BAB II LANDASAN TEORI A. Signaling theory Dalam teori pensignalan membahas masalah informasi asimetri di pasar. Teori ini menjelaskan bagaimana informasi asimetri dapat dikurangi dengan cara, salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain (Susilowati, 2010). Teori signaling menyatakan bahwa bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, dengan demikian pasar akan diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Wijayanto, 2009). Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi dari laporan keuangannya kepada pihak eksternal perusahaan. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat informasi asimetri antara perusahaan dengan pihak eksternal. Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai prospek yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal yaitu investor dan kreditor. Pada saat melakukan penawaran umum, investor tidak dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Kurangnya informasi pada pihak eksternal ini mengenai perusahaan akan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang relative rendah untuk perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri yaitu dengan memberikan sinyal pada pihak eksternal, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat 7 8 dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek yang akan datang (Wolk et al, 2000:81). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena pada hakekatnya informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan di masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasar efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham menjadi naik. Pengumuman informasi akuntansi dan non-akuntansi akan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik 9 laporan keuangan, informasi non-keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal. B. Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Menurut Harahap (2007:243) mengemukakan bahwa ”Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”. Laporan arus kas menurut Kieso (2005:321) “Laporan arus kas adalah laporan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan berih pada kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investigasi, dan pendanaan selama satu periode”. Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. 10 Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas. Aktivitas membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi kegiatan investasi, yang dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (revisi 2009) paragraph 1, yaitu : Setiap perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Sebuah laporan arus kas akan disajikan setiap periode akuntansi dimana hasil-hasil operasi disajikan. Dengan membandingkan laporan arus kas dari beberapa perusahaan dalam beberapa periode, maka dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas di masa yang akan datang dan juga memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengertian kas dan setara kas juga memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (revisi 2009) paragraph 6, yaitu : 11 Setara kas dimilki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi pernyataan setara kas, investasi harus segera dapat dirubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Invenstasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas,kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Kas terdiri dari saldo (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuit, jangka pendek dan yang dengan cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengahadapi resiko perubahan yang signifikan. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada meningkatnya return perusahaan. Arus kas mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan invesatasi di fixed assed dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham. 12 Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi menurut Kieso (2008 : 213) sebagai berikut : : a. Arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. b. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva lancar. c. Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan. a. Komponen arus kas 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Menurut Desi dan Vera (2005) dalam Kieso (2008 : 324), “aktivitas operasi mencangkup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapat dan beban”. Pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam penentuan laba bersih. Arus kas dari aktivitas operasi terutama deviden dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi pemdapatan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari operasi adalah: (PSAK No.2 revisi 2009, paragraph 13) a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa. b. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lain. c. Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa. d. Pembayaran kas kepada karyawan. 13 e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klain, anuitas dan manfaat asuransi lainnya. f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (PSAK No.2 revisi 2009, paragraph 12). 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) paragraph 5, definisi “aktivitas investasi adalah Perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas”. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh 14 arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : (PSAK No. 2 revisi 2009, paragraph 15) 1. Pembayaran uang untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain. 3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. 4. Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan). 5. Pembayaran sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Menurut PSAk No. 2 (revisi 2009) paragraph 5, definisi “akitivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan”. Arus kas dari aktivitas pendanaaan berhubungan dengan pengelolaan sumber dana perusahaan. Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang sifatnya tidak rutin sehingga terkadang dapat melonjak jumlahnya secara drastis. 15 Yang termasuk dalam aktivitas pendanaan yaitu : 1) Memperoleh kas dari penerbitan utang dan membayar jumlah dipinjam dan, 2) Memperoleh kas dari pemegang saham dan memberikan pengembalian atas investasi pemegang saham. b. Kegunaan dan Tujuan Laporan Arus Kas Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) paragraph 3, memiliki kegunaan yaitu : Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Perhatian utama investor dari laporan arus kas ini adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuan perusahaan menghasilkan deviden. Namun pada kenyataannya, para investor pada umumnya lebih tertarik pada prestasi perusahaan yang diukur atas dasar akuntansi akrual dan belum menganalisa laporan arus kas. Laporan arus kas juga memiliki tujuan yaitu menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (revisi 2009) paragraph 1 adalah : 16 Memberi informasi historis mengenai perubahan arus kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. Berdasarkan tujuan laporan arus kas diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas merupakan jiwa (lifeblood) bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi esksitensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah perusahaan membayar semua kewajibanmnya. Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan basis kas (cash basis). c. Metode Penyajian Pelaporan Arus Kas Ada metode penyajian laporan arus kas untuk kegiatan operasi, yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). Kedua metode ini menghasilkan sub total yang sama untuk kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut Kieso (2008 : 341) oleh Desi dan Vera (2005) sebagai berikut : a. Metode langsung (direct method) Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya terdiri atas arus kas operasi yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pada metode langsung, rekening penghasilan dan biaya dengan basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan biaya dengan basis kas. Arus kas dari aktivitas operasi dihitung dari jumlah pendapatan 17 (penghasilan) dan beban (biaya), disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan. Cara yang paling efisien untuk menerapkan metode langsung adalah dengan menganalisis pos-pos yang dilaporkan pada laporan laba rugi. Metode langsung menunjukkan yang lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas. b. metode tidak langsung (indirect method) Dengan metode ini, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur-unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Metode tidak langsung sangat banyak diterapkan dengan alasan, lebih mudah dan lebih sedikit mengeluarkan biaya dalam menyusunnya serta metode ini berfokus pada pembedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Bila menggunakan metode tidak langsung, dalam melaporkan aktivitas laba, laba bersih disesuaikan dengan perkiraan yang termasuk dalam laporan laba rugi yang tidak menghasilkan arus kas masuk atau arus kas keluar. 18 B. LABA 1. Pengertian Laba Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan atau laba, Menurut Kuswadi (2008 : 36) menyatakan bahwa ”Laba adalah pendapatan dikurangi seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang telah dikeluarkan. Pengeluaran atau pengorbanan yang dimaksud umumnya dikategorikan sebagai beban atau biaya”. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu. Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus. Sedangkan pengertian laba menurut Ali dan Krista (2004) dalam Belkoui (2007 : 231) adalah sebagai berikut : a. Bahwa laba akuntansi dapat bertahan menghadapi ujian waktu. b. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan faktual, maka akan diukur dan dilaporkan secara objektif dan oleh sebab itu pada dasarnya dapat diverifikasi. c. Dengan mengandalkan prinsip realisasi untuk pengakuan pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria dari konservatisme. 19 d. Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian, terutama dalam melaporkan kepengurusan (penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi. 2. Jenis – Jenis Laba Adapun penjelasan jenis – jenis laba sebagai berikut: a. Laba kotor Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan. b. Laba dari operasi Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban biaya. c. Laba Bersih Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. Setiap perusahaan ataupun jenis usaha lainnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba yang besar untuk dapat memperoleh keuntungan. Laba yang diperoleh oleh perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu laba kotor dan laba bersih. Dalam menyajikan laporan rugi laba akan terlihat pengklasifikasian dalam pengukuran laba adalah sebagai berikut: 20 a. Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor. Hasil laba bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu. b. Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum. c. Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum pajak perseroan yaitu perolehan dari laba operasi dikurangi atau ditambah. d. Laba bersih setelah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi laba perseroan. 3. Pengertian Laba Bersih Menurut Hamsen dan Mowen (2009 : 803) menyatakan bahwa laba bersih adalah pendapatan bersih yang telah dikurangi biaya dan pajak. Angka laba bersih adalah angka yang menunjukan selisih antara seluruh kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba bersih adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan di bagikan sebagai deviden. Laba bersih yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih yang telah disesuaikan dengan pendapatan lain-lain dan pajak. Laba bersih menunjukkan penilaian yang relevan bagi seorang investor untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden yang akan diterima sebagai keuntungan dari penanaman saham hal ini 21 sesuai dengan teori keuangan yang menyatakan bahwa laba bersih digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang akan dibagikan sebagai deviden. Dengan pemahaman yang baik tentang laba bersih suatu perusahaan, maka investor dapat memprediksi jumlah keuntungan yang akan mereka dapatkan atas investasi yang akan mereka lakukan. Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercakup dalam penetapan laba/rugi bersih untuk periode tersebut (PSAK no. 25 revisi 2009,paragraph 7). Sedangkan unsur dari pada laba/rugi bersih ini dijelaskan pada paragraph 9 harus diungkapkan dalam 2 unsur-unsur yaitu : 1. Laba/rugi dari aktivitas normal a. Aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai bagian dari usahanya dan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan usaha utama perusahaan tersebut. b. Apabila dalam laba/rugi dari aktivitas normal terdapat unsur penghasilan atau beban yang mengungkapkan tentang ukuran, hakekat atau terjadinya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah. Kondisi yang menimbulkan unsur-unsur penghasilan dan beban tersebut mencakup antara lain : (PSAK no. 25 revisi 2009, paragraph 15) 22 1) Penurunan nilai persediaan sampai jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan maupun pemulihan kembali penurunan nilai tersebut. 2) Restrukturisasi aktivitas-aktivitas suatu perusahaan dan pembalikan setiap penyisihan untuk biaya restrukturisasi. 3) Pelepasan aktiva tetap. 4) Pelepasan investasi jangka panjang. 5) Operasi yang tidak dilanjutkan. 6) Penyelesaian gugatan hukum. C. Return Saham 1. Pengertian Return Saham Pengembalian (Return) Saham merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham menurut Jogiyanto (2008:195) adalah: “Hasil yang diperoleh dari investasi”. Sedangkan menurut Eduardus (2010: 102) menyatakan bahwa: “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya”. Tingkat pengembalian (return) dapat berupa capital gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Deviden 23 merupakan salah satu peningkatan wealth pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh Karena itu, investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. 2. Jenis-jenis Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dan return dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi. return realisasi dihitung berdasarkan data historis. b. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Dalam kaitannya antara keputusan investasi dengan return, bahwa dalam berinvetasi investor harus dapat membedakan antara realizes return dengan expected return. Investor akan melakukan investasi untuk masa depannya dengan harapan memperoleh return maksimal, tetapi tidak jarang pula apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi, return yang didapat oleh investor bisa melebihi atau mungkin kurang dari harapan mereka. Oleh karena itu investor harus selalu mempertimbangkan resiko dari investasi. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham a. Harga saham Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan atas suatu saham. b. Penilaian harga saham 24 Penilaian dilakukan dengan mengamati dan menganalisa faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi, faktor intern maupun ekstern perusahaan yang sahamnya akan dibeli. c. Indeks harga saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham ( Tjiptono dan Hendy,2007 : 167). 4. Cara Mengukur Return Realisasi Saham Return atau tingkat keuntungan saham adalah suatu timbal balik yang akan diperoleh oleh investor dalam investasinya. Menurut Jogiyanto (2008:195 – 196) return dari suatu sekuritas saham dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : Rit = Keterangan : Rit = Return saham satu pada periode t Pit = Harga saham satu pada periode t Pit-1 = Harga saham satu pada periode t-1 Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan suatu saham merupakan selisih antara harga pada suatu periode diselisihkan dengan harga saham periode sebelumnya kemudian dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. 25 D. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen 1. Pengaruh Total Arus Kas terhadap Return Saham Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang akan datang, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flow) masa mendatang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan juga dapat 26 digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Kadangkala aliran kas dan laba memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikutin oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi informasi mana yang seharusnya digunakan oleh investor. Jika informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan informasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini. Dari hasil penelitian Board dan Day, yang yang dikutip oleh Triyono dan yogiyanto (2000), menunjukan bahwa arus kas tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Kandungan informasi arus kas diluar laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah untuk kegunaan data arus kas untuk investor. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti (2004), dengan menggunakan uji statistik reggresi linier sederhana menunjukan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda menunjukan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh positif signifikan. Dari hasil penelitian Zahroh (2000), menunjukan total arus kas berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan total arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan. Dari penelitian Fathul (2009), mengindikasikan bahwa total arus kas dan laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian Vicky (2008), menunjukan bahwa total 27 arus kas dan Laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan laba akuntansi dan total arus kas secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham Arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada meningkatnya return perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham. Demikian pula sebaliknya, penurunan dalam arus kas dapat mendorong penurunan pada return saham (Hughes, 1986). 2. Pengaruh laba bersih terhadap Return Saham Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan sebagai cost barang terjual. Lebih lanjut dikatakan bahwa para investor, kreditor dan yang lainnya sering menggunakan laporan pendapatan dan informasi mengenai laba dan komponen-komponennya dalam bermacam-macam cara dan tujuan untuk menaksir prospek mereka untuk aliran kas dari investasi dalam pinjaman 28 untuk usaha. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka untuk meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan arus kas masa depan. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat. Laba bersih perusahaan mendapatkan perhatian lebih banyak daripada bagian laba dalam laporan keuangan. Hal ini karena laba bersih mengukur kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dan menjawab pertanyaan bagaimana keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya. Dari hasil penelitian Vicky (2008), menunjukan bahwa total arus kas dan Laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan laba akuntansi dan total arus kas secara bersamasama berpengaruh terhadap harga saham. Dari hasil penelitian Zahroh (2000), mengindikasikan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan antara laba akuntansi dan total arus kas terhadap harga saham secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Fahlul (2009), mengindikasikan bahwa laba akuntansi dan total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, net profit margin berpengaruh signifiksn terhadap return saham. 29 Penelitian Nurhidayah, Gagaring, Tawwakkal (2011) yang menguji pengaruh laba terhaadap abnormal return saham. Hasilnya adalah informasi laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Simpulan ini mengindikasikan bahwa laba bersih menunjukkan efektivitas dan efesiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan. Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai return saham yang diperoleh. E. Review Penelitian Terdahulu Triyono dan Jogiyanto (2000) meneliti kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Hasil penelitian tersebut adalah total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Selanjutnya penelitian oleh Poppy (2005) dengan judul penelitian Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Penelitian menggunakan periode 1995 – 2000 pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham. 30 Ninna (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size perusahaan terhadap Expected Return Saham pada industri Textile dan automotive yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham; arus Kas Investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham; Laba Kotor berpengaruh positif terhadap Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terrhadap Expected Return Saham. Kemudian penelitian oleh Fathul (2009) dengan judul pengaruh laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin terhadap return saham periode 2002-2007. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa laba akuntansi dan total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Net profit margin berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan, antara laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian oleh Nova (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin terhadap return saham. Objek penelitiannya adalah manufaktur industri barang konsumsi tahun 20072009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi dan total arus kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sementara net profit margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 31 Tabel 2.1 : Ikhtisar Penelitian-Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Triyono dan Jogiyanto (2000) Kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga atau return saham. Variabel independen : Kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi Variabel dependen : return saham 2. Poppy (2005) Nilai tambah kandungan informasi laba dan arus kas operasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel independen : laba dan arus kas operasi. Variabel dependen : return saham. 3. Ninna dan Suhairi (2006) Pengaruh kandungan informasi komponen arus kas, laba kotor dan size perusahaan terhadap expected return saham. Variabel independen : arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor dan size perusahaan. Variabel dependen : expected return saham. Total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Akan tetapi, pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Laba tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham. Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected return saham; arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap expected return saham; Laba kotor berpengaruh positif terhadap expected return saham dan size perusahaan berpengaruh negatif terhadap expected return saham. 32 4. Fathul (2009) Pengaruh laba akuntansi, arus kas dan net profit margin terhadap return saham. Variabel independen : laba akuntansi, arus kas, dan net profit margin. Variabel dependen : return saham. 5. Nova (2011) Pengaruh laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin terhadap return saham. Variabel independen : laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin Variabel dependen: return saham Laba akuntasi dan total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan, antara laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Laba akuntansi dan total arus kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sementara net profit mergin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 33 F. Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian dari pola hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Penelitian Hubungan Antar Variabel Total Arus Kas X1 Return Saham Y Laba Bersih X2 Variabel Independen Variabel Dependen