BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Komunikasi Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Komunikasi adalah alat (instrumen) yang dipakai manusia untuk melangsungkan interaksi sosial, baik secara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok. Komunikasi adalah arus yang telah mengalir sepanjang sejarah manusia, yang selalu memperluas wawasan seseorang dengan jalur-jalur informasinya. Hampir seluruh kegiatan manusia dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali adalah kegiatan komunikasi. Ini artinya, komunikasi sebagai suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital, karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya (dan dengan begitu menetapkan kredibilitasnya sebagai anggota masyarakat) sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap hidup. 10 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Proses komunikasi dapat dibandingkan dengan tata cara produksi dan konsumsi. Proses ini melibatkan produksi makna (production of meaning), melalui penggunaan bahan-bahan mentah yang terdiri dari kata-kata, gambargambar, lambang-lambang, dan tindakan-tindakan komunikator, serta konsumsi makna (consumtion of meaning) melalui pendengaran, penglihatan, sentuhan, perasaan, dan penciuman yang dilakukan oleh khalayak.8 Komunikasi yang terjadi antar manusia merupakan kegiatan utama manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dalam kelompok kecil maupun besar. Menurut Harold Lasswell (1960) : Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil apa?9 Definisi komunikasi dari Harold Lasswell tersebut secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (perilaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (perilaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi 8 H. Frazier Moore, Humas, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 88 dalam Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hlm. 1.11 9 11 pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Agar komunikasi berlangsung harus terdapat sumber (source) dan penerima (receiver) yang memiliki pengalaman yang sama. Jelasnya, jika penerima tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan pengirim mengenai bahasa atau sandi, konsep, sistem nilai, dan sebagainya, maka pengiriman makna akan terhambat atau benar-benar gagal. Pentingnya kesamaan (commones) pengalaman ini terletak pada fakta bahwa komunikator harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai penerima atau komunikan untuk menyampaikan konsep-konsep yang dapat dipahami agar dapat disandi ke dalam lambang-lambang sebagaimana dimaksudkan oleh si komunikator. Gangguan (noise) menunjukkan hambatan dalam proses atau peristiwa komunikasi, dari ketidakpahaman statis menjadi ketidakpahaman verbal. Akhirnya umpan balik (feedback) menunjukkan pengiriman kembali pesan yang diterima komunikan kepada komunikator.10 2.2. Komunikasi Organisasi Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Komunikasilah yang memungkinkan orang mengorganisasi. Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama, dan komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau mentransfer makna saja. 10 Ibid., hlm. 90 12 Tetapi orang atau individu membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai apa yang sedang terjadi di sekitar mereka dan antara mereka satu sama lain melalui pertukaran simbol. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak dapat dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi.11 Memang, komunikasi bukanlah sebagai obat mujarab yang mampu mengobati segala macam penyakit, tetapi paling tidak dengan adanya komunikasi yang harmonis maka unsur-unsur yang ada dalam organisasi tercipta saling pengertian dan saling memahami di antara mereka. Pada saat itulah prasangka, beda pengertian, beda pendapat dan konflik bisa dihindari atau bisa diminimalisir sekecil mungkin. 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam organisasi dapat menentukan jalannya proses suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Komunikasi akan selalu terjadi dalam setiap kegiatan organisasi dengan tujuan untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama pada setiap angota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi.12 11 Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi (7th Edition), Erlangga, Jakarta, 1993, hlm. 151 12 R. Wayne Pace dan Don F Faules, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 33 13 Stephen P. Robbins menyatakan, organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas yang relatif dapat ditentukan, dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama.13 Definisi ini mengandung beberapa unsur, yaitu : 1. Kesatuan sosial, berarti bahwa organisasi itu terdiri dari kelompok manusia yang tentunya berinteraksi satu sama lain. 2. Koordinasi secara sadar, berarti bahwa interaksi manusia itu diatur sehingga merupakan kesatuan yang berjalan kearah tertentu. 3. Batas tertentu, berarti bahwa organisasi membedakan antara anggota (bagian organisasi) dan bukan anggota (bukan bagian dari organisasi). 4. Kesinambungan, berarti bahwa oranisasi dibentuk untuk waktu yang tidak terbatas, sehingga merupakan usaha yang berjalan. 5. Tujuan bersama, berarti bahwa organisasi dibentuk untuk mencapai sesuatu yang tidak bisa diacapai oleh para anggotanya secara individual. Menurut Roger, komunikasi adalah darah kehidupan yang mengalir dalam organisasi. Komunikasi meliputi seluruh kegiatan dalam organisasi yang dapat menghasilkan alat kerja yang penting di mana akan timbul saling pengertian serta kerjasama diantara anggota organisasi.14 Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan 13 14 Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi, Widya Press, Jakarta, 1994, hlm. 23 Roger, Communication in Organization, New York, 1976, hlm. 6 14 dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah.15 2.2.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. Menurut Wilbur Schramm, tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni : kepentingan sumber / pengirim / komunikator dan kepentingan penerima / komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut :16 A. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber : 1. Memberikan informasi 2. Mendidik 3. Menyenangkan/menghibur 4. Menganjurkan suatu tindakan/persuasi B. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima: 1. Memahami informasi 2. Mempelajari 3. Menikmati 4. Menerima atau menolak anjuran 15 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 67 dalam Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hlm. 2.19 16 15 Sementara itu, Harold D. Lasswell (1948:2.19-2.20), seorang ahli ilmu politik yang kemudian menekuni komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi mempunyai 4 (empat) fungsi sosial :17 1. Pengawasan lingkungan Fungsi ini menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun di luar lingkungan masyarakat. Upaya ini selanjutnya diarahkan pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi dilingkungan masyarakat. 2. Korelasi diantara bagian-bagian dalam masyarakat untuk pencapaian konsensus mengenai lingkungan. Fungsi ini menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar interpretasi informasi ini diharapkan berbagai kalangan atau bagian masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwaperistiwa yang terjadi. Dengan kata lain melalui fungsi korelasi ini komunikasi diarahkan pada uapaya pencapaian konsensus. 3. Sosialisasi (transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari suatu generasi ke generasi selanjutnya). Fungsi ini menunjuk pada upaya pendidikan dan pewarisan nilai-nilai, normanorma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi lainnya atau dari satu 17 Ibid., hlm. 2.19-2.20 16 anggota/kelompok masyarakat ke anggota-anggota/kelompok-kelompok masyarakat lainnya. 4. Hiburan Fungsi ini menunjuk pada tujuan untuk menghibur. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu : fungsi informatif, regulatif, persuasif dan intergratif.18 1. Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemprosesan informasi (information processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi, tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya. 2. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. 18 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hlm. 4.8 17 Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada : 1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah, 2. Kekuatan pimpinan dalam menyampaikan perintah, 3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi, 4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat muwujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini 18 akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. 2.3. Aliran Informasi Komunikasi Organisasi Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Aliran informasi dapat menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aliran informasi. Informasi tidak mengalir secara harfiah. Kenyataannya, informasi sendiri tidak bergerak. Yang sesungguhnya terlihat adalah penyampaian suatu pesan, interpretasi penyampaian tersebut, dan penciptaan penyampaian lainnya. Penciptaan, penyampaian, dan interpretasi pesan merupakan proses yang mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi. Maka, aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan diinterpretasikan.19 Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan artinya, komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Dalam komunikasi organisasi informasi dapat berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah-komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan 19 R. Wayne Pace dan Don F Faules, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 170 19 yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggikomunikasi keatas; informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatanjabatan yang sama tingkat otoritasnya-komunikasi horizontal; atau informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda-komunikasi lintas saluran.20 2.3.1 Komunikasi ke atas Semua karyawan dalam perusahaan kecuali pimpinan mungkin akan melakukan komunikasi ke atas. Meminta informasi kepada seseorang yang memiliki otoritas lebih tinggi, memberikan permohonan atau komentar merupakan alasan tujuan dari komunikasi ini. Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi.21 Fungsi komunikasi dari bawah ke atas ini adalah penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan; penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan; penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan; penyampaian keluhan dari bahwan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.22 Para anggotanya organisasi selalu ingin didengar oleh para atasannya. Keinginan demikian dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik yang sifatnya kedinasan maupun yang sifatnya pribadi, saran-saran yang menyangkut pelaksanaan tugas 20 R. Wayne Pace dan Don F Faules, op.cit. hlm. 184 Ibid., hlm. 189 22 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hlm. 4.5 21 20 masing-masing dan bahkan juga, dalam organisasi yang dikelola dengan gaya yang demokratik, kritik membangun demi kepentingan organisasi. Ada empat jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari bawahan kepada atasan :23 1. Informasi mengenai apa yang dilakukan bawah-pekerjaan, prestasi, kemajuan dan rencana-rencana untuk waktu mendatang, 2. Informasi mengenai penjelasan persoalan-persoalan kerja yang belum terpecahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan, 3. Informasi mengenai saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unitunit mereka atau dalam organisasi, 4. Informasi mengenai bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan mereka dan organisasi, Planty dan Machaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman program komunikasi keatas.24 1. Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan 2. Program komunikasi keatas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan 3. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan saluran rutin 4. Program komunikasi keatas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah 23 24 dalam R. Wayne Pace dan Don F Faules, op.cit. hlm. 190 dalam R. Wayne Pace dan Don F Faules, op.cit. hlm. 193 21 5. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup mendengarkan secara obyektif 6. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah 7. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi 2.3.2 Komunikasi ke bawah Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Komunikasi demikian merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai hal kepada para bawahannya, perintah, instruksi, kebijaksanaan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran. Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.25 Kesemuanya itu dalam rangka usaha manajemen untuk lebih menjamin bahwa tindakan, sikap dan perilaku para karyawan sedemikian rupa sehingga kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya semakin meningkat yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memenuhi kewajibannya kepada para anggotanya. Fungsi komunikasi dari atas ke bawah ini adalah; pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction); penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan (job retionnale); penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku 25 Ibid., hlm. 184 22 (procedures and practices); pemberian motivasi kepda karyawan untuk bekerja lebih baik.26 Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz & Kahn, 1996) :27 1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi, 4. Informasi mengenai kinerja pegawai, 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission) Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode penyampaian informasi kepada para pegawai (Level & Galle, 1988) :28 1. Ketersediaan. Metode-metode yang tersedia dalam organisasi cenderung dipergunakan, setelah menginventarisasikan metode yang tersedia, organisasi dapat memutuskan metode apa yang dapat ditambahkan untuk satu program keseluruhan yang lebih efektif. 2. Biaya. Metode yang dinilai paling murah cenderung dipilih untuk penyebaran informasi rutin dan yang tidak mendesak. Bila diperlukan atau diinginkan penyebaran informasi yang tidak rutin dan mendesak, metode yang lebih mahal tetapi lebih cepat dapat digunakan. 26 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hlm. 4.5 dalam R. Wayne Pace dan Don F Faules, op.cit. hlm. 185 28 Ibid., hlm. 185 27 23 3. Pengaruh. Metode yang tampaknya memberi pengaruh atau kesan paling besar sering dipilih daripada metode yang baku. 4. Relevansi. Metode yang tampak paling relevan dengan tujuan yang ingin dicapai akan lebih sering dipilih. Bila tujuannya singkat dan sekedar menyampaikan informasi, dapat dilakukan dengan pembicaraan diikuti oleh memo. Bila tujuannya menyampaikan masalah yang rinciannya rumit, metode laporan teknis tertulis adalah metode yang mungkin akan dipilih. 5. Respons. Metode yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah dikehendaki atau diperlukan respons khusus terhadap informasi tersebut. 6. Keahlian. Metode yang tampaknya sesuai dengan kemampuan pengirim untuk menggunakannya dan dengan kemampuan penerima untuk memahaminya cenderung digunakan daripada metode yang tampaknya diluar kemampuan komunikator atau diluar kemampuan pemahaman pegawai yang menerimanya. 2.3.3 Komunikasi Horizontal Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada level yang sama dalam unit kerja yang sama. Komunikasi demikian merupakan wahana antar karyawan untuk saling bekerjasama dalam hal pekerjaan serta memupuk komunikasi yang baik antar rekan sekerja. 24 Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekanrekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individuindividu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.29 Fungsi komunikasi horizontal ini adalah : memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya memecahkan konflik, dan membin hubungan melalui kegiatan bersama. Ada enam jenis informasi yang biasa dikomunikasikan diantara rekanrekan sejawat :30 1. Informasi mengenai koordinasi penugasan kerja 2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan 3. Informasi bagaimana memecahkan masalah 4. Bagaimana memperoleh pemahaman bersama 5. Bagaimana mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan 6. Bagaimana menumbuhkan dukungan antar personal 2.3.4 Komunikasi Lintas Saluran Komunikasi ini muncul dari keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atas maupun bawahan mereka. Fayol (1916–1940), menunjukkan bahwa komunikasi lintas-saluran merupakan hal yang pantas, bahkan perlu pada suatu saat, terutama bagi pegawai tingkat lebih rendah dalam suatu saluran. 29 30 Ibid., hlm. 195 Ibid., hlm. 195 25 Pentingnya komunikasi lintas-saluran dalam organisasi mendorong Keith Davis (1967) untuk menyatakan bahwa penerapan tiga prinsip berikut akan memperkokoh peranan komunikasi spesialis staf :31 1. Spesialis staf harus dilatih dalam keahlian berkomunikasi 2. Spesialis staf perlu menyadari pentingnya peranan komunikasi mereka 3. Manajemen harus menyadari peranan spesialis staf dan lebih banyak lagi memanfaatkan peranan tersebut dalam komunikasi organisasi Jenis informasi yang biasa dikomunikasikan diantara individu-individu dalam komunikasi lintas saluran :32 1. Informasi mengenai data 2. Informasi mengenai laporan kerja 3. Informasi mengenai rencana kegiatan 4. Informasi mengenai koordinasi kerja 5. Bagaimana memberikan dukungan dan solusi mengenai pekerjaan di semua bagian organisasi 2.4 Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif PR Secara struktural Pulic Relations merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Public Relations dalam organisasi menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya baik intern maupun ekstern. Komunikasi timbal balik tersebut ditujukan untuk menciptakan saling pengertian (public understanding) dan 31 32 dalam R. Wayne Pace dan Don F Faules, op.cit. hlm. 199 Ibid., hlm. 197 26 dukungan (public support) bagi tercapainya tujuan, kebijakan serta tindakan perusahaan. Menurut Frank Jefkins, public relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.33 Sasaran humas adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, salah satunya adalah hubungan dengan karyawan (employee relations) sebagai publik internal. Rhenald Kasali mengatakan bahwa, public relations adalah suatu pendekatan strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi dengan cara membujuk (persuasive). Tugas public relations adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak.34 Pengertian humas sebagai fungsi yang melekat pada manajemen organisasi, tujuan utamanya adalah membentuk goodwill, toleransi, kerjasama, saling mempercayai, saling pengertian, dan saling menghargai serta untuk membentuk opini publik yang positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations), maupun ke luar (external relations).35 Berdasarkan ciri khas kegiatan public relations, maka fungsi public relations menurut Cutlip, Centre dan Canfield adalah : 33 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hlm. 9 Rhenald Kasali, Manajemen PR, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1990, hlm. 284 35 Rosadi Roslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 31 34 27 a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi. c. Melayani publik dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan umum. d. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai khalayak sasarannya.36 Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu : a. Keterbukaan pihak manajemen. b. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan pegawai. c. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis.37 Kunci sukses suatu komunikasi organisasi dalam Public Relations, sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif dengan para karyawan dan orang-orang yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Fungsi manajemen yang dilaksanakan PR ini selain diterapkan ke dalam setiap strategi, juga sebagai pegangan dalam melaksanakan tugasnys melakukan kegiatan yang sesuai dengan visi misi perusahaan tempat ia berada. Dari visi misi perusahaan tersebut maka dapat diterapkan objective yang diinginkan.38 36 dalam Frida Kusumastuti , Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 23-24 Frank Jefkins, Public Relations, op.cit., hlm. 172 38 Rhenald Kasali, op.cit., hlm. 57 37 28 Dari sinilah seorang PR dapat menetapkan objective internal yang mendukung objective perusahaan secara menyeluruh.39 Objective ini dapat direalisasikan dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi efektif yang dimiliki oleh PR. 2.5 Kepuasan Kerja Karyawan Komunikasi dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya program humas modern. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Komunikasi internal menimbulkan problema pelik. Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja (job satisfaction). Dalam bentuknya yang lebih sinis gejala itu bersembunyi di belakang pemogokan liar, pelambanan kerja, mangkir dan pergantian pegawai. Gejala itu mungkin juga merupakan bagian dari keluhan, rendahnya prestasi, rendahnya kualitas produk, penerimaan yang dilakukan pegawai, masalah disipliner, dan berbagai kesulitan lain. Sebaliknya, kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh pimpinan perusahaan karena dapat dikaitkan dengan hasil positif. Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda organisasi yang dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif. Kepuasan kerja adalah ukuran proses pembangunan iklim manusia yang berkelanjutan dari suatu organisasi. 39 Ibid., hlm. 62 29 Menurut Keith Davis & John W Newstrom, kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Sebagai sekumpulan perasaan, kepuasan kerja bersifat dinamik. Para pemimpin perusahaan tidak dapat menciptakan kondisi yang dapat menimbulkan kepuasan kerja sekarang dan kemudian mengabaikannya begitu saja. Kepuasan kerja dapat menurun secepat timbulnya-biasanya lebih cepat-sehingga menghruskan para pemimpin perusahaan untuk memperhatikannya setiap saat.40 Indikator-indikator yang menunjang tercapainya kepuasan kerja karyawan, antara lain :41 1. Kepuasan kerja umum Merupakan hal-hal yang menimbulkan kepuasan kerja dan ketidakpuasan secara spesifik. Dengan kata lain, hal tersebut mengungkapkan bagaimana perasaan pegawai tentang pekerjaan mereka, bagian pekerjaan menimbulkan perasaan itu, dan perasaan siapa saja yang terlibat (misalnya, pegawai biasa atau staf ahli). Antara lain adalah sebagai berikut : a. Kepuasan terhadap pelayanan karyawan b. Ketidakpuasan terhadap pelayanan karyawan c. Kepuasan terhadap kelompok karyawan tertentu d. Ketidakpuasan terhadap kelompok karyawan tertentu 40 Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, Penerbit Erlanggan, 1995, hlm. 106 41 Ibid., hlm 112 30 e. Bagian/departemen mana yang sangat terpengaruh 2. Komunikasi Hal yang juga penting dari kepuasan kerja adalah komunikasi. Terutama komunikasi ke atas sangat bermanfaat apabila pegawai didorong untuk mengomentari hal-hal yang ada dalam pikiran mereka ketimbang sekedar menjawab pertanyaan tentang berbagai topik yang penting bagi pimpinan. Antara lain adalah sebagai berikut : a. Adanya komunikasi yang mengalir ke semua arah b. Melakukan komunikasi ke atas untuk bertukar pikiran/pendapat 3. Perubahan sikap Seseorang merasakan kepuasan dalam pekerjaannya jika didukung pula oleh sikap yang baik dari pimpinan terhadap kesejahteraan pegawai. Antara lain adalah sebagai berikut : a. Adanya kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg/keluhan b. Adanya perhatian pimpinan kepada karyawan 4. Kebutuhan pelatihan (traning needs) Biasanya pegawai diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan tentang seberapa baik penyelia mereka melaksanakan bagian-bagian tertentu. Karena para pegawai mengalamai tindakan penyeliaan itu, persepsi mereka dapat menyediakan data yang bermanfaat tentang kebutuhan pelatihan bagi para penyelia perusahaan. Antara lain adalah sebagai berikut : a. Adanya kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti pelatihan (training) 31 b. Adanya pendelegasian pekerjaan yang jelas c. Pimpinan memberikan instruksi pekerjaan yang jelas 5. Perencanaan dan pemantauan perubahan Para pimpinan yang waspada menyadari perlunya mengkaji reaksi pegawai terhadap perubahan kebijaksanaan dan program penting. Hal ini bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai masalah yang mungkin timbul dan memungkinkan pimpinan untuk menilai tanggapan aktual terhadap perubahan dan menelaah keberhasilan dan kegagalannya. a. Mengidentifikasikan masalah b. Mengkaji kembali program/perubahan kebijaksanaan c. Mengadakan evaluasi terhadap perubahan yang telah dilakukan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja yang ada pada penelitian ini adalah kepuasan terhadap suasana kerja yang tercipta dari pola komunikasi yang berkembang di perusahaan. Stephen P. Robins, mengatakan terdapat faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan yang secara mental menantang Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka. 2. Ganjaran yang pantas Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang adil, didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan 32 standar pengupahan komunitas serta kebijakan dan praktik promosi yang adil. 3. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli pada lingkungan kerja, baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengejakan tugas dengan baik. Selain itu, karyawan lebih menyukai bekerja dengan fasilitas dan alat pendukung yang memadai. 4. Atasan dan rekan sekerja yang mendukung Mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung, serta atasan yang ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mau mendengarkan pendapat karyawan akan dapat menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat di antara karyawan.42 Menurut Abraham Maslow (1943), dalam teorinya yaitu teori hirarki kebutuhan (hierarchy of needs theory) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dengan urutan sebagai berikut : 1. Kebutuhan fsikologis (physiological need), berupa makan, minum, tempat tinggal dan kebutuhan fisik lainnya 2. Kebutuhan akan jaminan keamanan (safety needs), yaitu rasa aman dan terlindung dari resiko fisik dan mental 3. Kebutuhan sosial (social needs), berupa persahabatan, keakraban, penerimaan dan keterikatan 42 Stephen P. Robins, Perilaku Organisasi, Pherlindo, Jakarta, 1996, hlm. 198 33 4. Kebutuhan harga diri (need esteem), yaitu perasaan ingin dihormati, diakui, disegani dan kewibawaan 5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), yaitu prestasi perkembangan dan tanggung jawab.43 Sedangkan menurut Coleman, kepuasan kerja adalah respons seseorang terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya, diantaranya adalah respons terhadap :44 1. Komunikasi organisasi Merupakan sikap karyawan dalam menilai komunikasi organisasi yang berjalan di perusahaan tempatnya bekerja. 2. Supervisor (kepemimpinan) Merupakan sikap karyawan dalam hal menilai kepemimpinan yang dijalankan oleh atasannya. 3. Kompensasi (upah dan gaji) Merupakan sikap karyawan dalam menilai imbalan, gaji atau penghargaan yang selama ini berjalan. 4. Promosi Merupakan sikap karyawan dalam menilai jenjang karir dan penghargaan yang diberikan perusahaan. 5. Hubungan interpersonal Merupakan sikap karyawan dalam menilai hubungan yang terjadi antar karyawan ditempatnya bekerja. 43 44 dalam Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi, Widya Press, Jakarta, 1994, hlm. 128 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm. 90 34 6. Kebijakan atasan dan perusahaan Merupakan sikap karyawan dalam menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh atasan maupun perusahaan. 2.6. Hipotesa Teoritis Frank Jefkins menyatakan bahwa, internal public relations adalah salah satu kunci manajemen sukses untuk menuntut pengelolaan terbuka dan menutup celah antara manajemen dan karyawan.45 Dan sejak dahulu telah diketahui secara luas bahwa salah satu cara yang sangat ampuh untuk menciptakan hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak adalah komunikasi tatap muka.46 Dalam penelitian mengenai pengaruh aliran informasi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan ini dapat dirumuskan satu hipotesa yang dapat memberi jawaban sementara bagi permasalahan. Hipotesa teoritis dalam penelitian ini adalah. ”Terdapat pengaruh aliran informasi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan PT Grafitama Delta Kreasi”. 45 46 Frank Jefkins, Public Relations Techniques, loc.cit., hlm. 355 Frank Jefkins, Public Relations, op.cit., hlm. 179