5 BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan Manajemen

advertisement
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsifungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk
memperoleh
dana,
manajer
keuangan
bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar
perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal
sendiri.
B. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan
dana
perusahaan.Penjelasan
keuangan:
yang
singkat
dimiliki
oleh
masing-masing
organisasi
fungsi
atau
manajemen
6
1. Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatankegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut
dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem
keuangan pada paerusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar
tidak terjadi penyimpangan.
7
C. Tujuan Manajemen Keuangan
Adapun tujuan manajemen keuangan adalah:
1. Memaksimalkan
kesejahteraan
pemilik
perusahaan
atau
memaksimalkan nilai perusahaan.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
D. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen
Keuangan
mempunyai
fungsi-fungsi
sebagai
berikut:
1. Menetapkan pengalokasian dana (investment decision)
2. Memutuskan alternatif pembiayaan (financial decision)
3. Kebijakan dalam pembagian dividen (dividend decision)
E. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
8
cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian
dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan
tugas-tugas
yang
dibebankan
kepada
manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai
sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur
penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja
digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang
dikemukakan oleh para ahli yaitu :
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan
ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
(J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan
adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses
akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu.
2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti
9
kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan
laba rugi, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan, (Sawir,
2001: 2).
3. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang
meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan
perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan,
(Harnanto, 1987:9).
Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan
sebagai alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas
pcrusahaann tersebut, (2000: 2).
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan
lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai
eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan
keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan
(bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini,
profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh
teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap
praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
10
F. Pemakai Laporan Keuangan
1. Pemakai Langsung
a. Pemilik perusahaan dan calon pemilik (pemegang saham)
b. Kreditur
c. Langganan dan Leveransir (supplier)
d. Instansi pemerintah
e. Manajemen
f. Fiskus
g. Pegawai
2. Pemakai tidak langsung
a. Konsultan dan analis laporan keuangan
b. Bursa Efek
c. Penasehat Hukum
d. Badan Pemerintah terkait
e. Serikat Pekerja
f. Masyarakat umum
Disamping pihak-pihak yang disebutkan diatas, masih banyak
lagi pihak-pihak ekstern lain yang memerlukan informasi keuangan suatu
perusahaan dengan kepentingan masinhg-masing seperti para karyawan
dan bahkan perusahaan pesaing.
11
G. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan,
tetapi yang umum digunakan adalah:
1. Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis
tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun
pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan
maksud untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan
pada saat tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang
seragam, bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan
dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:
a. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet
dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
b. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian
atas yang selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang serta modal.
c. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan dan posisi
keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau
posisi keuangan yang dikehendaki nampak jelas.
12
Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagian-bagian utama dari sebuah
neraca :
a. Aktiva (Assets)
Aktiva adalah semua jenis manfaat potensial perusahaan yang
dapat dinilai dengan uang dan tidak hanya kekayaan keuangan
yang berwujud. Pada dasarnya aktiva diklasifikasikan menjadi 2
bagian utama yaitu :
1) Aktiva Lancar
2) Aktiva tidak lancar
b. Kewajiban(Liabilities)
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan pada pihak
lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
Hutang atau kewajiban dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1) Hutang lancar/jangka pendek
2) Hutang jangka panjang
3) Hutang lain-lain
c. Modal Sendiri
Modal Sendiri atau sering disebut modal badan usaha adalah modal
yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau
berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham,
13
modal peserta dan lain-lain). Modal ini tertanam dalam perusahaan
untuk waktu yang tidak tertentu lamanya, selain itu modal ini
merupakan jaminan bagi kreditur. Dalam perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT), modal sendiri terdiri dari :
modal saham, cadangan dan keuntungan.
2. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba
merupakan sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya,
rugi laba yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode
tertentu. (2000:26)".
Menurut Harnanto, Laporan laba rugi adalah "Suatu laporan yang
disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil
usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam
laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
a. Single Step (Langkah Tunggal)
Yaitu menggabungkan suatu penghasilan menjadi satu kelompok,
dan semua biaya dalam satu kelompok, maka untuk menghitung
laba bersih hanya memerlukan satu langkah, yaitu dengan cara
mengurangi jumlah biaya terhadap jumlah penghasilan.
b. Multiple Step (Langkah Ganda)
Yaitu mengelompokkan secara teliti sesuai dengan prinsip yang
14
digunakan secara umum.
H. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan
cara menganalisis laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis
laporan keuangan, keadaan dan perkembangan financial perusahaan
serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di
waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan sehubungan
dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan.
Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No.
740/KMK.00/1989 tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan
efisiensi dan produktivitas badan usaha milik negara, disebutkan
bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan.
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank
dalam mengeelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya,
tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba yang dihasilkan,
pinjaman yang diberikan dan lain-lain.
2. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
15
termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas
tindakan dalam mencapai tujuan.
3. Tujuan Pengukuran dan Penilaian Kinerja
Tujuan pengukuran dan penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diinginkan. Selain itu, penilaian kinerja
dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan
melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan,
baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).
Pengukuran
kinerja
digunakan
sebagai
dasar
untuk
menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi.
Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk
mengetahui:
a. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
16
pada saat ditagih.
b. Tingkat
solvabilitas,
yaitu
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupu jangka
panjang.
c. Tingkat
rentabilitas/profitabilitas,
yaitu
kemampuan
untuk
menghasilkan laba pada periode tertentu.
d. Stabilitas
usahanya
dengan
stabil
yang
diukur
dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya serta
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur
kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis
keuangan (Munawir, 2000).
Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
aktifitas bisnis telah dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk
mencegah pemborosan.
4. Analisa Laporan Keuangan
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data
dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk
menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan
hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
17
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan
yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja
tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persainganpersaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam
industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif
atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitianpenelitian industri.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi
keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi
pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan
itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam
hal:
a. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa
yang akan datang.
b. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi
yang disajikan.
c. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan.
18
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang
menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis
keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio
mampu
menjelaskan
hubungan
antara
variable-variabel
yang
bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi
keuangan
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan,
yaitu :
a. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan
cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan
tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain
yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
b. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara
membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio
dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini
akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga
dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa
yang akan datang.
Menurut Darsono dan Ashari (2005: 51) komponen masing masing
jenis rasio adalah:
a. Rasio Likuiditas
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
19
keuangan perlu beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering
dipakai adalah rasio, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan. Rasio-rasio financsial tersebut
yaitu rasio likuiditas, rasio laverage, rasio aktifitasvdan rasio
profitabilitas, untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
digunakan rasio likuiditas. Diantaranya adalah :
1) Current Ratio (Rasio Lancar)
Yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar yang tersedia. Rumusnya sebagai berikut :
Current Ratio =
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
2) Quick Test Ratio
Yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang yang segera harus dilunasi dengan aktiva
lancar yang lebih likuid (Quick Assets). Perhitungannya dengan
rumus :
Quick Test Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan
Kewajiban Lancar
Menurut Sofyan Syafri (2007:302), semakin besar rasio ini
semakin baik, angka rasio ini tidak harus 100% atau 1 : 1, namun
20
rasio cepat yang berkisar 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva
yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban
yang jatuh tempo dalam waktu yang pendek.
b. Rasio Profitabilitas
Adapun
parameter
untuk
mengukur
profitabilitas
dalam
menggambarkan kinerja keuangan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Net Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengukur
prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar
semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga, pajak,
dan deviden saham preferen. Perhitungannya dengan rumus :
Net Profit Margin (NPM) =
Laba Bersih
Penjualan
x 100%
Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, Net
Profit Margin merupakan yang baik (walaupun tiap industry
mempunyai ukuran yang berbeda).
2) Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan dari keseluruhan investasi dalam aktiva untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Perhitungannya
21
dengan rumus:
Laba Bersih
Return On Assets =
Jumlah Aktiva
x 100%
3) Return On Equity (ROE)
Yaitu
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
dari
keseluruhan modal sendiri untuk menghasilkan laba rugi para
pemegang saham. Perhitungannya dengan rumus:
Return On Equity =
Laba Bersih setelah Pajak
Jumlah Modal Sendiri
x 100%
c. Rasio Solvabilitas
Hutang menunjukkan adanya dana dari pihak diluar perusahaan
yang digunakan untuk menghasilkan laba. Makin besar hutang
perusahaan untuk mendanai asset, maka makin besar financial
laverage (Financial Laverage menunjukkan adanya beban tetap
yang berasal dari fixed-cost financing berupa pembayaran bunga
hutang dalam menghasilkan laba perusahaan). Sehingga dengan
kata lain, makin tinggi hutang makin besar resiko perusahaan, dan
makin besar pula potensi perolehan labanya. Jadi makin tinggi
resiko, makin tinggi returnnya).
1) Hutang terhadap Modal Sendiri (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini untuk mengetahui komposisi modal perusahaan
22
dengan membagi total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar hutanghutangnya.
DER =
Total Kewajiban
x 100%
Modal Sendiri
2) Rasio Hutang terhadap Asset (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menunjukkan pentingnya pendanaan hutang dengan
jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh hutang
DAR =
Total Kewajiban
Total Aktiva
d. Ratio Aktivitas
Rasio
aktivitas
mengukur
seberapa
cepat
perusahaan
menghasilkan penjualan atau cash (ditunjukkan dengan seberapa
cepat beberapa account dikonversikan menjadi penjualan/cash).
1) Receivable Turn Over (RTO)
Yaitu menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan
kesuksesan perusahaan dalam menagih hutang yang dimiliki
RTO =
Pendapatan Usaha
Rata-Rata Piutang Dagang
23
2) Rasio Perputaran total Aktiva (Total assets turn over)
Yaitu digunakan untuk mengukur perputaran total semua
aktiva perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan
penjualan terhadap total aktiva, hal ini untuk mengukur
seberapa jauh aktiva perusahaan telah dihgunakan untuk
kegiatan perusahaan dalam periode tertentu.
Total Assets Turn Over =
Penjualan
Total Aktiva
Download