1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang
yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar
sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui
pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk
perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan
akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik
perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen
yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan
kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency
conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi,
sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer
karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi
perusahaan sehingga
menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan
berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen
dan Meckling, 1976 dalam Wien Ika Permanasari, 2010: 1). Menurut BPKP, latar
belakang kebutuhan atas GCG, dari latar belakang praktis, dilihat dari pengalaman
Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi corporate governance
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
akibat market crash pada tahun 1929. Dari latar belakang akademis, kebutuhan
GCG timbul berkaitan dengan principal-agency theory. Implementasi dari GCG
diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan.
GCG diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan
antara berbagai
kepentingan yang dapa memberikan keuntungan bagi perusahaan secara
menyeluruh. CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam
memperbaiki kesenjangan social dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban
yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi
meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang
baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen
semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik
dan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar,
maka nilai saham perusahaan akan meningkat.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh
calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan,
menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham
tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan.
Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat
pertanggungjawaban manajemen
kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan
perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
(Harahap, 2004). Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi
tersebut sebagai tolak-ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli
saham suatu perusahaan. Laporan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat
pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan
haruslah memiliki kandungan informasi yang
bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro, 2002 dalam Raharjo, 2005).
Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan investor dapat melakukan
proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara risiko
dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing jenis
saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila
publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar. Bahasa teknis
pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan perilaku
pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual atau membeli
saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan
ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya perubahan dari harga
sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002).
Penggunaan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan
biasanya analis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang
mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk
dasar pertimbangan dalam keputusan investasi. Nilai perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan perusahaan membayar dividen. Ada saatnya dividen tersebut tidak
dibagikan
oleh
perusahaan
karena
perusahaan
merasa
perlu
untuk
menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka
harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika
dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan
yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan
membayar
dividen
erat
hubungannya
dengan
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka
kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividen
yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).
Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu
dalam meraih raih pencapaian oleh perusahaan-perusahaan pada suatu periodeperiode tertentu baik menyangakut aspek penghimpun dana maupun penyaluran
dana yang biasanya diukur dengan indicator kecukupab modal (Jumingan,
2006:239)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulisan skripsi ini diberi judul
“Pengaruh Corporate Social Responsibility, dan Kinerja Keuangan terhadap
Nilai Perusahaan”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download