TOPIK I: PENGANTAR ETIKA TERAPAN Kata etika berasal dari

advertisement
TOPIK I: PENGANTAR ETIKA TERAPAN
Kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno ‘ethos’, yang berarti: adat kebiasaan, cara berpikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Lalu
diturunkan kata ethics (Inggris), etika (Indonesia). Kata moral berasal dari bahasa Latin ‘mos’, yang berarti kurang lebih sama dengan ‘ethos’,
yakni: adat kebiasaan. Lalu diturunkan kata ’moral’ (Inggris) yang dalam bahasa Indonesia disebut ’moral’ juga.
Etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) serta mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan masyarakat.
2. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, yang dirumuskan secara tertulis, singkat dan padat, yang biasa disebut ’kode
etik’.
3. Nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika dan Etiket
Persamaan :
1. Sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia.
2. Sama-sama mengatur perilaku manusia secara normatif (yang harus dan tidak boleh dilakukan).
Perbedaan :
1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan dilakukan, sedangkan etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh atau tidak
boleh dilakukan.
Contoh :
Kalau kita menyerahkan sesuatu kepada orang lain, hendaknya menggunakan tangan kanan. Kita melanggar etiket jika kita
menggunakan tangan kiri. (Etiket)
Mengembalikan barang pinjaman adalah sesuatu yang harus. (Etika)
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan (ada orang lain yang melihat perbuatan kita), sedangkan etika tetap berlaku, dengan atau tanpa
kehadiran orang lain.
Contoh :
Tidak makan sambil berbunyi atau meletakkan kaki di atas meja karena ada orang lain. (Etiket)
Larangan mencuri tetap berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang lihat. (Etika)
3. Etiket bersifat relatif (bersifat kedaerahan yaitu hal-hal yang dianggap tidak sopan di suatu daerah bisa saja dianggap sopan di daerah
lain), sedangkan etika lebih bersifat absolut.
Contoh :
Memanggil orang tua dengan nama asli bisa sangat tidak sopan di suatu daerah, tetapi di daerah lain malah dianggap sebagai ungkapan
rasa hormat dan keakraban. (Etiket)
Norma-norma seperti ”jangan membunuh”, ”jangan mencuri”, ”jangan berbohong” merupakan prinsip-prinsip etika yang berlaku umum.
(Etika)
4. Etiket lebih pada penampilan lahiriah; sedangkan etika lebih pada penampilan rohaniah atau batiniah.
Contoh : Etiket bertelepon, etiket menerima tamu, etiket berbusana. (Etiket)
Bersikap ramah dan rela berkorban tetapi bermaksud buruk (munafik). (Etika)
Amoral dan Immoral
Amoral adalah tidak bermoral (non-moral), tidak berakhlak, tidak berhubungan dengan konteks moral, di luar suasana etis (tidak berelevansi etis),
netral dari sudut moral.
Immoral adalah bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk, tidak etis. Cth : Memeras para pensiunan.
Peranan Etika dalam Dunia Modern
1. Adanya pluralisme moral
Kita hidup dalam zaman yang semakin pluralistik, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Kita bertemu dengan banyak orang dari suku,
daerah, lapisan sosial dan agama yang berbeda serta diperluas oleh kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat membuat kita
berhadapan dengan pelbagai pandangan dan sikap yang memiliki kesamaan maupun perbedaan dan pertentangan. Masing-masing pandangan
mengklaim diri sebagai pandangan yang paling benar dan sah. Maka kita mempermasalahkan apa kewajiban kita dan norma-norma penentu
sebagai kewajiban.
2.
Timbulnya masalah-masalah etis baru
Timbulnya masalah-masalah etis baru yang berhubungan dengan perkembangan IPTEK, khususnya ilmu-ilmu biomedis yaitu terjadinya
manipulasi genetis, yakni campur tangan manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia. Ada reproduksi artifisial seperti fertilisasi in vitro
(dengan donor/tanpa donor atau dengan ibu yang ”menyewakan” rahimnya/tidak). Bisa terjadi juga adanya eksperimen dengan jaringan embrio
untuk menyembuhkan penyakit tertentu (diperoleh melalui abortus yang disengaja/spontan). Masalah kloning dan penciptaan manusia-manusia
super serta tindakan manipulasi genetik lainnya sangatlah mengandung masalah-masalah etis yang serius dalam kehidupan manusia.
3. Munculnya kepedulian etis yang semakin universal
Di berbagai tempat atau wilayah di dunia kita menyaksikan gerakan perjuangan moral untuk masalah-masalah bersama umat manusia.
Selain gerakan perjuangan moral yang terorganisir, seperti dalam bentuk kerjasama antar Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat, antar DPR dari
beberapa negara atau Serikat-serikat Buruh, dan sebagainya, juga kita dapat menyaksikan adanya suatu kesadaran moral universal yang tidak
terorganisir tapi terasa hidup dan berkembang di mana-mana. Contoh kepedulian etis : Deklarasi Universal tentang Hak-hak Azasi Manusia oleh
PBB.
4. Hantaman gelombang modernisasi
Gelombang modernisasi adalah perubahan yang terus terjadi muncul di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi
kehidupan kita. Yang dimaksud modernisasi yaitu dalam hal cara berpikir yang telah berubah secara radikal. Ada banyak cara berpikir yang
berkembang, seperti rasionalisme, individualisme, nasionalisme, sekularisme, materialisme, konsumerisme, pluralisme religius serta cara berpikir
dan pendidikan modern yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat kita.
5. Tawaran berbagai ideologi
Proses perubahan sosial budaya dan moral terus terjadi, sering membawa kebingungan bagi banyak orang. Banyak orang merasa
kehilangan pegangan, dan tidak tahu harus berbuat/memilih apa. Berbagai pihak memanfaatkan keadaan ini untuk menawarkan ideologi-ideologi
mereka. Etika dapat membantu orang untuk sanggup menghadapi secara kritis dan objektif berbagai ideologi yang muncul. Pemikiran kritis dapat
membantu untuk membuat penilaian yang rasional dan objektif, dan tidak mudah terpancing oleh berbagai alasan yang tidak mendasar. Sikap kritis
adalah melakukan penilaian kritis untuk memahami sejauh mana ide-ide baru dapat diterima/harus dengan tegas ditolak.
6. Tantangan bagi agamawan
Etika diperlukan oleh para agamawan untuk tidak takut dan menutup diri terhadap persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia,
seperti perubahan di segala bidang dalam semua dimensi kehidupan masyarakat. Walau etika tidak dapat menggantikan agama, namun agama
memerlukan etika. Alasannya yaitu :
a. Masalah interpretasi terhadap perintah atau hukum yang termuat dalam wahyu Tuhan, terutama seperti tertuang dalam kitab suci keagamaan.
Banyak ahli agama, bahkan yang seagama pun, sering berbeda pendapat tentang apa yang sebenarnya mau diungkapkan dalam wahyu itu.
b. Masalah-masalah moral yang baru, tidak langsung dibahas dalam wahyu itu sendiri. Etika merupakan usaha manusia untuk memakai akal
budi dan daya pikir rasional untuk memecahkan masalah cara hidup jika mau menjadi baik, serta tidak bertentangan dengan iman, karena
akal budi juga berupa anugerah besar dari Sang Pencipta kepada manusia. Tradisi menduduki tempat utama sebagai satu-satunya acuan di
masa pramodern. Tradisi tidak hilang, tapi diragukan, dipertanyakan & dibuang di masa kini. Sekarang disebut post-traditional society,
dimana orang masih membangun naratif dan kehidupan mereka tak terjadi fragmentasi seperti yang dibayangkan oleh pengagum postmodernisme.
Munculnya Etika Terapan
1. Muncul dari kepedulian etis yang mendalam
Etika umum membahas secara teoretis-filosofis perihal baik-buruknya perbuatan manusia dari sudut etis, tetapi perhatian terhadap
filsafat moral (etika) berubah drastis pada kira-kira 4 dasawarsa terakhir. Etika tampil dalam bentuk etika terapan (applied ethics) atau disebut
filsafat terapan (applied philosophy). Di kawasan berbahasa Inggris, khususnya di UK dan USA, pada awal abad ke-20, etika dipraktekkan sebagai
metaetika, yaitu suatu aliran dalam filsafat moral yang menyelidiki bahasa moral atau ungkapan manusia tentang maksud perbuatan baik & buruk,
arti kategori seperti baik, buruk, layak dll bila dipakai dalam konteks etis. Aliran ini justru menjauhi aktualitas moralitas dari kehidupan nyata.
Aliran metaetika membuat etika mulai meminati masalah-masalah etis yang konkrit. Perubahan tersebut dipicu beberapa faktor, yaitu
perkembangan bidang IPTEK khususnya ilmu biomedis, terciptanya iklim moral yang mengundang minat baru untuk etika (muncul gerakan hak di
berbagai bidang, yang secara khusus mengundang peran aktual etika itu sendiri). Pada tahun 60-an muncul berbagai gerakan yang merupakan
perjuangan bernuansa etis yang jelas, seperti:

Muncul perjuangan civil right di USA, khususnya persamaan hak bagi golongan kulit hitam.

Di dunia Barat terlihat gerakan kuat yang menuntut persamaan hak antara pria dan wanita.

Terjadi revolusi mahasiswa di beberapa negara Barat, salah satu puncaknya di Perancis, Mei 1968. “Revolusi” itu dapat dilihat sebagai
perjuangan hak juga, terutama hak mahasiswa untuk diikutsertakan dalam pengurusan universitas dengan diwakili dalam organ-organ
yang menentukan kebijakan akademis.

Adanya protes-protes keras terhadap keterlibatan tentara USA dalam perang Vietnam. Ada klaim yang diwarnai suasana etis, berkata
bahwa USA perannya salah di kawasan Indocina itu.

Ketidaksenangan dan penolakan banyak kalangan tentang persenjataan nuklir & perlombaan senjata yang berlangsung antara 2 negara
adikuasa, USA dan Uni Soviet, bersama sekutunya.
Selain itu, ada juga gerakan buruh melawan majikan, pelestarian lingkungan, antiperang, anti nuklir, penuntutan demokratisasi, gerakan
kaum perempuan dan kaum gay. Giddens menyebutnya life politics, yang sebagian tertampung pada partai politik yang ada. Etika terapan
dilahirkan di suasana jelas ditandai kepedulian etis yang luas dan mendalam.
2. Gambaran keseriusan perhatian pada etika terapan
Etika atau filsafat moral mendapat perhatian yang besar. Fakta-fakta yang ada antara lain :

Setiap tahun diadakan kongres dan seminar tentang masalah-masalah etis di seluruh dunia.

Telah didirikan banyak institut di dalam dan luar kalangan perguruan tinggi, mempelajari persoalan moral khususnya, terkait dengan
bidang ilmiah (ilmu kedokteran, hukum, ekonomi).

Etika sering dimasukkan dalam kurikulum di Perguruan Tinggi, terutama di USA.

Banyak publikasi tentang etika terapan yang membahas salah satu aspek etika terapan, seperti: Philosophy and Public Affairs, Journal of
Medical Ethics, Environmental Ethics.

Jasa ahli etika diminta untuk mempelajari masalah yang berimplikasi moral pada dekade terakhir ini (pemerintah suatu negara membuat
peraturan hukum tentang suatu masalah baru/mengubah ketentuan hukum yang sedang berlaku). Sudah beberapa kali ahli fisafat moral
ikut serta dalam komisi pemerintahan yang ditugaskan menyusun laporan tentang masalah berimplikasi moral sebagai persiapan
perundang-undangan baru di bidang itu.
3. Kaitan etika terapan dengan etika umum
Etika terapan berkonsekuensi juga untuk etika teoretis atau etika umum. Praktek akan memberikan banyak masukan berharga untuk
refleksi etika teoretis. Sebaliknya, etika terapan sangat membutuhkan bantuan teori etika sebagai pegangan dalam memasuki pergumulan
dengan masalah-masalah praktis. Di sini ia menggunakan prinsip dan teori moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar yang kukuh. Hasil dari
etika terapan tidak bisa handal jika teori etika tidak berbobot dan bermutu. Dengan demikian kualitas etika terapan ditentukan oleh kualitas teori
etika yang digunakan.
Bidang Garapan Etika Terapan
1. Dua wilayah besar yang disoroti oleh etika terapan
2 wilayah besar yang mendapat perhatian khusus dan serius, yaitu wilayah profesi dan wilayah masalah. Etika kedokteran, etika politik,
etika bisnis merupakan wilayah profesi. Penggunaan tenaga nuklir; pembuatan, pemilikan, dan penggunaan senjata nuklir; pencemaran
lingkungan hidup; diskriminasi (ras,agama,jenis kelamin,dll) merupakan wilayah masalah. Cabang etika terapan yang mendapat perhatian
terbanyak: Etika kedokteran & etika bisnis (Wilayah profesi), Etika tentang perang dan damai (termasuk masalah persenjataan nuklir) dan etika
lingkungan hidup (Wilayah masalah).
2. Pembagian ke dalam makroetika dan mikroetika
Makroetika membahas masalah-masalah moral pada skala besar (menyangkut seluruh bangsa/umat manusia). Contoh : Ekonomi dan
keadilan, lingkungan hidup serta alokasi sarana pelayanan kesehatan. Mikroetika membicarakan pertanyaan etis dimana individu terlibat, seperti
kewajiban dokter pada pasien/pengacara pada klien. Contoh : Kewajiban berkata jujur, kewajiban menyimpan rahasia jabatan. Ada jenis etika
terapan yang disebut mesoetika (meso=madya), yang menyoroti masalah etis terkait dengan suatu kelompok/profesi: kelompok ilmuwan, profesi
wartawan, pengacara,dsb.
3. Pembagian ke dalam etika individual dan etika sosial
Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan etika sosial membahas kewajiban manusia
sebagai anggota masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial, maka tidak bisa dibedakan antara dua etika itu. Contoh etika individual : Masalah
bunuh diri. Tindakan bunuh diri juga berpengaruh besar terhadap keluarga, teman-teman, kerabat, sekolah, lingkungan kerja, dsb. Maka juga
termasuk etika sosial karena menyangkut orang lain.
Ahli etika tidak bisa berperan sebagai pakar yang dapat menunjukkan bagaimana persoalan harus dipecahkan/yang harus dilakukan
dalam suatu masalah konkrit. Yang dilakukan adalah membantu penilaian alasan-alasan yang dipakai, tetapi etika sosial membahas kewajiban
manusia sebagai anggota masyarakat.
Pendekatan Etika Terapan
Etika terapan bekerjasama dengan disiplin ilmu-ilmu lain karena harus membentuk pertimbangan tentang bidang yang sama sekali di luar
keahliannya. Contoh : Seorang etikawan akan sulit memberikan pertimbangan moral yang dapat dipertanggungjawabkan untuk suatu masalah
medis yang tidak dimengertinya dengan baik. Dia butuh penjelasan lengkap tentang pilihan tindakan medis & berbagai argumen di luarnya, hanya
diperoleh dari pihak berkompeten di bidang itu.
1. Pendekatan multidisipliner
Pendekatan multidisipliner dan pendekatan interdisipliner sama-sama membuka pemahaman lebih luas dan mendalam atas suatu
masalah yang dihadapi. Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tema yang sama oleh pelbagai ilmu, maka para ilmuwan
mengambil keputusan-keputusan etis. Etikawan tidak berpretensi mempersiapkan pemecahan yang melepaskan si pelaku (ilmuwan) dari tanggung
jawab atas keputusan dan tindakannya sendiri.
Peranan etika sangat terbatas di tengah ilmu-ilmu lain memiliki 2 efek yang sulit dihindari yaitu :

Etika terapan sering dipraktekkan tanpa ikut serta etikawan profesional. Artinya orang merasa dia mampu melakukan sendiri tugas
mencari pemecahan yang memuaskan atas masalah etis yang dihadapi pada profesinya. Maka penggunaan jasa para ahli etika mudah
dikesampingkan.

Etika semakin keluar dari keterasingannya, terpaksa harus melepaskan diri dari konteks akademis eksklusif, dan memasuki suatu
kawasan lebih luas. Pergaulan ilmiah tidak terbatas pada rekan seprofesi saja. Ahli etika harus keluar dari isolasinya dan menjadi akrab
dengan bidang ilmiah lain agar berperan dalam kerjasama multidisipliner.
2. Pentingnya pendekatan kasuistik
Pendekatan kasuistik: Usaha memecahkan kasus-kasus konkrit di bidang moral dengan menerapkan prinsip etika umum. Hal itu cocok
dalam etika terapan, dan mengungkapkan kekhususan argumentasi dalam etika. Pendekatan kasuistik diakui sebagai metode efisien untuk
mencapai kesepakatan di bidang moral. Penalaran moral berbeda dengan penalaran matematis, selalu dilakukan cara yang sama, kapan dan
dimana saja, tidak terpengaruh oleh faktor dari luar.
Dengan pendekatan kasuistik, sifat penalaran moral menunjukkan dua hal yaitu :

Relativisme moral tidak bisa dipertahankan. Kasuistik timbul karena ada keyakinan umum bahwa prinsip etis bersifat universal dan tidak
relatif saja terhadap suatu keadaan konkret.

Prinsip etis tidak bersifat absolut saja, & tidak peduli dengan situasi konkret. Etika situasi sangat memperhatikan keunikan setiap situasi.
Faktor spesifik yang menandai suatu situasi tertentu bisa sangat mempengaruhi penilaian terhadap suatu kasus. Semua kasus tidak
sama & hal ini penting dalam menerapkan prinsip etika yang umum.
Metode Etika Terapan
Empat unsur yang selalu berperanan dalam etika terapan, yaitu :
1. Sikap awal
Sikap awal adalah sikap tertentu seseorang terhadap suatu hal/masalah yang dihadapinya. Sikap awal ini pada umumnya merupakan
sikap yang belum direfleksikan. Artinya, orang belum memikirkan alasan dia bersikap demikian terhadap masalah itu. Sikap awal terbentuk oleh
faktor seperti: pendidikan, agama, kebudayaan, watak seseorang, pengalaman pribadi, media massa, kebiasaan, dll. Orang mempertahankan
sikap awal sampai menghadapi peristiwa yang menggugah refleksinya. Refleksi tersebut dapat mengubah sikap awal tadi atau semakin
meneguhkannya.
Contoh : Kita bertemu orang yang bersikap lain tentang masalah yang sama dan bisa berbeda pandangan, seperti tindakan pemberantasan korupsi,
penentuan jodoh oleh orang tua, dsb.
2. Informasi
Kita butuh informasi penting dan obyektif untuk mengetahui lebih baik tentang sesuatu yang kita hadapi. Tanpa informasi yang
memadai, maka sikap moral sulit dipertanggungjawabkan. Kita mendapat informasi dari sumber yang dapat dipercaya, ahli dan berwawasan luas.
Kalau informasi penting tidak dapat, maka sikap moral hanya berdasar atas asumsi-asumsi pribadi, di atas pemikiran subyektif dan bersifat
emosional saja. Pentingnya informasi yang memadai adalah salah satu alasan mendasar mengapa etika terapan harus dijalankan dalam konteks
kerja sama multidisipliner.
3. Norma-norma moral
Norma-norma moral relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. Pembentukan penilaian moral dimulai oleh kelompok kecil
(pressure group), seperti partai politik atau lembaga swadaya masyarakat, yang memperjuangkan pandangan etis tertentu. Contoh : Perjuangan
penghapusan perbudakan, greenpeace dan penghapusan hukuman mati.
4. Logika berpikir
Proses pembahasan masalah yang dihadapi harus mematuhi tuntutan berpikir logis-rasional. Penerapan prinsip logis-rasional dapat
menunjukkan hubungan kesimpulan dengan premis-premis yang mendahuluinya, dan apakah kesimpulan yang diambil dapat tahan uji jika
diperiksa secara kritis menurut aturan logika. Logika juga dapat menunjukkan kesalahan penalaran beserta inkonsistensi yang terjadi dalam
argumentasi. Penggunaan pemikiran logis-rasional juga sangat diperlukan dalam perumusan tepat mengenai batasan yang jelas atas topik yang
sedang dibicarakan.
Etika terapan dapat membantu untuk mengangkat pertimbangan dan keputusan moral dari taraf subyektif serta emosional ke taraf
obyektif dan rasional. Pandangan disebut objektif apabila dalam penalarannya lepas dari faktor-faktor yang hanya penting untuk beberapa orang;
tidak memihak atau memenangkan kepentingan pihak tertentu; tidak berprasangka atau bertolak dari anggapan-anggapan yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan secara rasional.
TOPIK II: MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Teori Etika Lingkungan Hidup
1. Antroposentrisme (Shallow Environmental Ethics)
Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat sistem alam semesta.
Pandangan ini berisi pemikiran bahwa segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai berdasarkan manusia dan
kepentingannya. Pusat pemikirannya adalah manusia. Pandangan antroposentrisme juga disebut human centered ethic, karena mengandaikan
kedudukan dan peran moral lingkungan hidup terpusat pada manusia. Alam dianggap sebagai obyek, alat & sarana bagi pemenuhan kebutuhan
dan kepentingan manusia.
Tinjauan kritis atas teori antroposentrisme:

Antroposentrisme didasarkan pada pandangan filsafat yang mengklaim bahwa hal bernuansa moral hanya berlaku bagi manusia.
Manusia satu-satunya makhluk bebas & rasional, dianggap tertinggi dan terpenting dalam kehidupan, maka manusia menjadi arogan
terhadap alam dan menjadikannya sebagai obyek untuk dieksploitasi.

Antroposentrisme sangat bersifat instrumentalistis, di mana pola hubungan manusia dengan alam hanya terbatas pada relasi
instrumental semata. Meski manusia peduli pada alam, hal itu hanya sebagai kebutuhan dan kepentingan hidup manusia, bukan
menganggap alam bernilai.

Antroposentrisme bersifat teleologis karena pertimbangan untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat tindakan itu bagi
kepentingan manusia. Konservasi alam, misalnya, hanya dianggap penting sejauh hal itu berdampak menguntungkan bagi kepentingan
manusia.

Teori antroposentrisme dituduh sebagai salah satu penyebab terjadi krisis lingkungan hidup. Pandangan ini yang menyebabkan manusia
berani melakukan tindakan eksploitatif terhadap alam, dengan menguras kekayaan alam demi kepentingannya, hanya bersifat jangka
pendek.

Manusia berkewajiban memelihara & melestarikan alam lingkungan karena membutuhkannya demi kepentingan hidup, tetapi kurang
perhatian pada alam dan pengakuan adanya nilai ontologis (nilai sesuatu obyek) yang dimiliki alam itu sendiri hanya kepentingan
manusia saja.
2. Biosentrisme (Intermediate Environmental Ethics)
Biosentrisme adalah pandangan yang menempatkan alam sebagai yang bernilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia.
Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup bukan manusia saja. Hal rumit dari biosentrisme disebut juga life-centered ethic, yaitu pada cara
manusia menanggapi pertanyaan: “Apakah hidup itu?”. Biosentrisme mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan karena kehidupan
menjadi pusat perhatian, sehingga secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di bumi bernilai moral yang sama, sehingga harus
dilindungi dan diselamatkan.
Tinjauan kritis atas teori biosentrisme:

Biosentrisme menekankan kewajiban terhadap alam bersumber dari pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai, baik
kehidupan manusia maupun spesies lain di bumi.

Biosentrisme melihat alam dan seluruh isinya memiliki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri.

Biosentrisme memandang manusia sebagai makhluk biologis yang sama dengan makhluk lain. Manusia dianggap sebagai salah satu
bagian dari keseluruhan kehidupan yang ada di bumi.

Teori biosentrisme disebut juga intermediate environmental ethics, yang menyangkut kedudukan manusia dan makhluk hidup lain di
bumi. Manusia tidak mengorbankan kehidupan lain atas dasar pemahaman bahwa alam dan segala isinya tidak bernilai dalam dirinya
sendiri.
3. Ekosentrisme (Deep Environmental Ethics)
Ekosentrisme memusatkan perhatian pada seluruh komunitas biologis, yang hidup atau mati. Pandangan ini didasarkan pada
pemahaman bahwa secara ekologis, makhluk hidup dan benda abiotik lain saling berkaitan. Contoh : Air sungai sangat menentukan bagi
kehidupan di dalamnya.
Tinjauan kritis atas teori ekosentrisme:

Ekosentrisme disebut deep environmental ethics, perhatiannya berpusat pada seluruh makhluk hidup dalam upaya mengatasi
persoalan lingkungan hidup. Seorang filsuf Norwegia, Arne Naes menyebutnya Deep Ecology.

Teori ecosophy dari Arne Naes berarti kearifan mengatur hidup selaras dengan alam sebagai sebuah rumah tangga. Pandangan ini
menyatakan bahwa lingkungan hidup tidak sekedar sebuah ilmu melainkan sebuah kearifan, sebuah cara hidup/pola hidup selaras
dengan alam.

Deep Ecology menganut prinsip biospheric egalitarianism, yaitu pengakuan bahwa semua organisme & makhluk hidup adalah anggota
yang sama statusnya dari suatu keseluruhan yang terkait, maka memiliki martabat sama.

Deep Ecology tidak hanya memusatkan perhatian pada dampak pencemaran bagi kesehatan manusia, tetapi juga pada kehidupan
secara keseluruhan. Deep Ecology mengatasi sebab utama yang paling dalam dari pencemaran, dan bukan sekedar dampak superficial
dan jangka pendek. Isi alam semesta bukan hanya sebagai sumber daya, tetapi harus dipandang juga dari segi nilai dan fungsi budaya,
sosial, spiritual, medis dan biologis.
Bumi sebagai Satu Kesatuan Ekosistem
1. Ekosistem bumi
Keseluruhan lapisan kehidupan disebut biosfer (dari kata Yunani bios=hidup, dan sphere=bola) yang terdiri atas ekosistem-ekosistem
yang tak terhitung jumlahnya. Ekosistem (dari kata Yunani oikos=rumah dan systema=keseluruhan) adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas
bagian yang saling terkait, dan saling mempengaruhi. Contoh : Bumi sebagai ekosistem besar terdiri dari ekosistem kecil seperti ekosistem lautan,
hutan, pegunungan, sungai, kawasan pantai, dsb.
2. Manusia hanya sebagai salah satu lapisan
Meski berakal budi dan berkehendak bebas, namun manusia hanya salah satu lapisan kehidupan yang berlangsung di bumi ini. Manusia
tidak memiliki independensi mutlak(saling berpengaruh/tergantung kepada lingkungan hidup sekitarnya). Jika lingkungan rusak maka kehidupan
manusia akan terancam, dan pada akhirnya bisa punah.
3. Peran manusia yang semakin besar
Manusia memiliki otak dan sistem syaraf yang menghasilkan kehendak dan perasaan, sehingga mampu menyesuaikan diri dan bertahan
dalam situasi lingkungannya, bahkan mencari alternatif untuk beradaptasi serta mengatur lingkungannya. Maka manusia berperan memberikan
pengaruh yang semakin besar terhadap alam.
Contoh : Manusia dapat mengeringkan lautan menjadi daratan, menciptakan hujan buatan, menyulap padang pasir tandus menjadi tanah pertanian
yang subur, atau mengubah rawa-rawa menjadi tempat pemukiman yang asri, dsb.
Kesatuan Manusia dengan Lingkungan Hidupnya
1. Pengaruh seleksi alam
Manusia seperti fenotipe, terbentuk oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan hidupnya. Keanekaan genotipe terus mengalami
perubahan menyebabkan seleksi alam terjadi. Seleksi itu terjadi melalui faktor alam dan kekuatan sosial budaya. Hanya individu yang sesuai atau
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat berkembang. Hal itu menyertai evolusi manusia dari nenek moyangnya, Australopithecus
africanus, menjadi manusia modern, homosapiens.
2. Gambaran kedudukan manusia dalam alam lingkungannya.
Tempat kedudukan manusia di tengah lingkungannya dapat dilihat dari dua segi:
a. Dari segi struktur perilaku dan kemampuan. Dapat diurutkan sebagai berikut:

Tingkatan anorganik (benda mati): hanya memiliki berat dan gaya, bergerak bukan atas kemauan sendiri.

Tingkatan tumbuh-tumbuhan: sudah memiliki kehidupan untuk bertumbuh, tetapi masih bergantung pada kekuatan di luar dirinya.

Tingkatan hewan: ada kehidupan dan pertumbuhan, ada semangat dan kehendak yang berdasarkan keteraturan (insting, naluri).

Tingkatan manusia: mempunyai kelengkapan sebagai makhluk hidup yang berkehendak dan berakal budi, yang pada prinsipnya
dapat berbuat menurut kemauan diri sendiri.
Dalam pandangan ini manusia
lebih tinggi daripada benda atau
b. Dari segi kedudukan
ekosistem
berada pada kedudukan yang
makhluk lainnya.
dalam keseluruhan
Manusia berada di antara
unsur-unsur lainnya. Semua unsur
membentuk suatu lingkaran ekosistem
yang berkaitan satu sama lain.
Manusia dan unsur-unsur lainnya memberi sumbangan kepada seluruh ekosistem dari tempatnya masing-masing dengan caranya yang khas
masing-masing.
Teori-teori etika lingkungan

Teori Antroposentisme menuntut kesediaan manusia untuk memelihara lingkungan, karena lingkungan yang baik sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia.

Teori Biosentrisme memusatkan perhatian pada keseluruhan kehidupan yang memiliki nilai pada dirinya sendiri.

Teori Ekosentrisme menawarkan pemahaman yang semakin memadai tentang lingkungan. Yang menjadi pusat dari dunia moral bukan lagi
hanya manusia melainkan semua spesies, termasuk spesies bukan manusia.
Deep Ecology dan pengembangannya
Ada 8 prinsip Deep Ecology yaitu :
1. Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi maupun kehidupan bukan manusiawi di bumi mempunyai nilai intrinsik.
2. Kekayaan dan keanekaan bentuk-bentuk hidup menyumbangkan kepada terwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3. Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaan ini, kecuali untuk memenuhi kebutuhan vitalnya.
4. Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocokkan dengan dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
5. Campur tangan manusia dengan dunia bukan-manusia kini terlalu besar, dan situasi memburuk dengan pesat.
6. Kebijakan umum menyangkut struktur-struktur dasar di bidang ekonomi, teknologi dan ideologi harus berubah, karena keadaan yang
timbul hasilnya akan berbeda dengan struktur sekarang.
7. Perubahan ideologis adalah terutama menghargai kualitas kehidupan (manusia tinggal dalam situasi yang bernilai inheren) & bukan
berpegang pada standar kehidupan yang semakin tinggi.
8. Mereka yang menyetujui butir-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung dan tidak langsung untuk berusaha mengadakan
perubahan-perubahan yang perlu.
Dua sikap ekstrim yang harus dihindari supaya sejalan dengan Deep Ecology yaitu:

Memandang dan memperlakukan alam sejauh berguna bagi manusia dan menguasainya sejauh dimungkinkan oleh kemampuan
teknologi semata.

Faham ‘mistisisme alam’ yang menganggap bahwa dunia ini harus diterima begitu saja dan tidak boleh diapa-apakan oleh manusia.
Kedudukan tepat manusia dalam alam
Alam bernilai intrinsik dan tidak tergantung pada manfaatnya untuk manusia. Pendekatan teknokratis telah membawa banyak manfaat
yang tidak perlu bahkan tidak mungkin dihilangkan lagi. Yang harus ditolak adalah pendekatan teknokratis yang merusak alam serta tidak
memeliharanya. Jika kita menerima ekosentrisme sebagai benar, kita tidak boleh jatuh dalam ekstrem lain, yakni “ekofasisme”, dimana manusia
sebagai individu dikorbankan kepada alam sebagai keseluruhan.
Pengakuan bahwa segenap makhluk memiliki nilai dalam dirinya sendiri, termasuk manusia, tidak boleh membawa konsekuensi
pengurangan derajat dan martabat manusia sebagai satu-satunya makhluk di bumi yang berakal budi dan berkehendak bebas. Pengenaan
martabat istimewa kepada pribadi manusia juga meningkatkan martabat alam. Manusia menjadi satu-satunya makhluk hidup yang
bertanggungjawab moral, terhadap dirinya sendiri dan juga lingkungannya. Maka, melalui manusia, alam bertanggung jawab atas nasibnya sendiri.
Topik III: TANGGUNG JAWAB MORAL PELESTARIAN LINGKUNGAN
A. Alam di Ambang Kepunahan
Ada cukup banyak masalah serius yang menunjukkan dimensi global pencemaran lingkungan hidup, beberapa di antaranya dapat
disebutkan di bawah ini.
1. Akumulasi bahan beracun
Industri kimia telah membuang limbahnya ke dalam sungai atau laut. Hal itu telah membawa akibat antara lain, ikan sudah semakin
tidak layak dikonsumsi karena kadar merkuri atau bahan beracun lain di dalamnya sudah terlalu tinggi.
2. Efek rumah kaca
Salah satu hal sangat mengkhawatirkan sekarang ini adalah naiknya suhu permukaan bumi, yang disebabkan oleh greenhouse
effect atau kita sebut sebagai efek rumah kaca.
kalau hal ini berlangsung terus dalam keadaan yang lebih buruk, maka akan terjadi bencana serius bagi umat manusia, seperti:
kota-kota atau pemukiman yang dibangun di pinggir laut akan tergenang, seperti Jakarta Utara, dan negara-negara yang terletak di
tempat rendah seperti Negeri Belanda dan Bangladesh, akan hilang dari muka bumi.
3. Perusakan lapisan ozon
Lapisan ozon sangat penting untuk melindungi kehidupan terhadap sinar ultraviolet dari matahari, di mana 80 persen penyinaran ultraviolet dari matahari disaring olehnya. Dari hasil pengukuran melalui satelit tampak semakin menipisnya lapisan ozon.
menurut para ahli, penyebab paling berpengaruh adalah pelepasan bahan CFC (klorofluorokarbon) ke dalam udara. CFC adalah
bahan kimia yang banyak dipakai dalam kaleng penyemprotan aerosol, lemari es, dan alat AC (penyejuk), dan juga dalam “karet”
busa.
Beberapa masalah yang ditimbulkan oleh radiasi itu, antara lain: penyakit kanker kulit, penyakit
mata katarak, penurunan sistem kekebalan tubuh, ke- rusakan bentuk-bentuk hidup dalam laut dan tanaman di darat.
4. Hujan asam
Di kawasan industri padat, seperti Kanada dan bagian utara dari Amerika Serikat, Jerman Barat, Negeri Belanda, Swedia dan
Finlandia, sejak beberapa dekade terakhir ini terjadi hujan asam (acid rain). Asam dalam emisi industri bergabung dengan air hujan
dan mencemari daerah yang luas, merusak hutan dan pohon-pohon lain, mencemari air danau, merusak gedung-gedung, dan
sebagainya.
Bagi manusia, hujan asam bisa mengakibatkan gangguan saluran per- nafasan dan paru-paru.
5. Deforestasi dan penggurunan
Penggunaan kayu untuk berbagai keperluan telah men- dorong penebangan hutan secara tak terkendali, yang mengakibatkan
hutan semakin cepat berkurang.
Penebangan hutan (deforesta- tion) secara besar-besaran mempunyai dampak penting atas lingkungan hidup, karena dengan
demikian maka salah satu fungsi hutan, yakni meresap karbondioksida yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil
(industri, kendaraan bermotor) menjadi terancam.
Di Amerika Serikat saja diperkirakan setiap tahun kira-kira 26 milyar ton tanah lebih banyak tererosi daripada tanah baru yang
terbentuk. Erosi tanah dapat mengakibatkan juga meluas- nya penggurunan (desertification), khususnya di negara- negara di sekitar
gurun Sahara di Afrika dan juga di Amerika Serikat.
6. Punahnya keanekaan hayati
Salah satu akibat besar dari kerusakan lingkungan hidup adalah kepunahan semakin banyak spesies hidup. Dan spesies hidup
yang punah sekarang akan hilang lenyap dari muka bumi untuk selamanya. Yang memiliki andil besar terhadap kemus- nahan
spesies hidup ini adalah penggunaan pestisida dan herbisida yang semakin intens.
B.
C.
Manusia Sebagai Agen Perubahan
1. Manusia mempengaruhi lingkungan
Manusia telah turut memperkaya bahkan telah berperan sebagai agen perubahan, yang menyebabkan proses alami di bumi tidak
lagi hanya berlangsung sebagaimana adanya. Pada awal kehadirannya manusia
memang lebih banyak menyesuaikan diri dengan alam. Namun, sejalan dengan bertambahnya pengetahuannya, manusia tidak lagi
hanya menerima pengaruh dari lingkungannya, tetapi juga memberi pengaruh dengan membuat perubahan-perubahan sesuai
keinginannya.
2. Melestarikan keseimbangan lingkungan
Yang harus kita lestarikan adalah ke- mampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan dan
tingkat hidup yang lebih tinggi
Penyebab Terjadinya Kerusakan Alam
1. Pola pendekatan yang merusak
Kehadiran manusia yang mengageni perubahan yang berlangsung di bumi ini sebenarnya tidak harus berwujud pengrusakan bagi
lingkungan, melainkan dapat juga berwujud pengolahan, yang menjadikan bumi
sebagai hunian yang semakin baik dan indah bagi kehidupan. Akan tetapi, manusia tidak secara konsisten memainkan peran
seperti itu. Pola pendekatan manusia modern terhadap alam merupakan pendekatan teknokratis (dari kata Yunani tekne =
keterampilan dan krattein = menguasai). Pendekatan ini mengedepankan penggunaan teknologi yang semakin canggih untuk
menguras isi bumi dan menguasainya. Pendekatan teknokratis berangkat dari sikap yang hanya memandang alam sebagai sekadar
D.
sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alam dipandang sebagai tumpukan kekayaan dan energi, yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia seberapa dia sanggup menggalinya.
2. Terkait bidang perekonomian modern
Dengan biaya serendah mungkin - yang dicurahkan hanya untuk bisa menggali kekayaan alam - maka usaha perbaikan dan
pemulihan kembali keadaan alam, menjadi terabaikan. Yang dilakukan adalah sekadar mengambil apa yang perlu, lalu sesudah itu
meninggalkannya begitu saja. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banjir, misalnya, sering kali disebabkan oleh
penebangan hutan seperti di lerenglereng gunung, untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau pemukiman baru. Akibat
penebangan yang dilakukan secara liar, air tidak bisa meresap ke dalam tanah, sehingga air hanya mengalir di permukaan tanah,
yang berubah menjadi banjir. Begitu juga dengan polusi udara yang diakibatkan oleh asap dari berbagai pabrik raksasa dan
berbagai substansi kimiawi beracun, dan segala bentuk sampah lain yang dibuang begitu saja atau dialirkan ke dalam sungai, dan
dihembuskan melalui cerobong- cerobong pembuangan ke dalam atmosfir.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan adanya kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia bukan lagi hanya mengalami
kemajuan di bidang pertanian, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya. Dengan kemajuan yang dicapainya manusia
mulai mengembangkan eksplorasi dan ekspoitasi sumber daya alam, sebagai alternatif di luar bidang pertanian. Akan tetapi,
bersamaan dengan berbagai manfaat yang diperoleh dari kemajuan tersebut, telah terjadi serangkaian krisis lingkungan hidup,
mulai dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar.
4. Pertambahan penduduk yang semakin pesat
Jumlah penduduk dunia masih terus bertambah dengan laju rata-rata sekitar 1,6 persen / tahun atau sekitar 80 juta orang / tahun.
Mereka ini semua memerlukan tambahan produksi pangan, energi, rumah, dan kebutuhan hidup lain. Ironisnya, sebagian besar
pertambahan penduduk terjadi di negara- negara yang sedang berkembang dan negara miskin, yang tidak mampu untuk
mendukung kehidupan mereka sendiri.
Sebagai akibatnya, terjadilah kerusakan lingkungan yang makin parah di negara miskin itu. Di banyak negara
miskin, utang luar negeri diusahakan dibayar dengan mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan,
misalnya hutan.
5. Paham antroposentrisme
Hal yang juga dapat dianggap sebagai penyebab kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tak terkendali oleh manusia adalah
paham manusia sendiri tentang dirinya dalam berhadapan dengan alam. Manusia memahami dirinya lebih berkuasa daripada
makhluk-makhluk lain di tengah ling- kungan hidupnya. Manusia memiliki kemampuan istimewa, dan dengan kemampuan itu dia
merasa berhak untuk mengatur lingkungannnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Paham antroposentrisme (manusia sebagai
sum- ber segala nilai) masih dipegang oleh manusia.
6. Pudarnya nilai-nilai tradisional.
Bencana terjadi karena nilai- nilai tradisional itu tidak terlihat pada para transmigran asal daerah lain yang membakar sebagian
hutan tanpa perhitungan yang baik, sehinggga kebakaran tidak bisa dikuasai lagi.
7. Keterbatasan kemampuan bumi
Daya rege- nerasi alam tidak dapat berkembang sewajarnya karena tidak mampu mengimbangi laju eksploitasi yang dilakukan oleh
manusia. Demikian juga daya dukung bumi mengalami kejenuhan (ecological over-stress) akibat terus menerus dikuras di luar batas
kewajaran. Penggunaan sumber-sumber daya alam secara tak terkendali oleh negara-negara kaya dan adikuasa, yang
mengandalkan teknologi nuklir, biologi, dan kimia, telah memberikan gambaran yang negatif terhadap masa depan manusia dan
seluruh lingkungan hidup.
8. Desakan tuntutan kebutuhan hidup
Hal yang juga menyebabkan tindakan eksploitasi terhadap lingkungan bagaikan tak terhindarkan adalah apabila manusia
dihadapkan pada tuntutan untuk memenuhi. Tuntutan hidup telah mengharuskannya, misalnya membuka lahan, tanpa harus
mengedepankan pertimbangan lingkungan.
Munculnya Kesadaran Lingkungan
Ada kesadaran yang semakin dalam pada manusia bahwa dirinya dan lingkungannya berkaitan sangat erat. Bahkan dia temukan bahwa
dirinya memiliki ketergantungan mutlak pada alam. Itulah yang melahirkan munculnya satu disiplin ilmu baru, yang disebut ecology, yang
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubunga n timbal-bali k antara manusia dan ling- kungannya . Beberapa peristiwa penting
kesadaran dan komitmen manusia terhadap lingkungan hidup dapat disebutkan berikut ini:
1. Wo rld Envi ronment Movement(1972)
Gerakan kesadaran ekologi secara internasional diprakarsai oleh PBB dengan mengadakan konferensi
Gerakan Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Movement) di Stockholm, 5-16 Juni 1972, yang kemudian setiap tahun
diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia
PBB juga membentuk sebuah badan khusus yang menangani masalah lingkungan hidup yaitu United Nations
Environment Programme (UNEP). Sejak itu, gerakan ekologi telah melibatkan berbagai negara di dunia dan juga lembaga-lembaga
non-pemerintah (LSM).
2. Konferensi Rio de Janeiro (1992)
Konferensi Rio de Janeiro (yang sering disebut juga KTT Bumi) (Earth Summit) tentang Lingkungan dan
Pembangunan, yang dikenal dengan nama United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) mengambil
tema “Think globally, act locally”. Kesepakatan yang dicapai dalam KTT tersebut tertuang dalam beberapa dokumen penting, yakni:
Agenda 21, Prinsip-prinsip kehutanan, Konvensi Perubahan Iklim, dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.Dari serangkaian
kesepakatan yang dicapai dalam KTT terdapat tiga masalah global paling mendesak dalam memasuki abad ke 21, yang menuntut
penanganan bersama secara serius, yakni: perubahan iklim akibat kecerobohan manusia, menghilangnya keragaman hayati, dan
perlunya pembatasan jumlah penduduk serta perubahan pola konsumsi masyarakat modern.
3. Protokol Kyoto (1997)
Protokol Kyoto adalah target kuantitatif dan waktu penurunan emisi gas serta mekanisme pencapaian target tersebut. Protokol
Kyoto merupakan dasar bagi negara-negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca gabungan mereka paling sedikit 5
persen dari tingkat emisi 1990 menjelang periode 2008-2012
4. Implementasi di Indonesia
Kesadaran ekologi di negeri ini tidak hanya melibatkan pemerintah, melainkan juga berbagai kalangan
E.
swasta, seperti LSM-LSM bahkan lembaga-lembaga ke-utama dikembangkan oleh Departemen ependudukan dan Lingkungan
Hidup dengan memberlakukan Undangundang Lingkungan Hidup (UULH). Di dalam UULH itu dapat ditemukan salah satu upaya
pemerintah mengatasi masalah lingkungan hidup, yaitu melalui AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Tanggung Jawab Moral Perubahan Sikap
1. Dasar bagi perubahan sikap
a. Dampak nyata dari teori etika lingkungan hidup
Kesadaran akan kekurangan dari pandangan antro- posentrisme seharusnya menjadi salah satu titik tolak untuk merumuskan
kembali paham yang lebih menjamin keberlangsungan segala proses kehidupan yang berlangsung di alam semesta, termasuk
manusia.
b.
2.
3.
Nilai ontologis segala ciptaan
Setiap ciptaan Tuhan memiliki nilai intrinsik (nilai dalam diri sendiri) dan berhak untuk hidup dan berkembang. Di dalam diri
manusia harus tumbuh dan berkembang sikap dasar menghargai dan menghormati makhluk ciptaan Tuhan
Acuan tanggung jawab
a. Keutuhan biosfer
b. Keselamatan generasi yang akan datang
Dari Egosentrisme ke ekosentrisme
Manusia harus semakin lebih realistis melihat kenyataan bahwa pandangan yang salah terhadap alam telah
membawa bencana bagi manusia sendiri. Oleh karena itu manusia harus segera mengubah sikap dalam memandang dan
memperlakukan alam. Piet Leenhouwers (seorang guru besar filsaf at di Tilburg dan Eindhoven) mengungkapkan dengan tegas:
“Manusia harus mundur selangkah, dari raja depotis semesta alam, pusat dunia dan kosmos, menjadi hamba, sebagai bertanggung
jawab, yang juga tergantung dari kosmos (dari ego-sentrisme ke eko-sentrisme)”
Topik IV: PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
A. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
1. Pengertian pembangunan berkelanjutan
Oleh World Commission on Environment and Development (WCED) pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai "pembangunan
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari generasi sekarang, tanpa membahayakan kesanggupan generasi-generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan mereka sendiri” . Maksud yang ingin disam- paikan dalam pengertian ini adalah bahwa
pembangunan ekonomi, yang selalu harus memanfaatkan sumber daya alam, dijalankan sedemikian rupa, sehingga generasi
mendatang dapat melanjutkan pembangunan yang kita jalankan sekarang.
2. Pembangunan berwawasan lingkungan
Kesepakatan penting yang dicapai dalam KTT tersebut telah meletakkan dasar politis bagi kebijakan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Isinya dengan tegas memperlihatkan bahwa pembangunan
tidak bertentangan dengan pelestarian lingkungan. Yang terjadi adalah: pembangunan semakin maju akan membuat lingkungan
semakin terpelihara dengan baik; dan dengan lingkungan yang semakin berkualitas, pembangunan menjadi lebih mudah
ditingkatkan.
3. Tinjauan atas paradigma pembangunan berkelanjutan
Paradigma pembangunan berkelanjutan gagal dipahami sebagai sebuah etika politik pembangunan, berupa komitmen moral
tentang bagaimana seharusnya pembangunan itu diorganisir dan dilaksanakan. Paradigma
pembangunan berkelanjutan bukan terutama sebuah konsep tentang pentingnya lingkungan hidup, atau tentang pembangunan
ekonomi yang semakin besar dan luas, melainkan sebuah etika politik pembangunan, yang men- cakup pembangunan secara
keseluruhan dan bagaimana pembangunan itu seharusnya dijalankan. Selain kegagalan pemahaman di atas, penyebab lain
mengapa paradigma pembangunan berkelanjutan tidak dapat terwujud sebagaimana seharusnya adalah adanya perhatian utama
pada kata ‘pembangunan’ itu sendiri, dengan fokus utama berupa pertumbuhan ekonomi. Itulah sebabnya, dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonominya, di banyak negara tetap saja terjadi pengrusakan dan eksploitasi sumber daya alam
dengan segala dampak negatifnya bagi kerusakan lingkungan hidup.
Paradigma pembangunan berkelanjutan terasa indah untuk diucapkan dan terasa memadai sebagai suatu semboyan, namun dalam
implementasinya ternyata memiliki kelemahan-kelemahan serius, yang telah membuat para- digma itu ingin dikoreksi oleh para
pemerhati dan ahli lingkungan hidup. Kelemahan-kelemahan utama yang dimaksud antara lain adalah:

Pertama, tidak ada sebuah titik kurun waktu yang jelas dan terukur, yang menjadi sasaran pembangunan berkelanjutan.
Ia hanya merupakan sebuah komitmen, yang sulit diukur kapan tercapainya. Evaluasi, dengan berbagai kriteria, tidak ada,
dan sulit untuk dilakukan. Karena ketiadaan agenda waktu yang jelas, maka dengan mudah agenda besar ini diabaikan.

Kedua, asumsi paradigma pembangunan berkelanjutan didasarkan pada cara pandang yang sangat antro- posentris,
yang menempatkan manusia sebagai yang utama dalam alam semesta. Cara pandang ini meng- anggap alam sekedar
sebagai alat bagi pemenuhan kebutuhan material manusia, yang bisa dieksploitasi kapan saja dan dengan cara apa saja.

Kelemahan ketiga adalah, asumsi yang ada di balik paradigma pembangunan berkelanjutan bahwa manusia mampu
menentukan daya dukung ekosistem lokal dan regional. Seakan manusia mampu menentukan dengan pasti batas-batas
daya dukung alam yang dianggap aman untuk sebuah tindakan eksploitasi. Padahal, tidak mudah bagi ilmu pengetahuan
dan teknologi manusia untuk mengetahui dan menentukan dengan pasti tentang daya dukung dan ambang batas
toleransi alam.

Kelemahan lain adalah, paradigma pembangunan ber- kelanjutan bertumpu pada ideologi materialisme yang tak diuji
secara kritis, tetapi diterima begitu saja sebagai benar. Jalan yang ditempuh oleh negara-negara industri maju, yang
dipacu oleh materialisme, seakan menjadi sebuah jalan yang benar, yang dianjurkan untuk diikuti oleh semua negara
berkembang untuk bisa mencapai kemajuan yang sesungguhnya. Akibat dari anjuran mengikuti jalan yang sama maka
semua aspek kehidupan yang lain ditempatkan di bawah kendali ekonomi. Segala institusi sosial, termasuk pendidikan
dan kebudayaan, dirancang hanya untuk melayani kepentingan ekonomi. Sebagai konsekuensinya, aspek- aspek lain,
termasuk sosial-budaya dan lingkungan hidup, menjadi korban pembangunan ekonomi. Hasil yang diperoleh adalah
kehidupan yang tetap mempri- hatinkan di negara-negara sedang berkembang, adanya jurang yang semakin menganga
antara segelintir orang yang kaya raya dan mayoritas rakyat yang miskin, kehancuran lingkungan hidup, tingkat kualitas
hidup yang rendah dan tergusurnya kekayaan budaya masya- rakat lokal yang tidak bisa terakomodasi dalam pacuan
B.
C.
D.
mengejar ketertinggalan ekonomi. Yang dicapai adalah sebuah standar kehidupan yang semu dan rentan, dengan
kualitas hidup manusia yang tetap memprihatinkan.
Aspek Penting Pembangunan
Sehubungan dengan gerakan pembangunan nasional, yang dijalankan dalam semangat pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, terdapat tiga aspek yang saling terkait dan saling mendukung satu sama lain.
Ketiga aspek yang dimaksud adalah: aspek ekonomi, aspek sosial-budaya dan aspek lingkungan hidup
1. Bukan hanya kemajuan ekonomi.
Pembangunan yang hanya mengutamakan kemajuan dalam bidang ekonomi, telah mengakibatkan perusakan dan kehancuran
kekayaan sosial-budaya dan kekayaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Untuk itu, diperlukan perubahan kebijakan dalam pem- bangunan nasional. Tidak boleh lagi hanya menitikberatkan pada
pembangunan ekonomi semata, melainkan juga pembangunan sosial budaya dan lingkungan hidup seka- ligus.
Ketika kekayaan alam hanya dilihat sebagai sumber daya ekonomi, kecenderungan yang tidak bisa dielakkan adalah bagaimana
mengubah sumber daya alam tersebut menjadi nilai ekonomi yang riil bagi kemakmuran sebuah bangsa. Konsekuensinya, segala
nilai lain dari kekayaan alam tersebut menjadi terabaikan dan bahkan tidak diper- hitungkan sama sekali
2. Bukan hanya mengatasi kemiskinan material
kemiskinan bukanlah kemiskinan material-ekonomis semata. Kemiskinan menyangkut juga dimensi-dimensi lain seperti: sosial
budaya, spiritual, dan kualitas lingkungan hidup. Mengatasi kemiskinan tidak hanya dengan mengeksploitasi sumber daya alam
untuk tujuan jangka pendek dan parsial saja. Ada banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan sebuah negara bangsa
dalam mengatasi kemiskinan. Faktor itu antara lain adalah kemampuan manusia dalam meng- hasilkan barang dan jasa dengan
nilai tambah yang tinggi.
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
1. Prinsip demokrasi
Prinsip ini menjamin agar pembangunan dilaksanakan sebagai perwujudan kehendak bersama seluruh rakyat, demi kepentingan
bersama seluruh rakyat.
Prinsip demokrasi memiliki beberapa aspek penting yang harus diperhatikan sebagai perwujudan dari prinsip ini:

Aspek pertama adalah, agenda utama pembangunan haruslah agenda rakyat, demi kepentingan rakyat banyak.

Aspek kedua adalah, dalam kaitan dengan aspek pertama, partisipasi masyarakat dalam merumuskan dan
mengimplementasikan kebijakan pembangunan me- rupakan sebuah keharusan moral dan politik. Ini berarti, sejak awal
proses pembangunan, masyarakat harus dilibatkan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga.

Aspek ketiga adalah, harus ada akses informasi yang jujur dan terbuka tentang agenda pembangunan dan proses
perumusan agenda pembangunan.

Aspek keempat adalah, adanya akuntabilitas publik tentang agenda pembangunan, proses perumusan ke- bijakan dan
implementasi pembangunan tersebut.

Hal yang tidak kalah penting dari semua aspek di atas adalah, rakyat mempunyai komitmen untuk
mengimplementasikannya, karena mereka terlibat dalam proses perumusannya.
2. Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan pada dasarnya berperan untuk menjamin bahwa semua orang dan kelompok masyarakat memperoleh peluang
yang sama dalam proses pembangunan dan kegiatan-kegiatan produktif, serta ikut dalam menikmati hasil-hasil pembangunan yang
telah dicapai. Oleh karena itu prinsip keadilan menuntut:

Pertama, adanya perlakuan yang sama bagi semua orang dan kelompok masyarakat dalam proses pembangunan, baik
dalam keikut-sertaan berpartisipasi melaksanakan pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya, maupun dalam hal
kepemilikan akses yang sama atas peluang dan sumber-sumber ekonomi, termasuk di dalamnya sumber daya alam.

Kedua, prinsip keadilan menuntut adanya distribusi manfaat dan beban secara proporsional antara semua orang dan
kelompok masyarakat. Manfaat dan beban itu harus proporsional dengan peran dan kontribusinya dalam proses
pembangunan.
Dalam konteks ini berlaku prinsip bahwa a) Mereka yang mendapat manfaat ekonomi terbesar dari kegiatan
pembangunan harus juga menanggung kerugian terbesar akibat proses pembangunan, dan b) Dalam kaitan dengan itu,
pihak yang mencemari dan merusak lingkungan hidup harus membayar secara proporsional kerugian yang ditimbul- kan.

Hal ketiga adalah, prinsip keadilan menuntut agar ada peluang yang sama bagi generasi yang akan datang untuk
memperoleh manfaat secara sama atau proporsional dari sumber daya ekonomi yang ada. Jadi prinsip keadilan
menyangkut juga keadilan antar generasi.

Hal keempat adalah, prinsip keadilan menuntut agar kerugian akibat proses pembangunan, yang dialami oleh kelompok
masyarakat tertentu, harus bisa ditebus atau dikompensasi secara seimbang atau proporsional, baik oleh negara maupun
kelompok yang menyebabkan timbulnya kerugian itu.
3. Prinsip keberlanjutan
Prinsip ini mengharuskan setiap pihak yang terlibat untuk merancang agenda pembangunan dalam dimensi jangka panjang, yang
mampu mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh setiap kegiatan pembangunan dalam jangka panjang.
Prinsip ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sumber daya alam itu terbatas, sementara aspek sosial-budaya dan lingkungan hidup
adalah aspek yang berdimensi jangka panjang. Oleh karena itu, prinsip keberlanjutan mengharuskan kita untuk dengan bijak
memilih alternatif pembangunan yang lebih hemat sumber daya alam, menggunakan pola-pola pembangunan dan konsumsi yang
hemat energi, dan hemat penggunaan bahan baku.
Merumuskan Kembali Sasaran Pembangunan
1. Persoalan paradigma pembangunan berkelanjutan
Banyak ahli lingkungan hidup yang mulai menyadari bahwa paradigma pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah kegagalan.
Paradigma pembangunan berkelanjutan dilihat sebagai sebuah penegasan kembali bahwa yang utama adalah pembangunan
ekonomi, dengan sasaran utama adalah pertumbuhan ekonomi. Hal ini terbukti setelah lebih sepuluh tahun berlalu tetap saja bahwa
yang diutamakan adalah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, sedangkan aspek sosial-budaya dan lingkungan hidup
ditinggalkan dan diabaikan begitu saja. Sebagai akibatnya, kemerosotan sosial-budaya dan kerusakan lingkungan hidup terjadi di
mana-mana.
2. Keberlanjutan ekologi
Yang dituntut dalam paradigma keberlanjutan ekologi adalah sebuah perubahan mendasar dalam kebijakan pembangunan, yang
memberi perhatian utama bagi kelestarian berbagai bentuk dan lapisan kehidupan yang ada di bumi, untuk menjamin
keberlangsungan ekologi dengan segala bentuk kehidupan di dalamnya.
yang menjadi sasaran utama adalah mempertahankan dan melestarikan ekologi dengan seluruh kekayaan bentuk-bentuk
kehidupan yang dikandungnya. Strategi pembangunan seperti ini bertujuan membangun masyarakat lokal untuk mempunyai sumber
penghidupan ekonomi yang ramah terhadap lingkungan.
Yang menjadi tolok ukur adalah kualitas kehidupan yang dicapai, dengan tetap menjamin ke- berlangsungan yang lestari kehidupan
ekologis, sosial- budaya, dan ekonomi secara proporsional seimbang.
TOPIK V DIMENSI ETIS KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
#Hal yang dimiliki manusia untuk mengembangkan pengetahuannya :

Kemampuan berpikir atau menalar
Manusia mampu mengolah pengetahuan dan ditunjukkan untuk mencapai kebenaran.Manusia mampu berpikir menurut suatu alur kerangka
berpikir tertentu, mampu menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain, untuk
akhirnya menghasilkan satu kesimpulan yang bersifat ilmiah.

Bahasa
Manusia memiliki bahasa yang sangat kaya perbendaharaannya, dan mampu menjadi sarana efektif untuk mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Manusia mampu membagikan dan mewariskan dengan baik tentang apa saja
yang diketahui dan dipikirkannya. Dengan bahasa, manusia dapat melestarikan budayannya.
#Ciri-ciri penalaran
Adanya pola pikir tertentulogika
Bersifat analitik
Kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis-analitis. Artinya, penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang
mempergunakan logika ilmiah, yang menggunakan suatu pola berpikir tertentu, sehingga mampu menghasilkan kesimpulan yang menurut tolok
ukur tertentu disebut sahih.
#Untuk terjadi pengetahuan diperlukan subjek(mengenal) dan objek(dikenal). Terjadinya perdebatan antara mana yang lebih penting melahirkan
aliran pemikiran filsafat, rasionalisme dan empirisme. Istilah lain:
apriori("sejak yang pertama")-> pengetahuan atau pengenalan akal budi yang tidak berdasarkan pada pengalaman. Bersifat deduksi
aposteriori("dari yang terakhir")->pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman. Bersifat induksi
#Pengetahuan = Keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk
manusia dan kehidupannya, secara langsung ataupun tak langsung.
#Ilmu pengetahuan = Keseluruhan sistem pengetahuan yang telah dibakukan secara istematis.
#Filsafat merupakan sikap kritis dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan ini, dengan terus mempertanyakannya, dengan tidak puas
hanya menerima jawaban-jawaban dan penjelasan yang sudah ada
#Tujuan filsafat adalah untuk membantu seseorang dalam menentukan sikap yang dapat dia pertanggungjawaban dalam menjalani hidup ini
#Dalam sejarah filsafat, terdapat beberapa teori tentang kebenaran, di antaranya tiga yang utama, yakni:

teori korespondensi
kebenaran menurut teori ini adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dan kenyataan yang sebenarnya. Disebut juga
sebagai kebenaran empiris.

teori koherensi
Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar

teori pragmatis
kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
#Ambivalensi kemajuan iptek

optimisme kemajuan ilmu
Dengan berbagai kenyataan yang ada, kita harus berani melakukan penilaian, bukan hanya atas segi positif dari iptek itu sendiri, melainkan juga
atas sisi negatifnya. Sejalan dengan hal-hal positif yang dibawakannya, ternyata banyak juga sisi negatif yang terkait dengan konotasi etis, yang
dibawa serta oleh kemajuan iptek itu sendiri dalam kehidupan.
Pandangan optimistis manusia akan kemajuan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan terus bertambah sampai akhirnya muncul sisi negatif yang
menyebabkan kesadaran manusia terbuka.

Masalah bebas nilai
Bebas nilai artinya tidak ada hubungan dengan nilai. Sudah menjadi kesepakatan bahwa ilmu adalah otonom dalam mengembangkan metode dan
prosedur tanpa campur tangan instansi lain. Sayangnya karena umumnya, penelitian memerlukan dana, maka perkembangan pengetahuan dan
teknologi yang berlangsung sekarang ini hampir tidak terlepas dari kepentingan tertentu, yang umumnya terkait dengan kepentingan bisnis dan
politik/militer yakni kekuasaan

Kemenangan ilmu pengetahuan
Dahulu kala ilmu selalu terjadi semacam pertarungan antara ilmu yang ingin terbebas dari nilai-nilai di luar bidang keilmuan dan ajaran-ajaran di
luar bidang keilmuan yang ingin
menjadikan nilai-nilainya sebagai penafsiran metafisik keilmuan. Dan setelah sekian lama akhirnya ilmu pengetahuan mendapat kemenangan.
Sejak saat itu ilmu memperoleh otonomi.
#Ilmu dan Moral
Dulunya manusia yang menguasai dan menyesuaikan teknologi, tapi seiring zaman, manusia menjadi seolah-olah harus menyesuaikan diri dengan
teknologi.

Persenjataan pemusnah massal
Sudah sejak tahap awal pertumbuhannya ilmu dan teknologi sudah dikaitkan dengan tujuan perang. Ilmu yang dikembangkan bukan lagi hanya
digunakan untuk lebih bisa menguasai alam, dan menggunakannya demi kesejahteraan umat manusia, melainkan sudah mengarah pada ancaman
bagi kehidupan manusia.

Revolusi genetika
Semakin dirasakan bahwa norma-norma dari etika medis tradisional sering kali tidak lagi memadai bagi pemecahan problem-problem yang muncul
sekarang ini dan di masa mendatang. Contohnya, salah satu prinsip amat penting dalam etika medis tradisional adalah menghormati kehidupan.
Akan tetapi, dalam perkembangan teknologi kedokteran kita mengenal teknologi respirator dan Intensive Care Unit (ICU) yang hasilnya sangat
mengagumkan kita, telah mengakibatkan prinsip yang luhur dari etika tradisonal itu menj adi sangat problematis.
TOPIK VI TANGGUNG JAWAB MORAL PENGGUNAAN IPTEK
# Teknik sebagai perpanjangan tubuh manusia, namun seiring perkembangan menjadi sulit atau bahkan tidak dikuasai manusia. Sebenarnya
tujuan teknologi adalah :
1. Membawa berbagai kemudahan bagi manusia
Teknologi menghemat tenaga, mempersingkat waktu, mempersempit jarak dan dapat memastikan hasil yang diinginkan
2. Memajukan peradaban manusia
Dengan teknologi manusia semakin bisa memperbaiki peradabannya ke arah yang semakin halus, indah dan menyenangkan. Sejak ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang, perjalanan sejarah umat manusia mengalami perubahan dan perkembangan pesat.
#Teknologi dan pemenuhan kebutuhan manusia
1. Tiga jenis kebutuhan dasar manusia
Terdapat tiga kebutuhan yang sangat mendasar, yakni: kebutuhan material, kebutuhan sosial dan kebutuhan spiritual. Ketiga jenis kebutuhan ini
disebut sebagai kebutuhan dasar karena hal-hal inilah yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi.
Kebutuhan materi -> sandang, pangan, papan
Kebutuhan sosial -> hidup bersama yang berlangsung secara indah dan menyenangkan
Kebutuhan spritual -> kebutuhan dasar dalam hal rohani berupa: kebahagiaan, kedamaian, iman akan Tuhan, dan sebagainya
2.Pemenuhan kebutuhan tidak seimbang
Kenyataan memperlihatkan bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi hanya membawa pengaruh dominan pada pemenuhan
kebutuhan manusia yang bersifat materi. Dengan demikian maka manusia mengalami perkembangan atau kemajuan yang tidak seimbang.
3. Dapat berfungsi sosial dan spritual
Perkembangan iptek dpat dimanfaatkan untuk memperluas dan mengefektifkan cara dan bentuk pembinaan rohani umat. Agama dapat
menggunakan media komunikasi yang ada untuk menyiarkan siraman rohani bagi para pemeluknya.
#Besar terjadi penyalahgunaan iptek, contohnya:

Manipulasi data dalam komputer

menggunakan kemampuan teknologi informasi untuk menyebarkan hal-hal yang buruk dan menyesatkan, yang dilakukan melalui
tayangan televisi, radio, kaset, tabloid, majalah, dan media-media komunikasi lainnya

Ada banyak kasus penyalahgunaan teknologi informasi seperti:
* penipuan dan pencurian data
* penyadapan pembicaraan melalui telepon
* pembobolan bank
* penipuan berkaitan penggunaan kartu kredit
* perampasan hak kekayaan intelektual, dan sebagainya.

penyalahgunaan dalam dunia teknologi medis-kedokteran

penyalahgunaan yang sangat mengerikan dalam teknologi persenjataan.
# Penyalahgunaan komputer
kejahatan komputer telah banyak melanggar hak atas privasi, baik yang dimiliki oleh pribadi maupun kelompok, baik untuk tujuan penyalahgunaan
demi keuntungan diri sendiri atau kelompok, maupun hanya untuk sekedar membuat kekacauan. Contoh:

Memalsukan suara telepon dengan komputer

Mendapatkan nomor-nomor telepon pribadi

Mengacaukan dan mengubah pemograman komputer telepon

Mengidentifikasi sidik jari calon-calon korban yang diincar

Menantang sistem pengamanan komputer, seperti penanaman trojan horse, virus yang bersifat merusak
#Malpraktek

Tindakan artifisial dalam mengubah bagian-bagian tubuh

Menjadikan pasien sebagai kelinci percobaan
#Eksploitasi terhadap dunia ketiga
Pemerasan dan penekanan sekelompok orang kaya atas orang miskin baik dengan perusahaan transnasional yang merebut pangsa pasar,
penggunaan robot sehingga mempersempit lapangan kerja, penjualan paksa produk, sehingga rakyat miskin dunia menjadi konsumen
#Ancaman iptek terhadap budaya
Teknologi telah banyak berkembang termasuk dalam hal teknologi informasi, sehingga negara negara maju mampu menyampaikan pesan-pesan
apa saja ke negara-negara berkembang dan miskin.
Pesan-pesan itu cenderung menimbulkan berbagai hal yang tidak menguntungkan bagi dunia terbelakang, sementara menguntungkan bagi
negara-negara pengirim pesan.
#Pilihan Teknologi
1. Teknologi adaptif
Penentuan teknologi yang hendak dikembangkan haruslah bersumber pada penelitian dan pengembangan yang terus dilakukan, dan yang masih
harus disesuaikan dengan perimbangan-perimbangan keadaan masyarakat. Hal utama yang mendapat perhatian adalah bahwa teknologi yang
hendak dikembangkan harus dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah-masalah konkrit, seperti bidang pangan, pemukiman, pemeliharaan
tanah, perkembangan industri dan penampungan tenaga kerja.
2. Teknologi protektif
Teknologi yang bersif at protektif adalah yang mampu memelihara, melindungi dan mengamankan lingkungan hidup bagi masa depan. Teknologi
dapat disebut bersif at protektif apabila dapat meningkatkan kelestarian, memulihkan kesuburan tanah yang sudah tandus, memanfaatkan lagi
tanah alang-alang sebagai tanah garapan, dan sebagainya.
3. Mengikuti perkembangan iptek
mengikuti perkembangan iptek dan menjadi bagian darinya, tanpa harus dikendalikan olehnya. Iptek yang kita adopsi dan kita kembangkan adalah
yang benar-benar dapat kita manfaatkan demi kemajuan peradaban kita sebagai manusia, dan sekaligus mampu kita kendalikan untuk tujuan itu.
#Tanggung jawab sosial ilmuwan :
1. Memperhatikan tuntutan etis
Diharapkan bahwa semakin kemampuan manusia bertambah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kemampuan untuk
menyadari segi-segi etis dan nilai-nilai yang terkait di dalamnya, semakin besar pula.
2. Mengedepankan maksud baik
Karena teknologi dapat menguntungkan sekaligus merugikan orang lain, maka harus mengutamakan maksud baik.
3. Menyuarakan kebenaran
Ilmuwan penelaahan dan keilmuan secara individual, namun juga ikut bertanggungjawab agar produk keilmuan dapat sampai dan dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
4. Memperlihatkan keteladanan
Kemampuan analisis seorang ilmuwan dapat dipergunakan untuk mengubah kegiatan non-produktif menjadi kegiatan produktif, yang bermanfaat
bagi masyarakat banyak. Di bidang etika, tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi pada level memberi informasi, namun memberi
contoh. Dia harus memperlihatkan bagaimana caranya bersif at obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam
pendirian, dan berani mengakui kesalahan.
Topik VII : ETHOS KERJA / PROFESI
Ethos dalam Concise Oxford Dictionary (1974) disifatkan sebagai suasana khas yang menandai suatu kelompok, bangsa atau sistem.
Antara pekerjaan dan profesi ada kaitan eratnya dan sepintas kedengaran tidak ada perbedaan, namun bila di lihat dari hal yang dikerjakan maka
tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi. Hanya yang memiliki kekhususan yang dapat digolongkan sebagai profesi.
Pekerjaan adalah semua hal yang bisa dikerjakan manusia untuk menghasilkan sesuatu, dengan tingkat keterampilan dan tujuan apa saja.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok, dengan mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan
sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional adalah pekerjaan seseorang dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi yang dimilikinya, meluangkan seluruh waktunya
untuk pekerjaan atau kegiatan itu, hidup dari situ, dan bangga atas pekerjaannya itu.
Profesi luhur atau khusus muncul dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dalam berbagai masalah utama seperti menolong keselamatan
fisik manusia, menegakkan kebenaran hukum dan lain-lain.
Contoh klasik dari profesi luhur adalah dokter, penasehat hukum atau pembela di pengadilan, rohaniwan, dan tentara.
Ciri-ciri atau sifat yang melekat pada profesi :

Adanya pengetahuan khusus

Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi

Memerlukan izin khusus

Menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Keutamaan dan ethos sama-sama berkonotasi baik secara moral, dengan demikian memiliki kaitan erat satu sama lain. Namun ada
perbedaan penting di antaranya. Keutamaan selalu merupakan suatu ciri individual, sedangkan ethos lebih menunjuk pada kelompok.
1. Keutamaan
Keutamaan ( inggris : virtue ; Latin : virtus ) adalah disposisi watak yang dimiliki seseorang dan yang
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Penjelasan tentang keutamaan :
 Keutamaan adalah disposisi, artinya bahwa suatu kecenderungan tetap dan keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas.
 Keutamaan berkaitan dengan kehendak, suatu disposisi watak yang membuat kehendak tetap cenderung kearah yang tertentu.
 Keutamaan diperoleh melalui jalan membiasakan diri, dan karena itu merupakan hasil latihan.
 Keutamaan perlu dibedakan dengan keterampilan, walau keterlampilan memiliki kesamaan dengan keutamaan, yakni diperoleh melalui
latihan, bahkan juga berciri kerektif.
Perbedaan antara keutamaan dan kerterlampilan
 Keterampilan
 Dari jenis perbuatan, keterampilan hanya memungkinkan orang melakukan jenis perbuatan tertentu saja.
 Kesulitan dalam keterampilan bersifat teknis, sehingga dengan keberhasilan mengatasinya maka kesulitan teknis tadi selesai.
 Berdasarkan sifat teknis, keterampilan dapat diperoleh dengan membaca buku petunjuk, mengikuti kursus dan melatih diri.
 Berkaitan dengan membuat kesalahan, ia tidak akan kehilangan keterampilannya seandainya ia membuat kesalahan itu dengan
sengaja, sedangkan kalau ia membuat kesalahan dengan tidak sengaja maka akan kehilangan klaim untuk menyebut diri sebagai
orang yang berketerampilan.
 Keutamaan
 Dari jenis perbuatan, memungkinkan orang untuk melakukan perbuatan tidak terbatas pada satu jenis perbuatan saja.
 Kesulitan dalam keutamaan berkaitan dengan kehendak. Misalnya kalau kita menghadapi bahaya maka kita cenderung
melarikan diri, dari masalah tersebut dapat diatasi dengan keberanian yang membuat kehendak kita mampu bertahan dan
tidak akan melarikan diri.
 Berdasarkan sifat teknis, keutamaan tidak dapat diperoleh seperti cara keterampilan karena jauh lebih kompleks dan sama
kompleksnya dengan seluruh proses pendidikan yang dijalani seseorang tanpa henti.

Berkaitan dengan membuat kesalahan, keadaannya akan berbalik terbalik dengan keterampilan. Jika seseorang
berkeutamaan baik hati dengan sengaja berbuat jahat terhadap orang lain, maka ia tidak lagi dapat dikatakan mempunyai
keutamaan kebaikan hati. Sedangkan jika tanpa sengaja ia melakukan yang menyakiti hati orang lain, dengan itu ia belum
kehilangan kapasitas sebagai orang yang berkeutamaan.
2. Ethos
Ethos berkaitan dengan suasana etis yang menandai atau mewarnai keberadaan sebuah kelompok. Misalnya ethos profesi kedokteran.
Dalam hal tersebut maka ethos adalah nilai-nilai luhur dan sifat-sifat baik yang terkandung dalam profesi medis. Ethos kedokteran dapat ditelusuri
sampai ke Sumpah Hippokrates.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ethos suatu profesi sebagian besar tercermin dalam Kode Etik untuk profesi itu. Contoh Ethos
kedokteran, umpanyanya, diharapkan akan dimiliki oleh semua dokter justru sebagai dokter. Jadi seorang dokter mempunyai ethos kedokteran ini
ini sebagai dokter, bukan sebagai pribadi. Antara ethos dan keutamaan, keduanya ada semacam paralelisme, sama-sama bernuansa etis, yang
terdapat pada tingkat individu dan tingkat kelompok. Dalam prakteknya :

Orang yang berkeutamaan akan lebih mduah menghayati ethos kerja atau profesi dan

Ethos kerja atau profesi akan membantu menciptakan ruang dan sekaligus tantangan dimana para individu dapat mempraktikkan
dan mengembangkan keutamaan yang ada pada mereka.
Prinsip-prinsip Ethos kerja atau profesi yang berlaku untuk semua profesi atau pekerjaan pada umumnya :

Prinsip tanggungjawab terkait dengan pekerjaan, tanggungjawab dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menanggapi dan
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Apabila kita gagal menyelesaikan pekerjaan dan dapat memberikan penjelasan yang masuk
akal maka hal tersebut dapat dianggap juga sebagai tanggung jawab.
Tanggung jawab kerja memiliki dua arah diantaranya adalah :
 Terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya. Ini berarti seseorang profesional diharapkan mengerjakan pekerjaannya sebaik
mungkin, dengna standar diatas rata-rata.
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. Disini kaum profesional
diharapkan bertanggung jawab atas dampak dari tugasnya terhadap perusahaan, teman sekerja, buruh, keluarga, masyarakat
luas, lingkungan dan generasi yang akan datang.

Prinsip otonomi, prinsip ini menuntut profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya tetapi juga harus
berpegang pada kode etik profesi tersebut. Otonomi dapat diartikan juga sebagai kebebasan, bukan maksudnya bahwa kita dapat
melaksanakan atau tidak melaksanakan pekerjaan kita semau kita. Dalam kaitan dengan organisasi, otonomi menuntut agar
organisasi profesi secara keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak luar, dari pemerintah atau dari pihak mana
pun juga.

Prinsip Keadilan, prinsip ini menuntut kaum profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Berarti setiap
orang profesional tidak boleh melanggar hak orang lain/pihak lain, lembaga atau negara.
Mengatasi hambatan budaya :

Dari agraris ke industri, salah satu masalah serius yan dialami oleh sdm kita adalah kekurangsiapan untuk cepat menyesuaikan diri
dengna dunia kerja yang sudah banyak berubah. Perubahan yang dimaksud adalah pola dan gaya hidup yang sudah sedemikian
membudaya dalam diri bangsa kita, sebuah negara agraris, yang sekarang mulai berubah menjadi negara industri berkembang. Ciri-ciri
kehidupan manusia agraris :
 Hidup santai
 Menyesuaikan diri apda kondisi alam
 Jam kerja yang tidak diatur secara ketat
 Cara kerja yang tidak tersistematis
 Mengandalkan cangkul dan peralatan sederhana lainnya.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat industri :
 Waktu sangat dihargai
 Hidup serba cepat (sibuk,gesit)
 Mengendalikan alam (pabrik)
 Jam kerja yang jelas
 Kerja tersistematis
 Ada persaingan yang ketat
 Menggunakan peralatan berat dan canggih (mesin) yang sekaligus rumit.
Masyarakat agraris lebih banyak menggunakan emosi dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan sedangkan masyakarat
industri lebih banyak menggunakan otak (ratio).

Langkah penyesuaian, sehubungan denga peralihan yang terjadi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri maka kesenjangan
berkaitan dengan pola hidup, cara kerja dan perolehan hasil yang diinginkan. Maka mau tak mau harus diatasi dengna suatu tindakan
penyesuaian.
Dalam dunia pertanian ada masa tunggu antara menanam dan menuai (lama) dan dalam dunia industri terdapat semacam
perang batin antara pekerja dan pengusaha, yang masing-masing punya tuntutan dan tindakan yang sangat berpengaruh satu sama lain.
Dipihak pekerja bisa muncil tindakan malas, mangkir, protes, menuntut, mogok bahkan merusak. Sedangkan dipihak pengusana bisa
muncul tindakan menegur, memberikan peringatan, skor, mutasi, demosi, PHK, dan mengajukan kepengadilan. Dalam perang batin ini
emosi bisa bergejolak, dan kalau tidak ada titik temu maka bisa membawa kerugian pada kedua belah pihak. Perang batin ini terjadi
karena situasi tersebut terhadap berlangsung terus, yang disebabkan oleh kurangnya keterbukaan & juga karena sikap yang selalu
menempatkan orang atau pihak lain sebagai pihak yang salah. Perang batin ini tidak terjadi di dalam masyarakat pertanian. Perang batin
ini harus diatasi dengan cara pemahaman yang rasional.
Untuk bisa mempraktekkan konsep rasional maka diperlukan adanya bimbingan, pengarahan, pelatihan dan pedampingan
bagi para pekerja agar perubahan status masyarakat kita dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri, bukan merupakan
bencana, melainkan berkat dan kesenangan.
Pengertian kode etik: tingkah laku moral suatu kelompok dalam masyarakat, yang dirumuskan secara tertulis & diharapkan akan
dipegang teguh oleh seluruh anggota suatu kelompok. Contoh kode etis tertua & pertama yaitu Sumpah Hippokrates untuk profesi
dokter. Biasanya kode etik dirumuskan dalam kalimat yang singkat & padat.
Profesi adalah suatu masyarakat moral (moral community) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
Manfaat kode etik :

Dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatis, menjadi semacam kompas penunjuk arah moral dan sekaligus
penjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.

Dapat memperkuat kepercayaan masyarakat pada suatu profesi, karena setiap klien/pasien punya kepastian bahwa
kepentingannya terjamin & tidak dirugikan/diperalat untuk tujuan di luar dirinya sendiri.
Hubungan kode etik dengan etika
Dalam kaitan dengan etika, kode etik dapat dilihat sebagai produk etika terapan, yang dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas
suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Kode etik merupakan perwujudan kongkrit dari pemikiran atau pronsip etis yang releban dalam suatu
profesi.
Namun demikian, kode etik tidaklah menggantikan pemikiran etis, melainkan sebaliknya selalu di dampingi oleh refleksi etis. Kode
etik dapat diubah atau dibuat baru setelah terjadi penyalahgunaan yang meresahkan masyarakat dan profesi itu sendiri, namun ini
merupakan cara yang ampuh untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat yang sedang goncang akibat penyalahgunaan
tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan agar kode etik dapat berfungsi dengan baik :

Kode etik harus dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri, dan bukan di drop saja dari atas, dari instansi pemerintah
atau instansi lain. Bila kode etik di drop dari atas, hasilnya tidak akan efektif karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilainilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Kode etik harus menjadi hasil pengaturan diri (self-regulation) dari profesi. Rumusannya harus muncul sebagai rangkaian
niat-niat luhur, berisi perwujudan nilai-nilai moral yang hakiki, yang ingin mereka hayati secara konkrit dan konsisten dalam
menjalankan profesi mereka.

Pelaksanaan kode etik harus tetap diawasi terus-menerus. Diperlukan adanya dewan penegak kode etik yang berperan
melakukan pemantauan dan sekaligus menerapkan sanksi-sanksi yang juga harus diatur di dalamnya. Contoh profesi yang
memiliki kebiasaan menyusun kode etik dapat disebut dokter, perawat, petugas pelayanan lainnya, pengacara, wartawan,
insinyur, akuntan, perusahaan periklanan, psikolog, dosen.
Download