Rumus 2011 - sma dadahup

advertisement
RUMUS FISIKA SMA (SKL UN TAHUN 2011)
Pengukuran
Hukum Newton dan penerapannya
* Pembacaan jangka sorong :
3
4
0
x = 35 mm + 0,7 mm
= 35,7 mm
(3 angka penting)
Ketelitian = 0,1 mm
Ketidakpastian :
∆x = 1 x 0,1 mm
5
10
2
= 0,05 mm
Jika ketidakpastian dimasukkan : x = (35,7 ± 0,05) mm
(4 angka penting)
* Pembacaan mikrometer skrup :
x = 3,5 mm + 0,26 mm
= 3,76 mm
1 2
3
30
(3 angka penting)
Ketelitian = 0,01 mm
Ketidakpastian :
20
∆x = 1 x 0,01 mm
Hukum I Newton :
benda semula diam → tetap diam
∑F = 0
benda semula ber-GLB → tetap GLB
Hukum II Newton : ∑F = m a
Hukum III Newton : Faksi = Freaksi
* Bidang datar kasar :
Diam (a = 0)
F ≤ µs N
gaya gesek : fs = F
N
w
Bergerak : F > µs N
gaya gesek : fk = µk N
* Bidang miring licin :
N
∑Fx = m g sin θ
2
m
gs
θ
in
m
a = g sin θ
gc
= 0,005 mm
Jika ketidakpastian dimasukkan : x = (3,76 ± 0,005) mm
(4 angka penting)
F
• •
• •
f
θ
os
θ
w=mg
Vektor Resultan
* Bidang miring kasar :
Benda bergerak :
fk = µk m g cos θ
a = g (sin θ - µk cos θ)
+
V22
− 2 V1 V2 cos θ
* Resultan 3 vektor (metode analitis) :
1. Hitung komponen x dan y dari tiap-tiap vektor (V1x,
V2x, V3x, V1y, V2y, dan V3y) ⇒ V1x = V1 cos θ
V1y = V1 sin θ
θ = sudut apit antara V1 dengan sumbu x.
V1x = positif, jika ke kanan
= negatif, jika ke kiri
V1y = positif, jika ke atas
= negatif, jika ke bawah
2. Jumlahkan : Vx = V1x + V2x + V3x
Vy = V1y + V2y + V3y
3. Resultannya : VR = Vx2 + Vy2
vt = vo + a t
s = vo t + 12 a t2 =
1
2
Benda bergerak lurus beraturan :
s
t
http://www.pembahasan.com
t
s
f
w=mg
µk = tan θ
* Katrol :
m 2 − m1
g
m1 + m 2
Tegangan tali : T = m1 (g + a)
= m2 (g – a)
Percepatan : a =
m2
g
m1 + m 2
T = m1 a
= m2 (g – a)
a=
(vo + vt) t
dipercepat
θ
in
Benda tepat akan bergerak :
µs = tan θ
v 2t = v o2 + 2 a s
* Grafik
v
gs
θ
* Katrol dan bidang datar licin :
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
* Rumus :
m
θ
os
* Selisih 2 vektor : VS =
V12
N
gc
Benda diam : (a = 0)
fs = m g sin θ
m
* Resultan 2 vektor : VR = V12 + V22 + 2 V1 V2 cos θ
diperlambat
T
w1
T
w2
N
T
w1
T
w2
* Lift :
t
diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap: N = m g
bergerak ke atas : N = m (g + a)
bergerak ke bawah : N = m (g – a)
N
w
http://www.pembahasan.com
Gaya Gravitasi : F = G
m1 m 2
2
r
* Gaya tarik matahari terhadap planet A dan B :
FA : FB =
mA
rA2
:
mB
2
Momentum sudut : L = I ω
Untuk partikel : L = I ω = m v r
mA = massa planet A
mB = massa planet B
rA = jarak planet A dari matahari
rB = jarak planet B dari matahari
rB2
Energi kinetik rotasi : EKr = 1 I ω2
dL
Momentum sudut dengan momen gaya : τ = dt
Hukum kekekalan momentum sudut :
L1 = L2
Titik berat benda 2 dimensi : Z (x, y)
∑ (A n . y n )
∑ (A n . x n )
x=
y=
∑A
∑A
yo = 1 t
Segitiga :
3
Usaha
: W = F s cos θ
Energi potensial : EP = m g h
Energi kinetik
: EK = 1 m v2
t = tinggi segitiga
2
2
Dinamika Rotasi
Hubungan usaha dan perubahan energi : (jika ada gaya
luar)
Terjadi perubahan tinggi dan kecepatan :
W = ∆EM = EM2 – EM1
= (EP2 + EK2) – (EP1 + EK1)
= (m g h2 + 1 m v22 ) – (m g h1 + 1 m v12 )
I = m r2
Momen Inersia Sistem Partikel :
I = ∑ (m i ri2 ) = m1 r12 + m 2 r22 + m 3 r32 + ......
i
2
* Momen inersia benda tegar homogen :
Batang poros di pusat :
I = 1 m l2
Batang poros di ujung :
Silinder pejal :
Terjadi perubahan kecepatan saja :
W = EK2 – EK1 = 1 m v22 – 1 m v12
2
Silinder tipis berongga (cincin) : I = m R2
Bola pejal :
I = 2 m R2
* Benda menggelinding dari puncak bidang miring
tanpa kecepatan awal (vo = 0)
→
k=
I
mR2
v = kecepatan benda di dasar bidang miring
h = tinggi puncak bidang miring
* Katrol kasar bermassa M :
(m 2 − m 1 )
a=
g
(m1 + m 2 + 12 M)
a=
m2
g
(m1 + m2 + 21 M)
: σ=
Regangan (strain)
:
Modul Young
:
Gaya pegas
:
Energi potensial pegas :
m2
m1
w1
* Katrol kasar bermassa M
dan bidang datar licin :
Tegangan (stress)
T2
N
w1
w2
2
2
EA
l
Tetapan gaya
: k=
Pegas Seri
:
Pegas Paralel
: kp = k1 + k2
1
ks
=
1
k1
+
1
k2
Impuls dan Momentum
: p=mv
: I = F . ∆t = ∆p
= luas di bawah grafik F(t)
I = ∆p ⇒
F . ∆t = m (v2 – v1)
 v ' − v2' 

Koefisien restitusi :
e = – 1
 v1 − v 2 


T1
F
A
∆l
e=
l
Fl
σ
E= =
e A ∆l
F = k ∆x
Ep = 1 k ∆x2 = 1 F ∆x
M
T1
2
Elastisitas
5
I = 2 m R2
3
Bola berongga :
2
Terjadi perubahan tinggi saja :
W = EP2 – EP1 = m g h2 – m g h1
12
I = 1 m l2
3
I = 1 m R2
2
v=
Hukum Kekeakalan Energi Mekanik : (berlaku jika tidak
ada gaya luar)
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
* Momen Inersia Partikel :
2gh
1+ k
I1 ω1 = I2 ω2
Usaha dan Energi
Jajaran genjang, belah ketupat, persegi, dan
persegi panjang : yo = 1 t
t = tinggi
⇔
M
T2
w2
Momentum
Impuls
http://www.pembahasan.com
Kalor
* Hukum kekekalan momentum :
p1 + p2 = p1' + p2'
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m 2 v 2'
Tumbukkan Lenting Sempurna (TLS) :
Berlaku hukum kekekalan energi kinetik
Rumus : e = 1 ⇒
v1 + v1' = v2 + v2'
* Azas Black :
A ∆T
Q
=k
t
d
pada 2 benda yang disambung :
Q
Q
  = 
Y
X
 t X  t Y
Q
Konveksi :
= h A ∆T
t
Q
Radiasi :
P=
= e σ A T4
t
Jika suhu benda berubah dari T1 menjadi T2 :
Konduksi :
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali (TTLSS) :
Rumus : e = 0 ⇒
v1' = v2' = v'
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v'
Ayunan balistik :
θ
+m 2 g h
v = Mm
Qterima = Qlepas
* Perpindahan kalor :
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m 2 v 2'
Jika m1 = m2 ⇒ terjadi pertukaran kecepatan
v1' = v2 dan v2' = v1
v' = 2 g h
Kalor & perubahan suhu : Q = m c ∆t = C ∆t
Kalor & perubahan wujud : Q = m L
P1  T1 
= 
P2  T2 
h
v
v'
M = massa balok
m = massa peluru
Teori Kinetik Gas :
Tumbukan Lenting Sebagian (TLSb)
v1 ' − v2'
v 2 − v1
Contoh TLSb : Bola dilepaskan dari ketinggian h1
memantul secara berturut-turut mencapai
ketinggianmaksimum h2, h3, h4, dan seterusnya.
h3
h2
h4
hn
=
=
= ...... =
e=
h1
h2
h3
h n −1
Rumus :
0<e<1 ⇒ e=
Persamaan umum gas :
* Energi kinetik rata-rata gas : EK = 32 k T
Jika suhu gas berubah dari T1 menjadi T2 :
Fluida Dinamis
:Q=
V
t
=Av
Jika massa gas tetap :
kontinuitas : A1 v1 = A2 v2
d12 v1 = d22 v2
* Azas Bernoulli :
P1 + ρ g h1 + 12 ρ v12 = P2 + ρ g h2 + 12 ρ v22
Persamaan
v
H
v1
=
v2
T1
T2
v1
=
v2
T1
=
T2
P1
P2
Perubahan energi dalam :
∆U = f 1 n R ∆T
2
x
= f 1 N k ∆T
2
(
Gaya angkat pesawat : F = ∆P A = 12 ρ A v12 − v22
)
∆P = beda tekanan ke atas dan ke bawah pada sayap
A = luas sisi bawah sayap
ρ = massa jenis udara
v1 dan v2 = laju aliran udara di atas dan di bawah sayap
http://www.pembahasan.com
3k T
3R T
3P
=
=
mo
Mr
ρ
Jika massa jenis gas tetap :
h
Jarak mendatar
maksimum jatuhnya air di
tanah :
x = 2 h (H − h )
EK1 T1
=
EK 2 T2
Termodinamika :
Laju pancaran zat cair
dari dinding tangki :
v = 2gh
n= m
Mr
N = n NA
P V = n R ∆T = N k T
* Kelajuan efektif : vRMS =
Debit
4
f = 3 ⇒ monoatomik
f = 5 ⇒ diatomik 300 – 1000 K
f = 7 ⇒ diatomik T > 1000 K
Hukum I Termodinamika : Q = ∆U + W
Usaha :
V2
W=
∫ P dV
Isobarik : W = P ∆V
Isokhorik : W = 0
Isotermik : W = n R T ln
V1
Adiabatik : W = –∆U
V2
V1
http://www.pembahasan.com
* Mesin Carnot :
Q 2 T2
=
Q1 T1
T2 < T1
Q2 < Q1
Q
T
W Q1 − Q 2
Efisiensi :
η=
=
= 1− 2 = 1− 2
Q1
Q1
Q1
T1
T' 1− η
Merubah efisiensi pada T2 tetap : 1 =
T1 1 − η'
Merubah efisiensi pada T1 tetap :
Gelombang
* Persamaan simpangan :
arah getar pertama
ke atas
arah rambat
ke kanan
y = ±A sin (ω t ∓ k x)
arah getar pertama
ke atas
T2' 1 − η'
=
T2 1 − η
v=fλ=
λ ω
=
T k
sudut fase : θ = ω t ∓ k x
fase :
ϕ= t ∓ x
T λ
arah rambat
ke kiri
ω = 2π f = 2π
T
2
π
k=
λ
Alat Optik
* Mikroskop :
Perbesaran : M = Mob x Mok
s'
1
1
1
Mob = ob
⇒
=
+
s ob
f ob s ob s ok
sn
⇒ umum
Mok =
s ok
Mok =
sn
f ok
Mok =
sn
+ 1 ⇒ akomodasi maksimum
f ok
s ok' = −s n
⇒ tak akomodasi (sok = fok)
Panjang mikroskop = jarak antara obyektif dan okuler
d = s ob' + sok
Sifat bayangan yang dibentuk obyektif : nyata, terbalik,
diperbesar.
Sifat bayangan akhir (dibentuk okuler) : maya, terbalik,
diperbesar.
* Teropong
Perbesaran :
Teropong bintang :
Teropong bumi :
f
M = ob
(tak akomodasi)
f ok
d = fob + fok
d = fob + 4fp + fok
(fp = jarak fokus lensa pembalik)
Teropong panggung : d = fob + fok
(okulernya lensa cekung)
sinar inframerah
gelombang mikro
gelombang TV
gelombang radio
frekuensi makin besar
sinar tampak
ungu
nila
biru
hijau
kuning
jingga
merah
panjang gelombang makin besar
Spektrum gelombang elektromagnetik :
sinar γ
sinar X
sinar ultraviolet
beda fase 2 titik pada suatu gelombang :
∆ϕ = ∆x
λ
Optik Fisik
Interferensi : gejala superposisi atau penggabungan 2
gelombang koheren pada suatu titik
Difraksi : gejala pelenturan gelombang ketika melalui
penghalang atau celah sempit
* Interferensi celah ganda (Young):
Garis terang : d sin θ = n λ ,
Garis gelap : d sin θ = n λ ,
n = 0, 1, 2, ....
n = 0, 1, 2, ....
Jarak garis terang dan gelap yang berdekatan :
λL
p=
2d
2p =
λL
d
= jarak 2 garis terang berurutan
= jarak 2 garis gelap yang berdekatan
* Interferensi pada kisi :
Garis terang : d sin θ = n λ ,
d= 1
N
Orde maksimum : nmaks = d
λ
n = 0, 1, 2, ....
d = jarak 2 goresan
N = tetapan kisi
* Difraksi pada celah tunggal :
Garis gelap :
d sin θ = n λ ,
λL
Lebar terang pusat : y =
d
n = 1, 2, 3, ....
* Difraksi mempengaruhi resolusi alat optik :
1,22 λ
Sudut resolusi minimum : θ m =
D
1,22 λ L
Resolusi minimum :
dm =
D
Bunyi
* Intensitas dan taraf intensitas :
Intensitas :
I= P ,
A
Taraf intensitas : TI = 10 log
P = daya =
I
,
Io
energi
waktu
Io = 10–12 W/m2
http://www.pembahasan.com
2 titik berjarak r1 dan r2 dari sumber :
I1  r2 
= 
I 2  r1 
2
Energi listrik :
V2
t
R
* Hukum I Kirchhoff : ∑Imasuk = ∑Ikeluar
2
r 
r
TI2 = TI1 + 10 log  1  = TI1 + 20 log 1
r2
 r2 
n buah sumber identik :
In = n I1
TIn = TI1 + 10 log n
* Hukum II Kirchoff : ∑E + ∑(I.R) = 0
I positif jika arus searah putaran loop
I negatif jika arus berlawanan arah putaran loop
E positif
* Efek Doppler :
v ± vp
fs
fp =
v ∓ vs
W = V I t = I2 R t =
mendekat menjauh
Pendengar
+ vp
– vp
Sumber
– vs
+ vs
E negatif
Medan Magnet
* Induksi magnetik
µ i
Listrik Statis
q1 q 2
,
k = 9 x 109 Nm2/C2
r2
Muatan ke-3 mengalami gaya yang resultannya nol :
q1 dan q2 sejenis ⇒ q3 di dalam
q1 q 2
= 2
q1 dan q2 tak sejenis ⇒ q3 di luar
r132 r23
* Gaya Coulomb : F = k
q1 > q 2 ⇒ q3 lebih dekat ke q2
q1 < q 2 ⇒ q3 lebih dekat ke q1
* Kuat medan listrik : E = k
q
r2
Titik P mengalami kuat medan yang resultannya nol :
q1 dan q2 sejenis ⇒ P di dalam
q1 q 2
= 2
q1 dan q2 tak sejenis ⇒ P di luar
2
r13 r23
q1 > q 2 ⇒ P lebih dekat ke q2
q1 < q 2 ⇒ P lebih dekat ke q1
* Kapasitor keping sejajar :
C=
εr εo A
d
q
V
Energi :
kapasitas :
sebanding dengan luas keping (A) dan
permitivitas relatif bahan (εr)
berbanding terbalik dengan jarak kedua
keping (d)
W=
1
2
C V2 =
Listrik Dinamis :
* Pembacaan amperemeter
dan voltmeter :
Contoh : (lihat gambar di
samping)
I = 34 x 5 mA
50
= 3,4 mA
* Hukum Ohm :
Daya listrik :
1
2
2
qV=
10
20
q
2C
30
40
0
C=
5
µ iN
Di pusat kawat melingkar berjari-jari a : B = o
2a
Aturan tangan kanan :
Ibu jari
→ arah B
Lipatan 4 jari lainnya → arah i
Di pertangahan selenoida :
B=
µo i N
l
Diujung solenoida :
B=
µo i N
2l
Di pusat toroida berjari-jari efektif a : B =
µ o iN
2 πa
* Gaya Lorenz
Pada kawat berarus listrik :
F = B i l sin θ
Aturan tangan kanan :
Ibu jari
→ arah i
Keempat jari lurus → arah B
Telapak tangan
→ arah F
Pada partikel bermuatan :
F = q V B sin θ
Aturan tangan kanan :
Ibu jari
→ arah v
Keempat jari lurus → arah B
Telapak tangan
→ arah F untuk muatan
positif
Punggung tangan → arah F untuk muatan
negatif
Pada Dua kawat lurus sejajar : F =
mA
0
50
Berjarak a dari kawat lurus :
B= o
2 πa
Aturan tangan kanan :
Ibu jari
→ arah i
Lipatan 4 jari lainnya → arah B
i1 dan i2 searah
i1 dan i2 berlawanan arah
10
µ o i1 i 2 l
2 πa
→ tarik-menarik
→ tolak-menolak
Induksi Elektromagnetik
I= V
I
V2
P=VI=I R=
R
2
Φ = B A cos θ
Fluks Magnet :
Hukum Lenz : “Arah
arus
induksi
menentang
perubahan yang menimbulkannya”.
http://www.pembahasan.com
* GGL Induksi :
akibat perubahan fluks
:
ξ = -N
dφ
dt
akibat perubahan arus
:
ξ = -L
di
dt
akibat kawat memotong tegak lurus garis gaya :
Sifat
Hubungan
XL dan XC Rangkaian
ξ = B.l.v sin α
arah gaya Lorentz berlawanan dengan arah v
arah arus induksi ikuti kaedah tangan kanan
Kumparan berputar
:
ξ = N.B.A.ω sin ωt
µo N2 A
l
* Induktansi diri :
L=
* Transformator :
NP : NS = VP : V S
η=
Efisiensi :
V dan I sefase
terjadi resonansi dengan
frekuensi resonansi :
XL =
XC
Resistif
XL >
XC
Induktif
V mendahului I dengan
beda fase θ
XL <
XC
Kapasitif
I mendahului V dengan
beda fase θ
fres =
NP : NS = I S : I P
I maks
Vef =
2
Vmaks
2
Rangkaian Resistor (R) :
V dan I sefase
V = I .R
Rangkaian Induktor (L) :
XL = ω L = 2π f L
V = I . XL
v1P + v P 2
v v
1 + 1P 2 P 2
c
vp2 = –v2p
v12 =
v1P = kecepatan benda 1 relatif terhadap pengamat
v2P = kecepatan benda 2 relatif terhadap pengamat
v12 = kecepatan benda 1 relatif terhadap benda 2
c = cepat rambat cahaya (= 3 x 108 m/s)
V dan I berbeda fase π2 atau 90o, V mendahului I.
= frekuensi arus bolak-balik (Hz)
Konstanta transformasi Laplace :
γ=
ω = frekuensi sudut arus bolak-balik (Hz)
XL = reaktansi induktif (Ω)
XC = 1 =
Rangkaian Kapasitor (C) :
ωC
cara lain (dengan dalil pitagoras) :
jika :
v = xr c
1
2π f C
maka :
γ = yr
dimana :
r = x +y
V = I . XC
V dan I berbeda fase π2 atau 90o, I mendahului V.
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
V = IZ =
VL = I X L ,
+ (VL − VC
)2
X − X C VL − VC
tg θ = L
=
R
VR
Dilatasi waktu :
∆t = γ ∆to
y
∆to = selang waktu menurut pengamat yang bergerak
terhadap bumi
∆t = selang waktu menurut pengamat yang diam
terhadap bumi
R
Relativitas massa :
mo = massa benda diam
m = massa benda bergerak
http://www.pembahasan.com
r
Lo
γ
Lo = panjang benda menurut pengamat yang diam
relatif terhadap benda
L = panjang benda menurut pengamat yang bergerak
relatif terhadap benda
2
2
P = I ef
Z cos θ = I ef
R
cos θ = Z = faktor daya
2
1− v
c2
2
L=
VC = I XC
1
x
2
Kontraksi panjang :
Z = R 2 + (X L − X C ) 2
R2
2
Rangkaian Seri R-L-C :
VR = I R ,
1
LC
Penjumlahan kecepatan :
Menurut Galileo :
v12 = v1P + vP2
Menurut Einstein :
Nilai efektif dan maksimum :
f
1
2π
Teori Relativitas Khusus
Arus Bolak-Balik
I ef =
Z = impedansi (Ω)
P = daya (W)
PS
PP
Trafo ideal (η = 100%) :
Keterangan
m = γ mo
http://www.pembahasan.com
Energi kinetik relativistik :
Ek = E – Eo = (γ - 1) Eo
Energi diam :
Eo = mo c2
Energi total :
E = γ Eo
Momentum relativistik :
p=
E
Sinar
radiaoktif
partikel
Dibelokkan oleh medan
Inti atom
magnet atau medan listrik
4
Daya
tembus terkecil
He
2
Daya ionisasi terbesar
Elektron Dibelokkan oleh medan
0
magnet atau medan listrik
e
Alfa (α)
2
− Eo2
2
c
Beta (β)
−1
Radiasi Benda Hitam
* Daya radiasi :
Gamma
(γ)
P = e σ A T4
e = emisivitas (0 < e < 1) :
- untuk benda hitam sempurna e = 1
- untuk benda mengkilat e = 0
σ = 5,672 . 10-8 W m-2 K-4 = tetapan Stefan Boltzman
Foton
C
T
λm = panjang gelombang yang sesuai untuk intensitas
radiasi maksimum
C = tetapan pergeseran Wien (= 2,898 . 10-3 m K)
* Menurut Planck : “Radiasi gelombang elektromagnetik
terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta energi”
c
Kuanta energi (energi foton) : E = h f = h
λ
c
Jika ada n buah foton :
E=nhf=nh
λ
h = tetapan Planck (= 6,63 x 10-34 J s)
* Efek fotolistrik :
E=
1243
λ
Peluruhan
:
A 1
= 
Ao  2 
n
N 1
= 
No  2 
n
m 1
= 
mo  2 
n
1
0 n = netron
1
1 H = hidrogen
3
1 H = tritron
N
N0
0,5 N0
0
T
t
A=λN
m
N=
NA
Mr
Aktivitas :
Tetapan peluruhan : λ =
0,693
T
t
T
t = waktu peluruhan
T = waktu paro
m = massa
NA = bilangan Avogadro (= 6,02 x 1023 atom/mol)
n=
EK
c
EK = h f – Wo = h – Wo
0
λ
fo
Wo = fungsi kerja atau energi ambang
- Wo
bahan
EK : makin besar jika frekuensi
cahaya diperbesar
tidak dipengaruhi intensitas cahaya (foton)
Arus fotoelektron :
makin besar jika intensitas foton diperbesar
tidak dipengaruhi frekuensi cahaya
Potensial henti (V) ⇒ eV = EK
Tidak gibelokkan oleh medan
magnet atau medan listrik
Daya tembus terbesar
Daya ionisasi terkecil
0
−1 β = positron
2
1 H = deutron
Teori Kuantum
Jika E dalam eV dan λ dalam nm :
0
0γ
Partikel lain : 11 p = proton
* Hukum pergeseran Wien : λm =
sifat
f
Inti atom
* Energi ikat inti : Eikat = ∆m x c2
Eikat = ∆m x 931 MeV
Defek massa : ∆m = Z mproton + (A – Z) mnetron – minti
Pemanfaatan
14
Isotop C
radioisotop :
: untuk menentukan umur fosil
Sinar γ
: untuk sterilisasi
123
Isotop I
: untuk mendeteksi gagal ginjal dan tumor
gondok
60
Isotop Co
: untuk membunuh sel kanker
24
Isotop Na
: untuk mendeteksi penyempitan pembuluh
darah (tromosit
Isotop silicon : untuk mendeteksi letak kebocoran pipa
saluran minyak
90
Sinar beta dari Sr : untuk industri kertas
* Radioaktivitas : gejala perubahan inti tidak stabil menjadi
inti stabil dengan disertai pemancaran
sinar radioaktif.
http://www.pembahasan.com
Download