BAB IV PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Analisa dan Pembahasan
Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social
responsibility-nya berdasarkan indikator GRI 3.1. Penelitian ini menggunakan purposive
sampling dalam memilih sampel penelitian dengan kriteria pemilihan objek penelitian
sebagai berikut :
1. Merupakan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI dan ASX.
2. Merupakan perusahaan pertambangan yang melaksanakan CSR dan membuat
laporan tahunan dan atau laporan berkesinambungan dan atau informasi lainnya.
Alasan penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini adalah karena tidak
semua perusahaan pertambangan barubara yang terdaftar di Bursa efek menerbitkan
laporan tahunan dan atau laporan berkesinambungan atau informasi lainnya. Sampel
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
56
Tabel 4.1
Populasi Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia
No Code
1 ADRO
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama Perusahaan
Annual Report
Sustainability Report
Adaro Energy Tbk
2010
2010
2009
2008
Borneo Lumbung
BORN Energi & Metal Tbk
2010
Berau Coal Energy
BRAU Tbk
2010
BUMI Bumi Resources Tbk
2010
2009
2008
BYAN Bayan Resources Tbk
2010
2009
2008
DEWA Darma Henwa Tbk
2010
2009
2008
Delta Dunia Makmur
DOID Tbk
2010
2009
Garda Tujuh Buana
GTBO Tbk
2010
HRUM Harum Energy Tbk
2010
Indo Tambangraya
ITMG Megah Tbk
2010
2009
2008
Resources Alam
KKGI Indonesia Tbk
2009
2008
Perdana Karya Perkasa
PKPK Tbk
2010
Tambang Batubara
PTBA Bukit Asam Tbk
2010
2009
2008 2010
2009 2008
PTRO Petrosea Tbk
2010
ARII
Atlas Resources Tbk
ATPK ATPK Resources Tbk
2010
2009
2008
Golden Energy Mines
GEMS Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Website Perusahaan.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 14 perusahaan yang memenuhi
kriteria penelitian dan perusahaan yang terpilih diambil dari tahun 2010 karena memiliki
jumlah pelaporan data yang terbanyak.
Berdasarkan kriteria sampel, maka terpilih sampel sebagai berikut:
57
Tabel 4.2
Sampel Terpilih Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia
No Code
1 ADRO
2 ATPK
Nama Perusahaan
Adaro Energy Tbk
ATPK Resources Tbk
3 BYAN
4 BRAU
Bayan Resources Tbk
Berau Coal Energy Tbk
Borneo Lumbung Energi & Metal
5 BORN Tbk
6 BUMI Bumi Resources Tbk
7 DEWA Darma Henwa Tbk
8 DOID
Delta Dunia Makmur Tbk
9
10
11
12
GTBO
HRUM
ITMG
PKPK
Garda Tujuh Buana Tbk
Harum Energy Tbk
Indo Tambangraya Megah Tbk
Perdana Karya Perkasa Tbk
13 PTRO Petrosea Tbk
14 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Sumber : Hasil pengolahan data
Data perusahaan diurutkan berdasarkan nama perusahaan.
58
Tabel 4. 3
Populasi Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara Australia
Number Code
Sustainability
reports
Company Name
ASX
Coal & Allied
1 CNA Industries
2010 2009 2008 2010 2009
2 NHC New Hope
2010 2009 2008
3 RIV
Riversdale Mining
2010 2009 2008
4 AQA Aquila Resources
2010 2009 2008
5 MCC Macarthur Coal
2010 2009 2008
6 WHC Whitehaven Coal
2010 2009 2008
7 AZT Aston Resources
2010
8 GCL Glocester Coal
2010 2009 2008
9 CPL Coalspur Mines
2010 2009 2008
10 BND Bandanna Energy
2010 2009
11 CZA Coal of Africa
2010 2009 2008
Gujarat NRE Coking
12 GNM Coal
2010 2009 2008
13 COK Cockatoo Coal
2010 2009 2008
14 HUN Hunnu Coal
15 EQX Equatorial Resources
2010
2008
16 PRC Pike River Coal
2010 2009 2008
17 RES Resource Generation
2010 2009 2008
18 NEC Northern Energy
2010 2009 2008
19 NCR Nucoal Resources
2009
Blackgold
International
20 BGG Holdings
21 KRL Kangaroo Resources
2010 2009
22 CLR Carabella Resources
23 CCC Continental Coal
2010 2009 2008
24 CWK Coalworks
2010 2009 2008
25 SMR Stanmore Coal
2010 2009
26 REY Rey Resources
2010 2009 2008
Sumber : Australian Stock Exchange (ASX) dan website perusahaan
2008
59
Dari table tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 22 perusahaan yang memenuhi
kriteria penelitian.
Berdasarkan kriteria sampel, maka terpilih sampel sebagai berikut :
Tabel 4.4
Sampel Terpilih Perusahaan Pertambangan Batubara Australia
Number
1
2
3
Code
AQA
AZT
BND
Company Name
Aquila Resources
Aston Resources
Bandanna Energy
4
5
6
7
CNA
CZA
CPL
CWK
Coal & Allied Industries
Coal of Africa
Coalspur Mines
Coalworks
8
9
10
11
COK
CCC
EQX
GCL
Cockatoo Coal
Continental Coal
Equatorial Resources
Glocester Coal
12
13
14
15
GNM
KRL
MCC
NHC
Gujarat NRE Coking Coal
Kangaroo Resources
Macarthur Coal
New Hope
16
17
18
19
20
NEC
PRC
RES
REY
RIV
Northern Energy
Pike River Coal
Resource Generation
Rey Resources
Riversdale Mining
21 SMR
Stanmore Coal
22 WHC
Whitehaven Coal
Sumber : Hasil pengolahan data
Data perusahaan diurutkan berdasarkan nama perusahaan.
60
Dari sampel yang telah ditentukan sebelumnya, didapatkan data-data dan
informasi-informasi yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi baru. Datadata yang diperoleh diolah dengan content analysis yang pengolahan datanya didasarkan
pada 84 indikator GRI 3.1 yang menjadi variabelnya. Dalam content analysis ini
digunakan intensity score sebagai tehnik analisisnya. Intensity score adalah pemberian
nilai pada variabel yang diteliti berdasarkan jumlah intensitas atau frekuensi munculnya
variabel dalam data pengungkapan. Intensity score terdiri dari 5 poin Likert Scale
sebagai berikut :
0 = Tidak ada pengungkapan variabel.
1= Variabel disebutkan tetapi hanya sebagai referensi untuk dokumen atau pernyataan
lain.
2 = Variabel disebutkan secara singkat dengan sedikit atau tanpa rincian.
3 = Terdapat pembahasan tentang variabel dengan beberapa detil tetapi tidak mendalam.
4 = Pembahasan rinci mengenai variabel.
IV.1.1 Information Burst
Information burst merupakan suatu dokumen tunggal yang berdiri sendiri, seperti
laporan berkesinambungan atau unit teks homogen, misalnya lembaran informasi produk
yang diberikan pada produk. Pada tabel 4.5 dapat dilihat data information burst yang
diperoleh dari dua kategori format laporan utama yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu, CSR report dan mandatory filling. Untuk format CSR report, information burst
yang didapat berasal dari CSR report itu sendiri yang berjumlah 3 information burst atau
61
8% dari total persentase keseluruhan 39 information burst. Sedangkan untuk Mandatory
Filling, dokumen dalam pengisian wajib yang dipakai adalah annual report. Dari Annual
report tersebut di peroleh jumlah 36 information burst atau 92% dari total persentase
information burst yang ada dari total 39 information burst yang ada. Untuk lebih jelas,
dapat melihat gambar 4.1 yang menggambarkan persentase information burst yang ada.
Data yang ditunjukkan oleh tabel 4.5 merupakan total information burst gabungan dari
information burst yang diperoleh di Indonesia dan Australia.
Tabel 4.5
Information Burst Gabungan
Kategori Format
CSR Report
Mandatory
Filling
Information Burst
CSR Report
Frekuensi Persentase
3
8%
Annual report
36
92%
Total
39
100%
Sumber : Hasil pengolahan data
62
Gambar 4.1
Information Burst Gabungan
Information Burst
CSR Report
8%
Annual report
92%
Sumber : Hasil Pengolahan data
Untuk information burst per negara, yaitu Indonesia dan Australia, didapat
informasi sebagai berikut; information burst CSR report Indonesia sebanyak dua buah
atau 12,5% dan annual report sebanyak 14 atau 87,5% dari total 16 information burst di
Indonesia, kemudian information burst CSR report Australia sebanyak satu buah atau
4% dan annual report sebanyak 22 atau 96% dari total 23 information burst di Australia.
63
Tabel 4.6
Information Burst Indonesia
Kategori Format
CSR Report
Mandatory
Filling
Information Burst
CSR Report
Frekuensi
2
Persen
12.5%
Annual report
14
87.5%
Total
16
100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
Tabel 4.7
Information Burst Australia
Kategori Format
CSR Report
Mandatory
Filling
InformationBurst
CSR Report
Frekuensi
1
Persen
4%
Annual report
22
96%
Total
23
100%
Sumber : Hasil pengolahan data
IV.1.2 Intensity Score
Dalam pembahasan ini, poin utama yang ingin disampaikan adalah tingkat
intensitas dari data atau informasi yang disampaikan atau diungkapkan dari dokumendokumen yang dimiliki perusahaan mengenai pengungkapan CSR-nya. Tingkat
intensitas ini dikategorikan menjadi 5 tingkatan yaitu; 0 = Tidak ada pengungkapan
variabel, 1= Variabel disebutkan tetapi hanya sebagai referensi untuk dokumen atau
64
pernyataan lain, 2 = Variabel disebutkan secara singkat dengan sedikit atau tanpa
rincian, 3 = Terdapat pembahasan tentang variabel dengan beberapa detil tetapi tidak
mendalam dan 4 = Pembahasan rinci mengenai variabel. Intensity score ini diberikan
kepada setiap pengungkapan dengan berdasarkan informasi yang diberikan. Dengan
memberikan Intensity score ini, kita dapat mengetahui banyaknya intensitas informasi
yang diberikan perusahaan melalui pengungkapannya. Kita dapat mengetahui
pentingnya informasi-informasi yang diberikan beserta kelengkapannya. Tahapan dalam
pengungkapan berdasarkan Intensity score adalah sebagai berikut; pertama-tama
dilakukan pengecekan data apakah terdapat informasi mengenai CSR berdasarkan
kategori pengungkapan yang ada, kemudian di berikan Intensity score berdasarkan
intensitas informasi yang ada. Setelah itu, jumlah frekuensi pengungkapan diurutkan
berdasarkan kategori pengungkapan dan di kalikan dengan Intensity score yang
diberikan. Hasil perkalian kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total Intensity
score berdasarkan kategori pengungkapan.
Tabel 4.8
Intensity Score
Kategori Pengungkapan
Kinerja Ekonomi
Kinerja Lingkungan
Praktek Tenaga Kerja dan
Pekerjaan yang Layak
Hak Asasi Manusia
Masyarakat dan Sosial
Tanggung jawab Produk
Indonesia
Frekuensi
intensity
score
144
203
480
363
240
299
176
298
128
151
144
119
Sumber : Hasil pengolahan data
Australia
Frekuensi
intensity
score
207
338
690
275
345
297
253
230
207
168
83
111
65
Tabel pengungkapan CSR perusahaan Indonesia dapat dilihat pada lampiran LA s/d LE.
Tabel pengungkapan CSR perusahaan Australia dapat dilihat pada lampiran LF s/d LM.
Penghitungan nilai Intensity Score perusahaan Indonesia dapat dilihat pada lampiran LN.
Penghitungan nilai Intensity Score perusahaan Australia dapat dilihat pada lampiran LO.
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jumlah Frekuensi tidak mempengaruhi
jumlah intensity score seperti yang dilihat pada Frekuensi kinerja lingkungan dengan
total terbanyak namun intensity scorenya tidak sebanyak Frekuensinya yang berarti
information burstnya tidak memberikan data yang rinci.
Tabel 4.9
Frekuensi Pengungkapan Berdasarkan Kategori Format Data di Indonesia
Kategori
Pengungkapan
Kinerja Ekonomi
Kinerja Lingkungan
Praktek Tenaga Kerja
dan Pekerjaan yang
Layak
Hak Asasi Manusia
Masyarakat dan Sosial
Tanggung jawab
Produk
Annual
Report
126
420
%
87.5%
87.5%
Sustainability
Report
18
60
%
12.5%
12.5%
total
144
480
212
158
116
88.3%
89.8%
90.6%
28
18
12
11.7%
10.2%
9.4%
240
176
128
126
87.5%
18
Sumber : Hasil pengolahan data
12.5%
144
66
Tabel 4.10
Frekuensi Pengungkapan Berdasarkan Kategori Format Data di Australia
Kategori
Pengungkapan
Kinerja Ekonomi
Kinerja Lingkungan
Praktek Tenaga Kerja
dan Pekerjaan yang
Layak
Hak Asasi Manusia
Masyarakat dan Sosial
Tanggung jawab
Produk
Annual
Report
198
670
%
95.7%
97.1%
Sustainability
Report
9
20
%
4.3%
2.9%
total
207
690
332
249
225
96.2%
98.4%
97.8%
13
4
5
3.8%
1.6%
2.2%
345
253
230
202
97.6%
5
Sumber : Hasil pengolahan data
2.4%
207
Dari tabel 4.9 dan 4.10 dapat dilihat bahwa pengungkapan yang diperoleh dari
annual report persentasenya lebih besar dari sustainability report, hal ini dikarenakan
sedikitnya jumlah perusahaan yang melakukan dan mengungkapkan CSR-nya dalam
bentuk sustainability Report. Untuk persentase pengungkapan di Indonesia, indikator
utama masyarakat dan sosial memiliki persentase paling tinggi yaitu 90,6% atau
sebanyak 116 pengungkapan dari total 128 pengungkapan. Di Australia indikator utama
yang memiliki persentase tertinggi adalah hak asasi manusia dengan total 249
pengungkapan dari total 253 pengungkapan atau sebesar 98.4%.
IV.1.3 Frekuensi Pengungkapan CSR
Dalam pembahasan ini akan diungkapkan frekuensi pengungkapan CSR
berdasarkan kategori enam indikator utama GRI yaitu kinerja ekonomi, kinerja
lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi manusia,
masyarakat dan sosial, dan yang terakhir adalah tanggung jawab produk. Dari
67
information burst sebelumnya dilakukan pemeriksaan atas pengungkapan yang ada per
perusahaan atas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan berdasarkan Indikator
GRI. Indikator GRI yang digunakan adalah GRI 3.1 yang berjumlah delapan puluh
empat indikator. Setiap pengungkapan perusahaan terhadap indikator tersebut diberi
nilai 1 untuk informasi yang tersedia. Kemudian hasil nilai dijumlahkan berdasarkan
enam indikator utama dan total keseluruhan. Total keseluruhan kemudian dibagi dengan
total jumlah indikator yaitu sebanyak delapan puluh empat, kemudian dikali 100% untuk
mendapatkan persentase pengungkapan. Selain hal tersebut, dilakukan pula penjumlahan
total per enam indikator utama untuk mendapatkan frekuensi pengungkapan berdasarkan
indikator utama untuk total keseluruhan pengungkapan per negara. Berikut disajikan
tabel-tabel pengungkapan.
Tabel 4.11
Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI
Indonesia
Kategori Pengungkapan
Frekuensi Persen
Kinerja Ekonomi
54 14.2%
Kinerja Lingkungan
101 26.5%
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang
Layak
89 23.4%
Hak Asasi Manusia
64 16.8%
Masyarakat dan Sosial
40 10.5%
Tanggung jawab Produk
33
8.7%
Total
381 100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
68
Tabel 4.12
Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI
Australia
Kategori Pengungkapan
Frekuensi Persen
Kinerja Ekonomi
89
24.1%
Kinerja Lingkungan
80
21.6%
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang
Layak
90
24.3%
Hak Asasi Manusia
54
14.6%
Masyarakat dan Sosial
24
6.5%
Tanggung jawab Produk
33
8.9%
Total
370
100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
Dengan melakukan penghitungan pada frekuensi pelaporan, kita dapat
mengetahui tingkat popularitas pelaporan setiap kategori, misalnya untuk kategori
kinerja lingkungan, pada pengungkapan di Indonesia, frekuensi yang diperoleh adalah
sebanyak 101 atau sebesar 26.5% dari total seluruh pengungkapan. Sedangkan untuk
tanggung jawab produk hanya sebanyak 33 atau sebesar 8.7% dari total pengungkapan.
Hal ini memberikan informasi bahwa indikator yang menjadi favorit untuk dilaporkan di
Indonesia adalah indikator kinerja lingkungan, sedangkan indikator yang kurang
difavoritkan adalah tanggung jawab produk.
Berbeda dengan di Indonesia, pengungkapan di Australia lebih tidak fluktuatif.
Terdapat dua indikator yang menjadi favorit pelaporan yaitu kinerja ekonomi dengan
total persentase 24.1% dan praktek tenaga kerja yang layak sebesar 24. 3%. Sedangkan
untuk indikator yang paling tidak di favoritkan adalah Masyarakat sosial, yaitu sebesar
6.5%.
69
Untuk mempermudah pembaca, disajikan gambar 4.2 yang menggambarkan persentase
frekuensi pengungkapan CSR berdasarkan enam indikator utama GRI 3.1.
Gambar 4.2
Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI
Frekuensi Pengungkapan
120
100
80
60
Australia
40
Indonesia
20
0
Kinerja
Kinerja
Ekonomi Lingkungan
Praktek
Hak Asasi Masyarakat Tanggung
Tenaga
Manusia dan Sosial
jawab
Kerja dan
Produk
Pekerjaan
yang Layak
Sumber : Hasil pengolahan data
Pada perhitungan berikutnya, yaitu perhitungan persentase pengungkapan
berdasarkan GRI 3.1 untuk per perusahaan, didapatkan hasil bahwa di Indonesia terdapat
dua perusahaan yang melakukan pengungkapan lengkap yang mendekati sempurna
terhadap pengungkapan GRI. Kedua perusahaan tersebut adalah Adaro Energy Tbk dan
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dengan persentase sama yaitu sebesar 95.2%.
70
Sedangkan untuk Australia, yang pengungkapannya paling banyak adalah Coal & Allied
Industries dengan persentase sebesar 66.7%.
Untuk mendapatkan hasil persentase pengungkapan perusahaan berdasarkan GRI
3.1, pertama-tama adalah dengan menjumlahkan total pengungkapan per perusahaan.
Dari total pengungkapan tersebut kemudian dibagi dengan total jumlah pengungkapan
yang ada, dalam hal ini jumlah pengungkapan adalah 84. Hasil bagi kemudian dikali
dengan 100% untuk mendapatkan persentase per perusahaan.
Tabel 4.13
Persentase Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI pada Perusahaan-Perusahaan
Indonesia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Code
ADRO
ATPK
BYAN
BRAU
Total
Total
Pengungkapan Persentase
80
95.2%
15
17.9%
27
32.1%
19
22.6%
Nama Perusahaan
Adaro Energy Tbk
ATPK Resources Tbk
Bayan Resources Tbk
Berau Coal Energy Tbk
Borneo Lumbung Energi &
BORN Metal Tbk
19
BUMI Bumi Resources Tbk
27
DEWA Darma Henwa Tbk
20
DOID
Delta Dunia Makmur Tbk
13
GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
15
HRUM Harum Energy Tbk
12
Indo Tambangraya Megah
ITMG Tbk
18
PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
15
PTRO Petrosea Tbk
21
Tambang Batubara Bukit
PTBA Asam Tbk
80
Sumber : Hasil pengolahan data
22.6%
32.1%
23.8%
15.5%
17.9%
14.3%
21.4%
17.9%
25.0%
95.2%
71
Total persentase pengungkapan tersedikit di Indonesia di miliki oleh Delta Dunia
Makmur Tbk dengan total 15.5%
Tabel 4.14
Persentase Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI pada Perusahaan-Perusahaan
Australia
N0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Code
AQA
AZT
BND
CNA
CZA
CPL
CWK
COK
CCC
EQX
GCL
GNM
KRL
MCC
NHC
NEC
PRC
RES
REY
RIV
SMR
WHC
Total
Total
Company Name
Pengungkapan Persentase
Aquila Resources
16
19.0%
Aston Resources
6
7.1%
Bandanna Energy
10
11.9%
Coal & Allied Industries
56
66.7%
Coal of Africa
22
26.2%
Coalspur Mines
10
11.9%
Coalworks
10
11.9%
Cockatoo Coal
9
10.7%
Continental Coal
6
7.1%
Equatorial Resources
10
11.9%
Glocester Coal
17
20.2%
Gujarat NRE Coking Coal
10
11.9%
Kangaroo Resources
9
10.7%
Macarthur Coal
33
39.3%
New Hope
13
15.5%
Northern Energy
30
35.7%
Pike River Coal
32
38.1%
Resource Generation
4
4.8%
Rey Resources
4
4.8%
Riversdale Mining
33
39.3%
Stanmore Coal
10
11.9%
Whitehaven Coal
19
22.6%
Sumber : Hasil pengolahan data
72
Total persentase pengungkapan tersedikit di Australia dimiliki oleh Resource Generation
dan Rey Resources dengan total persetase 4.8% setiap perusahaan.
Gambar 4.3
Presentase Pengungkapan Indonesia Berdasarkan GRI
Indonesia
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
persentase
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari gambar 4.3 dan 4.4 dapat dilihat persentase pengungkapan CSR perusahaan
berdasarkan GRI 3.1 dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel 4. 13 dan 4.14.
Dapat diketahui dari hasil perhitungan tersebut bahwa pengungkapan di Indonesia lebih
mendekati GRI 3.1 dibandingkan dengan di Australia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
persentase paling tinggi di kedua negara yaitu indonesia dengan 95.2% sedangkan di
Australia dengan 66.7%.
73
Gambar 4.4
Presentase Pengungkapan Australia Berdasarkan GRI
Australia
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
persentase
30.0%
20.0%
10.0%
AQA
AZT
BND
CAN
CZA
CPL
CWK
COK
CCC
EQX
GCL
GNM
KRL
MCC
NHC
NEC
PRC
RES
REY
RIV
SMR
WHC
0.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
Berikutnya disajikan tabel data untuk pengungkapan CSR per 84 indikator GRI
di Indonesia dan Australia. Pengungkapan adalah penjumlahan skor total dari 14
perusahaan yang ada per indikator yang berjumlah 84. Nilai max disini adalah jumlah
maksimal total skor per indikator. Untuk di Indonesia, jumlahnya adalah 14 karena total
jumlah adalah 14. Sedangkan untuk di Australia adalah 22 karena jumlah perusahaan di
Australia berjumlah 22. Kemudian, skor disini adalah jumlah pengungkapan yang ada
dari keseluruhan penjumlahan dari pengungkapan perusahaan. Dari skor tersebut, dibagi
dengan nilai max untuk menghasilkan persentase per indikator.
74
Tabel 4.15
Pengungkapan CSR Menurut 84 Indikator GRI di Indonesia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Indikator
Kinerja
Ekonomi
Aspek
Kode
Kinerja Ekonomi
Keberadaan pasar
Akibat Tidak Langsung
Kinerja
Lingkungan
Material
Energi
Air
Biodiversitas
(Keanekaragaman Hayati)
Emisi, Efluen dan Limbah
Produk dan Jasa
%
EC1
Nilai Skor
Max
14
14
EC2
EC3
EC4
EC5
EC6
EC7
EC8
EC9
EN1
14
14
14
14
14
14
14
14
14
2
11
12
2
2
6
2
3
14
14.3%
78.6%
85.7%
14.3%
14.3%
42.9%
14.3%
21.4%
100.0%
EN2
EN3
EN4
EN5
EN6
EN7
EN8
EN9
EN10
EN11
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
2
2
2
2
2
5
2
2
2
100.0%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
35.7%
14.3%
14.3%
14.3%
EN12
EN13
EN14
EN15
EN16
EN17
EN18
EN19
EN20
EN21
EN22
EN23
EN24
EN25
EN26
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
2
4
10
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
14.3%
28.6%
71.4%
14.3%
21.4%
14.3%
21.4%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
14.3%
100.0%
75
No
36
37
38
39
40
Indikator
Praktek
Tenaga Kerja
dan
Pekerjaan
yang Layak
41
42
43
44
Pelatihan dan Pendidikan
54
60
61
62
63
64
65
Kepatuhan
Pengangkutan/Transportasi
Menyeluruh
Pekerjaan
Kesehatan dan
Keselamatan Jabatan
47
48
49
50
51
52
53
56
57
58
59
Kode
Tenaga kerja/
Hubungan Manajemen
45
46
55
Aspek
Hak Asasi
Manusia
Keberagaman dan
Kesempatan setara
Remunerasi setara untuk
wanita dan pria
Praktek Investasi dan
Pengadaan
Non diskriminasi
Kebebasan Berserikat dan
Berunding Bersama
Berkumpul
Pekerja Anak
Kerja Paksa dan Kerja
Tertib
Praktek/Tindakan
Pengamanan
Hak Penduduk Asli
Penilaian
Remediasi
Skor
%
EN27
EN28
EN29
EN30
LA1
Nilai
Max
14
14
14
14
14
2
4
2
2
4
14.3%
28.6%
14.3%
14.3%
28.6%
LA2
LA3
LA15
LA4
14
14
14
14
2
13
0
12
14.3%
92.9%
0.0%
85.7%
LA5
LA6
14
14
2
2
14.3%
14.3%
LA7
LA8
LA9
LA10
LA11
LA12
LA13
14
14
14
14
14
14
14
8
5
11
2
13
2
11
57.1%
35.7%
78.6%
14.3%
14.3%
78.6%
LA14 14
2
14.3%
HR1
14
13
92.9%
HR2
HR3
HR4
HR5
14
14
14
14
13
12
2
2
92.9%
85.7%
14.3%
14.3%
HR6
HR7
14
14
2
2
14.3%
14.3%
HR8
14
2
14.3%
2
14
0
14.3%
100.0%
0.0%
HR9 14
HR10 14
HR11 14
76
No
Indikator
Aspek
66
Masyarakat/
Sosial
Komunitas lokal
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Korupsi
Kebijakan Publik
Tanggung
Jawab
Produk
Kelakuan Tidak Bersaing
Kepatuhan
Kesehatan dan
Keselamatan Pelanggan
Pemasangan Label bagi
Produk dan Jasa
Komunikasi Pemasaran
Kode
%
SO1
Nilai Skor
Max
14
14
SO9
SO10
SO2
SO3
SO4
SO5
SO6
SO7
SO8
PR1
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
2
0
2
4
2
2
2
6
6
4
14.3%
0.0%
14.3%
28.6%
14.3%
14.3%
14.3%
42.9%
42.9%
28.6%
PR2
PR3
14
14
2
2
14.3%
14.3%
PR4
PR5
PR6
PR7
PR8
14
14
14
14
14
2
14
2
2
2
14.3%
100.0%
14.3%
14.3%
14.3%
3
21.4%
Keleluasaan Pribadi
Pelanggan
Kepatuhan
PR9
14
Sumber : Hasil Pengolahan data
100.0%
Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa untuk indikator utama kinerja ekonomi,
indikator EC1 dari aspek kinerja ekonomi merupakan indikator dengan jumlah
pengungkapan terbanyak yaitu sebanyak 14 pengungkapan atau 100% dari total
pengungkapan yang ada. Indikator EC1 membahas mengenai perolehan distribusi
ekonomi langsung meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi dan
investasi untuk komunitas lainnya. Sedangkan untuk jumlah pengungkapan yang
tersedikit adalah sebanyak 2 pengungkapan atau sebesar 14.3% dari total pengungkapan
yang ada. Indikator-indikator dengan pengungkapan tersedikit yaitu EC2, EC5, EC6 dan
EC8. EC2 membahas mengenai implikasi finansial akibat perubahan iklim, EC5
77
membahas mengenai Rentang rasio upah terendah berdasarkan jenis kelamin, EC6
membahas mengenai kebijakan pengeluaran untuk pemasok lokal dan EC8 membahas
mengenai dampak pembangunan infrastruktur kepada publik.
Untuk indikator utama kinerja lingkungan, aspek material merupakan aspek
dengan pengungkapan terbanyak. Kedua indikatornya, EN1 dan EN2 memberikan
informasi bahwa pengungkapan yang dilakukan sebesar 100% dari total pengungkapan.
EN1 dan EN2 membahas mengenai penggunaan bahan untuk produksi perusahan. Untuk
pengungkapan yang tersedikit, dalam kinerja lingkungan ini, terdapat 4 aspek yang
secara keseluruhan menunjukan informasi tersedikit yaitu sebanyak 2 pengungkapan
atau 14.3% dari total pengungkapan. Ke empat aspek tersebut adalah energi, produk dan
jasa, pengangkutan/transportasi dan menyeluruh. Aspek energi membahas mengenai
penggunaan energi dan inisiatif pengurangan pemakaian energi yang digunakan
perusahaan untuk beroperasi. Aspek produk dan jasa membahas mengenai inisiatif
pengurangan dampak lingkungan yang ditimbulkan produk dan jasa perusahaan. Aspek
pengangkutan/transportasi membahas mengenai dampak signifikan atas pemindahan
produk dan jasa perusahaan. Aspek menyeluruh membahas mengenai jumlah
pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenisnya.
Dalam indikator utama praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, aspek
pekerjaan memegang posisi tertinggi dan terendah dalam pengungkapannya. Terdapat
pengungkapan sebesar 92.9% untuk LA3 dan 0.0% untuk LA15. LA3 membahas
mengenai manfaat yang disediakan bagi karyawan sedangkan LA15 membahas
mengenai tarif retensi setelah cuti orang tua berdasarkan jenis kelamin. Retensi disini
78
maksudnya adalah penahanan atas pembayaran gaji hingga pemenuhan kondisi dalam
kontrak telah terpenuhi.
Dalam indikator utama hak asasi manusia, aspek penilaian dengan indikator
HR10 merupakan indikator dengan pengungkapan tertinggi yaitu 100.0% dari total
pengungkapan, indikator ini membahas mengenai jumlah operasi perusahaan yang telah
sesuai dengan hak asasi manusia. Untuk indikator terendah dipegang oleh aspek
remediasi yaitu indikator HR11. Indikator HR11 membahas mengenai jumlah keluhan
mengenai hak asasi manusia yang diajukan dengan proses formal.
Untuk indikator utama masyarakat dan sosial, aspek komunitas lokal dengan
indikator SO1 yang membahas mengenai operasi perusahaan yang melibatkan
komunitas lokal menduduki peringkat tertinggi dengan 100.0% pengungkapan.
Sedangkan pengungkapan terendah dimiliki oleh SO10. Indikator SO10 membahas
tentang pencegahan atas implementasi dari operasi perusahaan yang berpotensi negatif
terhadap komunitas lokal. Indikator utama terakhir adalah tanggung jawab produk.
Indikator PR5 dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas
mengenai praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan menduduki posisi
tertinggi pengungkapan yaitu sebesar 100.0% .
79
Tabel 4.16
Pengungkapan CSR Menurut 84 Indikator GRI di Australia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Indikator
Kinerja
Ekonomi
Aspek
Kode
Kinerja Ekonomi
Keberadaan pasar
Akibat Tidak Langsung
Kinerja
Lingkungan
Material
Energi
Air
Biodiversitas
(Keanekaragaman Hayati)
Emisi, Efluen dan Limbah
Produk dan Jasa
%
EC1
Nilai Skor
Max
22
22
EC2
EC3
EC4
EC5
EC6
EC7
EC8
EC9
EN1
22
22
22
22
22
22
22
22
22
2
22
6
14
4
6
7
6
13
9.1%
100.0%
27.3%
63.6%
18.2%
27.3%
31.8%
27.3%
59.1%
EN2
EN3
EN4
EN5
EN6
EN7
EN8
EN9
EN10
EN11
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
3
3
3
3
3
2
1
2
2
15
13.6%
13.6%
13.6%
13.6%
13.6%
9.1%
4.5%
9.1%
9.1%
68.2%
EN12
EN13
EN14
EN15
EN16
EN17
EN18
EN19
EN20
EN21
EN22
EN23
EN24
EN25
EN26
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
4
7
6
0
1
1
4
1
1
1
0
0
0
0
3
18.2%
31.8%
27.3%
0.0%
4.5%
4.5%
18.2%
4.5%
4.5%
4.5%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
13.6%
100.0%
80
No
36
37
38
39
40
Indikator
Praktek
Tenaga Kerja
dan
Pekerjaan
yang Layak
41
42
43
44
Pelatihan dan Pendidikan
54
60
61
62
63
64
65
Kepatuhan
Pengangkutan/Transportasi
Menyeluruh
Pekerjaan
Kesehatan dan
Keselamatan Jabatan
47
48
49
50
51
52
53
56
57
58
59
Kode
Tenaga kerja/
Hubungan Manajemen
45
46
55
Aspek
Hak Asasi
Manusia
Keberagaman dan
Kesempatan setara
Remunerasi setara untuk
wanita dan pria
Praktek Investasi dan
Pengadaan
Non diskriminasi
Kebebasan Berserikat dan
Berunding Bersama
Berkumpul
Pekerja Anak
Kerja Paksa dan Kerja
Tertib
Praktek/Tindakan
Pengamanan
Hak Penduduk Asli
Penilaian
Remediasi
Skor
%
EN27
EN28
EN29
EN30
LA1
Nilai
Max
22
22
22
22
22
0
0
0
0
20
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
90.9%
LA2
LA3
LA15
LA4
22
22
22
22
8
9
0
7
31.8%
40.9%
0.0%
31.8%
LA5
LA6
22
22
3
5
13.6%
22.7%
LA7
LA8
LA9
LA10
LA11
LA12
LA13
22
22
22
22
22
22
22
7
6
10
2
0
2
4
31.8%
27.3%
45.5%
9.1%
0.0%
9.1%
18.2%
LA14 22
7
31.8%
HR1
22
20
90.9%
HR2
HR3
HR4
HR5
22
22
22
22
12
0
0
0
54.5%
0.0%
0.0%
0.0%
HR6
HR7
22
22
0
2
0.0%
9.1%
HR8
22
18
81.8%
HR9 22
HR10 22
HR11 22
0
18
0
0.0%
81.8%
0.0%
81
No
Indikator
Aspek
66
Masyarakat/
Sosial
Komunitas lokal
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Korupsi
Kebijakan Publik
Tanggung
Jawab
Produk
Kelakuan Tidak Bersaing
Kepatuhan
Kesehatan dan
Keselamatan Pelanggan
Pemasangan Label bagi
Produk dan Jasa
Komunikasi Pemasaran
Kode
%
SO1
Nilai Skor
Max
22
13
SO9
SO10
SO2
SO3
SO4
SO5
SO6
SO7
SO8
PR1
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
5
4
0
0
0
1
1
0
0
8
22.7%
18.2%
0.0%
0.0%
0.0%
4.5%
4.5%
0.0%
0.0%
36.4%
PR2
PR3
22
22
0
2
0.0%
9.1%
PR4
PR5
PR6
PR7
PR8
22
22
22
22
22
0
20
1
0
1
0.0%
90.9%
4.5%
0.0%
4.5%
1
4.5%
Keleluasaan Pribadi
Pelanggan
Kepatuhan
PR9
22
Sumber : Hasil Pengolahan data
59.1%
Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa untuk indikator utama kinerja ekonomi,
indikator EC1 dari aspek kinerja ekonomi juga merupakan indikator dengan jumlah
pengungkapan terbanyak yaitu sebanyak 22 pengungkapan atau 100% dari total
pengungkapan yang ada. Selain indikator EC1, indikator EC3 juga memperoleh 100.0%
dari total pengungkapan. Indikator EC3 membahas mengenai kewajiban perusahaan
dalam program manfaat pasti bagi karyawan. Sedangkan untuk jumlah pengungkapan
yang tersedikit adalah pada indikator EC2 yaitu sebanyak 2 pengungkapan dari total 22
pengungkapan atau sebesar 9.1%.
82
Untuk indikator utama kinerja lingkungan, aspek biodiversiti merupakan aspek
dengan pengungkapan terbanyak. Indikatornya, EN11 memberikan informasi bahwa
pengungkapan yang dilakukan sebesar 68,2% dari total pengungkapan atau sebanyak 15
pengungkapan dari total 22 pengungkapan. EN11 membahas mengenai lokasi
operasional yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk pengungkapan yang tersedikit, dalam
kinerja lingkungan ini, terdapat cukup banyak indikator yang tidak memiliki jumlah
pengungkapan atau 0.0%, diantaranya adalah EN22 mengenai jumlah limbah yang
dihasilkan perusahaan dan EN29 mengenai jenis pengangkutan yang digunakan oleh
perusahaan yang memiliki potensi perusakan lingkungan.
Dalam indikator utama praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, aspek
pekerjaan memegang posisi tertinggi dan terendah dalam pengungkapannya. Terdapat
pengungkapan sebesar 90.9% untuk LA1 dan 0.0% untuk LA15 dan LA11. LA1
membahas mengenai identifikasi angkatan pekerja berdasarkan jenis pekerjaan, kontrak
pekerjaan dan wilayah, dipercah berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan LA15 membahas
mengenai tarif retensi setelah cuti orang tua berdasarkan jenis kelamin. Retensi disini
maksudnya adalah penahanan atas pembayaran gaji hingga pemenuhan kondisi dalam
kontrak telah terpenuhi. LA11 membahas mengenai program pengajaran bagi karyawan
untuk mengatur akhir karier karyawan.
Dalam indikator utama hak asasi manusia, aspek penilaian dengan indikator HR1
merupakan indikator dengan pengungkapan tertinggi yaitu 90.9% dari total
pengungkapan, indikator ini kontrak signifikan yang memuat mengenai hak asasi
manusia. Untuk indikator terendah dipegang oleh aspek remediasi yaitu indikator HR11.
Indikator HR11 membahas mengenai jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang
83
diajukan dengan proses formal. Selain itu juga terdapat bebapa indikator lain yang
memiliki 0.0% pengungkapan.
Untuk indikator utama masyarakat dan sosial, aspek komunitas lokal dengan
indikator SO1 yang membahas mengenai operasi perusahaan yang melibatkan
komunitas lokal menduduki peringkat tertinggi dengan 59.1% pengungkapan.
Sedangkan pengungkapan terendah dimiliki oleh aspek korupsi dengan total
pengungkapan 0.0%. aspek ini membahas mengenai identifikasi tindakan korupsi dan
pencegahannya. Indikator utama terakhir adalah tanggung jawab produk. Indikator PR5
dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas mengenai praktek
yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan menduduki posisi tertinggi pengungkapan
yaitu sebesar 90.9% .
Beberapa contoh pengungkapan lainnya yang bernilai rendah di kedua negara
seperti EN21, EN22, EN23, EN24 dan HR4,adalah indikator-indikator dengan
pengungkapan yang bersifat negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan jarang
mengungkapkannya. Hal ini ditakutkan dapat mempengaruhi image perusahaan.
Misalnya pada EN21 mengenai jumlah pembuangan air oleh perusahaan, EN22
mengenai jumlah pembuangan limbah, EN23 mengenai tumpahan limbah oleh
perusahaan, EN24 mengenai persentase limbah yang diangkut, HR4 mengenai kasus
diskriminasi. Alasan lain rendahnya jumlah pengungkapan adalah karena laporan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan pada tahun 2010 dimana GRI 3.1 belum
digunakan, yang digunakan adalah GRI 3.0 sehingga terdapat beberapa pengungkapan
yang belum ada pada saat itu seperti LA15 mengenai cuti orangtua.
84
Perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Australia nampaknya belum memahami
konsep corporate social responsibility dengan benar. Perusahaan-perusahaan hanya
memfokuskan pada kegiatan-kegiatan amal dan sosial sehingga data yang dikumpulkan
tidak mencakup keseluruhan dari corporate social responsibility. Secara keseluruhan,
pengungkapan CSR di Indonesia lebih tinggi daripada di Australia, hal ini disebabkan
oleh terbatasnya informasi yang diberikan untuk publik dari pihak perusahaan di
Australia. Perusahaan di Indonesia cenderung mengungkapkan banyak informasi CSR
dalam laporan tahunan dan laporan berkesinambungannya. Sedangkan perusahaan di
Australia kebanyakan hanya mengungkapkan informasi finansial didalam laporan
tahunannya.
85
Download