RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN T.A 2014 SEKSI AIR TANAH DAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN DATA MITIGASI GEOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam geologi telah sering melanda Provinsi Banten yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Hal ini sebagai konsekuensi kondisi geologi yang terletak dekat dengan pertemuan antara Lempeng Samudera Hindia – Australia dan Lempeng Benua Eurasia di Samudera Hindia sebelah selatan Provinsi Banten. Tumbukan tersebut membentang mulai dari barat Pulau Sumatera, selatan Jawa – Bali - Nusa Tenggara dan membelok di Kepulauan Maluku. Tumbukan antar lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya zona subduksi, zona prismatik akresi dan sesar aktif yang menghasilkan sumber gempabumi. Sumber gempabumi di laut dapat memicu terjadi bencana tsunami apabila gempabumi tersebut memiliki magnituda besar dan terjadi perpindahan vertikal/dislokasi pada morfologi dasar laut. Gambar Peta wilayah rawan gempa bumi di Indonesia berdasarkan metoda deterministtik dengan sumber gempa bumi sesar aktif (Irsyam dkk, 2010). Berdasarkan zonasi gempabumi Indonesia, gempabumi yang bersumber dari sesar aktif di darat wilayah Provinsi Banten terletak pada zona dengan percepatan gempabumi berkisar antara 0,05 g (gravitasi) hingga 0,2 g (Irsyam, 2010). Bencana gempabumi tidak hanya ditimbulkan oleh goncangan tanah, tapi juga oleh pergeseran tanah, retakan tanah, likuifaksi, longsoran serta kondisi geologi setempat yang berpotensi meningkatkan goncangan tanah. Wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempabumi akan mengalami goncangan paling kuat dan berpotensi mengakibatkan bencana dibanding wilayah yang terletak jauh dari sumber gempabumi. Namun wilayah yang terletak jauh dari sumber gempabumi juga berpotensi untuk mengalami bencana, karena faktor geologi setempat. Kejadian gempabumi Jawa Barat selatan yang terjadi pada tanggal 2-9-2009 kerusakan tidak hanya terjadi di daerah yang terletak dekat episenter yaitu daerah Cianjur selatan dan Garut selatan, tetapi juga terjadi di daerah Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Cilacap dan Kuningan yang terletak jauh dari sumber gempabumi. Hal ini disebabkan oleh respon geologi setempat. Kondisi geologi setempat pada umumnya akan berpengaruh terhadap pergerakan tanah setempat akibat goncangan gempabumi. Pada umumnya batuan berumur muda, khususnya endapan kuarter dan batuan lunak ( soft soil) akan mengalami amplifikasi (penguatan) yang lebih besar dibandingkan batuan berumur tua dan keras atau bedrock (Arrieta, dkk, 2005). Batuan berumur muda seperti aluvial, endapan sungai, endapan rawa, endapan rombakan gunungapi muda pada umumnya bersifat urai, (unconsolidated). lepas dan belum Daerah–daerah terkonsolidasi seperti ini dengan pada baik umumnya merupakan kawasan pemukiman dan aktivitas manusia, sehingga harus menjadi perhatian serius apabila berdekatan dengan sumber gempabumi. Umumnya bencana gempabumi terjadi pada daerah yang tersusun oleh batuan lunak dibandingkan batuan keras. Oleh karena perlu penting untuk memahami karakteristik geologi setempat, salah satunya melalui penyelidikan mikrotermor. Selain gempabumi, wilayah Provinsi Banten juga sering terlanda kejadian bencana lain seperti tanah longsor dan abrasi di wilayah sepanjang garis pantainya. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi ini adalah untuk : 1. Melakukan Identifikasi daerah potensi bencana abrasi di Provinsi Banten, terutama di wilayah sepanjang pantai utara dan barat; 2. Melakukan pemetaan mitigasi kegempaan di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan; 3. Melakukan sosialisasi tentang mitigasi bencana yang ada di Provinsi Banten. Tujuan dari kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi ini adalah sebagai berikut : 1. Teridentifikasinya daerah potensi bencana abrasi di Provinsi Banten, terutama di wilayah sepanjang pantai utara dan pantai barat; 2. Tersusunnya data dan peta mitigasi kegempaan di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan; 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan tentang mitigasi bencana yang ada di Provinsi Banten. 1.3 Ruang Lingkup dan Rencana Pembiayaan Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi sebagaimana yang tertuang dalam DPPA-SKPD Nomor 2.03.01.01.83.06.5.2 Tahun Anggaran 2014 terdiri dari 3 (tiga) tolok ukur yaitu : 1. Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten, 2. Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan; 3. Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten. Kegiatan ini dibiayai oleh dana APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 475.000.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) dengan rincian sebagai berikut : No Tolok Ukur Kinerja Target Lokasi Biaya (Rp) 1 Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten 1 (satu) dok. laporan dan peta potensi bencana abrasi di Prov. Banten Kab Serang, Kab Tangerang, Kab Pandeglang, Kota Cilegon, 195.455.000 2 Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan 1 (satu) dok. laporan dan peta Mitigasi Kegempaan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan 152.525.000 3 Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten 150 peserta dari unsur masyarakat Provinsi Banten 127.020.000 1.3.1 Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten A. Pelaksana Pekerjaan Kegiatan Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten dilaksanakan oleh pihak ketiga pemenang pengadaan barang/jasa, yaitu PT. Eka Dwi Satya, beralamat di Taman Graha Asri Blok J4 No. 7 Kota Serang - Banten. Nomor Kontrak 900/83.0603/KKJK/DISTAMBEN/2014 tanggal 23 Juli 2014. Nilai kontrak Rp 171.356.000 (Seratus Tujuh Puluh Satu Juta Tiga Ratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah). Waktu Pelaksanaan 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sejak tanggal 23 Juli 2014 sampai tanggal 20 Oktober 2014. Lokasi kegiatan terletak di sepanjang pantai Kabupaten Tangerang, Kabupate Serang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Pandeglang. Sasaran pembangunan adalah tersedianya 1 dokumen dan peta identifikasi daerah potensi bencana abrasi di Provinsi Banten. B. Uraian Pekerjaan Secara teknis, uraian singkat mengenai pelaksanaan pekerjaan ini meliputi tahapan dan rincian sebagai berikut : Ruang lingkup dan tahapan pelaksanaaan kegiatan adalah sebagai berikut ini : a. Lingkup Wilayah Secara administratif ruang lingkup wilayah pekerjaan ini adalah meliputi daerah pantai sepanjang Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. b. Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup dan tahapan pelaksanaaan pekerjaan adalah sebagai berikut ini : 1. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Koordinasi 2. Pengumpulan, Penyusunan, dan Pengolahan Data 3. Tahap Kajian dan Analisis 4. Pelaporan i. Laporan Pendahuluan > Waktu pelaksanaan 1 bulan untuk 3 bulan kontrak. ii. Penyusunan Draft Laporan Akhir. > Waktu pelaksanaan 2 bulan untuk 3 bulan kontrak. iii. Penyusunan Laporan Akhir. > Waktu pelaksanaan 1 bulan untuk 3 bulan kontrak Hasil Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi di Provinsi Banten ini berupa data serta laporan hasil analisis dan kajian data primer dan sekunder yang dilengkapi dengan foto-foto dan gambaran spasial/peta berupa : a. Letak dan Kesampaian lokasi daerah penyelidikan, b. Kondisi sosial ekonomi dan demografi daerah penyelidikan, c. Kaitan lokasi penyelidikan dengan tata ruang wilayah, d. Fisiografi dan geologi regional daerah penyelidikan, e. Pembuatan peta penduduk, peta infrastruktur, peta potensi ekonomi yang terkena resiko bencana abrasi (peta resiko bencana abrasi). 1.3.2 Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan A. Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan ini dilaksanakan oleh pihak ketiga pemenang pengadaan barang/jasa, yaitu PT Esa Sakti Konsultan, beralamat di Jl. Veteran No. 94 Kota Serang Banten. Nomor Kontrak 900/83.06-02/KKJK/DISTAMBEN/2014 tanggal 15 Juli 2014. Nilai kontrak Rp 134.316.000 (Seratus Tiga Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Belas Ribu Rupiah). Waktu Pelaksanaan 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sejak tanggal 15 Juli 2014 sampai tanggal 13 Oktober 2014. Lokasi kegiatan terletak di Kota Tangerang dan Kota tangerang Selatan. Sasaran kegiatan adalah pembuatan peta mikro zonasi kegempaan dalam rangka mitigasi kegempaan geologi di sebagian wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. B. Uraian Pekerjaan Lingkup pekerjaan Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 meliputi : 1. Persiapan-persiapan berupa : rapat-rapat, penyusunan jadual, pembentukan/ penyusunan tim; 2. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan; 3. Pembuatan Laporan Pendahuluan 4. Presentasi Laporan Pendahuluan 5. Pembuatan Peta Mitigasi Kegempaan Geologi yang meliputi: Identifikasi dan inventarisasi daerah rawan bencana tsunami Identifikasi dan inventarisasi daerah rawan gempa bumi dengan metoda amplifikasi seismik Pembuatan Peta Mikrozonasi Kegempaan skala 1 : 50.000 sebanyak 10 eksemplar yang terdiri atas: Peta Mitigasi Kegempaan Geologi di Kawasan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. 6. Pembuatan Draft Laporan Akhir 7. Presentasi Draft Laporan Akhir 8. Laporan Akhir Pada suatu peristiwa gempa bumi, permasalahan yang utama adalah bagaimana perilaku lahan ketika terjadi gempabumi, dan informasi tentang perilaku lahan tersebut sangat diperlukan siapa saja agar dapat terhindar dari bencana gempabumi sebagai prasyarat pertama dari keberhasilan mitigasi bencana gempabumi Gesekan antar lempeng samudera dan lempeng benua di zona tumbukan (subduction zone) merupakan tempat kedudukan dari sumber gempa-gempa besar. Lempeng benua yang terdesak akan mengalami patahan, retakan di banyak tempat. Proses retakan, patahan, pergeseran yang secara mendadak tersebut muncul sebagai proses kejadian gempabumi. Proses patahan menimbulkan gelombang seismik yang menjalar ke segala arah. Apabila sumber gempa cukup atau sangat kuat, gelombang yang menjalar tersebut dapat dirasakan oleh manusia sebagai getaran-getaran. Getaran yang kuat dapat merusakkan bangunan-bangunan. Semakin besar gempabumi, semakin besar dampak yang ditimbulkannya. Besar gempabumi di pusat gempabumi itu yang disebut sebagai magnitudo gempabumi yang dinyatakan dalam skala Richter. Sedangkan pusat sumber gempabumi disebut sebagai hypocenter. Apabila hypocenter berada di kedalaman, proyeksi hypocenter di permukaan disebut sebagai epicenter. Magnitudo secara substansial menunjukkan besarnya getaran di sumber gempabumi, skla ini diperlukan untuk memberikan gambaran besarnya kekuatan atau energi yang dilepaskan dari sumbernya ketika gempabumi terjadi, skala ini dihitung dari besarnya rekaman gempabumi yang tercatat di seismograf. Karakteristik lahan yang memberikan dampak intensitas kerusakan yang berbeda-beda dapat diantisipasi dengan melakukan kajian mikrozonasi atas suatu area. Teknik yang dipakai yaitu metoda HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) (Nakamura,1986). Dasarnya adalah bahwa mekanisme yang dapat menjelaskan gejala amplifikasi seismik di suatu area adalah terjebaknya gelombang gempabumi di dalam perlapisan sedimen. Proses terjebaknya gelombang gempabumi mengikuti pola resonansi dengan frekuensi sebesar : Vs f = (2n + 1) -----4H Dimana Vs adalah kecepatan gelombang s dan H adalah ketebalan lapisan sedimen. Amplifikasi dari amplitudo gempabumi tergantung terutama pada perbedaan impedansi ( pVs = densitas x kecepatan s ), antara lapisan keras dengan lapisan sedimen diatasnya ( p2Vs2 / p1Vs1 ). Amplifikasi dapat lebih dari 20 kali asalnya untuk lapisan sedimen sangat lunak yang berada di atas basemen yang keras. Berdasarkan data hasil penelirtian lapangan dapat diketahui wilayah pantai di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Panggarangan serta Bayah Kabupaten Lebak merupakan wilayah rawan bencana tsunami yang bersumber dari aktivitas zona subduksi dan zona prismatik akresi dan rawan bencana gempabumi yang bersumber dari aktivitas zona subduksi dan sesar aktif. Berdasarkan karakteristik pantai, jejak pasang surut, pemodelan runup maksimum dan skala intensitas tsunami, pantai di wilayah Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Panggarangan serta Bayah Kabupaten Lebak dapat dibagi menjadi 3 KRB tsunami, yaitu : KRB tsunami tinggi, menengah dan rendah. Berdasarkan sebaran nilai perioda maka daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 4 kawasan perioda, yaitu : Kawasan perioda 0 – 1 detik, 1 – 2 detik, 2 – 3 detik dan lebih dari 3 detik. Wilayah rawan gempabumi berdasarkan sebaran nilai amplifikasi pada daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 4 kawasan amplifikasi, yaitu : kawasan amplifikasi 0 - 1 kali, kawasan amplifikasi 1 - 2 kali, kawasan amplifikasi 2 – 3 kali dan kawasan amplifikasi > 3 kali. 1.3.3 Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten A. Pelaksana Pekerjaan Kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten ini dilaksanakan dengan menggunakan penyedia jasa akomodasi dan makan minum kegiatan oleh pihak ketiga pemenang pengadaan barang/jasa, yaitu CV. Ryugu (Hotel Putri Duyung), beralamat di Jl. Raya Anyer Sirih Km. 127 Anyer Kabupaten Serang. Nomor Kontrak 900/83.06-02/SPK/DISTAMBEN/2014 tanggal 07 Mei 2014. Nilai kontrak Rp 31.000.000 (Tiga Puluh Satu Juta Rupiah). Waktu Pelaksanaan 1 (Satu) hari fullboard dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal 08 Mei 2014. Bertempat di Hotel Ryugu (Putri Duyung) Anyer Kabupaten Serang. B. Uraian Pekerjaan Kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten ini dilaksanakan selama 1 hari fullboard pada tanggal 08 Mei 2014 di Hotel Ryugu (Putri Duyung) Jl. Raya Anyer Sirih Km. 127 Anyer Kabupaten Serang. Jumlah peserta sebanyak 150 undangan terdiri dari berbagai komponen masyarakat dan aparatur desa dan kecamatan terkait di Kabupeten Serang dan Kota Cilegon. Nara sumber sebanyak 4 orang terdiri dari 1 orang dari Badan Geologi, 1 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten dan 2 orang dari Distamben Provinsi Banten, moderator sebanyak 2 orang. BAB II CAPAIAN KINERJA 2.1 Capaian Kinerja Fisik Capaian Kinerja Fisik pada kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi Seksi Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Tahun Anggaran 2014 ini, seluruhnya mencapai 100% baik untuk kegiatan yang bersifat fisik non konstruksi maupun non fisik, sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini. No Tolak Ukur 1 Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten 2 Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan 3 Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten Jumlah Rencana Realisasi Fisik (%) Fisik (%) 100,00 100,00 - 100,00 100,00 - 100,00 100,00 - 100,00 100,00 - Deviasi 2.2 Capaian Kinerja Keuangan Capaian Kinerja Keuangan pada kegiatan Pemantauan dan Konservasi Potensi Air Tanah di Provinsi Banten oleh Seksi Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Tahun Anggaran 2014 ini mencapai 98,40%. Sisa 1,60% terjadi akibat adanya sisa kontrak kegiatan pengadaan barang/jasa dan anggaran transport perjalanan dinas yang tidak bisa diserap. Uraian selengkapnya mengenai capaian kinerja keuangan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No Tolak Ukur Rencana Realisasi Keuangan Kegiatan Keuangan (Rp) Kegiatan (Rp) 1 2 3 (%) Identifikasi Daerah Potensi Bencana Abrasi Di Provinsi Banten 195.455.000 190.770.500 97,60 Pemetaan Mitigasi Kegempaan Di Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan 152.525.000 149.596.000 98,08 Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten 127.020.000 127.020.000 100 467.386.500 98,40 Jumlah BAB III (Rp) 475.000.000 KENDALA DAN HAMBATAN Secara umum, Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi oleh Seksi Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Tahun Anggaran 2014 ini tidak menemui kendala dan hambatan yang berarti dalam pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan adanya perencanan yang baik dan dalam pelaksanaannya didukung dengan adanya koordinasi yang baik antara pemberi kegiatan dan pelaksana kegiatan. Tolok ukur kinerja dan target kinerja dapat dilaksanakan sepenuhnya, waktu pelaksanaan dan penyerapan anggaran kegiatan relatif sudah sesuai dengan rencana jadwal yang telah disusun sebelumnya. BAB IV MASUKAN DAN SARAN Pada kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi Geologi oleh Seksi Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Tahun Anggaran 2014 ini, realisasi fisik kegiatan mencapai 100 %, sedangkan realisasi keuangan kegiatan mencapai 98,40 %. Hasil output kegiatan berupa : 1. Tersedianya 1 dokumen beserta peta hasil identifikasi daerah potensi bencana abrasi di Provinsi Banten; 2. Tersedianya 1 dokumen beserta peta hasil pemetaan mitigasi kegempaan di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan; 3. Terlaksananya Sosialisasi Mitigasi Bencana Di Provinsi Banten yang diselenggarakan di Kecamatan Anyer Kabupaten Serang; Diharapkan dengan terlaksananya target-target kinerja tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana konservasi air tanah serta penyediaan data-data mengenai potensi air tanah untuk perencanaan pembangunan. RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014 KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN DATA MITIGASI GEOLOGI SEKSI AIR TANAH DAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN 2014