BAB 1 PENDAHULUAN

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis untuk dapat mempertahankan pangsa
pasar yang ada saat ini sudah sangat ketat. Ketatnya persaingan tersebut dapat
tercermin dari banyaknya ragam produk-produk yang diluncurkan perusahaan atau
produsen untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia usaha. Terkait
dengan usaha untuk survive tersebut, produk merupakan salah satu andalan
perusahaan untuk bisa mendapatkan profit atau laba. Dengan demikian, maka produk
yang dirancang serta dimiliki perusahaan harus memiliki kualitas yang baik, serta
wajib dikomunikasikan secara terus menerus kepada konsumen. Hal ini harus
dilakukan agar produk tetap berada di dalam ingatan konsumen bahkan menjadi
pilihan utama konsumen, sehingga pada saat produk tersebut dibutuhkan oleh
konsumen, maka produk yang dimaksud dapat menjadi pilihan utama (top of mind).
Untuk memenangkan persaingan bisnis pada era perubahan teknologi
yang sangat cepat ini, kualitas produk bukan lagi menjadi komoditas yang bisa
dibanggakan karena setiap pelaku bisnis pasti bisa membuat produk yang berkualitas
sangat tinggi. Kualitas sudah merupakan standar yang dengan mudah dan cepat dapat
dimiliki oleh siapa saja. Satu-satunya atribut yang sulit ditiru adalah merek yang
kuat. Perusahaan atau produk yang memiliki merek yang kuat cenderung lebih
mudah memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan persepsi konsumen.
Perusahaan tersebut juga akan lebih mudah menempatkan (positioning) produk yang
lebih baik di benak konsumen (Rangkuty, 2004:8).
1
2
Davis (2002) menyatakan bahwa perusahaan yang kuat di dunia dapat
sukses karena kekuatan mereknya. Perusahaan cenderung mengelola merek sebagai
asset kunci bisnis dan menjadikan merek sebagai fondasi yang sangat penting untuk
strategi jangka panjang perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa merek adalah asset
bisnis yang sama pentingnya dengan pegawai, peralatan, ataupun modal. Untuk dapat
terus bertahan, setiap perusahaan harus berusaha untuk membangun sebuah merek
dan secara agresif mencari pasar potensial. Proses pemasaran tidak hanya melibatkan
persaingan produk, akan tetapi juga melibatkan persaingan mengenai persepsi
konsumen.
Membangun persepsi dapat dilakukan dengan mengenal identitas merek
dan memahami perilaku merek. Merek memiliki pengaruh di mata konsumen.
Semakin kuat merek suatu produk, maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap
konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini akan membantu perusahaan
untuk mencapai profit bertahap. Oleh karena itu, merek berperan penting dalam
menambah jumlah konsumen dan memiliki kemungkinan untuk loyal terhadap merek
tersebut. Konsumen memandang sebuah merek sebagai bagian dari produk dan
pemberian merek dapat menambah nilai dari suatu produk. Pemberian merek telah
menjadi isu penting dalam strategi produk. Nama merek menceritakan sesuatu
kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli yang selalu membeli merek yang
sama akan tahu bahwa pada setiap kali mereka membeli, mereka akan memperoleh
mutu yang sama pula. Nama merek menjadi landasan yang diatasnya dapat dibangun
sebuah citra yang menyeluruh tentang mutu khusus produk itu.
Salah satu strategi mengenai merek yang dapat dilakukan untuk tetap
menjaga keutuhan citra merek dimata konsumen adalah dengan melakukan
peluncuran produk baru ke dalam pasar dengan perluasan merek (brand extension).
2
3
Perluasan merek (brand extension) dikelompokkan menjadi line extension dan
category extension. Line extension mencoba untuk mendapatkan segmen baru di
dalam kategori produk yang telah ada, sedangkan category extension bisa dilakukan
dengan membuat kategori produk baru yang berbeda. Perluasan merek diatas berikut
merupakan bagian dari strategi merek yang telah menjadi populer. Alasan dari
banyaknya perusahaan yang menggunakan alternatif strategi ini adalah karena
strategi ini membutuhkan biaya yang lebih kecil dalam meluncurkan produk baru
dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk memperkenalkan merek baru
(Pitta dan Katsanis, 1995:58 ; Keller, 1998:450). Efisiensi dari peluncuran merek
dengan menggunakan strategi perluasan merek berasal dari biaya promosi dalam
memperkenalkan produk baru tersebut (Ambler dan Styles,1997:13; Keller,
1998:457; Berntorp,et al,2007:6).
Salah satunya merek Teh Botol Sosro dari PT. Sinar Sosro yang
merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama
di Indonesia dan di dunia. Dimana PT. Sinar Sosro yang mengkombinasikan
teknologi terbaru dengan kualitas tinggi. Teh Botol Sosro dari PT. Sinar Sosro sudah
lebih dari 35 tahun melayani pasar Indonesia dan dikonsumsi oleh jutaan masyarakat
Indonesia setiap hari dan sampai saat ini masih menjadi pilihan utama konsumen.
Nama besar Sosro menggugah ungkapan, ‘Sosro, Ahlinya Teh’ maupun melalui
slogan terbarunya sekarang dari produk andalannya yaitu teh botol sosro, ‘Apapun
makanannya, minumnya Teh Botol Sosro’.
Merek Sosro secara keseluruhan melukiskan penciptaan produk sekaligus
melawan budaya minum teh bangsa Indonesia saat itu yang umumnya dilakukan
pada pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat. Hal ini yang menyebabkan pada
awal kemunculannya, produk ini tidak banyak dilirik konsumen bahkan
3
4
kehadirannya justru dianggap sebuah keanehan. Namun demikian para pengusaha
Sosro tidak patah arang, mereka terus mengedukasi pasar bahwa minum teh dalam
botol tak kalah nikmat dibanding meminum teh dalam cangkir. Salah satu kekuatan
utama Sosro terletak pada kualitas produknya, khususnya pada rasanya. Beberapa
konsumen teh botol yang loyal selalu mengatakan rasa teh botol adalah yang terbaik.
Wangi melati tidak terlalu kuat, kekentalan, dan rasa manis yang pas adalah
kombinasi terbaik yang dirasakan.
PT. Sinar Sosro memiliki komitmen yang tinggi dalam teknologi,
penelitian, inovasi, dan menyediakan produk-produk teh berkualitas serta sukses
mengolah minuman ringan (soft drink) berbahan dasar teh. Produk-produk dari PT.
Sinar Sosro semakin dikenal oleh masyarakat nasional. Hal ini dikarenakan selain
perusahaan yang telah berdiri sejak lama dan produk yang ditawarkan konsisten
dalam jangka waktu yang telah lama pula, serta inovasi dan strategi pemasaran yang
khas. PT. Sinar Sosro didedikasikan untuk mengeluarkan produk-produk minuman
berbahan dasar teh dengan filosofi 3K dan RL yakni: Peduli terhadap Kualitas,
Peduli terhadap Keamanan, Peduli terhadap Kesehatan, serta Ramah Lingkungan.
(www.sosro.com)
Merek Sosro meliputi empat produk yang berlogo Sosro yaitu Teh Botol
Sosro, Fruit Tea Sosro, Sosro Joy Green Tea, Teh Celup Sosro. Dimana masih
banyak produk lain yang dikeluarkan oleh Sosro melalui brand extension produk
diantaranya Happy Jus, Country Choice, TEBS, S-Tee, dan Prim-A. Merek Sosro
juga tidak ketinggalan dengan strategi pemasaran Sosro yang saat ini cenderung pada
penguasaan channel. Sosro misalnya menjalin kerja sama dengan resto dan food
court untuk penjualan produknya. Sosro melakukan co-bundling di beberapa resto
terkenal seperti KFC, Hoka-Hoka Bento, Texas Chicken, Bakmi GM, dan lainnya.
4
5
Dilihat dari siklus hidupnya, produk Sosro melalui Teh Botol Sosro telah
berada pada fase mature yaitu fase dimana produk mencapai posisi tertinggi
penjualan dan kondisi ini merupakan kondisi dimana semua orang banyak tahu
tentang produk tersebut. Untuk bisa terus bersaing di pasar dan untuk
mempertahankan mereknya, Sosro sebagai produsen minuman teh melakukan
inovasi dengan mengeluarkan produk-produk baru. Sosro memerlukan inovasi terus
menerus sehingga memberikan produk yang selalu relevan dengan keinginan
konsumen yang senantiasa berubah-ubah. Untuk itu, pandangan dari konsumen
merupakan salah satu resep utama untuk menciptakan inovasi yang relevan. Selain
itu, pendekatan komunikasi yang mengena baik melalui iklan dan aktivasi merek
juga penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesadaran akan merek
tersebut. Aktivasi merek bisa berupa roadshow, new product launching, warung
pertunjukan, sampling pertunjukan, interaktif website ataupun membuat merek
pertunjukan. (Suryani, 2008). Produk yang bagus tanpa diiringi komunikasi yang
tepat, mengena, dan memadai tidak akan memberikan hasil yang optimal. Selain itu,
rantai distribusi juga berperan penting untuk memastikan bahwa merek tersebut
dapat dengan mudah diakses oleh konsumen dimanapun mereka berada, sehingga
senantiasa dapat menjadi pilihan bagi konsumen.
Menyadari ini, Sosro pun mengantisipasi dengan melakukan perluasan
lini merek (brand line extension) produk yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro pada
tahun 1997 dengan meluncurkan teh campuran rasa dan aroma non-jasmine yang
berbasis cita rasa buah-buahan dengan target segmen remaja, yaitu Fruit Tea Sosro.
Ini ditunjukkan dengan adanya cita rasa teh rasa buah berbeda dengan merek induk
pertama kali yaitu Teh Botol Sosro yang hanya menyajikan cita rasa teh saja. Selain
itu, Fruit Tea Sosro juga dikemas dengan kemasan baru yang menarik sesuai selera
5
6
remaja yaitu Kemasan Botol Beling (returnable glass bottle) dengan ukuran 235ml,
Kemasan Genggam (tetra Pak) dengan volume 200ml, Kemasan Kaleng (can)
dengan volume 318ml, Kemasan Botol Plastik atau PET (poly ethylene) dengan
volume 500ml dan 300 ml, dan Kemasan Pouch dengan volume 230ml. Sejak
diluncurkan pada tahun 1997, tampaknya respon masyarakat terhadap produk Fruit
Tea Sosro semakin baik. Terlihat dari pengamatan marketing pemasaran Sosro, jika
dulunya belum banyak warung yang menjual produk Fruit Tea Sosro, namun kini
dimana ada Teh Botol Sosro, disitu pula dijual Fruit Tea Sosro. Perluasan lini merek
(brand line extension) produk PT. Sinar Sosro dengan meluncurkan produk Fruit Tea
Sosro yang memiliki cita rasa dan kemasan baru dianggap sebagai strategi perluasan
merek dalam kategori produk yang sama yaitu menghasilkan produk minuman
ringan berbahan dasar teh. Hal ini dilakukan untuk menghadapi banyaknya
perusahaan pesaing termasuk perusahaan besar seperti Coca-cola Indonesia, Pepsi
Cola, ABC, maupun Ultra Jaya. Top Brand Indeks 2010 mencatat Fruit Tea merek
Sosro sebagai produk minuman ringan (soft drink) rasa buah yang menduduki posisi
terbaik dibanding produk minuman ringan (soft drink) rasa buah merek lainnya.
Fruit Tea Sosro melakukan line extension, dimana brand Fruit Tea Sosro
sebagai salah satu merek induk (parent brand) diikutsertakan pada produk baru
sejenis pada kategori yang sama yaitu produk minuman teh dengan berbasis varian
rasa, ingredients, packaging, sizenya. Dengan kata lain, perluasan lini merek (brand
line extension) adalah merek yang telah ada diubah ke dalam bentuk, ukuran, dan
rasa yang baru untuk kategori produk yang sudah ada.
6
7
Parent Brand (lebih kecil)
Brand Line Extension
Gambar 1.1
Parent brand & Brand line extension (Fruit Tea Sosro)
Keunikan berikutnya adalah Fruit Tea Sosro yang sebelumnya sudah
memiliki varian rasa produk, seperti apple, blackcurrant, guava, strawberry, fusion
(strawberry-grape), extreme (apple-blackcurrant) yang memberikan pengaruh
terhadap respon konsumen, pada pertengahan bulan Maret 2011, melakukan kembali
perluasan lini merek (brand line extension) dengan mengeluarkan produk terbaru
yaitu Fruit Tea Sosro Sensasi yaitu Hot (sensasi pedas), Freeze (sensasi dingin), dan
Wow (sensasi asem). Konsumen memberikan perhatian, minat, keinginan, keyakinan,
bahkan mungkin pembelian terhadap Fruit Tea Sosro Sensasi. “Banyak sekali
stimulus eksternal yang bisa membentuk dan mempengaruhi respon tersebut
(Simamora,2004:199)”. Dimana stimulus merupakan sumber informasi yang berasal
dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri (internal).
Dengan adanya generalisasi stimulus pada merek Sosro, konsumen
diharapkan memiliki persepsi yang sama dengan produk hasil ekstensifikasi dari
produk sebelumnya yang sudah dikenal. Stimulus dari Teh Botol Sosro yang
terbentuk kuat di pasar dan dikenal oleh banyak konsumen sebagai produk minuman
7
8
teh dengan brand image “Teh Botol Sosro” dan sudah terlanjur melekat kuat di
benak konsumen. Bahkan karena kuatnya merek ini, masyarakat seringkali
mengidentikkan semua jenis minuman teh dalam kemasan dengan nama Teh Botol.
Produk ini telah menjadi bagian dari keseharian hidup konsumen di Indonesia. Dunia
berkembang, maka produk-produk minuman yang bisa membuat seseorang
mengkonsumsi produk minuman pun makin maju dan beragam. Diyakini pula
mengkonsumsi produk minuman selalu mengikuti trend gaya hidup terkini ataupun
menjadi trend setter di semua kalangan maupun target segmen pasar yang dituju.
Terlepas
dari
apakah
sesungguhnya
mereka
benar-benar
membutuhkan,
mengkonsumsi produk tersebut dan mendapatkan manfaat dari produk yang
dikonsumsinya (Schiffman & kanrk, 2007:316). Fokus dari pemasar produk Sosro,
selama ini cenderung membidik segmen keluarga, untuk segala umur, sedangkan
Fruit Tea Sosro difokuskan kepada target segmen remaja khusunya remaja muda
yang cenderung aktif, dinamis dan kreatif. Fenomena ini yang menjadi alasan bagi
penulis untuk mengetahui seberapa besar respon konsumen terhadap perluasan lini
merek (brand line extension) dari merek induk (parent brand) yaitu Fruit Tea Sosro
ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow).
Untuk mengetahui dampak dari Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze,
Wow) itu sendiri, penulis harus melihat perubahan respon setelah dan sebelum
dikeluarkannya varian produk baru Sosro dengan melihat perubahan respon secara
individual. Cara mengukur seberapa produktif stimuli yang diberikan perusahaan
terhadap respon konsumen pada perluasan lini merek (brand line extension) dari
Fruit Tea Sosro ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow) adalah dengan
menggunakan parameter efektifitas, yaitu salah satu ukuran dari efektifitas adalah
sensitivitas respon.
8
9
Sensitivitas respon merupakan tingkat kepekaan atau perubahan
kesadaran konsumen terhadap kehadiran suatu produk (dalam hal ini merek baru)
yang mempengaruhi perilakunya dalam memenuhi kebutuhannya sebagai dampak
adanya perluasan merek pada Fruit Tea Sosro (sensitivitas respon konsumen
memiliki arah positif terhadap perluasan merek apabila konsumen atau responden
berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak perusahaan PT. Sinar Sosro,
yaitu konsumen mengenal produk Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow)
sebagai perluasan lini merek (brand line extension) dari Fruit Tea Sosro.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul
“Analisa Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Lini Merek (Brand
Line Extension) Pada Fruit Tea Sensasi Sosro (Hot, Freeze, Wow) Di Konser Avril
Lavigne Jakarta” sebagai penulisan tugas akhir.
1.2
Rumusan Masalah
Agar menimbulkan awareness dan loyality terhadap target audience,
maka perlu dirancang sebuah strategi dalam memperluas brand melalui
ekstensifikasi lini merek (brand line extension) melalui launching Fruit Tea Sosro
Sensasi Baru yaitu Hot (sensasi pedas), Freeze (sensasi dingin), dan Wow (sensasi
asem), sebagai upaya memperkenalkan eksistensinya sebagai brand produk minuman
teh rasa buah. Dari latar belakang di atas, penulis mengambil perumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah konsumen sensitif terhadap brand line extension dari Fruit Tea Sosro
ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Freeze, Hot, Wow) ?
2.
Apakah arah respon dari konsumen positif terhadap brand line extension dari
Fruit Tea Sosro ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Freeze, Hot, Wow)?
9
10
3.
Seberapa besar pengaruh brand line extension terhadap sensitivitas respon
konsumen pada varian baru produk Fruit Tea Sosro yaitu Fruit Tea Sosro
Sensasi (Freeze, Hot, Wow) ?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian yang diajukan adalah:
1.
Melakukan implementasi kajian teoritis dalam membentuk model penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas respon konsumen
terhadap perluasan lini merek (brand line extension) melalui suatu penelitian
menggunakan pendekatan survey dengan merek riil untuk menguji hipotesis
secara empirik.
2.
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan perluasan lini merek (brand line extension)
berdasarkan evaluasi sensitivitas respon konsumen.
3.
Sebagai bahan penelitian untuk dipergunakan dalam penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang dalam mencapai
gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Komunikasi dan Multimedia Universitas
Bina Nusantara Jakarta.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan menganalisis seberapa besar tingkat sensitivitas konsumen
terhadap ekstensifikasi lini merek (brand line extension) dari Fruit Tea Sosro
ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Freeze, Hot, Wow).
10
11
2.
Mengetahui dan menganalisis arah respon dari konsumen terhadap
ekstensifikasi lini merek (brand line extension) dari Fruit Tea Sosro ke Fruit
Tea Sosro Sensasi (Freeze, Hot, Wow).
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Bagi Perusahaan:
1.
PT. Sinar Sosro akan dikenal oleh konsumen sebagai kategori perusahaan
produk minuman teh terbaik.
2.
Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan informasi dan masukan dalam
mengambil keputusan atau kebijakan di masa yang akan datang agar dapat
melakukan strategi perluasan merek yang tepat dan efektif serta mengetahui
secara jelas respon konsumen terhadap perluasan merek sehingga bisa meraih
kesuksesan yang diharapkan dan juga dapat memenangkan persaingan di pasar
dengan produk yang sama.
Bagi Penulis:
1.
Untuk memperdalam pengetahuan di bidang komunikasi pemasaran mengenai
sensitivitas dan arah respon konsumen terhadap perluasan lini merek (brand
line extension).
2.
Diharapkan mampu memberikan pendalaman ilmu pengetahuan dalam
merancang strategi perluasan lini merek (brand line extension) yang lebih
mengarah pada hasil yang tepat pada sasaran pasar .
11
12
Bagi Bidang Akademis Public Relation:
1.
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya sensitivitas
konsumen terhadap perluasan lini merek (brand line extension) bagi sebuah
produk ditengah-tengah persaingan produk sejenis.
2.
1.5
Sebagai wacana alternatif dalam pembelajaran studi public relation.
Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan
masalah, (Sugiono:2003:51)”. Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis
penelitian ini adalah:
1.
Konsumen sensitif terhadap perluasan lini merek (brand line extension) dari
Fruit Tea Sosro ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow).
2.
Konsumen memiliki arah positif pada perluasan lini merek (brand line
extension) dari Fruit Tea Sosro ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze,
Wow).
3.
Perluasan lini merek (brand line extension) berpengaruh terhadap sensitivitas
respon konsumen pada varian baru produk Fruit Tea Sosro yaitu Fruit Tea
Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow).
1.6
Kerangka Berpikir
Peneliti menganalisis tingkat sensitivitas dan arah respon konsumen
terhadap fenomena perluasan lini merek (brand line extension) dari Fruit Tea Sosro
ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow). Peneliti menggunakan model analisa
Hierarchy of effect yang meliputi enam tahap respon yaitu: kesadaran (brand
awareness),
pengetahuan
(knowledge),
12
kesukaan
(liking),
kecenderungan
13
(preference), keyakinan (conviction) dan pembelian (purchasing) terhadap merek
Fruit Tea Sosro ke Fruit Tea Sosro Sensasi (Hot, Freeze, Wow).
Selanjutnya digunakan rumus perubahan kekuatan respon dan rumus
perubahan kekuatan stimuli setelah didapatkan data hasil penyebaran kuesioner.
Hasil rumus perubahan kekuatan respon menunjukkan arah respon konsumen yaitu
positif atau negatif. Sedangkan hasil perubahan stimuli nantinya akan menunjukkan
seberapa besar pengaruh yang diberikan perusahaan terhadap konsumen atau
responden. Hasil perubahan kekuatan respon dan hasil perubahan kekuatan stimuli
nantinya dimasukkan ke dalam rumus sensitivitas respon konsumen. Tingkat
perubahan dihitung dengan persentase, dinyatakan sensitif apabila memiliki nilai
sensitivitas lebih dari 1 dan sebaliknya apabila tidak sensitif,
maka nilai
sensitivitasnya kurang dari 1.
Kerangka Konseptual Penelitian
Analisa Teori Hierarchy
of Effect :
a. Kesadaran
Sensitivitas Respon
b. Pengetahuan
Konsumen
c. Kesukaan
d. Kecenderungan
e. Keyakinan
f. Pembelian
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber: Kotler (2003:568), diolah
1.7
Metodologi Penelitian
Metode dan data adalah dua hal yang berbeda. Metode adalah suatu cara,
suatu pendekatan, suatu strategi, atau suatu alat di dalam mencapai tujuan riset. Data
sendiri adalah suatu nilai dari suatu pengukuran variabel dari unit analisis tertentu.
Atau dengan kata lain, data adalah suatu kombinasi (matrik) antara variabel dan unit
13
14
analisis (sampel atau populasi). Metode kuantitatif hanya menggunakan beberapa
variabel (bahkan satu variabel saja) tetapi cenderung memerlukan jumlah unit
analisis (sampel) yang banyak, bahkan sama dengan populasinya. Data kuantitatif
adalah suatu data yang nilainya bersifat kuantitatif (satuan metrik). Oleh karena nilai
variabel (skala pengukuran) dikategorikan ke dalam empat skala (nominal, ordinal,
interval dan rasio), maka interval dan rasio digolongkan sebagai ukuran metrik
(metric system) sedangkan nominal dan ordinal sebagai ukuran non-metrik. Ukuran
metrik ini di dalam riset disebut sebagai ukuran kuantitatif. Oleh karenanya, data
yang diukur secara metrik disebut sebagai data kuantitatif.
Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda,
yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen
terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk
tersebut. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan
quota sampling. Non random sampling atau non probability sampling adalah setiap
elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel,
sedangkan quota sampling adalah teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan
secara kebetulan saja.
14
15
1.8
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan antara lain:
Bab 1
: Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah,
maksud penelitian, tujuan penelitian, metodologi penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab 2
: Membahas teor-teori dasar yang digunakan sebagai dasar pembahsan.
Bab 3 : Membahas gambaran umun tentang PT. Sinar Sosro.
Membahas mengenai metode penelitian yang tepat digunakan dalam
penulisan skripsi yang meliputi antara lain: variabel penelitian, definisi
operasional, metode pengumpulan data, populasi, sampel, serta metode
analisis data yang digunakan. Serta diuraikan tentang lokasi dan obyek
penelitian.
Bab 4 : Membahas mengenai gambaran umum responden, analisis data, penyajian
data penelitian, pengolahan terhadap data yang terkumpul, pembahasan
hasil penelitian, serta pembahasan dan hasil pembahasan penelitian.
Bab 5 : Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang didapat
selama pembuatan dan saran-saran sehubungan dengan hasil penelitian.
Serta bagian yang berisikan tentang daftar pustaka dan lampiran.
15
Download