peningkatan prestasi belajar ipa melalui metode eksperimen pada

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI
METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI IMOGIRI
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI
METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI IMOGIRI
Oleh:
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
ABSTRAK
Prestasi Belajar IPA yang rendah merupakan masalah di kelas V SD N
Imogiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas
V SD N Imogiri menggunakan metode pembelajaran Eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Imogiri yang berjumlah 39 siswa, terdiri
dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Model penelitian ini menggunakan
model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dalam
setiap siklusnya terdapat dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Instrument tes sebelum digunakan
dalam penelitian telah divalidasi oleh expert judgment. Data hasil observasi dan hasil
tes dianalisis secara deskriptif kualitatif
Pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen dengan 6 langkah yaitu
percobaan awal, pengamatan, dugaan sementara, verifikasi, aplikasi konsep dan
evaluasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Imogiri.
Siswa,melakukan verifikasi terhadap dugaan awal yang mereka rumuskan dengan
melakukan kegiatan eksperimen. Siswa lebih mudah memahami meteri pelajaran IPA
karena siswa melakukan sendiri kegiatan eksperimen melalui dampingan guru. Hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM. Nilai rata-rata pada prasiklus mencapai 68,8 meningkat
menjadi 69 pada siklus I kemudian setelah dilakukan perbaikan pada siklus II
meningkat menjadi 77,2. Persentase siswa yang mencapai KKM meningkat dari 44%
pada prasiklus menjadi 51,3% pada siklus I dan 87,2% pada siklus II. Hasil analisis
menunjukkan peningkatan prestasi belajar IPA sebesar 8,2.
Kata Kunci : metode eksperimen, prestasi belajar IPA
ii
INCREASING STUDENTS’ SCIENCE ACHIEVEMENTS USING
EXPERIMENT METHOD THE 5TH GRADERS OF IMOGIRI ELEMENTARY
SCHOOL
By :
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
ABSTRACT
Low achievement in science lesson was a problem in 5th grader of Imogiri
Elementary School. This research was aimed at increasing students’ science
achievements among the 5th graders of Imogiri Elementary School using experiment
method.
The research was collaborative class action research. The subjects of the
research were 39 of the 5th graders of Imogiri Elementary School which consist of 17
male students and 22 female students. The research used Kemmis and Taggart model
which done in two cycles and each cycle consisted of twice meetings. The data was
collected using observation, test, and documentation. The test instrument was
validated by expert judgment before it got to use. The observation and test data were
analyzed through descriptive qualitative.
Science learning using experiment method that included 6 steps, which were
beginning experiment, observation, temporary estimation, verification, concept
application , and evaluation. was able to increase students’ science achievements
among 5th grader of Imogiri Elementary School. Students did the verification to
temporary estimation which they arranged by doing experiments. Students were
easier to understand the science lesson. This was proven by the increasing the
average grade and the students’ percentage that pass the minimal grade. The
average grade on the pre-cycle reached 68.8, increased to 69 on the first cycle, and
increased to 77.2 on the second cycle. The students’ percentage that passed the
minimal grade was 44% on the pre-cycle; it increased to 51.3% on the first cycle,
and reached 87.2% on the second cycle. The analyzed result showed that the
students’ achievement in science increased in 8.2
Key Words : experiment method, science learning achievement
iii
iv
v
PENGESAHAN
vi
MOTTO
“ Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh
manusia ialah menundukkan diri sendiri.” (RA. Kartini)
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.” (Lessing)
“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan
dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran” (Anonim)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan hikmah luar biasa
selama penulisan skripsi ini.
2. Bapak Suroso dan Ibu Sumaryati, yang senantiasa memberikan doa, dukungan
dan kesabarannya dalam penantian panjang sampai terselesaikan penulisan
skripsi ini.
3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta
4. Agama, Nusa, Bangsa
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah pada junjungan nabi agung
Muhammad Sallallahu Alayhi Wassalam yang selalu menjadi pedoman dan inspirasi
bagi penulis di kehidupan di dunia ini.
Skripsi ini berjudul “ Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode
Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Imogiri”. Skripsi ini disususn
sebagai salah satu persyaratan guna memoeroleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Fakultas Ilmu Pendidikan Uneversitas Negeri Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya
bantuan, arahan, dukungan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan
kesempatan untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar yang telah memberikan
dukungan, kesempatan dan fasilitas selama perkuliahan.
3. Ibu Dr. Pratiwi Puji Astuti, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi pertama
yang telah bersedia membimbing, membantu dan memberikan dorongan,
arahan
serta
masukan
yang
membangun,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Hidayati M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah
bersedia membimbing, membantu dan memberikan dorongan, arahan serta
masukan yang membangun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Kepala Sekolah SD Negeri Imogiri yang bersedia memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………..……………………………..
i
ABSTRAK ...........................…………………………………………………
ii
ABSTRACT ……………………………………………………………………..
iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….
iv
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………
v
SURAT PERNYATAAN ……………………….………………………………
vi
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR ……………………….………………………………..
ix
DAFTAR ISI ……………………………........…………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………….….….……………………………….
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………..
6
C. Batasan Masalah …………………………………………………………
7
D. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 7
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..
7
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang Prestasi Belajar …………………………………….....
a. Pengertian Prestasi Belajar …………………………………………..
xi
10
10
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ………………..
13
2. Kajian tentang Pembelajaran IPA …………………………………….
14
a. Hakekat IPA …………………………………………………………
14
b. Pembelajaran IPA di SD …………………………………………….
16
c. Tujuan dan Fungsi IPA ……………………………………………… 17
d. Ruang Lingkup IPA …………………………………………………
18
e. Materi ………………………………………………………………..
19
3. Kajian tentang Metode Eksperimen …………………………………… 21
a. Pengertian Metode Eksperimen ……………………………………...
21
b. Tujuan Metode Eksperimen …………………………………………. 22
c. Kelebihan Metode Eksperimen ……………………………………… 23
d. Langkah-langkah Metode Eksperimen ………………………………
24
4. Karakteristik Siswa SD Kelas V ………………………………………
27
B. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….
32
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………………
33
D. Definisi Operasional ……………………………………………………..
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Model Penelitian ……………………………………………....
35
1. Jenis Penelitian ………………………………………………………
35
2. Desain Penelitian …………………………………………………….
36
B. Setting Penenlitian
....................................................................
41
1. Tempat Penelitian ……………………………………………………
41
2. Waktu Penelitian …………………………………………………….
41
3. Subjek Penelitian …………………………………………………….
41
4. Objek Penelitian ……………………………………………………..
41
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………
42
D. Instrumen Penelitian dan Validasi ……………………………………….
43
xii
E. Teknik Analisis Data …………………………………………………….
44
F. Indikator Keberhasilan …………………………………………………..
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………………………….
48
1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa ………………………………………
48
2. Deskripsi Penenlitian Siklus I ……………………………………….
50
3. Deskripsi Penenlitian Siklus II ………………………………………
64
B. Pembahasan ……………………………………………………………...
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………
79
B. Saran ……………………………………………………………………..
80
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
81
LAMPIRAN ……………………………………………………………………
83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart …………………….
37
Gambar 2
Diagram Nilai Pra Siklus …………………………………..
49
Gambar 3
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus …………….
50
Gambar 4
Diagram Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ……..
62
Gambar 5
Diagram Perbandingan Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan
Siklus I ……………………………………………………...
62
Gambar 6
Diagram Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………….
74
Gambar 7
Diagram Persentase Ketuntasan Siswa …………………….
74
Gambar 8
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
184
Gambar 9
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
184
Gambar 10
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
185
Gambar 11
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
185
Gambar 12
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
186
Gambar 13
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
186
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ….……………..
84
Lampiran 2
Rencana Pelakanaan Pembelajaran Siklus II …………………
112
Lampiran 3
Materi Pembelajaran …………………………………………..
136
Lampiran 4
Soal Evaluasi Siklus I ………………………………………..
142
Lampiran 5
Soal Evaluasi Siklus II ………………………………………..
152
Lampiran 6
Hasil Observasi ………………………………………………..
162
Lampiran 7
Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA ………………………………
178
Lampiran 8
Dokumentasi …………………………………………………..
184
Lampiran 9
Surat-Surat Keterangan ………………………………………
187
s
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat
dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pandangan ahli lain menyebutkan bahwa “pendidikan merupakan suatu usaha
yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia
baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan” (Sugihartono,dkk 2007: 3). Tujuan dari sebuah
pendidikan tentunya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan pada diri
seorang individu.
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus diupayakan oleh
pemerintah salah satunya dengan perbaikan kurikulum secara berkala. Salah satu
bentuk perubahan yang menjadi fokus pemerintah untuk diperbaiki dalam
perbaikan kurikulum di Indonesia ini adalah proses pembelajaran di dalam kelas.
Menurut Siregar dan Nara (2011: 13) “pembelajaran merupakan usaha
yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah
1
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya
terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang”. Proses
pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
sebuah pembelajaran yang ditunjukkan dengan tingginya prestasi belajar siswa.
Namun, proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini
masih cenderung pada pencapaian target materi kurikulum sehingga proses
pembelajaran yang terjadi lebih mementingkan penghafalan konsep dan bukan
pada pemahamannya.
Observasi dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017 bulan
September 2016 di kelas V SD N Imogiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru dan observasi di dalam kelas saat pembelajaran diketahui bahwa kemampuan
kognitif siswa kelas V sangat beragam, ada beberapa siswa yang memiliki
kemampuan kognitif yang tinggi namun masih banyak juga siswa dengan
kemampuan kognitif yang masih rendah. Sesuai usianya siswa kelas V SD ratarata memiliki usia 11-12 tahun dan hal ini menurut teori perkembangan kognitif
dari Piaget anak berada pada tahap belajar operasional kongkret. Salah satu
karakteristiknya pada tahap ini anak akan lebih tertantang dan tertarik pada
sebuah proses kegiatan belajar mengajar yang lebih banyak menggunakan
pemikiran yang logis melalui aktifitas saintific.
Sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD maka pembelajaran yang
menarik melalui beragam metode dan media sangat dibutuhkan bagi siswa.
Namun, pada kenyataannya metode pembelajaran yang digunakan guru masih
dominan menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah yang
2
sering dilakukan guru dalam proses belajar mengajar ini berakibat pada kurangnya
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar, siswa cenderung merasa bosan dengan
penyampaian pembelajaran yang dilakukan dengan cara ceramah hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan.
Media dan alat peraga untuk mendukung proses belajar mengajar juga
masih minim digunakan karena ketersediaannya di sekolah yang terbatas.
Keterbatasan media dan alat peraga pembelajaran yang ada di sekolah memaksa
guru untuk menyediakan media pembelajaran lain yang sederhana misal
menggunakan gambar sebagai media untuk mempermudah proses penyampaian
pembelajaran.
Penggunaan media gambar dirasa masih menyulitkan siswa untuk
memahami suatu materi tertentu khususnya untuk materi pembelajaran IPA
karena pada hakekatnya menurut Darmojo (1991: 3) “IPA adalah pengetahuan
yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya”. Sejalan
dengan itu Sulistyorini (2007:9) menyatakan bahwa “pada hakekatnya, IPA dapat
dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya,
belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi
pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terikait”. Dari
uraian pengertian di atas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran IPA tidak
hanya mementingkan sebuah hasil produk dari pembelajaran IPA yaitu berupa
pengetahuan namun yang paling dipentingkan adalah proses perolehan sebuah
hasil produk dari pembelajaran IPA tersebut melalui kegiatan ilmiah dalam
pembelajaran.
3
Dominasi penggunaan metode pembelajaran ceramah dan penggunaan
media gambar pada penyampaian materi dalam pembelajaran IPA dirasakan
masih kurang mendukung untuk memaksimalkan proses ilmiah dalam
mendapatkan sebuah produk ilmu sehingga pemahaman siswa tentang materi IPA
kurang yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar IPA. Rendahnya prestasi
belajar IPA sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan penulis berdasarkan
nilai ulangan harian pada kelas V SD N Imogiri dari 39 siswa, 17 siswa atau
43,5% memiliki nilai ulangan harian mata pelajaran IPA diatas nilai KKM 75
namun masih ada 22 siswa atau 56,5% siswa yang memiliki nilai ulangan harian
di bawah KKM 75. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar IPA siswa masih
rendah dari pada mata pelajaran lain.
Berdasarkan paparan masalah tersebut diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA salah satunya dengan memilih metode yang
tepat dalam penyampaian pembelajaran IPA. Jenis metode pembelajaran sangat
beragam salah satunya adalah metode pembelajaran Eksperimen menurut
Roestiyah (2001: 80) “eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa
melakukan sesuatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan di evaluasi guru”.
Sejalan dengan itu Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa “metode
eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau
4
hipotesis yang dipelajari”. Dalam proses belajar mengajar melalui metode
eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri
pembuktian sebuah ilmu pengetahuan. Dari pengertian di atas penggunaan metode
ini bertujuan untuk menekankan proses dalam memperoleh suatu pengetahuan
dalam pembelajaran selain itu dalam metode ini siswa dilatih untuk memiliki
sikap ilmiah dalam menemukan sebuah pengetahuan melalui kegiatan percobaan.
Pembelajaran melalui metode eksperimen memberikan kesempatan bagi
siswa untuk melatih keterampilan proses melalui keterlibatan secara langsung
dalam memperoleh sebuah ilmu pengetahuan. Metode eksperimen juga
mempunyai kelebihan diantaranya
peserta didik aktif terlibat menyimpulkan
fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan
selain itu siswa dapat melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh akan bertahan lebih
lama. Metode pembelajaran semacam ini dirasa cocok dengan hakekat
pembelajaran IPA yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran IPA
menekankan pada aspek produk, proses, dan sikap ilmiah. Selain itu, metode
eksperimen juga menjadi salah satu metode yang sesuai pada siswa jenjang kelas
V SD karena pada usia ini siswa lebih tertarik dan tertantang pada sebuah proses
kegiatan belajar mengajar yang lebih banyak menggunakan pemikiran yang logis
melalui aktifitas saintific. Namun, pada kenyataannya dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan di kelas V SD N Imogiri, metode eksperimen ini
belum digunakan oleh guru.
5
Dari uraian yang telah diungkapkan diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar
IPA melalui Metode Eksperimen Pada Kelas V Sekolah Dasar Negeri Imogiri.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran yang baik diperoleh jika siswa dalam proses
pembelajarann mampu berpartisipasi aktif namun kenyataannya masih
rendahnya partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
2. Metode belajar untuk penyampaian materi pelajaran sangat beragam namun
metode ceramah masih dominan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan media dan alat
peraga tetapi ketersediaan media dan alat peraga pembelajaran di sekolah
masih terbatas.
4. KKM yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 75 tetapi berdasarkan observasi
yang dilakukan masih terdapat 56,5% siswa yang belum mencapai nilai KKM
pada ulangan harian mata pelajaran IPA.
5. Metode eksperimen adalah metode belajar yang memberikan kesempatan bagi
siswa untuk melatih keterampilan proses ilmiahnya hal ini sangat cocok jika
digunakan dalam pembelajaran IPA, namun metode eksperimen belum
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada
rendahnya prestasi belajar IPA dan belum digunakannya metode eksperimen
sederhana dalam proses kegiatan belajar mengajar kelas V SD N Imogiri .
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan metode
Eksperimen pada siswa kelas V SD N Imogiri ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode Eksperimen sederhana
siswa kelas V SD N Imogiri.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.
1. Praktis:
a. Bagi Siswa:
1) Meningkatkan
kebermaknaan
pembelajaran
karena
siswa
melakukan
eksperimen dalam memahami sebuah konsep pengetahuan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
7
2) Menjadikan siswa
lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan
memberikan rasa percaya diri pada siswa.
3) Meningkatkan
motivasi
belajar
siswa
melalui
metode
pembelajaran
Eksperimen.
b. Bagi Guru:
1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman guru untuk menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran.
2) Dapat menyebar luaskan penggunaan metode eksperimen kepada guru lain
melalui kegiatan KKG.
3) Memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran dengan refleksi diri melalui PTK.
4) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran di kelas.
c. Bagi Sekolah:
Bahan masukan untuk sekolah untuk menerima bentuk inovasi
pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan
tujuan menciptakan lulusan yang memiliki SDM baik yang mampu bersaing di
masa depan.
d. Bagi Peneliti
1) Memberikan pengalaman, pengetahuan, serta bekal menerapkan metode
Eksperimen dalam pembelajaran.
2) Memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam memahami lebih
mendalam penggunaan metode pembelajaran baru guna meningkatkan hasil
belajar siswa.
8
2. Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya
masalah belajar yang telah teridentifikasi dan belum diteliti dalam rangka
pengembangan pembelajaran IPA.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 895), prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar meliputi prestasi kognitif, prestasi
afektif dan prestasi psikomotor (Syah, 2008:225).
Menurut Syah (1999: 213-220) dalam mengukur dan menilai prestasi
belajar siswa seorang guru hendaknya memperhatikan dua hal sebagai berikut:
1) Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi seluruh ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar
siswa.
2) Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar
Dalam melakukan evaluasi prestasi belajar dikenal dengan dua pendekatan
yaitu:
10
a) PAN (Norm Reference Evaluation)
Penilaian Acuan Norma (PAN) disebut juga Penilaian Acuan Relatif atau
Penilaian Acuan Kelompok. Prestasi belajar seorang peserta didik diukur
dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman
sekelas atau sekelompoknya.
b) PAP (Criterian reference Evaluation)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu proses pengukuran prestasi
belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan
pelbagai ranah yang telah ditetapkan secara baik sebagai patokan absolute atau
“batas lulus” yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam peneilitian ini pendekatan evaluasi prestasi belajar yang digunakan
adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu KKM yang ditentukan sekolah
sebesar 75.
Prestasi belajar berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh individu
dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menurut Bloom (Arikunto, 2005:76)
dibagi dalam 3(tiga) ranah yakni:
1)
Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
2)
Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik.
3)
Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakan terhadap suatu obyek.
11
Ranah kognitif dibagi kedalam 6 tingkatan menurut Anderson (2015 : 4345) tingkatan kognitif direvisi oleh Bloom menjadi mengingat (C1), memahami
(C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6).
1)
Pada tingkat mengingat siswa mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang. (Soal mengingat: soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan
hafalan).
2)
Pada tingkat memahami siswa membangun makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. (Soal
pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan
kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep)
3)
Pada tingkat aplikasi siswa menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. (Soal aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip
dan konsep dalam memecahkan masalah)
4)
Pada tingkat analisis siswa diminta untuk memecah-mecah materi ke dalam
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian dan
antar bagian dengan keseluruhan atau tujuan. (Soal analisis: soal yang
menuntut kemampuan menunjukkan bagian-bagian yang penting dan relevan,
menulis garis besar sebuah tulisan, memilih struktur yang paling sesuai, dan
menentukan pendapat atau tujuan dari materi).
5)
Pada tingkat evaluasi siswa dituntut membuat keputusan berdasarkan kriteria
dan standar tertentu. (Soal analisis: soal yang menuntut pemeriksaan terhadap
12
produk atau proses atau penerapan solusi pada suatu masalah, dan pemberian
kritik terhadap hipotesis atau pendapat orang lain).
6)
Pada tingkat mencipta siswa dituntut untuk membuat produk baru dengan
mereorganisasi beberapa bagian menjadi pola atau struktur baru yang belum
pernah ada sebelumnya. (Soal mencipta: soal yang menuntut pembuatan
hipotesis atau alternative, mencari dan memilih solusi pemecahan masalah,
merancang dan menciptakan produk sesuai dengan spesifikasi tertentu).
Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar
ranah kognitif dengan tingkat kemampuan mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mengigat pentingnya prestasi belajar dalam proses pendidikan maka
diharapkan sebuah proses pembelajaran dapat menghasilkan prestasi belajar yang
memuaskan. Menurut Slameto (2010: 54- 71) tingkat pencapaian presatasi belajar
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1) Faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam individu itu sendiri.
a) Faktor Jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor Psikologis, diantaranya adalah kecerdasan, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan, yang terbagi dalam kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2) Faktor ekstern yaitu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
sifatnya di luar diri siswa.
13
a) Faktor Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan.
b) Faktor Sekolah, meliputi metode mengajar, metode belajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pendidikan di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas
rumah.
c) Faktor Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil usaha yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar disekolah, yang ditunjukkan dalam bentuk nilai berupa angka atau huruf
dari guru kepada siswa terutama aspek kognitifnya. Sedangkan prestasi belajar
IPA berarti hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar IPA di sekolah berupa nilai yang diberikan guru baik berupa
angka, huruf, atau pernyataan. Metode eksperimen termasuk salah satu dari faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa (faktor
ekstern). Secara khusus faktor tersebut berasal dari sekolah.
2. Kajian tentang Pembelajaran IPA
a. Hakekat IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dan segala isinya (Darmojo 1992:3). Pengertian lain disampaikan oleh Nash
14
(dalam Darmojo 1992:3) dalam bukunya The Nature of Science, bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan
bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang
diamatinya.
Rom Harre dalam Darmojo dan Kaligis (1992:4) Science is collection of
well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully
studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut : IPA
adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang
pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat
Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu : pertama, bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori, Kedua , bahwa teori-teori itu
berfungsi untuk menjelaskan gejala alam
Pendapat lain disampaikan oleh Winaputra (1992:123) dalam Usman
Samantowa (2006:3) yang mengemukakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa hakekat IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta
untuk mendapatkannya diperlukan serangkaian metode ilmiah.
Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu : 1. Proses ilmiah,
misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melakukan
15
eksperimen, 2. Produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum dan teori, dan 3.
Sikap ilmiah misalnya ingin tahu, hati-hati, obyektif dan jujur. Patta Bundu (2006
: 11)
b. Pembelajaran IPA di SD
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi
individu
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
Sugihartono (2007:74). Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana dalam
Sugihartono (2007:80) adalah merupakan setiap tindakan yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar .
Belajar menurut Darmojo dan Kaligis (1993:12) mengajar dan belajar
merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran akan berhasil
apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajar
mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai
arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai
sumber belajar yang ada.
Menurut De Vito, et al (1993) dalam
Samantowa (2006:146)
pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan,
membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu
yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang diperlukan dan
menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan
16
untuk dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran akan memperbanyak
pengalaman belajar yang menarik kepada siswa.
Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Samantowa (2006:12)
didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut: mengamati apa yang
terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar.
c. Tujuan dan fungsi IPA
Menurut Darmojo dan Kaligis (1992 : 6) Tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar, sebagai berikut :
1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia
serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.
2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA berupa
“keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana
3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan
masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptaNya.
4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan pembelajaran IPA juga dijelaskan dalam Bundu (2006 : 18)
disebutkan bahwa di negara maju, tujuan pembelajaran Sains disekolah dasar
bertumpu pada hakikat Sains seperti di British Colombia, Canada menekankan
dalam kurikulum bahwa pembelajaran Sains di sekolah dasar harus :
17
1) Menumbuhkan sikap ilmiah yang sesuai (encourage appropriate scientific
attitude)
2) Mengembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses Sains
(develop the ability to use the processes and skills of science)
3) Mengenalkan pengetahuan ilmiah (introduce the scientific knowledge)
4) Mengembangkan cara berpikir kritis, rasional dan kreatif (promote critical,
rational, and creative thingking)
d. Ruang lingkup IPA
Ruang lingkup mata pelajaran IPA di sekolah dasar menurut Mulyasa
(2010:127) meliputi dua dimensi yaitu : 1) kerja ilmiah dan 2) pemahaman konsep
dan penerapannya. Dalam kegiatan pembelajaran kedua dimensi ini dilaksanakan
secara sinergi dan terintegrasi. Kerja ilmiah sains dalam kurikulum sekolah dasar
terdiri
dari
penyelidikan,
berkomunikasi
ilmiah,
pengembangan
ilmiah,
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah.
Secara lebih rinci menurut Sulistyorini (2007:40), ruang lingkup bahan
kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan..
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi :cair, padat, dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi :gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
18
4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
e. Materi
Materi yang akan diteliti merupakan materi pelajaran IPA semester 2 kelas
V SD dengan materi pokok sifat-sifat cahaya. Berikut ini merupakan kompetensi
dasar dan indikator materi pelajaran yang akan diteliti, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat di RPP dalam lampiran 1 halaman 85 dan lampiran 2 halaman 111.
Sedangkan rangkuman materi pelajaran dapat dilihat pada lampiran 3 halaman
133.
1) Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
2) Kompetensi Dasar
6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
6.2 Membuat suatu karya/ model, misal periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
3) Indikator
a) Menyebutkan berbagai macam sumber cahaya.
b) Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
c) Menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening.
d) Mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening.
e) Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan.
f) Mendiskusikan sifat-sifat cahaya dalam penerapan di kehidupan seharihari.
19
g) Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan
h) Menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan
sehari-hari.
i) Menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan .
j) Mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi.
k) Menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin
cembung dan cermin cekung.
l) Membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan
cermin cekung.
m) Mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung dalam kehidupan sehari-hari.
n) Menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam kehidupan
sehari-hari.
o) Mendeferensiasikan sifat bayagan pada cermin datar, cermin cembung dan
cermin cekung.
p) Membuat kaca pembesar/ lup melalui percobaan sederhana
q) Menyebutkan alat optik yang dapat membantu pengelihatan
r) Mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan sehari-hari .
s) Mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optik dalam kehidupan
sehari-hari .
20
3. Kajian tentang Metode Eksperimen
a. Pengertian metode eksperimen
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan dalam proses
pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal Sugihartono (2007:81).
Sejalan dengan itu menurut Sagala (2006:84) metode mengajar adalah strategi
pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode
pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur
untuk melakukan pembelajaran. Jenis metode pembelajaran sangat beragam salah
satunya adalah metode pembelajaran Eksperimen menurut Roestiyah (2001: 80)
“eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan sesuatu
percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi guru”.
Sejalan dengan itu Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa “metode
eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau
hipotesis yang dipelajari”.
Sugihartono (2007:84) juga berpendapat bahwa
metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dalam bentuk pemberian
kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses dan percobaan.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
21
sendiri tentang suatu objek, keadaan ataupun proses tertentu. Peran guru dalam
metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan kekeliruan
dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar
mengajar.
b. Tujuan metode eksperimen
Metode eksperimen dilaksanakan dalam proses pembelajaran tentunya
memiliki tujuan, menurut Moedjiono dan Dimyati (1991:78) tujuan pelaksanaan
metode eksperimen adalah :
1) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari beberapa fakta, informasi atau
data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses
eksperimen.
2) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil
eksperimen melalui eksperimen yang sama.
3) Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaan.
4) Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari
fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ini
mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat terlatih dalam berpikir secara ilmiah
22
(scientific thingking) sehingga dapat menemukan bukti kebenaran dari teori atau
konsep yang sedang dipelajarinya.
c. Kelebihan Metode Eksperimen
Sebuah metode pembelajaran tentunya tidak lepas dari berbagai macam
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Menurut Syaiful (2002: 95-96)
kelebihan metode eksperimen adalah :
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan.
2) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Lebih lanjut Sumantri (1999:158-159) mengungkapkan bahwa metode
eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran, kesimpulan percobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2) Peserta didik aktif terlibat menyimpulkan fakta, informasi atau data yang
diperlukan melalui percobaan yang dilakukan.
3) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir
ilmiah.
4) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif, realistis, dan
menghilangkan verbalisme.
23
5) Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertalian lebih lama.
Penjelasan lebih lanjut tentang kelebihan metode eksperimen disampaikan
Roestiyah (2001:82) adalah sebagai berikut:
1) Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala
masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti
kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum
membuktikan kebenarannya sendiri.
2) Menjadikan siswa lebih aktif berpikir dan berbuat, sehingga siswa lebih
banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3) Siswa melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan juga mampu menemukan pengalaman praktis serta keterampilan
dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul yaitu peristiwa-peristiwa
yang tidak masuk akal.
d. Langkah-langkah metode eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen tentunya memiliki
langkah- langkah yang khusus. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut
Palendeng
dalam
artikel
Martiningsih
(http/martiningsih.
blogspot.com2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran .html) dan dalam
artikel Risman Munajat (http://rismanmunajat12.blogspot.com/2012/11/metodepercobaan experi-mental - method.html) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
24
1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi
ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang
akan dipelajari.
2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
25
Dalam pelaksanaan metode eksperimen dengan langkah-langkah yang
telah disebutkan diatas disiapkan pula sebuah prosedur yang matang agar
pelaksanaan metode eksperimen dapat berhasil dalam sebuah pembelajaran.
Moedjiono dan Dimyati (1991:78-79) mengemukakan bahwa untuk mendapat
hasil optimal dalam memakai metode eksperimen langkah-langkah yang harus
ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen.
Kegiatan dalam mempersiapkan pemakaian metode eksperimen ini dimulai
dengan menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan yang
hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Setelah ditemukan kesesuaian
selanjutnya menentukan dan menyediakan kebutuhan peralatan, bahan, dan
membuat lembar kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan eksperimen. Guru
juga perlu melakukan uji coba terhadap kegiatan eksperimen yang telah
disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai menerapkan pada siswa untuk
mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang muncul ketika pelaksanaan
eksperimen.
2) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen.
Dalam tahap pelaksanaan ini guru mendiskusikan bersama seluruh murid
mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang
perlu diamati dan dicatat selama eksperimen. Setelah itu guru membimbing
dan mengawasi eksperimen yang dilakukan siswa dalam hal ini siswa diminta
mengamati serta mencatat hal-hal yang dieksperimenkan. Setelah kegiatan
26
eksperimen selesai siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang kegiatan
eksperimennya.
3) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen.
Kegiatan tindak lanjut ini merupakan tindakan pasca pelakasanaan metode
ekseperimen. Kegiatan itu meliputi guru dan siswa mendiskusikan hambatan
dan hasil-hasil eksperimen. Selanjutnya, membersihkan dan menyimpan
peralatan, bahan atau sarana lainnya. Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi
akhir oleh guru.
4. Karakteristik Siswa SD Kelas V
Setiap manusia mengalami proses pertumbuhan dan perkembagan.
Perkembangan individu menurut Hurlock (Rita, 2008 :1) adalah merupakan pola
gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi
akibat dari kematangan dan pengalaman. Adapun perubahan- perubahan dalam
perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan
sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada
sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan mengarah kepada
kematangan. Untuk proses kmognitif meliputi perubahan pada pemikiran,
intelegensi dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional meliputi
perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.
Tahap perkembangan kognitif berpikir individu menurut Piaget dalam
Budiningsih (2005: 37-39) melalui empat stadium, yaitu :
27
1) Sensorimotorik (0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan
dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain
melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan obyek
sekitarnya. Anak baru mampu mencari rangsangan melalui sinar lampu dan
suara sehingga suka memperhatikan sesuatu lebih lama. Selain itu anak sudah
mampu
mendefinisikan
sesuatu
dengan
memanipulasinya,
anak
memperhatikan objek sebagai hal yang tetap sehingga ia sering ingin merubah
tempatnya. Pada tahap ini anak cenderung mengulangi kegiatan memegang
sebuah benda kemudian memindahkan letak benda tersebeut bahkan sampai
melemparkannya untuk mengenal benda tersebut.
2) Praoperasional (2-7 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau
bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.
Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa
dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka
sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini
adalah anak masih memiliki self counter yang sangat menonjol. Anak juga
baru dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan
mencolok sehingga ia belum mampu memusatkan perhatian pada objek-objek
yang berbeda. Namun ia sudah mampu mengumpulkan barang-barang
28
menurut kriteria termasuk kriteria yang benar bahkan dapat menyusun bendabenda secara berderet, tetapi belum dapat menjelaskan perbedaan antara
deretan.
Tahap intuitif (umur 4-7 tahun atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh
pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik
kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada
usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama
bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik pada tahap
ini adalah anak sudah dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi
kurang disadarinya. Perlahan anak mulai mengetahui hubungan secara logis
terhadap hal-hal yang lebih kompleks sehingga anak mulai dapat melakukan
sesuatu terhadap sejumlah ide. Pada proses selanjutnya anak mampu
memperoleh prinsip- prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah
objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak
memiliki
kemampuan pengetahuan kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat
pada usia 6 tahun, dan kekekalan volum pada usia 7 tahun.
3) Operational Kongkrit (7-11 tahun)
Ciri pokok pada perkembangan ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat kongkret.
29
4) Operasional Formal (12-15 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Pada
tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat bekerja secara efektif dan
sistematis. Anak juga sudah mampu menganalisis secara kombinasi,
maksudnya jika dihadapkan pada dua kemungkinan penyebab misalnya C1
dan C2 yang menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan
berdasarkan keadaan tersebut dan anak dapat berpikir secara proporsional
untuk menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Dalam dunia pendidikan di sekolah terdapat pembagian dalam sistem
kelas. Pada jenjang sekolah dasar dengan masa sekolah 6 tahun kelas dibagi
menjadi 6 yang dibuat bertingkat sesuai dengan kemampuan dan usia siswa.
Pembagian kelas tersebut kemudian dibedakan lagi menjadi fase kelas rendah dan
kelas tinggi. Menurut Izzaty (2008:116) penjelasan fase tersebut yaitu :
1) Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 – 9/10
tahun, biasanya mereka duduk dikelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar
Ciri-ciri anak masa kelas rendah Sekolah Dasar adalah :
a) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b) Suka memuji diri sendiri.
c) Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu tidak
menguntungkan dirinya.
30
e) Suka meremehkan orang lain.
2) Masa kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.
Adapun ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi menurut Izzaty (2008:116) adalah :
a) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari
b) Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
c) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah
e) Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Anak kelas V SD mempunyai rata-rata usia 11-12 tahun dalam hal ini
masuk kedalam jenjang operasional kongkret menurut piaget dan termasuk pula
kedalam kategori masa kelas tinggi di Sekolah Dasar. Karakteristik siswa kelas V
SD adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis
sehingga anak telah memiliki kecakapan berpikir logis. Hal ini ditandai dengan
rasa ingin tahu anak yang tinggi dan perhatian yang besar yang tertuju pada
kehidupan praktis sehari-hari. Dalam kehidupan sosialnya anak pada usia ini suka
membentuk kelompok sebaya untuk bermain, sehingga anak cenderung lebih suka
pembelajaran dengan kegiatan kerja kelompok.
31
B. Kerangka Pikir
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif
mempelajari alam semesta dan segala isinya dan untuk
memperolehnya diperlukan sebuah proses ilmiah.
Salah satu metode
pembelajarannya.
Metode Eksperimen, dengan 6 langkah
pembelajaran yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
menyebabkan
Percobaan Awal
Pengamatan
Dugaan Sementara
Verifikasi
Aplikasi Konsep
Evaluasi
Siswa
dalam
pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
proses
Terlibat aktif
Melakukan aktifitas riil
Sikap ilmiah berkembang
Hasil pengetahuan lebih
tahan lama
akibatnya
Prestasi
belajar
kognitif
IPA
meningkat
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif mempelajari alam
semesta dan segala isinya dan untuk memperolehnya diperlukan sebuah proses
ilmiah. IPA mempunyai beberapa dimensi tidak hanya dimensi produk atau
pengetahuan itu sendiri tetapi juga diperlukan dimensi proses dalam memperoleh
ilmu tersebut. Metode eksperimen merupakan salah satu metode belajar yang
dirasa cocok untuk mata pelajaran IPA karena metode belajar ini memiliki
32
langkah-langkah yang didalamnya melibatkan siswa untuk aktif dalam melakukan
serangkaian kegiatan ilmiah untuk membuktikan atau memperoleh suatu konsep
pengetahuan.
Dalam metode eksperimen ini siswa dilatih untuk mengembangkan sikap
ilmiah dalam setiap penerapan tahapan eksperimen. Pengembangan sikap ilmiah
ini membuat hasil pengetahuan yang diperoleh siswa bertahan lebih lama dan
lebih melekat sehingga berakibat pada meningkatnya prestasi belajar kognitif
IPA.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah : “Pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Imogiri”
D. Definisi Operasional
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
IPA dan metode eksperimen.
1. Prestasi belajar IPA adalah tingkat kognitif siswa setelah memperoleh
pelajaran IPA. Prestasi tersebut dinyatakan dalam bentuk skor-skor yang
diperoleh siswa setelah mengerjakan soal evaluasi. Prestasi belajar IPA
mencerminkan penguasaan terhadap suatu konsep materi yang telah diajarkan.
Kemampuan kognitif yang diuji pada penelitian ini meliputi kemampuan C1C4.
33
2. Metode Eksperimen adalah suatu cara pengajaran yang dilakukan dimana
siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu materi pembelajaran dengan
melalui proses ilmiah untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan menuliskan
hasil percobaann tersebut yang kemudian disampaikan di depan kelas untuk
dievaluasi bersama dengan guru. Metode eksperimen yang dilakukan dalam
penelitian
ini
adalah
metode
eksperimen
sederhana
yang
langkah
pembelajarannya telah disesuaikan sesuai untuk jenjang SD. Tahapan langkah
pemebelajaran dengan metode eksperimen dilalui dengan :
a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi
ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang
akan dipelajari.
b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
c. Dugaan sementara, siswa dapat merumuskan dugaan sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
d. Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
e. Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya.
f. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Model Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas menurut Arikunto (2010:129) adalah salah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, dijelaskan
oleh Suhardjono (Arikunto, 2009: 61) tujuan tersebut adalah :
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan, dan
pembelajaran di sekolah.
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
c. Meningkatkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) kolaboratif karena peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V di SD
Negeri Imogiri untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode
pembelajaran eksperimen.
35
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas V
SD N Imogiri. Pada awalnya peneliti mengobservasi permasalahan yang
ditemukan dalam kelas V yang terjadi pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dari
permasalah. Kemudian peneliti bersama guru kelas bersama-sama menyusun
rancangan tindakan yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas yang
bersangkutan. Saat pelaksanaan peneliti bertugas sebagai observer dengan
mengamati jalannya kegiatan pembelajaran sedangkan guru kelas V sebagai
pelaksana proses pembelajaran dengan metode eksperimen yang rancangan
tindakannya telah disusun bersama pada kegiatan persiapan.
2. Desain Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli tersebut
mengembangkan model Kurt Lewin bahwa di dalam penelitian tindakan terdiri
dari empat komponen pokok, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus
atau kegiatan berulang, dimana siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus
pertama dan seterusnya hingga mencapai sasaran yang diharapkan peneliti.
“Siklus” inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu
bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya
satu kali intervensi saja (Arikunto, 2002:83). Jangka waktu setiap siklus
36
tergantung dari konteks permasalahan. Untuk menghentikan maupun melanjutkan
setiap siklusnya merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru kelas.
Adapun acuan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart sebagai berikut:
Gambar 1.Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa model penelitian Kemmis dan Mc
Taggart terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan diawali dengan penemuan masalah dan merancang
tindakan yang akan dilaksanakan. Secara rinci langkah yang ditempuh adalah:
1) Menemukan masalah yang ada di lapangan, pada tahap ini peneliti melakukan
tindakan observasi di dalam kelas mengamati proses pembelajaran serta
37
melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai permasalahan yang muncul
ketika proses pembelajaran.
2) Merencanakan
langkah
pembelajaran
dengan
metode
eksperimen.
Perencanaan ini masih dapat berubah sesuai dengan perubahan dalam
pelaksanaan tindakan.
3) Merancang instrumen diantaranya membuat Rencana Rancangan Pembelajara
(RPP), menyusun soal tes, membuat lembar kerja siswa dan membuat
pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode
eksperimen.
b. Tindakan
Tindakan merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode
eksperimen yang dilakukan oleh guru berdasarkan apa yang telah
direncanakan oleh peneliti dan guru sebelumnya. Tolak ukur dari penelitian
ini adalah pelaksanaan eksperimen oleh siswa sesuai tahapan langkah yang
telah disepakati.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati proses pelaksanaan tindakan
penelitian tindakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bersamaan
dengan proses pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Proses tindakan
penelitian meliputi penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA
dan kendala tindakan semuanya dicatat dan didokumentasikan. Hasil dari data
dalam observasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan dalam kegiatan refleksi.
38
d. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian
tindakan karena kegiatan refleksi ini akan memantapkan kegiatan/tindakan
untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya
sesuai dengan apa yang timbul dilapangan pada saat pelaksanaan tindakan.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah diperlukan tindakan perbaikan atas
tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila diperlukan perbaikan maka rencana
tindakan harus diperbaiki secara maksimal agar tidak mengulangi kesalahan
dari tindakan pada siklus pertama.
Setelah melakukan observasi awal dan diskusi dengan guru mengenai
rencana penelitian dapat dibuat rancangan tindakan pada siklus 1 yaitu sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan langkah-langkah yang
diperlukan yaitu :
a. Menentukan materi pelajaran dan sub pokok bahasan.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
e. Menyusun lembar observasi.
f. Membuat lembar kerja siswa.
g. Membuat evaluasi tiap siklus.
h. Sosialisasi kepada guru tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
39
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
metode eksperimen. Langkah-langkah yang dilaksanakan yaitu :
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuka pelajaran.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
e. Membagi kelas menjadi kelompok kecil.
f. Membimbing siswa dalam melaksanakan praktek eksperimen.
g. Menyimpulkan hasil eksperimen.
h. Memberikan penguatan/ refleksi.
3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran
dan praktek eksperimen dengan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut akan menentukan langkah
selanjutnya pada siklus II sesuai dengan hasil tindakan pada pembelajaran siklus I.
40
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD N Imogiri kecamatan Imogiri
kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan dipilihnya
SD N Imogiri sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah
satu sekolah yang sedang berkembang di wilayah kecamatan Imogiri.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini di mulai pada bulan September 2016 sampai bulan April
2017 yang dimulai dari pratindakan yaitu observasi awal dan dilanjutkan
pelaksanaan tindakan penelitian PTK. Penelitian ini dilakukan pada semester
II tahun ajaran 2016/ 2017.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Imogiri yang
berjumlah 39 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Dipilihnya siswa kelas V sebagai subjek penelitian karena prestasi belajar
kelas V khususnya dalam mata pelajaran IPA masih rendah yang ditunjukkan
oleh prosentase prestasi belajar IPA pada ulangan harian sebanyak 56,5 % dari
jumlah siswa masih memiliki nilai di bawah KKM.
4. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA dengan materi
mengenai sifat- sifat cahaya siswa kelas V SD N Imogiri yang dilihat dari
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Objek penelitian ini dipilih
41
berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V yaitu rendahnya prestasi
belajar IPA siswa kelas V.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah :
1. Tes
Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Peneliti menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar IPA siswa kelas V di
SD N Imogiri. Tes yang diberikan kepada siswa disajikan dalam bentuk
pilihan ganda dan essai. Tes diadakan di akhir proses pembelajaran setelah
dilakukan tindakan.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009:86).
Dalam kegiatan observasi, peneliti terlibat dengan kegiatan pembelajaran di
dalam kelas yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian.
42
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2009:240). Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
berbentuk foto yang diambil dari kegiatan yang berlangsung dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas. Dokumen
lain yang dibutuhkan yaitu berupa perangkat pembelajaran meliputi RPP, soal
tes, lembar kerja siswa dan juga pedoman observasi untuk siswa dan guru saat
berlangsungnya pembelajaran dengan metode eksperimen.
D. Instrumen Penelitian dan Validasi
Arikunto (2002: 136) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar yang meliputi soal pre-test dan soal
post-test, lembar observasi, dan catatan lapangan.
Instrument penelitian dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur dalam sebuah penelitian. Untuk menentukan
validitas instrumen penelitian menggunakan validitas isi (content validity).
Sukardi (2003: 123) menyatakan bahwa validitas isi adalah derajat dimana sebuah
tes mengukur cakupan substansi yang diukur. Instrumen disusun berdasarkan kisikisi instrumen penelitian yang disesuaikan dengan kajian teori yakni tentang
pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen. Selanjutnya instrumen
43
dikonsultasikan ke guru kolaborator dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai
expert judgement.
E. Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan tahapan setelah selesai pengumpulan data.
Menurut Arikunto (2006:132) analisis data adalah usaha untuk memilih, memilah,
membuang,
menggolongkan,
serta
menyusun
kedalam
kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Hal yang dilakukan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah :
1. Mengkaji data kualitatif yang terkumpul secara komprehensif.
Data dari hasil observasi dan catatan lapangan yang terkumpul dikaji
secara komprehensif dengan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis
kualitatif untuk menganalisis data tentang bagaimana pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri Imogiri pada tahun ajaran 2016/2017
semester II, serta melihat minat guru dan siswa terhadap penerapan metode
eksperimen ini.
2. Menganalisis data hasil tes siswa tentang prestasi belajar IPA
Penelitian ini menafsirkan data kuantitatif dengan membandingkan
hasil nilai pre-test dan post-test yang diperoleh subjek pada siklus I, dan
44
membandingkan hasil nilai post-test siklus I dan post-test siklus II. Analisanya
melalui tahapan sebagai berikut .
a. Melakukan skoring pada hasil tes belajar siswa stelah pembelajaran IPA.
b. Memberikan nilai terhadap hasil tes siswa tersebut.
c. Menghitung rata-rata prestasi belajar seluruh siswa dengan rumus sebagai
berikut
Mean ̅̅̅ =
d. Menganalisis masing-masing siklus, kemudian hasil belajar masing-masing
siklus dibandingkan untuk dilihat peningkatannya. Analisis data yang
digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar adalah
dengan mencari selisish antara rerata hasil nilai pre-test dan post-test yang
diperoleh subjek pada siklus I, dan selisih antara rerata hasil nilai post-test
siklus I dan post-test siklus II.
Rumus peningkatan nilai sebagai berikut.
̅̅̅
̅̅̅
Keterangan :
= rerata nilai post test siklus I
= rerata nilai post test siklus II
e.
Mengukur ketuntasan nilai siswa, siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang
diperoleh sama dengan atau lebih dari tujuh puluh hal ini sesuai dengan
45
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu
sebesar 75.
3. Analisis prestasi belajar IPA siswa
a. Menghitung rata-rata nilai
Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus:
Mean
=
Keterangan :
∑ fx
= jumlah f dikali dengan x
x
= skor
n
= jumlah siswa
b. Untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal
Presentase =
x 100%
c. Analisis data observasi
Analisis data observasi dalam penelitian ini dengan cara merefleksi
hasil observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa
kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data observasi ini digunakan
untuk mempermudah mendeskripsikan hasil penelitian setiap pertemuannya
sehingga peneliti tidak kesulitan dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung.
46
F. Indikator Keberhasilan
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai
keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan sebagai
berikut :
1. Proses pembelajaran IPA terlaksana dengan baik yang ditandai dengan siswa
aktif mengikuti KBM dan mampu melakukan kegiatan eksperimen sesuai
prosedur yang diberikan guru.
2. Terjadi peningkatan prestasi belajar yang ditandai dengan peninkatan nilai
rata-rata prestasi belajar siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya.
3. Hasil belajar menunjukkan ≥75% siswa telah melampaui nilai KKM yang
telah ditetapkan yaitu ≥75.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD N Imogiri kecamatan Imogiri
kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan dipilihnya SD N
Imogiri sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu
sekolah yang sedang berkembang di wilayah kecamatan Imogiri.
Siswa kelas V SD N Imogiri Bantul dalam penelitian ini berjumlah 39
siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Dipilihnya siswa
kelas V sebagai subjek penelitian karena berdasarkan hasil observasi sebelum
dilakukan tindakan, siswa terlihat kurang antusias dalam melakukan pembelajaran
karena siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan praktek langsung dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di kelas V ini juga masih berpusat
pada guru ditandai dengan dominasi penggunaan metode ceramah selama proses
pembelajaran. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa yang masih ramai dan
tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hasil pengamatan juga menunjukkan prestasi belajar IPA kelas V SD N
Imogiri masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase prestasi belajar IPA
pada ulangan harian yang dilakukan pada materi magnet sebelum pelaksanaan
tindakan berdasarkan tabel hasil tes pra siklus pada lampiran 7 halaman 178-179
sebanyak 17 siswa atau 44% memiliki nilai diatas KKM yaitu ≥ 75, sedangkan
sebanyak 22 siswa atau sekitar 56% dari jumlah siswa masih memiliki nilai di
48
bawah KKM yaitu kurang dari 75. Nilai terendah yang diperoleh siswa dalam
ulangan adalah 53 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86.
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada gambar 2 dan gambar 3.
100
90
86
80
68.8
70
60
53
50
40
30
20
10
0
Nilai Pra siklus
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Gambar 2. Diagram Nilai Pra Siklus
49
44%
Tuntas
Belum Tuntas
56%
Gambar 3. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tingkat prestai belajar IPA
sebelum tindakan sudah cukup namun jumlah siswa yang tuntas masih rendah.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu tindakan untuk meningkatkan prestasi
belajar IPA pada siswa kelas V SD N Imogiri.
2. Deskripsi Penelitian Siklus 1
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2x 70
menit).Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam tindakan siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan merupakan tahapan awal untuk menentukan langkahlangkah yang akan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut.
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan.
50
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan
metode eksperimen.
3) Menyiapkan media pembelajaran dan alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran IPA.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
5) Menyiapkan dan menyusun instrument penilaian yang meliputi :
a) lembar observasi aktivitas guru dan siswa,
b) kisi-kisi soal,
c) lembar soal,
d) kunci jawaban
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen. Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2017 pukul 07.00
- 08.45 atau 105 menit. Pertemuan pertama membahas materi tentang sifatsifat cahaya dengan indikator materi menyebutkan berbagai macam sumber
cahaya, menjelaskan sifat cahaya merambat lurus, menjelaskan sifat cahaya
menembus benda bening, mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening,
menjelaskan cahaya dapat dipantulkan dan mendiskusikan sifat-sifat cahaya
51
dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses pelaksanaan
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan
dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum
memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan
apersepsi dengan menanyakan kepada siswa bagaimanakah jika tidak ada
cahaya di muka bumi ini? dan apakah yang terjadi jika pada malam hari listrik
padam sehingga lampu rumah kita padam?, lalu siswa menjawab jika tidak
ada cahaya maka akan gelap dan kita tidak akan bisa melihat apapun. Guru
kemudian menanyakan tentang sumber cahaya yang terbesar di muka bumi ini
dan siswa menjawab bahwa sumber cahaya yang terbesar di muka bumi
adalah matahari. Kemudian siswa diminta untuk menyebutkan sumber cahaya
lain dan siswa menjawab sumber cahaya yang lain contohnya lampu, lilin,
baterai. Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan bersama-sama
mempelajari tentang sifat-sifat cahaya.
b) Kegiatan Inti
(1) Percobaan Awal
Pada kegiatan ini guru telah melakukan percobaan awal dengan sederhana.
Untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran guru membuka dan
menutup semua jendela dan pintu kelas selanjutnya guru melakukan tanya
jawab tentang bagaimana perbedaan keadaan kelas jika semua jendela dan
pintu di tutup rapat dan ketika jendela dan pintu dibuka lebar. Selain itu guru
52
juga menanyakan mengapa cahaya matahari dari luar bisa masuk sampai
kedalam ruangan kelas.
(2) Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh siswa saat guru melakukan percobaan
awal namun karena pada pertemuan ini guru masih melakukan percobaan awal
dengan sederhana dan tidak melibatkan siswa secara langsung mengakibatkan
masih ada siswa yang belum ikut melakukan pengamatan. Beberapa siswa
menjawab pertanyaan guru apa yang terjadi ketika semua pintu dan jendela
ditutup dan mereka menjawab jika semua pintu dan jendela ditutup maka
ruangan kelas akan gelap. Pada jawaban pertanyaan kedua tentang mengapa
cahaya matahari dari luar bisa masuk kedalam kelas siswa masih merasa
bingung sehingga mereka hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan
tersebut.
(3) Dugaan Sementara
Siswa dibimbing guru membuat dugaan sementara bahwa sifat cahaya ketika
cahaya masuk melalui celah-celah angin merupakan sifat cahaya dapat
merambat lurus, cahaya masuk melalui kaca jendela merupakan sifat cahaya
dapat menembus benda bening dan kita dapat melihat bayangan dicermin
karena sifat cahaya dapat dipantulkan.
(4) Verifikasi
Siswa kelas V dibagi menjadi 8 kelompok yang berisi 4-5 siswa. Kelompok
1,2 dan 3 diberikan tugas mengerjakan LKS 1 (bisa dilihat pada halaman 98)
untuk mempraktekkan cahaya merambat lurus, kelompok 4, 5, dan 6 diberikan
53
tugas mengerjakan LKS 2 (bisa dilihat pada halaman 101) untuk
mempraktekkan cahaya dapat menembus benda bening dan kelompok 7 dan 8
diberikan tugas mengerjakan LKS 3 (bisa dilihat pada halaman 104) untuk
mempraktekkan cahaya dapat dipantulkan. Masing- masing kelompok
diberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan LKS setelah itu kelompok
bergantian mengerjakan LKS lain. Sebelum melakukan percobaan guru
meminta siswa untuk membaca langkah kerja yang ada di dalam LKS dan
menanyakan apabila masih ada langkah kerja yang belum mereka pahami.
Namun, dalam pelaksanaannya siswa masih merasa malas untuk membaca dan
memahami langkah kerja secara mandiri akibatnya pada pelaksanaan
eksperimen ada beberapa siswa yang menanyakan pada guru tentang langkah
kerja yang harus dilakukan. Selain itu pada pengerjaan LKS 3 untuk
membuktikan cahaya dapat dipantulkan siswa merasa bingung dengan langkah
kerja, mengisi tabel hasil pengamatan dan pertanyaan diskusi dan pembahasan
sehingga masih ada beberapa jawaban pada tabel hasil percobaan dan jawaban
soal pembahasan yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Siswa dalam menjawab soal diskusi dan pembahasan dengan diskusi
kelompok tetapi masih ada beberapa kelompok yang anggota kelompoknya
masih pasif dan mereka tidak ikut dalam kegiatan diskusi tetapi mereka
membuat gaduh dan mengganggu teman lain dalam kelompok. Setelah semua
kelompok mengerjakan 3 LKS yang telah disiapkan guru menunjuk beberapa
perwakilan kelompok untuk ke depan kelas membacakan hasil percobaan
yang telah mereka lakukan. Dalam pembacaan hasil percobaan ini ternyata
54
masih ada beberapa kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda.
Perbedaan ini kemudian diatasi guru dengan melakukan percobaan ulang di
depan kelas sehingga setiap kelompok paham dan mempunyai konsep yang
sama tentang hasil percobaannya.
(5) Aplikasi Konsep
Siswa bersama guru melakukan pembahasan tentang penerapan dari sifat-sifat
cahaya yang telah mereka pelajari hari ini. siswa dibimbing guru melakukan
diskusi kelas dan dari hasil diskusi tersebut siswa dapat menyimpulkan bahwa
penerapan sifat cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari
dibuktikan dengan adanya cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah
kaca. Penerapan sifat cahaya dapat menembus benda bening dapat dilihat dari
pemasangan kaca jendela pada pembangunan gedung sehingga ruangan dalam
gedung dapat tetap terang karena cahaya matahari dari luar dapat menembus
kaca jendela yang merupakan salah satu contoh benda bening. Penerapan sifat
cahaya dapat dipantulkan dapat dilihat dari kegiatan ketika bercermin maka
bayangan pada cermin tersebut dapat ditangkap oleh mata kita karena cahaya
dipantulkan oleh cermin.
(6) Evaluasi
Sebelum melakukan kegiatan evaluasi ini siswa mengajukan pertanyaan
tentang materi yang belum jelas, kemudian guru memberikan penguatan lagi
terhadap materi sifat-sifat cahaya yang dipelajari hari ini. Evaluasi pada
pertemuan pertama ini dilakukan secara lisan, guru menunjuk beberapa siswa
untuk menyebutkan sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari hari ini. Guru juga
55
meminta siswa untuk menuliskan pada buku tulis mereka sifat-sifat cahaya
yang dipelajari hari ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru melakukan refleksi pelajaran hari ini dengan menyebutkan pentingnya
cahaya bagi kehidupan kita karena dengan cahaya kita dapat melihat benda
desekitar kita. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa kita dapat melihat televisi
juga berkat adanya cahaya namundalam hal ini guru mengingatkan kepada
siswa untuk tidak terlalu sering menonton televisi dan tidak melupakan belajar
setiap hari. Siswa bersama guru menutup pelajaran pada pagi hari itu dengan
berdoa dan salam.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Februari 2017 pukul 07.00 08.45 atau 105 menit. Pertemuan kedua membahas materi tentang sifat-sifat
cahaya dengan indikator materi menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan,
menentukan penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari,
menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan dan mengkaitkan sifat cahaya dengan
proses terjadinya pelangi. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya
adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan
dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum
memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan
apersepsi dengan menanyakan kepada siswa jika setelah hujan turun kemudian
56
muncul matahari benda apakah yang akan terlihat dilangit? kemudian siswa
menjawab benda tersebut adalah pelangi. Guru menanyakan lagi ada berapa
warna yang terbentuk pada pelangi? siswa menjawab warna pelangi ada tiga
yaitu merah, kuning, dan hijau tetapi ada siswa yang menjawab bahwa warna
pelangi ada tujuh. Guru menjelaskan bahwa peristiwa pelangi merupakan
salah satu penerapan beberapa sifat cahaya. Guru menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran pada hari ini untuk mengetahui sifat-sifat cahaya.
b) Kegiatan Inti
(1) Percobaan Awal
Guru melakukan percobaan awal dengan memasukkan pensil kedalam gelas
plastik berisi air kemudian siswa diminta untuk mengamati keadaan pensil
didalam gelas tersebut apakah terlihat bengkok. Selain itu, untuk
mengantarkan siswa pada materi pembelajaran guru melakukan tanya jawab
tentang bagaimana keadaan kolam renang jika kita lihat dari tepi kolam
renang apakah terlihat lebih dangkal.
(2) Pengamatan
Kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa ketika guru melakukan percobaan
awal namun masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat
percobaan awal karena siswa belum dilibatkan secara langsung. Siswa
menjawab pertanyaan guru tentang keadaan pensil ketika dimasukkan
kedalam gelas siswa yang ada di bangku depan menjawab bahwa pensil
terlihat bengkok tetapi siswa yang duduk dibelakang tidak dapat menjawabnya
karena kurang jelas dalam mengamati. Siswa kesulitan mengingat kembali
57
aktifitas ketika mereka melihat dasar kolam renang dari tepian kolam. Ada
siswa yang menjawab bahwa tepian kolam renang terlihat lebih dangkal ketika
dilihat dari tepi tetapi masih banyak juga siswa yang menjawab bahwa tidak
ada perbedaannya kedalaman kolam renang tetap sama.
(3) Dugaan Sementara
Siswa dibimbing guru membuat dugaan sementara bahwa dasar kolam renang
yang terlihat lebih dangkal karena adanya sifat cahaya dapat dibiaskan dan
proses terjadinya pelangi karena sifat cahaya dapat diuraikan. Kemudian siswa
diminta membuktikan dugaan tersebut dengan kegiatan eksperimen.
(4) Verifikasi
Siswa kelas V yang berjumlah 39 siswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan
jumlah siswa per kelompoknya sekitar 4-5 siswa. Kelompok 1 sampai 4
diberikan tugas untuk mengerjakan LKS 4 (bisa dilihat pada halaman 107)
untuk mempraktekkan cahaya dapat dibiaskan, sedangkan kelompok 5 sampai
8 diberikan tugas untuk mengerjakan LKS 5 (bisa dilihat pada halaman 110)
untuk mempraktekkan cahaya dapat diuraikan. Setiap kelompok diberi waktu
15 menit untuk melakukan percobaan dalam LKS dan berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS. Selanjutnya antar kelompok tersebut
bergantian untuk mengerjakan LKS yang lain. Dalam diskusi pengerjaan LKS
ini masih ada beberapa siswa yang pasif dalam kegiatan diskusi mereka
bermain sendiri dan menganggu teman lain yang sedang mengerjakan LKS.
Setelah semua kelompok mengerjakan LKS 4 dan LKS 5 guru menunjuk
beberapa
perwakilan
kelompok
untuk
58
membacakan
hasil
diskusi
percobaannya di depan kelas. Dalam pembacaan hasil percobaan ini ternyata
masih ada beberapa kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda.
Perbedaan ini kemudian diatasi guru dengan melakukan percobaan ulang di
depan kelas sehingga setiap kelompok paham dan mempunyai konsep yang
sama tentang hasil percobaannya.
(5) Aplikasi Konsep
Siswa bersama guru melakukan pembahasan tentang penerapan dari sifat-sifat
cahaya yang telah mereka pelajari hari ini. siswa dibimbing guru melakukan
diskusi kelas tentang peristiwa lain apakah yang dapat membuktikan sifat
cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Siswa menyebutkan
bahwa ketika pensil dimasukkan kedalam gelas plastik berisi air maka akan
terlihat bengkok hal ini membuktikan salah satu sifat cahaya bahwa cahaya
dapat dibiaskan. Guru kemudian menjelaskan bahwa proses terjadinya pelangi
juga merupakan penerapan dari sifat cahaya yaitu ketika hujan turun kemudian
reda muncullah sinar matahari yang menembus tetesan air hujan kemudian
cahaya tersebut dibiaskan oleh tetesan air kemudia cahaya matahari tersebut
diuraikan menjadi berbagai macam warna pelangi.
(6) Evaluasi
Sebelum memberikan soal evaluasi kepada siswa guru menanyakan kepada
siswa adakah pertanyaan mengenai materi sifat-sifat cahaya. Setelah itu siswa
dibimbing guru diminta untuk mengulangi menyebutkan sifat-sifat cahaya
yang sudah mereka pelajari. Siswa diberikan soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu. Ketika mengerjakan soal evaluasi ini waktu pelajaran hanya
59
tersisa 30 menit sehingga siswa dalam mengerjakan tergesa-gesa dan tidak
teliti.
d) Kegiatan Akhir
Guru melakukan refleksi pelajaran hari ini dengan menjelaskan bahwa untuk
melihat fenomena pelangi yang sangat indah kita membutuhkan mata untuk
melihat, untuk itu kita harus menjaga kesehatan mata agar tetap dapat
menikmati indahnya ciptaan tuhan. Siswa bersama guru menutup pelajaran
pada pagi hari itu dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada tindakan siklus I dilakukan terhadap aktivitas guru dan
siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sampai
pembelajaran berakhir. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di siklus I
menunjukkan bahwa guru sudah berusaha menerapkan metode pembelajaran
eksperimen tetapi belum berhasil dengan baik. Guru sudah melakukan percobaan
awal dengan sederhana tetapi guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan percobaan awal tersebut sehingga siswa masih kesulitan untuk
menentukan pembuatan hipotesis.. Dalam kegiatan verifikasi guru sudah membagi
siswa ke dalam kelompok kecil tetapi belum membimbing pembagian tugas setiap
anggota kelompok sehingga masih ada siswa dalam kelompok yang tidak ikut
terlibat dalam kegiatan eksperimen mereka bermain sendiri dan melakukan
tindakan yang mengganggu teman lain yang sedang bekerja untuk melakukan
eksperimen.
60
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan
bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam menentukan hipotesis awal karena
mereka belum mampu memahami materi awal karena guru belum melibatkan
siswa dalam melakukan percobaan awal dan lebih banyak melakukan tanya jawab
mengenai materi sifat-sifat cahaya pada awal pembelajaran. Siswa masih
cenderung malas untuk membaca perintah langkah kerja dalam LKS yang sudah
disediakan, akibatnya dalam melakukan percobaan masih banyak siswa yang
bertanya dan meminta bantuan guru untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa
masih sulit memahami langkah kerja yang ada di dalam LKS, setelah ditanya
siswa menjelaskan bahwa bahasa yang ada di dalam langkah kerja dalam LKS ini
masih sulit untuk dipahami karena bahasanya kurang praktis.
Beberapa kekurangan pada siklus I tersebut menyebabkan prestasi belajar
siswa ranah kognitif belum maksimal. Berdasarkan hasil tes yang ada di dalam
lampiran 7 halaman 180-181 pada siklus I dapat diperoleh data siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 20 siswa (51,3%) dan siswa yang belum mencapai
KKM sebanyak 19 siswa (48,7%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 69.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh
siswa adalah 50.
61
100
86
60
80
68.8
80
53
69
50
40
20
0
Nilai Pra Siklus
Nilai Terendah
Nilai Siklus I
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Gambar 4. Perbandingan nilai pra siklus dan siklus I
56
60
50
51.3
44
48.7
40
30
20
10
0
Pra Siklus
Tuntas
Siklus I
Belum Tuntas
Gambar 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus
dan Siklus I
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan siklua I
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata kelas yang pada saat pra
tindakan sebesar 68,8, pada siklus I sudah meningkat menjadi 69. Persentase
ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan. Pada
saat pra tindakan siswa yang mencapai KKM sebesar 44%, sedangkan pada siklus
I sudah mencapai 51,3%.
62
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada
siklus I. Hasil tes belajar siswa di siklus I menunjukkan siswa yang sudah
mencapai KKM ≥75 masih sebesar 51,3%. Hal ini belum memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yaitu persentase siswa yang mencapai nilai KKM harus
lebih dari atau sama dengan 75%.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah mengalami peningkatan dari nilai
rata-rata sebelumnya pada pra tindakan. Namun, nilai rata-rata kelas tersebut
belum mencapai KKM, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diterapkan pada
siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes belajar siswa, ditemukan
beberapa kekurangan dalam tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut
perlu diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya. Oleh karena itu peneliti
melakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan
mempertimbangkan kekurangan-kekurangan tersebut. Peneliti membuat format
dalam bentuk tabel untuk memudahkan membandingkan antara kekurangan pada
siklus I dan apa yang akan dilakukan pada tindakan siklus II. Tabel berikut ini
merupakan kekurangan pada siklus I dan perencanaan yang akan dilakukan pada
siklus II.
63
Refleksi Siklus I
Rencana Perbaikan Siklus II
Guru melakukan percobaan awal
secara sederhana dan belum
menggunakan alat peraga dalam
melakukan kegiatan percobaan
awal.
Guru melakukan percobaan awal
dengan lebih baik dan menggunakan
alat peraga untuk melakukan
percobaan awal.
Siswa
kesulitan
menentukan Siswa dilibatkan dalam melakukan
hipotesis
dalam
pembelajaran percobaan awal supaya mudah
karena siswa belum dilibatkan untuk menentukan hipotesis.
secara langsung dalam kegiatan
percobaan awal yang dilakukan guru
Dalam kegiatan verifikasi guru
sudah membagi siswa ke dalam
kelompok kecil tetapi belum
membimbing pembagian tugas
setiap anggota kelompok sehingga
masih ada siswa dalam kelompok
yang tidak ikut terlibat dalam
kegiatan
eksperimen
mereka
bermain sendiri dan melakukan
tindakan yang mengganggu teman
lain yang sedang bekerja untuk
melakukan eksperimen.
Guru membimbing pembagian tugas
setiap anggota kelompok selain itu
guru juga memberikan motivasi
kepada siswa yang pasif dengan
menunjuk siswa tersebut untuk
melakukan percobaan eksperimen
dan
memberikan
pertanyaan
pancingan agar siswa lebih aktif
dalam melakukan eksperimen.
Siswa masih sulit memahami Dalam penulisan langkah kerja LKS
langkah kerja yang ada di dalam pada siklus II digunakan bahasa
LKS,
setelah
ditanya
siswa yang mudah dipahami oleh siswa
menjelaskan bahwa bahasa yang ada
di dalam langkah kerja dalam LKS
ini masih sulit untuk dipahami
karena bahasanya kurang praktis.
3. Deskripsi Penelitian Siklus II
Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen. Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali
64
pertemuan (3x35 menit dan 2x35 menit).Adapun tahap-tahap yang dilakukan
dalam tindakan siklus II adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan merupakan tahapan awal untuk menentukan langkahlangkah yang akan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut.
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan
metode eksperimen.
3) Menyiapkan media pembelajaran dan alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran IPA.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
5) Menyiapkan dan menyusun instrument penilaian yang meliputi :
a. lembar observasi aktivitas guru dan siswa,
b. kisi-kisi soal,
c. lembar soal,
d. kunci jawaban
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan
65
menggunakan metode eksperimen. Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Februari 2017
pukul 07.00 - 08.45 atau 105 menit. Pertemuan pertama membahas materi tentang
sifat-sifat cahaya dengan indikator materi menyebutkan sifat bayangan yang
terjadi pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung, membedakan sifat
bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung, mendiskusikan
manfaat cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung dalam kehidupan
sehari-hari dan menerapkan manfaat bayangan pada cermin datar, cermin
cembung dan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses
pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu
dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa
sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan
apersepsi dengan menanyakan untuk melihat penampilan dan kerapian kita dalam
berpakaian biasanya menggunakan apa?, lalu siswa menjawab dengan
menggunakan cermin. Kemudian guru bertanya kepada siswa ada berapakah jenis
cermin yang mereka ketahui. Siswa ada yang menjawab berdasarkan
pengetahuannya kemudian guru menjelaskan bahwa cermin itu ada tiga macam
yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. Setelah itu, guru
66
menjelaskan bahwa pada hari ini mereka akan mempelajari sifat-sifat bayangan
pada cermin.
b) Kegiatan Inti
(1) Percobaan Awal
Guru membawa dua buah cermin yaitu cermin datar dan cermin cembung
(kaca spion) kemudian guru melibatkan siswa dalam percobaan awal dengan
meminta beberapa siswa kedepan kelas untuk bercermin menggunakan kedua
cermin tersebut secara bersamaan. Siswa lain yang tidak maju di depan kelas
diminta untuk mengamati. Kemudia guru menanyakan adalah perbedaan dari
kedua bayangan yang dihasilkan kedua cermin tersebut.
(2) Pengamatan
Siswa berdasarkan hasil pengamatan selama percobaan tersebut dapat
menyebutkan adanya perbedaan antara kedua bayangan yang terbentuk dari
cermin. Bayangan pada kaca spion ukurannya lebih kecil daripada bayangan
pada cermin rias.
(3) Dugaan Sementara
Berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan percobaan awal siswa dapat
menyusun dugaan sementara yaitu salah satu sifat bayangan pada cermin
cembung adalah ukuran bayangannya lebih kecil dari ukuran benda aslinya.
Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuktikan hasil hipotesis tersebut
dengan mengerjakan LKS untuk mencari sifat bayangan pada cermin datar,
cembung dan cekung.
67
(4) Verifikasi
Pada kegiatan verifikasi ini siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok 1,2 dan 3 mengerjakan
LKS 6 (bisa dilihat pada halaman 126) untuk mencari sifat bayangan pada
cermin datar, kelompok 4,5 dan 6 mengerjakan LKS 7 (bisa dilihat pada
halaman 128) untuk mencari sifat bayangan pada cermin cembung dan
kelompok 7 dan 8 mengerjakan LKS 8 (bisa dilihat pada halaman 130)untuk
mencari sifat bayangan pada cermin cekung. Setiap kelompok diberikan waktu
10 menit untuk mengerjakan LKS masing-masing kemudian mereka
bergantian mengerjakan LKS lain. Sebelum mengerjakan LKS siswa
dibimbing guru membaca langkah kerja secara bersama-sama untuk
memahami langkah kerja dalam LKS. Dalam diskusi kelompok menjawab
pertanyaan dalam soal pembahasan LKS semua siswa telah terlibat aktif.
Setelah semua kelompok menyelesaikan ketiga LKS guru meminta beberapa
kelompok untuk maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi kelompoknya
dalam pengerjaan LKS.
(5) Aplikasi Konsep
Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas untuk membahas contoh
aplikasi dalam penggunaan cermin pada kehidupan sehari-hari. Dari hasil
diskusi tersebut siswa dapat menyebutkan contoh penggunaan cermin datar
pada cermin riasan, cermin cembung digunakan pada kaca spion sepeda motor
atau mobil dan cermin cekung digunakan pada bagian dalam lampu mobil atau
senter untuk mengumpulkan cahaya.
68
(6) Evaluasi
Pada siklus II pertemuan pertama ini siswa belum mengerjakan soal evaluasi.
Guru hanya meminta siswa menuliskan sifat bayangan pada cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung pada buku tulis mereka kemudian
mengumpulkan buku tulis tersebut untuk dicek jawabannya oleh guru.
c) Kegiatan Akhir
Guru melakukan refleksi pada pembelajaran hari itu dengan menjelaskan
bahwa salah satu penerapan penggunaan cermin cembung adalah pada kaca
spion sepeda motor atau mobil. Hal itu untuk membantu kita ketika
berkendara untuk melihat keadaan jalan dibelakang kita sehingga kita bisa
lebih berhati-hati ketika berkendara. Pelajaran hari itu ditutup dengan doa.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari 11 Februari 2017 pukul 07.00 –
08.10 atau 90 menit. Pertemuan kedua membahas materi tentang sifat-sifat
cahaya dan penerapannya dalam suatu karya alat optik dengan indikator
materi membuat kaca pembesar, menyebutkan alat optic yang dapat
membantu pengelihatan, mendiskusikan manfaat alat optic dalam kehidupan
sehari-hari, dan mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optic dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya
adalah :
69
a) Kegiatan Awal
Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu
dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa
sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan
apersepsi dengan menanyakan ketika siswa sedang pergi bertamasya bersama
keluarga biasanya untuk membuat sebiah kenangan mereka membuat sebuah
foto kenangan. Alat apakah yang digunakan untuk membuat foto tersebut?
siswa menjawab alat tersebut adalah kamera. Kemudian guru menjelaskan
bahwa kamera adalah salah satu contoh alat optik. Pada pembelajaran hari itu
siswa dijelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan mereka pelajari adalah
tentang alat optik.
b) Kegiatan Inti
(1) Percobaan Awal
Pada kegiatan ini guru membawa alat kaca pembesar kemudian guru meminta
beberapa siswa untuk maju kedepan kelas melakukan percobaan awal dengan
mengamati tulisan pada buku paket dengan menggunakan kaca pembesar.
(2) Pengamatan
Siswa melakukan pengamatan ketika melakukan percobaan awal kemudian
guru menanyakan bagaimana perbedaan ukuran tulisan pada buku paket ketika
diamati dengan kaca pembesar.
(3) Dugaan Sementara
Siswa menjawab bahwa ada perbedaan ukuran tulisan ketika diamati dengan
kaca pembesar tulisan dalam buku paket terlihat lebih besar. Siswa dibimbing
70
guru menentukan dugaan sementara bahwa kaca pembesar merupakan salah
satu alat optik yang berfungsi untuk memperbesar ukuran benda ketika
diamati.
(4) Verifikasi
Untuk membuktikan dugaan tersebut siswa diminta untuk membuat kaca
pembesar secara sederhana dengan menggunakan kertas karton dan plastik
mika. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut diminta untuk
membuat kaca pembesar sederhana secara individu namun dalam mengerjakan
soal pembahasan dalam LKS 9 (bisa dilihat pada halaman 133) dilakukan
dengan diskusi kelompok. Sebelum melakukan percobaan dalam LKS siswa
dibimbing guru membaca langkah kerja secara bersama-sama. siswa diberikan
waktu 20 menit untuk membuat kaca pembesar dan mengerjakan soal
pembahasan dalam LKS. Setelah semua siswa berhasil membuat kaca
pembesar perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan hasil
diskusi mereka.
(5) Aplikasi Konsep
Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas unuk menentukan contoh
penggunaan alat-alat optik bagi kehidupan sehari-hari. Dari hasil diskusi
tersebut siswa dapat menyebutkan bahwa mikroskop berfungsi untuk
mengamati benda renik, periskop digunakan dalam kapal selam untuk
mengetahui keadaan di darat dan teropong digunakan untuk melihat objek
yang jaraknya jauh. Selain itu siswa dan guru melakukan diskusi tentang
71
kelainan pada mata dan alat bantu yang dapat digunakan untuk menolong
kelainan mata tersebut.
(6) Evaluasi
Sebelum melakukan evaluasi siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
materi yang belum mereka pahami. Siswa diberikan lembar evaluasi untuk
dikerjakan secara individu.
c) Kegiatan Akhir
Guru melakukan refleksi pada pembelajaran hari itu dengan
menjelaskan bahwa salah satu organ tubuh kita yang berfungsi sebagai alat optik
yaitu mata merupakan organ yang sangat penting sehingga kita harus selalu
menjaga kesehatan mata kita. Pelajaran hari itu ditutup dengan doa
c. Pengamatan
Pengamatan pada tindakan siklus II dilakukan terhadap aktivitas guru
dan siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
sampai pembelajaran berakhir. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di siklus
II menunjukkan bahwa guru sudah melakukan perbaikan terhadap proses
mengajar dengan menerapkan metode eksperimen dibandingkan pada proses
mengajar pada siklus I. Pada siklus II ini guru telah melakukan percobaan awal
dan melibatkan siswa dalam percobaan pada kegiatan inti pembelajaran untuk
mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Guru juga telah
membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok dan memberikan motivasi
lebih kepada siswa yang gaduh sehingga semua siswa pada siklus II ini
72
melakukan kerjasama dalam mengerjakan LKS dengan baik hal tersebut dapat
dilihat pada gambar 8 dan gambar 9 dalam lampiran 8 halaman 184.
Hasil pengamatan pada aktivitas siswa pada siklus II ini menunjukkan
bahwa siswa telah terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa dilibatkan dalam
percobaan awal yang dilakukan guru sehingga mereka lebih mudah untuk
membuat hipotesis. Dalam pengerjaan LKS siswa juga lebih lancar mengerjakan
dan tidak banyak bertanya karena sebelum melakukan percobaan siswa dibimbing
guru untuk membaca langkah kerja secara bersama-sama, selain itu bahasa yang
digunakan dalam penulisan langkah kerja LKS pada siklus II ini lebih praktis dan
mudah dipahami siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus II (data dalam
lampiran 7 halaman 182-183) telah terjadi peningkatan prestasi belajar dari siklus
I yaitu sebesar 51,3% pada siklus II ini naik menjadi 87,2%. Nilai rata-rata kelas
juga mengalami kenaikan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 69 sedangkan
pada siklus II ini nilai rata-rata kelas naik menjadi 77,2. Peningkatan prestasi
belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 6 dan
gambar 7.
73
77.2
78
76
74
72
70
68.8
69
Pra siklus
Siklus I
68
66
64
Siklus II
Rata-rata
Gambar 6. Diagram Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kelas V
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
87.2
51.3
44
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siswa Tuntas
Gambar 7. Diagram Persentase Ketuntasan Siswa
d. Refleksi
Berdasarkan pengamatan siklus II pembelajaran IPA menggunakan
metode eksperimen telah terbukti meningkatkan prestasi belajar IPA dengan bukti
adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada pembelajaran di siklus II ini yaitu
74
sebesar 77,2 yang artinya nilai rata-rata kelas sudah melampaui nilai KKM yaitu
sebesar 75. Persentase ketuntasan siswa dalam evaluasi pembelajaran juga telah
meningkat pada siklus II ini yaitu sebesar 87,2% siswa telah melampaui nilai
KKM yang berarti sudah melebihi dari kriteria yang ditentukan dalam penelitian
ini yaitu sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti memutuskan
untuk menghentikan penelitian pada siklus II ini.
B. Pembahasan
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes pada pra
siklus, siklus I dan siklus II. Dari hasil observasi pada pra tindakan nilai rata-rata
kelas sebesar 68,8, dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah 17
siswa atau 44% pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah meningkat walaupun
peninkatannya masih sedikit yaitu menjadi 69, dan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 51,3%. Sedikitnya peningkatan nilai rata-rata
kelas disebabkan oleh faktor perbedaan tingkat kognitif soal evaluasi antara soal
pra siklus yang hanya menguji kemampuan siswa pada kemampuan kognitf tahap
C2 sedangkan pada soal evaluasi siklus I peneliti menguji kemampuan siswa pada
kemampuan kognitif tahap C1-C4. Menurut Anderson (2015 : 43) jenjang kognitif
pada tingkat C1-C3 merupakan jenjang yang memiliki tingkat kesulitan rendah
sedangkan pada jenjang C4 sudah memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM mengalami peningkatan sebesar
7,3% dari 44% menjadi 51,3%. Namun, persentase ini belum sesuai dengan batas
75
minimal yang ditetapkan peneliti yaitu sebesar 75% untuk itu penelitian ini harus
dilanjutkan pada siklus ke II.
Penyebab belum tercapainya tingkat ketuntasan belajar sebesar 75%
karena pada pembelajaran siklus I guru melakukan percobaan awal secara
sederhana dan belum melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan percobaan
awal tersebut, sehingga siswa masih merasa kesulitan untuk menentukan dugaan
sementara. Siswa juga kurang memahami langkah kerja dalam LKS karena siswa
masih malas membaca langkah kerja tersebut dan siswa merasa bahasa yang
digunakan dalam langkah kerja di LKS masih rumit hal ini berakibat pada
susahnya mereka dalam menjawab soal pembahasan dalam LKS.
Namun demikian, terdapat peningkatan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan ini terjadi karena pembelajaran pada siklus I telah menggunakan
metode eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksperimen secara mandiri sehingga siswa mudah dalam memahami materi dan
ilmu yang diperoleh siswa lebih melekat sehingga prestasi belajarnya akan lebih
baik. Pelaksanaan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru telah sesuai
dengan apa yang diharapkan. Guru telah menerapkan metode eksperimen dalam
proses belajar mengajar dengan baik. Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa
“metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Sejalan dengan itu Sugihartono
(2007:84) juga berpendapat bahwa metode eksperimen merupakan metode
76
pembelajaran dalam bentuk pemberian kesempatan kepada siswa untuk
melakukan suatu proses dan percobaan.
Hasil tes pada siklus II ini telah menunjukkan peningkatan yang cukup
berarti dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 77,2 dari sebelumnya nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69. Jumlah
siswa yang mencapai nilai tuntas pada siklus II ini sebanyak 34 siswa atau sebesar
87,2% meningkat sebanyak 35,9% dari siklus I yang hanya sebesar 51,3%. Dapat
diartikan bahwa dari hasil tersebut nilai rata-rata sebesar 77,2 telah mencapai nilai
KKM yaitu 75 dan ketuntasan belajar sebesar 87,2% telah melampaui target
penelitian yang hanya sebesar 75%.
Peningkatan pada siklus II ini lebih banyak dibandingkan peningkatan
prestasi belajar pada siklus I karena pada penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran di siklus II ini langkah kerja dalam LKS lebih ditegaskan dan guru
melakukan banyak bimbingan dan pendampingan saat siswa melakukan
eksperimen sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar karena pada usia siswa
SD kelas V siswa masih membutuhkan bimbingan dalam proses bereksperimen
dalam menemukan konsep materi pembelajaran. Motifasi belajar yang tinggi ini
menyebabkan siswa memiliki rasa senang dalam belajar sehingga mereka akan
lebih mudah memahami materi pelajaran. Hal ini terbukti dari antusias siswa
dalam mengikuti pelajaran yang dapat dilihat dalam gambar 8-11 pada lampiran 8
halaman 184 dan 185. Berdasarkam hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa
metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V
SD N Imogiri. Metode tersebut sudah tepat digunakan karena mencapai
77
ketuntasan belajar yang diharapkan peneliti, yaitu mencapai 87,2%. Artinya siswa
dapat memahami materi pembelajaran dengan baik menggunakan metode belajar
eksperimen. Dengan demikian, metode eksperimen tepat digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dengan 6 langkah
pembelajaran yaitu percobaan awal, pengamatan, hipotesis, verifikasi, aplikasi
konsep dan evaluasi telah terbukti meningkatkan prestasi belajar IPA kelas V
SD N Imogiri. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase ketuntasan
belajar siswa pada pra siklus sebesar 44%, siklus I sebesar 51,3% dan siklus II
sebesar 87,2%. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen
pada siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD
Imogiri tetapi belum memenuhi kriteria keberhasilan karena dalam
pelaksanaan pembelajaran di siklus I masih terdapat beberapa kekurangan.
Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki dalam pelakanaan pembelajaran
pada siklus II.
2. Penerapan metode eksperimen pada siklus II diperbaiki dengan cara
melibatkan siswa dalam percobaan awal, melakukan pendampingan dan
bimbingan lebih kepada siswa dalam bereksperimen, mempertegas langkah
kerja dalam LKS. Hasil perbaikan tersebut mengakibatkan prestasi belajar IPA
pada siklus II menjadi lebih meningkat dengan persentase siswa yang
mencapai KKM sebesar 87,2% . Siswa sudah terlibat aktif dalam
pembelajaran, merumuskan hipotesis dan melakukan verifikasi terhadap
hipotesis yang mereka rumuskan dengan melakukan kegiatan eksperimen.
79
Siswa telah bekerjasama baik dengan teman satu kelompoknya untuk
berdiskusi menyelesaikan tugas dalam lembar kerja. Siswa lebih mudah
menemukan konsep materi pelajaran dan lebih mudah memahami materi
pelajaran dengan metode eksperimen ini. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM pada setiap akhir siklus. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 69
meningkat menjadi 77,2 pada siklus II yang berarti telah terjadi peningkatan
sebesar 8,2.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran
khususnya mata pelajaran IPA agar siswa dapat mengalami sendiri proses
perolehan konsep ilmu dari sebuah materi sehingga pengetahuan siswa akan
lebih melekat dan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
2. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, hendaknya melakukan
penelitian lebih lanjut tentang aspek-aspek lain dalam pembelajaran IPA
dengan metode eksperimen pada materi pokok yang berbeda.
80
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2015). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi
Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
_______. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
_______. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Chaplin, J.P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Kartini Kartono).
Jakarta : Raja Grafindo.
Darmojo, H dan Kaligis, J.R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud
DIKTI.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.pdf.
Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, S.B dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka
Cipta.
Izzaty, R.E., dkk (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Martiningsih. (2007). Macam-macam Metode Pembelajaran. Diakses dalam
http:martiningsih.blogspot.com20/07/12-macam-macam-metodepembelajaran.html pada 1 Desember 2014.
Moedjiono dan Dimyati, M. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyasa. (2010). KTSP. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mustaqim. (2001). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
81
Munajat, R. Metode Eksperimen (Experimental Method). Diakses dalam
http://rismanmunajat12.blogspot.com/2012/11/metode-percobaanexperimental-method.html pada 9 Januari 2014.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Samantowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Siregar, E dan Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulistyorini, S. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sumantri, M dan Permana, J. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah, M. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo.
_______. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 1/I
Hari/ Tanggal
:Rabu, 25 Januari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
II.
Kompetensi Dasar
6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator
t) Menyebutkan berbagai macam sumber cahaya.
u) Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
v) Menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening.
w) Mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening.
x) Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan.
y) Mendiskusikan sifat-sifat cahaya dalam penerapan di kehidupan
sehari-hari.
IV.
Tujuan Pembelajaran
84
1. Siswa dapat menyebutkan berbagai macam sumber cahaya melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
2. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
3. Siswa mampu menyebutkan contoh peristiwa cahaya merambat
lurus melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan
tepat.
4. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh benda bening dan gelap
melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan
tepat.
5. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya jika mengenai benda bening
melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan
tepat.
6. Siswa mampu menyebutkan contoh peristiwa cahaya menembus
benda bening melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya
jawab dengan tepat.
7. Siswa mampu menjelaskan perbedaan benda bening dan benda
gelap melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab
dengan tepat.
8. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
85
9. Siswa mampu menjelaskan perbedaan pemantulan teratur dan
pemantulan difus melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya
jawab dengan tepat.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Teliti, kerjasama, ingin tahu.
V.
Materi Pokok
Sifat-sifat cahaya :
1. Cahaya merambat lurus
2. Cahaya menembus benda bening
3. Cahaya dapat dipantulkan
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Student Centered
Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan do’a dan salam.
2. Guru melakukan absensi.
3. Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan “ketika listrik padam pada malam hari apakah kita
bisa melihat benda disekitar kita ?”.
86
4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri.
5. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran hari ini.
B. Kegiatan Inti
1.
Percobaan Awal
Guru melakukan percobaan dengan menutup pintu dan jendela
dan menanyakan apa yang mereka rasakan sebelum ditutup.
2.
Pengamatan
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan apa yang
akan dilakukan kemudian siswa memperhatikan saat guru
melakukan percobaan dengan menutup pintu dan jendela dan
menanyakan apa yang mereka rasakan sebelum ditutup.
3.
Dugaan Sementara
a. Siswa diminta untuk menduga apakah yang akan terjadi jika
semua kaca jendela dan pintu ruang kelas dibuka?
b. Bersama siswa, guru menggali informasi yang dimiliki siswa
tentang sifat-sifat cahaya.
4.
Verifikasi
a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4/5 siswa.
b. Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar setiap kelompok
besar disediakan 3 pos kegiatan untuk 3 kelompok kecil yang
sudah dibagi oleh guru. Pos 1 untuk membuktikan sifat cahaya
merambat lurus, pos 2 membuktikan cahaya menembus benda
87
bening dan pos 3 membuktikan sifat cahaya dapat
dipantulkan.
c. Tiap-tiap kelompok diposisikan dalam masing – masing pos
yang sudah disiapkan alat peraga dan lembar kerja bagi siswa.
d. Siswa mempersiapkan alat percobaannya sesuai petunjuk
lembar kerja di setiap pos.
e. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit untuk
melakukan
percobaan
setelah
itu
berganti
pada
pos
selanjutnya hingga semua kelompok melakukan percobaan di
3 pos yang telah disiapkan. Selama melakukan percobaan
siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja yang telah
disiapkan.
f. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil
percobaan siswa melakukan diskusi kelompok.
g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas.
5.
Aplikasi Konsep
a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan
siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas.
b. Siswa dibimbing guru berdiskusi tentang penerapan sifat
cahaya yang telah mereka pelajari hari itu.
c. Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas.
d. siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.
88
6.
Evaluasi
Siswa diberikan tugas untuk menuliskan sifat-sifat cahaya yang
telah dipelajari dalam buku tulis dan mengumpulkannya di meja
guru.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini.
“Cahaya membuat kita dapat melihat, termasuk melihat acara di
televisi. Berapa lamakah kalian menonton televisi setiap hari?
Acara apakah yang biasanya kalian lihat? Melihat acara televisi itu
boleh tetapi anak-anak harus pandai memilih acara yang baik untuk
dilihat selain itu kita tidak boleh terlalu lama menonton televisi
apalagi sampai melupakan belajar”.
2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam.
VIII. Alat dan Bahan Belajar
1. Senter, 3 karton tebal, gunting, gelas plastik, buku tulis, plastik
mika, gelas kaca, kardus, kertas HVS, kaca, penggaris.
2. Lembar Kerja Siswa
IX.
Sumber Belajar
1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga
2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
89
X.
XI.
Penilaian
Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan
Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila
ketuntasan.
90
≥ 75 dan
≥ 75% siswa mencapai
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 2/I
Hari/ Tanggal
:Rabu, 1 Februari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
II.
Kompetensi Dasar
6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator
1. Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan
2. Menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan .
4. Mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi.
IV.
Tujuan Pembelajaran
91
1. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
2. Siswa mampu menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi
dan tanya jawab dengan benar.
3. Siswa mampu menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
4. Siswa dapat mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya
pelangi melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab
dengan tepat.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Teliti, kerjasama, ingin tahu.
V.
Materi Pokok
Sifat-sifat cahaya :
1. Cahaya dapat dibiaskan
2. Cahaya dapat diuraikan
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Student Centered
Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
92
A. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama membuka pelajaran dengan do’a dan salam.
2. Guru melakukan absensi.
3. Siswa memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dengan
menanyakan pernahkah kalian melihat pelangi setelah hujan?
pelangi terdiri dari berbagai macam warna?
4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri.
5. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran hari ini.
B. Kegiatan Inti
1. Percobaan Awal
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan
apa yang akan dilakukan.
b. Guru melakukan percobaan dengan mencelupkan pensil
kedalam gelas plastik yang berisi air.
2. Pengamatan
Siswa
mengamati
ketika
guru
melakukan
percobaan
mencelupkan pensil ke dalam gelas plastik berisi air dan
melihat apakah yang terlihat.
3. Dugaan Sementara
93
a. Siswa bersama guru menggali informasi yang dimiliki
siswa tentang sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat
diuraikan.
b. Guru bertanya kepada siswa “siapakah yang suka berenang
dikolam renang? Dan siswa diminta menduga apa yang
akan terlihat ketika melihat dasar kolam renang dari tepi
apakah akan terlihat dangkal atau terlihat dalam?
4. Verifikasi
a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
b. Kelas dibagi menjadi dua pos besar setiap pos besar berisi 4
kelompok kecil. Pos pertama diberikan lembar kerja untuk
percobaan membuktikan cahaya dapat dibiaskan dan pos
kedua kegiatan percobaan pembuktian cahaya dapat
diuraikan.
c. Tiap-tiap kelompok menyiapkan alat peraga sesuai lembar
kerja yang disediakan guru .
d. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit
untuk melakukan percobaan setelah itu berganti pada pos
selanjutnya hingga semua kelompok melakukan percobaan
di 2 pos yang telah disiapkan. Selama melakukan
percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada lembar
kerja yang telah disiapkan.
94
e. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil
percobaan siswa melakukan diskusi kelompok.
f. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas.
5. Aplikasi Konsep
a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan
siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas.
b. Siswa
berdiskusi
dengan
bimbingan
guru
umtuk
menentukan penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan dan
dapat diuraikan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang
kurang jelas.
d. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari
ini.
6. Evaluasi
Siswa mengerjakan soal evaluasi dalam lembar soal yang telah
disediakan guru kemudian mengumpulkan di meja guru setelah
selesai mengerjakan.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini.
95
Kita dapat melihat keindahan pelangi dan melihat keadaan
sekitar dengan mata untuk itu kita harus menjaga kesehatan
mata kita agar tetap bisa melihat dengan baik.
2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam.
VIII. Alat dan Bahan Belajar
1. Corong plastik, gelas plastik, kertas karton, gunting, air, kertas
HVS, prisma.
2. Lembar Kerja Siswa
3. Soal evaluasi
IX.
Sumber Belajar
1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga
2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
X.
XI.
Penilaian
Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan
Siswa dikatakan tuntas apabila memiliki
nilai ≥ 75 dan
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥75% siswa mencapai
ketuntasan.
96
Yogyakarta, Januari 2017
Peneliti
Ika Nurlatifah
10108241042
Mengetahui,
Guru Kelas V
Kepala
Sekolah
SD
N
Imogiri
Entrin Mimin Kurniati, S.Sos.i
Tukiyah, S.Pd.SD
NIP. 19831008 201406 2 003
NIP. 19610402 198304 2
005
97
Lembar Kerja Siswa (LKS 1)
Kelompok …….
Anggota :
A. Tujuan : Membuktikan sifat cahaya merambat lurus
B. Alat dan Bahan
1. 3 buah kertas karton
2. Gunting
3.
Senter
C. Langkah Kerja
Eksperimen :
1. Lubangi 2 karton dengan ukuran yang sama setiap kartonnya. (Seperti
gambar 1)
1
2
3
Gambar 1
2. Letakkan ketiga karton sejajar dengan jarak antar karton 10 cm.
(seperti gambar 2)
2
1
Gambar 2
98
3
3. Nyalakan senter pada salah karton nomor 1, usahakan sinar dari senter
tepat dengan lubang karton.
4. Amatilah sinar dari karton nomor 3, amati yang terjadi dan catatlah
pada tabel pengamatan.
5. Geserlah karton nomor 2 ke kanan sejauh 5 cm. (seperti gambar 3)
1
3
2
Gambar 3
6. Nyalakan senter pada karton nomor 1, usahakan sinar dari senter tepat
dengan lubang karton.
7. Lihatlah sinar pada karton nomor 3, amati yang terjadi dan catatlah
pada tabel pengamatan.
D. Hasil Pengamatan
Isilah tabel dibawah ini berdasarkan pengamatanmu dengan tanda (V) !
NO Letak Karton
1.
Penampakan cahaya pada karton ke 3
Cahaya
Cahaya
Terlihat
Terlihat
Tidak
Ketiga Karton terletak pada satu
garis lurus/ sejajar
2.
Karton kedua atau yang tengah
di geser ke kanan 5 cm
E. Diskusi dan Pembahasan
Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan temanmu !
1. Apa yang terjadi ketika senter dinyalakan mengenai lubang pada karton
yang letaknya lurus ?
99
Jawab :
2. Apa yang terjadi ketika karton kedua di geser ke kanan 5 cm dan senter
dinyalakan ?
Jawab :
F. Kesimpulan
Dari kegiatan eksperimen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
cahaya
merambat
dengan
lintasan
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………
100
Lembar Kerja Siswa (LKS 2)
Kelompok :
Anggota
A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.
B. Alat dan Bahan
1. Gelas plastik
2. Buku Tulis
3. Plastik mika
4. Gelas kaca
5. Kardus
6. Kertas HVS putih
7. Senter
C. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan- bahan yang dibutuhkan.
2. Letakkan gelas plastik, buku tulis, plastik mika, gelas kaca dan kardus di
atas meja.
3. Nyalakan senter tepat mengenai salah satu sisi benda tersebut secara
bergantian.
4. Letakkan kertas HVS putih pada sisi yang berlawanan dengan yang
dikenai cahaya senter. Amati yang terjadi dan catatlah dalam tabel hasil
percobaan.
101
D. Hasil Percobaan
Isilah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini !
NO
Nama
Cahaya pada kertas HVS
Terdapat daerah gelap pada
Benda
putih
kertas HVS
Terlihat
Tidak
Ya
Tidak
terlihat
1.
Gelas
Plastik
2.
Buku tulis
3.
Plastik
mika
4.
Gelas kaca
5.
Kardus
E. Diskusi dan Pembahasan
Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan teman satu kelompokmu !
1. Dari percobaan yang telah kamu lakukan, benda apa saja yang dapat
ditembus oleh cahaya?
Jawab :
2. Dari percobaan yang telah kamu lakukan, benda apa saja yang tidak dapat
ditembus oleh cahaya?
Jawab:
102
3. Sebutkan 3 contoh benda lainnya yang dapat ditembus oleh cahaya !
Jawab :
4. Sebutkan 3 contoh benda lainnya yang tidak dapat ditembus cahaya!
Jawab :
F. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Benda yang dapat ditembus cahaya
Benda yang tidak dapat ditembus
cahaya
103
Lembar Kerja Siswa (LKS 3)
Kelompok :
Anggota :
Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
A. Alat dan Bahan :
a. Lampu senter
b. Kaca
c. Hvs putih
d. Penggaris
B. Langkah Kerja
1. Sediakan alat peraga.
2. Tutuplah senter dengan kertas sehingga bentuknya menjadi seperti
gambar dibawah ini.
3. Berilah dua tanda pada kaca masing-masing tanda A dan B yang
berjarak kira-kira 2 cm. (seperti gambar 1)
A
B
Gambar 1
4. Sediakan kertas putih dan berilah garis pada tengah kertas yang
membagi kertas menjadi dua sama besar.( seperti gambar 2)
Gambar 2
104
5. Arahkan cahaya lampu senter pada kaca pada bagian A. kemudian
diatas senter tempatkan selembar kertas putih. Pastikan letak garis
pada kertas berada sama dengan letak titk A pada kaca. (seperti
gambar 3)
A
B
Cahaya senter
Gambar 3
6. Perhatikan apa yang terjadi pada kertas dan lukislah arah
datangnya cahaya dan pantulannya pada kertas
7. Ulangi percobaan dan arahkan cahaya senter pada titik B. Letak
senter antara percobaan titik A dan titik B harus sama. (seperti
gambar 4)
A
B
Cahaya senter
Gambar 4
8. Hitunglah besarnya sudut antara sinar dari senter dan garis lurus
serta antara sinar pantulan dan garis lurus berdasarkan lukisan yang
telah kalian buat di kertas HVS dan catatlah pada tabel dibawah
ini.
105
C. Hasil Percobaan
Titik A
Titik B
Besar sudut antara cahaya
dari senter terhadap garis
lurus
Besar sudut antara cahaya
dari
pantulan
kaca
terhadap garis lurus.
D. Diskusi dan Pembahasan
1.
Apa yang terjadi pada saat cahaya senter diarahkan pada kaca?
Jawab :
2.
Bagaimanakah besarnya sudut antara garis lurus terhadap cahaya dari
senter dan cahaya pantulan dari kaca pada titik A ?
Jawab :
3.
Bagaimanakah besarnya sudut antara garis lurus terhadap cahaya dari
senter dan cahaya pantulan dari kaca pada titik B ?
Jawab
:
E. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya
dapat
…………………………………………………………………………
106
Lembar Kerja Siswa (LKS 4)
Kelompok :
Anggota :
A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
B. Alat dan Bahan
1. Corong plastic
2. Gelas Plastik
3. Kertas Karton
4. Gunting
C. Langkah Kerja
1. Buatlah dua lubang pada kertas karton dengan gunting dengan jarak antar
lubang kira-kira 2 cm. (seperti gambar 1)
Gambar 1
2. Tandai didasar gelas sebuah titik dengan tinta hitam (seperti gambar 2)
Gambar 2
3. Letakkan kertas karton di atas gelas sebagai penutupnya.(seperti gambar 3)
Gambar 3
107
4. Amatilah titik tersebut lewat salah satu lubang yang telah dibuat dibagian
tutup gelas. (seperti gambar 4)
Gambar 4
5. Isilah gelas tersebut dengan air sampai hampir penuh dengan
menggunakan corong yang diletakkan di lubang lain dari tutup tersebut.
Pengamatan terus dilakukan dengan mengamat titik hitam dasar gelas
melalui lubang pertama. (seperti gambar 5)
Gambar 5
6. Catatlah hasil pengamatanmu.
D. Hasil eksperimen
Letak Titik Hitam Di Dasar Gelas
Gelas Dalam Keadaan
Gelas Diisi air setengah
Kosong
Bergeser
Gelas diisi air sampai
penuh
Arah
Bergeser
108
Arah
Bergeser
Arah
E. Diskusi dan Pembahasan
1. Ketika mengamati kedasar gelas yang kosong adakah perubahan letak titik
hitam tersebut?
Jawab :
2. Ketika gelas diisi dengan air apakah ada pergeseran letak titik hitam ?
Jawab :
3. Jika ada pergeseran kearah manakah pergeseran titik hitam tersebut ?
Jawab :
4. Dalam percobaan ini air merupakan zat yang mempunyai kerapatan ……..
sedangkan udara mempunyai kerapatan zat yang ……..
5. Jika cahaya dari kerapatan zat yang rendah merambat menuju zat dengan
kerapatan zat yang tinggi maka akan dibiaskan …….. garis normal.
F. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat
……………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………
109
Lembar Kerja Siswa (LKS 5)
Kelompok :
Anggota : 1. ………………..
2. ………………..
3. ………………..
A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan
B. Alat dan Bahan :
1. Center
4. Prisma kaca
5. Kertas hvs
C. Langkah Kerja
1. Sediakan alat peraga.
2. Arahkan cahaya center pada bagian miring prisma kaca dan diberi
penghadang kertas hvs, lihat apa yang terjadi pada kertas hvs.
Seperti pada gamabar dibawah ini.
3. Tempatkan kertas sesuai dengan arah cahayanya.
4. Perhatikan apa yang terjadi dan catat peristiwa yang terjadi pada
tabel dibawah ini.
110
D. Hasil Percobaan
Keadaan kertas putih
Sebelum senter dinyalakan
Setelah senter dinyalakan
E. Diskusi dan Pembahasan
1. Apakah yang terlihat pada kertas ketika senter diarahkan pada
sisi miring prisma?
Jawab :
2. Ada berapa macam warna yang terbentuk pada kertas putih?
Jawab :
3. Contoh peristiwa alam apa yang sama seperti percobaan ini ?
Jawab:
F. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya
dapat……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…
111
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 1/II
Hari/ Tanggal
: Rabu, 8 Februari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
II.
Kompetensi Dasar
a. Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator
1. Menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung.
2. Membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung
dan cermin cekung.
3. Mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam
kehidupan sehari-hari.
112
5. Mendeferensiasikan sifat bayagan pada cermin datar, cermin
cembung dan cermin cekung.
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin
datar, cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan
eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
2. Siswa dapat membedakan sifat bayangan pada cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan eksperimen,
diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
3. Siswa mampu mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
4. Siswa dapat menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi
dan tanya jawab dengan tepat.
5. Siswa dapat mendeferensiasikan sifat bayangan pada cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan eksperimen,
diskusi dan Tanya jawab dengan tepat.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Teliti, kerjasama, ingin tahu.
V.
Materi Pokok
Pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cembung dan cermin
cekung.
113
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Student Centered
Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan do’a dan salam.
2. Guru melakukan absensi.
3. Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan “ketika kita ingin pergi kesekolah tentunya kita harus
merapikan pakaian yang kita gunakan, bagaimana caranya agar
kita bisa mengetahui pakaian yang kita gunakan sudah rapi atau
belum ?”.
4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. Kemudian guru
menjelaskan bahwa untuk melihat kerapian pakaian yang kita
gunakan kita butuh untuk bercermin.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
hari ini.
B. Kegiatan Inti
1. Percobaan Awal
114
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan apa yang
akan dilakukan kemudian guru melakukan percobaan dengan
bercermin menggunakan cermin datar dan cermin cembung (kaca
spion motor) Kemudian, salah satu
siswa diminta untuk
melakukan percobaan yang sama di depan kelas
2. Pengamatan
siswa memperhatikan saat guru melakukan percobaan dengan
bercermin menggunakan cermin datar dan cermin cembung dalam
hal ini kaca spion motor. Kemudian, siswa juga mengamati ketika
beberapa teman mereka melakukan percobaan yang sama.
3. Dugaan Sementara
Siswa menebak apa perbedaan yang terjadi pada bayangan pada
cermin datar dan cermin cembung.
4. Verifikasi
a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk
melakukan percobaan membuktikan hasil dari apa yang mereka
tebak pada percobaan awal yang dilakukan guru.
b. Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar setiap kelompok
besar disediakan 3 pos kegiatan untuk 3 dan 2 kelompok kecil
yang sudah dibagi oleh guru. Pos 1 untuk membuktikan sifat
bayangan pada cermin datar, pos 2 membuktikan sifat
115
bayangan pada cermin cembung dan pos 3 membuktikan sifat
bayangan pada cermin cekung.
c. Tiap-tiap kelompok diposisikan dalam masing – masing pos
yang sudah disiapkan alat peraga dan lembar kerja bagi siswa.
d. Siswa mempersiapkan alat percobaannya sesuai petunjuk
lembar kerja di setiap pos. Sebelum melakukan percobaan
siswa dibimbing guru untuk membaca langkah kerja dalam
LKS secara bersama-sama.
e. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit untuk
melakukan percobaan setelah itu berganti pada pos selanjutnya
hingga semua kelompok melakukan percobaan di 3 pos yang
telah disiapkan. Selama melakukan percobaan siswa mencatat
hasil percobaan pada lembar kerja yang telah disiapkan.
f. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil
percobaan siswa melakukan diskusi kelompok.
g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas.
5. Aplikasi Konsep
a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan
siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas.
b. Siswa berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menentukan
manfaat penerapan sifat bayangan pada cermin di kehidupan
sehari-hari.
116
6. Evaluasi
a. Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada materi yang
kurang jelas.
b. Siswa menjawab pertanyaan lisan yang dari guru dan
menuliskan jawabannya pada buku tulis.
c. siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini.
“anak-anak tentunya kita telah mengetahui sifat bayangan pada
cermin cembung yang biasanya kita gunakan pada spion sepeda
motor atau mobil. Ketika kita berkendara dijalan membonceng
kakak, ayah ataupun ibu menggunakan sepeda motor seharusnya
kita tetap berhati-hati dan selalu waspada dengan melihat spion
untuk mengetahui kendaraan lain yang ada dibelakang kita.
2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam.
VIII. Alat dan Bahan Belajar
1. Cermin datar, sendok stainless, penggaris, pulpen
2. Lembar Kerja Siswa
IX.
Sumber Belajar
1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga
2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
X.
Penilaian
117
XI.
Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan
Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 75 dan
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥ 75% siswa mencapai
ketuntasan.
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 2/II
Hari/ Tanggal
:Sabtu, 11 Februari 2017
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
II.
Kompetensi Dasar
6.2 Membuat suatu karya/ model, misal periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
III.
Indikator
1. Membuat kaca pembesar/ lup melalui percobaan sederhana
2. Menyebutkan alat optik yang dapat membantu pengelihatan
3. Mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan sehari-hari .
4. Mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optik dalam
kehidupan sehari-hari .
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat kaca pembesar/ lup melalui kegiatan
eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan baik.
119
2. Siswa mampu menyebutkan alat optik yang dapat membantu
penglihatan melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab
dengan benar.
3. Siswa mampu mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan
sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab
dengan tepat.
4. Siswa dapat mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat
optik dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen,
diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Teliti, kerjasama, ingin tahu.
V.
Materi Pokok
Alat optik
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Student Centered
Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama membuka pelajaran dengan do’a dan salam.
2. Guru melakukan absensi.
120
3. Siswa memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dengan
menanyakan ketika berlibur bersama keluarga kegiatan apa
yang sering kalian lakukan? Apakah kalian sering berfoto
bersama keluarga ketika liburan? Dengan apa biasanya kalian
berfoto?
4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. Ada yang
menjawab dengan kamera hp ada juga yang menjawab dengan
kamera DSLR. Guru menjelaskan bahwa kamera foto
merupakan salah satu contoh alat optik.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran hari ini.
B. Kegiatan Inti
1. Percobaan Awal
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan
apa yang akan dilakukan.
b. Siswa dengan bimbingan guru percobaan awal dengan
melakukan percobaan siswa diminta untuk membaca tulisan
yg ukurannya kecil dengan menggunakan mata telanjang
dan menggunakan kaca pembesar.
2. Pengamatan
Siswa mengamati saat melakukan guru melakukan percobaan
melihat tulisan kecil menggunakan kaca pembesar.
3. Dugaan Sementara
121
Guru bertanya apakah siswa merasa ada perbedaan ukuran
tulisan tersebut? Kemudian siswa dibimbing guru membuat
dugaan tentang alat optik apakah yang dapat membantu
membuat ukuran huruf yang kecil itu terlihat lebih besar?.
4. Verifikasi
a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang berisi 4-5 siswa,
kelompok diberikan LKS.
b. Siswa bersama guru membaca bersama langkah kerja
dalam LKS.
c. Setiap siswa diberi tugas untuk membuat alat optik Lup
dengan bahan dan alat yang sudah mereka persiapkan dari
rumah.
d. Siswa diberi waktu 30 menit untuk melakukan percobaan
membuat kaca pembesar. Kemudian secara berkelompok
siswa siswa mencatat hasil percobaan dan mendiskusikan
bersama teman satu kelompok pada lembar kerja yang telah
disiapkan.
e. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil
percobaan, beberapa perwakilan kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil percobaannya didepan kelas.
5. Aplikasi Konsep
a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan
siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas.
122
b. Siswa
berdiskusi
dengan
bimbingan
guru
untuk
menentukan fungsi alat-alat optik dalam kehidupan seharihari.
6. Evaluasi
a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang
kurang jelas.
b. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari
ini.
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini.
“anak-anak kita telah mempelajari tentang alat optic yang
dapat membantu manusia dalam melihat. Kita sendiri
mempunyai organ tubuh yang berfungsi sebagai alat optik
yaitu mata. Mata mempunyai fungsi yang sangat vital bagi
kita maka sudah seharusnya kita selalu menjaga kesehatan
mata kita”
2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam.
VIII. Alat dan Bahan Belajar
1. Plastik mika, kertas karton, gunting, lem.
2. Lembar Kerja Siswa
3. Soal evaluasi
IX.
Sumber Belajar
123
1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga
2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
X.
XI.
Penilaian
Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan
Siswa dikatakan tuntas apabila memiliki
nilai ≥ 75 dan
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥75% siswa mencapai
ketuntasan.
Yogyakarta, Februari 2017
Peneliti
Ika Nurlatifah
10108241042
Mengetahui,
Guru Kelas V
Kepala Sekolah SD N Imogiri
Entrin Mimin Kurniati, S.Sos.i
Tukiyah, S.Pd.SD
NIP. 19831008 201406 2 003
NIP. 19610402 198304 2 005
124
Lembar Kerja Siswa (LKS 6)
Kelompok …….
Anggota :
A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin datar
B. Alat dan Bahan
4. Cermin datar
5. gelas plastik
6. Penggaris
C. Langkah Kerja
Eksperimen :
1. Letakkan cermin datar di atas meja (seperti gambar 1)
2. Letakkan gelas plastik sejauh 15 cm di depan cermin datar (letakkan
penggaris diantara gelas dan cermin) dan amati bayangan pada cermin
datar kemudian catatlah pada tabel hasil pengamatan (seperti gambar 2)
15 cm
3. Geserlah gelas plastik ke depan sehingga jarak antara gelas dan cermin
datar menjadi 10 cm (letakkan penggaris diantara gelas dan cermin) dan
amati bayangan pada cermin datar kemudian catatlah pada tabel hasil
pengamatan (seperti gambar 3)
10 cm
125
D. Hasil Pengamatan
Isilah table dibawah ini berdasarkan pengamatanmu !
NO
Letak Gelas
Ukuran gelas asli
Panjang
Keadaan
Plastik
dan dalam
penggaris
bayangan
bayangan cermin
dalam
gelas plastik
(sama, lebih kecil
bayangan
dalam cermin
atau lebih besar)
cermin
(tegak atau
terbalik)
1.
15
cm
dari
cermin datar
2.
10
cm
dari
cermin datar
E. Diskusi dan Pembahasan
3. Bagaimanakah ukuran gelas asli dan gelas pada bayangan di cermin datar?
(sama, lebih kecil atau lebih besar)
Jawab :
4. Bagaimanakah ukuran panjang penggaris antara penggaris asli dan
penggaris dalam bayangan di cermin datar ? (sama, lebih panjang, atau
lebih pendek)
Jawab :
5. Bagaimanakah keadaan bayangan gelas plastik dalam cermin datar ?
Jawab :
F. Kesimpulan
Dari kegiatan eksperimen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat
bayangan pada cermin datar adalah ………………, ………………, dan
………………………………………
126
Lembar Kerja Siswa (LKS 7)
Kelompok :
Anggota :
A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin cembung.
B. Alat dan Bahan
1. lilin
C. Langkah Kerja
5. Siapkan bahan- bahan yang dibutuhkan.
6. Nylakanlah lilin dan dekatkanlah lilin pada bagian sendok yang
permukaannya cembung (seperti gambar di bawah)
7. Amatilah apa yang terlihat pada sendok stainless tersebut dan tulislah hasil
pengamatanmu pada lembar hasil pengamatan.
127
D. Hasil Percobaan
Isilah hasil pengamatanmu pada table di bawah ini !
Besarnya bayangan pada
Posisi bayangan pada
permukaan sendok yang
sendok yang cembung (tegak
cembung (sama, lebih besar,
atau terbalik)
lebih kecil)
E. Diskusi dan Pembahasan
Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan teman satu kelompokmu !
1. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya
lilin? (sama, lebih besar atau lebih kecil)
Jawab :
2. Bagaimanakah posisi bayangan benda dalam sendok stainless dengan
posisi nyala lilin? (tegak atau terbalik)
Jawab :
F. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat
bayangan pada cermin cembung adalah ………………… dan
………………………………………
128
Lembar Kerja Siswa (LKS 8)
Kelompok :
Anggota :
A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin cekung.
B. Alat dan Bahan
1. Sendok stainless
2. Lilin
3. Korek Api
C. Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat yang harus disediakan.
2. Letakkan lilin di depan sendok stainless pada bagian permukaan yang
cekung dengan jarak sekitar 10 cm (seperti pada gambar 1)
10 cm
3. Amatilah bayangan pada cermin cekung tersebut kemudian catatlah hasil
pengamatanmu dalam tabel hasil pengamatan.
4. Ulangi kembali letakkan lilin mendekati cermin cekung sampai hampir
menempel (seperti gambar 3)
5. Amatilah bayangan pada cermin cekung tersebut kemudian catatlah hasil
pengamatanmu dalam tabel hasil pengamatan.
129
D. Hasil eksperimen
Bayangan Pada Cermin Cekung
Keadaan
Jarak lilin dengan
Jarak lilin hampir
cermin 15 cm
menempel cermin
cekung
Besarnya bayangan pada
permukaan centong yang
cekung (sama, lebih besar,
lebih kecil)
Posisi bayangan pada
centong yang cekung (tegak
atau terbalik)
E. Diskusi dan Pembahasan
1. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya
lilin saat lilin dan sendok berjarak 15 cm? (sama, lebih besar atau lebih
kecil)
Jawab :
2. Bagaimanakah posisi bayangan lilin dalam sendok stainless dengan posisi
lilin dan sendok berjarak 15 cm? (tegak atau terbalik)
Jawab :
3. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya
lilin saat lilin hampir menempel sendok? (sama, lebih besar atau lebih
kecil)
Jawab :
4. Bagaimanakah posisi bayangan benda dalam sendok stainless dengan
posisi lilin saat lilin hampir menempel sendok? (tegak atau terbalik)
Jawab :
130
F. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa ketika jarak benda dan
jarak cermin cekung jauh maka akan terbentuk sifat bayangan ……………… dan
…… ………, sedangkan saat jarak antara benda dan cermin cekung berdekatan
akan terbentuk sifat bayangan ………… dan ……………….
131
Lembar Kerja Siswa (LKS 9)
Kelompok :
Anggota :
A. Tujuan : Membuat salah satu alat optik sederhana.
B. Alat dan Bahan
5. Kertas karton
6. Plastik mika
7. Gunting
8. Lem kertas
9. Air
C. Langkah Kerja
7. Siapkanlah alat yang harus disediakan.
8. Guntinglah kertas karton dengan ukuran 10 cm x 10 cm buatlah dua
potongan kertas karton yang sama ukurannya. (Seperti gambar 1)
9. Buatlah lingkaran di dalam masing-masing kertas karton tersebut dengan
ukuran yang sama. (seperti gambar 2)
10. Guntinglah lingkaran dalam karton tersebut dengan menggunakan gunting
sampai berlubang (seperti gambar 3)
lubang
lubang
132
11. Potonglah plastik mika dan sesuaikan besarnya lebih besar sedikit dari
lingkaran pada karton (seperti gambar 4)
lubang
mika
12. Tutuplah salah satu karton berlubang dengan plastik mika yang telah
kalian buat dan rekatkan dengan lem (seperti gambar 5)
mika
13. Setelah tertutup plastik mika tutuplah bagian permukaan karton dengan
karton yang satunya, dan posisikan lubang pada karton pertama tepat pada
lubang pada karton kedua. Dan rekatkanlah menggunakan lem. (seperti
gambar 6)
14. Tetesilah salah satu permukaan karton pada bagian plastik mika dengan
menggunakan air. (seperti gambar 7)
133
15. Dengan tetesan air yang masih di atas plastik mika, gunakanlah untuk
mengamati sebuah tulisan pada buku.(seperti gambar 8)
BUKU
16. Amati yang terjadi pada bagian tetesan air tersebut dan catatlah hasil
pengamatanmu pada tabel hasil eksperimen.
D. Hasil eksperimen
Ukuran huruf pada buku
Keadaan
Sama dengan
Lebih kecil dari
Lebih besar dari
ukuran asli pada
ukuran asli pada
ukuran asli
buku
buku
pada buku
Saat diamati dengan
plastik mika yang tidak
ada tetesan airnya
Saat diamati dengan
plastik mika yang ada
tetesan airnya
E. Diskusi dan Pembahasan
1. Bagaimanakah besarnya ukuran huruf saat tulisan dalam buku diamati
dengan plastik mika yang tidak di tetesi air ?
Jawab :
2. Bagaimanakah besarnya ukuran huruf saat tulisan dalam buku diamati
dengan plastik mika yang di tetesi air ?
Jawab :
134
3. Bagimanakah bentuk permukaan tetesan air pada plastik mika ? Berbentuk
cembung atau cekung?
Jawab :
F. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa tetesan air pada plastik
mika berfungsi sebagai lensa ……. Lup mempunyai fungsi untuk…………….
ukuran benda yang diamati.
135
Lampiran 3. Materi Pelajaran
1) SIFAT-SIFAT CAHAYA
Kita dapat melihat berbagai benda disekitar kita karena adanya cahaya.
Sifat- sifat cahaya antara lain merambat lurus, menembus benda bening, dapat
dipantulkan, dapat dibiaskan, dan cahaya putih dapat di uraikan menjadi
beberapa warna. Berikut ini penjelasannya :
a) Sifat cahaya merambat lurus
Berkas matahari yang masuk melalui celah-celah kecil dirumah
tampak seperti garis-garis putih yang lurus. Hal ini menunjukkan bahwa
sifat cahaya merambat lurus. Dengan demikian, jika cahaya yang
merambat terhalang oleh tembok atau karton cahaya tidak akan terlihat.
Cahaya lilin akan tampak dari lubang karton paling ujung jika letak
ketiga karton sejajar/ lurus. Namun, cahaya lilin tidak akan tampak jika
salah satu posisi atau letak karton digeser. Kegiatan ini menunjukkan
bahwa sifat cahaya merambat lurus. Bukti lain cahaya merambat lurus
adalah berkas cahaya lampu proyektor film yang diarahkan ke layar.
Berkas cahaya lampu mobil dan lampu proyektor tampak seperti garis
lurus, tidak berkelok-kelok.
136
b) Sifat cahaya menembus benda bening
Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah selain melalui
celah-celah kecil juga dapat melalui kaca jendela. Hal ini menunjukkan
sifat cahaya dapat menembus benda bening. Kaca yang bening dapat
ditembus cahaya dengan sempurna disebut benda bening. Sedangkan
benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda gelap. Contoh
benda gelap adalah tembok, kayu, kaleng, batu, dan sebagainya. Cahaya
jika mengenai benda bening akan diteruskan sehingga berkas cahaya akan
tampak dibalik benda bening tersebut.
c) Sifat cahaya dapat dipantulkan
Kita dapat melihat penampilan kita sebelum berangkat sekolah
dengan bercermin. Cermin adalah benda yang permukaannya licin dan
mengkilap. Ketika kita bercermin akan terbentuk bayangan pada cermin
yang sama seperti benda asli. Hal ini karena pemantulan cahaya pada
cermin merupakan pemantulan teratur. Pemantulan teratur adalah
pemantulan ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya licin dan
halus/rata. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau
tidak rata, pemantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah.
Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
Berdasarkan permukaannya, cermin digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu: cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Bayangan yang
terbentuk pada ketiga cermin tersebut akan berbeda- beda.
137
i) Bayangan pada cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang bidang pantulnya datar.
Contoh cermin datar adalah cermin yang kita gunakan untuk berkaca.
Bayangan yang terbentuk pada cermin datar adalah tegak, sama besar
dengan aslinya.
ii) Bayangan pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang permukaan bidang
pantulnya cekung. Contohnya bagian dalam sendok sayur stainless
yang mengkilap. Sifat bayangan pada cermin cekung bermacammacam. Jika letak benda dekat dengan cermin cekung, maka bayangan
bersifat tegal diperbesar. Jika letak benda jauh dari cermin cekung
maka bayangan yang terbentuk bersifat terbalik dan lebih kecil dari
aslinya.
iii) Bayangan pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin yang permukaan bidang
pantulnya cembung. Contohnya adalah bagian terluar sendok sayur
yang mengkilap dan kaca spion pada kendaraan. Sifat bayangan yang
terbentuk pada cermin cembung adalah tegak dan lebih kecil dari
bendanya.
d) Sifat cahaya dapat dibiaskan
Salah satu sifat cahaya adalah bahwa cahaya dapat menembus
benda bening, misalnya kaca, air, udara, intan, dan es. Cahaya merambat
138
dengan kecepatan yang berbeda pada medium yang berbeda. Perubahan
arah atau pembelokan arah rambatan cahaya itu disebut pembiasan cahaya.
Cahaya yang datang dari medium renggang ke medium yang rapat
dibiaskan mendekati garis normal. Medium renggang misalnya udara, dan
medium rapat misalnya air. Garis normal adalah garis yang tegak lurus
pada medium. Sebaliknya, cahaya yang datang dari medium rapat ke
medium renggang dibiaskan menjauhi garis normal.
e) Sifat cahaya dapat diuraikan.
Cahaya yang terpancar dari lampu senter atau cahaya matahari
berwarna putih sehingga disebut sebagai cahaya putih. Ketika cahaya putih
tersebut mengenai prisma atau air, warna cahaya tersebut berubah tidak
putih lagi. Cahaya putih telah mengalami pembiasan kemudian diuraikan
menjadi bermacam-macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Warna-warna cahaya membentuk cahaya putih itu disebut
spektrum.
Cahaya matahari yang terlihat putih, sebenarnya perpaduan dari
berbagai warna cahaya yang disebut sperktrum. Tetesan hujan
membiaskan cahaya matahari sehingga warna putih cahaya matahari
terurai menjadi spectrum yang menyerupai pita-pita warna yang disebut
pelangi.
2) ALAT OPTIK
a) Mata
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting bagi manusia.
139
Fungsi dari bagian-bagian mata tersebut adalah sebagai berikut :
i) Kornea mata berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam
ii) Iris, berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
iii) Pupil berfungsi sebagai tempat keluar masuknya cahaya
iv) Lensa mata dapat berakomodasi
v) Retina merupakan tempat terbentuknya bayangan yang akan dikirim ke
syaraf.
Kelainan atau gangguan mata :
i) Rabun Jauh (miopi)
Rabun jauh adalah cacat mata berupa ketidakmampuan untuk melihat
benda yang berjarak jauh. Cacat mata ini dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa cekung.
ii) Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat adalah cacat mata berupa ketidakmampuan untuk melihat
benda yang berjarak dekat. Cacat mata ini dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa cembung.
iii) Cacat mata tua (presbiopi)
Cacat mata ini merupakan ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang berjarak jauh maupun dekat. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap.
iv) Astigmatisma
140
Astigmatisma adalah kelainan mata yang disebabkan kelengkungan
kornea matanya yang tidak berbentuk bola sehingga sinar-sinar yang
masuk tidak terpusat sempurna.
c. Kaca Pembesar (Lup)
Lup merupakan kaca pembesar yang paling sederhana, kaca pembesar ini
terdiri dari satu buah lensa cembung.
d. Kamera
Kamera atau alat pemotretan adalah alat optic yang digunakan untuk
membentuk gambar suatu benda. Dalam kamera terdapat diafragma yang
berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk kedalam kamera.
e. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optic yang berguna untuk mengamati benda-benda
renik, misalnya bakteri. Pada dasarnya mikroskop terdiri atasdua lensa
cembung. Lensa cembung yang letaknya dekat dengan benda disebut lensa
obyektif sedangkan lensa cembung yang dekat dengan mata disebut lensa
okuler.
141
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I
SOAL EVALUASI IPA
Nama
: ……………………
No Absen
: ………………..
A. Pilihlah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Cahaya bergerak dengan lintasan yang ….
a. berliku-liku
c. lurus
b. bergelombang
d. memantul
2. Berikut ini benda yang dapat ditembus cahaya adalah….
a. air bening
c. buku
b. susu
d. kopi
3. Jika sebuah cahaya mengenai benda bening, maka cahaya tersebut
akan…..
a. dipantulkan
c. dibelokkan
b. diserap
d. diteruskan
4. Cahaya yang dapat diuraikan menjadi berbagai macam warna adalah
cahaya….
a. hitam
c. hijau
b. merah
d. putih
5. Perhatikan pernyataan berikut:
i. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada pada satu
bidang datar
ii. Besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul
iii. cahaya yang mengenai benda bening akan dipantulkan
iv. cahaya yang mengenai benda gelap akan dipantulkan.
Berikut ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai
pemantulan cahaya adalah …..
a. i dan iv
c. i, iii, dan iv
142
b. i, ii dan iii
d. i, ii, dan iv
6. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut….
a. sumber cahaya
c. sumber panas bumi
b. benda bening
d. bayangan
7. Pemasangan kaca jendela pada gedung memanfaatkan salah satu sifat
cahaya yaitu….
a. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
d. cahaya dapat
dibiaskan benda bening
8. Di antara objek berikut yang tidak bisa memantulkan cahaya adalah
….
a. besi
c. kayu
b. kaca bening
d. kain warna gelap
9. Warna yang terbentuk jika cakram warna diputar dengan cepat
adalah….
a. merah
c. putih
b. hitam
d. biru
10. Perhatikan pernyataan berikut ini :
i.
dasar kolam tampak lebih dangkal
ii.
cahaya masuk melalui kaca jendela
iii.
terbentuknya pelangi
iv.
pensil di dalam gelas yang berisi air terlihat bengkok
hal yang menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya adalah ….
a. i dan ii
c. i, ii, dan iv
b. ii dan iii
d. i, iii, dan iv
c. i, ii, dan iv
d. i, iii dan iv
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban singkat dan benar !
1. Cahaya yang melalui dua medium yang berbeda kerapatannya
akan….
143
2. Cahaya dapat menembus benda…..
3. Dasar air kolam yang bening akan terlihat dangkal, hal ini adalah
salah satu contoh sifat cahaya….
4. Cahaya yang merambat lurus kemudian mengenai benda gelap
akan menghasilkan…..
5. Kita dapat melihat benda karena cahaya…… oleh benda tersebut
6. Cahaya dari medium yang mempunyai kerapatan tinggi menuju
medium yang kerapatannya renggang akan dibiaskan …… garis
normal.
7. Kaca pada spion mobil digunakan untuk melihat kendaraan lain
dibelakangnya. Hal ini disebabkan karena menggunakan kaca
spion cahaya dapat…….
8. Benda yang tidak dapat meneruskan cahaya disebut dengan
benda….
9. Jika bidang pantul tidak rata yang akan terjadi adalah
pemantulan…..
10. Sumber cahaya terbesar dimuka bumi adalah…..
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas !
1. Sebutkan 3 contoh sumber cahaya !
Jawab :
2. Sebutkan 2 contoh benda gelap dan 2 contoh benda bening !
Jawab :
3. Sebutkan 2 peristiwa sehari-hari yang sesuai dengan penerapan sifat
cahaya dapat dibiaskan!
Jawab:
144
4. Bagaimanakah proses terjadinya pelangi ?
Jawab :
5. Sebutkan 3 macam sifat cahaya yang kamu ketahui !
Jawab :
145
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. C
6. A
2. A
7. B
3. D
8. B
4. D
9. C
5. D
10. C
B. Isian Singkat
1. Dibiaskan
6. Menjauhi
2. Bening
7. Memantulkan Cahaya
3. Dapat dibiaskan
8. Gelap
4. Bayangan
9.Baur/ Difus
5. Dipantulkan
10. Matahari
C. Uraian
1. a. matahari
b. lampu
c. senter
d. lilin
2. a. benda gelap : kayu, besi, kain warna gelap
b. benda bening : gelas kaca, kaca jendela, botol plastik air
minum.
3. a. dasar kolam tampak lebih dangkal
146
b. bintang dilangit tampak lebih tinggi
c. pensil di dalam gelas yang berisi air terlihat bengkok
4. Pelangi terbentuk dari cahaya matahari yang dibiaskan oleh
titik-titik air hujan kemudian diuraikan menjadi warna pelangi.
5. a. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
c. cahaya dapat dipantulkan
d. cahaya dapat dibiaskan
e. cahaya dapat diuraikan
147
KISI- KISI SOAL EVALUASI
Mata Pelajaran : IPA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda, Isian singkat, uraian
Kelas/ Semester : VA/ II
Jumlah Soal : 10 Pilihan Ganda, 10 isian, 5 uraian.
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.
Kompetensi
Dasar
6.1
Indikator Materi
1. Menyebutkan
Mendiskripsikan
berbagai macam
sifat-sifat cahaya
sumber cahaya.
Materi
Pokok
Sifatsifat
cahaya
Indikator Soal
1. Siswa
dapat
menyebutkan berbagai
sumber cahaya
2. Siswa
dapat
menjelaskan
pengertian
sumber
cahaya.
3. Siswa
dapat
mengklasifikasikan
berbagai
macam
contoh sumber cahaya.
1. Siswa
dapat
menyebutkan bahwa
cahaya
merambat
dengan lintasan lurus.
2. Siswa
dapat
menentukan dampak
adanya
cahaya
merambat lurus yang
mengakibatkan adanya
2. Menjelaskan sifat
cahaya merambat
lurus.
148
Jenjang
Berpikir
C1
Bentuk
Soal
PG
No Soal
6
C2
Isian
singkat
10
C2
uraian
1
C1
PG
1
C3
Isian
singkat
4
3.
4. Menjelaskan sifat
1.
cahaya menembus
benda bening.
2.
3.
5. Mengklasifikasikan
1.
perbedaan benda
gelap dan benda
2.
bening.
6. Menjelaskan
1.
cahaya dapat
2.
149
bayangan.
Siswa
dapat
menyebutkan berbagai
sifat-sifat cahaya
Siswa
dapat
menentukan
contoh
benda yang dapat
ditembus cahaya.
Siswa
dapat
menjelaskan dampak
ketika
cahaya
menembus
benda
bening cahaya akan
diteruskan.
Siswa
dapat
menyebutkan bahwa
cahaya
dapat
menembus
benda
bening.
Siswa
dapat
menyebutkan bahwa
benda gelap tidak
dapat
meneruskan
cahaya.
Siswa
dapat
memberikan
contoh
benda gelap dan benda
bening.
Siswa dapat memberi
contoh
benda-benda
yang
dapat
memantulkan cahaya.
Siswa
dapat
C1
uraian
5
C3
PG
2
C2
PG
3
C1
Isian
singkat
C2
Isian
singkat
8
C2
uraian
2
C2
PG
8
C2
Isian
5
2
dipantulkan.
menjelaskan dampak
pemantulan cahaya.
3. Siswa
dapat
membedakan
pemantulan teratur dan
pemantulan baur.
4. Siswa
dapat
mengelompokkan
pernyataan yang benar
mengenai pemantulan
cahaya.
7. Menjelaskan sifat
singkat
C2
dibiaskan
4. .
1. Siswa dapat mengingat
kembali cahaya putih
jika diuraikan akan
menjadi
berbagai
8. Menjelaskan sifat
cahaya dapat
150
9
PG
5
PG
10
isian
singkat
3
Isian
singkat
1, 6
PG
4
C4
1. Siswa
dapat C4
mengelompokkan
pernyataan yang benar
mengenai pembiasan
cahaya
2. Siswa dapat memberi C2
contoh
peristiwa
disekitarnya
sesuai
penerapan sifat cahaya
dapat dibiaskan.
3. Siswa
dapat
C2
menjelaskan
konsep
pembiasan
cahaya
dengan tepat.
cahaya dapat
Isian
singkat
C1
diuraikan.
macam warna.
2. Siswa
dapat
menjelaskan dampak
jika cakram warna
diputar
dengan
kecepatan tinggi.
9. Mengkaitkan sifat
C2
PG
9
C4
uraian
4
1. Siswa
dapat
C3
menentukan penerapan
pembiasan
cahaya
dalam
kehidupan
sehari-hari
2. Siswa
dapat
mengimplementasikan C3
penerapan pemantulan
cahaya
dalam
kehidupan sehari-hari
3. Siswa
dapat C3
mengimplementasikan
penerapan
cahaya
menembus
benda
bening
dalam
kehidupan sehari-hari.
Uraian
3
Isian
singkat
7
PG
7
3. Siswa
dapat
menguraikan
proses
terjadinya pelangi
cahaya dengan
proses terjadinya
pelangi.
10. Mendiskusikan
sifat-sifat cahaya
dalam penerapan di
kehidupan seharihari
151
Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus II
SOAL EVALUASI IPA
Nama
:………………………………………..
No Absen
:………………………………………..
Kelas
:………………………………………..
A. Pilihlah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Cermin yang permukaan pantulnya berbentuk cekungan disebut….
a. cermin cekung
c. cermin datar
b. cermin cembung
d. cermin silinder
2. Jarak bayangan dengan jarak benda yang berada di depan cermin datar adalah….
a. lebih pendek
c. sama panjang
b. lebih panjang
d. berbeda panjangnya
3. Berikut ini adalah sifat-sifat bayangan:
i.
maya
ii.
sama besar
iii.
lebih kecil
iv.
tegak
v.
terbalik
Dari sifat bayangan diatas yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung adalah….
a. i, iii, iv
c. i, iii, v
b. i, ii, v
d. i, ii, iv
4. Cermin yang digunakan pada kaca spion mobil adalah….
a. cermin datar
c. cermin cembung
b. cermin cekung
d. cermin cembung cekung
5. Disetiap persimpangan jalan biasanya di pasang cermin cembung berguna untuk ….
a. melihat keadaan jalan sekitar
c. sebagai aturan pemerintah
b. memperindah jalan
d. alat penerangan jalan
152
6. Jika pulpen diletakkan di depan sendok yang berbentuk cekung dari jarak yang dekat,
maka bayangan yang terbentuk adalah….
a. maya, tegak, diperkecil
c. nyata, tegak, diperbesar
b. maya, terbalik, diperkecil
d. nyata, terbalik, diperbesar
7. Ketika kita bercermin menggunakan cermin cembung, ukuran bayanagan yang terbentuk
adalah….
a. lebih kecil
c. sama besar
b. lebih besar
d. tidak ada perubahan dari benda asli
8. Penderita rabun jauh ditolong dengan menggunakan kacamata lensa…
a. positif
c. netral
b. negative
d. positif dan negatif
9. Alat optik yang cara kerjanya sama dengan mata kita adalah ….
a. lup
c. kamera
b. mikroskop
d. teropong
10. Berikut ini adalah sifat-sifat bayangan:
i.
maya
ii.
sama besar
iii.
lebih kecil
iv.
tegak
v.
terbalik
Dari sifat bayangan tersebut yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar adalah….
a. i, iii, iv
c. i, iii, v
b. i, ii, v
d. i, ii, iv
153
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar !
1. Sifat bayangan pada cermin datar adalah……..
2. Jika kita bercermin hendaknya menggunakan cermin…..
3. Kaca yang berada di tikungan memanfaatkan sifat bayangan pada cermin….
4. Bagian dalam lampu mobil atau center memanfaatkan cermin….
5. Jenis teropong yang digunakan pada kapal selam adalah….
6. Jika kita melihat benda dengan menggunakan lup maka benda tersebut akan terlihat….
7. Gangguan pada mata yang dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa ganda
adalah….
8. Alat yang digunakan tukang reparasi jam untuk melihat bagian mesin yang rusak
adalah…
9. Lup sederhana pada dasarnya yaitu sebuah lensa berbentuk.….
10. Jika kita ingin mengamati hewan yang sangat kecil kita bisa menggunakan alat optik
berupa ….
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas !
1. Sebutkan 3 alat optik yang kamu ketahui !
Jawab : a. ……………………
b. ……………………
c. ……………………
2. Sebutkan sifat bayangan pada cermin cekung saat benda berada jauh di depan cermin dan
saat benda berada di dekat cermin !
Jawab : a. saat benda jauh di depan cermin :
b. saat benda dekat dengan cermin :
3. Bagaimanakah penerapan penggunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab :
154
4. Sebutkan 2 contoh benda yang menggunakan cermin datar !
Jawab : a. …………………………………..
b. …………………………………..
5. Bagaimanakah cara kerja lup atau kaca pembesar ?
Jawab :
155
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. A
6. C
2. C
7. A
3. A
8. B
4. C
9. C
5. A
10. D
B. Isian Singkat
1. Tegak, sama besar, maya
6. Lebih Besar
2. Datar
7. Hipermetropi
3. Cembung
8. Lup
4. Cekung
9.Cembung
5. Periskop
10. Mikroskop
C. Uraian
1.
Lup, periskop, mikroskop, teropong, kamera
2. a. saat benda jauh didepan cermin : terbalik, maya , lebih kecil
b. saat benda dekat dengan cermin : tegak, lebih besar, nyata
3. penerapan penggunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari adalah
digunakan sebagai kaca spion motor atau mobil.
4. Kaca jendela, kaca almari, kaca rias
156
5. Cara kerja lup adalah dengan menggunakan lensa cembung pada lup dapat
digunakan untuk mengamati benda yang ukurannya lebih kecil.
157
KISI- KISI SOAL EVALUASI
Mata Pelajaran : IPA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda, Isian singkat, uraian
Kelas/ Semester : V/ II
Jumlah Soal : 10 Pilihan Ganda, 10 isian, 5 uraian.
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.
Kompetensi
Dasar
6.1
Indikator Materi
3. Menyebutkan sifat
Mendiskripsikan
bayangan yang
sifat-sifat cahaya
terjadi pada cermin
Materi
Pokok
Sifat- sifat
cahaya
Indikator Soal
4. Siswa
dapat
menyebutkan berbagai
jenis cermin
datar, cermin
Jenjang
Berpikir
C1
5. Siswa
dapat
menjelaskan
sifat
bayangan pada cermin
datar
C2
11. .Siswa
dapat
menyebutkan
sifat
bayangan pada cermin
cekung.
12. Siswa
dapat
mendeferensiasikan
sifat bayangan pada
cermin cekung
C1
Bentuk
Soal
PG
No Soal
1
PG
2
Isian
singkat
1
PG
6
uraian
2
cembung dan cermin
cekung.
4. Membedakan sifat
bayangan pada
cermin datar, cermin
cembung dan cermin
158
C4
cekung.
5. Mendiskusikan
4. Siswa
dapat
menjelaskan
fungsi
penggunaan
cermin
cembung
pada
kehidupan sehari-hari.
manfaat cermin
datar, cermin
cekung, dan cermin
C2
5. Siswa
dapat C2
menjelaskan
fungsi
penggunaan
cermin
datar pada kehidupan
sehari-hari.
cembung dalam
kehidupan sehari-
PG
5
uraian
3
Isian
singkat
2
PG
4
Isian
singkat
3
hari.
6. Menentukan
penerapan manfaat
bayangan pada
cermin dalam
kehidupan seharihari.
159
3. Siswa
menentukan
benda
menggunakan
cembung.
dapat
contoh
yang
cermin
4. Siswa
menentukan
benda
menggunakan
cekung.
dapat
contoh
yang
cermin
5. Siswa
menentukan
benda
menggunakan
dapat
contoh
yang
cermin
C3
C3
Isian
singkat
4
C3
Uraian
4
datar.
7. Mendeferensiasikan
sifat bayagan pada
1. Siswa
dapat
mendeferensiasikan
sifat bayangan pada
cermin cembung.
C4
PG
3
2. Siswa
dapat
mendeferensiasikan
sifat bayangan pada
cermin datar
C4
PG
10
Isian
singkat
6
cermin datar, cermin
cembung dan cermin
cekung..
6.2 Membuat
8. Membuat kaca
suatu karya/
pembesar/ lup
model, misal
melalui percobaan
periskop atau
sederhana
5. Siswa
dapat C3
menentukan
fungsi
penggunaan lup dalam
kehidupan sehari-hari.
lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat9. Menyebutkan alat
sifat cahaya.
optik yang dapat
membantu
160
6. Siswa
dapat
menentukan penerapan
sifat lensa terhadap
penggunaan lup.
C3
Isian
singkat
9
7. Siswa
dapat
menguraikan cara kerja
lup
4. Menyebutkan macammacam alat optik
C4
uraian
5
C1
PG
9
uraian
1
pengelihatan
10. Mendiskusikan
1. Siswa
dapat
menentukan penerapan
penggunaan alat optik
bagi kehidupan seharihari.
manfaat alat optik
dalam kehidupan
C2
PG
8
Isian
singkat
5,7,8,10
Uraian
3
PG
7
sehari-hari .
11. Mengkaitkan sifat
4. Siswa
dapat
C3
menentukan penerapan
pembiasan
cahaya
dalam
kehidupan
sehari-hari
5. Siswa
dapat
mengimplementasikan C3
penerapan pemantulan
cahaya
dalam
kehidupan sehari-hari
cahaya dengan
penggunaan alat
optik dalam
kehidupan seharihari .
161
Lampiran 6. Hasil Observasi
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 1
Aspek yang Diamati
Ya
Guru
mendemonstrasikan
suatu percobaan.
Guru
mengkaitkan
sebuah
fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati percobaan
awal yang dilakukan.
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati dan ikut
berdiskusi
dalam
pengkaitan fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran.
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan hipotesis
awal percobaan yang
akan dilakukan.
Guru membimbing
siswa
dalam
pembagian kelompok
˅
162
˅
˅
˅
Tidak
Deskripsi
Guru
telah
melakukan
percobaan awal dengan
sederhana
Guru
menjelaskan
perbedaan siang dan malam
pada siswa
Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa saat
siswa
melakukan
pengamatan pada percobaan
awal.
Guru bertanya apa dampak
jika malam hari tidak ada
listrik dan cahaya dari bulan.
˅
Guru
memberikan
pertanyaan yang menjurus
pada sifat-sifat cahaya.
˅
Guru
membagi
siswa
kedalam 8 kelompok secara
heterogen.
untuk percobaan.
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
langkah
kegiatan
yang akan dilakukan
siswa.
Guru membimbing
dan
mendampingi
siswa
pada
saat
melakukan
percobaan.
˅
˅
Guru membimbing
siswa
dalam
melakukan
diskusi
hasil percobaan.
˅
Guru belum menjelaskan
langkah kegiatan dalam
LKS, guru hanya meminta
siswa membaca langkah
kerja secara mandiri.
Guru membimbing siswa
saat melakukan eksperimen
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS. Guru juga
membantu
menjelaskan
langkah kerja dalam LKS
yang belum dipahami oleh
siswa.
Guru sebagai moderator
dalam
diskusi
ketika
perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerjanya.
Guru
bersama
siswa
berdiskusi
mengenai
penerapan sifat cahaya
dalam kehidupan seharihari.
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan aplikasi
konsep
materi
pelajaran
terhadap
kehidupan
seharihari.
˅
6.
Evaluasi
Guru
memberikan
kesempatan
siswa
bertanya
tentang
materi yang belum
jelas.
Guru
memberikan
soal evaluasi
˅
Guru menanyakan tentang
materi pelajaran yang belum
dipahami oleh siswa.
˅
Guru melakukan evaluasi
secara
lisan
dengan
menunjuk beberapa siswa
untuk menyebutkan macam
sifat cahaya yang telah
dipelajari hari itu.
Observer
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
163
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 1
Aspek yang Diamati
Siswa melakukan tanya
jawab dan ikut terlibat
dalam percobaan awal
yang dilakukan oleh
guru
Siswa
menyebutkan
fenomena alam yang
terjadi
yang
ada
kaitannya
dengan
materi pelajaran.
Siswa
mengamati
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Ya
˅
Siswa
belum
terlibat
langsung pada percobaan
awal yang dilakukan guru
Siswa
pertanyaan
perbedaan
malam.
˅
Siswa mengamati tetapi
masih ada siswa yang
belum memperhatikan saat
guru melakukan percobaan
awal.
Siswa
menjawab
pertanyaan guru tentang
dampak jika pada malam
hari tidak ada aliran listrik
dan cahaya bulan maka kita
tidak akan bisa melihat
karena bumi akan gelap.
Siswa membuat hipotesis
bahwa sifat cahaya ada 3
macam.
˅
Siswa
merumuskan
hipotesis
awal
percobaan dari hasil
pengamatan percobaan
awal yang dilakukan
guru.
Siswa bekerja secara
berkelompok
untuk
melakukan percobaan
˅
164
Deskripsi
˅
Siswa memperhatikan
pemaparan
guru
berkaitan
dengan
fenomena alam yang
berkaitan
dengan
materi pelajaran.
Siswa memperhatikan
guru saat menjelaskan
Tidak
˅
˅
menjawab
guru tentang
siang
dan
Siswa
bekerja
dalam
kelompok, satu kelas dibagi
menjadi 8 kelompok secara
heterogen.
Siswa membaca sendiri
langkah kerja dalam LKS.
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
langkah
kerja
percobaan
Siswa
melakukan
percobaan berdasarkan
langkah kerja yang
telah dijelaskan guru
secara berkelompok.
Siswa melakukan tanya
jawab dalam diskusi
kelompok
untuk
menggali
informasi
hasil percobaan.
Siswa mencari aplikasi
konsep materi pelajaran
yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Siswa melakukan tanya
jawab dengan guru
berkaitan
dengan
materi yang belum
jelas.
Siswa
mengerjakan
soal evaluasi
˅
˅
Masih banyak siswa belum
memahami langkah kerja
dalam LKS dan banyak
dari siswa yang bertanya
kepada guru.
Siswa melakukan diskusi
dalam kelompok untuk
menjawab
soal
hasil
pembahasan dalam LKS.
˅
Siswa dibimbing guru
melakukan diskusi kelas
untuk mencari aplikasi sifat
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
˅
Siswa menanyakan kepada
guru mengenai materi
pelajaran
yang
belum
mereka pahami.
˅
Siswa yang ditunjuk guru
menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
yang
telah
dipelajari.
Observer
Eka Wulan Andriyani
NIM 10108241047
165
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 2
Aspek yang Diamati
Ya
Guru
mendemonstrasikan
suatu percobaan.
Guru
mengkaitkan
sebuah
fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati percobaan
awal yang dilakukan.
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati dan ikut
berdiskusi
dalam
pengkaitan fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran.
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan hipotesis
awal percobaan yang
akan dilakukan.
Guru membimbing
siswa
dalam
pembagian kelompok
untuk percobaan.
˅
166
˅
˅
˅
Tidak
Deskripsi
Guru
telah
melakukan
percobaan awal dengan
sederhana
Guru
menjelaskan
perbedaan kedalaman kolam
renang ketika dilihat dari
tepian kolam.
Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa saat
siswa
melakukan
pengamatan pada percobaan
awal.
Guru bertanya apa yang
terjadi ketika setelah hujan
muncul matahari.
˅
Guru
memberikan
pertanyaan ada berapakah
jumlah sifat cahaya.
˅
Guru
membagi
siswa
kedalam 8 kelompok secara
heterogen.
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
langkah
kegiatan
yang akan dilakukan
siswa.
Guru membimbing
dan
mendampingi
siswa
pada
saat
melakukan
percobaan.
˅
˅
Guru membimbing
siswa
dalam
melakukan
diskusi
hasil percobaan.
˅
Guru belum menjelaskan
langkah kegiatan dalam
LKS, guru hanya meminta
siswa membaca langkah
kerja secara mandiri.
Guru membimbing siswa
saat melakukan eksperimen
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS. Guru juga
membantu
menjelaskan
langkah kerja dalam LKS
yang belum dipahami oleh
siswa.
Guru sebagai moderator
dalam
diskusi
ketika
perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerjanya.
Guru
bersama
siswa
berdiskusi
mengenai
penerapan sifat cahaya
dalam kehidupan seharihari.
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan aplikasi
konsep
materi
pelajaran
terhadap
kehidupan
seharihari.
˅
6.
Evaluasi
Guru
memberikan
kesempatan
siswa
bertanya
tentang
materi yang belum
jelas.
Guru
memberikan
soal evaluasi
˅
Guru menanyakan tentang
materi pelajaran yang belum
dipahami oleh siswa.
˅
Guru melakukan evaluasi
secaratertulis
dengan
membagikan
lembar
evaluasi berjumlah 25 soal.
Observer
Dhesi Indraswari
NIM 10108241056
167
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 1 Februari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 2
Aspek yang Diamati
Siswa melakukan tanya
jawab dan ikut terlibat
dalam percobaan awal
yang dilakukan oleh
guru
Siswa
menyebutkan
fenomena alam yang
terjadi
yang
ada
kaitannya
dengan
materi pelajaran.
Siswa
mengamati
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Siswa memperhatikan
pemaparan
guru
berkaitan
dengan
fenomena alam yang
berkaitan
dengan
materi pelajaran.
Siswa
merumuskan
hipotesis
awal
percobaan dari hasil
pengamatan percobaan
awal yang dilakukan
guru.
Siswa bekerja secara
berkelompok
untuk
melakukan percobaan
Siswa memperhatikan
guru saat menjelaskan
langkah
kerja
168
Ya
Tidak
˅
˅
Deskripsi
Siswa
belum
diberi
kesempatan untuk terlibat
langsung pada percobaan
awal yang dilakukan guru
Siswa
menyebutkan
perbedaan
kedalaman
kolam renang ketika dilihat
dari tepian kolam akan
terlihat lebih dangkal.
Siswa mengamati tetapi
masih ada siswa yang
belum memperhatikan saat
guru melakukan percobaan
awal.
Siswa
menjawab
pertanyaan guru bahwa
akan muncul pelangi ketika
setelah turun hujan dan
matahari muncul dilangit.
˅
˅
˅
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru
dan
membuat hipotesis bahwa
sifat cahaya ada 5.
˅
Siswa
bekerja
dalam
kelompok, satu kelas dibagi
menjadi 8 kelompok secara
heterogen.
Siswa membaca sendiri
langkah kerja dalam LKS.
˅
percobaan
Siswa
melakukan
percobaan berdasarkan
langkah kerja yang
telah dijelaskan guru
secara berkelompok.
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
˅
Siswa
melakukan
eksperimen tetapi masih
banyak
siswa
belum
memahami langkah kerja
dalam LKS dan banyak
dari siswa yang bertanya
kepada guru.
Siswa melakukan diskusi
dalam kelompok untuk
menjawab
soal
hasil
pembahasan dalam LKS.
Siswa melakukan tanya
jawab dalam diskusi
kelompok
untuk
menggali
informasi
hasil percobaan.
Siswa mencari aplikasi
konsep materi pelajaran
yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
˅
˅
Siswa dibimbing guru
melakukan diskusi kelas
untuk mencari aplikasi sifat
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa melakukan tanya
jawab dengan guru
berkaitan
dengan
materi yang belum
jelas.
Siswa
mengerjakan
soal evaluasi
˅
Siswa menanyakan kepada
guru mengenai materi
pelajaran
yang
belum
mereka pahami.
˅
Siswa mengerjakan soal
evaluasi di lembar jawaban
dengan tergesa-gesa karena
waktu pengerjaan soal
kurang.
Observer
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
169
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Rabu/ 8 Februari 2017
Siklus/Pertemuan
: II/1
Aspek yang Diamati
Ya
Guru
mendemonstrasikan
suatu percobaan.
V
Guru
mengkaitkan
sebuah
fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran
V
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati percobaan
awal yang dilakukan.
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati dan ikut
berdiskusi
dalam
pengkaitan fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran.
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan hipotesis
awal percobaan yang
akan dilakukan.
Guru membimbing
siswa
dalam
pembagian kelompok
untuk percobaan.
V
170
Tidak
Deskripsi
Guru
telah
melakukan
percobaan
awal
dan
melibatkan siswa dalam
percobaan
Guru menanyakan apakah
ada perbedaan bayangan
yang
terbentuk
saat
bercermin
menggunakan
cermin datar dan cermin
cembung.
Guru meminta beberapa
siswa untuk ikut melakukan
percobaan dan meminta
siswa lain mengamati.
V
Guru menanyakan tentang
contoh penggunaan cermin
cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
V
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis sifat
pada cermin datar, cekung
dan cembung.
V
Guru
membagi
siswa
kedalam 8 kelompok secara
heterogen
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
langkah
kegiatan
yang akan dilakukan
siswa.
Guru membimbing
dan
mendampingi
siswa
pada
saat
melakukan
percobaan.
Guru membimbing
siswa
dalam
melakukan
diskusi
hasil percobaan.
V
Guru menjelaskan langkah
kerja dalam LKS sebelum
meminta siswa melakukan
eksperimen.
V
Guru membimbing dan
mendampingi siswa saat
melakukan
eksperimen
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS
Guru sebagai moderator
ketika
ada
perwakilan
kelompok yang maju ke
depan
kelas
untuk
membacakan hasil diskusi
kelompoknya
Guru mendampingi siswa
dalam melakukan diskusi
kelas untuk menentukan
penerapan
penggunaan
cermin datar, cembung dan
cekung dalam kehidupan
sehari-hari.
V
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan aplikasi
konsep
materi
pelajaran
terhadap
kehidupan
seharihari.
V
6.
Evaluasi
Guru
memberikan
kesempatan
siswa
bertanya
tentang
materi yang belum
jelas.
Guru
memberikan
soal evaluasi
V
Guru menanyakan adakah
dari siswa yang belum
paham mengenai materi
pelajaran pada hari itu.
V
Guru memberikan evaluasi
secara lisan dan tertulis
dengan meminta siswa
menuliskan
sifat-sifat
bayangan pada cermin di
dalam buku tulis siswa.
Observer
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
171
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
2.
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Rabu/ 8 Februari 2017
Siklus /Pertemuan
: II/ 1
Aspek yang Diamati
Ya
Siswa
melakukan V
tanya jawab dan ikut
terlibat
dalam
percobaan awal yang
dilakukan oleh guru
Siswa menyebutkan V
fenomena alam yang
terjadi yang ada
kaitannya
dengan
materi pelajaran.
Siswa
mengamati V
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Siswa
memperhatikan
pemaparan
guru
berkaitan
dengan
fenomena alam yang
berkaitan
dengan
materi pelajaran.
Siswa merumuskan
hipotesis
awal
percobaan dari hasil
pengamatan
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Siswa bekerja secara
berkelompok untuk
melakukan percobaan
Siswa
memperhatikan guru
saat
menjelaskan
172
V
Tidak
Deskripsi
Siswa
terlibat
dalam
percobaan awal dengan
melakukan
pencerminan
pada kaca rias dan kaca
spion.
Siswa menyebutkan bahwa
ada perbedaan bayangan
yang terbentuk pada cermin
rias dan kaca spion.
Siswa yang tidak melakukan
percobaan
melakukan
pengamatan ketika teman
mereka
melakukan
percobaan awal.
Siswa menyebutkan bahwa
skaca spion merupakan
salah
satu
penerapan
penggunaan
cermin
cembung.
V
Siswa membuat hipoesis
bahwa sifat bayangan pada
cermin datar, cembung dan
cekung berbeda.
V
Siswa dibagi kedalam 8
kelompok secara heterogen
V
Siswa
bersama
guru
membaca langkah kerja
dalam LKS dan memahami
langkah
percobaan
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
kerja
Siswa
melakukan V
percobaan
berdasarkan langkah
kerja yang telah
dijelaskan
guru
secara berkelompok.
Siswa
melakukan V
tanya jawab dalam
diskusi
kelompok
untuk
menggali
informasi
hasil
percobaan.
Siswa
mencari V
aplikasi
konsep
materi pelajaran yang
berkaitan
dengan
kehidupan
seharihari.
Siswa
melakukan V
tanya jawab dengan
guru
berkaitan
dengan materi yang
belum jelas.
Siswa mengerjakan V
soal evaluasi
bersama
langkah
kerja
tersebut sebelum memulai
melakukan eksperimen.
Siswa melakukan percobaan
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS.
Siswa melakukan diskusi
bersama dengan anggota
kelompoknya
Siswa
dipimpin
guru
melakukan diskusi kelas
untuk
menentukan
penerapan
penggunaan
cermin datar, cekung dan
cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa menanyakan kepada
guru beberapa materi yang
belum mereka ketahui.
Siswa menuliskan sifat
bayangan pada cermin datar,
cembung dan cekung pada
buku tulis mereka.
Observer
Eka Wulan Andriyani
NIM 10108241047
173
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
2.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Sabtu/ 11 Februari 2017
Siklus/Pertemuan
: II/2
Aspek yang Diamati
Ya
Guru
mendemonstrasikan
suatu percobaan.
V
Guru
mengkaitkan
sebuah
fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati percobaan
awal yang dilakukan.
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk
mengamati dan ikut
berdiskusi
dalam
pengkaitan fenomena
alam yang terjadi
dengan
materi
pelajaran.
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan hipotesis
awal percobaan yang
akan dilakukan.
Guru membimbing
siswa
dalam
pembagian kelompok
untuk percobaan.
V
174
Tidak
Deskripsi
Guru
telah
melakukan
percobaan
awal
dan
melibatkan siswa dalam
percobaan
Guru menanyakan apakah
ada perbedaan ukuran huruf
ketika
tulisan
diamati
dengan kaca pembesar
V
Guru meminta beberapa
siswa untuk ikut melakukan
percobaan dan meminta
siswa lain mengamati.
V
Guru menanyakan tentang
contoh penggunaan alat
optik lain bagi kehidupan
sehari-hari
V
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis tentang
fungsi kaca pembesar.
V
Guru
membagi
siswa
kedalam 8 kelompok secara
heterogen
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
langkah
kegiatan
yang akan dilakukan
siswa.
Guru membimbing
dan
mendampingi
siswa
pada
saat
melakukan
percobaan.
Guru membimbing
siswa
dalam
melakukan
diskusi
hasil percobaan.
V
Guru menjelaskan langkah
kerja dalam LKS sebelum
meminta siswa melakukan
eksperimen.
V
Guru membimbing dan
mendampingi siswa saat
melakukan
eksperimen
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS
Guru sebagai moderator
ketika
ada
perwakilan
kelompok yang maju ke
depan
kelas
untuk
membacakan hasil diskusi
kelompoknya
Guru mendampingi siswa
dalam melakukan diskusi
kelas untuk menentukan
penerapan penggunaan alat
optik bagi kehidupan seharihari.
V
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing
siswa
dalam
menentukan aplikasi
konsep
materi
pelajaran
terhadap
kehidupan
seharihari.
V
6.
Evaluasi
Guru
memberikan
kesempatan
siswa
bertanya
tentang
materi yang belum
jelas.
Guru
memberikan
soal evaluasi
V
Guru menanyakan adakah
dari siswa yang belum
paham mengenai materi
pelajaran pada hari itu.
V
Guru memberikan soal
evaluasi yang berjumlah 25
soal.
Observer
Dhesi Indraswari
NIM 10108241056
175
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO
1.
Komponen
Eksperimen
Percobaan Awal
2.
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Sabtu/ 11 Februari 2017
Siklus /Pertemuan
: II/ 2
Aspek yang Diamati
Ya
Siswa
melakukan V
tanya jawab dan ikut
terlibat
dalam
percobaan awal yang
dilakukan oleh guru
Siswa menyebutkan V
fenomena alam yang
terjadi yang ada
kaitannya
dengan
materi pelajaran.
Siswa
mengamati V
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Siswa
memperhatikan
pemaparan
guru
berkaitan
dengan
fenomena alam yang
berkaitan
dengan
materi pelajaran.
Siswa merumuskan
hipotesis
awal
percobaan dari hasil
pengamatan
percobaan awal yang
dilakukan guru.
Siswa bekerja secara
berkelompok untuk
melakukan percobaan
Siswa
memperhatikan guru
saat
menjelaskan
176
V
Tidak
Deskripsi
Siswa
terlibat
dalam
percobaan awal dengan
melakukan
pengamatan
menggunakan
kaca
pembesar.
Siswa menyebutkan bahwa
ada
perbedaan
ukuran
tulisan
ketika
diamati
dengan kaca pembesar.
Siswa yang tidak melakukan
percobaan
melakukan
pengamatan ketika teman
mereka
melakukan
percobaan awal.
Siswa menyebutkan bahwa
teropong, mikroskop dan
kamera merupakan contoh
alat optik.
V
Siswa membuat hipoesis
bahwa fungsi kaca pembesar
adalah untuk memperbesar
ukuran benda.
V
Siswa dibagi kedalam 8
kelompok secara heterogen
V
Siswa
bersama
guru
membaca langkah kerja
dalam LKS dan memahami
langkah
percobaan
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
kerja
Siswa
melakukan V
percobaan
berdasarkan langkah
kerja yang telah
dijelaskan
guru
secara berkelompok.
Siswa
melakukan V
tanya jawab dalam
diskusi
kelompok
untuk
menggali
informasi
hasil
percobaan.
Siswa
mencari V
aplikasi
konsep
materi pelajaran yang
berkaitan
dengan
kehidupan
seharihari.
Siswa
melakukan V
tanya jawab dengan
guru
berkaitan
dengan materi yang
belum jelas.
Siswa mengerjakan V
soal evaluasi
bersama
langkah
kerja
tersebut sebelum memulai
melakukan eksperimen.
Siswa melakukan percobaan
sesuai dengan langkah kerja
dalam LKS.
Siswa melakukan diskusi
bersama dengan anggota
kelompoknya
Siswa
dipimpin
guru
melakukan diskusi kelas
untuk menentukan fungsi
dari alat optik yang lain
selain kaca pembesar.
Siswa menanyakan kepada
guru beberapa materi yang
belum mereka ketahui.
Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang dibagikan
oleh guru.
Observer
Ika Nurlatifah
NIM 10108241042
177
Lampiran 7.Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA
DAFTAR NILAI PRA SIKLUS
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
53
BELUM TUNTAS
2
MKM
53
BELUM TUNTAS
3
RS
63
BELUM TUNTAS
4
SFF
63
BELUM TUNTAS
5
ALN
66
BELUM TUNTAS
6
A
66
BELUM TUNTAS
7
ANF
66
BELUM TUNTAS
8
AS
76
TUNTAS
9
ACK
76
TUNTAS
10
AM
66
BELUM TUNTAS
11
BAP
63
BELUM TUNTAS
12
CK
66
BELUM TUNTAS
13
DH
76
TUNTAS
14
FLNS
56
BELUM TUNTAS
15
FNI
66
BELUM TUNTAS
16
FAR
70
BELUM TUNTAS
17
FH
60
BELUM TUNTAS
18
HNH
83
TUNTAS
19
IM
80
TUNTAS
20
IRA
80
TUNTAS
21
KK
86
TUNTAS
22
KN
63
BELUM TUNTAS
23
LK
60
BELUM TUNTAS
24
LLA
76
TUNTAS
25
MGG
76
TUNTAS
26
MA
60
BELUM TUNTAS
27
MFA
76
TUNTAS
178
28
MFF
76
TUNTAS
29
NAP
60
BELUM TUNTAS
30
NHAS
80
TUNTAS
31
NTRP
56
BELUM TUNTAS
32
NSN
60
BELUM TUNTAS
33
RAS
80
TUNTAS
34
RA
56
BELUM TUNTAS
35
SW
83
TUNTAS
36
YDJ
60
BELUM TUNTAS
37
ASAZ
76
TUNTAS
38
DNM
76
TUNTAS
39
MR
76
TUNTAS
JUMLAH NILAI
2684
RATA-RATA
68.8205
NILAI TERTINGGI
53
NILAI TERENDAH
83
JUMLAH SISWA TUNTAS
17
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
22
179
DAFTAR NILAI SIKLUS I
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
56
BELUM TUNTAS
2
MKM
63
BELUM TUNTAS
3
RS
53
BELUM TUNTAS
4
SFF
70
BELUM TUNTAS
5
ALN
60
BELUM TUNTAS
6
A
56
BELUM TUNTAS
7
ANF
76
TUNTAS
8
AS
80
TUNTAS
9
ACK
76
TUNTAS
10
AM
60
BELUM TUNTAS
11
BAP
50
BELUM TUNTAS
12
CK
56
BELUM TUNTAS
13
DH
80
TUNTAS
14
FLNS
63
BELUM TUNTAS
15
FNI
76
TUNTAS
16
FAR
76
TUNTAS
17
FH
76
TUNTAS
18
HNH
76
TUNTAS
19
IM
80
TUNTAS
20
IRA
63
BELUM TUNTAS
21
KK
76
TUNTAS
22
KN
76
TUNTAS
23
LK
63
BELUM TUNTAS
24
LLA
76
TUNTAS
25
MGG
76
TUNTAS
26
MA
70
BELUM TUNTAS
27
MFA
76
TUNTAS
28
MFF
76
TUNTAS
180
29
NAP
76
TUNTAS
30
NHAS
63
BELUM TUNTAS
31
NTRP
76
TUNTAS
32
NSN
60
BELUM TUNTAS
33
RAS
76
TUNTAS
34
RA
60
BELUM TUNTAS
35
SW
66
BELUM TUNTAS
36
YDJ
76
TUNTAS
37
ASAZ
80
TUNTAS
38
DNM
63
BELUM TUNTAS
39
MR
60
BELUM TUNTAS
JUMLAH NILAI
2691
RATA-RATA
69
NILAI TERTINGGI
50
NILAI TERENDAH
80
JUMLAH SISWA TUNTAS
20
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
19
181
DAFTAR NILAI SIKLUS II
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
50
BELUM TUNTAS
2
MKM
56
BELUM TUNTAS
3
RS
83
TUNTAS
4
SFF
76
TUNTAS
5
ALN
80
TUNTAS
6
A
76
TUNTAS
7
ANF
76
TUNTAS
8
AS
93
TUNTAS
9
ACK
80
TUNTAS
10
AM
80
TUNTAS
11
BAP
76
TUNTAS
12
CK
76
TUNTAS
13
DH
80
TUNTAS
14
FLNS
50
BELUM TUNTAS
15
FNI
76
TUNTAS
16
FAR
80
TUNTAS
17
FH
76
TUNTAS
18
HNH
83
TUNTAS
19
IM
76
TUNTAS
20
IRA
90
TUNTAS
21
KK
93
TUNTAS
22
KN
76
TUNTAS
23
LK
76
TUNTAS
24
LLA
80
TUNTAS
25
MGG
83
TUNTAS
26
MA
53
BELUM TUNTAS
27
MFA
86
TUNTAS
28
MFF
83
TUNTAS
182
29
NAP
76
TUNTAS
30
NHAS
86
TUNTAS
31
NTRP
76
TUNTAS
32
NSN
76
TUNTAS
33
RAS
86
TUNTAS
34
RA
60
BELUM TUNTAS
35
SW
83
TUNTAS
36
YDJ
76
TUNTAS
37
ASAZ
80
TUNTAS
38
DNM
80
TUNTAS
39
MR
90
TUNTAS
JUMLAH NILAI
3012
RATA-RATA
77.2308
NILAI TERTINGGI
50
NILAI TERENDAH
93
JUMLAH SISWA TUNTAS
34
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
5
183
Lampiran 8. Dokumentasi
Gambar 8. Siswa sedang mempraktekkan sifat cahaya dapat meramnbat lurus
Gambar 9. Siswa membuktikan cahaya dapat dibiaskan.
184
Gambar 10. Siswa mencari sifat bayangan pada cermin datar.
Gambar 11. Siswa membuat kaca Lup dari bahan sederhana.
185
Gambar 12. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Gambar 13. Siswa mengerjakan soal evaluasi
186
187
188
189
Download