SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 2 dari 23 hlm... 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 3 dari 23 hlm... BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif yang di dalam pelaksanaan tugasnya selalu mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu; 8. Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas. 11. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. 12. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi. 13. Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satusatunya usaha. 14. Unit Simpan Pinjam Koperasi adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. 15. Unit Simpan Pinjam Non Koperasi adalah salah satu unit usaha non-Koperasi Simpan Pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau syariah. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 4 dari 23 hlm... 16. Usaha Simpan Pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya; 17. Amal gamasi adalah penggabungan dari beberapa koperasi menjadi satu koperasi atau koperasi yang menyatukan diri dengan koperasi lain sehingga merupakan kesatuan ekonomi yang baik. 18. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 19. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 20. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 5 dari 23 hlm... 21. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau Swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. 22. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia. 23. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. 24. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memperdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan dan dukungan berusaha seluas-luasnya. 25. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 26. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat melalui bank, koperasi dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 27. Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh lembaga penjamin kredit sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat permodalannya. 28. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 6 dari 23 hlm... 29. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. 30. Perindustriaan adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri; 31. Usaha Industri adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan perindustrian. 32. Teknologi Industri adalah cara pada proses pengolahan yang diterapkan dalam industri. 33. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atau barang dan atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi. 34. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk lain dan tidak untuk diperdagangkan; 35. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya untuk menjamin adanya kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada konsumen. 36. Metrologi Legal adalah metrologi yang mengolah satuansatuan ukuran, metoda-metoda pengukuran dan alat ukur, yang menyangkut persyaratan teknis dan peraturan berdasarkan undang-undang yang bertujuan melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran. 37. Tempat usaha adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan perdagangan, industri, produksi, usaha jasa, penyimpanan-penyimpanan dokumen yang berkenaan dengan perusahaan, juga kegiatan-kegiatan penyimpanan atau pameran barang-barang termasuk rumah tempat tinggal yang sebagaimana digunakan untuk kegiatan- kegiatan tersebut. BAB II PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 2 Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 7 dari 23 hlm... penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang koperasi, usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian dan perdagangan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian rencana strategis dan rencana kerja di bidang koperasi, usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian dan perdagangan; b. perumusan dan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang koperasi, usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian dan perdagangan; c. perencanaan dan pengendalian anggaran; d. pengendalian urusan administrasi Dinas; e. pembinaan kelembagaan koperasi dan pengembangan usaha koperasi; f. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pembiayaan koperasi; g. pembinaan pengembangan usaha kecil, mikro, dan menengah; h. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; i. pembinaan peningkatan kerja sama industri; j. pembinaan pengembangan sarana prasarana perdagangan, pengembangan kerja sama pasar dalam dan luar negeri, serta perlindungan konsumen; k. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama bidang koperasi, usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian dan perdagangan di antara SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi terkait; l. pemberdayaan dan peningkatan kinerja UPTD; m. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan; dan n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 8 dari 23 hlm... Bagian Kedua Sekretariat Pasal 4 Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Dinas, urusan ketatalaksanan dan ketatausahaan Dinas dan menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Dinas. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Sekretariat; b. pembinaan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Dinas; c. pengendalian urusan ketatalaksanaan dan ketatausahaan Dinas; d. pembinaan dan pengembangan pegawai; e. pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; f. pengendalian data informasi hasil kegiatan Dinas dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; g. pengendalian Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 6 (1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas, laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Dinas; c. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 9 dari 23 hlm... d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); f. penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); g. pengelolaan data informasi hasil kegiatan dinas dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 7 (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola anggaran dan administrasi keuangan Dinas. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pelaksanaan verifikasi SPP; c. penyiapan Surat Perintah Membayar; d. pelaksanaan verifikasi harian atas penerimaan; e. pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas; f. penyusunan laporan keuangan Dinas; g. penyusunan administrasi dan teknis pembayaran gaji dan tunjangan pegawai serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 8 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas mengelola ketatalaksanaan dan ketatausahaan, meliputi administrasi umum dan kepegawaian, urusan rumah tangga, barang milik daerah, perpustakaan dan kearsipan. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 10 dari 23 hlm... (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pengelolaan administrasi umum dan ketatalaksanaan; c. pengelolaan kearsipan dan Perpustakaan; d. pengelolaan kehumasan dan keprotokoloan; e. pengelolaan rumah tangga dan barang milik daerah; f. pengelolaan administrasi kepegawaian; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Bidang Koperasi Pasal 9 Bidang Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan kelembagaan, dan pemberdayaan usaha koperasi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Koperasi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang koperasi; c. pembinaan kelembagaan dan tata laksana koperasi; d. pembinaan penyuluhan perkoperasian; e. pembinaan pelaksanaan advokasi dan konsultasi hukum serta fasilitasi permasalahan perkoperasian; f. pengendalian pengawasan dan akuntabilitas koperasi dan usaha koperasi; g. pengendalian kerja sama dan pengembangan usaha koperasi dengan instansi teknis, lembaga keuangan maupun lembaga non-keuangan; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 11 dari 23 hlm... Pasal 11 (1) Seksi Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan konsultasi di bidang kelembagaan koperasi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kelembagaan Koperasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi kelembagaan koperasi; c. pelaksanaan pelayanan administrasi dan konsultasi pembentukan, penggabungan dan peleburan, serta pembubaran koperasi; d. fasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian koperasi; e. fasilitasi pelaksanaan pengesahan perubahan Anggaran Dasar (AD) ysng menyangkut penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha koperasi; f. pembinaan penataan organisasi dan tatalaksana koperasi; g. penyusunan standarisasi pelayanan koperasi dan kerja sama koperasi; h. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangundangan di bidang koperasi; i. pelaksanaan fasilitasi advokasi dan konsultasi hukum dalam penyelesaian permasalahan/kasus perkoperasian; j. pelaksanaan bimbingan dan audit koperasi; k. pelaksanaan penilaian kinerja Koperasi; l. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bidang koperasi; m. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Koperasi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 12 (1) Seksi Bina Usaha Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pengawasan usaha koperasi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Bina Usaha Koperasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi usaha koperasi; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 12 dari 23 hlm... c. pelaksanaan pemberdayaan dan bimbingan usaha koperasi; d. pembinaan dan pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi; e. penciptaan usaha simpan pinjam yang sehat di tingkat daerah; f. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan KSP dan USP; g. pelaksanaan fasilitasi pengembangan usaha koperasi; h. pelaksanaan pengawasan manajemen usaha koperasi; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan j. pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Bidang Koperasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pasal 13 (1) Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pelayanan fasilitasi dan pembiayaan koperasi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi pembiayaan koperasi; c. pelaksanaan teknis pemberian bantuan pembiayaan koperasi; d. pembinaan pengembangan fasilitasi dan pembiayaan koperasi; e. pelaksanaan kerja sama dengan instansi teknis, lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan dalam rangka pengembangan fasilitasi dan pembiayaan koperasi; f. pemantauan dan evaluasi pemberian fasilitasi dan pembiayaan koperasi; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Koperasi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 13 dari 23 hlm... Bagian Keempat Bidang Usaha Kecil dan Menengah Pasal 14 Bidang Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan pengembangan usaha, kelembagaan dan manajemen usaha kecil, mikro, dan menengah. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bidang Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang usaha kecil, mikro, dan menengah; c. pembinaan pelaksanaan kerja sama usaha kecil, mikro, dan menengah dengan koperasi, swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah, serta badan usaha lainnya; d. pengendalian pengembangan usaha kecil, mikro, dan menengah; e. pembinaan pengelolaan dan pengembangan data dan informasi bisnis dan kewirausahaan bagi usaha kecil, mikro, dan menengah; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 16 (1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi pengembangan usaha kecil dan menengah; c. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha kecil, mikro, dan menengah; d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pengembangan sumber daya manusia usaha kecil, mikro, dan menengah; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 14 dari 23 hlm... e. pelaksanaan pembinaan organisasi, manajemen dan akuntansi keuangan pengusaha kecil, mikro, dan menengah; f. pelaksanaan inventarisasi dan klasifikasi usaha kecil, mikro, dan menengah; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 17 (1) Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi dan pengembangan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi pembiayaan usaha kecil dan menengah; c. pelaksanaan fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; d. pelaksanaan kerja sama fasilitasi dan pengembangan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; e. pelaksanaan pemberian bimbingan fasilitasi dan penilaian pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; f. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 18 (1) Seksi Kerja sama dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kerja sama dan pemasaran produk usaha kecil, mikro, dan menengah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kerja Sama dan Pemasaran menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 15 dari 23 hlm... b. pendataan dan pemetaan data informasi jaringan pemasaran produk usaha kecil, mikro, dan menengah; c. pengembangan jaringan pemasaran produk usaha kecil, mikro, dan menengah; d. pelaksanaan kerja sama pemasaran produk usaha kecil, mikro dan menengah dengan instansi/lembaga terkait; e. penyediaan dan fasilitasi sarana dan prasarana usaha kecil, mikro, dan menegah; f. penyelenggaraan promosi produk unggulan usaha kecil, mikro, dan menengah; g. pengawasan dan pengendalian kerja sama dan pemasaran usaha kecil, mikro, dan menengah; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kelima Bidang Perindustrian Pasal 19 Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan bidang perindustrian. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bidang Perindustrian menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang perindustrian; c. pengkajian pemberian rekomendasi pelayanan perijinan bidang perindustrian; d. pembinaan peningkatan mutu, diversifikasi produk dan inovasi teknologi industri; e. penetapan bidang usaha industri prioritas daerah; f. pelaksanaan analisis iklim usaha dan peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di bidang industri; g. pembinaan industri dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri; h. pengendalian pemberian fasilitasi usaha dan akses permodalan dalam rangka pengembangan industri; i. pengawasan dan fasilitasi penerapan standar bagi industri serta pemberian perlindungan kepastian usaha industri; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 16 dari 23 hlm... j. peningkatan standar kompetensi sumber daya manusia industri dan aparatur pembina industri; k. pembinaan asosiasi, organisasi dan unit pelaksana teknis bidang industri; l. pengendalian penyusunan tata ruang industri dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri; m. pembinaan kerja sama penyediaan sarana prasarana untuk industri yang mengacu pada tata ruang regional (provinsi); n. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 21 (1) Seksi Bina Usaha dan Perlindungan Industri mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dalam pembinaan usaha, prasarana, dan sarana, serta perlindungan industri. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Bina Usaha dan Perlindungan Industri menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan potensi usaha industri; c. penyusunan analisis dan kajian bidang usaha industri prioritas daerah; d. fasilitasi pembentukan dan pembinaan asosiasi/kelembagaan industri; e. pembinaan dan pengawasan penerapan teknologi di bidang industri; f. pembinaan dan fasilitasi pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi di bidang industri; g. pelaksanaan pengembangan standar kompetensi sumber daya manusia industri dan aparatur pembina industri di daerah; h. pelaksanaan fasilitasi dan pengawasan terhadap penerapan standar industri; i. pelaksanaan pembinaan industri dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 17 dari 23 hlm... Pasal 22 (1) Seksi Pemasaran dan Kerja Sama Industri mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pemasaran dan kerja sama di bidang perindustrian. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemasaran dan Kerja Sama Industri menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi potensi jaringan pemasaran dan kerja sama industri; c. pengumpulan, analisis, dan diseminasi data bidang industri dalam pengembangan pemasaran dan kerja sama industri; d. pelaksanaan fasilitasi kemitraan dan kerja sama pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha; e. pelaksanaan promosi produk industri; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 23 (1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Industri Agro dan Kimia mempunyai tugas menyelenggarakan program pembinaan dan pengembangan industri agro dan kimia. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Industri Agro dan Kimia menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan potensi industri agro dan kimia; c. pembinaan dan pengembangan sarana dan produksi industri agro dan kimia; d. pembinaan dan pengembangan iklim usaha industri agro dan kimia; e. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia industri agro dan kimia; f. pelaksanaan kerja sama pengembangan industri agro dan kimia; g. pelaksanaan fasilitasi akses permodalan dalam pengembangan industri agro dan kimia; h. pelaksanaan pengkajian, identifikasi dan klasifikasi pengujian mutu standar hasil produksi dan uji coba pasar; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 18 dari 23 hlm... j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keenam Bidang Perdagangan Pasal 24 Bidang Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyediaan dan pelayanan prasarana dan sarana, perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri, dan penyelenggaraan metrologi legal. Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bidang Perdagangan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang perdagangan; c. pengembangan kerja sama perdagangan dalam negeri dan luar negeri, metrologi legal, dan perlindungan konsumen; d. pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan metrologi legal; e. penyusunan analisis iklim usaha dan peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di bidang perdagangan; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 26 (1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana perdagangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdagangan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan potensi prasarana dan sarana perdagangan; c. pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha perdagangan; d. pembinaan dan pengawasan ijin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C untuk pengecer dan penjualan langsung minum ditempat; Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 19 dari 23 hlm... e. pemrosesan rekomendasi ijin usaha bahan berbahaya dan rekomendasi pengakuan pedagang kayu antar pulau; f. pengelolaan dan desiminasi informasi pasar dan stabilitas harga di daerah; g. pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh akses pembiayaan resi gudang; h. pembinaan teknis penyelenggaraan pasar lelang dan pelaku pasar lelang skala daerah; i. pelaksanaan kerja sama dengan dunia usaha di bidang promosi, distribusi, dan pengembangan pasar; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 27 (1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan perdagangan pasar dalam negeri dan luar negeri. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan potensi pasar dalam negeri dan luar negeri; c. pemrosesan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dan penelusuran asal barang; d. pembinaan perdagangan pasar ekspor dan impor; e. pelaksanaan sosialisasi kebijakan ekspor daerah, Surat Keterangan Asal (SKA), dan Angka Pengenal Importir (API); f. pengembangan dan pembinaan perdagangan pasar dalam negeri dan luar negeri; g. pengawasan dan pengendalian mutu barang meliputi pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi mutu barang; h. pembinaan dan pengembangan kegiatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri; i. pengelolaan informasi potensi usaha perdagangan; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 20 dari 23 hlm... Pasal 28 (1) Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pengembangan metrologi legal, serta pelayanan perlindungan konsumen. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan dan pemetaan data informasi penggunaan alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapan (UTTP); c. pelaksanaan fasilitasi kegiatan dan penyelenggaraan kerja sama metrologi legal, standar ukuran, dan laboratorium metrologi legal; d. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan sumber daya manusia (SDM) metrologi skala daerah; e. pelaksanaan pelayanan tera dan tera ulang alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapan (UTTP); f. pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan ukuran takaran timbangan dan perlengkapannya (UTTP), barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) dan standar internasional (SI); g. pelaksanaan kerja sama penyelenggaraan perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar dan jasa; h. pelaksanaan sosialisasi dan publikasi peraturan tentang perlindungan konsumen; i. pelaksanaan pelayanan dan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala daerah; j. pembinaan dan pengembangan kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa skala daerah; k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB III TATA KERJA Pasal 29 (1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas bertanggungjawab langsung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 21 dari 23 hlm... (2) Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau salah satu Kepala Bidang untuk mewakilinya. (3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (5) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (6) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (7) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. Pasal 30 (1) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan Dinas maupun dengan instansi lain yang terkait. (2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi harus melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. (3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi masing-masing bertanggungjawab memberikan bimbingan, pembinaan, dan pengawasan kepada bawahannya serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Dinas. Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 22 dari 23 hlm... Pasal 32 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penjabaran tugas dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2010 Nomor 4/D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Walikota diundangkan. ini mulai berlaku pada tanggal Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 27September 2013 WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO Diundangkan di Batu pada tanggal 27September 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 19/D Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Halaman 23 dari 23 hlm...