Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA R. Adhi Kusuma Putra [email protected] Bambang Suryono [email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio(DER), and Return on Assets(ROA) to the stock return at manufacturing companies which engage in the field of food and beverage industry are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) both simultaneously and partially. The hypothesis in this research are: (1) there is CR influence to the stock return, (2) there is no DER influence to the stock return, (3) there is ROA influence to the stock return.The populations in this research are manufacturing companies which engage in the field of food and beverage industry are listed in the Indonesia Stock Exchange of 2010 – 2012 periods in which the populations are 16 companies. Purposive sampling is used as the sample collection technique and the samples are 10 samples. Secondary data is used as the data in this research. Multiple regression analysis is carried out by performing classic assumption test is used as the examination method in this research.The result of analysis shows that financial ratios which consist of CR, DER, and ROA ratios simultaneously have influence while partially CR and DER have no significant influence to the stock return whereas ROA has significant influence to the stock return of manufacturing companies which engage in the field of food and beverage are listed in the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets and Stock Return ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) terhadap return saham pada perusahan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan dan minuman serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan maupunparsial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh CR terhadap return saham, (2) tidak terdapat pengaruh DER terhadap return saham, (3) terdapat pengaruh ROA terhadap return saham.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan dan minuman serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 dimana jumlah populasi yang digunakan sebanyak 16 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalampenelitian ini adalah 10 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik.Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio CR, DER, dan ROA berpengaruh secara simultan, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa CR dan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan dan minuman serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, dan Return Saham. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 2 PENDAHULUAN Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat/publik (go public). Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Dalam aktivitas pasar modal kedua belah pihak yang memiliki dana (investor) dan yang membutuhkan dana (emiten) akan memiliki perbedaan kepentingan yang berbeda. Bagi emiten, pasar modal adalah salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari kegiatan operasional, sedangkan bagi investor pasar modal adalah salah satu alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Suatu investasi tentunya memiliki resiko tersendiri. Investor tidak dapat secara pasti mengetahui resiko apa yang akan diterimanya dalam melakukan suatu investasi. Oleh karena itu seorang investor memerlukan analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan resiko (Restiyani, 2006). Pada dasarnya nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial istress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu mengahsilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan. Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami return yang fluktuatif setiap saat karena berbagai macam faktor baik yang bersifat mikro maupun makro. Perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan sering kali digunakan sebagai acuan menilai kinerja perusahaan emiten. Ulupui (2006) mengatakan bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk meprediksi kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, hasil kegiatan operasional, kinerja keuangan perusahaan di masa yang lalu dan yang akan datang. Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkan laba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik.Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 3 Rasio profitabilitas pada penelitian ini diasosiasikan dengan rasio return on asset (ROA). Studi mengenai hubungan ROA dengan return saham sering digambarkan sebagai hubungan yang signifikan. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) dan Ardhiastari (2006). Rasio solvabilitas (leverage ratios) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997).Rasio Solvabilitas biasanya diasosiasikan dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Helfert (1998), DER adalah suatu upaya untuk memperlihatkan proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Studi empiris mengenai hubungan DER dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Prasetyo (2005) Rasio likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu cara untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan (Helfert, 1998). Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh CR terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut I.G.K Ulupui, CR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham. Rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalahapakah return on asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham?apakahDebt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham? dan apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap return saham. TINJAUAN TEORETIS Saham Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam suatu perusahaan (Ang, 1997). Menurut Brigham dan Houston (1999) saham adalah tanda kepemilikkan perusahaan, kepemilikkan saham biasanya disimbolkan dengan saham biasa (common stock). Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Brigham (1990) adalah laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya yang terdiri dari laporan keuangan utama serta opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek di masa yang akan datang. Return saham Return saham merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh investor atas investasi yang dilakukannya. Investasi dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan investasi. Oleh karena itu, tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang ataupun di masa yang akan datang. Menurut Ang (1997), return saham dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (realized return) dan returnekspektasi (expected return). Return realisasi adalah return yang telah terjadi dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan,return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan dari return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan investor di masa yang akan datang. Menurut Nathaniel (2008), expectedreturn Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 4 didefinisikan sebagaireturnyang diharapkan oleh seorang investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return),relatifreturn (return relative), kumulatif return (return cumulative), danreturn disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang, relatif dengan harga periode yang lalu (Jogiyanto, 2000). Tentunya tidak semua saham memberikan return dalam bentuk capital gain karena nilai capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan yang berarti investasi harus diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya pergerakan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi (Ang, 1997). Rasio Keuangan Bagi para pemegang saham, laporan keuangan memiliki arti yang penting.Atas dasar laporan keuangan perusahaan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan terutama keputusan dalam melakukan investasi. Bagi para pemilik saham bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian yang tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya deviden yang menjadi hak para pemegang saham (Suryanto,2002). Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang ingin menanamkan dananya dalam perusahaan melalui pasar modal. Bagi manajer finansial dengan menghitung rasio-rasio keuangan tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam bidang finansial, sehigga dapat membuat keputusan penting bagi perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor, atau calon investor atau calon pembeli saham, laporan keuangan merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak (Suryanto,2002). Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas (profitability ratios), rasio solvabilitas (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang, 1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio return on assets/ROA (rasio profitabilitas), debt to equity ratio/DER (rasio solvabilitas), current ratio/CR (rasio likuiditas) Rasio Profitabilitas (Profitabilty Ratios) Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menadi haknya yaitu, seberapa banyaknya yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibagikan sebagai deviden kepada mereka.Pada akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum (Helfert, 1998). Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 5 kemampuanperusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang akan datang (Husnan, 2000). Kemakmuran (wealth) investor akan sangat tergantung pada return yang diharapkan dan resiko dari taksiran aliran kas di masa yang akan datang. Return on Asset digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih setelah pajak (Net Income After Tax / NIAT) terhadap rata-rata total aktiva/asset (average total asset). NIAT adalah nilaipendapatan / laba bersih setelah dikurangi dengan pajak.Average total asset adalah rata-rata jumlah asset dari awal tahun hingga akhir tahun.Semakin tinggi nilai ROA maka kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Ang, 1997). Nilai ROA dipengaruhi oleh Net Income After Tax (pendapatan bersih sesudah pajak ). Dengan meningkatnya ROA maka kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan laba tinggi. Investor akan merasa aman dengan melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai karakteristik seperti ini. Rasio Solvabilitas (Leverages Ratios) Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara dana yang berasal dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio ini sangat penting bagi kreditur atau calon kreditur untuk mengetahui seberapa besar para pemilik (pemegang saham) mempunyai dana dalam perusahaan tersebut, hal ini digunakan untuk menentukan tingkat keamanan para kreditur. Apabila dana yang disediakan pemilik lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang disediakan kreditur maka perusahaan tersebut akan sangat bergantung pada kreditur. Manfaat dari rasio solvabilitas adalah memberikan informasi yang bermanfaat dalam penentuan manfaat utang (Machfoedz, 1989). Brigham dan Houston (1998) menjelaskan bahwa solvabilitas keuangan adalah rasio yang memberikan suatu ukuran sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Para investor yang rasional cenderung untuk menghindari resiko, akan tetapi apabila suatu perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya maka para pemodal perusahaan tersebut akan menanggung resiko finansial (financial risk). Resiko finansial adalah resiko tambahan yang ditanggung oleh investor karena perusahaan menggunakan solvabilitas keuangan. Robert Ang (1997) menyatakan bahwa rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya, rasio ini sering disebut sebagai rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas ini dibedakan menjadi 8 (delapan) rasio yaitu: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, time interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales. Rasio solvabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Keputusan pendanaan berkaitan dengan sumber dana, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Penciptaan suatu struktur modal dapat mempengaruhi kebijakan dimana selanjutnya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan strategis. Keputusan modal yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena adanya kebutuhan untuk memaksimalkan keuntungan pada berbagai macam organisasi bisnis, keputusan tersebut juga berdampak pada suatu kemampuan perusahaan untuk dapat berjalan dengan lingkungan persaingannya (Restiyani, 2006).Debt to Equity Ratio selain digunakan untuk melihat struktur permodalan perusahaan juga bisa digunakan untuk melihat tingkat solvabilitas (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity (Ang, 1997). Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 6 Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh investor adalah financial risk. Tingkat financial risk menyatakan variabilitas laba yang akan diterima pemegang saham. Dan financial leverages adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat financial risk. Semakin banyak penggunaan financial leverages maka semakin banyak penggunaan biaya tetap (jangka panjang) yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga laba operasional akan semakin kecil karena digunakan untuk menutup biaya jangka panjang dan beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai rasio DER maka akan menyebabkan meningkatnya nilai hutang yang akan menyebabkan penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima oleh pemegang saham (Sartono, 2001). Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio likuiditas memberikan gambaran posisi keuangan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi juga digunakan untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.Rasio ini sering disebut sebagai rasio modal kerja. Tidak hanya Bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik dengan angka- angka rasio likuiditas, rasio likuiditas juga berguna bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang (Munawir, 2001). Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan (likuiditas) adalah dengan menggunakan current ratio (CR).Rasio ini menunjukkan perbandingan nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) dengan hutang jangka pendek (Munawir, 2001). Menurut Husnan (2002), current ratio adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan aktiva lancar perusahaan biasa dipergunakan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Rerangka Pemikiran Pengaruh ROA terhadap Return Saham ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara Net Income After Tax (NIAT) yang diartikan sebagai pendapatan bersih sesudah pajak dengan average total asset. ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Meningkatkan ROA berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai pendapatan bersih yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan yang penjualannya meningkat akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Hal ini akan disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham yang akan diterima investor. Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah (2002), dan Ulupui (2005). Pengaruh DER terhadap Return saham Rasio DER diperoleh dari pembandingan antara total hutang dengan total modal sendiri. Rasio DER menggambarkan rasio solvabilitas perusahaan.DER memberikan gamabaran kemampuan perusahaan melunasi seluruh hutangnya bila dibandingkan dengan modal yang dimiliki dari pihak internal. Meningkatnya nilai DER berarti meningkatnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan menerima resiko atas leverages (hutang) yang digunakannya. Hal ini akan menyebabkan para investor ragu menanamkan modalnya pada Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 7 perusahaan karena resiko hutang yang tinggi. Disisi lain, peningkatan DER bisa juga disebabkan karena nilai modal sendiri yang dimiliki perusahaan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan hutang dari pihak eksternal. Hal ini akan menyebabkan perusahaan sangat tergantung pada kreditur. Semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bungan yang semakin tinggi yang akan mengurangi resiko, dan berakibat menurunkan return saham (Ang, 1997). Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Widyarini (2006) dan Prasetyo (2005). Pengaruh CR terhadap Return saham Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio digunakan untuk mencari nilai likuiditas tersebut.Current ratio (CR) didapatkan dengan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan.Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya berarti semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dengan kata lain semakin kecil resiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham perushaan. Sangat penting bagi para investor untuk mengetahui nilai CR, walaupun nilai CR hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika CR meningkat maka nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Hipotesis CR berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham.Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2010 sampai dengan 2012. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah objek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi atau objek penelitian, dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai seluruh objek. Metode dalam pengambilan sample pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria dari sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perusahan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan dan minuman yanggo public di Bursa Efek Indonesia. 2. Menyediakan data Laporan keuangan dari tahun 2010 sampai dengan 2012. 3. Sampel yang digunakan memiliki data lengkap untuk variabel-variabel yang akan diteliti. 4. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 8 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder. Data berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi dalam suatu kejadian tertentu. Data ini didapatkan dari publikasi- publikasi dan data dokumenter yang dipublikasikan Beberapa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham, return saham,dan rasio keuangan Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari Pojok Bursa Efek STIESIA, jurnal, penelitian terdahulu, literatur-literatur dan buku pustaka yang berkaitan, dan materi- materi yang berkaitan yang bisa didapatkan melalui jasa internet. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Variabel return saham adalah variabel dependen pada penelitian ini. Disinyalir variabel return saham dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Return on Asset (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaanmemanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.Rasio ROA mewakili rasio profitabilitas dalam penelitian ini. ROA didapatkan dengan cara membagi Net Income Afte Tax/NIAT (pendapatan bersih setelah pajak) dengan average total asset (rata-rata asset total). Debt to Equity Ratio (DER) Rasio DER digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Rasio DER mewakili rasio leverage atau rasio solvabilitas. DER didapatkan dengan membandingkan nilai total hutang dengan total modal sendiri. Current Ratio (CR) Rasio CR digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) yang dimiliki perusahaan.Rasio CR mewakili rasio likuiditas dalam penelitian ini. CR didapatkan dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek). Teknik Analisis Data Tehnik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Program Microsoft Excel dan Program SPSS, untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari beberapa variabel Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 9 independenterhadap variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Sebelum melakukan Analisis regresi berganda, terlebih dahulu kita harus melakukan uji asumsi klasik agar tidak timbul masalah dalam penggunaan analisisregresi linier berganda dan kita dapat menilai goodness of fit suatu model dengan baik dan tepat. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi dari data residual tersebut normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006). Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF).Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, dalam pengertian sederhana, setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2006). Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai nilai tolerance dan VIF. Tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel– variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2006). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scater plot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006). Dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 10 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada Sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Uji Autokorelasi Analisis Uji Autokorelast bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengggangu pada periode t dengaan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi, untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik dengan cara melalui Uji Durbin Watson (DW Test). Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0 , berarti tidak ada autokorelasi 2. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif 3.Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif 4.Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2006) Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel dependen (return saham) dengan variabel independen (Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Return On Asset). Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of fitnya.Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinannya, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai statistiknya berada di dalam daerah di mana H0 diterima (Ghozali, 2006). Model analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = α + β1CR + β2DER + β4ROA + e Keterangan: Y :Return saham α : konstanta β1, β2… : koefisein regresi CR :Current Ratio DER :Debt to Equity Ratio ROA :Return On Asset e : Kesalahan Residual ( error ) Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variable independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 11 untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secaraumum koefisien determinasi untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determminan yang tinggi (Ghozali, 2006). Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F ) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model regresi secara bersama – sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1 Quick look: bilai nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5 %. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka Ha ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2006) Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t ) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau; H0 : bi = 0. Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: 1 Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayan sebesar 5 %, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari pada 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2 Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi dari data residual tersebut normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006). Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 12 Hasil uji normalitas melalui program SPSS21 adalah sebagai berikut : Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Data SPSS 21.0 Berdasarkan gambar 1 diketahui data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 .Hasil pengujian dengan menggunakan nilai Tolerance dan VIF, dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini : Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 13 Tabel 1 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficient Coefficients B Std.eror (Constant) -0.036 1 CR -0.109 DER 0.148 ROA 5.666 Beta -0.232 -0.087 0.173 1.963 T Sig. Collinearit y Statistics Tolerance VIF -0.156 0.877 -0.322 -1.246 0.244 0.412 0.158 0.854 0.401 0.790 2.886 0.008 2.425 0.806 1.240 0.367 2.726 a. Dependent Variable: Return Saham Sumber : Hasil Uji Multikolonieritas Data SPSS 21.0 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa semua variabel independen menunjukan nilaitolerance lebih besar dari 0,10 (Tolerance ≥ 0,10) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 (VIF ≤ 10). Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolonieritas. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scater plot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006). Dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada Sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas melalui program SPSS21. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 14 Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data SPSS 21.0 Berdasarkan gambar 2 diketahui titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) dan titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada Sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Analisis Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengggangu pada periode t dengaan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi, untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik dengan cara melalui uji Durbin Watson . Model Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi M R R Square o d e l 10.534 0.285 Adjusted R Square 0.203 Std. Error of the Estimate 0.40705753 a. Predictors: (Constant), ROA, DER, CR b. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Hasil Uji AutokorelasiData SPSS 21.0 R Square Change 0.285 Change Statistics F Change df1 df2 Sig. F Change 3.458 3 26 0.031 DurbinWatson 1.842 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 15 Dari tabel 3 terlihat nilai DW sebesar 1,842, sesuai dengan tabel Durbin Watson: 1. DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) 2. DW lebih besaar dari batas bawah atau lower bound (dl) 3. DW lebih rendah dari (4-dl) 4. DW tidak terletak antara du dan dl atau DW tidak terletak diantara (4-du) dan (4-dl). Maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi dalam penelitian ini. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 21.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -0.036 0.232 1CR DER ROA -0.109 0.087 0.148 5.666 0.173 1.963 Standardized Coefficients Beta T Sig. Correlations Zeroorder Partial Part Collinearity Statistics Toler VIF ance -0.156 0.877 -0.322 -1.246 0.224 0.236 -0.237 -0.207 0.412 2.425 0.158 0.790 0.854 2.886 0.401 0.008 -0.091 0.475 0.165 0.493 0.142 0.806 0.479 0.367 1.240 2.726 a. Dependent Variable: Return_Sahan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Data SPSS 21.0 Berdasarkan hasil perhitungan program SPSS diketahui bahwa persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut : Return Saham = -0,036 + -0,109CR + 0,148DER + 5,666ROA Dari hasil analisis regresi tersebut ditemukan adanya hubungan antara variabel independen (CR, DER, ROA) dengan variable dependen (return saham). Dalam hal tersebut dalam diinterpretasikan bahwa jika Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) bernilai nol, maka return saham sebesar -0,036. Koefisien regresi variabel CR sebesar -0,109 artinya jika varibel lainya tetap dan CR mengalami penambahan 1 satuan, maka return saham akan mengalami penurunan 0,109. Koefisien regresi variabel DER sebesar 0,148 artinya jika variabel lainya tetap dan DER mengalami penambahan 1 satuan, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,148. Koefisien regresi variabel ROA sebesar 5,666 artinya jika variabel lainya tetap dan ROA mengalami penambahan 1 satuan maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 5,666. Pengujian Hipotesis Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi berguna untuk mengkur seberapa besar peranan variabel independen Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) secara bersama- sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen return saham. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 16 Tabel 4 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Model Summaryb Std. Error of Change Statistics the Estimate R Square F Change Change 0.40705753 0.285 3.458 1 0.534a 0.285 0.203 a. Predictors: (Constant), ROA, DER, CR b. Dependent Variable: Return Sahan Hasil Uji Koefisien DeterminasiData SPSS 21.0 DurbinWatson df1 df2 3 26 Sig. F Change 0.031 1.842 Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,203 atau sebesar 20,3%, Hal ini berarti 20,3% dari variabel dependen yaitu return saham dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA). Sedangkan sisahnya sebesar 79,7% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengujian Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F ) Untuk mengatuhi bahwa variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),danReturn on Asset (ROA) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhaddap variabel dependen return saham. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Hasil Uji ANOVA ANOVAa Model Sum of Squares Regression 1.719 1 Residual 4.308 Total 6.027 a. Dependent Variable: Return_Sahan b. Predictors: (Constant), ROA, DER, CR Hasil Uji ANOVA Data SPSS 21.0 Df 3 26 29 Mean Square .573 .166 F 3.458 Sig. .031b Dari uji ANOVA (Analysis of varians) atau uji F,menunjukan Fhitung sebesar 3,458 dengan nilai sig. Sebesar 0,031. Sedangkan untuk mencari Ftabel dengan jumlah sampel(n)= 30 dan, jumlah variabel (k)= 4, taraf signifikan α= 0,05 diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,98 sehingga Fhitumg (3,458) > Ftabel (2,98) dan secara statistik diperoleh nilai signifikansi 0,031 karena nilai signifikan (0,031) < taraf signifikansi (0,05), dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan bahwa Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pengujian Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t ) Untuk mengetahui bahwa variabel Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham maka digunakan pengujian individu atau parsial (uji t). Dalam pengujian ini sampel (n)= 30 dan, jumlah variabel (k)=4, taraf signifikan α= 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar ± 2,059 .Untuk mengetahui thitung setiap variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 17 Tabel 6 Hasil Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta (Constant) -0.036 0.232 CR -0.109 0.087 -0.322 1 DER 0.148 0.173 0.158 ROA 5.666 1.963 0.790 a. Dependent Variable: ReturnnSahan Hasil Uji Statistik t Data SPSS 21.0 Coefficientsa T Sig. -0.156 -1.246 0.854 2.886 0.877 0.224 0.401 0.008 Correlations Zeroorder Partial Part 0.236 -0.091 0.475 -0.237 0.165 0.493 -0.207 0.142 0.479 Collinearity Statistics Toler VIF ance 0.412 0.806 0.367 2.425 1.240 2.726 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa current ratio (CR) memiliki thitung sebesar -1,246 sehingga thitung -1,246 < ttabel -2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,224 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 maka Ha ditolak Ho diterima. Nilai t negatif menunjukkan bahwa current ratio (CR) mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan return saham. Jadi dapat disimpulkan current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Debt Equity Ratio (DER) memiliki thitung sebesar 0,854 sehingga thitung 0,854 < ttabel 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,401 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 maka Ha ditolak Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Return on Asset (ROA) memiliki thitung sebesar 2,886 sehingga thitung 2,886 > ttabel 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima yang artinya Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pembahasan Dalam pengujian statistik F, variabel independenCurrent Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) secara bersama- sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan (nilai signifikan 0,031< taraf signifikan α= 0,05 ) terhadap return saham sebesar 20,3%. Hal ini berarti masih terdapat 79,7% pengaruhi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis secara individual terlihat bahwa Current Ratio (CR) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham ditunjukan oleh thitung -1,246 < ttabel -2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,224 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar Current Ratio (CR) maka akan semakin rendah return saham. Nilai CR yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi profitabilitasnya. Sawir (2005:9) menyatakan bahwa CR yang rendah akan berakibat pada menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan, namun CR terlalu tinggi belum tentu baik karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yangbmenganggur (aktivitas sedikit) yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan Senada dengan Sawir, Prastowo (1995) mengungkapkan CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar utang lancarnya.Dari argumen yang dikemukakan oleh Sawir (2005:9) dan Prastowo (1995).Dapat disimpulkan bahwa aset lancar yang bernilai cukup besar yang dalam hal ini digunakan sebagai pembilang dalam Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 18 perhitungan CR bisa saja lebih didominasi oleh komponen piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual yang nilai dari kedua komponen ini lebih tinggi dari pada nilai komponen aset lancar lainnya yang digunakan untuk membayar utang lancar.jika hal ini terjadi tentu rasio CR suatu perusahaan akan tinggi dan mengakibatkan seakan-akan perusahaan berada dalam kondisi yang likuid. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman dan Handi (2008) serta Hernendiastoro (2005) yang menunjukkan CR berpengaruh negatif terhadap return saham. Debt Equity Ratio (DER) memiliki thitung sebesar 0,854 sehingga thitung 0,854 < ttabel 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,401 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 maka Ha ditolak Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari DER terhadap return saham dapat berarti bahwa ada penilaian yang berbeda dari investor terhadap arti pentingnya hutang bagi perusahaan.Beberapa investor dapat berpikir bahwa DER yang besar akan menjadi beban bagi perusahaan karena adanya kewajiban dari perusahaan untuk membayar hutang dan adanya resiko kebangkrutan yang akan ditanggung oleh investor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bramantyo dan Handi (2008) serta Hernendiastoro (2005) yang menunjukkan CR berpengaruh negatif terhadap return saham. Di sisi lain beberapa investor juga berpendapat bahwa hutangsangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Hutang diperlukan olehperusahaan untuk menambah modal perusahaan karena dengan memiliki hutang yang besar dapat digunakan untuk meningkatkan modal perusahaan sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya dan dengan melakukan pengembangan usaha maka investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham perusahaan tersebut akan naik dan return saham nya juga akan naik.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Novi (2011) yang menunjukkan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Return on Asset (ROA) memiliki thitung sebesar 2,886 sehingga thitung 2,886 > ttabel 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima yang artinya Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan yang diidentifikasikan dengan nilai ROA yang semakin besar maka return saham juga semakin besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Ulupui (2005), Faried (2008),dan Subalno (2009). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh kinerja keuangan yang dalam penelitian ini diwakili oleh Current Ratio (CR),Debt Equity Ratio (DER),dan Return on Asset (ROA) terhadap return saham.Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010- 2012. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Variabel independenCurrent Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA) secara bersama- sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. b. Sebesar 20,3% dari variabel dependen yaitu return saham dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 19 dan Return on Asset (ROA). Sedangkan sisahnya sebesar 79,7% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Secara parsial dari tiga variabel independen yang diteliti, hanya ada satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap return saham yaitu Return on Asset (ROA). Sedangkan Current Ratio (CR) dan Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Saran Saran yang disampaikan adalah: a. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih besar dan periode penelitian yang lebih panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. b. Penelitian selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel-variabel independen yang ada dengan variabel independen lain yang masih jarang digunakan dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anastasia, N. 2003. "Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ." http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.Jakarta. Ardhiastari, H. 2006." Analisis P engaruh Faktor Fundamental Perusahaan danResiko Sistematik Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saha-saham LQ 45 BEJ Periode20022004)". Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang. Brigham, Eugene dan Joel Houston. 1998. Manajemen Keuangan, Edisi ke Delapan. Jakarta : Erlangga. _________________. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, buku 1,Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. Ghozali, I.2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19."Semarang: Badan Penerbit Undip. Hardingsih, Pancawati dkk. 2002. "Faktor Fundamental Dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek , Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical." Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol 8. Helfert, E.A. 1998. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPF-UGM. Wild, John J. dkk. 2005. Analisis Laporan Keuangan .Edisi 8.Buku 2.Jakarta : Salemba empat. Machfoedz, M. Akuntansi Manajemen.1989. BPFE-Yogyakarta. Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan Edisi 4. Liberty, Yogyakarta. Natarsyah, S. 2002.Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Jogjakarta :BPFE, Vol.15,294-312. Nathaniel, Nicky. 2008. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Prasetyo, T.B. 2005. "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Masuk Indeks LQ 45 Periode 19992003)." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Restiyani, D. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya di BEJ Periode 20012004)."Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro Semarang. Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014) 20 Suad, Husnan. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan.Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. _____________. 2005. Dasar- dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFEUGM. Suryanto, L. 2002. Analisis Perbedaan Perusahaan Tumbuh dan Tidak Tumbuh Dengan Kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan Pada Bursa Efek Jakarta Dengan Pendekatan Asosiasi Proksi Investment Opportunity Set (IOS). Jurnal Bisnis dan Ekonomi September 2002 (On Line) terdapat pada http://www.google.com Ulupui, I.G.K.A. 2006.Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,Leverage,Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Ekonomi. Universitas Udayana. Tandelilin, E. 2001.Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio . Yogyakarta: BPFE. Weston, Fred J. dan Eugene Birgham. 1990. Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh, Jilid Dua. Jakarta : Erlangga. Widyarini, F. 2006. "Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Miscellaneous Industries Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang. Wild, John. 2005.Accounting Economics.Translation Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum Jakarta. ●●●