BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkah hasil dan pembahasan dari daerah penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Litofasies Formasi Kabuh bagian paling bawah di Dusun Jagan terdiri dari 18 litofasies. Secara umum litofasies terdiri dari batulempung hitam (Fsm), konglomerat karbonatan (Gt,Gh), batupasir karbonatan (St1,Sh2, Sr2), batupasir silangsiur palung dengan ukuran sedang-kerikil (St2, St3, St4, St5, St6), batupasir silangsiur sejajar (Sp), batupasir gelembur aruslaminasi (Sr1), batupasir halus berlapis (Sh1), batulempung berlapis (Fm), batulanau tufan konvolut (Fl), paleosoil (P), dan fasies perlapisan tuf dengan sisipan lapilli-tuf (Pfa). 2. Asosiasi fasies Formasi Kabuh bagian paling bawah di Dusun Jagan antara lain (a) asosiasi fasies delta lakustrin (AF A), (b) asosiasi fasies mixed influence sungai (AF B), (c) asosiasi fasies channel sungai (AF C), dan (d) asosiasi fasies sand flat sungai (AF D). 3. Mekanisme sedimentasi yang pada Formasi Kabuh bagian bawah di Dusun Jagan terdiri dari mekanisme tranportasi suspended load berupa arus suspensi dengan media air dan udara, mekanisme transportasi 125 126 bedload berupa arus traksi dan saltasi dengan media air, mekanisme arus turbid, dan mekanisme aliran massa berupa pseudoplastic debris dengan media air. Batuan sumber pada daerah penelitian berupa batuan vulkanik primer maupun sekunder, batuan beku asam, batuan beku basa, dan batuan karbonat. Pada daerah penelitian terdapat batuan sumber hasil erosi dari batuan sekitar daerah penelitian (Formasi Kalibeng) yang menunjukkan terjadinya pengangkatan pada daerah penelitian. 4. Arah arus purba Formasi Kabuh bagian paling bawah di Dusun Jagan secara umum relatif menuju tenggara (SE) yang mengalami perubahan menuju timurlaut-timur (NEE). 5. Lingkungan pengendapan Formasi Kabuh bagian paling bawah di Dusun Jagan menunjukkan lingkungan delta lakustrin (lacustrine delta) yang berubah menjadi sungai teranyam (braided stream). V.2. Saran 1. Penelitian mengenai stratigrafi dan lingkungan pengendapan Formasi Kabuh masih perlu dilakukan lebih jauh untuk membantu proses penggalian pada daerah Sangiran. Data pengukuran stratigrafi dan kehadiran fosil hominid pada lokasi lain diperlukan untuk melihat lebih rinci mengenai hubungan vulkanisme dan migrasi dari manusia purba pada daerah Sangiran. 126 127 2. Penelitian ini menghasilkan data stratigrafi terukur dan interpretasi model sungai yang disertai dengan arah arus purba. Hasil penelitian dapat digunakan untuk melengkapi data dalam mencari fosil pada daerah Sangiran. Pencarian fosil disarankan dengan melakukan penggalian pada bagian endapan bagian thalweg sungai. Pada bagian thalweg sungai atau bagian morfologi sungai paling dalam merupakan aliran sungai dengan energi pengendapan terbesar, sehingga material-material berukuran kasar termasuk fosil tulang akan cenderung terendapkan pada bagian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya endapan thalweg sungai dengan ukuran butir relatif kasar pada titik pengukuran D. Pada titik pengukuran ini juga ditemukan fosil tulang vertebrata, namun masih belum dapat diidentifikasi lebih rinci mengenai jenis tulang tersebut. Penggalian juga dapat dilakukan dengan mengikuti perubahan arah arus sungai yang relatif ke arah tenggara. 127