Penanaman Modal

advertisement
PENANAMAN MODAL
B A B III
PENANAMAN MODAL
1. Pendahuluan.
Perkembangan iklim ekonomi jang semakin mantap sedjak
dimulainja Repelita telah merangsang kegiatan investasi serta
pembentukan modal jang makin meningkat. Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik, pada tahun 1967 pembentukan modal
mentjapai 8% dari GNP; pada tahun 1971/72 pembentukan
modal diperkirakan mentjapai setidak-tidaknja 13% dari GNP:
Untuk tahun-tahun jang akan datang dengan berhasilnja usaha-usaha meningkatkan mobilisasi dana dalam negeri untuk
membiajai investasi, tingkat pembentukan modal sebagai bagian dari GNP akan naik lebih besar lagi.
Pengeluaran investasi melalui APBN telah disinggung didalam Bab Keuangan Negara. Dalam Bab ini akan dibahas
kegiatan investasi dalam rangka Undang-undang Penanaman
Modal Asing (Undang-undang Nomor I Tahun 1967 jo. Undangundang Nomor 11 Tahun 1970) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 jo. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970). O1eh karena semua penanaman modal asing di Indonesia harus memenuhi ketentuanketentuan Undang-undang Penanaman Modal Asing, maka
pembahasan mengenai modal asing mentjakup semua penanaman modal asing sampai dengan Maret 1972. Dilain pihak
tidak semua kegiatan investasi dalam negeri dilaksanakan
dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri. Oleh karena itu pembahasan mengenai kegiatan investasi
dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri
tidak akan mentjakup seluruh kegiatan investasi dalam negeri.
Kegiatan penanaman modal oleh para petani dan pedagang
ketjil jang pada umumnja dilakukan diluar Undang-undang
105
Penanaman Modal Dalam Negeri tidak ditjakup didalam pembahasan iii.
2. Penanaman Modal Dalam Negeri.
Fasilitas-fasilitas penanaman modal jang diberikan melalui
Undang-undang No. 6 tahun 1968 mengenai Penanaman Modal
Dalam Negeri tetap merupakan salah satu faktor utama bagi
pertumbuhan penanaman modal dalam negeri. Perkembangan
!pertambahan aplikasi, persetudjuan, maupun realisasi penanaman modal dalam negeri pada tahun 1971/72 dibanding
1970/71 dapat dilihat pada Tabel I I I — 1 dibawah ini.
Selama tahun 1971/72, aplikasi penanaman modal dalam negeri telah bertambah dengan 437 projek atau lebih dui 50%
djumlah projek tahun sebelumnja, dan meliputi pertambahan
rentjana penanaman modal sebesar Rp. 305,31 miljar atau 88%
dari rentjana penanaman modal pada tahun sebelumnja. Djumlah projek jang direalisir djuga meningkat dengan tjepat,
jaitu dari sedjumlah 125 s/d Maret 1971 mendjadi 544 s/d
Maret 1972, suatu kenaikan sebanjak 429 atau 343%. Dalam
periode jang lama djumlah projek dan rentjana penanaman
modal jang disetudjui meningkat dengan 369 projek dengan
rentjana penanaman modal sebesar Rp. 224,75 miljar.
Seperti djuga dalam tahun-tahun jang, lalu sebagian terbesar
aplikasi penanaman modal dalam negeri terdapat disektor industri jaitu sebanjak 753 atau 60% dari seluruh projek dengan rentjana penanaman modal sebesar Rp. 288,35 miljar,
Djumlah projek jang telah direalisir disektor industri adalah
368 atau 66% dari seluruh projek jang telah mulai direalisir.
Aplikasi penanaman modal disektor-sektor lainnja djauh lebih
sedikit dibandingkan dengan sektor industri. Sektor peternakan dan perikanan ternjata belum mendapat perhatian jang
besar dart penanam modal dalam negeri. Djumlah projek jang
disetudjui dikedua sektor ini masing-masing adalah 8 projek
dan 6 projek dengan rentjana penanaman modal masing-masing sebesar Rp. 1,67miljar dan Rp. 1,23 miljar. Masalah-ma-
106
TABEL III — 1
PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI MELALUI UNDANG-UNDANG PENANAMAN
MODAL DALAM NEGERI, 1970/71 — 1971/72
Aplikasi
Djumlah
Projek
Persetudjuan
Rentjana Penanaman
Modal
Djumlah
Projek
(miljar Rp.)
s/d Maret —
1971
s/d Maret —
1972
Pertambahan
Maret 1971 —
Maret 1972
107
810
1.247
305,31
Rentjana Penanaman
Modal
Realisasi
Djumlah
Projek
(miljar Rp.)
576
195,92
125
653,86
945
420,67
554
347
369
22,475
429
348,55
salah jang berhubungan dengan pemasaran dan keahlian tehnis mungkin merupakan sebab kurangnja minat penanam modal
dalam negeri disektor peternakan dan perikanan tersebut diatas.
Dilihat dari segi penjebarannja maka sebagian besar penanaman modal dalam negeri terdapat di Djawa chususnja di
Daerah Chusus Ibukota Djakarta. Sampai dengan Maret 1972,
dari 945 projek Penanaman Modal Dalam Negeri, 335 projek
(36%) terdapat di DCI Djaya, 142 projek (15%) di Djawa
Barat, 86 projek (9%) di Djawa Tengah dan 79 projek (8%)
di Djawa Timur.
Pada umumnja sebagian besar projek-projek penanaman
modal dalam negeri bersifat tjepat menghasilkan. Hal ini adalah penting bagi peningkatan produksi dan pentjiptaan lapangan kerdja.
3. Penanaman Modal Asing.
Sebagaimana halnja pada penanaman modal dalam negeri
fasilitas dan perangsang jang diberikan dalam Undang-undang
No. 1 tahun 1967 jo Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 merupakan daja tarik effektif bagi masuknja modal asing ke Indonesia. Perkembangan penanaman modal asing dalam tahun
1971/72 menundjukkan djumlah jang meningkat disemua sektor. Sampan dengan achir Maret 1972 aplikasi penanaman
modal asing jang telah disetudjui bertambah dengan 118 projek atau 32,9% djika dibandingkan dengan achir Maret 1971,
sedangkan nilai rentjana penanaman modalnja meningkat
dari US $ 225 djuta atau 14,8% dalam periode jang sama.
Dalam djumlah tersebut tidak termasuk penanaman modal
asing disektor perminjakan.
Ditindjau dari djumlah penanaman modal menurut sektor,
ternjata pertambangan menempati tempat teratas diikuti oleh
industri dan kehutanan. Penanaman modal disektor pertambangan meliputi djumlah US $ 457,8 djuta disektor industri
US $ 523,3 djuta dan kehutanan US $ 398,9 djuta atau masingmasing sebesar 32,2%, 30,7% dan 23,4% dari seluruh penanam108
TABEL III – 2
APLIKASI PERSETUDJUAN DAN REALISASI
PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI
s/d Maret 1972
109
an modal. Lihat Tabel ] I I — 3. Ketiga sektor ini telah mentjakup 86,1% dari seluruh aplikasi penanaman modal asing dalam
tahun 1971/72.
Sebahagian besar penanaman modal asing jang telah disetudjui bersifat joint venture, jaitu meliputi 351 projek (74%).
Djumlah projek investasi langsung adalah 108 (23%), sedangkan jang bersifat kontrak karya berdjumlah 17 projek (3%).
.
Lihat Tabel I I I — 5 dan Grafik III - 1 .
Tabel I I I — 4 menundjukkan bahwa dari segi penjebarnja, Djakarta, Irian Barat dan Kalimantan Timur merupakan
daerah-daerah jang lebih menarik bagi investor-investor asing.
Dart seluruh aplikasi Projek penanaman modal jang telah di
setudjui, 221 projek (46%) terletak di Djakarta. Walaupun
djumlah projek penanaman modal jang terletak di Kalimantan
Timor dan Irian Barat relatif sedikit, jaitu masing-masingtnja
19 projek (4%) dan 8 projek (2%) namun djumlah penanaman
modal asing didaerah ini adalah relatif besar, jaitu meliputi
US $ 275,2 djuta di Kalimantan Timor dan US $ 280,1 djuta di
Irian Barat.
Dalam tahun 1971/72 realisasi penanaman modal asing seluruhnja berdjumlah US $ 380,7 djuta atau 22,4% dari seluruh
penanaman modal jang telah disetudjui dan meliputi 363 buah
projek. Realisasi ini merupakan kenaikan sebesar US $ 259,9
djuta atau lebih dari 200% djika dibandingkan dengan djumlah
s/d Maret 1971. Djumlah realisasi projek menundjukkan kenaikan sebesar 170 buah projek atau 86% dibanding dengan
tahun 1970/71.
Sebagian besar projek-projek disektor industri merupakan
joint venture diantara pengusaha-pengusaha luar negeri dengan pengusaha-pengusaha dalam negeri. Projek-projek joint
venture disektor industri meliputi tekstil, pharmasi, dan projek-projek industri ringan.
Disektor pertambangan realisasi penanaman modal asing
masih dalam tahap permulaan. Djumlah realisasi modal s/d
110
Maret 1972 adalah US $ 35,9 djuta atau 6,5% dari seluruh
penanaman modal jang telah disetudjui, jaitu sebesar
US $ 547,8 djuta. Pada tahun-tahun jang akan datang djumlah realisasi ini akan meningkat dengan tjepat djika investasiinvestasi untuk produksi telah dimulai.
111
TABEL III — 3
PENANAMAN MODAL ASING PER SEKTOR
JANG TELAH DISETUDJUI
s/d Maret 1971 dan s/d Maret 1972
s/d Maret 1971
Sektor
Djumlah
modal
US. $ djuta
Djumlah
projek
s/d Maret 1972
Djumlah
modal
US. ,$ djuta
Djumlah
projek
Pertambangan
(diluar minjak)
537,7
11
547,8
21
Kehutanan
385,9
50
398,9
57
57
Industri dasar
57,4
38
82,5
Industri ringan
99,3
99
160,9
139
16
175,9
25
Industri tekstil
127,6
Industri kimia
58,2
8
62,0
11
Industri farmasi
36,3
31
42,0
34
Perikanan
13,4
9
15,4
10
8,1
7
12,3
14
62,6
17
86,1
25
8,1
13
13,1
15
Perhotelan/Pariwisata
10,5
5
28,6
7
Pertanian dan
perkebunan
71,2
54
74,1
58
1,7
3
Pengangkutan dan
perhubungan
Real Estate
Perusahaan djasa
pembangunan
Survey dan djasa
consulting
1.476,3
112
358
1.701,3
476
TABEL III — 4
PENANAMAN MODAL ASING MENURUT DAERAH
PENJEBARANNJA s/d MARET 1972
L o k a s i
Djakarta
Djumlah modal
(dalam djutaan US$)
Djumlah
projek
363,4
195,6
221
Djawa Tengah
15,0
12
Djawa Timur
44,6
43
79,2
39
Djawa Da rat
Sumatera Utara
45
Atjeh
6,0
3
Riau
23,3
13
3
Sumatera Barat
,Sumatera Selatan
Djambi
Lampung
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan .Selatan
1,5
19,2
8,0
12
7,2
7,5
8,0
275,2
3
19
59,7
6
2 ,6
2
Sulawesi Tengah
1,8
1
Sulawesi Selatan
11,4
7
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
76,5
1
Maluku
86,2
7
280,1
7,4
8
Irian Barat
Bali
Daerah Indonesia lainnja
D j u m l a h
2
121,8
16
1.701,3
476
113
211103 - (8)
TABEL III - 5
DJUMLAH PROJEK MODAL SWASTA ASING
JANG TELAH DISETUDJUI, 1967 - 1972
1967
Investasi langsung
1968
1969 1970
1971
1972*
2
Djumlah
14
14
15
48
15
J o in t
8
49
64
120
87
23
351
Kontrak Karya
1
2
5
1
5
3
17
23
65
84
169
107
Djumlah
*) Djanuari s/d Maret 1972
114
28
108
476
GRAFIK III – 1
PENANAMAN MODAL SWASTA ASING JANG TELAH DISETUJUI
1967 - 1972
115
TABEL III — 6
REALISASI PENANAMAN MODAL ASING PER SEKTOR
s/d Maret 1971 dan s/d Maret 1972
s/d Maret 1971
Sektor
US. $ djuta
Pertambangan (diluar minjak)
s/d Maret 1972
Djumlah
projek
8
35,9
Kehutanan
42,3
40
88,6
17
49
Industri
46,9
98
175,9
157
1)
Industri Farmasi
11,4
projek
Djumlah
US. $ djuta
1,6
4,7
8
8
18,7
22
Perikanan
15,5
10
Pengangkutan dan Perhubungan
4,3
5
6,6
12
Real Estate
5,0
7
6,4
9
2,4
6
Perusahaan Djasa
Pembangunan
Perhotelan/Pariwisata
Pertanian dan Perkebunan
D j u m l a h
1,9
5
16,2
3,6
15
15,1
11
70
199
380,7
363
121,8
1). Meliputi Industri dasar, industri ringan, industri tekstil dan industri kimia.
Download