46. tupoksi dinas koperindag

advertisement
SALINAN
WALIKOTA BATU
PERATURAN WALIKOTA BATU
NOMOR 46 TAHUN 2013
TENTANG
PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH,
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BATU,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan
Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu, perlu menetapkan
Peraturan Walikota Batu tentang Penjabaran Tugas dan
Fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian
dan Perdagangan Kota Batu;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4118);
4. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2004
Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 2 dari 23 hlm...
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4890);
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu;
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Batu;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENJABARAN
TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL
MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
BATU.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 3 dari 23 hlm...
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Batu.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu.
3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota
Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur
Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai
unsur Legislatif yang di dalam pelaksanaan tugasnya
selalu mencerminkan kemitraan.
4. Walikota adalah Walikota Batu.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri
dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kota Batu.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu;
8. Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan.
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat
UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan operasional dan
atau kegiatan teknis penunjang Dinas.
11. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
12. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut
kehidupan koperasi.
13. Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang
menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satusatunya usaha.
14. Unit Simpan Pinjam Koperasi adalah unit koperasi yang
bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian
dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
15. Unit Simpan Pinjam Non Koperasi adalah salah satu unit
usaha non-Koperasi Simpan Pinjam yang dilaksanakan
secara konvensional atau syariah.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 4 dari 23 hlm...
16. Usaha Simpan Pinjam adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menghimpun dan menyalurkan melalui kegiatan
usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi
yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya;
17. Amal gamasi adalah penggabungan dari beberapa
koperasi menjadi satu koperasi atau koperasi yang
menyatukan diri dengan koperasi lain sehingga
merupakan kesatuan ekonomi yang baik.
18. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
19. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
20. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagai berikut :
a. memiliki
kekayaan
bersih
lebih
dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 5 dari 23 hlm...
21. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik
Negara atau Swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
22. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha
Menengah dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
23. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat secara
sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro Kecil dan
Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
24. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah
dan Pemerintah Daerah yang memperdayakan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah secara sinergis melalui
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan
kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi agar
Usaha Mikro dan Menengah memperoleh pemihakan,
kepastian, kesempatan, perlindungan dan dukungan
berusaha seluas-luasnya.
25. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan
masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan
pendampingan
dan
bantuan
perkuatan
untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan
daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
26. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat
melalui bank, koperasi dan lembaga keuangan bukan
bank, untuk mengembangkan dan memperkuat
permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
27. Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah oleh lembaga penjamin kredit
sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan
memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat
permodalannya.
28. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha
baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar
prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat
dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 6 dari 23 hlm...
29. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
30. Perindustriaan adalah tatanan dan segala kegiatan yang
bertalian dengan kegiatan industri;
31. Usaha Industri adalah lapangan kegiatan yang
bersangkutan dengan perindustrian.
32. Teknologi Industri adalah cara pada proses pengolahan
yang diterapkan dalam industri.
33. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa
yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan
pengalihan hak atau barang dan atau jasa dengan
disertai imbalan atau kompensasi.
34. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk lain
dan tidak untuk diperdagangkan;
35. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya untuk
menjamin adanya kepastian hukum serta memberi
perlindungan kepada konsumen.
36. Metrologi Legal adalah metrologi yang mengolah satuansatuan ukuran, metoda-metoda pengukuran dan alat
ukur, yang menyangkut persyaratan teknis dan
peraturan berdasarkan undang-undang yang bertujuan
melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran
pengukuran.
37. Tempat usaha adalah tempat yang digunakan untuk
kegiatan-kegiatan perdagangan, industri, produksi,
usaha jasa, penyimpanan-penyimpanan dokumen yang
berkenaan dengan perusahaan, juga kegiatan-kegiatan
penyimpanan atau pameran barang-barang termasuk
rumah tempat tinggal yang sebagaimana digunakan
untuk kegiatan- kegiatan tersebut.
BAB II
PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 2
Kepala
Dinas
mempunyai
tugas
merencanakan,
merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 7 dari 23 hlm...
penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang koperasi,
usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian dan
perdagangan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian
rencana strategis dan rencana kerja di bidang koperasi,
usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian
dan perdagangan;
b. perumusan dan penetapan Standar Operasional
Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang koperasi,
usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian
dan perdagangan;
c. perencanaan dan pengendalian anggaran;
d. pengendalian urusan administrasi Dinas;
e. pembinaan kelembagaan koperasi dan pengembangan
usaha koperasi;
f. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pembiayaan
koperasi;
g. pembinaan pengembangan usaha kecil, mikro, dan
menengah;
h. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pembiayaan
usaha kecil, mikro, dan menengah;
i. pembinaan peningkatan kerja sama industri;
j. pembinaan
pengembangan
sarana
prasarana
perdagangan, pengembangan kerja sama pasar dalam dan
luar negeri, serta perlindungan konsumen;
k. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama bidang koperasi,
usaha kecil, mikro, dan usaha menengah, perindustrian
dan perdagangan di antara SKPD di lingkungan
Pemerintah Daerah dan instansi terkait;
l. pemberdayaan dan peningkatan kinerja UPTD;
m. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan; dan
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 8 dari 23 hlm...
Bagian Kedua
Sekretariat
Pasal 4
Sekretariat
mempunyai
tugas
merencanakan,
mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan
penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Dinas,
urusan ketatalaksanan dan ketatausahaan Dinas dan
menyusun
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
program dan kegiatan Dinas.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana kerja Sekretariat;
b. pembinaan penyusunan rencana strategis dan rencana
kerja Dinas;
c. pengendalian urusan ketatalaksanaan dan ketatausahaan
Dinas;
d. pembinaan dan pengembangan pegawai;
e. pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas;
f. pengendalian data informasi hasil kegiatan Dinas dan
informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala
melalui web site Pemerintah Daerah;
g. pengendalian Standar Operasional Prosedur (SOP),
target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM); dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 6
(1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas,
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan
kegiatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Program dan Pelaporan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian;
b. penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana
Kerja (Renja) Dinas;
c. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 9 dari 23 hlm...
d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP),
target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM);
e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP);
f. penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD);
g. pengelolaan data informasi hasil kegiatan dinas dan
informasi lainnya terkait layanan publik secara
berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub
Bagian; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 7
(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola
anggaran dan administrasi keuangan Dinas.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian;
b. pelaksanaan verifikasi SPP;
c. penyiapan Surat Perintah Membayar;
d. pelaksanaan verifikasi harian atas penerimaan;
e. pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas;
f. penyusunan laporan keuangan Dinas;
g. penyusunan administrasi dan teknis pembayaran gaji
dan tunjangan pegawai serta penghasilan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub
Bagian;
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 8
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
mengelola ketatalaksanaan dan ketatausahaan, meliputi
administrasi umum dan kepegawaian, urusan rumah
tangga, barang milik daerah, perpustakaan dan
kearsipan.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 10 dari 23 hlm...
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian;
b. pengelolaan
administrasi
umum
dan
ketatalaksanaan;
c. pengelolaan kearsipan dan Perpustakaan;
d. pengelolaan kehumasan dan keprotokoloan;
e. pengelolaan rumah tangga dan barang milik daerah;
f. pengelolaan administrasi kepegawaian;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub
Bagian; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga
Bidang Koperasi
Pasal 9
Bidang
Koperasi
mempunyai
tugas
melaksanakan
pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan
kelembagaan, dan pemberdayaan usaha koperasi.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Bidang Koperasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana kerja Bidang;
b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang
koperasi;
c. pembinaan kelembagaan dan tata laksana koperasi;
d. pembinaan penyuluhan perkoperasian;
e. pembinaan pelaksanaan advokasi dan konsultasi hukum
serta fasilitasi permasalahan perkoperasian;
f. pengendalian pengawasan dan akuntabilitas koperasi dan
usaha koperasi;
g. pengendalian kerja sama dan pengembangan usaha
koperasi dengan instansi teknis, lembaga keuangan
maupun lembaga non-keuangan;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang;
dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 11 dari 23 hlm...
Pasal 11
(1) Seksi
Kelembagaan
Koperasi
mempunyai
tugas
melaksanakan pelayanan dan konsultasi di bidang
kelembagaan koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Kelembagaan Koperasi menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi kelembagaan
koperasi;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi dan konsultasi
pembentukan, penggabungan dan peleburan, serta
pembubaran koperasi;
d. fasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman
akta pendirian koperasi;
e. fasilitasi
pelaksanaan
pengesahan
perubahan
Anggaran Dasar (AD) ysng menyangkut penggabungan,
pembagian, dan perubahan bidang usaha koperasi;
f. pembinaan penataan organisasi dan tatalaksana
koperasi;
g. penyusunan standarisasi pelayanan koperasi dan kerja
sama koperasi;
h. pelaksanaan
sosialisasi
peraturan
perundangundangan di bidang koperasi;
i. pelaksanaan fasilitasi advokasi dan konsultasi hukum
dalam
penyelesaian
permasalahan/kasus
perkoperasian;
j. pelaksanaan bimbingan dan audit koperasi;
k. pelaksanaan penilaian kinerja Koperasi;
l. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bidang
koperasi;
m. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Koperasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 12
(1) Seksi
Bina
Usaha
Koperasi
mempunyai
tugas
melaksanakan pengembangan dan pengawasan usaha
koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Bina Usaha Koperasi menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi usaha
koperasi;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 12 dari 23 hlm...
c. pelaksanaan pemberdayaan dan bimbingan usaha
koperasi;
d. pembinaan dan pengawasan Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) dan Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi;
e. penciptaan usaha simpan pinjam yang sehat di tingkat
daerah;
f. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan koperasi
dalam pembuatan laporan tahunan KSP dan USP;
g. pelaksanaan fasilitasi pengembangan usaha koperasi;
h. pelaksanaan pengawasan manajemen usaha koperasi;
i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
j. pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Bidang
Koperasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Pasal 13
(1) Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan pelayanan fasilitasi
dan pembiayaan koperasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi pembiayaan
koperasi;
c. pelaksanaan teknis pemberian bantuan pembiayaan
koperasi;
d. pembinaan pengembangan fasilitasi dan pembiayaan
koperasi;
e. pelaksanaan kerja sama dengan instansi teknis,
lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan
dalam
rangka
pengembangan
fasilitasi
dan
pembiayaan koperasi;
f. pemantauan dan evaluasi pemberian fasilitasi dan
pembiayaan koperasi;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Koperasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 13 dari 23 hlm...
Bagian Keempat
Bidang Usaha Kecil dan Menengah
Pasal 14
Bidang Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian
dan pengawasan pengembangan usaha, kelembagaan dan
manajemen usaha kecil, mikro, dan menengah.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
14,
Bidang
Usaha
Kecil
dan
Menengah
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana kerja Bidang;
b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang
usaha kecil, mikro, dan menengah;
c. pembinaan pelaksanaan kerja sama usaha kecil, mikro,
dan menengah dengan koperasi, swasta, badan usaha
milik negara dan badan usaha milik daerah, serta badan
usaha lainnya;
d. pengendalian pengembangan usaha kecil, mikro, dan
menengah;
e. pembinaan pengelolaan dan pengembangan data dan
informasi bisnis dan kewirausahaan bagi usaha kecil,
mikro, dan menengah;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 16
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
dan pengembangan usaha kecil dan menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
dan Menengah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan
dan
pemetaan
data
informasi
pengembangan usaha kecil dan menengah;
c. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha
kecil, mikro, dan menengah;
d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pengembangan
sumber daya manusia usaha kecil, mikro, dan
menengah;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 14 dari 23 hlm...
e. pelaksanaan pembinaan organisasi, manajemen dan
akuntansi keuangan pengusaha kecil, mikro, dan
menengah;
f. pelaksanaan inventarisasi dan klasifikasi usaha kecil,
mikro, dan menengah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 17
(1) Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan
Menengah mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi dan
pengembangan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan
menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan
Menengah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi pembiayaan
usaha kecil dan menengah;
c. pelaksanaan fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil,
mikro, dan menengah;
d. pelaksanaan kerja sama fasilitasi dan pengembangan
pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah;
e. pelaksanaan pemberian bimbingan fasilitasi dan
penilaian pembiayaan usaha kecil, mikro, dan
menengah;
f. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian fasilitasi
dan pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 18
(1) Seksi Kerja sama dan Pemasaran mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan kerja sama dan pemasaran
produk usaha kecil, mikro, dan menengah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1),
Seksi
Kerja
Sama
dan
Pemasaran
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 15 dari 23 hlm...
b. pendataan dan pemetaan data informasi jaringan
pemasaran produk usaha kecil, mikro, dan menengah;
c. pengembangan jaringan pemasaran produk usaha
kecil, mikro, dan menengah;
d. pelaksanaan kerja sama pemasaran produk usaha
kecil, mikro dan menengah dengan instansi/lembaga
terkait;
e. penyediaan dan fasilitasi sarana dan prasarana usaha
kecil, mikro, dan menegah;
f. penyelenggaraan promosi produk unggulan usaha
kecil, mikro, dan menengah;
g. pengawasan dan pengendalian kerja sama dan
pemasaran usaha kecil, mikro, dan menengah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kelima
Bidang Perindustrian
Pasal 19
Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan
program dan kegiatan bidang perindustrian.
Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19, Bidang Perindustrian menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana kerja Bidang;
b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang
perindustrian;
c. pengkajian pemberian rekomendasi pelayanan perijinan
bidang perindustrian;
d. pembinaan peningkatan mutu, diversifikasi produk dan
inovasi teknologi industri;
e. penetapan bidang usaha industri prioritas daerah;
f. pelaksanaan analisis iklim usaha dan peningkatan kerja
sama dengan dunia usaha di bidang industri;
g. pembinaan
industri
dalam
rangka
pencegahan
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri;
h. pengendalian pemberian fasilitasi usaha dan akses
permodalan dalam rangka pengembangan industri;
i. pengawasan dan fasilitasi penerapan standar bagi industri
serta pemberian perlindungan kepastian usaha industri;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 16 dari 23 hlm...
j. peningkatan standar kompetensi sumber daya manusia
industri dan aparatur pembina industri;
k. pembinaan asosiasi, organisasi dan unit pelaksana teknis
bidang industri;
l. pengendalian penyusunan tata ruang industri dalam
rangka pengembangan pusat-pusat industri;
m. pembinaan kerja sama penyediaan sarana prasarana
untuk industri yang mengacu pada tata ruang regional
(provinsi);
n. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang;
dan
o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 21
(1) Seksi Bina Usaha dan Perlindungan Industri mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan dalam pembinaan usaha,
prasarana, dan sarana, serta perlindungan industri.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Bina Usaha dan Perlindungan Industri
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan
potensi usaha industri;
c. penyusunan analisis dan kajian bidang usaha industri
prioritas daerah;
d. fasilitasi
pembentukan
dan
pembinaan
asosiasi/kelembagaan industri;
e. pembinaan dan pengawasan penerapan teknologi di
bidang industri;
f. pembinaan dan fasilitasi pemanfaatan hasil penelitian,
pengembangan, dan penerapan teknologi di bidang
industri;
g. pelaksanaan pengembangan standar kompetensi
sumber daya manusia industri dan aparatur pembina
industri di daerah;
h. pelaksanaan fasilitasi dan pengawasan terhadap
penerapan standar industri;
i. pelaksanaan pembinaan industri dalam rangka
pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan
oleh industri;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 17 dari 23 hlm...
Pasal 22
(1) Seksi Pemasaran dan Kerja Sama Industri mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan pemasaran dan kerja
sama di bidang perindustrian.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pemasaran dan Kerja Sama Industri
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi potensi
jaringan pemasaran dan kerja sama industri;
c. pengumpulan, analisis, dan diseminasi data bidang
industri dalam pengembangan pemasaran dan kerja
sama industri;
d. pelaksanaan fasilitasi kemitraan dan kerja sama
pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha;
e. pelaksanaan promosi produk industri;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 23
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Industri Agro dan
Kimia mempunyai tugas menyelenggarakan program
pembinaan dan pengembangan industri agro dan kimia.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Industri
Agro dan Kimia menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan
potensi industri agro dan kimia;
c. pembinaan dan pengembangan sarana dan produksi
industri agro dan kimia;
d. pembinaan dan pengembangan iklim usaha industri
agro dan kimia;
e. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
industri agro dan kimia;
f. pelaksanaan kerja sama pengembangan industri agro
dan kimia;
g. pelaksanaan fasilitasi akses permodalan dalam
pengembangan industri agro dan kimia;
h. pelaksanaan pengkajian, identifikasi dan klasifikasi
pengujian mutu standar hasil produksi dan uji coba
pasar;
i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 18 dari 23 hlm...
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Keenam
Bidang Perdagangan
Pasal 24
Bidang Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan
penyediaan dan pelayanan prasarana dan sarana,
perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan dalam
dan luar negeri, dan penyelenggaraan metrologi legal.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24, Bidang Perdagangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana kerja Bidang;
b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan bidang
perdagangan;
c. pengembangan kerja sama perdagangan dalam negeri dan
luar negeri, metrologi legal, dan perlindungan konsumen;
d. pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan metrologi legal;
e. penyusunan analisis iklim usaha dan peningkatan kerja
sama dengan dunia usaha di bidang perdagangan;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 26
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan
penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana
perdagangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Prasarana
dan Sarana Perdagangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan
potensi prasarana dan sarana perdagangan;
c. pembinaan
dan
pengawasan
kegiatan
usaha
perdagangan;
d. pembinaan dan pengawasan ijin usaha perdagangan
minuman beralkohol golongan B dan C untuk pengecer
dan penjualan langsung minum ditempat;
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 19 dari 23 hlm...
e. pemrosesan rekomendasi ijin usaha bahan berbahaya
dan rekomendasi pengakuan pedagang kayu antar
pulau;
f. pengelolaan dan desiminasi informasi pasar dan
stabilitas harga di daerah;
g. pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh
akses pembiayaan resi gudang;
h. pembinaan teknis penyelenggaraan pasar lelang dan
pelaku pasar lelang skala daerah;
i. pelaksanaan kerja sama dengan dunia usaha di bidang
promosi, distribusi, dan pengembangan pasar;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 27
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar Dalam Negeri
dan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengembangan perdagangan pasar dalam
negeri dan luar negeri.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar
Dalam Negeri dan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi kondisi dan
potensi pasar dalam negeri dan luar negeri;
c. pemrosesan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA)
dan penelusuran asal barang;
d. pembinaan perdagangan pasar ekspor dan impor;
e. pelaksanaan sosialisasi kebijakan ekspor daerah,
Surat Keterangan Asal (SKA), dan Angka Pengenal
Importir (API);
f. pengembangan dan pembinaan perdagangan pasar
dalam negeri dan luar negeri;
g. pengawasan dan pengendalian mutu barang meliputi
pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan
sertifikasi mutu barang;
h. pembinaan dan pengembangan kegiatan peningkatan
penggunaan produk dalam negeri;
i. pengelolaan informasi potensi usaha perdagangan;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 20 dari 23 hlm...
Pasal 28
(1) Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan
pengembangan
metrologi
legal,
serta
pelayanan
perlindungan konsumen.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
b. pendataan dan pemetaan data informasi penggunaan
alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapan
(UTTP);
c. pelaksanaan fasilitasi kegiatan dan penyelenggaraan
kerja sama metrologi legal, standar ukuran, dan
laboratorium metrologi legal;
d. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan sumber daya
manusia (SDM) metrologi skala daerah;
e. pelaksanaan pelayanan tera dan tera ulang alat-alat
ukur, takar, timbang, dan perlengkapan (UTTP);
f. pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan ukuran
takaran timbangan dan perlengkapannya (UTTP),
barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) dan
standar internasional (SI);
g. pelaksanaan
kerja
sama
penyelenggaraan
perlindungan konsumen dan pengawasan barang
beredar dan jasa;
h. pelaksanaan sosialisasi dan publikasi peraturan
tentang perlindungan konsumen;
i. pelaksanaan pelayanan dan penanganan penyelesaian
sengketa konsumen skala daerah;
j. pembinaan dan pengembangan kapasitas Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen dan
Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa skala daerah;
k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Perdagangan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 29
(1) Dalam
melaksanakan
tugas,
Kepala
Dinas
bertanggungjawab langsung kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 21 dari 23 hlm...
(2) Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan
tugas, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau
salah satu Kepala Bidang untuk mewakilinya.
(3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
(4) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
(5) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(6) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang.
(7) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan
bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan
melalui Sekretaris.
Pasal 30
(1) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi
baik dalam lingkungan Dinas maupun dengan instansi
lain yang terkait.
(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi harus melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai dengan
lingkup tugas masing-masing.
(3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub
Bagian
dan
Kepala
Seksi
masing-masing
bertanggungjawab memberikan bimbingan, pembinaan,
dan pengawasan kepada bawahannya serta melaporkan
hasil-hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan
masing-masing.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan
Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala
Dinas.
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 22 dari 23 hlm...
Pasal 32
Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan
Walikota Batu Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penjabaran
tugas dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu (Berita Daerah
Kota Batu Tahun 2010 Nomor 4/D) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Peraturan Walikota
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Walikota
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu.
Ditetapkan di Batu
pada tanggal 27September 2013
WALIKOTA BATU,
ttd
EDDY RUMPOKO
Diundangkan di Batu
pada tanggal 27September
2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU,
ttd
WIDODO
BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 19/D
Penjabaran Tupoksi Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan
Halaman 23 dari 23 hlm...
Download