BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dari bentuk
organisasi serta definisi yang bersifat sederhana seperti kelompok orang yang
bekerjasama, dan selanjutnya berkembang menjadi proses pembagian kerja dan
akhirnya terbentuklah sebuah sistem yang kompleks, merupakan cerminan betapa
urusan-urusan yang diselesaikan dalam organisasi semakin lama semakin rumit,
sehingga harus diikuti oleh sistem yang lebih akomodatif. Untuk mencapai tujuan
dari organisasi, setiap individu pelaksana organisasi menjalankan misi dariorganisasi,
yaitu dengan memberikan pelayanan kepada warga negara, memberikan perlindungan
dan rasa aman, mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan. Demi tercapainya
tujuan dalam suatu pelayanan pemerintahan, pegawai memerlukan lingkungan kerja
yang nyaman untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya pegawai dalam
menjalankan kegiatan pemerintahan, maka pegawai diperlukan perhatian lebih serius
terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuanorganisasi tercapai. Dengan semangat
kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih giat didalam melaksanakan
pekerjaannya. Sebaliknya dengan semangat kerja yang rendah pegawai tidak
mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Penciptaan lingkungan kerja bagi karyawan di Kantor Camat dalam
meningkatkan produktivitas dan gairah semangat kerja karyawan memang tidak
mudah.Kantor Camat perlu menciptakan lingkungan kerja dalam bentuk fisik dan non
fisik. Lingkungan kerja fisik berupa fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh
karyawan, bentuk tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih dan asri,
pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup dan lainya. Lingkungan
non fisik juga berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan, lingkungan yang
bersifat batiniah seperti hubungan pertemanan atau hubungan sosial antara anggota
organisasi. Lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang tidak bisa diabaikan,
Kantor Camat hendaknya mencerminkan kondisi kerja yang mendukung kerja satu
sama lain, kondisi yang diciptakan hendaknya bersifat kekeluargaan, komunikasi
yang baik dan pengendalian diri.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang karyawan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, tentu semangat kerja karyawan akan meningkat
dan kinerja karyawan akan baik pula. Suatu ruangan kerja yang tidak nyaman, panas,
sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang
bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan dalam
bekerja.
Rendahnya semangat kerja dapat dilihat dari tingkat kehadiran kerja yang
rendah, keterlambatan kerja yang tinggi, partisipasi dalam rapat yang kurang, inisiatif
yang rendah, tidak tercapainya target – target yang diinginkan oleh pemerintahan
setempat , tingginya laborturnover(tingkat keluar masuk kerja). Masalah – masalah
ini terjadi karena semangat kerja yang rendah yang dirasakan oleh karyawannya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga mereka merasa tidak nyaman untuk berada dikantor, selalu terlambat dalam
menyelesaikan pekerjaannya dan tidak hati – hati dan teliti dalam bekerja sehingga
menimbulkan angka kerusakan dan kecelakaan kerja, karena tidak adanya semangat
dalam melakukan suatu pekerjaan.
Lingkungan kerja yang kondusif yang menjadi perhatian di kantor camat,
sebab hal ini sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan dalam melaksanakan
tugas sehari-hari apa bila lingkungan baik maka karyawan akan lebih bersemangat
untuk bekerja dan sebaliknya apabila lingkungan kerja yang kurang baik maka akan
menyababkan penurunan semangat kerja karyawan.
Seperti yang diketahui di Kantor Camat Sinunukan merupakan bagian dari
pemerintahan yang menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat, baik
pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), pembentukan,
kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sebagai perangkat daerah, Camat mendapatkan pelimpahan kewenangan yang
bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu kecamatan juga akan mengemban
penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di kemukakan di atas,maka
yang menjadi permasalahan dalam penelitian yaitu “Apakah ada pengaruh antara
lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan di Kantor Camat sinunukan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara lingkungan kerja terhadap
semangat kerja karyawan di Kantor Camat sinunukan.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang di harapkan dari di laksanakannya
penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Manfaat Secara Ilmiah
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir
ilmiah,sistematis,bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan menuliskan
karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang di peroleh
dari ilmu administrasi Negara.
b. Manfaat Bagi Kantor Camat Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat di peroleh informasi
khususnya tentang bagaimana “PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
SEMANGAT KERJA KARYAWAN”.
c. Bagi Pihak Lain
Yaitu sebagai sumber informasi yang dapat di jadikan dasar perimbangan bagi
pihak lain yang mempunyai kepentingan serta sumber data dalam melakukan
penelitian dan objek tugas akhir yang sama.
1.5 Kerangka teori
Kerangka teori merupakan model kenseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang di defenisikan sebagai masalah yang
penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang dapat
dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai landasan berfikir untuk memecahkan masalah perlu adanya pedoman
teoritis yang membantu untuk itu perlu di susun suatu kerangka teori yang memuat
pokok-pokok fikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut
dilihat.Berdasarkanrumusan
di
atas,penelitian
menggambarkan
beberapa
teori,pendapat atau gagasan yang akan dijadikan tolak landasan berfikir dalam
penelitian ini.
1.5.1 Lingkungan Kerja
Sarwoto (2001) mengemukakan bahwa lingkungan kerja adalah tempat
dimana seseorang pegawai yang bekerja meliputi lingkungan fisik dan non fisik yang
dapat mempengaruhi semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaan. 1
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para karyawan melakukan
aktivitas bekerja.Lingkungan kerja dapat membawa dampak positif dan negatif bagi
karyawan dalam rangka mencapai hasil kerjanya. Lingkungan kerja dalam suatu
perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan
kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun
lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang
melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi
karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
memadai akan dapat menurunkan kinerja. Pada saat ini lingkungan kerja dapat
didesain sedemikian rupa untuk menciptakan hubungan kerja yang mengikat pekerja
1
Fathoni. Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
Jakarta.Rineka Cipta.
Universitas Sumatera Utara
dalam lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik adalah yang aman, tenteram,
bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman dan gangguan yang
dapat menghambat karyawan untuk bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang
kondusif akan membawa dampak baik bagi kelangsungan karyawan bekerja,
sebaliknya, lingkungan kerja yang kurang kondusif akan membawa dampak negatif
bagi kelangsungan karyawan bekerja.
Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja,
terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis.Sedangkan pengaruhnya itu
sendiri dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif.
Menurut Barry Render & Jay Heizer (2001:239), lingkungan kerja merupakan
lingkungan fisik tempat karyawan bekerja yang mempengaruhi kinerja, keamanan
dan mutu kehidupan kerja mereka.Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa
aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan
kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai, jika pegawai menyenangi lingkungan
kerja dimana ia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat bekerjanya
untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan
optimal prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar
bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
Menurut Mardiana (2005: 15) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana
pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif
Universitas Sumatera Utara
memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja
optimal. 2
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai
menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan
secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja
tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan
hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai
bekerja.
Menurut Gouzali saydam (2000:266) juga menyebutkan bahwa lingkungan
kerja merupakan kseeluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Menurut Sedarmayati (2009: 21) definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan
alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang
bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagaikelompok.
Definisi lingkungan kerja menurut Komarudin (2001: 87) adalah kehidupan
sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan
karyawan dalam melakukan tugasnya.
2
Hasibuan,Malayu S.P. 2005 Manajemen sumber daya manusia, edisi revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para
pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai
pengaruh bagi pekerja pada waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka
menjalankan operasi perusahaan.Lingkungan kerja mempunyai makna yang penting
bagi pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.
Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya produktivitas
perusahaan atau Kantor Camat.Oleh karenanya pengadaan fasilitas lingkungan kerja
yang baik adalah secukupnya saja, jangan sampai tenaga kerja merasa terlalu dimanja
dalam
bekerja,
sehingga
hasil
yang
dicapai
tidak
sesuai
dengan
yang
diharapkan.Sehubungan dengan hal tersebut, maka perencanaan dan pengaturan
lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal itu berpengaruh pada
jalannya operasi perusahaan.Dan juga pengertian lingkungan kerja yang dikemukakan
oleh para ahli tersebut maka dapat disimpulkanjuga bahwa lingkungan kerja adalah
lingkungan dimana karyawan melakukan pekerjaan dapat memberikan rasa aman dan
memungkinkan para karyawan untuk dapat berkerja optimal sehingga mempengaruhi
semangat kerja karyawan.
1.5.2 Indikator Lingkungan Kerja
Adapun hal-hal yang dijadikan sebagai indikator lingkungan kerja adalah
menurut Sarwoto (2001) lingkungan kerja yaitu:
1) Perlengkapan dan Fasilitas
Perlengkapan dan fasilitas yang harus tersedia seperti fasilitas meja, pesawat
telepon, buku dan bahan referensi, rak arsip dan lain-lain.
2) Lingkungan Tempat Kerja
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan
tugas seperti: tata ruang yang baik, cahaya dalam ruangan yang cukup, suhu dan
kelembapan udara yang menyenangkan, suara yang tidak menganggu konsentrasi
kerja dan lain-lain.
3) Suasana Kerja
Suasana kerja yang baik akan dihasilkan terutama dalam organisasi yang
tersusun dengan baik. Selanjutnya organisasi yang tersusun secara tidak baik dapat
menimbulkan pembagian kerja yang tidak jelas, saluran penugasan dan tanggung
jawab yang simpang siur dan lain-lain, sehingga dapat mempengaruhi efisiennya
pelaksanaan mekanisme kerja.
1.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yang
dikemukakan Sedarmayanti (1996:5), yaitu:
1. Penerangan
Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor penerangan, begitu
pula untuk menunjang kondisi kerja penerangan memberikan arti yang sangat
penting.Salah satu faktor yang penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan
semangat dalam bekerja adalah penerangan yang baik.Karyawan yang terlibat dalam
pekerjaan sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan
keletiah mental, perasaan marah dan gangguan fisik lainnya.Dalam hal penerangan di
sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari.
Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dan tentunya akan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan produktivitas, selanjutnya penerangan yang tidak baik dapat
memberikan ketidak puasan dalam bekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini
disebabkan karena penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan
dalam melakukan aktivitas.
Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri (1993:31) adalah sebagai
berikut:
a. Sinar cahaya yang cukup.
b. Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
c. Tidak terdapat kontras yang tajam.
d. Cahaya yang terang.
e. Distribusi cahaya yang merata.
f. Warna yang sesuai.
2. Suhu Udara
Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang oleh beberapa
faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah suhu udara.Suhu udara dalam
ruangan kerja merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen
perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan
sehinggan menciptajkan hasil yang optimal.
Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja perlu diperhatikan juga.Bila
sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada dalam ruangan bisa diganti dengan
udara yang bersih yang berasal dari luar ruangan.
Universitas Sumatera Utara
Berbicara tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang menjadi fokus
perhatian yaitu kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara.Ketiga hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap aktivitas para pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi
dapat bekerja secara optimal bila keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut
akhirnya dapat menurunkan semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya
konsentrasi dan tingkat stress karyawan. Mengenai kelembaban, suhu udara dan
sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo Wignosubroto (1989:45) sebagai berikut:
a. Kelembapan
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung di dalam
udara.Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara.
Suatu keadaan di mana temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran.
b. Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal
dengansuatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Produktivitas manusia akan
mencapi tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27ºC.
c. Sirkulasi Udara
Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam oksigen di dalam udara
tersebut telah berkurang dan bercampur gas-gas lainnya yang membahayakan
kesehatan tubuh.Hal ini diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal.
Universitas Sumatera Utara
Kotoran udara disekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan. Ini
tidak boleh dibiarkan, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan cepat
membuat tubuh kita lelah. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi cukup akan
membantu penggantian udara kotor dengan udara bersih.
Seperti yang diungkapkan oleh Sritomo Wignjososebrono (1989 : 50)
Pengaruh temperature udara terhadap manusia bisa dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 5.1 Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Manusia
Temperatur
Pengaruh Terhadap Manusia
Kurang lebih 49 ºC
Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1
jam,
tetapi
jauh
di
atas
tingkat
kemampuan fisik dan mental. Lebih
kurang 30ºC aktiviatas mental dan daya
tanggap cenderung membuat kesalahan
dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik
dan sebagainya.
Kurang dari 30ºC
Aktivitas mental dan daya tanggap mulai
menurun dan cenderung untuk membuat
kesalahan
dalam
pekerjaan
dan
menimbulkan kelelahan fisik
Kurang lebih 24ºC
Yaitu kondisi optimum (normal) bagi
manusia
Kurang dari 24ºC
Kelakuan ekstrim mulai muncul
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto ( 1989:50)
Berdasarkan pengertian pengaruh lingkungan kerja menurut para ahli di
atas,penulis menyimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja ialah dengan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan kerja yang bersih,rapi,wangi,dan udara yang segar membuat karyawan
semangat dalam melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.
1.5.4 Semangat Kerja
Semangat
kerja
merupakan
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
dapat
meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian, setiap perusahaan akan
berusaha seoptimal mungkin mengupayakan produktivitas kerja para karyawannya
agar dapat lebih ditingkatkan kembali semangat kerja tersebut. Semangat kerja dapat
diartikan dalam dua kelompok yaitu semangat kerja adalah melakukan pekerjaan
secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akandapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik, sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Hasibuan (2003:160) semangat kerja merupakan suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan,
usaha dan kesempatan. Karyawan merupakan alat utama untuk menggerakkan
atau menjalankan organisasi. karyawan diberi tugas – tugas untuk dikerjakan
agar mencapai tujuan organisasi. Di dalam pelaksanaan tugasnya, karyawan
diharuskan memiliki semangat kerja agar segala sesuatu yang dikerjakannya
sesuai dengan aturan yang ada dan dapat menghasilkan sesuatu yang
memuaskan organisasi dan karyawan itu sendiri. 3
3
Hasibuan,Malayu S.P. 2005 Manajemen sumber daya manusia, edisi revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Setiasih (2004:79) mengatakan bahwa agar dapat bekerja dengan
penuh semangat, seseorang membutuhkan lingkungan kerja yang nyaman,setrampil
apapun kemanapun seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya, jika dihadapkan
pada suatu kondisi lingkungan yang kotor, panas, dan intensitas cahaya yang kurang,
maka akan mengalami kesulitan dan mengurangi kegairahan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Hartini (2001:59) mengatakan bahwa untuk
mendapatkan pegawai yang lebih bersemangat dan tidak mudah jenuh maka
organisasi harus memperhatikan keinginan pegawai yaitu keinginan untuk
mengembangkan diri dengan cara memberikan kenaikan jabatan/promosi bagi yang
telah berprestasi dan untuk menghindari rasa bosan dari pegawai maka organisasi
perlu mengadakan mutasi kerja, sehingga tidak jenuh dan lebih bersemangat.
1.5.5 Indikator Semangat Kerja
Nitisemito (1996) mengemukakan sebagai indikator faktor-faktor untuk
mengukur semangat kerja karyawan dalam suatu perusahaan adalah :
1. Absensi atau kehadiran. Absensi akan menentukan ketidakhadiran karyawan
dalam tugas yang dimiliki. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit,
kecelakaan dan pergi meninggalkan pekerjaan dengan alasan pribadi tanpa diberi
wewenang. Kategori absensi yang tidak diperhitungkan dalam perusahaan adalah
diberhentikan untuk sementara, tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, atau periode
libur dan pemberhentian kerja.
2. Kerjasama, adalah sikap individu atau sekelompok untuk membantu terhadap
orang lain. Kerjasama dapat dilihat dari kesediaan karyawan untuk bekerja sama
Universitas Sumatera Utara
dengan rekan kerja atau dengan atasan mereka berdasarkan untuk mencapai tujuan
bersama, adanya kemauan untuk memberikan atau menerima kritikan dan saran
sehingga dapat diperoleh cara yang baik, dan saling membantu diantara rekan
sekerja sehubungan dengan tugas-tugasnya dan terlihat keaktifan dalam kegiatan
organisasi.
3. Kepuasan Kerja, adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak
terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan (Martoyo, 2000). Oleh sebab itu kepuasan kerja dinilai dari
keadaan emosional yang menyenangkan atautidak menyenangkan dimana para
karyawan memandang pekerjaan mereka, bisa juga dilihat dari segi psikologis,
sosial, dan fisik.
4. Disiplin, sebagai suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai peraturan organisasi
dalam bentuk tertulis maupun tidak. Dalam prakteknya bila suatu organisasi telah
mengupayakan sebagian besar dari peraturan-peraturan yang ditaati oleh sebagian
besar karyawan, maka kedisiplinan telah ditegakkan.
Berdasarkan teori-teori yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka
terdapat teori yang menghubungkan kedua variabel yaitu Lingkungan Kerja dengan
Semangat Kerja. Sebagaimana menurut pendapat Sunyoto (Annisa Noor,2015)
Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di dalam
karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja
Universitas Sumatera Utara
yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk
bekerja, maka akan membawa pengaruh terhadap kegairahan atau semangat kerja.
1.5.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja pada umumnya
ialah faktor negatif dan faktor positif.Faktor negatif merupakan faktor yang
menyebabkan tingkat semangat kerja yang menurun yang mungkin bisa disebabkan
karena kelelahan.Faktor positif merupakan faktor dimana tingkat semangat kerja
seseorang meningkat bahkan stabil, hal ini bisa dilandasi oleh suasana kerja yang
harmonis.
Dalam penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja, para ahli
kembali lagi dengan bebrbagai pendapat yang berbeda, namun masih tetap memiliki
artian yang sama. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi semangat kerja menurut
G. Wursanto sebagai berikut :
a. Faktor Meningkatnya Semangat Pegawai
G. Wursanto berpendapat bahwa pada umumnya yang diinginkan pegawai adalah:
1.
Pemimpin yang baik (mampu memberikan bimbingan dan pengarahan).
2.
Ingin diakui selayaknya sebagai manusia (harga diri).
3.
Kesempatan untuk mengembangkan kariernya.
4.
Lingkungan kerja yang menyenangkan.
5.
Adanya jaminan keamanan.
6.
Perilaku yang adil dan jujur.
Universitas Sumatera Utara
7.
Kondisi kerja yang menyenangkan.
8.
Gaji yang layak (dapat memenuhi kebutuhan pegawai atau keluarga).
9.
Jaminan hari tua yang baik.
10. Hubungan kerja yang harmonis
b. Faktor Menurunnya Semangat Pegawai
G. Wursanto berpendapat ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya
semangat kerja sebagai berikut :
a.
Faktor pimpinan, yang meliputi:
1.
Kurang adanya kewibawaan dari pihak pimpinan
2.
Pimpinan bersifat otokrasi
3.
Pimpinan tidak bersifat adil
4.
Faktor pengawasan
Faktor pengawasan sangat penting dalam usaha mendapatkan semangat kerja
dan disiplin pegawai yang tingggi.Pengawasan hendaknya dilaksanakan secara
efektif, jujur dan obyektif.
b. Faktor kebutuhan
Pegawai semata-mata tidak hanya menuntut terpenuhinya kebutuhan
ekonomis, tetapi kebutuhan sosial dan psikologis perlu diperhatikan pula.Gaji yang
besar belum tentu memberikan perangsang kerja kepada para pegawai apabila
kebutuhan sosial dan psikologisnya tidak terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.7
Hubungan lingkungan kerja dengan semangat kerja karyawan
Lingkungan kerja yang baik dan mendukung dapat meningkatkan semangat
kerja karyawan, karena dengan adanya lingkungan serta fasilitas yang lengkap dan
mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, merasa senang dan
tidak malas, sehingga memacu semangat kerja karyawan untuk melaksanakan
pekerjaannya.
Memperhatikan faktor hubungan antar karyawan, dapat kita lihat salah satu
faktor yang mempengaruhi hubungan karyawan adalah faktor fisik berupa kondisi
kerja, faktor non fisik berupa hubungan sosial, sikap dari teman kerja, emosi dan
situasi kerja.Keduanya saling berhubungan sehingga dapat mempengaruhi semangat
kerja karyawan dalam bekerja.(Nitisemito, 1996 dalam jurnal Hasanah Riyunita
2016).
1.6 Hipotesis Penelitian
Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiono (2005:70) Hipotesis merupakan
jawaban sementara dari penelitian yang akan dilaksanakan, yang sama kebenarannya
perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain
hipotesis dapat juga dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empiris. 4
4
Sugiyono, 2005. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D cetakan ke 17.
Bandung :Alfabeta .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah
dipaparkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ada Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor
Camat SinunukanKabupaten Mandailing Natal.
1.7 Kerangka Konseptual
Konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menyederhanakan
pemikirannya
dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara yang satu
dengan yang lain melalui sebuah konsep. Adapun konsep-konsep yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dan
non fisik dimana para pekerja bersama-sama melaksanakan pekerjaan yang
diembankan yang didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang memadai, memiliki
hubungan yang baik antara atasan dan bawahan maupun antar pegawai serta merasa
aman dan nyaman dalam melakukan aktifitas keseharian untuk menunjang hasil kerja
yang lebih optimal
2. Semangat kerja adalah kesungguhan dan keinginan diri untuk saling
bekerja dengan sungguh-sungguh, memiliki kepuasan dan kesenangan hati serta
membina hubungan yang baik dengan rekan kerjanya untuk memperoleh hasil yang
Universitas Sumatera Utara
diinginkan yang dapat dilihat melalui tingkat absensi, kerjasama, kepuasan kerja dan
lainnya.
1.8 Defenisi operasional
Salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar penelitian adalah
definisi operasional, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang
peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel,sehingga dapat mengetahui baik
buruknya pengukuran tersebut.
Definisi Operasional menurut Kerlinger meletakkan arti pada suatu kontruk
dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan –tindakan yang perlu untuk
mengukur kontruk atau variabel itu. Kemungkinan lainya, suatu definisi operasional
merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau
memanipulasinya.Suatu definisi operasional merupakan semacam buku yang berisi
petunjuk bagi peneliti.Definisi macam ini memberikan batasan atau arti suatu variabel
dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel
tersebut. Adapun Variabel – variabel penelitian ini adalah :
a. variabel independent,disebut juga sebagai variabel “x” dan merupakan
bebas yaitu variabel lingkungan kerja.
b. variabel dependent,di sebut juga variabel “Y” dan merupakan variabel
terikat yaitu variabel semangat kerja karyawan.
Dalam operasionalnya,kedua operasional tersebut kemudian dijabarkan lagi
menjadi item-item variabel yang kemudian akan dijadikan dasar dalam penyusunan
Universitas Sumatera Utara
dalam angket. Adapun penjabaran variabel lingkungan kerja “X” dan variabel
semangat kerja karyawan atau “Y” dapat dilihat sebagai berikut:
a. Lingkungan Kerja Variabel bebas (X), diukur dengan menggunakan indikatorindikator sebagai berikut:
Berikut beberapa indikator yang diuraikan Sarwoto (2001), yaitu : 5
1) Perlengkapan dan Fasilitas
Perlengkapan dan fasilitas yang harus tersedia seperti fasilitas meja, pesawat
telepon, buku dan bahan referensi, rak arsip dan lain-lain.
2) Lingkungan tempat kerja
Lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan
tugas seperti: tata ruang yang baik, cahaya dalam ruangan yang cukup, suhu dan
kelembapan udara yang menyenangkan, suara yang tidak menganggu konsentrasi
kerja dan lain-lain.
3) Suasana kerja
Suasana kerja yang baik akan dihasilkan terutama dalam organisasi yang
tersusun dengan baik. Selanjutnya organisasi yang tersusun secara tidak baik dapat
menimbulkan pembagian kerja yang tidak jelas, saluran penugasan dan tanggung
jawab yang simpang siur dan lain-lain, sehingga dapat mempengaruhi efisiennya
pelaksanaan mekanisme kerja.
5
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/indikator-lingkungan-kerja-aa-anwar.html. Diakses pada
tanggal 12/22/2016 Jam 08.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
a. Semangat Kerja Variabel bebas (Y), diukur dengan menggunakan indikatorindikator sebagai berikut:
Nitisemito (1996) mengemukakan sebagai indikator faktor-faktor untuk
mengukur semangat kerja karyawan dalam suatu perusahaan adalah :
1. Absensi atau kehadiran. Absensi akan menentukan ketidakhadiran karyawan
dalam tugas yang dimiliki.
2. Kerjasama, adalah sikap individu atau sekelompok untuk membantu terhadap
orang lain.
3. Kepuasan Kerja, adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak
terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan (Martoyo, 2000).
4. Disiplin, sebagai suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai peraturan organisasi
dalam bentuk tertulis maupun tidak.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang di susun dalam rangka memaparkan keseluruhan
hasil penelitian ini secara singkat dapat di ketahui sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini di jelaskan mengenai dasar pemikiran dan penulisan
ini,mencakup penjelasan tentang latar belakang penulisan,rumusan masalah,tujuan
penelitian,manfaatpenelitian,kerangka
teori,kerangka
konseptual,defenisi
operasionaldan sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
Bab II:Metode Penelitian
Bab ini secara umum
menguraikan tentang bentuk penelitian,lokasi
penelitian,populasi dan sampel,teknik pengumpulan data.
Bab III:Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini memuat tentang gambaran dari lokasi penelitian berupa tentang
sejarah singkat,kondisi/situasi,visi dan misi,struktur organisasi serta tugas dan fungsi
pokok.
Bab IV:Penyajian Data
Bab ini berisi tentang penyajian data yabg di lakukan oleh peneliti dengan
cara menguraikan hasil penelitian dengan cara menguraikan hasil penelitian yang di
peroleh dari lapangan dan melakukan analisa berdasar kan pada metode penelitian
yang digunakan.
Bab V:Analisis Data
Dalam bab ini memuat tentang pembahasan atau interprestasi dari data-data
yang di sajikan dalam bab sebelumnya.
Bab VI: Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hasil-hasil
penelitian yang telah di lakukan.
Universitas Sumatera Utara
Download