BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisa dan Pembahasan Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social responsibility-nya berdasarkan indikator GRI 3.1. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam memilih sampel penelitian dengan kriteria pemilihan objek penelitian sebagai berikut : 1. Merupakan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI dan ASX. 2. Merupakan perusahaan pertambangan yang melaksanakan CSR dan membuat laporan tahunan dan atau laporan berkesinambungan dan atau informasi lainnya. Alasan penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini adalah karena tidak semua perusahaan pertambangan barubara yang terdaftar di Bursa efek menerbitkan laporan tahunan dan atau laporan berkesinambungan atau informasi lainnya. Sampel penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 56 Tabel 4.1 Populasi Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia No Code 1 ADRO 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Perusahaan Annual Report Sustainability Report Adaro Energy Tbk 2010 2010 2009 2008 Borneo Lumbung BORN Energi & Metal Tbk 2010 Berau Coal Energy BRAU Tbk 2010 BUMI Bumi Resources Tbk 2010 2009 2008 BYAN Bayan Resources Tbk 2010 2009 2008 DEWA Darma Henwa Tbk 2010 2009 2008 Delta Dunia Makmur DOID Tbk 2010 2009 Garda Tujuh Buana GTBO Tbk 2010 HRUM Harum Energy Tbk 2010 Indo Tambangraya ITMG Megah Tbk 2010 2009 2008 Resources Alam KKGI Indonesia Tbk 2009 2008 Perdana Karya Perkasa PKPK Tbk 2010 Tambang Batubara PTBA Bukit Asam Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 PTRO Petrosea Tbk 2010 ARII Atlas Resources Tbk ATPK ATPK Resources Tbk 2010 2009 2008 Golden Energy Mines GEMS Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Website Perusahaan. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 14 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan perusahaan yang terpilih diambil dari tahun 2010 karena memiliki jumlah pelaporan data yang terbanyak. Berdasarkan kriteria sampel, maka terpilih sampel sebagai berikut: 57 Tabel 4.2 Sampel Terpilih Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia No Code 1 ADRO 2 ATPK Nama Perusahaan Adaro Energy Tbk ATPK Resources Tbk 3 BYAN 4 BRAU Bayan Resources Tbk Berau Coal Energy Tbk Borneo Lumbung Energi & Metal 5 BORN Tbk 6 BUMI Bumi Resources Tbk 7 DEWA Darma Henwa Tbk 8 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 9 10 11 12 GTBO HRUM ITMG PKPK Garda Tujuh Buana Tbk Harum Energy Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Perdana Karya Perkasa Tbk 13 PTRO Petrosea Tbk 14 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Sumber : Hasil pengolahan data Data perusahaan diurutkan berdasarkan nama perusahaan. 58 Tabel 4. 3 Populasi Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara Australia Number Code Sustainability reports Company Name ASX Coal & Allied 1 CNA Industries 2010 2009 2008 2010 2009 2 NHC New Hope 2010 2009 2008 3 RIV Riversdale Mining 2010 2009 2008 4 AQA Aquila Resources 2010 2009 2008 5 MCC Macarthur Coal 2010 2009 2008 6 WHC Whitehaven Coal 2010 2009 2008 7 AZT Aston Resources 2010 8 GCL Glocester Coal 2010 2009 2008 9 CPL Coalspur Mines 2010 2009 2008 10 BND Bandanna Energy 2010 2009 11 CZA Coal of Africa 2010 2009 2008 Gujarat NRE Coking 12 GNM Coal 2010 2009 2008 13 COK Cockatoo Coal 2010 2009 2008 14 HUN Hunnu Coal 15 EQX Equatorial Resources 2010 2008 16 PRC Pike River Coal 2010 2009 2008 17 RES Resource Generation 2010 2009 2008 18 NEC Northern Energy 2010 2009 2008 19 NCR Nucoal Resources 2009 Blackgold International 20 BGG Holdings 21 KRL Kangaroo Resources 2010 2009 22 CLR Carabella Resources 23 CCC Continental Coal 2010 2009 2008 24 CWK Coalworks 2010 2009 2008 25 SMR Stanmore Coal 2010 2009 26 REY Rey Resources 2010 2009 2008 Sumber : Australian Stock Exchange (ASX) dan website perusahaan 2008 59 Dari table tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 22 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, maka terpilih sampel sebagai berikut : Tabel 4.4 Sampel Terpilih Perusahaan Pertambangan Batubara Australia Number 1 2 3 Code AQA AZT BND Company Name Aquila Resources Aston Resources Bandanna Energy 4 5 6 7 CNA CZA CPL CWK Coal & Allied Industries Coal of Africa Coalspur Mines Coalworks 8 9 10 11 COK CCC EQX GCL Cockatoo Coal Continental Coal Equatorial Resources Glocester Coal 12 13 14 15 GNM KRL MCC NHC Gujarat NRE Coking Coal Kangaroo Resources Macarthur Coal New Hope 16 17 18 19 20 NEC PRC RES REY RIV Northern Energy Pike River Coal Resource Generation Rey Resources Riversdale Mining 21 SMR Stanmore Coal 22 WHC Whitehaven Coal Sumber : Hasil pengolahan data Data perusahaan diurutkan berdasarkan nama perusahaan. 60 Dari sampel yang telah ditentukan sebelumnya, didapatkan data-data dan informasi-informasi yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi baru. Datadata yang diperoleh diolah dengan content analysis yang pengolahan datanya didasarkan pada 84 indikator GRI 3.1 yang menjadi variabelnya. Dalam content analysis ini digunakan intensity score sebagai tehnik analisisnya. Intensity score adalah pemberian nilai pada variabel yang diteliti berdasarkan jumlah intensitas atau frekuensi munculnya variabel dalam data pengungkapan. Intensity score terdiri dari 5 poin Likert Scale sebagai berikut : 0 = Tidak ada pengungkapan variabel. 1= Variabel disebutkan tetapi hanya sebagai referensi untuk dokumen atau pernyataan lain. 2 = Variabel disebutkan secara singkat dengan sedikit atau tanpa rincian. 3 = Terdapat pembahasan tentang variabel dengan beberapa detil tetapi tidak mendalam. 4 = Pembahasan rinci mengenai variabel. IV.1.1 Information Burst Information burst merupakan suatu dokumen tunggal yang berdiri sendiri, seperti laporan berkesinambungan atau unit teks homogen, misalnya lembaran informasi produk yang diberikan pada produk. Pada tabel 4.5 dapat dilihat data information burst yang diperoleh dari dua kategori format laporan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, CSR report dan mandatory filling. Untuk format CSR report, information burst yang didapat berasal dari CSR report itu sendiri yang berjumlah 3 information burst atau 61 8% dari total persentase keseluruhan 39 information burst. Sedangkan untuk Mandatory Filling, dokumen dalam pengisian wajib yang dipakai adalah annual report. Dari Annual report tersebut di peroleh jumlah 36 information burst atau 92% dari total persentase information burst yang ada dari total 39 information burst yang ada. Untuk lebih jelas, dapat melihat gambar 4.1 yang menggambarkan persentase information burst yang ada. Data yang ditunjukkan oleh tabel 4.5 merupakan total information burst gabungan dari information burst yang diperoleh di Indonesia dan Australia. Tabel 4.5 Information Burst Gabungan Kategori Format CSR Report Mandatory Filling Information Burst CSR Report Frekuensi Persentase 3 8% Annual report 36 92% Total 39 100% Sumber : Hasil pengolahan data 62 Gambar 4.1 Information Burst Gabungan Information Burst CSR Report 8% Annual report 92% Sumber : Hasil Pengolahan data Untuk information burst per negara, yaitu Indonesia dan Australia, didapat informasi sebagai berikut; information burst CSR report Indonesia sebanyak dua buah atau 12,5% dan annual report sebanyak 14 atau 87,5% dari total 16 information burst di Indonesia, kemudian information burst CSR report Australia sebanyak satu buah atau 4% dan annual report sebanyak 22 atau 96% dari total 23 information burst di Australia. 63 Tabel 4.6 Information Burst Indonesia Kategori Format CSR Report Mandatory Filling Information Burst CSR Report Frekuensi 2 Persen 12.5% Annual report 14 87.5% Total 16 100.0% Sumber : Hasil pengolahan data Tabel 4.7 Information Burst Australia Kategori Format CSR Report Mandatory Filling InformationBurst CSR Report Frekuensi 1 Persen 4% Annual report 22 96% Total 23 100% Sumber : Hasil pengolahan data IV.1.2 Intensity Score Dalam pembahasan ini, poin utama yang ingin disampaikan adalah tingkat intensitas dari data atau informasi yang disampaikan atau diungkapkan dari dokumendokumen yang dimiliki perusahaan mengenai pengungkapan CSR-nya. Tingkat intensitas ini dikategorikan menjadi 5 tingkatan yaitu; 0 = Tidak ada pengungkapan variabel, 1= Variabel disebutkan tetapi hanya sebagai referensi untuk dokumen atau 64 pernyataan lain, 2 = Variabel disebutkan secara singkat dengan sedikit atau tanpa rincian, 3 = Terdapat pembahasan tentang variabel dengan beberapa detil tetapi tidak mendalam dan 4 = Pembahasan rinci mengenai variabel. Intensity score ini diberikan kepada setiap pengungkapan dengan berdasarkan informasi yang diberikan. Dengan memberikan Intensity score ini, kita dapat mengetahui banyaknya intensitas informasi yang diberikan perusahaan melalui pengungkapannya. Kita dapat mengetahui pentingnya informasi-informasi yang diberikan beserta kelengkapannya. Tahapan dalam pengungkapan berdasarkan Intensity score adalah sebagai berikut; pertama-tama dilakukan pengecekan data apakah terdapat informasi mengenai CSR berdasarkan kategori pengungkapan yang ada, kemudian di berikan Intensity score berdasarkan intensitas informasi yang ada. Setelah itu, jumlah frekuensi pengungkapan diurutkan berdasarkan kategori pengungkapan dan di kalikan dengan Intensity score yang diberikan. Hasil perkalian kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total Intensity score berdasarkan kategori pengungkapan. Tabel 4.8 Intensity Score Kategori Pengungkapan Kinerja Ekonomi Kinerja Lingkungan Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Hak Asasi Manusia Masyarakat dan Sosial Tanggung jawab Produk Indonesia Frekuensi intensity score 144 203 480 363 240 299 176 298 128 151 144 119 Sumber : Hasil pengolahan data Australia Frekuensi intensity score 207 338 690 275 345 297 253 230 207 168 83 111 65 Tabel pengungkapan CSR perusahaan Indonesia dapat dilihat pada lampiran LA s/d LE. Tabel pengungkapan CSR perusahaan Australia dapat dilihat pada lampiran LF s/d LM. Penghitungan nilai Intensity Score perusahaan Indonesia dapat dilihat pada lampiran LN. Penghitungan nilai Intensity Score perusahaan Australia dapat dilihat pada lampiran LO. Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jumlah Frekuensi tidak mempengaruhi jumlah intensity score seperti yang dilihat pada Frekuensi kinerja lingkungan dengan total terbanyak namun intensity scorenya tidak sebanyak Frekuensinya yang berarti information burstnya tidak memberikan data yang rinci. Tabel 4.9 Frekuensi Pengungkapan Berdasarkan Kategori Format Data di Indonesia Kategori Pengungkapan Kinerja Ekonomi Kinerja Lingkungan Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Hak Asasi Manusia Masyarakat dan Sosial Tanggung jawab Produk Annual Report 126 420 % 87.5% 87.5% Sustainability Report 18 60 % 12.5% 12.5% total 144 480 212 158 116 88.3% 89.8% 90.6% 28 18 12 11.7% 10.2% 9.4% 240 176 128 126 87.5% 18 Sumber : Hasil pengolahan data 12.5% 144 66 Tabel 4.10 Frekuensi Pengungkapan Berdasarkan Kategori Format Data di Australia Kategori Pengungkapan Kinerja Ekonomi Kinerja Lingkungan Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Hak Asasi Manusia Masyarakat dan Sosial Tanggung jawab Produk Annual Report 198 670 % 95.7% 97.1% Sustainability Report 9 20 % 4.3% 2.9% total 207 690 332 249 225 96.2% 98.4% 97.8% 13 4 5 3.8% 1.6% 2.2% 345 253 230 202 97.6% 5 Sumber : Hasil pengolahan data 2.4% 207 Dari tabel 4.9 dan 4.10 dapat dilihat bahwa pengungkapan yang diperoleh dari annual report persentasenya lebih besar dari sustainability report, hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah perusahaan yang melakukan dan mengungkapkan CSR-nya dalam bentuk sustainability Report. Untuk persentase pengungkapan di Indonesia, indikator utama masyarakat dan sosial memiliki persentase paling tinggi yaitu 90,6% atau sebanyak 116 pengungkapan dari total 128 pengungkapan. Di Australia indikator utama yang memiliki persentase tertinggi adalah hak asasi manusia dengan total 249 pengungkapan dari total 253 pengungkapan atau sebesar 98.4%. IV.1.3 Frekuensi Pengungkapan CSR Dalam pembahasan ini akan diungkapkan frekuensi pengungkapan CSR berdasarkan kategori enam indikator utama GRI yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, masyarakat dan sosial, dan yang terakhir adalah tanggung jawab produk. Dari 67 information burst sebelumnya dilakukan pemeriksaan atas pengungkapan yang ada per perusahaan atas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan berdasarkan Indikator GRI. Indikator GRI yang digunakan adalah GRI 3.1 yang berjumlah delapan puluh empat indikator. Setiap pengungkapan perusahaan terhadap indikator tersebut diberi nilai 1 untuk informasi yang tersedia. Kemudian hasil nilai dijumlahkan berdasarkan enam indikator utama dan total keseluruhan. Total keseluruhan kemudian dibagi dengan total jumlah indikator yaitu sebanyak delapan puluh empat, kemudian dikali 100% untuk mendapatkan persentase pengungkapan. Selain hal tersebut, dilakukan pula penjumlahan total per enam indikator utama untuk mendapatkan frekuensi pengungkapan berdasarkan indikator utama untuk total keseluruhan pengungkapan per negara. Berikut disajikan tabel-tabel pengungkapan. Tabel 4.11 Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI Indonesia Kategori Pengungkapan Frekuensi Persen Kinerja Ekonomi 54 14.2% Kinerja Lingkungan 101 26.5% Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak 89 23.4% Hak Asasi Manusia 64 16.8% Masyarakat dan Sosial 40 10.5% Tanggung jawab Produk 33 8.7% Total 381 100.0% Sumber : Hasil pengolahan data 68 Tabel 4.12 Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI Australia Kategori Pengungkapan Frekuensi Persen Kinerja Ekonomi 89 24.1% Kinerja Lingkungan 80 21.6% Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak 90 24.3% Hak Asasi Manusia 54 14.6% Masyarakat dan Sosial 24 6.5% Tanggung jawab Produk 33 8.9% Total 370 100.0% Sumber : Hasil pengolahan data Dengan melakukan penghitungan pada frekuensi pelaporan, kita dapat mengetahui tingkat popularitas pelaporan setiap kategori, misalnya untuk kategori kinerja lingkungan, pada pengungkapan di Indonesia, frekuensi yang diperoleh adalah sebanyak 101 atau sebesar 26.5% dari total seluruh pengungkapan. Sedangkan untuk tanggung jawab produk hanya sebanyak 33 atau sebesar 8.7% dari total pengungkapan. Hal ini memberikan informasi bahwa indikator yang menjadi favorit untuk dilaporkan di Indonesia adalah indikator kinerja lingkungan, sedangkan indikator yang kurang difavoritkan adalah tanggung jawab produk. Berbeda dengan di Indonesia, pengungkapan di Australia lebih tidak fluktuatif. Terdapat dua indikator yang menjadi favorit pelaporan yaitu kinerja ekonomi dengan total persentase 24.1% dan praktek tenaga kerja yang layak sebesar 24. 3%. Sedangkan untuk indikator yang paling tidak di favoritkan adalah Masyarakat sosial, yaitu sebesar 6.5%. 69 Untuk mempermudah pembaca, disajikan gambar 4.2 yang menggambarkan persentase frekuensi pengungkapan CSR berdasarkan enam indikator utama GRI 3.1. Gambar 4.2 Frekuensi Pengungkapan CSR Berdasarkan Enam Kategori Pengungkapan GRI Frekuensi Pengungkapan 120 100 80 60 Australia 40 Indonesia 20 0 Kinerja Kinerja Ekonomi Lingkungan Praktek Hak Asasi Masyarakat Tanggung Tenaga Manusia dan Sosial jawab Kerja dan Produk Pekerjaan yang Layak Sumber : Hasil pengolahan data Pada perhitungan berikutnya, yaitu perhitungan persentase pengungkapan berdasarkan GRI 3.1 untuk per perusahaan, didapatkan hasil bahwa di Indonesia terdapat dua perusahaan yang melakukan pengungkapan lengkap yang mendekati sempurna terhadap pengungkapan GRI. Kedua perusahaan tersebut adalah Adaro Energy Tbk dan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dengan persentase sama yaitu sebesar 95.2%. 70 Sedangkan untuk Australia, yang pengungkapannya paling banyak adalah Coal & Allied Industries dengan persentase sebesar 66.7%. Untuk mendapatkan hasil persentase pengungkapan perusahaan berdasarkan GRI 3.1, pertama-tama adalah dengan menjumlahkan total pengungkapan per perusahaan. Dari total pengungkapan tersebut kemudian dibagi dengan total jumlah pengungkapan yang ada, dalam hal ini jumlah pengungkapan adalah 84. Hasil bagi kemudian dikali dengan 100% untuk mendapatkan persentase per perusahaan. Tabel 4.13 Persentase Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI pada Perusahaan-Perusahaan Indonesia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Code ADRO ATPK BYAN BRAU Total Total Pengungkapan Persentase 80 95.2% 15 17.9% 27 32.1% 19 22.6% Nama Perusahaan Adaro Energy Tbk ATPK Resources Tbk Bayan Resources Tbk Berau Coal Energy Tbk Borneo Lumbung Energi & BORN Metal Tbk 19 BUMI Bumi Resources Tbk 27 DEWA Darma Henwa Tbk 20 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 13 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 15 HRUM Harum Energy Tbk 12 Indo Tambangraya Megah ITMG Tbk 18 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 15 PTRO Petrosea Tbk 21 Tambang Batubara Bukit PTBA Asam Tbk 80 Sumber : Hasil pengolahan data 22.6% 32.1% 23.8% 15.5% 17.9% 14.3% 21.4% 17.9% 25.0% 95.2% 71 Total persentase pengungkapan tersedikit di Indonesia di miliki oleh Delta Dunia Makmur Tbk dengan total 15.5% Tabel 4.14 Persentase Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI pada Perusahaan-Perusahaan Australia N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Code AQA AZT BND CNA CZA CPL CWK COK CCC EQX GCL GNM KRL MCC NHC NEC PRC RES REY RIV SMR WHC Total Total Company Name Pengungkapan Persentase Aquila Resources 16 19.0% Aston Resources 6 7.1% Bandanna Energy 10 11.9% Coal & Allied Industries 56 66.7% Coal of Africa 22 26.2% Coalspur Mines 10 11.9% Coalworks 10 11.9% Cockatoo Coal 9 10.7% Continental Coal 6 7.1% Equatorial Resources 10 11.9% Glocester Coal 17 20.2% Gujarat NRE Coking Coal 10 11.9% Kangaroo Resources 9 10.7% Macarthur Coal 33 39.3% New Hope 13 15.5% Northern Energy 30 35.7% Pike River Coal 32 38.1% Resource Generation 4 4.8% Rey Resources 4 4.8% Riversdale Mining 33 39.3% Stanmore Coal 10 11.9% Whitehaven Coal 19 22.6% Sumber : Hasil pengolahan data 72 Total persentase pengungkapan tersedikit di Australia dimiliki oleh Resource Generation dan Rey Resources dengan total persetase 4.8% setiap perusahaan. Gambar 4.3 Presentase Pengungkapan Indonesia Berdasarkan GRI Indonesia 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% persentase 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Sumber : Hasil pengolahan data Dari gambar 4.3 dan 4.4 dapat dilihat persentase pengungkapan CSR perusahaan berdasarkan GRI 3.1 dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel 4. 13 dan 4.14. Dapat diketahui dari hasil perhitungan tersebut bahwa pengungkapan di Indonesia lebih mendekati GRI 3.1 dibandingkan dengan di Australia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase paling tinggi di kedua negara yaitu indonesia dengan 95.2% sedangkan di Australia dengan 66.7%. 73 Gambar 4.4 Presentase Pengungkapan Australia Berdasarkan GRI Australia 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% persentase 30.0% 20.0% 10.0% AQA AZT BND CAN CZA CPL CWK COK CCC EQX GCL GNM KRL MCC NHC NEC PRC RES REY RIV SMR WHC 0.0% Sumber : Hasil pengolahan data Berikutnya disajikan tabel data untuk pengungkapan CSR per 84 indikator GRI di Indonesia dan Australia. Pengungkapan adalah penjumlahan skor total dari 14 perusahaan yang ada per indikator yang berjumlah 84. Nilai max disini adalah jumlah maksimal total skor per indikator. Untuk di Indonesia, jumlahnya adalah 14 karena total jumlah adalah 14. Sedangkan untuk di Australia adalah 22 karena jumlah perusahaan di Australia berjumlah 22. Kemudian, skor disini adalah jumlah pengungkapan yang ada dari keseluruhan penjumlahan dari pengungkapan perusahaan. Dari skor tersebut, dibagi dengan nilai max untuk menghasilkan persentase per indikator. 74 Tabel 4.15 Pengungkapan CSR Menurut 84 Indikator GRI di Indonesia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Indikator Kinerja Ekonomi Aspek Kode Kinerja Ekonomi Keberadaan pasar Akibat Tidak Langsung Kinerja Lingkungan Material Energi Air Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Emisi, Efluen dan Limbah Produk dan Jasa % EC1 Nilai Skor Max 14 14 EC2 EC3 EC4 EC5 EC6 EC7 EC8 EC9 EN1 14 14 14 14 14 14 14 14 14 2 11 12 2 2 6 2 3 14 14.3% 78.6% 85.7% 14.3% 14.3% 42.9% 14.3% 21.4% 100.0% EN2 EN3 EN4 EN5 EN6 EN7 EN8 EN9 EN10 EN11 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 2 2 2 2 2 5 2 2 2 100.0% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 35.7% 14.3% 14.3% 14.3% EN12 EN13 EN14 EN15 EN16 EN17 EN18 EN19 EN20 EN21 EN22 EN23 EN24 EN25 EN26 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 2 4 10 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 14.3% 28.6% 71.4% 14.3% 21.4% 14.3% 21.4% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 14.3% 100.0% 75 No 36 37 38 39 40 Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak 41 42 43 44 Pelatihan dan Pendidikan 54 60 61 62 63 64 65 Kepatuhan Pengangkutan/Transportasi Menyeluruh Pekerjaan Kesehatan dan Keselamatan Jabatan 47 48 49 50 51 52 53 56 57 58 59 Kode Tenaga kerja/ Hubungan Manajemen 45 46 55 Aspek Hak Asasi Manusia Keberagaman dan Kesempatan setara Remunerasi setara untuk wanita dan pria Praktek Investasi dan Pengadaan Non diskriminasi Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul Pekerja Anak Kerja Paksa dan Kerja Tertib Praktek/Tindakan Pengamanan Hak Penduduk Asli Penilaian Remediasi Skor % EN27 EN28 EN29 EN30 LA1 Nilai Max 14 14 14 14 14 2 4 2 2 4 14.3% 28.6% 14.3% 14.3% 28.6% LA2 LA3 LA15 LA4 14 14 14 14 2 13 0 12 14.3% 92.9% 0.0% 85.7% LA5 LA6 14 14 2 2 14.3% 14.3% LA7 LA8 LA9 LA10 LA11 LA12 LA13 14 14 14 14 14 14 14 8 5 11 2 13 2 11 57.1% 35.7% 78.6% 14.3% 14.3% 78.6% LA14 14 2 14.3% HR1 14 13 92.9% HR2 HR3 HR4 HR5 14 14 14 14 13 12 2 2 92.9% 85.7% 14.3% 14.3% HR6 HR7 14 14 2 2 14.3% 14.3% HR8 14 2 14.3% 2 14 0 14.3% 100.0% 0.0% HR9 14 HR10 14 HR11 14 76 No Indikator Aspek 66 Masyarakat/ Sosial Komunitas lokal 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Korupsi Kebijakan Publik Tanggung Jawab Produk Kelakuan Tidak Bersaing Kepatuhan Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa Komunikasi Pemasaran Kode % SO1 Nilai Skor Max 14 14 SO9 SO10 SO2 SO3 SO4 SO5 SO6 SO7 SO8 PR1 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 2 0 2 4 2 2 2 6 6 4 14.3% 0.0% 14.3% 28.6% 14.3% 14.3% 14.3% 42.9% 42.9% 28.6% PR2 PR3 14 14 2 2 14.3% 14.3% PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 14 14 14 14 14 2 14 2 2 2 14.3% 100.0% 14.3% 14.3% 14.3% 3 21.4% Keleluasaan Pribadi Pelanggan Kepatuhan PR9 14 Sumber : Hasil Pengolahan data 100.0% Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa untuk indikator utama kinerja ekonomi, indikator EC1 dari aspek kinerja ekonomi merupakan indikator dengan jumlah pengungkapan terbanyak yaitu sebanyak 14 pengungkapan atau 100% dari total pengungkapan yang ada. Indikator EC1 membahas mengenai perolehan distribusi ekonomi langsung meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi dan investasi untuk komunitas lainnya. Sedangkan untuk jumlah pengungkapan yang tersedikit adalah sebanyak 2 pengungkapan atau sebesar 14.3% dari total pengungkapan yang ada. Indikator-indikator dengan pengungkapan tersedikit yaitu EC2, EC5, EC6 dan EC8. EC2 membahas mengenai implikasi finansial akibat perubahan iklim, EC5 77 membahas mengenai Rentang rasio upah terendah berdasarkan jenis kelamin, EC6 membahas mengenai kebijakan pengeluaran untuk pemasok lokal dan EC8 membahas mengenai dampak pembangunan infrastruktur kepada publik. Untuk indikator utama kinerja lingkungan, aspek material merupakan aspek dengan pengungkapan terbanyak. Kedua indikatornya, EN1 dan EN2 memberikan informasi bahwa pengungkapan yang dilakukan sebesar 100% dari total pengungkapan. EN1 dan EN2 membahas mengenai penggunaan bahan untuk produksi perusahan. Untuk pengungkapan yang tersedikit, dalam kinerja lingkungan ini, terdapat 4 aspek yang secara keseluruhan menunjukan informasi tersedikit yaitu sebanyak 2 pengungkapan atau 14.3% dari total pengungkapan. Ke empat aspek tersebut adalah energi, produk dan jasa, pengangkutan/transportasi dan menyeluruh. Aspek energi membahas mengenai penggunaan energi dan inisiatif pengurangan pemakaian energi yang digunakan perusahaan untuk beroperasi. Aspek produk dan jasa membahas mengenai inisiatif pengurangan dampak lingkungan yang ditimbulkan produk dan jasa perusahaan. Aspek pengangkutan/transportasi membahas mengenai dampak signifikan atas pemindahan produk dan jasa perusahaan. Aspek menyeluruh membahas mengenai jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenisnya. Dalam indikator utama praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, aspek pekerjaan memegang posisi tertinggi dan terendah dalam pengungkapannya. Terdapat pengungkapan sebesar 92.9% untuk LA3 dan 0.0% untuk LA15. LA3 membahas mengenai manfaat yang disediakan bagi karyawan sedangkan LA15 membahas mengenai tarif retensi setelah cuti orang tua berdasarkan jenis kelamin. Retensi disini 78 maksudnya adalah penahanan atas pembayaran gaji hingga pemenuhan kondisi dalam kontrak telah terpenuhi. Dalam indikator utama hak asasi manusia, aspek penilaian dengan indikator HR10 merupakan indikator dengan pengungkapan tertinggi yaitu 100.0% dari total pengungkapan, indikator ini membahas mengenai jumlah operasi perusahaan yang telah sesuai dengan hak asasi manusia. Untuk indikator terendah dipegang oleh aspek remediasi yaitu indikator HR11. Indikator HR11 membahas mengenai jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang diajukan dengan proses formal. Untuk indikator utama masyarakat dan sosial, aspek komunitas lokal dengan indikator SO1 yang membahas mengenai operasi perusahaan yang melibatkan komunitas lokal menduduki peringkat tertinggi dengan 100.0% pengungkapan. Sedangkan pengungkapan terendah dimiliki oleh SO10. Indikator SO10 membahas tentang pencegahan atas implementasi dari operasi perusahaan yang berpotensi negatif terhadap komunitas lokal. Indikator utama terakhir adalah tanggung jawab produk. Indikator PR5 dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas mengenai praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan menduduki posisi tertinggi pengungkapan yaitu sebesar 100.0% . 79 Tabel 4.16 Pengungkapan CSR Menurut 84 Indikator GRI di Australia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Indikator Kinerja Ekonomi Aspek Kode Kinerja Ekonomi Keberadaan pasar Akibat Tidak Langsung Kinerja Lingkungan Material Energi Air Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Emisi, Efluen dan Limbah Produk dan Jasa % EC1 Nilai Skor Max 22 22 EC2 EC3 EC4 EC5 EC6 EC7 EC8 EC9 EN1 22 22 22 22 22 22 22 22 22 2 22 6 14 4 6 7 6 13 9.1% 100.0% 27.3% 63.6% 18.2% 27.3% 31.8% 27.3% 59.1% EN2 EN3 EN4 EN5 EN6 EN7 EN8 EN9 EN10 EN11 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 3 3 3 3 3 2 1 2 2 15 13.6% 13.6% 13.6% 13.6% 13.6% 9.1% 4.5% 9.1% 9.1% 68.2% EN12 EN13 EN14 EN15 EN16 EN17 EN18 EN19 EN20 EN21 EN22 EN23 EN24 EN25 EN26 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 4 7 6 0 1 1 4 1 1 1 0 0 0 0 3 18.2% 31.8% 27.3% 0.0% 4.5% 4.5% 18.2% 4.5% 4.5% 4.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 13.6% 100.0% 80 No 36 37 38 39 40 Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak 41 42 43 44 Pelatihan dan Pendidikan 54 60 61 62 63 64 65 Kepatuhan Pengangkutan/Transportasi Menyeluruh Pekerjaan Kesehatan dan Keselamatan Jabatan 47 48 49 50 51 52 53 56 57 58 59 Kode Tenaga kerja/ Hubungan Manajemen 45 46 55 Aspek Hak Asasi Manusia Keberagaman dan Kesempatan setara Remunerasi setara untuk wanita dan pria Praktek Investasi dan Pengadaan Non diskriminasi Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul Pekerja Anak Kerja Paksa dan Kerja Tertib Praktek/Tindakan Pengamanan Hak Penduduk Asli Penilaian Remediasi Skor % EN27 EN28 EN29 EN30 LA1 Nilai Max 22 22 22 22 22 0 0 0 0 20 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 90.9% LA2 LA3 LA15 LA4 22 22 22 22 8 9 0 7 31.8% 40.9% 0.0% 31.8% LA5 LA6 22 22 3 5 13.6% 22.7% LA7 LA8 LA9 LA10 LA11 LA12 LA13 22 22 22 22 22 22 22 7 6 10 2 0 2 4 31.8% 27.3% 45.5% 9.1% 0.0% 9.1% 18.2% LA14 22 7 31.8% HR1 22 20 90.9% HR2 HR3 HR4 HR5 22 22 22 22 12 0 0 0 54.5% 0.0% 0.0% 0.0% HR6 HR7 22 22 0 2 0.0% 9.1% HR8 22 18 81.8% HR9 22 HR10 22 HR11 22 0 18 0 0.0% 81.8% 0.0% 81 No Indikator Aspek 66 Masyarakat/ Sosial Komunitas lokal 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Korupsi Kebijakan Publik Tanggung Jawab Produk Kelakuan Tidak Bersaing Kepatuhan Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa Komunikasi Pemasaran Kode % SO1 Nilai Skor Max 22 13 SO9 SO10 SO2 SO3 SO4 SO5 SO6 SO7 SO8 PR1 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 5 4 0 0 0 1 1 0 0 8 22.7% 18.2% 0.0% 0.0% 0.0% 4.5% 4.5% 0.0% 0.0% 36.4% PR2 PR3 22 22 0 2 0.0% 9.1% PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 22 22 22 22 22 0 20 1 0 1 0.0% 90.9% 4.5% 0.0% 4.5% 1 4.5% Keleluasaan Pribadi Pelanggan Kepatuhan PR9 22 Sumber : Hasil Pengolahan data 59.1% Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa untuk indikator utama kinerja ekonomi, indikator EC1 dari aspek kinerja ekonomi juga merupakan indikator dengan jumlah pengungkapan terbanyak yaitu sebanyak 22 pengungkapan atau 100% dari total pengungkapan yang ada. Selain indikator EC1, indikator EC3 juga memperoleh 100.0% dari total pengungkapan. Indikator EC3 membahas mengenai kewajiban perusahaan dalam program manfaat pasti bagi karyawan. Sedangkan untuk jumlah pengungkapan yang tersedikit adalah pada indikator EC2 yaitu sebanyak 2 pengungkapan dari total 22 pengungkapan atau sebesar 9.1%. 82 Untuk indikator utama kinerja lingkungan, aspek biodiversiti merupakan aspek dengan pengungkapan terbanyak. Indikatornya, EN11 memberikan informasi bahwa pengungkapan yang dilakukan sebesar 68,2% dari total pengungkapan atau sebanyak 15 pengungkapan dari total 22 pengungkapan. EN11 membahas mengenai lokasi operasional yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk pengungkapan yang tersedikit, dalam kinerja lingkungan ini, terdapat cukup banyak indikator yang tidak memiliki jumlah pengungkapan atau 0.0%, diantaranya adalah EN22 mengenai jumlah limbah yang dihasilkan perusahaan dan EN29 mengenai jenis pengangkutan yang digunakan oleh perusahaan yang memiliki potensi perusakan lingkungan. Dalam indikator utama praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, aspek pekerjaan memegang posisi tertinggi dan terendah dalam pengungkapannya. Terdapat pengungkapan sebesar 90.9% untuk LA1 dan 0.0% untuk LA15 dan LA11. LA1 membahas mengenai identifikasi angkatan pekerja berdasarkan jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan dan wilayah, dipercah berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan LA15 membahas mengenai tarif retensi setelah cuti orang tua berdasarkan jenis kelamin. Retensi disini maksudnya adalah penahanan atas pembayaran gaji hingga pemenuhan kondisi dalam kontrak telah terpenuhi. LA11 membahas mengenai program pengajaran bagi karyawan untuk mengatur akhir karier karyawan. Dalam indikator utama hak asasi manusia, aspek penilaian dengan indikator HR1 merupakan indikator dengan pengungkapan tertinggi yaitu 90.9% dari total pengungkapan, indikator ini kontrak signifikan yang memuat mengenai hak asasi manusia. Untuk indikator terendah dipegang oleh aspek remediasi yaitu indikator HR11. Indikator HR11 membahas mengenai jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang 83 diajukan dengan proses formal. Selain itu juga terdapat bebapa indikator lain yang memiliki 0.0% pengungkapan. Untuk indikator utama masyarakat dan sosial, aspek komunitas lokal dengan indikator SO1 yang membahas mengenai operasi perusahaan yang melibatkan komunitas lokal menduduki peringkat tertinggi dengan 59.1% pengungkapan. Sedangkan pengungkapan terendah dimiliki oleh aspek korupsi dengan total pengungkapan 0.0%. aspek ini membahas mengenai identifikasi tindakan korupsi dan pencegahannya. Indikator utama terakhir adalah tanggung jawab produk. Indikator PR5 dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas mengenai praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan menduduki posisi tertinggi pengungkapan yaitu sebesar 90.9% . Beberapa contoh pengungkapan lainnya yang bernilai rendah di kedua negara seperti EN21, EN22, EN23, EN24 dan HR4,adalah indikator-indikator dengan pengungkapan yang bersifat negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan jarang mengungkapkannya. Hal ini ditakutkan dapat mempengaruhi image perusahaan. Misalnya pada EN21 mengenai jumlah pembuangan air oleh perusahaan, EN22 mengenai jumlah pembuangan limbah, EN23 mengenai tumpahan limbah oleh perusahaan, EN24 mengenai persentase limbah yang diangkut, HR4 mengenai kasus diskriminasi. Alasan lain rendahnya jumlah pengungkapan adalah karena laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan pada tahun 2010 dimana GRI 3.1 belum digunakan, yang digunakan adalah GRI 3.0 sehingga terdapat beberapa pengungkapan yang belum ada pada saat itu seperti LA15 mengenai cuti orangtua. 84 Perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Australia nampaknya belum memahami konsep corporate social responsibility dengan benar. Perusahaan-perusahaan hanya memfokuskan pada kegiatan-kegiatan amal dan sosial sehingga data yang dikumpulkan tidak mencakup keseluruhan dari corporate social responsibility. Secara keseluruhan, pengungkapan CSR di Indonesia lebih tinggi daripada di Australia, hal ini disebabkan oleh terbatasnya informasi yang diberikan untuk publik dari pihak perusahaan di Australia. Perusahaan di Indonesia cenderung mengungkapkan banyak informasi CSR dalam laporan tahunan dan laporan berkesinambungannya. Sedangkan perusahaan di Australia kebanyakan hanya mengungkapkan informasi finansial didalam laporan tahunannya. 85