BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)
Tabel 2.1 State Of The Art
No
1
Marketing Communication dan Brand
awareness
Judul Jurnal
(volume. 3 Nomor 1)
Dominikus Tulasi
Nama Penulis/Tahun Terbit Jurnal
2012
Komunikasi pemasaran memengaruhi
kesadaran
Kesimpulan
elemen
merek
apabila
semua
yang terlibat didalamnya
berperan dan berfungsi optimal.
Kualitatif
Metode Penelitian
Kesamaan jurnal dengan penelitian
Kesamaan
Jurnal
Dengan
Penelitian
ialah
sama-sama
menggunakan
majalah kawasan dalam kegiatan
branding
sebuah
brand
atau
perusahaan
No
2
Judul Jurnal
The
Impact
of
Experimental
Marketing on Customer Loyalty for
Fitness Clubs: Using Brand Image
and Satisfaction as the Mediating
Variables
Nama Penulis/Tahun Terbit Jurnal
Dr. Ren-Fang Chao, Department of
Leisure
Management,
I-Shou
University, Kaohsiung, Taiwan. The
Journal of International Management
Studies, Volume 10 Number 2,
August, 2015
Hasil percobaan dalam penelitian ini
Kesimpulan
adalah membantu dalam memahami
industri sport club di Taiwan dalam
hal perspektif konsumen di seluruh
pemasaran eksperimental, citra merek
sangat
berhubungan
kesadaran
merek,
dengan
kepuasan
konsumen, dan loyalitas pelanggan.
Penelitian
ini
memiliki
kesimpulan
utama.
dua
Pertama-tama,
industri berfokus pada pengalaman.
Dalam rangka menciptakan loyalitas
pelanggan,
harus
menggunakan
persepsi konsumen mengenai brand
image,
kesadaran
merek
dan
kepuasan merek. Hasil dari penelitian
menunjukkan
bahwa
pemasaran
eksperimental adalah metode yang
sangat penting dalam membangun
brand image bagi konsumen serta
mengelola brand awareness, yang
pada
gilirannya
mendorong
peningkatan loyalitas pelanggan.
Metode Penelitian
Kesamaan
Penelitian
Jurnal
Kuantitatif
Dengan Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa
memahami
industri
Sport
Club
terhadap prespektif konsumen dengan
menggunakan brand image, brand
awareness lalu berdampak pada brand
loyalty nya. Jurnal ini sama sama
membahas pada industri sport club
dan membahas bagaimana kesadaran
merek sangat berdampak untuk para
konsumen.
No
3
Judul Jurnal
Brand
awareness
in
business
markets: when is it related to firm
performance ?
( 27, 2010. 201-212)
Nama Penulis/Tahun Terbit Jurnal
Chris Homburg , Martin Klarmann &
Jens Schmitt
2010
Dalam
Kesimpulan
jurnal
ini
pentingnya
branding
meningkatkan
kinerja
membahas
untuk
perusahaan
yang mapan. Jurnal ini berfokus pada
brand
awareness
meningkatnya
brand
karena
awareness
merupakan elemen kunci dari banyak
Strategi brand
Metode Penelitian
Kesamaan
Penelitian
Jurnal
Kuantitatif
Dengan Kaitannya
dengan
penelitian
ini
adalah memiliki persamaan yaitu
membahas tentang tingkat brand
awareness Padang Golf Gading Raya
dengan judul penelitian ini yaitu
Strategi Komunikasi Padang Golf
Gading Raya Dalam Meningkatkan
Brand Awareness.
No
4
Judul Jurnal
Pengaruh
Servicescape
dan
Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Karyawan
Terhadap
Kepuasan
Pelanggan Fitness Center di Kota
Malang
Nama Penulis/Tahun Terbit Jurnal
Pradita Damayanti
Handrito,
Ekonomi
SE.,
dsn
Radityo Putro
MM.
Bisnis
Fakultas
Universitas
Brawijaya, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB, 2015
Efektivitas komunikasi interpersonal
Kesimpulan
berpengaruh
terhadap
tingkat
kesadaran dan kepuasan pelanggan
fitness center di Kota Malang. Dan
efektivitas komunikasi interpersonal
masing-masing memiliki pengaruh
secara
parsial terhadap kepuasan
pelanggan fitness center di Kota
Malang. Hal ini dikarenakan tingkat
kesadaran konsumen akan program
yang tersedia pada fitness center
tersebut dan berpengaruh dominan
terhadap kepuasan pelanggan fitness
center
di
Kota
Malang
adalah
efektivitas komunikasi interpersonal.
Metode Penelitian
Kesamaan
Penelitian
Jurnal
Kuantitatif
Dengan Jurnal
ini
membahas
mengenai
industri dalam sport club yaitu fitness
center. Kesamaan dengan penelitian
ini adalah, sama sama membahas
mengenai industry sport club dan
membahas
mengenai
dampak
konsumen terhadap tingkat kesadaran
akan
produk
&
program
diberikan oleh perusahaan.
yang
No
5
Judul Jurnal
IMPLEMENTASI
CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP SIKAP KOMUNITAS
PADA PROGRAM PERUSAHAAN
Nama Penulis/Tahun Terbit Jurnal
YUSTISIA
DITYA
SARI,
Implementasi CSR Terhadap Sikap
Komunitas Pada Program “ Street
children Sponsorhip ” Migas Hess
Indonesia, 2013
Kesimpulan
dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Ditetapkannya pola hubungan
diantara
pihak-pihak
yang
terlibat secara jelas. organisasi
tercipta
berdasarkan
social
group mereka miliki. Hal ini
akan meningkatkan kualitas
koordinasi pelaksana program
CSR yang berkelanjutan.
2. Adanya pengelolaan program
yang
baik.
Pengelolaan
program yang baik hanya
dapat terwujud bila terdapat
kerjasama
tujuan
dan
program,
kejelasan
terdapat
kesepakatan mengenai strategi
yang
digunakan
untuk
mencapai tujuan program dari
para pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan
demikian
CSR.
Dengan
dapat terciptanya
peningkatkan
citra
dan
kesadaran masyarakat.
Metode Penelitian
Kesamaan
Jurnal
Penelitian
Kuantitatif
Dengan Dalam jurnal ini terdapat kesamaan
dengan penelitian, bahwa. Pada jurnal
tersebut menggunakan kegiatan CSR
melalui satu komunitas. Dan kegiatan
CSR dapat membantu dalam suatu
kegiatan program perusahaan. Dan
dapat
meningkatkan
tingkat
kesadaran masyarakat akan kegiatan
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan. Sama hal nya dengan
yang dilakukan oleh Padang Golf
Gading Raya, melakukan program
CSR dengan bekerja sama dengan
satu komunitas dan dapat diharapkan
meningkatkan brand awareness dari
semua program dan layanannya.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Di dalam struktur organisasi suatu perusahaan, terdapat suatu bagian yang mengatur
jalannya kegiatan pemasaran untuk produk dan programnya. Bagian tersebut merupakan
komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana
dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual, Kottler
(2009:202). Namun berbeda dengan Morissan (2010:9) yang mengatakan bahwa,
Komunikasi pemasaran merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan
promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten
bagi konsumen. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang keluar harus berasal dari sumber
yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan perusahaan memiliki kesamaan tema
serta potitioning yang sama di mata konsumen. Morissan (2007:8) kembali berpendapat
bahwa komunikasi pemasaran adalah ”pendekatan pemasaran ’generasi baru’ yang digunakan
perusahaan untuk lebih memfokuskan upaya mereka dalam memperoleh, mempertahankan
dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan para pelanggan serta pihak-pihak terkait
lainnya”
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menginformasikan program, produk
serta jasanya kepada konsumen. Dan komunikasi pemasaran adalah suatu bentuk pendekatan
pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada konsumen dalam upaya membujuk
dan mengingatkan konsumen mengenai produk dan merek yang mereka jual guna
mengembangkan hubungan perusahaan dengan konsumen sehingga dapat memelihara citra
baik perusahaan terhadap konsumen. Seperti hal nya Padang Golf Gading Raya mempunyai
divisi
Marketing
Public
Relations
team
yang
bertugas
untuk
memperkenalkan,
menginformasikan serta mengingatkan segala sesuatu mengenai produk dan program
perusahaan kepada para konsumen dan masyarakat.
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi
antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling memberikan
umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual saja tidak cukup untuk
menggambarkan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan
individu lain berbeda - beda.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal ,Mulyana (2005:73).
Komunikasi Interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya. Komunikasi interpersonal membentuk hubungan dengan orang lain
Muhammad (2009:159). Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan
proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang
terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk
mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya
diharapkan terjadi perubahan perilaku. Seperti yang dilakukan oleh team divisi Marketing
Public Relations Padang Golf Gading Raya yang melakukan komunikasi secara langsung
pada konsumennya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan brand awareness Padang
Golf Gading Raya.
2.2.1.2 Sarana-Sarana Komunikasi Pemasaran
Di dalam kegiatan pemasaran setiap perusahaan menggunakan berbagai sarana untuk
mempromosikan program, produk atau jasa merek baik untuk tujuan finansial, maupun non
finansial. Bentuk dasar dari komunikasi pemasaran meliputi iklan media massa tradisional,
iklan online, promosi penjualan, label pada toko dan komunikasi di tempat pembelian, brosur
melalui surat langsung, Public Relations (PR) dan iklan rilis, sponsorship acara-acara,
presentasi oleh bagian penjualan, dan berbagai bentuk jaminan sebagai sarana komunikasi,
Shimp (2014:7). Dengan demikian, dibutuhkan cara untuk memasarkan produk dan jasa pada
perusahaan. Cara- cara tersebut di ungkapkan oleh Kotler dan Keller (2009:7) sebagai
promotional mix yang terdiri dari:
1. Iklan: Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi,
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.
2. Promosi penjualan: Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang
mencoba atau membeli produk atau jasa.
3. Acara khusus dan pengalaman: Perusahaan mensponsori kegiatan dan programprogram yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi
yang berkaitan dengan merek.
4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan: Berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan
atau
melindungi
citra
perusahaan
atau
masing-masing
produknya.
5. Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimili, email, atau internet
untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan
pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
6. Penjualan pribadi: Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli
dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
memperoleh pemesanan.
Bentuk-bentuk kegiatan promosi barang atau jasa tersebut diharapkan dapat
menghasilkan citra yang positif untuk perusahaan. Dalam melakukan kegiatan pemasaran,
banyak jenis sarana-sarana yang dapat digunakan dan dipilih oleh suatuperusahaan. Oleh
karena itu perusahaan harus memilih komunikasi pemasaran yang sesuai dan efektif untuk
mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
Padang Golf Gading Raya dengan mengadakan acara khusus atau event, yang mengundang
para konsumen dan mitra perusahaan dalam acara tersebut. Guna meningkatkan citra atau
kesan yang baik dimata konsumen atas suatu perusahaan.
2.2.1.3 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi dalam komunikasi pemasaran menurut Prisgunanto (2006:28) secara lugas
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Push strategy
Lebih mengimplementasikan tentang promosi langsung yang dilakukan oleh
perusahaan atau istilah yang kerap digunakan adalah below the line.
2. Pull strategy
Untuk komunikasi pemasaran lebih menggunakan media massa dalam menarik
ketertarikan pelanggan kepada sebuah produk.
Dalam meningkatkan brand awareness sebuah perusahan atau brand. banyak strategi
yang dapat digunakan, seperti melakukan promosi dengan beriklan, membuat event atau
aktivitas dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Berbeda dengan pendapat dari
strategi Public Relations menurut Rosady Ruslan (2010: 2) agar dapat melaksanakan program
dalam mencapai tujuan (goals), yaitu:
1. Pull Strategy (Menarik) Seorang public relations memiliki potensi dalam menerapkan
suatu taktik untuk menarik perhatian publik dengan berbagai cara guna
mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan serta peningkatan penjuaan baik barang
ataupun jasa
2. Push Strategy (Mendorong) Upaya dengan menerapkan taktik mendorong atau
merangsang meningkatkan jumlah pembelian sehingga dapat meningkatkan angka
penjualan
Dalam penelitian ini strategi komunikasi pemasaran yang digunakan adalah push and
pull strategy yaitu komunikasi pemasaran menggunakan media massa yaitu majalah kawasan
dalam menarik masyarakat untuk lebih aware terhadap brand atau perusahaan.
2.2.1.4 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran di dalam perusahaan berperan untuk meningkatkan kegiatan
pemasaran sehingga suatu perusahaan dapat lebih berkembang dan maju. Terdapat tujuan –
tujuan di dalam komunikasi pemasaran, menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:63)
mengatakan komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang
ditujukan kepada konsumen, yaitu:
1) Tahap Perubahan Pengetahuan: Perubahan pengetahuan menunjukkan bahwa
konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu
diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang
disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi penting dari produk.
2) Tahap Perubahan Sikap: Sikap (attitude) menggambarkan penilaian, perasaan, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah objek atau gagasan.
Adapun tahap perubahan sikap yang dimaksud berkaitan dengan pengaruh
komunikasi pemasaran terhadap penilaian konsumen atas suatu produk. Dalam faktor
sikap terdapat tiga komponen, yaitu (1) cognitive component (kepercayaan terhadap
merek): kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek, (2) affective
component: emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek
(evaluasi merek), apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai, (3) behavioral
component (maksud untuk membeli): merefleksikan kecenderungan dan perilaku
aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan
melakukan suatu tindakan. Perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang
disebut tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa tahapan perubahan
sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu Cognition (pengetahuan), Affection
(perasaan), dan Conation (perilaku). Jika ketiga komponen ini menunjukkan adanya
kecenderungan terhadap sebuah perubahan (kognitif, affektif, dan konatif) maka
memungkinkan sekali akan terjadi sebuah perubahan sikap.
3) Perubahan Perilaku: Perubahan Perilaku dimaksudkan agar konsumen tidak beralih
pada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Penerapan strategi dan teknik
komunikasi pemasaran harus tepat, karena harus disesuaikan dengan karakteristik
produk, segmen pasar yang dituju, tujuan pemasaran yang ingin dicapai serta karakter
dan kondisi perusahaan.
Berbeda dengan pernyataan diatas, Prisgunanto (2006:10) menyatakan bahwa secara
umum ada tiga tujuan dasar dalam praktik komunikasi pemasaran. Tahapan tersebut terbagi
dalam beberapa tingkatan berikut:
1. Tahap knowings (mengetahui/ kenal)
2. Tahap feelings (merasakan/ hasrat)
3. Tahap actions (tindakan terpengaruh)
Ketiga tahapan tersebut dapat dianggap sebagai fase dimana konsumen merespon dan
memahami suatu produk dari hasil interaksi mereka melalui komunikasi pemasaran. Dari
tujuan komunikasi pemasaran yang berbeda-beda, dapat ditarik satu kesimpulan yang sama
bahwa kegiatan komunikasi pemasaran memiliki tujuan untuk merubah dan membawa
masyarakat untuk mengenal, mengetahui dan menggunakan produk atau jasa dari sebuah
perusahaan. Masyarakat atau konsumen harus memiliki pengetahuan dan kepercayaan atas
citra dari sebuah perusahaan atas produk atau jasa yang tersedia.
2.2.2 Public Relations (PR)
Public relation sangat dibutuhkan di dalam suatu perusahaan, dimana Public Relations
bertanggung jawab untuk menciptakan citra baik dari perusahaan. Oleh karena itu, Public
Relations sangat mempengaruhi sikap publik terhadap perusahaan. Didukung oleh pernyataan
Nova (2011:43), Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mempelajari kebijakan dan prosedur individual atau organisasi sesuai dengan kepentingan
publik, dan menjalankan program untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
Nurjaman dan Umam (2012:104-105), “Public Relations is planned, persuasive
communication designed to influence significant public.” Oleh karena itu, Public Relations
merupakan suatu bidang yang memerlukan perencanaan yang matang dalam suatu
pendekatan manajemen pada target-target tertentu.
Mengacu dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang Public
Relations merupakan mediator yang menjembatani kepentingan organisasi dengan publiknya.
Public Relations melakukan kegiatan yang jelas serta dengan dukungan fakta. Tanpa Public
Relations yang efektif, organisasi akan cenderung menjadi tidak peka terhadap perubahan
yang terjadi di sekitarnya dan menjadi disfungsional saat mereka semakin tidak peduli pada
lingkungan. Public Relations merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan karena
dengan melalui kegiatam Public Relations, perusahaan dapat memiliki citra yang positif di
masyarakat. Melalui Public Relations juga akan tercipta hubungan perusahaan tidak hanya
dengan masyarakat tetapi organisasi-organisasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Melalui hubungan yang di bangun Public Relations ini antara perusahaan dengan diluar
perusahaan nantinya akan mendatangkan keuntungan financial maupun non financial untuk
perusahaan tersebut.
2.2.2.1 Fungsi Public Relations
Adapun fungsi dari Public Relations terdapat dua kategori tujuan dalam sebuah
strategi PR, yaitu:
1. Informational objectives, yaitu suatu tujuan dalam suatu program Public Relations
yang dirancang untuk memberikan informasi dan untuk meningkatkan awareness
kepada publik mengenai suatu isu, event, produk ataupun hal-hal yang dilakukan
perusahaan yang dianggap penting untuk disebarluaskan kepada publik. Untuk
mengukur kesuksesan tujuan ini, biasanya dilakukan survei sebelum dan sesudah
program.
2. Motivational objectives, yaitu suatu tujuan yang bersifat mengubah perilaku dan
sikap dari publik sasaran. Tujuan seperti ini dapat dikatakan cenderung lebih sulit
dicapai karena pada dasarnya dalam proses
pembentukan perilaku seseorang
harus membutuhkan strategi khusus yang dapat mengubah pola pikir seseorang
Wilcox (2005:131).
Berbeda dengan Nova (2011:52-53) yang mengatkan bahwa, Tujuan utama kegiatan
Public Relations adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan motivasi bagi
stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses transfer komunikasi.
Tujuan kegiatan Public Relations dapat dikelompokan sebagai berikut.
1. Performance Objective
PR merupakan kegiatan komunikasi untuk mempresentasikan citra perusahaan
kepada publiknya (stakeholder), melaksanakan serangkaian kegiatan untuk
membentuk dan memperkaya identitas dan citra perusahaan di mata stakeholders.
2. Support of Consumer Market Objective
Kegiatan PR dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul
sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran
konsumen, sikap dan persepsi konsumen terhadap produk tayangan yang
ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi tersebut kemudian dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan stratei pendekatan
yang sesuai.
Dari sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang Public Relations, tujuan yang
ingin dicapai dalam bidang Public Relations, yaitu komunikasi internal dan eksternal.
1. Komunikasi Internal (personel/anggota institusi)
•
Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi
•
Menciptakan kesadaran anggota/personel mengenai peran institusi dalam
masyarakat.
•
Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.
2. Komunikasi Eksternal (masyarakat)
•
Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
•
Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.
•
Motivasi untuk menyampaikan citra baik.
Seorang Public Relations hendaknya ahli dalam meningkatkan citra yang positif dan
membina hubungan yang baik dengan publik, terlebih saat terjadi krisis didalam sebuah
perusahaan, Public Relations harus senantiasa mengeluarkan segala kemampuannya dalam
mengubah citra negatif menjadi citra positif. Oleh karena itu, agar kepercayaan publik
terhadap organisasi dapat meningkat. Public Relations harus senantiasa mengeluarkan segala
kemampuannya dalam mengubah citra negatif menjadi citra positif. Berdasarkan uraian dari
dua peniliti diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan seorang Public Relations ialah
melaksanakan sebuah strategi yang dapat merubah pola pikir publik terhadap suatu
perusahaan agar image yang terkandung didalam perusahaan tersebut dapat sesuai dengan
eskpektasi dan lekat di benak publik. Public Relations bertanggung jawab atas
terselenggaranya suatu hubungan yang ada dalam perusahaan dengan stakeholder. Dengan
demikian, agar kepercayaan dan keselarasan publik terhadap organisasi dapat dipercaya,
Public Relations harus mempertahankan integritas dan mengembangkan ide yang dimilikinya
dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi.
2.2.2.2 Strategi Public Relations
Seorang Public Relations mempunyai strategi untuk dapat menjaga suatu perusahaan dari
semua hal yang menghambat jalannya perusahaan untuk mencapai goal yang dituju. Menurut
Nova (2011:54-55) ada beberapa bauran Public Relations sebagai berikut:
a.
Publications (publikasi) merupakan cara Public Relations dalam memberikan
informasi kepada masyarakat.
b. Event (acara) adalah bentuk kegiatan yang dilakukan Public Relations dalam
proses penyebaran informasi kepada khayalak
c.
News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khayalak
yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
d. Corporate Identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khayalak kepada suatu
perusahaan terhadap segala aktifitas yang dilakukannya.
e.
Community Involvemen (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi yang
dibangun dengan khalayak (stakeholder,share holder, media, masyarakat di
sekitarperusahaan, dll).
f.
Lobbying and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi) adalah sebuah rencana baik
jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat Public Relations dalam
rangka penyusunan budget yang dibutuhkan.
g. Social Responsibility/ Corporate Social Responsibility (CSR) adalah wacana yang
sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan.
Mengingat persaingan pemasaran sangat kompetitif. Seorang Public Relations harus
mampu menjalin hubungan yang baik dengan seluruh pihak yang terkait dengan perusahaan.
Serta seorang Public Relations harus mempunyai citra yang baik dimata publik. Berdasarkan
penjelasan mengenai strategi Public Relations maka dapat disimpulkan bahwa seorang
praktisi Public Relations harus memiliki strategi yang baik untuk sebuah perusahaan. Dalam
memilih strategi, seorang Public Relations harus sesuai untuk memilih strategi dan tindakan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2.2.3 Peran Public Relations
Public Relations berperan dalam mengelola organisasi sehingga dapat berjalan
dengan baik. Hal ini didukung oleh Ruslan (2008:8-9) yang menyatakah bahwa terdapat
empat kategori peran Public Relations dalam sebuah organisasi, yaitu:
1. Expert Prescriber
Praktisi Public Relations berperan membantu manajemen organisasi dalam
mencari solusi untuk penyelasaian masalah dengan publiknya. Manajemen organisasi
bertindak pasif dalam menerima saran atau usulan praktisi Public Relations, sehingga
dapat dikatakan para pakar perumus bekerja sendiri dan terpisah dari manajemen.
2. Communication Fasilitator
Praktisi Public Relations bertindak sebagai mediator atau komunikator,
dimana mereka harus mampu mendengar keinginan dan harapan publik terhadap
organisasi sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan
harapan organisasi kepada publik. Secara sederhana, praktisi Public Relations
menjalankan komunikasi dua arah sebagai upaya terciptanya saling pengertian, rasa
percaya, menghargai dan toleransi.
3. Problem Solving Process Fasilitator
Peran praktisi Public Relations adalah membantu pemimpin organisasi sebagai
penasehat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi krisis yang tengah
dihadapi secara rasional dan professional. Peran ini dapat dikatakan berbeda dari
expert prescribe, karena dalam hal ini Public Relations berkolaborasi dengan
manajemen organisasi untuk sama-sama memecahkan permasalahan, merumuskan
rencana komuikasi strategis, maupun kegiatan lainnya.
4. Communication Technician
Public Relations sebagai teknisi komunikasi merupakan peran awal untuk
mengawali karir sebagai Public Relations, karena dalam hal ini praktisi Public
Relations mengurus tugas yang sifatnya teknis atau implementasi program dari hasil
perundingan. Public Relations berperan sebagai journalist in resident yang
menyediakan layanan teknis komunikasi dan sistem organisasi, Public Relations juga
berperan membuat news letter, news release, menangani kontak media dan
mengembangkan isi web.
Berbeda dengan pendapat Ruslan, Danandjaja (2011:36) menjelaskan tujuh peran Public
Relations dalam suatu organisasi yakni:
1. Mempersiapkan temu pers.
Public Relations bertugas mengatur dan mempersiapkan jadwal bertemu dengan awak
media.
2. Menerbitkan laporan tahunan.
Public Relations bertugas menerbitkan laporan tahunan anggaran yang terpakai.
3. Mempersiapkan wawancara pers.
Public Relations bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
wawancara pers.
4. Menyusun dan merancang naskah pidato untuk pimpinan.
Public Relations bertugas membuat naskah pidato yang sesuai dengan tema acara
yang akan dipidatokan oleh atasan/ pimpinan.
5. Mempersiapkan presentasi bagi pimpinan puncak.
Public Relations bertugas mempersiapkan keperluan presentasi seperti slide power
point dan menyusun dengan baik kata-kata dalam slide.
6. Menerbitkan brosur atau company profile.
Public Relations bertugas membagikan brosur ke sales dan kebagian House Keeping
untuk dibagikan ke kamar-kamar tamu.
7. Mempersiapkan jamuan makan malam (charity dinner).
Public Relations juga bertugas menyiapkan pemilihan menu yang akan disediakan
dalam jamuan makan malam.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menjelaskan bahwa peran Public Relations
adalah sebagai penghubung antara perusahaan dengan publik melalui penciptaan pendekatan
dan pengelolaan Brand Image yang positif serta pengelolaan brand awareness akan suatu
product dan event yang tersedia dalam suatu perusahaan.
2.2.2.4 Tujuan Public Relations
Menurut Canfield dan Danandjaja (2011:44), tujuan Public Relations yaitu:
1. Mengabdi kepada kepentingan publik.
Public Relations selalu siap mendengarkan dan melayani keinginan publik.
2. Menjaga atau memelihara komunikasi yang baik.
Public Relations dapat melakukan komunikasi yang baik.
3. Menitik beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.
Public Relations memiliki moral dan tingkah laku yang baik.
Tujuan Public Relations dalam pernyataan diatas dapat diartikan bahwa tujuan Public
Relations adalah untuk mengabdi kepada perusahaan, menjalin komunikasi yang baik antara
perusahaan dengan publik, dan menjaga moral serta tingkah laku yang baik untuk
menghasilkan persepsi yang baik dari publik terhadap perusahaan. Dan sebagai Public
Relations harus mempunyai image yang baik dimata masyarakat untuk dapat dipercaya
publik dalam segala perbuatan dan perkataan yang disampaikan mengenai perusahaannya.
2.2.3 Pengertian Marketing Public Relations (MPR)
Menurut Kriyantono (2008:58), Marketing Public Relations didefinisikan sebagai
sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan evaluasi program-program yang mendorong atau
menganjurkan pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang kredibel dalam
menyampaikan informasi dan menciptakan impresi yang mengidentifikasi perusahaan dan
produknya dengan kebutuhan, keinginan, perhatian, dan kepentingan konsumen. Dari
pengertian tersebut dapat disimpilkan bahwa Marketing Public Relations berperan penting
untuk berjalannya suatu event atau program dalam perusahaan, karena dapat menyampaikan
segala informasi mengenai suatu perusahaan akan sampai dengan jelas kepada konsumen dan
sesuai dengan keinginan serta kepentingan konsumen.
2.2.3.1 Tujuan Marketing Public Relations (MPR)
Marketing Public Relations bertugas untuk menjaga dan mengembangkan citra baik
suatu produk. Kegiatan Marketing Public Relations dapat dilakukan dalam membangun
kepercayaan konsumen dan mempromosikan penggunaan suatu produk. Didukung oleh
pernyataan Suparmo (2011:57) penggunaan Marketing Public Relations dilakukan ketika:
1. Memposisikan perusahaan sebagai leader dan ahli di bidangnya (advertorial),
2. Membangun kepercayaan konsumen,
3. Introduksi produk baru,
4. Menghidupkan kembali dan repositioning produk yang sudah mentas,
5. Mengkomunikasikan benefit baru dari produk lama,
6. Mempromosikan penggunaan baru bagi produk lama,
7. Melibatkan orang dengan produk,
8. Membangun interest atas kategori produk,
9. Membuka pasar baru,
10. Mencapai pasar sekunder,
11. Memperkuat pasar lemah,
12. Mendorong pencapaian iklan,
13. Counteract atas penolakan konsumen terhadap iklan,
14. Menembus kesemrawutan banyaknya iklan,
15. Menjadikan iklan sebagai berita,
16. Menguatkan iklan dengan pesan yang lebih meyakinkan
Marketing Public Relations dapat membantu untuk meningkatkan antusiasme tenaga
penjualan dan penyalur dengan cerita - cerita mengenai produk baru sebelum diluncurkan.
Berbagai kegiatan Marketing Public Relations diatas mempunyai kegunaan seperti yang
dikutip oleh Kotler dan Keller (2007:279) yang menyatakan bahwa Marketing Public
Relations dapat membangun kesadaran dengan menempatkan berita di media untuk menarik
perhatian orang pada suatu produk, jasa, orang, organisasi atau gagasan. Dengan demikian
Marketing Public Relations dapat membangun kredibilitas dengan menyampaikan pesan
dalam konteks editorial. Marketing Public Relations dapat menurunkan biaya promosi karena
menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada surat langsung dan iklan media. Dari
berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan Marketing Public Relations
untuk membantu menurunkan biaya pemasaran atas suatu program atau event perusahaan
yang ingin di publikasikan kepada khalayak luas.
2.2.3.2 Fungsi Marketing Public Relation
Marketing Public Relations diharapkan dapat menciptakan value added dalam suatu
produk yang diiklankan dan mampu memenuhi keinginan konsumen tanpa diketahui oleh
kompetitor. Adapun fungsi Marketing Public Relation menurut Sulaksana (2008:126) antara
lain:
1. Mendukung peluncuran produk baru
2. Membantu repositioning produk
3. Mempopulerkan kelompok sasaran tertentu untuk memperoleh simpati masyarakat
4. Membela produk yang sedang dalam masalah (dalam memulihkan citra perusahaan
bila dalam situasi kritis)
5. Membangun citra perusahaan yang ikut mengkerek citra perusahaan
Marketing Public Relations juga memikirkan dan merancang komunikasi sedemikian
rupa, sehingga pembeli yang telah merasakan nilai dari produk perusahaan, kembali membeli
produknya bahkan menyampaikan nilai tersebut kepada konsumen lainnya. Dari kedua teori
di atas, dapat disimpulkan fungsi Marketing Public Relations lebih bagaimana
menyampaikan nilai pada customer dapatkan saat membeli produk dari suatu perusahaan.
2.2.3.3 Peran Marketing Public Relations (MPR)
Marketing Public Relations pada prinsipnya adalah merupakan suatu kegiatan yang
terencana dan suatu usaha yang terus menerus untuk dapat memantapkan dan
mengembangkan itikad baik dan komunikasi yang timbal balik antara suatu organisasi
dengan masyarakat. Ruslan (2006:254) mengemukakan bahwa peran Marketing Public
Relations antara lain sebagai berikut:
1. Menumbuhkan
kesadaran
konsumennya
terhadap
produk
yang
sedang
diluncurkan
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat atas
produk yang ditawarkan atau digunakan.
3. Mendorong antusiasme melalui suatu artikel sponsor tentang kegunaan dan
manfaat suatu produk
4. Menekan biaya promosi iklan komersial.
5. Berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, termasuk
upaya-upaya menangani keluhan demi tercapainya kepuasaan pelanggan.
6. Membantu
mengkampanyekan
peluncuran
produk-produk
baru
sekaligus
merencanakan perubahan posisi produk yang lama.
7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media tenang aktivitas dan program
kerja yang berkaitan dengan kepedulian social, lingkungan hidu,agar tercapainya
publikasi yang positif di mata masyarakat aau public.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa.
9. Berupaya secara proaktif terhadap suatu kejadian negative.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ardianto (2009:121)
bahwa Marketing Public Relations adalah suatu konsep Public Relations yang berorientasi
pemasaran. Kegiatan marketing yang sudah dijalankan harus didukung dengan adanya
kegiatan dari Public Relation dengan melakukan pembentukan citra terhadap suatu produk
atau jasa yang positif.
Kegiatan marketing yang sudah dijalankan harus didukung dengan adanya kegiatan
dari Public Relation dengan melakukan pembentukan citra terhadap suatu produk atau jasa
yang positif. Dapat disimpulkan bahwa Marketing Public Relations memiliki peran yang
sangat penting karena secara bersamaan menjalin hubungan dengan publik dan berorientasi
pada pemasaran. Kedua hal ini harus dapat dikombinasikan dengan baik agar bisa mencapai
tujuan yang diharapkan oleh suatu perusahaan.
2.2.3.4 Kegiatan Marketing Public Relations
Marketing Public Relations yang ramai dibicarakan itu memiliki sejumlah kegiatan
marketing dan promosi. Alihfahmi (2005:189-190) mengatakan bahwa ada tiga macam
kegiatan yang menjadi tantangan Marketing Public Relations, antara lain:
1. Upaya pemasaran
Upaya ini dilakukan karena kini iklan dianggap tidak lagi cukup untuk mendongkrak
popularitas produk.Iklan dinilai tidak lagi mampu meneguhkan sikap percaya
konsumen, belum lagi biaya yang sangat mahal. Maka disini Marketing Public
Relations diminta untuk memiliki strategi pemasaran di luar iklan yang bias menarik
perhatian lebih.
2. Komunikasi langsung yang terperinci dan mendalam
Jika iklan dinilai belum cukup ampuh untuk berjalan sendiri, maka itu diperlukan
Marketing Public Relations untuk melakukan upaya lain yang lebih terpadu dan harus
dapat menyampaikan pesan secara terperinci dan mendalam. Marketing Public
Relations juga harus memastikan komunikasi yang disampaikan tersampaikan dengan
baik.
3. Menyampaikan pesan kehumasan.
Kredibilitas pesan kehumasan dianggap lebih percaya ketimbang iklan dan promosi.
Berita di media massa,apalagi disampaikan oleh pakar atau pihak ketiga tentang suatu
produk akan lebih dipercaya karena mengungkapkan fakta apa adanya dan lebih jujur.
Alifahmi (2005:110) kembali berpendapat mengenai empat kriteria atau unsur suatu
program yang dapat dikategorikan sebagai program Marketing Public Relations, antara lain:
1. Memiliki nilai berita tinggi sehingga muncul lewat publikasi media cetak, elektronik,
atau interaktif.
2. Mengundang rasa simpati public sehingga khalayak berdecak kagum atau
mendukung.
3. Melibatkan khalayak masal yang terkait dengan program kehumasan unutk pemasaran
suatu produk atau jasa.
4. Menjadi saran penyampaian pesan kehumasan dan kampanye pemasaran.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Marketing Public
Relations adalah cakupan dari berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membina hubungan
dengan konsumen, sebagai penentu posisi perusahaan, dan memperluas segmentasi pasar
sebuah perusahaan.
2.2.4 Pengertian Branding
Menurut Ketler dan Keller (2006:256 ) defines a brand as “a name, term, sign,
symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one
seller or group of sellers and to differentiate. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal
tersebut.
Tujuan merek adalah untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan
sehingga berbeda dari produk pesaing. Oleh karena itu persepsi konsumen yang
menggunakan produk atau jasa yang sama memberikan titik perbedaan dari produk sebanding
lainnya. Didukung pernyataan Harrison (2008:424) yang mengatakan, A brand is the
intangible sum of the attributes of a product or service: its name, packaging, price, history,
reputation and the way it is marketed. A brand can be perceived as clusters of functional and
emotional values that enable a unique promise to be made about an experience.
Merek adalah sejumlah atribut suatu produk
atau layanan yang tidak berwujud
seperti, nama, kemasan, harga, sejarah, reputasi dan cara dipasarkan. Sebuah merek dapat
dianggap sebagai kelompok nilai fungsional dan emosional. Merek disampaikan oleh
pengalaman konsumen. Jika kepercayaan mulai memecah, merek melemah. Sebuah merek
perusahaan perlu refleksi akurat tentang apa organisasi adalah bagaimana melakukan,
bagaimana berbeda atau unik di antara pesaing itu dan apa citra atau identitas sedang
diproyeksikan
2.2.4.1 Manfaat Brand (Merek)
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan
penting seperti yang dikutip oleh Fandy (2005:20) yaitu,
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk
bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akutansi.
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa
mendapatkan perlindungan property intelektual
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan
mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek seperti ini
menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan lain untuk
memasuki pasar.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para
pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hokum, loyalitas
pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Dapat disimpulkan bahwa merek atau brand mempunyai banyak manfaat untuk
produsen dan konsumennya serta memiliki keamanan yang legal sehingga para konsumen
akan merasa lebih puas dan nyaman akan sebuah merek tersebut.
Citra dari sebuah perusahaan berawal dari perasaan pelanggan dan para pelaku bisnis
tentang organisasi yang bersangkutan sebagai produsen produk dan sekaligus sebagai hasil
evaluasi individual.
2.2.5 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran merek merupakan kemampuan merek untuk muncul dalam benak
konsumen ketika mereka sedang memikirkan produk tertentu dan seberapa mudahnya nama
tersebut dimunculkan. Kesadaran merek merupakan dimensi dasar dalam ekuitas merek.
Sebuah merek tidak mempunyai ekuitas sampai konsumen menyadari keberadaan merek
tersebut. Merek baru harus mampu mencapai kesadaran merek dan mempertahankan
kesadaran merek harus dilakukan semua merek. Kesadaran merek adalah dimensi dasar dari
ekuitas merek. Kesadaran merek menunjukkan dua tingkat kesadaran; yaitu kenal akan merek
(brand recognition) dan mampu mengingat merek (brand recall). Menurut Aaker yang dialih
bahasakan oleh Freddy Rangkuti (2005 : 39) menyatakan definisi kesadaran merek adalah
sebagai berikut:
“Kesadaran merek artinya kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenal atau
mengingat kembali suatu merek.”
Menurut Alma (2007:158) menguraikan definisi Brand Awareness adalah sebagai
berikut, ”Brand Awareness adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu merek,
atau seberapa kuat merek tertanam dalam ingatan konsumen”.
Dari definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa brand awareness merupakan suatu
kesanggupan konsumen untuk mengingat atau mengenal suatu merek. Karena dengan
mengingat suatu merek maka produk beserta komponennya akan tersampaikan kepada
konsumen dengan baik.
2.2.5.1 Tingkatan Brand awareness
Tingkatan brand awareness dibagi menjadi 4 tingkatan, adalah Hendi (2013):
1. Tidak menyadari merek (unware of brand)
Merupakan tingkatan yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek,
dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2. Pengenalan merek (brand recognition)
Tingkat minimal dari kesadaran merek.
3. Pengingatan kembali terhadap merek (brand recall)
Pengingatan kembali terhapat merek didasari pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
4. Puncak pikiran ( top of mind)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingat dan ia
akan menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebukan
pertama kali merupakan puncak pikir.
Tingkatan brand awareness dalam penelitian ini sudah sampai pada pengingatan
kembali terhadap merek (brand recall) karena sebagian besar masyarakat khususnya kawasan
Tangerang Selatan dan sekitarnya sudah mengetahui mengenai Padang Golf Gading Raya.
2.3 Social Category Theory ( Teori Kategori Sosial)
Teori ini beranggapan bahwa terdapat kategori sosial yang luas dalam masyarakat
kota industri yang memiliki perilaku sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Asumsi
dasar teori ini adalah teori sosiologi yang berdasarkan kemajemukan masyarakat modern,
dimana dinyatakan bahwa masyarakat memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan
membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu. Persamaan dalam
orientasi serta sikap akan berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam menerima
pesan komunikasi, dikutip dalam buku Ardianto (2010:18). Padang Golf Gading Raya
memberikan komunikasi terhadap konsumen berdasarkan karakter, culture, dan kelas
sosialnya. Dengan cara memahami lebih dalam karakter setiap individunya dan dengan
demikian penyampaian pesan akan berbeda kepada setiap konsumennya.
2.4 Kerangka Pemikiran
Marketing Public
Relations
Strategy P.E.N.C.I.L.S
Sumber: Nova
(2011:54-55)
Brand Awareness
Sumber: Alma
(2007:158)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kerangka penilitian ini menunjukan bagaimana strategi yang dilakukan divisi
Marketing Public Relations Padang Golf Gading Raya dalam meningkatkan brand awareness.
Dimulai dari teori Marketing Public Relations yang mendefinisikan pengertian dan peran
seorang Marketing Public Relations. Dari Marketing Public Relations menggunakan strategi
P.E.N.C.I.L.S melalui sumber dari Nova (2011:54-55). Pada tahap akhir akan terlihat dari
strategi P.E.N.C.I.L.S yang digunakan dalam meningkatkan brand awareness. Mengingat
bahwa brand awareness adalah salah hal yang terpenting untuk dimiliki oleh suatu
perusahaan.
Download