BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling
banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut dikenal dengan kelompok saham LQ45. Kelompok saham LQ45
dipilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap 6 bulan
(setiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam
indeks tersebut akan selalu berubah tergantung pada kondisi internal dan eksternal
perusahaan tersebut.
Jika kita melihat harga saham dari kondisi eksternal perusahaan, faktor-faktor
ekonomi makro tentu memberikan andil yang cukup besar untuk menentukan
pergerakan saham suatu perusahaan. Ekonomi makro merupakan ilmu yang
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan, secara
totalitas atau gejala umum. Menurut Sukirno (2000) persoalan-persoalan ekonomi
makro meliputi: inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku
bunga, nilai tukar rupiah, kesempatan kerja atau pengangguran, pertumbuhan
ekonomi, maupun neraca pembangunan internasional dan kestabilan ekonomi.
2
Sehingga untuk Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Kurs, Tingkat Suku Bunga, serta
Cadangan Devisa akan menjadi perhatian bagi penulis didalam penelitian ini.
Perkembangan indeks harga saham LQ45 dan variabel ekonomi makro pada tahun
2009 sampai 2014 dapat terlihat dari tabel 1.1:
Tabel 1.1 Rata-Rata Perkembangan Inflasi, Kurs US$, Pertumbuhan
Ekonomi, Cadangan Devisa serta serta Tingkat Suku Bunga SBI
Tahun 2009-2014
Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
2014
LQ45
495,87
660,77
671,15
734,38
708,54
892,71
Inflasi
2,78
6,96
3,79
4,30
8,38
8,36
Peningkatan PDB
727,7
582,6
630,6
661,7
699,5
730,63
Kurs US$
9447
9036
9113
9718
12128
12502
Suku Bunga SBI
6,5
6,5
6
5,75
7,5
7,75
Cadangan Devisa
66104
96207
110123
112781
99387
111862
Sumber : BPS, BI, dan Depkeu yang diolah
Berdasarkan data dari tabel di atas, inflasi merupakan suatu fenomena yang tidak
bisa dilepaskan dari kegiatan ekonomi, terlebih lagi dalam melihat perkembangan
harga saham suatu perusahaan. Jika tingkat inflasi di suatu negara tinggi maka
harga saham suatu negara cenderung menurun, begitu pula sebaliknya jika inflasi
rendah maka harga saham akan semakin tinggi. Data di atas menunjukkan
kenaikkan inflasi pada tahun 2013 dari tahun sebelumnya, hal ini membuat harga
saham turun pada tahun yang sama. Sedangkan pada tahun 2014 inflasi megalami
penurunan, sehingga membuat herga saham LQ45 mengalami peningkatan.
Dalam penelitian Nugroho (2008) menunjukkan hasil bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham indeks LQ45.
Perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap tingkat suku bunga, jika
inflasi tinggi maka tingkat suku bunga pun akan tinggi. Hal ini tentu sangat
3
mempengaruhi niat investor dalam berinvestasi, karena tingkat suku bunga dapat
menjadi cerminan investor dalam berinvestasi. Semakin tinggi suku bunga yang
diterapkan, maka itu menunjukkan bahwa risiko semakin tinggi. Hal itu juga akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang menjadi semakin buruk. Jika hal
seperti ini terjadi tentu akan berpengaruh negatif terhadap saham suatu
perusahaan. Data pada tabel 1.1 menunjukkan tingkat suku bunga yang terus naik
dari tahun 2009 hingga 2014, hal ini membuat harga saham khususnya kelompok
LQ45 mengalami penurunan. Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata
uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin
tinggi pula permintaan akan mata uang negara tersebut. Tingkat suku bunga diatur
oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikkan
suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain
akan cenderung naik.
Dalam perekonomian terbuka nilai tukar (kurs) telah menjadi bagian yang sangat
vital. Hampir setiap negara memiliki mata uang yang berbeda, oleh sebab itu nilai
tukar (kurs) sangat diperlukan untuk menentukan nilai suatu mata uang. Dalam
hal ini US$ (Dollar Amerika) menjadi acuan setiap negara untuk mengetahui
perbandingan nilai mata uang negara mereka dengan negara lain. Pengetahuan
nilai tukar ini akan mempengaruhi pelaku pasar untuk melakukan investasi
terutama investasi pasar modal. Dalam beberapa tahun belakangan nilai tukar
mata uang rupiah terhadap dollar terus mengalami pelemahan. Jika hal ini terus
terjadi maka para investor tidak akan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan
perdagangan saham di pasar modal pun akan menurun. Karena permintaan
4
semakin menurun maka akan berpengaruh terhadap harga saham, yaitu cenderung
turun.
Untuk pembayaran yang bersifat Internasional diperlukan valuta asing atau devisa
(Foreign exchange), yaitu valuta (mata uang) yang mau diterima oleh dunia
internasional. Devisa itu kita peroleh dari hasil ekspor (devisa umum) atau kredit
bank luar negeri (devisa kredit). Perkembangan neraca pembayaran dapat
mengakibatkan perubahan dalam cadangan devisa. Defisit dalam neraca
pembayaran berarti berkurangnya cadangan devisa yang terdapat di bank sentral
dan bank devisa. Pada tahun 2013 jumlah cadangan devisa Indonesia mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, penurunan jumlah devisa ini diikuti dengan
menurunnya indeks harga saham LQ45 pada tahun yang sama. Hal berbeda justru
terjadi pada tahun berikutnya, jumlah cadangan devisa negara mengalami
peningkatan, tetapi harga saham LQ45 tetap mengalami penurunan. Hal berbeda
ditunjukkan dalam penelitian Amansyah (2014) yang menyebutkan bahwa
cadangan devisa berpengaruh positif terhadap IHSG. Cadangan devisa dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan ekspor barang dan meminimalisir impor
barang yang tidak diperlukan. Jika cadangan devisa suatu negara tinggi maka
neraca pembayaran akan surplus. Surplus neraca pembayaran ini akan membuat
investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan akan meningkatkan
perdagangan saham di pasar modal dalam negeri serta menyebabkan peningkatan
pada harga saham.
Dari data tersebut terlihat bahwa naik atau turunnya inflasi, pertumbuhan
ekonomi, kurs, tingkat suku bunga SBI dan cadangan devisa juga diikuti naik atau
5
turunnya indeks harga saham LQ45. Selain itu terdapat perbedaan antara data
dengan hasil penelitian terdahulu.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul:
IMPLIKASI
FAKTOR
EKONOMI
MAKRO TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 20092014.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penalitian ini adalah:
1. Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
2. Apakah kurs berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
3. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap indeks harga
saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
4. Apakah tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap indeks harga
saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
5. Apakah cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham
LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
6. Apakah faktor ekonomi makro secara simultan berpengaruh sigifikan terhadap
indeks harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014?
6
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui besar pengaruh inflasi terhadap indeks harga saham LQ45
di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh kurs terhadap terhadap indeks harga saham
LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
3. Untuk mengetahui besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap terhadap
indeks harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
4. Untuk mengetahui besar pengaruh tingkat suku bunga BI terhadap terhadap
indeks harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
5. Untuk mengetahui besar pengaruh suku bunga BI terhadap terhadap indeks
harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
6. Untuk mengetahui besar pengaruh faktor ekonomi makro terhadap terhadap
indeks harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
7
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik
investor maupun penelitian selanjutnya. Manfaat ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Bagi Emiten dan Investor
Bagi investor dan emiten yang terdaftar di BEI penelitian ini dapat digunakan
untuk membantu menentukan keputusan apakah akan menjual, membeli, atau
menahan saham yang mereka miliki menyangkut dengan perubahan faktorfaktor fundamental ekonomi makro tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti yang akan datang hasil penelitian ini dapat dijadikan
pedoman untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang dapat
dikembangkan lebih luas lagi.
Download