11 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas ini perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari saling berlomba-lombanya produsen memasarkan produknya kepada konsumen. Produk tersebut diperkenalkan melalui berbagai cara, salah satu cara yang biasa digunakan oleh pemasar yaitu melalui periklanan. Iklan atau Advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid from of non personal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” 1 dalam hal ini melakukan kegiatan promosi salah satu acara yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan kegiatan perikalanan, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa yang biasanya dipublikasikan melalui media massa baik cetak (seperti koran, majalah) maupun elektronik (seperti Televisi, radio, dll). Dimana periklanan mengandung unsur persuasif yakni untuk membujuk khalayak untuk melihat produk atau jasa yang ditawarkan, kemudian jika kemasan (packing) dari produk yang dipasarkan menarik sehingga dapat membuat khalayak ingin mengkonsumsi atau membeli 1 Ralph S. Alexander, Ed, Marketing Definition, American Marketing Association Chaniago, 1965 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ produk tersebut hal inilah yang menjadi salah satu tujuan kegiatan periklanan. Terrence A. Shimp menyebutkan bahwa iklan (Advertising) merupakan dari bagian bauran promosi (promotion mix), sama hal nya dengan penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), pemasaran langsung (direct marketing). Bauran Promosi (promotion mix) adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu produk (product) harga (price), tempat (place), promosi (promotion)2 Khasali mendefinisikan iklan sebagai pesan ytang menwarkan suatu produk melalui media. 3 Karena dunia periklanan begitu rentan akan persaingan bisnis yang tidak sehat. Maka perusahaan tersebut harus mampu membuat iklan yang berkualitas mudah dipahami oleh masyarakat dan dalam bentuk penyampaiannya pesan baik tapa menyinggung pihak lain. Berbagai jenis produk minuman yang ditawarkan produsen untuk calon konsumennya, mulai dari jenis minuman mineral sampai minuman penyegar adapun produsen yang menawarkan jenis produk harian, seperti shampo, sabun mandi, pasta gigi dll (consumer goods). Dalam beberapa tahun terakhir ini berbagai macam merek minuman penyegar muncul di industri makanan dan minuman pasar Indonesia hingga yang sudah lama 2 A. Shimp, Terrence, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi kelima Jilid 1,(jakarta: Erlangga, 2003), hal: 4. 3 Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka Utama Graffiti, 1995) hal: 9. 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ beredar yang sudah mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia, seperti Adem Sari, Segar Sari dan Bintang Toedjoe Panas Dalam, dll. Selain ide untuk tema pembuatan iklan suatu produk hal yang lain tidak kalah penting untuk memperkenalkan serta memasarkan produk kepada khalayak ialah pemilihan media yang paling tepat untuk beriklan bertujuan untuk memperkenalkan produk tersebut kepada target market. Salah satu media iklan yang dipilih yaitu Televisi yang dianggap efektif dengan dijadikan nya sebagai media utama untuk beriklan. Dipilihnya media Televisi untuk mengiklankan produk larutan minuman peenyegar bintang toedjoeh panas dalam diyakini efektif karena jangkauan siar televisi yang sangat luas mampu menjangkau kepelosok bagian daerah Indonesia. Televisi yang digemari oleh masyarakat Indonesia membuat produsen memutuskan belanja media untuk mengiklankan produknya di media televisi dianggap mampu membangkitkan emosi dan perasaan pemirsa terhadap acara atau suatu iklan yang disaksikannya. Televisi juga merupakan suatu media yang memudahkan pemirsa untuk menikmati gambar, suara, musik, kata-kata.4 Hal inilah yang membuat mudah dicerna oleh pemirsa Televisi. Terlepas dari pengaruh dampak sosial yang timbul dimasyarakat, pertama televisi sebagai media salah satu kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat yang digemari dan peminantanya yang semakin besar di 4 Grenat, Jay P. Persuasive Advertising For Enterpreneurs and Small Busineness Owners, Jakarta: Raja Graffindo Persada. 2003, hal. 156 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Indonesia. Media televisi ternyata merupakan media yang dominan dipakai pemasar dalam mengiklankan produk, yaitu mencapai 53,20% dari seluruh anggaran iklan seluruh media, bila dibandingkan dengan pesaing utamanya yaitu koran yang hanya mencapai 29.00%.5 Selain, materi iklan ada juga faktor pendukung yaitu bintang iklan (endorser) yang menjadi salah satu daya tarik dalam iklan tersebut. Penggunaan model iklan (endorser) dalam periklanan sudah diterapkan dari bebrapa tahun lal, sejalan dengan perkembangan teknologi, Endorser yang digunakan dalam sebuah iklan, biasanya orang-orang yang dikenal publik atau dapat dikatakan orang terkenal dan populerseperti selebritis, tokoh maysrakat, atlet, pengushaha, presenter atau penyanyi. Menurut definisi selebritas adalah tokoh (aktor, aktris, atlet, presenter, penyanyi) yang dfikenal masyarakat karena prestasinya didalam bidang yang berbeda-beda dari golongan produk yang didukung. 6 Senada dengan yang dikatakan Sandra Moriarty bahwa penempatan tokoh dan bintang sebagai endorser merupakan salah satu bentuk visual simbolis yang bersifat asosiasi. Fungsi tersebut dirancang untuk menghubungkan (mengasosiasi) produk dengan sifat glamour dan otoritas yang ditampilkan oleh tokoh tenar.7 Penggunaan endorser dimaksudkan untuk bersaing dalam merebut perhatian masyarakat dan 5 Cakram Komunikasi, Edisi MLG Brand Activation 2006 A. Shimp, Terrence, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 5, (jakarta: Erlangga, 2003), hal: 460. 6 7 Moriarty Sandra, A. Content Analysis of Visual Use in Print Media Adsvertising, Journalism Quartertly 2 & 3, Sumber Autumn, 1987, Vol 64 hal 550-554. 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ agar dapat menciptakan image positif bagi produk atau jasa yang diiklankan tersebut. Pemilihan endorser yang sesuai dengan brand image yang diiklankan dimaksudkan agar endorser dapat mewakili dari produk yang dibawakan. Serta agar masyarakat menjadi tertarik dengan iklan yang ditayangkan, maka endorser bisa menjadi imaginary, yakni endprser menjadi penuntun bagi mereka dalam proses pembentukan citra diri dari sisi konsumen. Penilaian atau persepsi yang positif dari audience merupakan awal dari kesuksesan endorser dalam konsistensinya mempertahankan image yang telah dibangun. Bisa dikatakan image merupakan hasil dari persepsi konsumen. Persepsi merupakan suatu proses menyeleksi, mengorganisasi dan mengipretasi sesuatu informasi yang diterima oleh indera kedalam suatu penyajian pandangan yang bermakna mengenai dunia.8 Bila merujuk pada teori di atas berarti selebriti adalah tokoh yang dikenal masyarakat karena prestasinya dibidang masing-masing. Penentuan penggunaan endoser dalam sebuah iklan bukanlah suatu perkara yang mudah, banyak pertimbangan-pertimbangan yang perku diperhatikan. Faktor keterkenalan pun tidak bisa langsung dijadikan alasan dalam memilih model iklan atau endoser, masih banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Penggunaan selebriti sebagai endoser merupakan 8 Huffman Keren, et. al. Psychology in action, secound edition (canada; John Wiley & Sons. Inc. 1991). 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ personafikasi suatu merek, dengan kata lain harus benar-benar dicermati apakah nilai dan karakter brand yang diendoser oleh si selebriti sesuai, relevan, dengan kualitas nilai dan karakter selebriti tersebut. Karena endoser tersebut diharapkan bisa mewakili dan menjaga image sebuah produk yang dibawakan. Dari sisi branding, selebriti memang dapat menjadi cerminan sebuah merek. Endoser menjadi wujud nyata dari berbagai image yang dipikirkan oleh konsumen terhadap sebuah merek. Jika sebuah merek diasosiasikan sebagai merek yang ceria, muda, dan penuh semangat maka, endoser pun harus dapat mewakili semua asosiasi tersebut. Dalam beriklan fungsi selebriti memang cenderung sebagai endoser . mereka dijadikan sebagai duta merek agar cepat menancap dibenak konsumen dan konsumen mau membeli produk tersebut. Biasanya supaya cepat agar mewakili berbagai segmen pasar yang ingin diraih, pemasaranpun menggunakan endoser lebih dari satu. Salah satu iklan suplemen misalnya, menggunakan banyak endoser selebriti baik laki-laki maupun perempuan. Harapan yang ingin diraih tentu saja memperluas pasar dan mempengaruhi berbagai macam target audience. Sesuai atau tidaknya seorang endorser terhadap sebuah produk sangat tergantung pada persepsi konsumen. diasosiasikan dengan 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Proses psikologis interpretasi dan pemberian makna orang atau objek tertentu, dikenal sebagai persepsi dengan mengutip Fisher kemukakan bahwa persepsi didefinisikan bahwa sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek ekternal. Jadi, dapat diartikan konsumenlah yang akan menilai apakah endorser tersebut cocok atau tidak dengan produk yang dibawakannya. Maka, pada umumnya sebelum produsen atau biro iklan menentukan siapa endorser yang akan digunakan, biasanya mereka melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan dilapangan. Pada penelitian ini penulis tertarik mengankat fenomena persepsi pemaknaan jargon “Bijinya digoyang Panas Dalam Hilang” dalam iklan minuman panas Biji selasih biji selasih bintang Toedjoe dengan menggunakan endorser artis dangdut cita citatatah dan trio ubur-ubur, yang memperlihatkan mimik wajah seorang wanita cantik sambil mengucapkan jargon yang dapat membuat persepsi khalayak luas menjadi negative, maka peneliti ingin membuktikan dengan metedologi survei untuk membuktikan persepsi yang terkandung dalam jargon iklan tersebut. Hal tersebut menimbulkan niat penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam. 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana persepsi Mahasiwa PKK Marcomm & Advertising Mercubuana dalam memaknai sebuah jargon iklan minuman panas dalam, dengan jargon “Bijinya digoyang Panas Dalam Hilang’’ ? 1.3 Tujuan Penelitian Pada penelitian ini tujuan penulis adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat khususnya Mahasiswa PKK Marcomm & Advertising Mercubuana dalam memaknai sebuah jargon iklan minuman panas dalam dengan jargon “bijinya digoyang panas dalam hilang” dari tahap interpretation (penafsiran) 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya bidang periklanan yang membahas mengenai bagaimana persepsi khalayak terhadap sebuah iklan. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian yang disajikan diharapkan menjadi sebuah acuan kepada produsen minuman penyegar larutan panas dalam Biji Selasih Bintang Toedjoe dan biro iklan yang membuat iklan agar membuat iklan yang kreatif dan inovatif serta pesan iklan dapat diterima dengan baik dan menarik minat calon konsumennya. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/