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan melalui kemampuan
matematika dapat terbentuk generasi mudah indonesia yang memiliki sifat-sifat mampu
berpikir logis, mampu berpikir rasional, kritis, cermat, jujur, efisien dan efektif. Hal- hal
tersebut akan tercapai jika para siswa sendiri mau mengembangkan pengetahuannya dengan
cepat tepat. Melihat pada kenyataan yang ada ternyata tidak sedikit yang merasa kesulitan
dalam memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan pada hasil observasi dan diskusi dengan guru mata pelajaran matematika
pada sekolah yang bersangkutan peneliti melihat bahwa pada proses pembelajaran di dalam
kelas siswa cenderung pasif dan pembelajaran lebih dominan dan berpusat pada guru. Siswa
juga cenderung menyelesaikan soal-soal secara sendiri-sendiri dan masih sangat sulit
menyelesaikan soal-soal yang berbentuk cerita yang membutuhkan penalaran. Ini dapat
dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dimana 80% siswa masih mendapat nilai dibawah
kriteria ketuntasan minimal.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya penalaran adaptif dalam pembelajaran
matematika, guru diharapkan mampu merencanakan pembelajaran dengan metode,
pendekatan, dan strategi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan
agar penalaran adaptif dan kemandirian belajar matematika siswa menjadi lebih baik lagi.
Salah satu pendekatan inovatif yang dapat diterapkan adalah pendekatan indirect intruction.
Melalui pendekatan ini proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa, guru bukanlah
sumber belajar satu-satunya dan lebih berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian akan
membuat siswa dapat belajar lebih mandiri.
Hal inilah yang menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian kualitatif dengan
judul “analisis kemampuan penalaran adaptif siswa melalui pendekatan indirect instruction
dengan menggunakan strategi paikem pokok bahasan operasi aljabar di kelas VIII SMP
Swadaya Tarus Kabupaten Kupang tahun ajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana kemampuan penalaran adaptif siswa melalui pendekatan
indirect
instruction dengan menggunakan strategi paikem pokok bahasan operasi aljabar di kelas VIII
SMP Swadaya Tarus Kabupaten Kupang tahun 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu mendeskripsikan kemampuan penalaran adaptif siswa melalui pendekatan
indirect instruction dengan menggunakan strategi paikem pokok bahasan operasi aljabar di
kelas VIII SMP Swadaya Tarus Kabupaten Kupang tahun ajaran 2014/2015.
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan kejelasan arti dan menghindari penafsiran yang salah pada istilah
yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka diberikan batasan-batasan istilah yang ada
hubungannya dengan judul tersebut sebagai berikut :
1. Analisis
Analisis adalah proses pemecahan masalah dengan tahapan tertentu sampai terbukti
kebenaran atau tercapainya suatu tujuan.
2. Penalaran Adaptif
Penalaran adaptif (Adaptive Reasoning), yaitu kapasitas berpikir secara logis, reflektif,
eksplanatif dan justifikatif. Indikator yang tercakup dalam kompetensi ini antara lain
kemampuan mengajukan dugaan atau konjektur, mampu memberikan alasan atau bukti
terhadap kebenaran suatu pernyataan, mampu menemukan pola pada suatu gejala
matematik.
3. Pendekatan
Menurut Sanjaya ( Rusman,2012:380) menyatakan bahwa pendekatan adalah titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
4. Indirect Instruction
Pembelajaran tak langsung (indirect instruction) merupakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung dan
sumber personal (resource person), dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka
melakukan inkuiri.
5. PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
Pembelajaran
PAIKEM
adalah
pembelajaran
bermakna
yang
dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara
informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki
dan dikuasai peserta didik.
6. Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar
Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatakan bentuk penjumlahan
menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut (Nuharini & Wahyuni, 2008:
28).
7. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan ketrampilan. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah:
1. Guru
Dari hasil penelitian ini guru dapat mengambil langkah-langkah tertentu dalam
meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa terhadap pelajaran matematika
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
2. Siswa
Siswa dapat mengetahui akan pentingnya penalaran adaptif dalam matematika, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
3. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulisan ka
Download