BAB II LANDASAN TEORI A. Signaling theory Dalam teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Signaling theory
Dalam teori pensignalan membahas masalah informasi asimetri di pasar.
Teori ini menjelaskan bagaimana informasi asimetri dapat dikurangi dengan
cara, salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain
(Susilowati, 2010). Teori signaling menyatakan bahwa bahwa perusahaan
yang berkualitas baik akan dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada
pasar, dengan demikian pasar akan diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Wijayanto, 2009). Teori sinyal
(signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan
untuk memberikan informasi dari laporan keuangannya kepada pihak
eksternal perusahaan. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
karena terdapat informasi asimetri antara perusahaan dengan pihak eksternal.
Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai prospek yang akan datang
dibandingkan dengan pihak eksternal yaitu investor dan kreditor. Pada saat
melakukan penawaran umum, investor tidak dapat membedakan perusahaan
yang berkualitas baik dan buruk. Kurangnya informasi pada pihak eksternal
ini mengenai perusahaan akan menyebabkan mereka melindungi diri dengan
memberikan harga yang relative rendah untuk perusahaan. Salah satu cara
untuk mengurangi informasi asimetri yaitu dengan memberikan sinyal pada
pihak eksternal, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat
7
8
dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek yang akan
datang (Wolk et al, 2000:81).
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
pada hakekatnya informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan di masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasar
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada
waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima
informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau
sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal
baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga
saham menjadi naik.
Pengumuman informasi akuntansi dan non-akuntansi akan memberikan
sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang
(good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik
9
laporan keuangan, informasi non-keuangan ataupun sosial politik terhadap
fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar
merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana
sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.
B. Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan
arus
kas
tersebut.
Menurut
Harahap
(2007:243)
mengemukakan bahwa ”Laporan arus kas adalah suatu laporan yang
bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu”.
Laporan arus kas menurut Kieso (2005:321) “Laporan arus kas adalah
laporan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan berih pada kas yang
dihasilkan dari aktivitas operasi, investigasi, dan pendanaan selama satu
periode”. Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas yang
berasal dari kegiatan rutin perusahaan misalnya penjualan tunai, penerimaan
piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan
modal, penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash
out flows) adalah pengeluaran yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran
bunga, dividen dan pembayaran pajak.
10
Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan
kegiatannya. Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi
arus kas tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus
Kas (statement of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi
para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas. Aktivitas
membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi kegiatan investasi,
yang
dan
kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas
tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2
(revisi 2009) paragraph 1, yaitu :
Setiap perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Sebuah laporan arus kas akan disajikan setiap periode akuntansi dimana
hasil-hasil operasi disajikan. Dengan membandingkan laporan arus kas dari
beberapa perusahaan dalam beberapa periode, maka dapat digunakan untuk
menilai kemungkinan arus kas di masa yang akan datang dan juga
memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Pengertian kas dan setara kas juga memiliki pengertian yang berbeda.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (revisi 2009)
paragraph 6, yaitu :
11
Setara kas dimilki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi pernyataan
setara kas, investasi harus segera dapat dirubah menjadi kas dalam
jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan. Invenstasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara
kas,kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas.
Kas terdiri dari saldo (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuit, jangka pendek dan
yang dengan cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
mengahadapi resiko perubahan yang signifikan.
Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai
pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present
value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Arus kas merupakan
salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang
mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi.
Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk tertarik
berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan
harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada meningkatnya
return perusahaan.
Arus kas mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara
aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan
invesatasi di fixed assed dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan
operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya
menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan
akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham.
12
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi menurut
Kieso (2008 : 213) sebagai berikut : :
a. Arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi laba bersih.
b. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi investasi dari aktiva lancar.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.
a. Komponen arus kas
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Menurut Desi dan Vera (2005) dalam Kieso (2008 : 324), “aktivitas
operasi mencangkup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan
pendapat dan beban”. Pendapatan dan beban yang kemudian
dimasukkan dalam penentuan laba bersih.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama deviden dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas
tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi pemdapatan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus
kas dari operasi adalah: (PSAK No.2 revisi 2009, paragraph 13)
a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa.
b. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa.
d. Pembayaran kas kepada karyawan.
13
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan
premi, klain, anuitas dan manfaat asuransi
lainnya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
dari aktivitas pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan
untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar (PSAK No.2 revisi 2009, paragraph 12).
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) paragraph 5, definisi “aktivitas
investasi adalah Perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas”.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh
14
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : (PSAK No. 2
revisi 2009, paragraph 15)
1. Pembayaran uang untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud
dan aktiva
jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang
dikapitalisasikan dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva
tidak
berwujud dan aktiva jangka panjang lain.
3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
4. Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
5. Pembayaran sehubungan dengan future contracts, forward contracts,
option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau
apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Menurut PSAk No. 2 (revisi 2009) paragraph 5, definisi “akitivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan”. Arus kas dari
aktivitas pendanaaan berhubungan dengan pengelolaan sumber dana
perusahaan. Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang sifatnya
tidak rutin sehingga terkadang dapat melonjak jumlahnya secara drastis.
15
Yang termasuk dalam aktivitas pendanaan yaitu :
1) Memperoleh kas dari penerbitan utang dan membayar
jumlah dipinjam dan,
2) Memperoleh kas dari pemegang saham dan memberikan
pengembalian atas investasi pemegang saham.
b. Kegunaan dan Tujuan Laporan Arus Kas
Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya, seperti
neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas menurut
PSAK No. 2 (revisi 2009) paragraph 3, memiliki kegunaan yaitu :
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai
perusahaan.
Perhatian utama investor dari laporan arus kas ini adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih untuk menjamin
kelangsungan
hidup
perusahaan
dan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan deviden. Namun pada kenyataannya, para investor pada
umumnya lebih tertarik pada prestasi perusahaan yang diukur atas dasar
akuntansi akrual dan belum menganalisa laporan arus kas.
Laporan arus kas juga memiliki tujuan yaitu menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (revisi 2009) paragraph 1
adalah :
16
Memberi informasi historis mengenai perubahan arus kas dan setara kas
dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan
(financing) selama suatu periode akuntansi.
Berdasarkan tujuan laporan arus kas diatas dapat disimpulkan
bahwa arus kas merupakan jiwa (lifeblood) bagi setiap perusahaan dan
fundamental bagi esksitensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat
tidaknya sebuah perusahaan membayar semua kewajibanmnya. Laporan
arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan basis kas (cash
basis).
c. Metode Penyajian Pelaporan Arus Kas
Ada metode penyajian laporan arus kas untuk kegiatan operasi, yaitu
metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect
method). Kedua metode ini menghasilkan sub total yang sama untuk
kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut Kieso (2008 : 341)
oleh Desi dan Vera (2005) sebagai berikut :
a. Metode langsung (direct method)
Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya
terdiri atas arus kas operasi yang dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pada metode
langsung, rekening penghasilan dan biaya dengan basis akrual
dikonversikan menjadi penghasilan dan biaya dengan basis kas. Arus
kas dari aktivitas operasi dihitung dari jumlah pendapatan
17
(penghasilan) dan beban (biaya), disesuaikan dengan perubahan
rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan. Cara yang paling
efisien untuk menerapkan metode langsung adalah dengan
menganalisis pos-pos yang dilaporkan pada laporan laba rugi.
Metode langsung menunjukkan yang lebih konsisten dengan tujuan
laporan arus kas.
b. metode tidak langsung (indirect method)
Dengan metode ini, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau
akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa
lalu dan di masa depan, dan unsur-unsur penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Metode
tidak langsung sangat banyak
diterapkan dengan alasan, lebih
mudah dan lebih sedikit mengeluarkan biaya dalam menyusunnya
serta metode ini berfokus pada pembedaan antara laba bersih dan
arus kas bersih dari aktivitas operasi. Bila menggunakan metode
tidak langsung, dalam melaporkan aktivitas laba, laba bersih
disesuaikan dengan perkiraan yang termasuk dalam laporan laba rugi
yang tidak menghasilkan arus kas masuk atau arus kas keluar.
18
B. LABA
1. Pengertian Laba
Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan
atau laba, Menurut Kuswadi (2008 : 36) menyatakan bahwa ”Laba adalah
pendapatan dikurangi seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang telah
dikeluarkan.
Pengeluaran
atau
pengorbanan
yang
dimaksud
umumnya
dikategorikan sebagai beban atau biaya”.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu
perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih
dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.
Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk
mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam
setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan
yang berlangsung secara terus menerus.
Sedangkan pengertian laba menurut Ali dan Krista (2004) dalam Belkoui
(2007 : 231) adalah sebagai berikut :
a. Bahwa laba akuntansi dapat bertahan menghadapi ujian waktu.
b. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan faktual,
maka akan diukur dan dilaporkan secara objektif dan oleh sebab itu
pada dasarnya dapat diverifikasi.
c. Dengan mengandalkan prinsip realisasi untuk pengakuan pendapatan,
laba akuntansi memenuhi kriteria dari konservatisme.
19
d. Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian, terutama
dalam melaporkan kepengurusan (penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajemen).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari
semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan
mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat
dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar
dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi
sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi.
2. Jenis – Jenis Laba
Adapun penjelasan jenis – jenis laba sebagai berikut:
a. Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan
dengan harga pokok penjualan.
b. Laba dari operasi
Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban
biaya.
c. Laba Bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain
dikurangi oleh beban lain-lain.
Setiap perusahaan ataupun jenis usaha lainnya mempunyai tujuan yang
sama, yaitu memperoleh laba yang besar untuk dapat memperoleh
keuntungan. Laba yang diperoleh oleh perusahaan dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu laba kotor dan laba bersih. Dalam menyajikan laporan rugi laba
akan terlihat pengklasifikasian dalam pengukuran laba adalah sebagai berikut:
20
a.
Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor. Hasil laba bersih
belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
b.
Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan
sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
c.
Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan
secara keseluruhan sebelum pajak perseroan yaitu perolehan dari laba
operasi dikurangi atau ditambah.
d.
Laba bersih setelah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah
atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi
laba perseroan.
3. Pengertian Laba Bersih
Menurut Hamsen dan Mowen (2009 : 803) menyatakan bahwa laba
bersih adalah pendapatan bersih yang telah dikurangi biaya dan pajak.
Angka laba bersih adalah angka yang menunjukan selisih antara seluruh
kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba bersih
adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam
perusahaan dan yang akan di bagikan sebagai deviden. Laba bersih yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih yang telah disesuaikan
dengan pendapatan lain-lain dan pajak.
Laba bersih menunjukkan penilaian yang relevan bagi seorang investor
untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden
yang akan diterima sebagai keuntungan dari penanaman saham hal ini
21
sesuai dengan teori keuangan yang menyatakan bahwa laba bersih
digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang akan dibagikan
sebagai deviden.
Dengan pemahaman yang baik tentang laba bersih suatu perusahaan,
maka investor dapat memprediksi jumlah keuntungan yang akan mereka
dapatkan atas investasi yang akan mereka lakukan.
Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode
harus tercakup dalam penetapan laba/rugi bersih untuk periode tersebut
(PSAK no. 25 revisi 2009,paragraph 7). Sedangkan unsur dari pada
laba/rugi bersih ini dijelaskan pada paragraph 9 harus diungkapkan dalam
2 unsur-unsur yaitu :
1. Laba/rugi dari aktivitas normal
a. Aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai bagian
dari usahanya dan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan
usaha utama perusahaan tersebut.
b. Apabila dalam laba/rugi dari aktivitas normal terdapat unsur
penghasilan atau beban yang mengungkapkan tentang ukuran,
hakekat atau terjadinya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja
suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah
unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah. Kondisi yang
menimbulkan unsur-unsur penghasilan dan beban tersebut mencakup
antara lain : (PSAK no. 25 revisi 2009, paragraph 15)
22
1) Penurunan nilai persediaan sampai jumlah yang diperkirakan
dapat direalisasikan maupun pemulihan kembali penurunan nilai
tersebut.
2) Restrukturisasi
aktivitas-aktivitas
suatu
perusahaan
dan
pembalikan setiap penyisihan untuk biaya restrukturisasi.
3) Pelepasan aktiva tetap.
4) Pelepasan investasi jangka panjang.
5) Operasi yang tidak dilanjutkan.
6) Penyelesaian gugatan hukum.
C. Return Saham
1. Pengertian Return Saham
Pengembalian (Return) Saham merupakan pengembalian suatu hasil
yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham menurut Jogiyanto
(2008:195) adalah: “Hasil yang diperoleh dari investasi”.
Sedangkan menurut Eduardus (2010: 102) menyatakan bahwa:
“Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko
atas investasi yang dilakukannya”.
Tingkat pengembalian (return) dapat berupa capital gain ataupun deviden
untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat
hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth
para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Deviden
23
merupakan salah satu peningkatan wealth pemegang saham. Investor akan
sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari
waktu ke waktu. Oleh Karena itu, investor potensial memiliki kepentingan
untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka.
2. Jenis-jenis Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dan return dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi.
return realisasi dihitung berdasarkan data historis.
b. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Dalam kaitannya antara keputusan investasi dengan return, bahwa dalam
berinvetasi investor harus dapat membedakan antara realizes return dengan
expected return. Investor akan melakukan investasi untuk masa depannya
dengan harapan memperoleh return maksimal, tetapi tidak jarang pula apa
yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi, return yang
didapat oleh investor bisa melebihi atau mungkin kurang dari harapan
mereka. Oleh karena itu investor harus selalu mempertimbangkan resiko dari
investasi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
a. Harga saham
Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia
dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan atas suatu saham.
b. Penilaian harga saham
24
Penilaian dilakukan dengan mengamati dan menganalisa faktor-faktor
ekonomi dan non-ekonomi, faktor intern maupun ekstern perusahaan
yang sahamnya akan dibeli.
c. Indeks harga saham
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham ( Tjiptono dan Hendy,2007 : 167).
4. Cara Mengukur Return Realisasi Saham
Return atau tingkat keuntungan saham adalah suatu timbal balik yang akan
diperoleh oleh investor dalam investasinya. Menurut Jogiyanto (2008:195
– 196) return dari suatu sekuritas saham dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
Rit =
Keterangan :
Rit = Return saham satu pada periode t
Pit = Harga saham satu pada periode t
Pit-1 = Harga saham satu pada periode t-1
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan suatu saham
merupakan selisih antara harga pada suatu periode diselisihkan dengan harga
saham periode sebelumnya kemudian dibagi dengan harga saham periode
sebelumnya.
25
D. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Total Arus Kas terhadap Return Saham
Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari
suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan utama laporan arus kas adalah
memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu
entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi
kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan
kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa
yang akan datang, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan
kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan
tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan
pembayaran dan penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas
pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan.
Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas yang hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan
berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi,
melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam
penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan,
merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flow)
masa mendatang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan
nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan
bersangkutan. Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan juga dapat
26
digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Kadangkala aliran kas dan
laba memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat
diikutin oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi
informasi mana yang seharusnya digunakan oleh investor. Jika informasi
aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan
informasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan
informasi aliran kas ini.
Dari hasil penelitian Board dan Day, yang yang dikutip oleh Triyono dan
yogiyanto (2000), menunjukan bahwa arus kas tidak mempunyai kandungan
informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Kandungan informasi
arus kas diluar laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah
untuk kegunaan data arus kas untuk investor. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Siti (2004), dengan menggunakan uji statistik reggresi linier
sederhana menunjukan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh positif
tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan menggunakan uji statistik
regresi linier berganda menunjukan bahwa total arus kas mempunyai
pengaruh positif signifikan.
Dari hasil penelitian Zahroh (2000), menunjukan total arus kas
berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan total arus kas dan laba
akuntansi terhadap harga saham secara bersama-sama terdapat hubungan
yang signifikan. Dari penelitian Fathul (2009), mengindikasikan bahwa total
arus kas dan laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham. Dari hasil penelitian Vicky (2008), menunjukan bahwa total
27
arus kas dan Laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap harga saham, sedangkan laba akuntansi dan total arus kas secara
bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham
Arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya
perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai
pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk
tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan
meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada
meningkatnya return perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
peningkatan arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham.
Demikian pula sebaliknya, penurunan dalam arus kas dapat mendorong
penurunan pada return saham (Hughes, 1986).
2. Pengaruh laba bersih terhadap Return Saham
Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost
barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan
yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku
masuk pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang
berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan sebagai cost
barang terjual.
Lebih lanjut dikatakan bahwa para investor, kreditor dan yang lainnya
sering menggunakan laporan pendapatan dan informasi mengenai laba dan
komponen-komponennya dalam bermacam-macam cara dan tujuan untuk
menaksir prospek mereka untuk aliran kas dari investasi dalam pinjaman
28
untuk usaha. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi
kepada investor dan kreditor yang membantu mereka untuk meramalkan
jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Perhitungan rugi
laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan arus kas masa depan.
Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan prospek yang baik,
maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat. Laba bersih
perusahaan mendapatkan perhatian lebih banyak daripada bagian laba dalam
laporan keuangan. Hal ini karena laba bersih mengukur kemampuan usaha
untuk menghasilkan laba dan menjawab pertanyaan bagaimana keberhasilan
perusahaan dalam mengelola usahanya.
Dari hasil penelitian Vicky (2008), menunjukan bahwa total arus kas dan
Laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
harga saham, sedangkan laba akuntansi dan total arus kas secara bersamasama berpengaruh terhadap harga saham. Dari hasil penelitian Zahroh (2000),
mengindikasikan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham, sedangkan antara laba akuntansi dan total arus kas
terhadap harga saham secara bersama-sama terdapat hubungan yang
signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Fahlul (2009), mengindikasikan
bahwa laba akuntansi dan total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham, net profit margin berpengaruh signifiksn terhadap
return saham.
29
Penelitian Nurhidayah, Gagaring, Tawwakkal (2011) yang menguji
pengaruh laba terhaadap abnormal return saham. Hasilnya adalah informasi
laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham.
Simpulan ini mengindikasikan bahwa laba bersih menunjukkan efektivitas
dan efesiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan.
Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin
tinggi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga semakin
besar pula nilai return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil laba yang
diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berinvestasi
di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai return saham yang
diperoleh.
E. Review Penelitian Terdahulu
Triyono dan Jogiyanto (2000) meneliti kandungan informasi arus kas,
komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Hasil
penelitian tersebut adalah total arus kas tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan harga saham.
Selanjutnya penelitian oleh Poppy (2005) dengan judul penelitian Nilai
Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Penelitian
menggunakan periode 1995 – 2000 pada perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Hasil penelitian diperoleh bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham.
30
Ninna (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size perusahaan terhadap Expected
Return Saham pada industri Textile dan automotive yang terdaftar di BEI.
Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap
Expected Return Saham; arus Kas Investasi berpengaruh negatif terhadap
Expected Return Saham; Laba Kotor berpengaruh positif terhadap Expected
Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terrhadap Expected Return
Saham.
Kemudian penelitian oleh Fathul (2009) dengan judul pengaruh laba
akuntansi, total arus kas dan net profit margin terhadap return saham periode
2002-2007. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa laba akuntansi dan
total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Net
profit margin berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan,
antara laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Penelitian oleh Nova (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh
laba akuntansi, total arus kas dan net profit margin terhadap return saham.
Objek penelitiannya adalah manufaktur industri barang konsumsi tahun 20072009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi dan total arus kas
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sementara
net profit margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
31
Tabel 2.1 : Ikhtisar Penelitian-Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
1.
Triyono dan
Jogiyanto
(2000)
Kandungan
informasi arus
kas, komponen
arus kas dan laba
akuntansi
terhadap harga
atau return saham.
Variabel
independen :
Kandungan
informasi arus
kas, komponen
arus kas dan
laba akuntansi
Variabel
dependen :
return saham
2.
Poppy (2005)
Nilai tambah
kandungan
informasi laba
dan arus kas
operasi pada
perusahaan yang
terdaftar di BEI.
Variabel
independen :
laba dan arus
kas operasi.
Variabel
dependen :
return saham.
3.
Ninna dan
Suhairi (2006)
Pengaruh
kandungan
informasi
komponen arus
kas, laba kotor
dan size
perusahaan
terhadap expected
return saham.
Variabel
independen :
arus kas
operasi, arus
kas investasi,
arus kas
pendanaan,
laba kotor dan
size
perusahaan.
Variabel
dependen :
expected
return saham.
Total arus kas tidak
mempunyai
hubungan yang
signifikan dengan
harga saham. Akan
tetapi, pemisahan
total arus kas ke
dalam tiga
komponen arus kas,
yaitu arus kas dari
aktivitas operasi,
investasi dan
pendanaan
mempunyai
hubungan yang
signifikan dengan
harga saham.
Laba tidak
berpengaruh
terhadap return
saham, sedangkan
arus kas operasi
berpengaruh
terhadap return
saham.
Arus kas operasi
tidak berpengaruh
terhadap expected
return saham; arus
kas investasi
berpengaruh negatif
terhadap expected
return saham; Laba
kotor berpengaruh
positif terhadap
expected return
saham dan size
perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap expected
return saham.
32
4.
Fathul (2009)
Pengaruh laba
akuntansi, arus
kas dan net profit
margin terhadap
return saham.
Variabel
independen :
laba akuntansi,
arus kas, dan
net profit
margin.
Variabel
dependen :
return saham.
5.
Nova (2011)
Pengaruh laba
akuntansi, total
arus kas dan net
profit margin
terhadap return
saham.
Variabel
independen :
laba akuntansi,
total arus kas
dan net profit
margin
Variabel
dependen:
return saham
Laba akuntasi dan
total arus kas tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
return saham. Net
profit margin
berpengaruh secara
signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan, antara
laba akuntansi, total
arus kas dan net
profit margin secara
bersama-sama
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap return
saham.
Laba akuntansi dan
total arus kas tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap return
saham, sementara
net profit mergin
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap return
saham.
33
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dari pola hubungan antara variabel dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Model Penelitian Hubungan Antar Variabel
Total Arus Kas
X1
Return Saham
Y
Laba Bersih
X2
Variabel Independen
Variabel Dependen
Download