Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 519 HERPES SIMPLEKS Apa Herpes Simpleks Itu? Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster (lihat Lembaran Informasi (LI) 514), herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/ perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali. Herpes dapat aktif tanpa gejala atau tanda kasatmata. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin. Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar. Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV berjangka lama mungkin berarti sistem kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk Odha, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya terapi antiretroviral (ART). HSV dan HIV HSV tidak termasuk infeksi yang mendefinisikan AIDS. Namun orang yang terinfeksi HIV dan HSV bersamaan lebih mungkin mengalami jangkitan herpes lebih sering. Jangkitan ini dapat lebih berat dan bertahan lebih lama dibandingkan dengan orang tidak terinfeksi HIV. Luka herpes menyediakan jalur yang dimanfaatkan HIV untuk melewati pertahanan kekebalan tubuh, sehingga menjadi lebih mudah terinfeksi HIV. Sebuah penelitian baru menemukan risiko orang dengan HSV tertular HIV adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan orang tanpa HSV. Sebuah penelitian lain menemukan bahwa mengobati HSV dapat mengakibatkan penurunan yang bermakna pada viral load HIV. Namun penelitian lain menemukan bahwa mengobati herpes kelamin tidak mencegah infeksi HIV baru. Orang dengan HIV dan HSV bersamaan juga sebaiknya sangat hati-hati waktu ada jangkitan HSV. Pada waktu itu, viral load HIV-nya (lihat LI 125) biasanya meningkat, yang meningkatkan risiko penularan HIV-nya pada orang lain. Dari sisi lain, mengobati HSV pada orang dengan infeksi HIV dan HSV bersamaan dapat mengurangi viral load HIV. Pengobatan ini juga dapat mengurangi risiko menyebarkan HIV pada orang lain. Bagaimana HSV Menular? Infeksi HSV ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan langsung dengan daerah tubuh yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi walaupun tidak ada luka HSV yang terbuka. Lagi pula, sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar bahwa mereka dapat menyebarkannya. Justru, di AS hanya 9% orang dengan HSV-2 mengetahui dirinya terinfeksi. Bagaimana Herpes Diobati? Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka. Pengobatan baku untuk HSV adalah asiklovir dalam bentuk pil dua sampai lima kali sehari. Ada versi asiklovir lain dengan nama valasiklovir. Valasiklovir dapat diminum dua atau tiga kali sehari, tetapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan asiklovir. Famsiklovir adalah obat lain yang dipakai untuk mengobati HSV. Pada 2011 ada beberapa laporan bahwa penggunaan asiklovir atau valasiklovir mengurangi viral load HIV dan melambatkan kelanjutan penyakit. Obat ini tidak menyembuhkan infeksi HSV. Namun obat ini dapat mengurangi lama dan beratnya jangkitan yang terjadi. Dokter mungkin meresepkan terapi “rumatan” – terapi antiherpes harian – untuk Odha yang sering mengalami jangkitan HSV. Terapi ini dapat mencegah sebagian besar jangkitan. Terapi ini juga mengurangi secara bermakna jumlah hari dalam bulan waktu HSV dapat terdeteksi pada kulit atau selaput mukosa, bahkan tidak ada gejala. Apakah Herpes Dapat Dicegah? Penyebaran HSV sulit dicegah. Hal ini sebagian karena kebanyakan orang dengan HSV tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi HSV pun mungkin tidak mengetahui mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka. Angka penularan HSV dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi HSV dapat menular dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam – dan juga di daerah mulut. Bila kita dengan herpes minum asiklovir setiap hari, kita dapat mengurangi risiko menulari herpes pada orang lain. Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menunjukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus. Garis Dasar Herpes simpleks adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan herpes kelamin atau “luka demam” di sekitar mulut. Kebanyakan orang yang terinfeksi HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi. HSV mudah menular dari orang ke orang waktu hubungan seks atau hubungan langsung yang lain dengan daerah infeksi HSV. Herpes dapat menular walaupun luka terbuka tidak terlihat. Belum ada obat penyembuh untuk herpes. Sekali kita terinfeksi, kita tetap terinfeksi untuk seumur hidup. Orang dengan herpes sekali-kali dapat mengalami jangkitan kulit melepuh yang sakit. Setelah setiap jangkitan selesai, untuk sementara infeksi menjadi laten atau tidak aktif. Odha mengalami jangkitan HSV yang lebih sering dan lebih berat. Ditinjau 1 Juli 2014 berdasarkan FS 508 The AIDS InfoNet 19 Mei 2014 Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org