BAB II Landasan Teori

advertisement
9
BAB II
Landasan Teori
A. Analisis Rasio keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2010), rasio merupakan alat ukur yang
digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio
keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada
penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca
dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya yang memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan
suatu perusahaan tertentu.
2. Penggolongan Rasio keuangan
Untuk menganalisis laporan keuangan tersebut diperlukan suatu
alat analisis yaitu rasio keuangan. Menurut Munawir (2010) angka rasio
dapat dibedakan menjadi tiga menurut sumber datanya, antara lain:
1. Rasio – rasio neraca (balance sheet ratio) adalah semua rasio yang
datanya diambil atau bersumber pada neraca (misalnya: current
ratio dan acid test ratio).
2. Rasio – rasio laporan laba rugi (income statement ratio) adalah
angka – angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya
diambil dari laporan laba rugi (misalnya, gross profit margin, net
operating margin, operating ratio,dan sebagainya).
3. Rasio – rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua
angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca berasal
dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi (misalnya,
inventory turn over, account reiceivable turnover, sales to fixed
asset, dan sebagainya).
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010) analisis rasio
keuangan terbagi menjadi lima bagian, yaitu diantaranya:
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar
perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Dapat diartikan
dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya ketika
utang tersebut jatuh tempo.
2. Rasio Manajemen Aset
Rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan
mengelola asetnya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aset,
maka biaya modalnya terlalu tinggi dan labanya akan tertekan. Di
10
lain pihak, jika aset terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan
akan hilang
3. Rasio Manajemen Utang
Rasio solvabilitas atau financial leverage ratio menunjukkan
kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Rasio Profitabilitas
Adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari
pengaruh likuiditas, manajemen aset dan utang pada hasil operasi.
5. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar merupakan rasio harga pasar suatu saham
terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor
atas perusahaan.dengan laba dan arus kas yang aman serta terus
mengalami pertumbuhan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa rasio, yaitu
pertama rasio likuiditas yang diwakili oleh quick ratio, kedua rasio
leverage yang diwakili oleh debt to equity ratio, dan yang ketiga rasio
profitabilitas yang diwakili oleh return on equity.
11
B. Rasio Likuiditas (quick ratio)
Rasio likuiditas menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir
(2010:129) menyatakan bahwa, Rasio likuiditas (liquiditiy ratio) merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan
usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban
finansial yang harus segera dilunasi. Likuiditas menunjukkan nilai kekayaan
lancar (yang segera dapat dijadikan uang) dapat menutupi hutang lancar
yang ada. Dapat dipahami bahwa rasio likuiditas menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau
kewajiban yang segera jatuh tempo dengan sumber daya jangka pendek
yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban tersebut. Semakin tinggi rasio
likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi
hutang-hutang jangka pendeknya.
Menurut kasmir (2010) Quick Rasio adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan (inventori). Semakin tinggi quick ratio
semakin baik dan investor pun semakin yakin dan tertarik untuk membeli
saham perusahaan sehingga berpengaruh juga pada peningkatan return
saham.
12
Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut :
=
−
Menurut Fahmi (2011), apabila menggunakan rasio ini maka dapat
dikatakan bahwa jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar
kurang dari 100% atau 1:1, hal ini dianggap kurang baik tingkat
liquiditasnya.
C. Rasio Leverage (debt to equity ratio)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur
tingkat
leverage
(penggunaan
hutang)
terhadap
total
shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Menurut Sofyan Syafri
Harahap (2010;306-307)Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang
perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh hutang pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik mestinya
memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bisa juga
dianggap bagian dari rasio Solvabilitas.
Rasio leverage menggambarkan sampai sejauh mana aktiva suatu
perusahaan dibiayai oleh hutang. Suatu perusahaan dengan rasio leverage
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak dibiayai oleh investor
13
atau kreditur luar. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar pula
proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang.
Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa
bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena
itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajibannya. Semakin besar proporsi utang yang
digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar
jumlah kewajiban.
Menurut Brigham dan Houston (2010), rasio hutang terhadap aktiva
mengukur presentase total dana yang disediakan oleh kreditur, umumnya
disebut rasio hutang (debt ratio). Debt to Equity Ratio (DER), menurut
Gibson (2011), rasio
hutang terhadap modal ini termasuk ke dalam
solvency ratio, yaitu rasio yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, seperti
hutang jangka panjang. DER adalah rasio untuk melihat seberapa besar
kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka
miliki. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi nilai DER yang dimiliki oleh
perusahaan, maka semakin tinggi risiko kebangkrutan perusahaan.
Bila performance dan kinerja perusahaan meningkat maka minat investor
terhadap perusahaan menjadi tinggi dan dampaknya terhadap return saham
akan meningkat. Berdasarkan konsep tersebut maka dimungkinkan adanya
pengaruh DER terhadap Return saham.
14
Berikut ini adalah rumus DER
=
D. Rasio Profitabilitas (return on equity dan return on asset)
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;304-305), Rasio Profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah
karyawan,
jumlah
cabang,
dan
sebagainya.
Rasio
yang
menggambarkan kemamapuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio dan semakin luas pula tingkat pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan.
Brigham & Houston (2010) berpendapat bahwa rasio profitabilitas
adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh
likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. Rasio ini
menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.
Rasio Profitabillitas ini terdiri dari: gross profit margin, net profit margin,
return on asset, return on equity, operating ratio. Tingkat profitabilitas
yang tinggi dapat mencerminkan prospek perusahaan dimasa mendatang di
mata
investor,
sehingga
dapat
menarik
perhatian
investor
dan
mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Return on
equity (ROE) merupakan rasio yang berperan penting bagi para pemegang
saham
(investor)
untuk mengambil
keputusan
dalam
menentukan
penanaman investasinya, karena rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan
atas modal yang mereka investasikan. Bila keuntungan suatu perusahaan
15
tinggi maka permintaan akan saham akan meningkat dan selanjutnya akan
berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga
saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat.
Menurut Brigham & Houston (2010) pengertian return on equity adalah
rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa; mengukur tingkat pengembalian
atas investasi pemegang saham biasa. Menurut Brigham & Houston (2010:
149) ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
ℎ
Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on
asset diukur dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan.
ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
(netto). Rasio ini menunjukkan seberapa tingkat pengembalian laba dari
total asset yang dimiliki. Semakin besar rasio ini semakin baik karena
perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan asset yang dimilikinya
secara efektif untuk menghasilkan laba. Semakin besar laba yang dihasilkan
perusahaan maka investor akan tertarik untuk menanamkan modal, maka hal
tersebut berdampak semakin meningkatnya harga saham yang juga
berdampak pada return saham. Semakin tinggi return on asset berarti kinerja
16
perusahaaan semakin baik dan return saham semakin tinggi pulaRumus
untuk mencari pengembalian atas aset (ROA) dapat digunakan sebagai
berikut:
=
E. Return Saham
Menurut Jogiyanto (2010), return saham merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized
return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan
return yang telah terjadi. Return ralisasi penting karena dapat digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu
return ekspektasi dan risiko masa yang akan datang. Return ekspektasi
adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan
datang dan masih bersifat tidak pasti.
Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian
(uncertainty) antara return yang diperoleh dan risiko yang dihadapinya.
Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi,
semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan return ekspektasi
memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya
dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan dengan peluang untuk
mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk
low return). Tetapi return yang tinggi tidak harus selalu disertai dengan
17
investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak
rasional.
Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam
mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama
seseorang berinvestasi. Return memiliki dua komponen yaitu current
income dan capital gain. Current income adalah keuntungan yang didapat
melaluipembayaran yang bersifat periodik seperti deviden. Keuntungan ini
biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat
diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam
bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual
saham yang diterimanya, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih
laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham
sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham
sebelumnya. Return saham dirumuskan sebagai berikut :
=
−
18
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti dan Judul
I.G.K.A. ULUPUI
Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan
Profitabilitas Terhadap
Return Saham (Studi
Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman
dengan Kategori Industri
Barang Konsumsi Di
BEJ)
Tahun
2004
Variabel
Variabel independen
yang digunakan
adalah rasio likuiditas,
rasio
debt, rasio aktivitas,
dan rasio
profitabilitas.
Sebaliknya, variabel
dependen yang adalah
return saham.
2
Sunarto
2001
Retun Saham sebagai
variabel dependen.
Sedangkan variabel
independennya ialah
Return On Investment
(ROI), Return On
Equity (ROE) dan
Rasio Leverage.
2011
Variabel independen
yang digunakan
adalah Earning Per
Share, Net Profit
Margin, Return On
Asset, Return On
Equity dan Debt to
Equity Ratio.
Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur Di
BEJ
3
Yeye Susilowati
Reaksi Signal Rasio
Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas Terhadap
Return Saham
Perusahaan
Hasil Skripsi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Variabel Current Ratio
dan Return On Asset memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap return saham
satu
periode
ke
depan.
Kemudian, dari variabel Debt To
Equity Ratio menunjukkan hasil
yang positif, tetapi tidak
signifikan. Sedangkan variabel
Total
Asset
Turn
Over
menunjukkan hasil yang negatif
dan tidak signifikan.
Dari hasil pengujian dua periode
(1998 dan 1999) untuk data
fundamental dan periode 1999 –
2000 (return saham)
menunjukkan bahwa ROA
merupakan variabel yang
dominan mempengaruhi return
saham. Hasil ini menunjukkan
bahwa ROA secara konsisten
merupakan variabel fundamental
yang dominan
mempengaruhireturn saham
dibanding dengan ROE dan
DTA. Dari hasil ini nampak
bahwa dari ketiga rasio
fundamental tersebut hanya
ROA mampu memprediksi
return saham untuk periode
satu tahun ke depan.
Hasil penelitian menunjukkan
Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh signifikan terhadap
return saham . Dan Earning per
Share (EPS), Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA)
dan Return on Equity (ROE)
tidak berpengaruh signifikan
19
Sebaliknya, variabel
dependen yang adalah
return saham.
4
Ria Mandasari, H. Azwir
Nasir, dan Yesi Mutia
Basri
Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage dan
Profitabilitas Terhadap
Return Saham Pada
Perusahaan Properti
Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun
2008-2009
5
Happy Widyawati
2011
Retun Saham sebagai
Pengaruh Ratio
variabel dependen.
Profitabilitas dan
Sedangkan variabel
Leverage Terhadap
independennya ialah
Return Saham (Study
Return On Asset
Kasus Pada Industri
(ROA), Return On
Automotive dan Alliend
Equity (ROE) dan
Product yang Listed di
Debt to Total Asset
BEI)
(DTA).
Farkhan Ika
2012
Variabel dependennya
Pengaruh Rasio
ialah Return saham.
Keuangan Terhadap
Sedangkan variabel
Return Saham
independennya ialah
Perusahaan Manufaktur
Current Ratio, Debt to
di Bursa Efek Indonesia
Equity Ratio (DER),
(Study Kasus Pada
Total Assets
Perusahaan Manufaktur
Turnover, Return on
Sektor Food and
Assets (ROA), dan
Beverage periode 2005
Price Earning Ratio.
sampai 2009
Sumber data sekunder yang diolah, 2013
6
2010
Variabel independen
dalam penelitian ini
terdiri dari 4 variabel,
yaitu Quick Ratio,
Debt to Equity Ratio,
Return on Equity, dan
Return on Assets.
Sedangkan variabel
dependennya ialah
Return Saham
terhadap return saham. Hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor kinerja
fundamental utang terhadap
ekuitas (DER) yang digunakan
oleh investor untuk memprediksi
return saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada
periode 2006-2008.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa Quick Ratio dan Debt to
Equity Ratio berpengaruh
terhadap Return Saham pada
perusahaan properti yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Sedangkan, Return on
Equity dan Return on Assets
tidak berpengaruh terhadap
Return Saham pada perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Return On Equity dan
Debt to Total Equity
berpengaruh signifikan terhadap
return saham satu periode ke
depan. Sedangkan Return On
Asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return
Saham.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Return on Assets (ROA)
dan Price Earning Ratio secara
signifikan berpengaruh terhadap
return saham. Sedangkan
Current Ratio, Debt to Equity
Ratio (DER), dan Total Assets
Turnover secara signifikan tidak
berpengaruh terhadap return
saham.
20
G. Model Konseptual
Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka model
konseptual yang diajukan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Konseptual
Rasio Likuiditas
(Quick Ratio)
X1 (+)
Rasio Leverage
(Debt to Equity Ratio)
X2 (+)
Return Saham
Rasio Profitabilitas
(Return On Equity dan
Return On Asset)
Rasio Likuiditas (Quick
Ratio), Rasio Leverage
(Debt to Equity Ratio),
Rasio Profitabilitas
(Return On Equity dan
Return On Asset)
X3 (+)
X4 (+)
21
Download