respon muzakki terhadap strategi komunikasi amil

advertisement
RESPON MUZAKKI TERHADAP STRATEGI KOMUNIKASI AMIL
DALAM PENGGALANGAN ZAKAT PROFESI DI LEMBAGA AMIL
ZAKAT PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR
BERAN (P3B) JAWA BALI KELURAHAN KRUKUT - KOTA DEPOK
Unlversitas !slam Negeri
SYARiF HiDAYATULLAH JAKARTA
PEF~PUSTP,}<.P-fl.~J
tffAt\4,f:\
U!N SY.AHiD J.AKARTA
Oleh
NU RD IN
NIM : 204051002851
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul "Respon Muzakki Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam
Penggalangan Zakat Profesi Di Lembaga Amil Zakat PT.
PLN (PERSERO)
Penyaluran Dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Kelurahan Krukut - Kota
Depok" telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2008 dan
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
program strata 1 (SI) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 26 Agustus 2008
Sidang Mtmaqosyah
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. H. M
d Djalal, MA.
Nip. 150202342
Penguji I
Dra. ff. As · Jamil M.Hum
Nip. 150244766
Umi Mus ar ofah MA
Nip. 150281980
Penguji II
~
urlaily, MA
Nip. 150299344
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persaratan memperoleh gelar sarjana strata I (SI) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya canturnkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2008
Nurdin
ABSTRAK
Nurdin
Respon Muzakki Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam
Penggalangan Zakat Profesi Di Lembaga Amil Zakat PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Kelurahan Kerukut - Kota
Depok.
Dalam ajaran Islam zakat merupakan sebuah perintah yang hams
dilaksanakan oleh setiap orang atau individu yang telah memiliki kemampuan
harta (materi) untuk menunaikannya, membantu dan
menumbuhkan rasa
persaudaraan antara masyarakat muslim yang tergolong sebagai mustahik dengan
masyarakat muslim yang dikategorikan sebagai muzakki.
Respon yang baik dari para muzakki akan di peroleh apabila Lembaga
Pengelola Zakat (LPZ) khususnya zakat profesi mensosialisasikan penerimaan,
pengelolaan, dan penyaluran (kepada yang berhak menurut syariat Islam).
Selanjutnya dilaporkan kepada para muzakki, hal ini perlu dilakukan sebagai
bentuk tanggung jawab dari amanah yang telah dititipkan kepada lembaga
terse but.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penggalangan
zakat profesi yang dilakukan oleh LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali yaitu
strategi komunikasi. Dan untuk mengetahui respon muzakki apakah para muzakki
masih memiliki kemauan untuk menjalankan syariat Islam dalam hal berjakat
yaitu zakat profesi, zakat yang tergolong baru baik dari segi pemahaman maupun
sejarahnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan
penelitian Deskriptif Analisis, penetitian deskriptif (descriptive research) adalah
jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
Dari penelitian ini diketahui bahwa strategi komunikasi yang dilakukan
amil tidak terfokus pada suatu strategi komunikasi saja, melainkan memadukan
tiga strategi komunikasi yaitu, komunikasi personal, komunikasi media
(komunikasi dengan menggunakan media komunikasi) dan komunikasi
organisasi. Respon yang sangat baik dari para muzakki terhadap Lembaga Amil
Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali harus dipertahankan oleh para
pengurus LAZ yang sekarang sedang memegang amanah atau nanti oleh pengurus
LAZ yang akan datang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, adalah satu-satunya kata yang pertama dan
paling utama harus penulis ucapkan dengan tutus setelah selesainya penulian
skripsi ini. Kiranya Allah SWT jualah yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis sehingga skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) dapat terselesaikan meskipun harus dengan
mengerahkan segala daya dan upaya semaksimal mungkin.
Salam dan Sholawat semoga senantiasa tercurahkan kepada Junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat para pengikutnya yang setia
hingga akhir hayatnya.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang belum tentu sempurna,
karena penulis yakin masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada pada diri
penulis, apalagi didalam
penggarapannya tidaklah penulis sendiri yang
menyelesaikannya. Karya ini tersusun setelah memperoleh bantuan dari berbagai
pihak yang telah rela meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya agar tersusun
skripsi ini. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam dengan segala ketulusan
hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada, Yth :
I. Bapak Dr. Murodi, MA, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Pembantu Dekan bidang
Akademik,
\
3. Bapak Ors. H. Mahmud Ojalal, MA, sebagai Pembantu Oekan bidang
Administrasi Umum dan Keuangan,
4. Bapak Ors. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu Oekan bidang
Kemahasiswaan.
5. !bu Ora. Hj. Asriati Jamil, M.Hum dan lbu Ora. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA sebagai Koordinator Teknis dan Sekretaris pada Program Non
Reguler Fakultas Oakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
6. Bapak Ors. Wahidin Saputra, MA sebagai dosen pembimbing penulis
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini,
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Fakultas Oakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membina penulis
selama perkuliahan berlangsung,
8. Pimpinan dan karyawan perpustakaan kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang juga telah membantu penulis dalam mencari/membaca
literature sebagai bahan acuan penulisan skripsi,
9. Pimpinan PT PLN (Persero) P3B JB, terutama bidang SOMO yang telah
memberikan bantuan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di UIN SyarifHidayatullah- Jakarta.
10. Pengurus BKK, BINROHIS dan LAZ PT PLN (Persero) P3B JB yang
telah banyak membantu dan memberikan kemudahan atau kesempatan
kepada penulis untuk memperoleh data informasi yang sangat dibutuhkan
dalam penyusunan skripsi ini,
11. Keluarga, khususnya istri dan anak-anakku yang tetap setia selalu
konsisten mendukung penulis dalam meraih kesempatan menuntut ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
12. Teman-teman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
angkatan 2004-2005 yang telah membantu penulis dalam penyajian skripsi
ini terimakasih pula untuk kerjasamanya yang telah terjalin selama ini,
13. Pihak-pihak lain yang tidak ditulis pada lembaran ini namun tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis kepada semuanya.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT kiranya apa-apa
yang telah diberikan semua pihak kepada penulis semoga senantiasa menjadikan
amal baik
Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulispun berharap semoga skripsi ini mempunyai manfaat bagi yang
membacanya.
Amin yarobbal alamiin.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTRAK .........•..•.................•..•.............•..........................•..•.•..•.....................•. i
KATA PEN GANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISi ...................................................................................................... v
DAFTARTABEL •.•.............•..•........•.....•..•........•..........•..•........•..•.......•..•..•....... vi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... .............
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................
7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................
9
E. Metodologi Penelitian ...........................................................
9
F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 17
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 18
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Respon dan Ruang Lingkupnya........... ............... 19
B. Pengertian Amil dan Muzakki ............................................. 23
C. Strategi Komunikasi ............................................................. 24
D. Zakat Profesi dan Cara Penggalangan .................................. 29
BAB III
LEMBAGA AMIL ZAKAT PROFESI PT. PLN (PERSERO)
P3B JAWA-BALI
A. Sejarah Berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali .. 37
B. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan ............................................. 41
Tabel 13 Alasan Muzakki Membayar Zakat Profesi Di LAZ PT.. PLN (Persero)
P3B Jawa Bali .................................................................................
58
Tabel 14 Latarbelakang Muzakki Membayar Zakat Profesi di LAZ PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali ..................................................................
58
Tabel 15 Perlu Adan ya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ..................
59
Tabel 16 Perlunya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Audit............
60
Tabel 17 Terpenuhinya Informasi Up To Date (terkini) dari LAZ PT. PLN
Tabel 18
(Persero) P3B Jawa Bali ................... ............... ......................... ... ..
60
Kesesuaian Pendistribusian Dana Zakat Menurut Syariat Islam ...
61
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan sebuah perintah dalam aJaran Islam yang harus
dilaksanakan oleh setiap orang atau individu yang telah memiliki kemampuan
harta (materi) untuk menunaikannya, membantu dan
menumbuhkan rasa
persaudaraan antara masyarakat muslim yang tergolong sebagai muzakki dengan
masyarakat muslim yang dikategorikan sebagai mustahik, untuk bangkit dari
ketertinggalan dan himpitan ekonomi.
Zakat dapat menumbuhkan dan memelihara nilai-nilai moral dalam bentuk
rasa kemanusiaan, mengikis sifat kikir, tamak, sombong dan egoistis, bagi
masyarakat yang telah memiliki kemampuan untuk menunaikan zakat.
Usaha untuk membantu para mustahik dari himpitan ekonomi diperlukan
suatu strategi yang dinamis dari lembaga pengelola zakat, salah satunya yaitu
strategi dalam penggalangan dana zakat. Dana yang diperoleh hams dilakukan
pembukuan secara ce1mat dan tepat serta disalurkan kepada yang benar-benar
membutuhkan, sebagai dasar dalam perhitungan zakat dan sekaligus sebagai pola
distribusi rezeki kepada masyarakat yang tergolong sebagai mustahik.
Kemiskinan yang dirundung umat Islam itu pada hakikatnya adalah
ketidak berhasilan umat Islam dalam menghayati atau melaksanakan perintah
Allah yang Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kemiskinan
sebagai bentuk kelumpuhan perekonomian umat Islam membawa berbagai
2
malapetaka. Kemiskinan tidak saJa mendekatkan kekafiran, dan mendekatkan
kepada
kehinaan,
tetapi juga menambahkan
sikap
ketergantungan
dan
melumpuhkan sendi-sendi kehidupan.
Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Kefakiran/kemiskincm itu akan membawa kekafiran ".
1
Dari pernyataan Rasulullah SAW memberi gambaran bahwa, perbaikan
keadaan sosial - ekonomi umat adalah sesuatu yang mendasar dan sangat
mendesak untuk segera diperbaiki. Sebab, himpitah ekonomi yang memmpa
seseorang merupakan ancaman yang sangat serius bagi akidahnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, di dalarn Rukun Islam yang ketiga,
umat Islam telah diwajibkan untuk rnengeluarkan zakat, zakat adalah kewajiban
bagi orang-orang yang telah mampu (muzakki) dan sebaliknya zakat adalah hak
bagi orang-orang yang tidak mampu (rnustahik).
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
yang memerintahkan Bani Umayyah hanya dalam jangka 23 bulan mampu
mewujudkan masyarakat yang maJunur. Kepemimpinan yang adil, amanah dan
bijaksana disertai dengan Baitul Maal yang dikelola secara baik, jujur, amanah,
dan transparan sehingga mampu mengundang pertolongan Allah SWT berupa
Mukjizat-mukjizat. Lahan pertanian yang tadinya gersang dan tidak menghasilkan
menjadi subur dengan hasil pertanian yang melimpah, hewan-hewan ternak
mengeluarkan air susu dengan derasnya padahal sebelumnya tidak pernah bisa
diperah, iklim selalu baik serta hujan yang cukup. 2
1
Abdurrahin1 dan K.H. Mubarak, Zakat dan Peranannya dala111 Pen1bangu11an Bangsa
Ser/a Ke1;wsiahata11 Bagi Umat, (Bogar, CV. Surya 1-landayani Pratama, 2002), h. I 06.
3
Tanpa kesadaran masyarakat, menurut ketua umum forum zakat (FOZ),
Naharus Surur, pengelolaan zakat di Indonesia tak akan pernah beranjak ke posisi
yang lebih baik. "Potensi umat Islam yang begitu besar tentu akan terbengkalai
dan tak tergarap dengan baik untuk membangun kesejahteraan tuna!," tambahnya.
Dan hal ini terbukti hingga sekarang bahwa pengelolaan zakat belum berkembang
secara optimal. 3
Perkembangan dan pe1tumbuhan pengelolaan zakat dalam beberapa tahun
terakhir patut direspon secara kreatif. Perkembangan positif ini diakui tak pernah
diduga sebelumnya. Menjamurnya organisasi dan lembaga pengelola zakat tak
hanya di kalangan masyarakat, bahkan kini juga mulai muncul di lembagalembaga resmi pemerintah (BUMN), maupun badan usaha swasta. Sebut saja
bank-bank pemerintah yang sebagian besar kini juga membuka divisi khusus
pemberdayaan dan pengelolaan zakat profesi.
Profesi yang dimaksud adalah setiap pekerjaan atau keahlian professional,
baik yang dilakukan sendiri maupun bersama orang lain yang mendatangkan
penghasilan, misalnya profesi sebagai dokter, konsultan, advokat, pegawai negeri,
BUMN, wiraswasta, ustadz.,
Penghasilan profesi wajib dikeluarkan zakatnya, firman Allah SWT:
4
Artinya:
"A mbilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka
sesungguhnya do 'amu itu menjadi ketentraman hati bagi mereka dan
Allah maha mendengar lagi maha mengetahui". (QS. At-Taubah: 103). 4
Namun, sejauh ini pengelolaan zakat masih saja didapati kendala dan
hambatan. Problematika dan hambatan terpenting itu antara lain; Pertama, secara
umum pemahaman umat Islam tentang zakat masih sangat minim dibanding
pemahaman mereka tentang shalat, puasa, dan kewaj iban syariat lainnya. Kedua,
konsef fikih zakat yang dipahami masyarakat dan dipelajari masyarakat tidak lagi
sesuai dengan kondisi sosio-kultural dan perekonomian bangsa. Misalnya saja
tentang zakat perusahaan dan zakat profesi, sehingga banyak sumber dana yang
belum tergali. Ketiga, perbenturan kepentingan antarorganisasi pengelola zakat
yang menimbulkan kekhawatiran te1jadinya persaingan secara tidak sehat,
perasaan akan lahannya terganggu dan lain sebagainya. Akibatnya, organisasiorganisasi itu terkesan be1jalan sendiri-sendiri. Keempat, kurangnya kepercayaan
masyarakat kepada lembaga pengelola zakat karena dipandang belum amanah.
Akhirnya sebagian masyarakat masih menggunakan pola tradisional, yakni
memberikan zakat langsung kepada ulama dan tokoh masyarakat lainnya untuk
kemudian didistribusikan kepada umat. Kelima, belum adanya dukungan politik
secara penuh dari pemerintah. Dukungan pemerintah terhadap lembaga pengelola
zakat selama ini dinilai masih setengah-setengah. Padahal tanpa dukungan
terse but, zakat tidak akan pernah menjadi gejala objektif masyarakat yang bersifat
nasional. Dan keenam, masih adanya kelemahan dalam aspek SDM pengelola
zakat. Diakui, selain minimnya tenaga propesional, para pengelola lembaga zakat
tak sedikit yang hanya part time (paruh waktu saja), sehingga hasilnya pun tidak
bisa maksimal. 5
Terwujudnya Lembaga Amil Zakat (LAZ), tidak terlepas dari amanah
yang telah diberikan oleh muzakki kepada lembaga tersebut. Untuk mendapatkan
kepercayaan dari muzakki tentu tidak mudah, Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus
melakukan tiga ha!. Pertama
Darimana dana zakat itu diperoleh, kedua
Bagaimana dana tersebut dikelola dan ketiga Kepada siapa dana zakat tersebut
disalurkan, apakah sesuai dengan tuntunan dan syariat Islam atau tidak.
5
Untuk mengetahui lembaga tersebut apakah mendapatkan amanah atau
tidak dari para muzakki, salah satunya bisa dilihat dari respon yang diberikan oleh
para nmzakki kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelolanya.
Respon yang baik dari para muzakki akan di peroleh apabila Lembaga
pengelola
zakat
khususnya
zakat
profesi
mensosialisasikan
penenmaan,
pengelolaan, dan penyaluran (kepada yang berhak menurut syariat Islam).
Selanjutnya dilaporkan kepada para muzakki, hal ini perlu dilakukan sebagai
bentuk tanggung jawab dari amanah yang telah dititipkan kepada lembaga
terse but.
Salah satu lembaga pengelola zakat yang saat ini sedang berkembang
adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. Lembaga
ini berusaha untuk menjadi lembaga pengelola zakat profesi yang jujur, cerdas,
amanah dan informatif dalam pelaksanaannya. 6
Lembaga ini berusaha untuk memperoleh kepercayaan dari seluruh
muzakki dengan berusaha mensosialisasikan secara transparan dan bertanggung
jawab dalam penerimaan, pengelolaan dan penyaluran dana zakat profesi.
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya
berlangsung secara vertikal
piramidal. 7 Sebagai
organisasi
sosial sudah
sewajarnya jika Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
selalu mengadakan komunikasi dengan para muzakki dilingkungan PT. PLN
6
Wahyudi, "Siste1n f(o1nunikasi Le1nbaga Aini! Zakat (LAZ) dalan1 Mensosialisasikan
Zakat Profesi PT. PLN (Persero) P3B" (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Ne~eri Jakarta, 2005), h. 4.
6
(Persero) P3B .Jawa Bali dan berkomunikasi dengan pihak-pihak lain untuk
membangun lembaga tersebut menjadi lebih besar.
Mereka menyadari betul bahwa tanpa adanya komunikasi yang baik
dengan para muzakki, maka bukan tidak mungkin jika nantinya kegiatan mereka
tidak mendapatkan respon yang baik dari para muzakki, sehingga mempengaruhi
keutuhan Lembaga Amil Zakat (LAZ) tersebut.
Bagi pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B .Jawa
Bali, komunikasi sebagai salah satu cara untuk membangun citra lembaga, agar
muzakki mempunyai kepercayaan yang baik terhadap lembaga yang dikelolanya.
Mengapa perlu dibangun kepercayaan dari muzakki, karena Lembaga
Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B .Jawa Bali merupakan organisasi sosial
dan jika berbicara mengenai organisasi sosial, maka yang dibangun adalah
kcpercayaan. Kepercayaan dari seluruh pegawai, yang berperan sebagai muzakki.
Setelah kepercayaan tersebut di peroleh, segala ha! yang berkaitan dengan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, yaitu dalam
aktivitas penggalangan, pengelolaan, penyaluran zakatnya serta program yang
akan dijalankan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan dan sesuai harapan.
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali memiliki jumlah pegawai sebanyak 314,
jumlah pegawai yang beragama Islam sebanyak 272. Mereka (yang beragama
Islam) semuanya sudah terkena nisab zakat profesi. Yang membayar zakat profesi
ke Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
be~jumlah
202
7
pegawai 8 atau mencapai 74.4 % (tujuh puluh empat koma empat persen), dari
jumlah pegawai yang beragama Islam.
Sebagai lembaga pengelola zakat profesi, berperan penting dalam menjaga
amanah yang didedikasikan sepenuhnya untuk kemaslahatan mustahik. Maka dari
itu, Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali harus menjaga
dan meningkatkan kepercayaan yang telah di raihnya selama kurang lebih 6
(enam) tahun atau 3 (tiga) periode kepengurusan.
Itulah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui respon muzakki
terhadap strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat
(LAZ) PT. PLN (Persero) P3B, Jawa Bali dalam penggalangan zakat profesi.
Untuk itu penulis memberi judul penelitian dalam skripsi ini dengan judul:
"Respon Muzakld Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam Penggalangan
Zakat Profesi DI Lembaga Amil Zakat PT. PLN (PERSERO) Penyaluran
Dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Keluraban Krukut - Kota
Depok".
Lembaga Amil Zakat PT. PLN (PERSERO) Penyaluran dan Pusat
Pembagi Beban (P3B) Jawa Bali, dalam penulisan selanjutnya disingkat menjadi
LAZ PT. PLN (Persero) P3B.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang menjadi bahan penelitian secara umum, dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu: Strategi komunikasi yang digunakan
amil dalam penggalangan zakat profesi dan bagaimana respon muzakki terhadap
8
1-6
Daftar pegawai PT PLN (Persero) Kantor Induk P3B Jawa Bali Periode I Juli 2008., h.
9
D. Manfaat Penelitian
Secara Akademis; penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi di
dalam kepustakaan Islam tentang tanggapan pegawai, yaitu pegawai yang telah
mernilih profesinya sebagai pegawai di PT. PLN (Persero) P3B
(sebagai
muzakki). Tanggapan yang dimaksud yaitu tanggapan terhadap LAZ PT. PLN
(Persero) P3B dalarn pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran dana zakat
profesi. Menjadi bahan kajian yang menarik bagi dunia pendidikan khususnya di
perguruan tinggi Islam tentang materi zakat profesi untuk dipelajari dan
dikembangkan.
Manfaat secara praktis; penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi para
pengurus LAZ PT. PLN (Persero) P3B untuk menyusun program kerja dalam
membuat perencanaan dalam proses pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran
dana zakat profesi secara baik dan benar agar mendafatkan tanggapan yang baik
dari para muzakki. Memberi pengetahuan dan pengalaman kepada para pembaca
tentang LAZ PT. PLN (Persero) P3B yang telah rnampu menanamkan
kepercayaan kepada para muzakki dengan mendapatkan tanggapan yang baik.
E. Metodologi Peoelitian
I. Metode Penelitian
Dalarn penelitian ini penulis akan rnenggunakan penelitian Deskrptif
Analisis, "penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. 9
9
Ronny Kountur, A1elode Penelitian, untuk penulisan skripsi dan tesis, (Jakarta: PPM,
2005), Seri Urnurn No.5, h. 105.
10
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian survai, yaitu "penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok". 10 Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian
survai adalah individu. 11
2. Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh pegawai di lingkungan
PT. PLN
(Persero) P3B yang beragama Islam be1:jumlah 272, dan telah menunaikan
zakat profesinya ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B. Adapun yang menjadi
objek penelitian adalah respon muzak:ki terhadap LAZ PT. PLN (Persero)
P3B dalam pengelolaan zakat profesi.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang beragama Islam
dan telah menyalurkan zakatnya ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B yang
berjumlah 202 pegawai.
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan
prosedur sampling. Ada dua prosedur yang dapat dilakukan dalam proses
pemilihan sampel (sampling) yaitu; random sampling dan non-random
sampling.
'
0
Masri Singarimbun dan Soflan Efendi (ed). Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,
11
Dalam penelitian ini penulis memilih teori non-random sampling. Nonrandom sampling adalah proses pemilihan sampel dimana tidak semua
anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih". 12
Non-random sampling memiliki beberapa metode, metode yang akan
digunakan oleh penulis dalam menentukan sampel yaitu metode
systematic sampling.
Systematic sampling adalah cara pemilihan sampel dimana setiap anggota
ke-n dari populasi diam bi! sebagai sampel. 13
Sampel dipilih dengan cara membuat daftar dari anggota populasi
kemudian dari daftar tersebut dipilih. Misalnya suatu populasi dengan
anggota 1.000 orang dan akan diambil sebagai sampel sebanyak 50 orang.
Maka dari daftar 1.000 orang tersebut, setiap orang keduapuluh (atau
1.000 I 50) akan diambil sebagai sampel dari daftar. 14
Dari 202 populasi (pegawai yang membayar zakat), akan diambil sampel
sebanyak 50 pegawai. Maka dari daftar 202 orang tersebut, setiap orang
ke-4 atau 202 I 50 akan diambil sebagai sampel dari daftar pegawai PT.
PLN ( Persero) P3 B .lawa Bali yang bersedia di po tong penghasilannya
untuk membayar zakat profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan, melalui;
a. Observasi
~~ I<ountur, Met ode Pene/itian, untuk penu/isan skripsi dan tesis, h. 143
12
Observasi merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejalagejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti
melalui pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh
suatu kelengkapan data. 15
Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh amil di
LAZ PT. PLN (Persero) P3B .Tawa Bali dalam melaksanakan strategi
komunikasi terhadap pegawai (muzakki), selama lima bulan (April Juli 2008).
Observasi ini bertujuan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah,
yaitu bagaimana respon muzakki terhadap LAZ PT. PLN (Persero)
P3B dalarn pengelolaan zakat profesi.
b.
Wawancara
Wawancara mendalam dalam ha! ini adalah percakapan yang
diarahkan
pada masalah tertentu
atau
pusat perhatian untuk
mendapatkan inforrnasi dengan bertanya langsung pada responden
atau informant. 16
Dalarn ha! ini wawancara digunakan untuk mencari informasi tentang
kebijakan LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam pengelolaan zakat
profesi.
Wawancara dilakukan dengan Direktur LAZ PT. PLN (Persero) P3B,
Sekjen, ketua Divisi Penghirnpunan dan Perencanaan, dan ketua Divisi
Humas dan Tl.
15
Syamsir Salam, Pedoman Penulisan Skripsi. Diktat Fakultas Dakwah dan Komunikasi
13
c. Angket atau kuessioner
Untuk memperoleh data, penulis akan menbuat angket atau kuessioner
sebagai ala! pengumpul data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
Adapun jenis angket (dilihat dari cara menjawab) yang akan digunakan
penulis
yaitu
angket
tertutup,
dilihat
dari
menggunakan angket langsung dan dari
seg1
jawaban,
penulis
bentuk, penulis
menggunakan angket pilihan ganda.
Pada penelitian survai, penggunaan kuesioner merupakan hal yang
pokok untuk pengumpulan data. 1-!asil kuesioner tersebut akan terjelma
dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta
kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada
hasil kuesioner itu. 17
d. Dokumentasi
Sumber datanya adalah catatan atau dokumen berupa Surat Keputusan
(SK) General Manager PT. PLN (Persero) P3B, Keputusan Direktur
LAZ PT.
PLN (Persero) P3B dan
Keputusan Ketua Badan
Kesejahteraan Karyawan (BKK). Yang mengatur tentang kebijakan
pemungutan zakat profesi dari gaji pegawai, untuk disampaikan
kepada LAZ PT. PLN (Persero) P3B dan berkas-berkas yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan dalam pengelolaan dan penyaluran zakat
profesi,
dokumen
penelitian.
1111
digunakan
untuk
melengkapi
data-data
14
5. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti,
untuk itu pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan
observasi, Angket atau kuessioner, wawancara dan penelusuran
dokumen yang dilakukan terhadap pihak LAZ PT. PLN (Persero)
P3B.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dari buku-buku,
artikel, majalah dan bahan informasi lainnya, yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
6. Analisis Data
Dalam
menganalisis
data penulis
menggunakan
pendekatan
data
kuantitatif, "data kuantitatif adalah data yang dapat diukur sehingga dapat
menggunakan statistik dalam pengujiannya". 18
Penulis akan menggunakan teknik statistik, 'Teknik statistik yang pada
umumnya digunakan untuk menganalisis data pada penelitian-penelitian
deskriptif ialah dengan menggunakan label, grafik, ukuran central
tendency, dan ukuran perbedaan (differential data analysis)". 19
Data-data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian cleskriptif pada
umunmya dapat dihitung jumlahnya atau frekwensinya. Cara yang terbaik
untuk meringkaskan data kedalam bentuk yang muclah clibaca aclalah
15
dengan menampilakan data tersebut kedalam bentuk distribusi frekuensi
!frequency distribution). Tabel yang nantinya dibuat didasarkan atas
clistribusi frekuensi. 20
Dalam pembuatan tabel, penulis akan menggunakan teori; Distribusi
Frekuensi Sederhana (simple fi'equency distribution). Pacla umumnya
tampilan data pada distribusi frekuensi terdiri dari tiga kolom yaitu
variabel, frekuensi, dan persentasi. Distribusi frekuensi sederhana dapat
digunakan untuk data-data yang bersekala nominal, ordinal, interval, atau
rasio. 21
Dalam menganalisis data digunakan bentuk analisis univarial (analisis
terhaclap satu variabel) dan menggunakan jenis distribusi frekuensi. Untuk
mendeskripsikan data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses
dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:
I) Evaluating, yaitu memeriksa jawaban - jawaban responden untuk cliteliti,
clitelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data
yang akurat.
2) Tabulating,
yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban
responden kedalam tabel, kemuclian clicari persentasenya untuk kemudian
clianalisa.
3) Kesimpulan, yaitu memberikan kesimpulan dari basil analisa clan penafsiran
data.
:w ,, . ' '
' ,. ...
16
Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya dalam
bentuk kata-kata maupun angka sehingga menjadi bermakna. Prosentase data
yang diperoleh dan deskripsi kuantitatif kemudian diolah menjadi analisa statistik
deskriptif dengan menggunakan statistik presentase, sebagai berikut;
P = F x 100 %
N
Keterangan
P = Besarnya Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Jumlah Responden
22
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman
Penulisan Karya llmiah (Skripsi, Tesis dan Dise1iasi) cetakan ke-2 yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis rnembaca, mempelajari dan rnencari judul skripsi yang ada
di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, ditemukan beberapa judul
skripsi yang membahas mengenai strategi komunikasi dalarn sosialisasi zakat mal
dan sistern komunikasi dalam sosialisasi zakat profesi.
Pertama adalah judul skripsi "Strategi Komunikasi Prof. Dr. KH. Didin
Hafidhuddin, M.Sc. Dalam Mensosialisasikan Zakat di Indonesia" karya
Muhammad Alvi. Dalam skripsi tersebut banyak rnembahas tentang strategi
17
komunikasi yang dibahas oleh salah satu tokoh zakat yaitu Prof. Dr. KH. Didin
Hafidhuddin, yang konsen dalam mengkaj i, mengamalkan dan mensosialisasikan
zakat di Indonesia.
Kedua judul skripsi yang be1judul "Sistem Komunikasi Lembaga Amil
Zakat (LAZ) dalam Mensosialisasikan Zakat Profesi di PT. PLN (Persero )" karya
Wahyudi. Skripsi ini memaparkan tentang sistem komunikasi yang dilakukan oleh
Lembaga Amil Zakat (LAZ) di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam
mensosialisasikan zakat di perusahaannya. Sosialisasi yang dilakukan hanya pada
sosialisasi zakat profesi saja, karena objek sosialisasinya adalah karyawan di
perusahaan tersebut.
Melihat kedua judul skripsi tersebut di atas, semuanya membahas tentang
bagaimana mensosialisasikan zakat yang dilakukan oleh salah satu tokoh dan
lembaga atau badan amil zakat.
Sedangkan skripsi ini lebih mengkaji bagaimana respon muzakki terhadap
strategi komunikasi yang dilakukan oleh amil dalam penggalangan zakat profesi
di suatu lembaga amil zakat yang dikelolanya, respon muzakki terhadap strategi
komunikasi amil dalam penggalangan zakat profesi menarik untuk dikaji.
Walaupun dari sisi masalah yang lain Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT.
PLN (Persero) tersebut telah dikaji sebelumnya oleh sodara Wahyudi. Mengingat
masalah tersebut belum dikaji, Penulis ingin mengetahui bagaimana respon
muzakki terhadap lembaga yang ia percayai untuk mengelola dan menyalurkan
zakatnya. Hal ini terkadang kurang diperhatikan oleh lembaga pengelola zakat,
apakah lembaganya masih mendapatkan kepercayaan atau kurang mendapatkan
18
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang cligunakan penulis tercliri clari lima bab yang
clisesuaikan
dengan pokok permasalahan
yang henclak dibahas.
Adapun
sistematika penulisan secara lengkap adalah sebagai berikut:
BAB I :
Pendahuluan;
memaparkan
tentang;
latar
belakang
masalah,
pembaatasan clan perumusan masalah, tujuan clan manfaat penelitian,
metodologi penelitian clan sistematika penulisan.
BAB II :
Tinjauan teoritis tentang; respon muzakki terhadap strategi komunikasi
amil dalam penggalangan zakat profesi; tercliri clari pengertian respon
clan ruang lingkupnya, pengertian amil
clan muzakki,
strategi
komunikasi, zakat profesi clan cara pengelolaannya.
BAB III : Tinjauan um um lembaga amil zakat profesi PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali meliputi; sejarah berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali, visi, misi clan tujuan, struktur kepengurusan clan dana zakat
profesi LAZ PT. PLN (Persero) P3B .Tawa Bali.
BAB IV:
Temuan dan analisis meliputi; Sarategi komunikasi yang digunakan
amil dalam penggalangan zakat profesi di PT. PLN (Persero) P3B clan
Respon
muzakki
terhadap
strategi
komunikasi
penggalangan zakat profesi.
BAB V :
Penutup diakhiri dengan; Kesimpulan dan Saran-saran
Daftar pustaka clan lampiran-lampiran.
amil
dalam
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pcngcrtian Rcspon dan Ruang Lingkupnya
1. Pcngcrtian Rcspon
Respon berasal dari kata response, yang bera11i jawaban, balasan atau
tanggapan (reaction). 1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga
dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan; reaksi; jawaban. 2 Menurut
Ahmad Subandi mengemukakan bahwa respon dengan istilah umpan balik (feed
back). memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau
tidaknya suatu komunikasi. 3
Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang
didapat dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah reaksi yang timbul
setelah te1jadinya pengamatan terhadap obyek yang diamati. Sejalan dengan
pengertian tadi, Abu Ahmadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut;
"Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai
gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak
lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi j ika proses pengamatan sudah
berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa tersebut sebagai "tanggapan". 4
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh steven, M. Chaffe respon
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan
dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya
perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
1
John M. Echols clan 1-Iassan Shadily, Kan111s Bahasa fnggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Grameclia, 2003), h. 48 I.
2
Kan1us Bescff· Bahasa !indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 952.
'Ahmad subandi, //11111 Dakwah Kearah Metodologi, (Bandung; Yayasan Syahicla, I 995),
20
2.Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai
seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa
yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
3 .Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, yang meliputi
tindakan atau kebiasaan. 5
2. Ruang Lingkup Respon
a. Teori stimulus respon
Teori stimulus-respon beranggapan bahwa media massa memiliki efek
langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton
atau pendengar). 6 Teori stimulus-respon atau disebut juga teori S-0-R
(Stimulus-Organisem-Response) ini semula berasal dari psikologi, yang
muncul antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi juga teori
komunikasi, ha! ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. 7
Stimulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodemik yang
memandang sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat
yang disuntikan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian
Audience akan bereaksi sepe1ii apa yang diharapkan. Prinsip stimulus
respon mengasumsikan scbuah pesan yang disajikan oleh media dan
disampaikan kepada masyarakat massa secara bersamaan dan diterima
dalam jumlah yang besar.
Setelah individu dalam skala luas tersebut diterpa oleh pesan dan informasi,
khalayak akan merespon kembali pesan atau informasi yang diterimanya
(feed back). 8
b. Proses stimulus respon
Dalam llnrn psikologi, pada realitanya suatu reaksi te1jadi bergantung pada
5
Jalaluddin Rakhn1at, Psikologi Konn1nikasi. (Bandung: PT. Ren1aja Rosdakarya, 1999),
h. 218
(, S. Djuarsa Sendjaja, Teori Kon111nikas, (Jakarta: Universitas ·rerbuka, 2005), h. 5.20.
Onong Uchjana Effendy, //11111, Teori. dan Filsafat Ko11111nikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya B.~kti, 2003), h. 254.
7
21
adanya suatu stimuluslrangsangan, adalah benar. Karena, stimulus akan
membangkitkan suatu reaksi. 9
Tabel I.
Proses Stimulus-Respon dalam Psikologi.
Karena Adanya
Suatu Stimulus
Mengenai
lndividu
..
Reaksi Yang
Khas
Dalam komunikasi proses stimuli - respons terjadi melalui tahapan
sebagai berikut:
Tabel 2.
Proses te1jadinya efek pada proses komunikasi.
Pesan
(Stimulus)
Efek
(Respon)
c. Macam - macam respon
Menurut Abu Ahmadi, respon atau tanggapan terbagi menjadi lima
macam, yaitu "Menurut indera yang digunakan, tanggapan pengadilan,
tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengar dan tanggapan
peraba. Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua rnacam,
yaitu; tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan". 10
Agus Sujanto, mengemukakan rnacam-macam tanggapan sebagai berikut:
I. Tanggapan menurut indera yang rnengarnati, yaitu:
a) "'Tanggapan audit adalah tanggapan terhadap apa-apa yang telah
didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.
b) Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.
"Sabri rvt. A!isul~ Pengantar Psikologi Unuun dan Perke111bangan, (Jakarta: Pedo1nan
22
c)
Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh
dirinya".
2. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
a) Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, artinya tanggapan
terhadap kejadian yang telah lalu.
b) Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa kini, artinya tanggapan
terhadap sesuatu yang sedang te1jadi.
c) Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan
terhadap sesuatu yang akan tei:jadi. 11
3. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:
a) "Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada
disekitarnya.
b) Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan
atau kata-kata yang di lontarkan oleh lawan bicara". 12
d. Faktor-faktor terbentuknya respon
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi
faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang
bersangkutan dapat menanggapi dengan baik, pada proses awalnya
individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang
ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat
respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada
persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan
ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga
bergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus
akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua
faktor yaitu:
l) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu. Manusia itu
terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang
23
------
yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap
dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu
salah unsur saja malrn akan melahirkan hasil tanggapan yang
berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan
atau akan berbeda tanggapannya antara satu orang dengan orang
yang lain. Unsur jasmani atau psikologi meliputi keadaan, perasaan
aka!, fantasi, pandangan jiwa, mental pikiran motivasi dan
sebagainya.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini
intensitasnya dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya
dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya,
Pengantar Psikologi Umum menyatakan bahwa "faktor pisi
perhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus
mengabaikan alat indera". 13
B. Pengertian Amil dan Muzakki
l. Pengertian Amil
"Amil adalah orang yang khusus ditugaskan oleh pemerintah untuk
mengurusi zakat, seperti petugas yang mengutip, mencatat harta yang terkumpul,
membagi-bagi, dan mengumpul para wajib zakat atau pengumpul para mustahik
zakat. Para qadhi dan pejabat pemerintah tidak termasuk dalarn kelompok Amil.
Amil dapat menerima bagian dari zakat hanya sebesar upah yang pantas untuk
peke1jaannya. Bila bagian Amil ternyata lebih besar dari jumlah upahnya, sisanya
dialihkan kepada mustahik lainnya. Sedangkan bila jurnlah bagian Amil itu
kurang dari upahnya, pernerintah harus memenuhi upah mereka". 14
Menurut M. Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat ialah
"mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para
pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari
pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan
mernbagi kepada para mustahik". 15
13
11
'
Ibid.. h. 6
Abdurrahiin dan Mubarak, Zakat dan Peranannya dalatn Pen1bangunan Bangsa Sert a
Kemas/ahawn Bagi Umat, (Bogar, CV. Surya Handayani Pratama, 2002), h. 23.
15
M. YusufQarda\vi, !-fuku111 Zakat, Studi Ko111parat{f Mengenai Status dan Filsafat
24
"Para arnil zakat rnernpunyai berbagai rnacarn tugas dan pekerjaan. Sernua
berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus terhadap orangorang yang wajib zakat dan rnacarn zakat yang di wajibkan padanya. Juga besar
harta yang wajib di zakati, kernudian mengetahui para mustahik zakat. Berapa
jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi
dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna
oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya". 16
2. Pengertian Muzakki
Pembayar zakat (muzakki) adalah orang Islam yang memiliki harta
rnelebihi nisob (batas minimum harta yang terkena kewajiban rnembayar zakat)
clan memenuhi waktu jatuh tempo wajib membayar zakat harta tersebut. 17
Pembayar zakat bukan hanya menunjukan kesalehan individual tetapi juga
mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang
dipandang kaya menurut aturan oyara' wajib membayar zakat (muzakki) kepada
orang- orang miskin sesuai pedoman Syar'i (juqoro) yang dikategorikan dalam 8
(delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial
clalam program pengentasan kemiskinan dan pemberclayaan ekonomi masyarakat
level bawah. 18
C. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Stratcgi
Kata "Strategi" berasal dari bahasa Yunani "Strategos" (stratos
clan Ag
=
=
militer
memimpin) yang berarti "generalship" atau sesuatu yang dikerjakan
oleh para jenclral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang,
"'Ibid., h. 546
17
Website Lazis PT PLN (Persero) "Mustahiq dan rnuzakki" artikel diakses pada 14 Juni
2008 dari..J.ll!Jl://pln-lazis.corn/index2.Jl.b.Q2Qption
26
internal, perumusan kebijakan clan strategi tentu untuk mencapai sasaran clan
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan clan sasaran utama
. . aIrnn tercapm.,, .23
orgamsas1
2. Pengertian Komunikasi
"Secara etimologi (bahasa) kata komunikasi berasal clari bahasa Inggris
yakni "communication" yang cliaclopsi clari bahasa Latin communis yang sejenis
artinya clengan arti communes yang berarti sama (same, equal). Pengertian sama
di sini aclalah sama maknanya atau maksuclnya. Di sisi lain juga yang mengatakan
bahwa komunikasi berasal clari bahasa Latin communicate" yang miinya
berpartisipasi". 24
Menurut William Stephenson seperti clikutip oleh A. W. Widjaja clalam
buku I/mu Komunikasi: Pengantar Stucli, menclefinisikan komunikasi sebagai
"suatu alat yang clengannya seseorang clapat rnencapai kepuasan". Lain halnya
clengan Edward Tolclman yang memberi batasan komunikasi sebagai "alat untuk
berlmbungan clengan orang lain''. 25
Menurut Hovland, Jenis, Kelly (kesernuanya psikolog), memberi clefinisi
komunikasi sebagai "the process by ·which an individual (the communicat01)
transmits stimuli (usually verbal) to mod(/Y the behavior of other individuals (the
audience) ". 26 Komunikasi clapat cliartikan sebagai suatu proses climana seorang
komunikator menyampaikan stimuli untuk mengubah prilaku komunikan.
23
24
25
George Stainer dan John Minner, lv!anajen1en Stratejik, (Jakarta; Erlangga), h.20
M. Bahri Ghazali, Da 'wah Komunikatif, (Jakm1a, Pedoman flmu Jaya, 1997), h. 3.
A. W. Widj~ja, Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi, (Jakai1a: Bina Aksara, 1988), h. 14
28
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktuwaktu tergantung pada situasi dan kondisi. 29
Menurut Asmuni Syukir dalam buku Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam
Ia mengungkapkan bahwa: "Strategi komunikasi sebagai metode, siasat, atau
taktik
yang digunakan dalam proses kegiatan-kegiatan komunikasi. Strategi
dalam usaha berkomunikasi harus memperhatikan beberapa asas komunikasi,
yaitu:
a. Asas fisiologis, asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses dan kegiatan
komunikasi.
b. Asas keahlian dan kemampuan komunikator (da'i).
c. Asas sosiologis, asas ini membahas masalah yang erat hubunganya denagn
situasi dan kondisi sasaran komunikasi (komunikan).
d. Asas psikologis, asas ini berhubungan dengan kejiwaan manusia.
e. Asas efektifitas dan efisiensi, asas ini maksudnya dalam kegiatan
komunikasi harus berusaha menyeimbangkan antara waktu biaya, dan
tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, artinya ketiga hal
tersebut harus sesuai dengan basil dan tujuan komunikasi yang dicapai. 30
~~ Onong Uchjana Effcndy, !hnu Kotnunikasi Teori dan Praktek, h. 32.
29
D. Zakat Profesi dan Cara Penggalangannya
1. Zakat Profesi
a. Pengertian Zakat Profesi
Sebelum mengetahui pengertian zakat profesi penulis ingin mengemukakan
terlebih dahulu pengertian zakat dan profesi. "Pengertian zakat secara
etimologis atau menurut bahasa adalah bahasa Arab dari kata: j ~
~ lS
J:i
lSj
yang artinya: kesuburan, kesucian. keberkahan dan kebaikan yang
banyak. Dikatakan kesucian, sebab "zakat dapat mensucikan harta orang
yang berzakat dari segala kotoran (yang haram), dan dapat mensucikan
harta orang tersebut dari sifat bakhil dan kikir" 31
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1989: 702) disebutkan bahwa: profesi
adalah bidang peke1jaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah yang bersangkutan
dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Sedangkan menurut Fachrudin (1996: 23): seperti dikutip oleh Muhammad
dalam buku Zakat Profesi: Wacana Pemikiran Zakat Dalam Fiqih
Kontemporer, profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan
hasi/ (uang) yang relat!f banyak dengan cara yang mudah, baik melalui
suatu keahlian tertentu atau tidak.
"Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal
yang dapat mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara
yang mudah, melalui suatu keahlian tertentu. Dari definisi di atas jelas ada
30
poin-poin yang perlu di garisbawahi berkaitan dengan peke1ja profesi yang
dimaksud, yaitu:
a. Jenis usahanya halal;
b.
Menghasilkan uang relatif ban yak;
c.
Diperoleh dengan cara yang mudah;
d.
Melalui keahlian tertentu". 32
Menurut Didin Hafidhuddin, dalam bukunya yang be1judul Panduan
Prak/is Tentang Zakat,Jnfak,dan Sedekah, mengemukakan pengertian
tentang zakat profesi "zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap
peke1jaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian
maupun yang dilakukan bersama dengan orang/lembaga lain, yang
mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batas minimum
untuk bisa berzakat)". 33
Abdurrahim dan Mubarak, dalam buku Zakat, dan Peranannya dalam
Pembangunan Bangsa serta Kemas/ahatannya Bagi Umat, memberi contoh
kriteria peke1jaan yang bisa digolongkan sebagai pekerjaan profesi.
Menurut mereka "yang dimaksud dengan zakat profesi adalah zakat
penghasilan atau pendapatan seperti gaji, honororium, komisi, penghasilan
guru, dokter, pejabat negara, karyawan, sopir, pengacara, konsultan,
penyanyi, pelawak dan lain-lain. Semua profesi tersebut apabila
menghasilkan uang senilai minimal 96 gram ernas murni selarna 1 tahun,
rnaka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2 Yi %". 34
b. Dasar Hukum, Syarat Wajib, Nisab dan Kadar Zakat Profesi
1)
Dasar hukum
Sernua penghasilan melalui kegiatan professional tersebut, apabila telah
mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan
nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam surat atTaubah: I 03 dan al-Baqarah: 267 dan juga firman-Nya adz-dzamiyaat: 19,
32
Muhammad, Zakar Pro.f'esi: H1acana Pen1ikiran Zakal dalatn Fiqih Konlen1porer
(Jakarta.Salemba Diniyah, 2002), h. 58.
"Didin Hafidhuddin, Panduan Prak/is Tentang Zakat,lnfak,dan Sedekah (Jakarta, Gema
lnsani Pr~~s. 1998), h. 103.
31
"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak meminta ". 35
Alasan atau dasar hukum diwajibkannya zakat uang gaji dan uang
komisi bagi para pegawai negeri dan swasta, dokter, konsultan, guru dan
lain-lain adalah berdasarkan firman Allah SWT :
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah seba~jan dari hasil
usahamu yang bazk-bazk .......... (QS. Al-Baqarah: 267)
Dan berdasarkan pendapat Imam Qalyubi dalam kitab Qalyubi
Wa'Umairahjuz II ha! 27, seperti dikutip oleh Abdurrahim dan Mubarak
dalam buku Zakat dan Peranannya Dalam Pembangunan Bangsa Serta
Kemaslahatannya Bagi Umat, berikut ini:
Artinya:
"Dan termasuk memutarkan harta (tijarah/perdagangan) ialah upah
me nee/up pakaian, menyamak atau meminyaki kulit ".
Dan bcrdasarkan kitab "Bugyatul Mustarsyidin" halaman 112 sebagai
berikut:
32
/
<)
/
;JlS'j ~fa ;;j~· JC.jl.::,
,;;
,;;
-;::
'1';-
/
/
~~ ~) ~
/
,..
J.
0
;µ1 "" ~:y
,..
,..
Artinya:
"F'aidah orang membeli pencelupan dan penyamak kulit untuk usahanya
agar ia mence/ubkan atau menyamakkan kepunyaan orang lain atau
membeli gaji/lemak untuk meminyaki kulit umpamanya dan barang itu
berada padanya sampai setahun (haul), maka barang itu termasuk harta
tijarah/perdagangan yang wajib dizakati "37
Pendapat Sayyid Quthub (wafat 1965 M) dalam tafsirnya Fi ZhilalilQur'an Juz I, hlm. 310-311, seperti dikutip oleh Didin Hafidhuddin
dikatakan bahwa ketika menafsirkan firman Allah dalam surah alBaqarah ayat 267 menyatakan, bahwa nash ini mencakup seluruh hasil
usaha manusia yang baik dan halal mencakup pula seluruh yang
dikeluarkan Allah SWT dari dalam dan atas bumi, seperti hasil-hasil
pertanian, maupun hasil pertambangan seperti minyak. Karena itu nash
ini mencakup semua harta, baik yang terdapat di zaman Rasulullah
SAW, maupun di zaman sesudahnya. Semuanya wajib dikeluarkan
zakatnya dengan ketentuan dan kadar sebagaimana diterangkan dalam
sunnah Rasulullah SAW, baik yang sudah diketahui secara langsung,
maupun yang di-qiyas-kan kepadanya. 38
2) Syarat waj ib
Dari
keterangan-keterangan
di
atas
dapat
dipahami
bahwa
profesi/peke1jaan yang menghasilkan berupa uang gaji dan uang komisi
adalah diqiyaskan kepada tijarah/perdagangan. Oleh karena itu syaratsyarat wajib zakat uang gaji, pendapatan dan uang komisi tersebut
disamakan dengan syarat-syarat zakat tijarah/perdagangan.
Dan salah satu syarat Tijarah ialah haul dan nisab sebagai keterangan
dari Kitab Qalyubi Wa'Umairah Juz II halaman 27, seperti dikutip oleh
37
Abdurrahi1n clan Mubarak, Zakat, dan Peranannya dalarn Pe111bangunan Bangsa serta
33
Abdurrahim dan Mubarak dalam buku Zakat dan Peranannya Dalam
Pembangunan Bangsa Serra Kemaslahatan Bagi Umat, berikut ini:
Artinya:
"Adapun .1yarctt wajib zakat tijarah ia/ah haul dan nisab yang
diperhitungkan pada akhir ta/nm''.
Haul artinya batas perhitungan waktu pemilikan uang/harta yang hendak
dizakati sudah mencapai waktu atau tahun. 39
3) Nisab dan kadar zakat profesi
Nisab adalah batas perhitungan terendah nilai harta yang wajib dizakati.
Dan Nisab zakat profesi itu senilai 94 atau 96 gram emas murni. 40
Kadar/ukuran zakat yang hams dikeluarkan dari harta atau uang gaji,
penghasilan dan uang komisi itu sama dengan kadar/ukuran zakat
perdagangan yaitu sebesar 2 \/2 % (2,5 %). 41
Mengenai besarnya nisab zakat penghasilan ini, terdapat perbedaan di
kalangan ulama, karena tidak adanya dalil yang tegas tentang zakat
profesi. (yang sekarang disebut a/-maalul mustafad), sehingga mereka
menggunakan qiyas (analogi) dengan melihat 'illat (sebab hukum) yang
sama kepada aturan zakat yang sudah ada.
39
Abdurrahiln dan Mubarak, Zakat, dan Peranannya dalan1 Pen1bangunan Bangsa serta
Ken1as/al?ptannya Bagi L/fnat, h. 61.
34
Syaikh Muhammad al-Ghazali meng-qiyas-kan zakat profesi dengan
zakat pertanian. Sehingga, menurutnya, beban zakat setiap pendapatan
sesuai dengan ukuran beban peke1jaan atau pengusahaannya, seperti
ukuran beban petani dalam mengairi tanahnya, yaitu 5 % atau 10 %.
42
c. Cara Menghitung Zakat Profesi
Setiap akhir tahun, pendapatan seorang muslim seperti uang gaji dan lainlain, dihitung dan bila memperoleh penghasilan bersih minimal 96 gram
emas murni, maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2 Y, %.
Contoh Perhitungannya:
Seorang karyawan menerima gaji pokok Rp. 800.000/ bulan. Penghasilan
lainnya yang berhubungan dengan kepegawaiannya, seperti tunjangan
jabatan, tunjangan prestasi, tunjangan keahlian Rp. 100.000/ bulan. Tetapi
untuk keperluan pokok seperti sewa rumah, biaya makan dan biaya sekolah
anak tiap bulan sebesar Rp. 400.000, jadi sisa yang ada padanya tiap bulan
hanya Rp. 500.000.
Perhitungannya:
Uang yang ada padanya pada akhir tahun adalah 11 X Rp. 500.000
+ (Rp.800.000 + Rp. I 00.000) = Rp. 6.400.000. Jumlah ini belum mencapai
nisab 96 gram emas murni (missal @ Rp. 90.000/gram): 96 X Rp. 90.000
=
Rp. 8.640.000, maka karyawan itu tidak terkena wajib zakat profesi, sebab
penghasilan bersihnya dalam 1 tahun hanya Rp. 6.400.000, sedangkan
!')"
35
nisabnya Rp. 8.640.000. tetapi apabila penghasilan bersihnya minimal
Rp.8.640.000, maka wajib dikelnarkan zakatnya yaitu 2,5 %.
Seorang pegawai Negeri, memperoleh gaji Rp. 950.000/bulan. Tunjangan
lain-lain yang berhubungan dengan jabatan Rp. 300.000/bulan. Sedangkan
pengeluaran
yang
Rp.400.000/bulan.
bersifat
Dengan
pokok/untuk
demikian
s1sa
biaya
yang
hidup
minimal
ada
padanya
Rp.850.000/bulan.
Perhitungan:
Uang yang ada pada akhir tahun adalah 11 bulan X Rp. 850.000 + (Rp.
950.000 + Rp. 300.000) = Rp. I 0.600.000. Jumlah ini telah mencapai nisab
96 gram emas murni (=Rp. 8.640.000).
Karena itu kepada Pegawai Negeri tersebut dikenakan wajib bayar zakat
sebesar 2 Yz % x Rp. 10.600.000 = Rp. 265.000. 43
d. Yang Berhak Menerima Zakat Profesi
Yang berhak menerima zakat profesi (mustahik), sama ketentuannya dengan
penerima zakat harta/kekayaan yang lai1mya, yaitu orang-orang yang telah
ditentukan Allah swt, dalam al-Quran. Mereka itu delapan golongan
(macam).
Firman Allah swt:
36
"'
~
/
::,. 4';.,J)
/
/
Artinya:
"Sesungguhnya zakat - zakat itu, lwnya untuk orang - orang fakir, orang orang miskin, ami/ - ami/ zakat, para mu 'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang - orang yang berhutang untuk }a/an Allah,
dan orang - orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah; dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. "
(At-Taubah: 60) 44
2. Cara Penggalangan Zakat Profesi
Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan terhadap
muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung
sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan kewajibannya. Dalam ha!,
muzakki tidak dapat menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya, muzakki
dapat meminta bantuan kepada BAZ/LAZ atau lembaga pengelola zakat (LPZ).
Idealnya, LPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan
cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang akan
diterima sebagai sumber dana. Sepe1ii jenis dana memiliki karakteristik sumber
dana konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola
zakat. 45
Ada tiga cara dana zakat diterima yaitu; melalui transfer di bank, bayar di
LPZ, atau jemput bola. Termasuk dalam cara dana diterima adalah pilihan tempat
dari masing-masing cara tersebut. Artinya di bank mana LPZ membuka rekening,
dilokasi mana membuka counter, atau wilayah mana yang akan dilayani dengan
jemput bola merupakan bagian dari cara clana diterima. Organisasi pengelola zakat
clapat memilih salah satu, clua, atau menggunakan tigacara sekaligus. Pemilihan
cara penerimaan dana clisesuaikan clengan tempat kecludukan organisasi clan target
muzakki guna kemuclahan akses. 46
11
· • Al-Qur
,1<; • • • • -
'an dan Te1je111ahnya, Edisi Revisi, (Surabaya, Mahkota. I989), h. 288.
--
BAB III
LEMBAGA AMIL ZAKAT PROFESI PT. PLN (PERSERO) P3B
JAWA-BALI
A. Sejarah Berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Melihat kondisi masyarakat yang berada di sekitar kantor PT. PLN
(Persero) P3B, yang anak-anaknya putus sekolah, kondisi ekonomi yang
memprihatinkan clan acla pula yang terlilit utang kepada rentenir. Paclahal
keberadaan mereka ticlak j auh dari masyarakat yang berkecukupan, ini ad al ah
suatu kondisi masyarakat dimana akan timbul kecemburuan sosial - ekonomi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat yang tidak mampu mudah
dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji atau melanggar nonnanorma agama clan hukum pemeritah, yang ada dalam pikirannya bagai mana bisa
memenuhi kebutuhan hidup. Urusah halal dan haram atau boleh tidak boleh
menurut aturan suclah tidak dihiraukan lagi.
Dari konclisi seperti itu lahir sebuah pemikiran yang sama clari para
penggagas, yang mempunyai keinginan untuk menjalankan syariat Islam dalam
ha! berzakat. Dengan harapan dapat membantu orang-orang ticlak mampu yang
berada di sekitar kantor PT. PLN (Persero) P3B, yaitu dengan membentuk LAZ
PT. PLN (Persero) P3B sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang zakat
profesi.
"Konclisi zaman menuntut agar clalam pengelolaan zakat tidak lagi
dilakukan dengan cara konvensional. Barus ada lembaga yang mampu mewadahi,
penghimpunan dan pengelolaan dana zakat. Persoalan yang jauh lebih penting
38
dengan ketentuan syari'ah dan sampai kepada mustahik. Hal lain yang tak kalah
penting adalah bagaimana organisasi tersebut diakui keamanahannya oleh ummat
sehingga organisasi tersebut benar - benar berwibawa dan mempunyai arti
penting di mata tunat". 1
Dari beberapa penggagas tersebut berinisiatif untuk mengumpulkan
sebagian rizkinya dengan sukarela (sesuai dengan syariat Islam 2,5 %), di
kumpulkan secara kolektif. Setelah terkumpul dana tersebut di kendalikan oleh
tiga sampai lima orang sebagai pelaksana harian, sekaligus sebagai penanggung
jawab.
"Pada tahap awal berjalan selama tujuh bulan (bulan februari-Agustus
2002), dampaknya cukup signifikan bagi masyarakat dhuafa yang berada di
sekitar kantor. Kemudian melihat fakta bahwa, yang membutuhkan lebih banyak
lagi maka timbul pemikiran untuk membuat gerakan ini lebih besar atau di buat
suatu lembaga khusus. Pemikiran tersebut di rumuskan oleh pelaksana harian,
rumusan tersebut diajukan kepada pihak managemen dan pihak-pihak terkait.
Setelah berjalan dua bulan rumusan tersebut mendapat respon positif'. 2
Sebelum di bentuknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) tim penggagas
mengadakan Seminar, Inhouse Training dan Manajemen ZIS (zakat infaq dan
sodaqoh), di Kantor PLN UBS P3B pada tanggal 23 sampai 26 April 2002.
"Acara ini di ikuti oleh perwakilan dari masing-masing bidang antara lain,
Biang Perencanaan, Bidang Teknik, Bidang Keuangan, Bidang Kesekretariatan
dan Bidang-Bidang yang lainnya. Dengan menghadirkan 3 (tiga) pembicara yaitu
pertama, KH. Dr. Didin Hafidhuddin, Msi, kedua, Hertanto Widodo, Ak dan
ketiga, Drs. H. Muchlis Harun, MSM". 3
1
laporan Tahunan: Pengelolaan Lembaga Amil Zakat PT. PLN (Persero) P3B
(Binrohis-BKK PT.PLN (Persero) P3B, 2003), h. 2.
2
Wahyudi, "Sistem Komunikasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam Mensosialisasikan
Zakat Profesi PT. PLN (Persero) P3B" (Skripsi SJ Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Ne~eri Jakarta, 2005), h. 40.
39
"Dengan di keluarkannya Surat Keputusan (SK) General Manager PT.
PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis (UBS) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
(P3B) .Jawa Bali. Nomor: 041.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Pembentukan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero ), dan Surat Keputusan (SK)
General Manager Nomor: 042.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Bantuan
Mekanisme Pemungutan Zakat Profesi Pegawai Untuk Disampaikan Kepada
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (UBS-P3B). Ditetapkan di
Jakarta Pada Tanggal 14 Agustus 2002 Tertanda General Manager Basuki
Prajitno". 4
Setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) General Manager, secara resm1,
LAZ PT. PLN (Persero) UBS-P3B telah berdiri pada tanggal 14 Agustus 2002.
Untuk melaksanakan fungsinya yaitu menghimpun, mengelola dan menyalurkim
dana zakat profesi dari karyawan PT. PLN (Persero) UBS-P3B kepada para
mustahik (delapan asnap ).
Untuk sekretariat, Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali, berada di Jalan Ehave I.
Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok. No Telepon. 021 754 2646
(extention sekretariat laz, 327).
Terbentulrnya Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B, tidak
terlepas dari peran serta Badan Kesejahteraan Karyawan (BKK) dan Bidang
Pembinaan Rohani Islam (BINROHIS), yang mepelopori lahirnya organisasi
penghimpun, pengelola dan penyalur zakat profesi kepada mustahik.
"Tahap awal plaksanaan pemungutan zakat bagi pegawai muslim PT. PLN
(Persero) P3B kantor pusat di mulai pada tanggal 01 Oktober 2002". 5
4
Lembaran SK General Manager PT. PLN (Persero) P3B. No: 041.K/021/GM.UBSP3B/2002, Tentang Pembentukan lembaga Amil Zakat (LAZ) dan SK No: 042, Tentang Bantuan
40
"PT. PLN (Persero) UBS-P3B dalam laporan daftar pegawai, pegawai
yang beragama Islam be1jumlah 289 (duaratus delapan puluh sembilan), dengan
pegawai yang membayar zakat profesi ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B sampai
dengan bulan Januari 2005 berjumlah 236 (dua ratus tigapuluh enam) pegawai". 6
Unsur kesadaran secara moral yang di kernbangkan oleh para pengurus
LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam menghimpun dana zakat profesi dari pegawai,
hal itu terbukti sampai saat ini pegawai PT. PLN (Persero) P3B masih konsisten
mengeluarkan zakat profesi.
Untuk menjalankan fungsinya, para pengurus mengalami masalah yaitu
kurangnya waktu untuk melakukan survei lapangan terhadap calon penerima
zakat. memberikan dana zakat kepada mustahik yang telah disetujui oleh rapat
Pengurus LAZ, melaksanakan pemantauan sekaligus bimbingan, membuat
laporan kegiatan dan tugas-tugas administrasi lainnya. Hal ini di karenakan para
pengurus adalah karyawan aktif bekerja di bidangnya masing-masing.
"Untuk mengatasi permasalahan di atas pengurus mengangkat tenaga amil
zakat propesional, yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Direktur
No : 001 I DIREKTUR I V I 2004 Tentang Pengangkatan Tenaga Amil Zakat
Profesional, yaitu Saudara Nmjaya, Saudara Abu Yazid Al Bustomi dan yang
baru Saudara Rahmat". 7
6
Daftar Pegawai Kantor UBS-P3B yang beragama Islam, 09/16/02.
41
B. Visi, Misi, Strategi dan Tnjuan
I. Visi
Manjadi lembaga terdepan dan terpercaya di lingkungan PLN dalam
memberdayakan Mustahik menjadi Muzakki.
2. Misi
1) Melaksanakan pengelolaan zakat infaq dan sodaqoh secara amanah dan
profesional sesuai tuntunan syari'ah.
2) Mengoptimalkan potensi zakat infaq dan sodaqoh pegawm PT PLN
(Persero) P3B yang beragama Islam atau muzakki lainnya.
3) Memberikan informasi, edukasi, pemberdayaan dan pembinaan kepada
mustahik dan masyarakat luas.
3. Strategi
I) Meningkatkan pemahaman fikih zakat, UU dan peraturan terkait lainnya
bagi para pengelola LAZ.
2) Meningkatkan pemahaman fikih zakat infaq, sodaqoh kepada Muzakki
dan calon Muzakki.
3) Melakukan analisa kebutuhan dan memahami situasi, kondisi serta
pembinaan karakter mustahik yang akan diberdayakan.
4) Menyalurkan dana zakat, infaq dan sodaqoh menurut skala prioritas
sesuai fikih zakat.
5) Mengupayakan kerjasama program secara sinergi dengan PBL (dinas)
dan BKK sesuai demrnn kaidah nenvaluran dana zakat.
42
6) Menjalin kerjasama yang saling memberikan manfaat dengan LAZNAS
dan pihak eksternal lain untuk pemberdayaan umat
4. Tujuan
I) Meningkatkan pemberdayaan muzakki dan calon muzakki di lingkungan
kaum muslimin.
2) Memfasilitasi pegawai yang beragama Islam dalam menunaikan
kewajiban berzakat. serta usaha untuk memperbanyak infaq dan
sodaqoh.
3) Menyalurkan dana zakat. infaq dan sodaqoh kepada yang berhak
menerimanya
4) Memenuhi kebutuhan dasar mustahik
5) Mendorong peningkatan kualitas SDM Mustahik
6) Mendorong berkembangnya potensi mustahik
7) Menciptakan lapangan kerja bagi mustahik 8
C. Struktur Kepengurusan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Terbentuknya pengurus Lembaga Amil Zakat, secara legalitas berdasarkan
kepada "Keputusan Ketua Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN (Persero)
Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali No: 003.K/BKK-P3BJB/2007
Ten tang Penunjukan Pengurus Lembaga Amil Zakat Kantor PT PLN (Persero)
Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Periode Tahun 2007 - 2009".
44
o
Anggota: Haris Effendi
o Anggota: Helmi Najamuddin
o Anggota: De di Ruspendi
II. Direktur: Imam Samsidi
III. Dewan Pertimbangan Syariah
o Ketua
: Abdy Idris
o Anggota: Andi Dharma Setiawan
o
Anggota: Ishak
IV. Dewan Pengawas
o
Ketua
o
Anggota : Abu Bakar
: Suwarto
o Anggota: Yudi Ahmadin
V. Sekretariat Jendral
o Sekjen
: Budi Mulyana
o Anggota
: Aman Abdullah
o
: Ibrahim Pramudya
Anggota
VI. Divisi Pemberdayaan
o Ketua
: Wiyono
o Ekonomi
: Agus Wibowo
o Anf!f!Ota
: Sunrivadi
45
o Anggota
: Sidik Prasetyo
o Pendidikan
: Nian Kurniawan
o Anggota
: Teguh Dwi Rahmansyah
o Anggota
: Willy Siska
o Da'wah & Sosial : Tonny Ferdinanto
o Anggota
: Arham
o Anggota
: Usmansyah
VII. Divisi Penghimpunan & Perencanaan
o Ketua
: Said Joenaidi
o Anggota
: lrwanto
o Anggota
: Adji Tedja Sukmana
VIII. Divisi Keuangan
o Ketua
: Misbachul Munir
o Anggota
: Oky Zulsjahmi
o Anggota
: Supriyadi Yanuar
IX. Divisi Humas & TI
o Ketua
: Giri Triono
o Anggota
Novrizal Erdiansyah
o Anggota
Teuku Yusuf;
BABIV
RESPON MUZAKKI TERHADAP STRATEGI KOMUNIKASI AMIL
DALAM PENGGALANGAN ZAKAT PROFESI
A. Strategi Komunikasi Amil Dalam Penggalangan Zakat Profesi di PT.
PLN (Persero) P3B
Dalam penggalangan zakat profesi diperlukan strategi khusus yang harus
dimiliki oleh lembaga amil zakat, yang objek sasarannya adalah zakat profesi.
Berbeda dengan zakat fitrah (zakat badan) dan zakat harta atau zakat mal, zakat
fitrah dan zakat mal telah dipahami dari segi hukum, nisab dan kadar zakatnya
oleh para pengurus zakat serta telah di laksanakan. Pengurus LAZ telah
berpengalaman dalam pengelolaan dan penyaluran zakat fitrah dan zakat mal
kepada para mustahik yang telah ditentukan dalam al'quran (Q.S. At Taubah: 60),
yaitu delapan asnap .
Zakat profesi belum banyak dipahami dari segi hukum, nisab dan kadar
zakatnya oleh para rnuzakki dan pengurus LAZ, karena zakat profesi
kehadirannya relatif masih baru. Untuk rnenghimpun zakat profesi pengurus LAZ
harus memiliki strategi yang tepat dan sah secara syariat Islam, agar zakat profesi
bisa dihimpun dari para rnuzakk.i dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam penggalangan zakat profesi
mernadukan tiga strategi komunikasi, tiga strategi komunikasi yang dipadukian
oleh pengurus LAZ (amil) yaitu:
47
I. Komunikasi personal, komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus LAZ
(amil) dengan para muzakki secara langsung (bertatap muka) untuk
mengkomunikasikan masalah-masalah yang sifatnya intern.
2. komunikasi media, komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus LAZ (amil)
terhadap muzakki melalui media-media komunikasi, yaitu, telepon, leaflet,
undangan, proposal, atau program ke1j a.
"tidak ada strategi khusus, kami berkomunikasi dengan muzakki baik secara
langsung (bertatap muka) maupun melalui sarana komunikasi lainnya
(telepon, leaflet, undangan, proposal, atau program kerja)". 1
3. Komuniksi organisasi, komunikasi ini dilakukan pengurus LAZ yaitu
komunikasi yang te1jadi antara para anggota organisasi untuk menentukan
suatu
rumusan
kebijakan
peraturan
peraturan
dan
selanjutnya
dikomunikasikan kepada para muzakki, melalui divisi humas dan TI.
Penghimpunan dana dilaksanakan
dengan
melakukan pemotongan
langsung sebesar 2,5 % ( dua setengah perseratus) dari penghasilan pegawai PT
PLN (Pesero) P3B yang muslim di kantor induk dan semua region setiap bulannya
(yang meliputi gaji dasar, tunjangan transport, tunjangan perumahan, dan
tunjangan basil karya (TKK), serta penghasilan lainnya pada setiap penerimaan
pembayaran kepada pegawai pada bulan bersangkutan yang meliputi, jasa
produksi, tunjangan cuti tahunan dan cuti besar, tuqjangan kesetiaan ke1ja
winduan dan tunjangan hari raya, termasuk suplisi).
48
Bila dikehendaki oleh muzakki, besarnya pemotongan penghasilan diluar
ketentuan yang berlaku (2,5 %) maka pegawai yang bersangkutan dapat
mengajukan permohonan secara tertulis kepada LAZ PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali dengan earn mengisi formulir yang telah ditentukan. Hal tersebut telah
diatur dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) General Manager Nomor:
042.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Bantuan Mekanisme Pemungutan Zakat
Profesi Pegawai Untuk Disampaikan Kepada LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa
Bali.
Setelah dana zakat profesi diperoleh oleh pengurus, kemudian zakat
dikelola dan disalurkan kepada para mustahik. Para pengurus LAZ biasanya
mengikutsertakan muzakki dalam penyaluran dana tersebut. Hal ini dilakukan
oleh pengurus LAZ
kepada muzakki sebagai bukti bahwa zakat yang
dikeluarkannya benar diterima oleh mustahik.
"Punya, biasanya muzakki diajak diikutsertakan saat kegiatan, misalnya
saat sunatan massal ikut menyaksikan"2
B. Respon Muzakki Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam
Penggalangan Zakat Profesi
Kuisioner (angket) yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak
50, yang selanjutnya digambarkan dalam sebuah label, sebagai laporan penelitian.
kuisioner (angket) yang dibuat penulis memiliki 18 pertanyaan dan di
klasifikasikan kepada tiga bagian yaitu, pertama tentang Identitas Responden
dapat dilihat pada tabel 1 s/d 3, kedua tentang Strategi komunikasi amil dalam
49
penggalangan zakat profesi dapat dilihat pada tabel 4 s/d tabel 11 dan ketiga
tentang penggalangan, pengelolaan dan penyaluran zakat profesi yang dilakukan
oleh LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dapat dilihat pada Tabel 12 s/d Tabel
18, dibawah ini.
ldentitas Responden
Tabel 1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jen is Kelamin
Frekuensi
Prosentase (%)
Laki- laki
43
86
Perempuan
7
14
Jumlah
50
100
Berdasarkan Tabel I di atas diketahui bahwa identitas responden
berdarkan jenis kelamin pegawai laki-laki berjumlah 43 orang (86 %), sedangkan
jumlah pegawai perempuan sebanyak 7 orang (14 %). Dari data tersebut diketahui
bahwa pegawai laki-laki yang beke1ja di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali lebih
banyak.
Identitas responden berdasarkan perbedaan usia dapat dilihat pada Tabel 2
di bawah ini.
50
Tabel 2
Responden Berdasarkan Perbedaan Usia
Usia Responden
Frekuensi
Prosentase (%)
25 s/d 30 tahun
6
12
3 l s/d 35 tahun
1
2
36 s/d 40 tahun
8
16
41 s/d 50 tahun
26
52
51 s/d 55 tahun
8
16
> 56 tahun
1
2
50
100
Jumlah
Berdasarkan label di atas pegawai yang berusia 41 s/d 50 (52 %)
merupakan pegawai terbanyak yang beke1ja di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
Usia 40 tahun keatas adalah usia mapan bagi setiap orang untuk menekuni bi dang
atau karir dalam peke1jaannya.
Identitas responden berdasarkan perbedaan pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 3 di bawah ini.
51
Tabel3
Responden Berdasarkan Perbedaan Pendidikan
Pendidikan Responden
Frekuensi
0
Prosentase (%)
~
6
SLTA
19
38
Diploma
8
16
Sarjana (SI)
19
38
Master (S2)
I
2
Doktor (SJ)
-
SLTP
Jumlah
50
100
Dari data terse but menunjukan bahwa pegawai yang berpendidikan SLT A
dan Sarjana (S 1) lebih banyak dari tingkat pendidikan yang lainnya, dari data
yang diperoleh pegawai yang berusia diatas 50 tahun rata-rata berpendidikan
SL TA dan usia di bawah 50 tahun berpendidikan Saijana (S 1). Hal ini
menunjukan adanya peningkatan kualitas pegawai yang berpendidikan Sarjana
menggantikan pegawai yang berpendidikan SLTP dan SLTA.
Strategi komunikasi amil dalam penggalangan zakat profesi dapat dilihat
pada Tabel 4 s/d Tabel 11 dibawah ini.
52
Tabel4
Tingkat Kebutuhan Berkomunikasi Muzakki Dengan Amil
Frckuensi
Proscntasc (%)
Sangat Perlu
11
22
Perlu
35
70
Kurang Perlu
3
6
Tidak Perlu
1
2
50
100
Kcperluan Berkomunikasi
Jumlah
Dari
data tersebut
dapat
diketahui
bahwa
muzakki
memerlukan
komunikasi dengan amil, hal ini bisa dilihat pada tabel responden yang menjawab
sangat perlu dan perlu untuk berkomunikasi berjumlah 46 orang (92 %).
Tabel 5
Waktu Muzakki Untuk Berkomunikasi Dengan Amil
Frekucnsi
Prosentasc (%)
Jam Istirahat Ke1ja
14
28
Setelah Jam Ke1j a
5
10
Waktu Husus
31
62
-
-
50
100
Waktu Bcrkomunikasi
Tidak Tahu
Jumlah
Data tersebut menunjukan bahwa muzakki menginginkan adanya waktu
husus untuk melakukan pertemuan dengan para pengurus amil ini bisa dilihat dari
53
Tabel 6
Perlunya Media Komunikasi Bagi Muzakki
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Perlu
4
8
Perlu
41
82
Kurang Perlu
4
8
Tidak Tahu
1
2
50
100
Perlunya Media Komunikasi
Jumlah
-
Data tersebut menunjukan bahwa muzakki memerlukan media komunikasi
antara muzakki dengan amil dan muzakki dengan mustahiknya, keinginan tersebut
bisa dilihat dari jawaban responden. Responden yang menjawab perlu adanya
media komunikasi berjumlah 41 orang (82 % ).
Tabel 7
Media Komunikasi Yang Paling Baik Menurnt Muzakki
Frekuensi
Prosentase (%)
Melalui Surat-menyurat
4
8
Melalui Telepon
7
14
Melalui E-mail
18
36
Melalui Buletin dan Pamplet
21
42
Jumlah
50
100
Media Komunikasi
54
Data tersebut menunjukan bahwa media komunikasi diperlukan oleh
nrnzakki, media komunikasi yang diinginkan oleh muzakki cukup bervariasi dan
harus disesuaikan dengan keinginan muzakki yang memiliki perbedaan kesibukan.
Kalau dilihat dari tabel di atas media komunikasi melalui buletin dan pamplet
lebih diminati oleh sebahagiaan responden yang be1jumlah 21 orang (42 %).
Tabel 8
Strategi Komunikasi Yang Harus Dilakukan Amil Dalam Penggalangan
Zakat Profesi
Strategi Komunikasi
Frekuensi
Prosentase (%)
Komunikasi Persona!
7
14
Komunikasi Kelompok
12
24
Komunikasi Massa
12
24
Komunikasi Medio
6
12
Komunikasi Organisasi
13
26
Jumlah
50
100
Dari data di atas
menunjukan bahwa strategi komunikasi yang harus
dilakukan amil dalam penggalangan zakat profesi di lingkungan pegawai PT. PLN
(Persero) P3B .Tawa Bali tidak terfokus pada satu strategi komunikasi melainkan
harus menggunakan seluruh strategi komunikasi.
55
Tabel 9
Kesesuaian Strategi Komunikasi yang Dilakukan Amil
Dalam Penggalangan Zakat Profesi
Frekuensi
Prosentase (%)
-
-
Sesuai
37
74
Kurang Sesuai
13
26
Kesesuaian Strategi Komunikasi
Sangat Sesuai
Tidak Sesuai
Jumlah
50
100
Dari Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa kesesuaian strategi komunikasi
yang dilakukan amil dalam penggalangan zakat profesi telah sesuai, ha! ini bisa
dilihat dari jawaban responden. Responden yang menjawab sangat sesuai tidak
ada (0 %), responden yang menjawab sesuai berjumlah 37 orang (74 %),
responden yang menjawab kurang sesuai berjumlah 13 orang (26 %) dan yang
menjawab tidak sesuai tidak ada (0 %).
Dari jawaban responden di atas menunjukan bahwa kesesuaian strategi
komunikasi yang dilakukan amil dalam penggalangan zakat profesi sudah sesuai,
ha! ini dibuktikan denganjawaban responden yang menjawab sesuai berjumlah 37
orang (74 %).
56
Tabel 10
Perlunya Diadakan Perubahan Strategi Komunikasi Oleh Amil Terhadap Muzakki
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Perlu
4
8
Perlu
35
70
Kurang Perlu
4
8
Tidak Perlu
7
14
Jumlah
50
100
Perubahan Strategi Komunikasi
Dari jawaban responden diatas menunjukan bahwa dalam perkembangan
kedepan muzakki memerlukan adanya perubahan strategi komunikasi yang
dilakukan amil terhadap muzakki. Hal tersebut bisa dilihat dari jawaban
responden, responden yang menjawap perlunya perubahan strategi komunikasi
be1jumlah 35 orang (70 %).
Tabel 11
Pernaksaan Amil Terhadap Muzakki Dalam Penggalangan Zakat Profesi
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Memaksa
-
-
Memaksa
I
2
Tidak Memaksa
47
94
Tidak Tahu
2
4
Jumlah
50
100
Tingkat Pemaksaan
-
-
57
Data di atas menunjukan bahwa nmzakki tidak merasa dipaksa oleh amil
dalam penggalangan zakat profesi di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, ha!
tersebut bisa dilihat dari jawaban responden. Responden yang menjawab tidak
memaksa be1:jumlah 47 orang (94 %).
Respon muzakki terhadap penggalangan, pengelolaan dan penyaluran
zakat profesi yang dilakukan oleh LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dapat
dilihat pada Tabel 12 s/d Tabel 18 dibawah ini.
Tabel 12
Setuju diadakannya zakat profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Setuju
26
52
Setuju
23
46
Kurang Setuju
I
2
Tidak Setuju
-
-
50
100
Tingkat Persetu.juan
Jumlah
Data di atas memmjukan bahwa keberadaan LAZ PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali masih diminati oleh para muzakki, ha! ini bisa diketahui dari jawaban
responden yang hampir seluruhnya menjawab setuju (98 %) diadakannya
penggalangan zakat profesi oleh amil.
58
Tabel 13
Alasan Muzakki Membayar Zakat Profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B
JawaBali
Frekuensi
Prosentase (%)
Adanya Kemudahan
11
22
Lembaga Dapat Dipercaya
9
18
Keharusan Dari Pihak Manajemen
-
-
Menunaikan Ajaran Islam (zakat)
30
60
Jumlah
50
100
Alasan Muzakki Membayar Zakat
Data tersebut menuqjukan bahwa alasan muzakki membayar zakat profesi
dikarenakan ingin menunaikan ajaran Islam yaitu dalam ha! berzakat, ha! ini
dibuktikan dengan tidak adanya jawaban responden pada pilihan jawaban
keharusan dari pihak manajemen.
Tabel 14
Latarbelakang Muzakki Membayar Zakat Profesi
di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Frekuensi
Prosentase (%)
-
-
Kesadaran Sendiri
50
100
lieut Pegawai Lain
-
-
Terpaksa
-
-
Jumlah
50
100
Latarbelakang Membayar Zakat
Diharuskan Oleh Atasan
59
Dari Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa latar belakang muzakki
membayar zakat profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, karena
kesadaran sendiri. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden, reponden yang
menjawab kesadaran sendiri be1jumlah 50 orang (100 %).
Tabel 15
Perlu Adanya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Perlu
33
66
Perlu
17
34
Kurang Perlu
-
-
Tidak Perlu
-
-
50
100
Perlunya LAZ
Ju ml ah
Data di atas menunjukan bahwa LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
masih diperlukan oleh para muzakki, ha! ini bisa diketahui dari jawaban
responden yang seluruhnya menjawab perlu (100 %) perlu adanya LAZ di PT.
PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
60
Tabel 16
Perlunya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Audit
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Perlu
18
36
Perlu
28
56
Kurang Perlu
1
2
Tidak Perlu
0
~
6
50
100
Perlunya LAZ Diaudit
Jumlah
Data tersebut nenunjukan bahwa LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
perlu di Audit, alasan tersebut di buktikan dari jawaban responden, responden
yang menjawab sangat perlu dan perlu untuk melakukan audit be1jumlah 46 orang
(92 %).
Tabel 17
Terpenuhinya Informasi Up To Date (terkini) dari LAZ PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali
Frekuensi
Prosentase (%)
Terpenuhi
12
24
Kurang Terpenuhi
31
62
Tidak Terpenuhi
5
10
Tidak Tahu
2
4
Jumlah
50
100
Informasi Up To Date (terkini)
61
Data tersebut menunjukan bahwa para muzakki memerlukan informasi
yang terkini tentang LAZ ini dibuktikan dengan jawaban responden, responden
yang menjawab kurang terpenuhi berjumlah 31 orang (62 %).
Tabel 18
Kesesuaian Pendistribusian Dana Zakat Menurut Syariat Islam
Frekuensi
Prosentase (%)
Sudah Sesuai
31
62
Kurang Sesuai
3
6
Tidak Sesuai
-
-
Tidak Tahu
16
32
Jumlah
50
100
Perlunya Lembaga Amil Zakat
Dari Tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa pendistribusian dana LAZ
sudah dianggap sudah sesuai menurut syariat Islam, ha! tersebut dibuktikan dari
jawaban responden. Responden yang menjawab sudah sesuai be1jumlah 31 orang
(62 %), Responden yang menjawab kurang sesuai be1jumlah 3 orang (6 %), tidak
ada jawaban responden untuk jawaban tidak sesuai (0 %) dan responden yang
menjawab tidak tahu berjumlah 16 orang (32 %). Data tersebut menunjukan
bahwa pendistribusian sudah sesuai denganjawaban responden sebanyak (62 %).
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan telah dilakukan analisa oleh penulis di LAZ PT.
PLN (Persero) P3B Jawa Bali untuk mengetahui strategi komunikasi amil
terhadap muzakki dan respon muzakki terhadap strategi komunikasi amil dalam
penggalangan zakat profesi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
!. Keberadaan LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali masih diminati oleh para
muzakki, ha! ini bisa diketahui dari jawaban responden yang seluruhnya
menjawab perlu atau mencapai 100 %. Hal tersebut dikuatkan dengan data
yang menunjukan bahwa alasan atau yang melatarbelakangi muzakki
membayar zakat profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali karena
kesadaran sendiri. Dibuktikan dengan jawaban responden, reponden yang
menjawab kesadaran sendiri berjumlah 50 orang (100 %). Para muzakki
memerlukan informasi yang up to date (terkini) tentang LAZ, ini dibuktikan
dengan jawaban responden, responden yang menjawab kurang terpenuhi
berjumlah 31 orang (62 %).
2. LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam penggalangan zakat profesi
memadukan tiga strategi komunikasi yaitu; pertama komunikasi personal
kedua komunikasi media dan ketiga komunikasi organisasi. Dari data yang
diperoleh peneliti diketahui bal1wa muzakki memerlukan komunikasi dengan
amil, ha! ini bisa dilihat pada tabel responden yang menjawab sangat perlu dan
63
muzakki memerlukan adanya pernbahan strategi komunikasi yang dilakukan
amil terhadap, ha! tersebut bisa dilihat dari jawaban responden, responden
yang menjawab perlu adanya pernbahan strategi komunikasi mencapai 70 %.
B. Saran-saran
Dari kekurangan dan keterbatasan penulis dalam penelitian
m1
kiranya
berkenan penulis menyampaikan sumbang saran sebagai berikut:
l. Para pengurus LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali harus memberi
kemudahan kepada para muzakki untuk mengetahui perkembangan LAZ baik
daii proses pengumpulan, pengelolaan dan pendistribusian dana LAZ. Para
pengurus LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam menjalankan amanah
harus didasari oleh niat yang ikhlas dan kejujuran sebagai pedoman dalam
setiap mengambil keputusan.
2. Dari data yai1g diperoleh, muzakki memerlukan waktu untuk berkomunikasi
dengan amil baik secara personal maupun melalui media. Komunikasi harns
terns dilaksanakan agar Lembaga Amil Zakat (LAZ) terns eksis. Untuk
mendapatkan kepercayaan dari muzakki tentu tidak mudah, LAZ harus
melakukan audit dan evaluasi tentang perkembangan LAZ baik secara internal
(pengelolaan) maupun secara exsternal (penyaluran), proses audit harus tetap
dilakukan untuk mengetahui apakah dana zakat yang disalurkan sesuai dengan
tuntunan dan syariat Islam atau tidak, serta apakah sudah bisa mengubah
mustahik menjadi muzakki, sesuai dengan visi LAZ yaitu mengubah mustahik
menjadi muzaki.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur 'an dan terjemahnya, Edisi Revisi, Surabaya, Mahkota, 1989.
Abdurrahim dan KH. Mubarak, Zakat dan Peranannya dalam Pembangunan
Bangsa Bagi Umat, Bogor, CV. Surya Handayani Pratama, 2002.
Alisuf, Sabri M. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
Badriadi, Lili dkk., Zakat dan Wirausaha, Jakarta: Centre for Entrepreneurship
Development, 2005.
Bungin, M. Burhan, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Prenada Media Group,
2007.
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Jnfak, dan Sedekah, Jakarta,
Gema Insani Press, 1998.
- - -, Zakat dalam Perekonomian Modern,
Effendy, Onong Uchjana, !!mu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung. Rosda,
1984.
_ _ _ ,I/mu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2003.
George Stainer dan John Minner, Manajemen Stratejik, Jakarta: Erlangga.
Ghazali, M. Bahri, Da'wah Komunikatif, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Jakarta:
PT. Gramedia, 2003.
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Kardiman, A.M. Pengantar I/mu Manajemen, Jakarta: PT. Pronhallindo.
Keynoto Speech General Manager UBS P3B, dalam rangka penyelenggaraan
seminar dan inhouse training ZISdi kantor PLN UBS P3B.
Kountur, Ronny, Metode Penelitian, untuk penulisan skripsi dan tesis, Jakarta:
PPM, 2005.
Artikel
Agar Zakat Berdaya Optimal, Dialog Jumat Republika, Jakarta, 11 Juli 2003.
Company Profile, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah,
Jakarta, 2006.
Company pnifile, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah,
Jakarta, 2006.
Daftar Pegawai Kantor USB-P3B yang beragama Islam, 09/16/02.
- - - -,
PT. PLN (Persero) Kantor Induk P3B Jawa Bali Periode I Juli 2008.
Laporan Tahanan : Pengelolaan Lembaga Amil Zakat PT. PLN (Persero) P3B
Binrohis BKK PT. PLN (Persero) P3B, 2003.
Lembaran SK Direktur, No. 001/DIREKTUR/V/2004, Tentang Pengangkatan
Tenaga Amil Zakat Prefesiona.
Lembaran
SK General Manager PT. PLN (Persero) P3B. No.
04l.K/021/GM.UUSB-P3B/2002, Tentang Pembentukan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) dan SK : 042, Tentang Bantuan Mekanisme
Pemungutan Zakat Profesi Pegawai.
Pengumuman Direktur NO. 00 l/INT/LAZ/P/IX/2002. Jakarta, 16 September
2002.
"Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat, Badan Kesejahteraan Karyawan '',
(Krukut, 2006), Edisi: 01, Revisi: 01.
Republika Online-http://www.republika.co.id, UU Zakat "Jalan di Tempat".
Republika Online-http://www.republika.co.id, UU Zakat "Jalan di Tempat".
Wibsite Lazis PT. PLN (PErsero) "Mustahiq dan Muzakki" Artikel diaksees pada
14 Juni 2008 dari http://pln-lazis.com/index2.php?option.
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARir HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM NON REGULER
Telepon/Fax: 7432728/74703580
.. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat
Jakarta, 08 April 2008.
imor: Un.Ol/F.5/KM.Ol.3/9")g /2008
l1llp. : 1 (satu) Proposal
il
: Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.:
Drs. Wahidin Saputra, M.A
Dasen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan kepada saudara sebuah judul berikut ou/ line skripsi
yang diajukan oleh mahasiwa Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan data sebagai bcrikut:
Nama
Nurdin
NIM
2040510012851
Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul Skripsi
Respon MuzakkiTerhadap Strategi Komunikasi
Amil Dalam Penggalangan Zakat Propesi di PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Kelurahan
Krukut Kota Depok
Penuh harapan kami kiranya Saudara bersedia untuk membimbing rnahasiswa
tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi dalarn waktu 6 bulan (08 April - 08
Oktober 2008).
Atas perhatian dan kesediaan Saudara, kami ucapkan terirna kasih.
Wassa!amu 'alaikwn Wr. Wb.,
embusan:
Dekan
Ketua Jurusan KPI
A.n:.Dekan
.
.. ' .
Pembantu Dekan Bidang Akademik,
I'
.·, ·-.
·.,-: ~ Drs. _·ref Subhan, M.Ag~
NIP.TSO 262 442
DEPARTEMEN AGA1\1A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKVi'AH DAN KOMUNIKASI
PROGRAl\1 NON REGULER
,Jin. Jr, H. Juanda No. 95 Ciputat
Telepon/Fax: 7432728/74703580
Nomor: Un.01/F.5/KM.01.3/1300/2008
Lamp.
Hal
: Observasi/Risel
Jakarta, 28" April 2008
Kepada Yth. :
KETU_A BKK PT PLN (Persero) P3B
JB u ..pDIREKTUR LAZ PLN 3B JB
Di
Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menerangkai:i bahwa mahasiswa di bawah ini:
Nama
Tempat,tgl lahir
NIM
Jurusan
Program
.:
:
:
:
:
Nurdin
Jakarta, 1 April 1961
204051002851
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Strata Satu (S-1)
Bermaksud mengadakan wawancara/riset untuk bahan penulisan skripsi yang
berjudul
Rcspon
Muzakki
Terhadap
Strategi
Ko"munikasi
Amil
Dalam
Pcnggalangan Zakat Propcsi di PT PLN (Pcrscro) Pcnyaluran dan Pusat Pcngatur
Behan (P3B) Jawa Bali Keluralrnn Krukut Ko ta Depok.
Untuk mele11gkapi data yang berkaitan dengan judul skripsi di atas, kami mohon
kepada Bapak/lbu agar kiranya dapat menerima yang bersangkutan untuk melaksanakan
· ......
wawancara/riset tersebut.
Atas kesediaan Bapak/lbu, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum Wr. Wb ..
KUISIONER PENELITIAN
Respon rnuzakki terhadap strategi kornunikasi amil dalarn penggalangan zakat profesi
di PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali
Kelurahan Krukut - Kota Depok
Pililzlali salah satu jawaba11 yang sesuai 111e11urut mtda dea11ga11 me111berika11
ta1tda silang (X) pada jawaba11 yang tersedia.
A. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin?
a. Laki - laki
b. Perempuan
2. Usia Responden?
a. 25 s/d 30 tahun
b. 31 s/d 35 tahun
c. 36 s/d 40 tahun
d. 41 s/d 50 tahun
e. 51 s/d 55 tahun
f. > 55 tahun
3. Pendidikan terahir Responden ?
a. SLTP
b. SLTA
c. Diploma
d. Sarjana (S 1)
e. Master (S2)
f. Doktor (S3)
B. Respon muzakki terhadap strategi komunikasi Amil dalam penggalangan
zakat prnfesi.
4. Menurut Anda, apakah perlu berkomunikasi dengan Amil?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
5. Waktu yang Anda inginkan untuk berkomunikasi dengan Amil?
a. Jam istirahat kerja
b. Setelah jam kerja
c. Ada waktu.khusus (diagendakan sebelumnya)
d. Tidak tahu
6. Untuk melakukan komunikasi dengan Amil, apakah Anda perlu medi
komunikasi?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
7. Media komunikasi apa yang paling baik yang digunakan Amil untuk
berkomunikasi dengan Anda ?
a. Melalni surat-menyurat
b. Melalui telepon
c. Melalui E-mail
d. Melalui buletin dan pamphlet
8. Menurut Anda, strategi komunikasi apa yang harus dilakukan Amil dalam
penggalangan zakat profesi ?
a. Komunikasi persona (komunikasi antara dua orang)
b. Komunikasi kelompok (komunikasi antara seseorang dengan sekelompok
orang)
c. Komunikasi Massa (komunikasi melalui media massa)
d. Komunikasi Medio (komunikasi antara seseorang melalui media
komunikasi)
e. Komunikasi Organisasi (komunikasi antara seseorang dengan suatu
organisasi)
9. Strategi komunikasi yang dila!mkan Amil dalam penggalangan zakat profesi
menurut Anda, apakah- sudah sesuai ?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
10. Menurut Anda, apakah perlu diadakan perubahan dalam strategi komunikasi
antara Amil dengan para muzakki ?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
11. Menurut Anda, apakah Amil melakukan pemaksaan terhadap muzakki dalam
penggalangan zakat profesi ?
a. Sangat memaksa
b. Memaksa
c. Tidak memaksa
d. Tidak tahu
8. Menurut Anda, strategi komunikasi apa yang hams dilakukan Amil dalam
penggalangan zakat profesi ?
a. Komunikasi persona (komunikasi antara dua orang)
b. Komunikasi kelompok (komunikasi antara seseorang dengan sekelompok
orang)
c. Komunikasi Massa (komunikasi melalui media massa)
d. Komunikasi Medio (komunikasi antara seseorang melalui media
komunikasi)
e. Komunikasi Organisasi (komunikasi antara seseorang dengan suatu
organisasi)
9. Strategi komunikasi yang dilakukan Amil dalarn penggalangan zakat profesi
menurut Anda, apakah sudah sesuai ?a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
10, Menurut Anda, apakab perlu diadakan perubahan dalarn strategi komunikasi
antara Amil dengan para muzakki ?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
11. Menurut Anda, apakab Amil melakukan pemaksaan terhadap muzakki dalam
penggalangan zakat profesi ?
a. Sangat memaksa
b. Memaksa
c. Tidak memaksa
d. Tidak tabu
12. Apakah Anda setuju dengan diadakannya zakat profesi di Lembaga Amil
Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
13. Mengapa Anda membayar zakat profesi di LAZ PT. PLN (persero) Jawa
Bali? karena:
a. Adanya kemudahan
b. Lembaganya dapat dipercaya
-c. Adanya keharusan dari pihak manajemen
d. Ingin menunaikan ajaran Islam dalani ha! berzakat
14. Apa yang melatarbelakangi Anda untuk membayar zakat profesi kepada
Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali?
a. Diharuskan oleh atasan
b. Kesadaran sendiri
c. Ikut pegawai lain
d. Terpaksa
15. Menurut Anda, apakah Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali masih diperlukan keberadaannya ?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Tidak perlu
WA WAN CARA TERSTRUKTUR
NaraSumber:
Nania
: Imam Samsicli
Jabatan
: Direktur LAZ PT. PLN (Persero)
Tclllpat & waktu
: l)L.N P38 .18 15.00
1-lari & tanggal
: .lum·at. I Agustus 2008
I-lasil \Va\vancara
Tanya Cf)
Suclah bcrapa lama bapak !llenjabat scbagai Ketua Divisi Hu!llas & Tl
L.AZ PT. PLN (Persero) P38 .lawa Bali?
.lawab
(.I)
13 (tiga bclas) Bulan
Tanya (T)
lJntuk periode kapan"
.lawab (J)
2007 - 2009
Tanya (T)
Menu rut bapak. apakah perlu berkomunikasi clengan para muzakki ''
.lawab
l'erlu
(.I)
Tanya (T)
Bagairnana caranya bapak melakukan berkomunikasi dengan para
n1uznkki?
.lawab
(.I)
Tanya Cf)
i'vlelalui Mail. Mailing list, dll
Apakah acla tempat clan waktu khusus untuk berkornunikasi dengan
para 111uzakki'?
Jawab (.I)
Ticlak acla.
Tanya Cf)
Untuk berkomunikasi clengan para muzakki. apakah bapak memiliki
strategi khusus '?
Ja\vab (.I)
lvtenggunakan Strategi
Tanya (T)
Apakah acla kebijakan yang mengatur secara khusus tentang strategi
komunikasi antara Amil clengan muzakki?
.lmvab (.I)
Ada kcbijakan khusu
Tanya (T)
Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam
penggalangan zakat
prolesi "
.lawab(.I)
Ada
Tanya (T) : Media
komunikasi
apa
yang
digunakan
oleh
Amil
untuk
berkon1unikasi dengan para n1uzakki?
.lu11ab (.I)
Mailing list
Tanya CJ')
Sccarn struktural. s1apa yang bertanggung jawab terhadap proses
kon1unikasi
antara An1il dengan n1uzakki?
.lmvab (.I)
Direktur clan seluruh pengurus
Tanya (TJ
Menurut bapak, apakah stralegi komunikasi antara Amil dengan para
n1uzakki suc\ah b~1:jalan clengan baik?
.lawab (.I)
Cukup Baile
Tanya (T)
1-lambatan apa yang dihaclapi oleh Amil untuk berkomunikasi dengan
111uzakki '?
.lawab (.I)
Kesibukan para Muzaki
Tanya (TJ
Srtategi komunikasi apa yang akan bapak kernbangkan kedepan?
Jawab (.I)
Melalui media mailing list. macling.
Narasun1ber
Pewawancara
,,4-\~
/
( Nurdin)
WAWANCARA TERSTRUKTUR
NaraSumber :
Nama
: Budi Mulyana
Jab atan
: Sekretariat Jendral LAZ PT. PLN (Persero)
Tempat & waktu
: PLN P3B JB I jam I 0.00
Hari & tanggal
: Jum'at, I Agustus 2008
Hasil wawancara
Tany11 {T) ; Sudah berapa Jama bapak menjabat sebagai Sekretariat Jendral LAZ
PT. PLN (Persero)?
Jawab (J) : I tahun
Tanya (T) : Untuk periode kapan?
Jawab (J) : 2007 - 2009
Tanya (T) : Menurut bapak, apakah perlu berkomunikasi dengan para muzakki ?
Jawab (J) : perlu
Tanya (T) : Bagaimana caranya bapak melakukan berkomunikasi dengan para
muzakki?
Jawab (J) : ivfelalui web, News letler, Laporan kegiatail tahunan
Tanya (T) : Apakah ada tempat dan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan
para muzakki?
Jawab (J) : Tidak ada
Tanya (T)
Untuk berkomunikasi dengan para muzakki, apakah bapak memiliki
strategi khusus ?
Jawab (J)
Punya, biasanya muzakki diajak dan diikut sertakan saat kegiatan,
misalnya saat sunatan massal ikut menyaksikan.
Tanya (T)
Apakah ada kebijakan yang mengatur secara khusus tentang strategi
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J)
Tidak ada
Tanya (T)
Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam
penggalangan zakat
profesi?
Jawab (J)
Ada berdasarkan SK GM P3B JB No. 041 I 021/614/UBS/PJB/2002
dan 042/K/021/UBS/PJB/2002
Tanya (T)
Media
komunikasi
apa
yang
digunakan
oleh
Amil
untuk
berkomunikasi dengan para muzakki ?
Jawab (J)
Web, news letter, pertemuan.
Tanya (T)
Secara struktural, siapa yang bertanggung jawab terhadap proses
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J)
Sekjen
Tanya (T)
Menurut bapak, apakah strategi komunikasi antara Amil dengan para
muzakki sudah berjalan dengan baik?
Jawab (J)
Belum
Tanya (T)
Hambatan apa yang dihadapi oleh Amil untuk berkomunikasi dengan
Jawab (J)
Jaringan komputer sering terputus
Tanya (T)
Srtategi komunikasi apa yang akan bapak kembangkan kedepan ?
Jawab (J)
memberikan laporan triwulan, tahunan, dan setiap kegiatan diusahakan
salah seorang muzakki ikut 111enyaksikan
Narasumber
Pewawancara
.
( Budi Mulyana)
~
~din)
..!' Laporan penerimaan dan penyaluran Infaq/sodakoh.
Tanya (T)
Apakah ada tempat dan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan
para muzakki?
Jawab (J) : Tidak ada
Tanya (T) : Untuk berkomunikasi dengan para muzakki, apakah bapak memiliki
'·
strategi khusus ?
Jawab (J) : Tidak ada strategi khusus, kami komunikasi dengan Muzaki baik
secara langsung (bertatap muka) maupun melalui sarana komunikasi
lainya (telepon~ leaflet, undangan, proposal, atau program kerja).
Tanya (T) : Apakah ada kebijakan yang mengatur secara khusus tentang strategi
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J) : Tidak ada kebijakan khusus yang mengatur komunikasi antara amil
danMuzaki
Tanya (T) : Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam
penggalangan zakat
profesi?
Jawab (J) : Kebijakan yang mengatur dalam penggalangan zakat profesi adalah
dengan dikeluarkanya Surat Keputusan General Manager PT PLN
(Persero) P3B Jawa Bali tahun 2006 yang berisi himbauan kepada
seluruh.pegawai yang beragama islam untuk memberikan 2,5% dari
penghasilan yang diterima untuk disampaikan kepada Lembaga Amil
Zakat PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali dan dipotong setiap bulan.
Tanya (T) : Media
komunikasi
apa
yang ,digunakan
oleh
Amil
untuk
berkomunikasi dengan para muzakki ?
Jawab (J) : Buletin tentan kegiatan LAZ dan laporan keuangan serta Intranet
Website dengan alamat http://: 10.6. l.50/-Iazp3b/index.php.
Tanya (T)
Secara struktural, siapa yang bertanggung jawab terhadap proses
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J) : Devisi peghimpunan dan pemberdayaan karena bertanggung jawab
dalam bidang pengumpulan dana zakat, perencanaan program LAZ
jaiigka panjang dan pembinaan muzakki serta sosialisasi LAZ yang
berkesinambungan kepada seluruh pegawai yang beragama islam agar
kesadaran atas kewajiban berzakat betul-betul bisa dimengerti,
diterima dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh para pegawai.
Tanya (T) : Menurut bapak, apakah strategi komunikasi antara Amil dengan para
muzakki sudah berjalan dengan baik ?
Jawab (J) : Belum berjalan baik, perlu ditingkatkan lagi agar lebih optimal.
Tanya (T) : Hambatan apa yang dihadapi oleh Amil untuk berkomunikasi dengan
muzakki?
Jawab (J) : Hambatan yang ada : Keluhan atau ketidakpuasan muzakki terhadap
kinerja Pengurus LAZ PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali belum dapat
dikomunikasikan dengan baik/ belum memenuhi sasaran.
Tanya (T)
Srtategi komunikasi apa yang f!kan bapak kembangkan kedepan?
Jawab (J)
Strategi komunikasi yang pedu dikembangkan kedepan antara lain :
,/ Menerbitkan Buletin secara berkala (Bulanan/Triwulanan) untuk
disampaikan kepada para muzakki dan Manajemen PT PLN
(Persero) P3B Jawa Bali.
,/ Meningkatkan dan memperbaiki website LAZ yang ada saat ini
agar lebih komunikatif dan banyak diakses para muzakki maupun
pengunjung yang lain (Muzakki Region-region).
/ Bisa tatap muka langsung (Pertemuan antara muzaki dengan
pengurus LAZ) dalam satu kesempatan sehingga bisa
mendapatkan banyak masukan/kritikan untuk perbaikan kinerja
LAZ dimasa yang akan datang.
Narasumber
Pewawancara
~__)~
/
( Nurdin )
.
WAWANCARA TERSTRUKTUR
NaraSumber :
: Girl Triono
· Nama
Jab atan
: Ketua Divisi Humas & TI
Tempat & waktu
: PLN P3B JB 15.00
Hari & tanggal
: Jum'at, 1 Agustus 2008
Hasil wawancara
Tanya (T) : Sudah berapa lama bapak meqjabat sebagai Ketua Divisi Humas & TI
LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali?
Jawab (J) : sejak tahun 2007
Tanya (T) : Untuk periode kapan ?
Jawab (J) : 2007 - 2009
Tanya (T) : Menurut bapak, apakah perlu berkomunikasi dengan para muzakki ?
Jawab (J) : komunikasi sangat diperlukan dengan para muzaki. Tujuannnya untuk
menarik masukan dari para pemberi zakat terhadap program kerja
yang telah dilakukan LAZ. Sampai saat ini sangat jarang sekali para
pengurus
melakukannya.
Jika ..diperlukan
Tujuannya, sekali lagi. Untuk
kepada para mustahik
peningkat~n
dilakukan
angket.
mutu penyaluran zakat
Tanya (T) : Bagaimana caranya bapak melakukan berkomunikasi dengan para
muzakki?
Jawab (J)
Komunikasi dapat dilakukan secara informal, mailing list atau
menggunakan media teknologi informasi. LAZ dapat membuat web
site tentang aktivitas yang telah dilakukan.
Tanya (T) : Apakah ada tempat dan waktu khusus udtuk berkomunikasi dengan
para muzakki?
J awab (J) : Hingga saat ini belum, tetapi sebaiknya <lisediakan waktu.
Tanya (T) : Untuk berkomunikasi dengan para muzakki, apakah bapak memiliki
strategi khusus ?
J awab (J)
Strategi khusus secara pesifik tidak ada.
Komunikasi sekarang ini
dilakukan secara infomral dan media publikasi seperti brosur atau web
site. Itu pun kami rasakan belum optimal
Tanya (T) : Apakah ada kebijakan yang mengatur secara khusus tentang strategi
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J)
Sebaiknya iya.
Para amilin saat ini hanya melakukannya paling
banyak satu kali dalam setahun. Itupun saat evaluasi program kerja.
Sudah saatnya dilakukan lebih intensif. Sekali lagi manfaatkan media
teknologi informasi yang dimiliki PLN P3B JB.
informasi juga cepat sampai ke para muzakki
Selain murah,
'·
Tanya (T) : Apakah ada kebijakan yang mengatur dalam
penggalangan zakat
profesi?
Jawab (J) : DI PLN P3B JB sudah mempunyai kebijakan tersendiri yang mengatur
penggalangan zakat profesi.
Ini sangat membantu Pengurus LAZ
dalam penggalangan dana.
Kerjasama dengan kedinasan akan
Seperti dengan melakukan
memperlancar penggala:ngan dana.
pemotongan secara otomatis terhadap penghasilan pegawai (take home
pay).
Tanya (T) : Media
komunikasi
apa
yang
digunakan
oleh
Amil
untuk
berkomunikasi dengan para muzakki ?
Jawab (J) : Ada tida media yang digunakan. Komunikasi langsung yang bersifat
informal, brosur (selebaran), buletin (tiga bulanan) dan web site
(internet).
Tanya (T) : Secara struktural, siapa yang bertanggung jawab terhadap proses.
komunikasi antara Amil dengan muzakki ?
Jawab (J) : Ketua Divisi Humas dan Teknologi Informasi
Tanya (T) : Menurut bapak, apakah strategi komunikasi antara Amil dengan para
muzakki sudal1 berjalan dengan baik?
Jawab (J) : Sudah dan perlu ditingkat terns kuantitasnya.
Tanya (T) : Hambatan apa yang dihadapi oleh Amil: untuk berkomunikasi dengan
muzakki?
Jawab (J) : Tatap muka dan biaya.
Amil
mengalami kesulitan untuk
mengumpulkan seluruh muzaki dalam suatu moment dan untuk
··.
publikasi (media cetak) biayanya tidak sedikit.
Tanya (T) : Srtategi komunikasi apa yang akan bapak kembangkan kedepan?
Jawab (J) : Mengoptimalkan seluruh potensi media komunikasi yang ada.
Narasumber
Pewawancara
,,,k~
( Giri Triono )
/
(Nurdin)
Download