PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PADA KANTOR PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Oleh: Wijiningsih *) Muryati **) Nur Hidayati***) Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas Islam Malang ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of organizational culture , organizational commitment and motivation on employee performance sub-district Dau Malang. The population in this study is all the villages as the District Dau Malang some 98 people . Therefore, the entire population of the village as the District Dau Malang less than 100 respondents then the entire population to be sampled is called a census . Methods of data analysis using multiple linear regression . Based on the analysis results can be drawn some conclusions as follows : a) simultaneous organizational culture, organizational commitment, and motivation affect the performance of the villages in the district Dau Malang. This can be proved by the F statistic 12.238 with a significance level of 0.000. (< 0.05), b) partially or individually variable organizational culture, organizational commitment and motivation affect the performance of employees in sub-district Dau Malang. Keywords: organizational culture, organizational commitment, motivation and performance PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemerintahan desa merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang paling rendah di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan administrasi kependudukan maka pemerintahan desa harus selalu memperbaiki dirinya, sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi. Pemerintahan desa tidak dapat menutup mata dengan perkembangan lingkungan ekternal dan internal yang dapat mempengaruhi dirinya. Pemerintahan desa sebagai sebuah organisasi pelayanan kependudukan juga harus mampu merubah paradigma dari dilayani masyarakat menjadi pelayan masyarakat. Setiap perubahan harus dianalisis agar pemerintahan desa dapat menentukan keputusan-keputusan yang tepat sehingga menunjang keberadaannya di masyarakat. Pemerintahan desa se Kecamatan Dau merupakan kumpulan dari pemerintahan desa yang ada di kecamatan Dau Kabupaten Malang. Sampai hari ini banyak yang berdatangan untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah administrasi kependudukan juga mengurus kegiatan-kegiatan yang lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pemerintahan desa sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan. Sekarang kedatangan masyarakat ke Pemerintahan desa mulai mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan dari perangkat desa. Perangkat desa sekarang sudah meninggalkan paradigma lama sebagai pelayan masyarakat tetapi sekarang sudah berubah menjadi orang yang perlu dilayani. Penurunan pelayanan telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, penurunan yang terjadi dapat dilihat dari lamanya waktu pelayanan terhadap administrasi Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 167 kependudukan, sulitnya mendapatkan surat-surat di pemerintahan desa dan tingginya biaya pengurusan administrasi kependudukan. Hal ini, sangat dikeluhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pelayanan. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan pelayanan yang diberikan oleh perangkat pemerintahan desa, misalnya karena terbatasnya tingkat pendidikan perangkat desa, sumber daya manusia yang kurang memadai sampai pada kurangnya perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki oleh pemerintahan desa tersebut. Selain itu, adanya kebijakan dari pemerintah, yaitu tentang otonomi daerah memberikan andil yang cukup besar terhadap penurunan pelayanan yang diberikan oleh perangkat desa. Dari dalam pemerintahan desa yang ada di Kecamatan Dau juga terdapat beberapa faktor internal yang membuat pelayanan menjadi menurun, misalnya saja kondisi sarana prasarana yang kurang memadai. Hal ini disebabkan dana untuk mengganti fasilitas menjadi lebih modern sangatlah besar. Faktor internal yang lain adalah sumbar daya manusia yang ada di pemerintahan desa juga sangat kurang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting, mengingat pemerintahan desa penjual jasa, sehingga pelayanan dari sumber daya manusianya harus dapat memuaskan masyarakat. Dengan melihat banyaknya faktor yang telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan pelayanan kepada masyarakat, peneliti akan mengamati dari sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia merupakan faktor yang dapat diperbaiki terlebih dahulu. Salah satu cara untuk membina dan meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan jalan memperbaiki budaya organisasi dan menata kembali komitmen kerja pegawai. Oleh karena itu untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas kerja yang tinggi, suatu organisasi harus dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan pegawai, mengusahakan adanya keinginan untuk berprestasi serta mengetahui dan memenuhi kebutuhan pegawai. Perbaikan budaya kerja dan penataan kembali komitmen organisasi ini nantiny akan diterapkan dengan cara yang berbeda antara pegawai satu dengan pegawai lain, hal ini disebabkan karena perbedaan motif, tujuan dan kebutuhan masing-masing pegawai. Dengan adanya perbedaan ini, seorang pemimpin harus mengetahui cara untuk memperbaiki budaya organisasi dan komitmen organisasi apa yang tepat untuk meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pada Perangkat Desa Di Pemerintahan Desa Se Kecamatan Dau Kabupaten Malang. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 2. Apakah budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 3. Manakah diantara budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 168 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis diantara budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang. KONTRIBUSI PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada semua pihak yang membutuhkan baik secara praktis maupun teoritis. Adapun kontribusi yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai dasar bagi Kecamatan Dau dalam rangka untuk meningkatkan kinerja perangkat Desa sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi lebih baik. 2. Sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan perangkat desa sehingga dengan demikian kinerjanya dapat ditingkatkan. 3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya. 4. Sebagai tambahan wawasan terhadap pembaca mengenai topic sumber daya manusia. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN TERDAHULU Soedarto (2004) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Kemampuan Individu, Pola Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Produktifitas Kerja. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 234 orang, sampel yang diambil 85 responden. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara simultan maupun parsial motivasi berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja, kemampuan individual berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja, pola kepemimpinan berpengaruh terhadap produktifitas kerja dan budaya organisasi berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Dari empat variabel bebas yang digunakan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi produktifitas kerja ternyata motivasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prodiktifitas kerja. Ulfa (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Karyawan Terhadap Produktifitas kerja pada Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen–Malang”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa motivasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Variabel karakteristik kerja berpengaruh secara dominan terhadap produktifitas kerja. Pravitasari (2009) dengan judul Pengaruh pelatihan dan budaya organisasi terhadap peningkatan produktifitas kerja Pegawai (studi pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) cabang Malang. Penelitian ini mengambil populasi sebesar 134 responden dengan sampel sebanyak 73 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Dari hasil Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 169 penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Suharti (2010) dengan judul pengaruh budaya organisasi, semangat kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Variabel yang digunakan adalah budaya organisasi, semangat kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas dan sebagai variabel terikat adalah kinerja. Hasil penelitian ini adalah secara simultan ketiga variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja dan secara parsial ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja. Mulyani (2012) meneliti dengan judul analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen pada Swamitra Bukopin di Kota Malang. Hasi;l penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja, motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, motivasi berpengaruh terhadap kinerja dengan komitmen sebagai variabel moderator, motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dengan komitmen sebagai variabel moderator. BUDAYA ORGANISASI Konsep budaya organisasi bisa dikatakan masih relatif baru, yakni baru berkembang sekitar awal tahun 1980-an. Tetapi konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula dan memperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi. Geert Hofstede telah mengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini sebagai salah satu dimensi dalam memahami perilaku organisasi. Konsep ini menjadi penting dalam teori ekonomi dan manajemen saat ini, dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan mutinasional beroperasi di berbagai negara dengan berbagai ragam budaya yang berbeda (Arianto, 2008). Menurut Pettigrew (dalam Sobirin, 2007: 129), Budaya Organisasi diartikan sebagai "the system of such publichy and collectively accepted meanings opearting for given group at a given time", di mana berarti budaya organisasi adalah sistem makna yang diterima secara terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk waktu tertentu bagi sekelompok orang tertentu. Secara umum, ada dua tipe asumsi dasar yang sering dijadikan pegangan para anggota organisasi, yaitu keyakinan dan tata nilai. Kemudian menurut Adaptationist School (Sobirin, 2007: 131), terdapat beberapa pendapat, salah satunya pendapat yang diberikan oleh Davis et al. (1984) budaya perusahaan adalah keyakinan dan nilai kerjasama yang memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan atau pedoman beperilaku di dalam organisasi. Adaptationist school lebih menekankan pemahaman budaya dari aspek perilaku manusia. Oleh sebab ltu, pengukuran dalam aspek budaya dilihat dari kejelasan, konsistensi dan konsensus perilaku masing-masing individu di dalam organisasi. Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa budaya organisasi merupakan cara berpikir, bekerja, berperilaku anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan mereka. Budaya organisasi umumnya bukan pada pentingnya nilai-nilai yang dianut bersama dan ikatan kepercayaan serta pengaruhnya terhadap perilaku anggota organisasi. Ini yang membuat sebuah budaya organisasi penting dalam sebuah organisasi. Menurut Denison (Sobirin, 2007: 194), budaya berkaitan dengan efektivitas organisasi, menjelaskan secara teoritik bahwa efektivitas organisasi dengan dipengaruhi oleh empat faktor sebagai berikut: 1. Efektivitas adalah fungsi dari nilai-nilai dan keyakinan para anggota organisasi 170 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 2. Efektivitas adalah fungsi dari kebijakan dan praktik organisasi 3. Efektivitas adalah fungsi dari nilai-nilai inti dan keyakinan organisasi yang diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik organisasi 4. Efektivitas adalah fungsi dari hubungan antara nilai-nilai inti dan keyakinan organisasi, kebijakan dan praktik organisasi dan lingkungan organisasi Greenberg dan Baron (1997), sebagaimana dikutip oleh Djatmiko (2004: 74), mengemukakan enam karakteristik yang digunakan bersama-sama untuk memahami hakikat budaya suatau organisasi. Keenam karakteristik tersebut adalah: 1. Pekerjaan itu sendiri. Karakteristik ini menunjukkan adanya suatu keleluasaan bagi anggota organisasi sehingga terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang inovatif dan berani mengambil resiko. 2. Balas jasa atau gaji Organisasi mengharapkan kepada anggotanya untuk bertindak secara cermat, analistis dan memperhatikan pada rincian. Karakteristik perhatian atasan ingin menunjukkan sejauh mana pihak manajemen organisasi lebih memperhatikan hasil kerja anggota organisasi daripada teknik atau proses yang dilakukan untuk mencapai hasil tersebut. 3. Perhatian Atasan. Karakteristik ini ingin melihat bagaimana organisasi memperlakukan anggota-anggotanya dan apakah sesuai dengan sikap-sikap yang manusiawi. 4. Orientasi pada rekan-rekan sekerja Karakteristik ini ingin menunjukkan apakah proses-proses kerja dalam organisasi dilaksanakan dalam kelompok-kelompok kerja, bukan pada individu. 5. Promosi Karakteristik ini ingin melihat bagaimana anggota organisasi berperilaku agresif dan kompetitif dalam proses kerjanya. 6. Lingkungan Kerja Karakteristik ini ingin melihat bagaimana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo daripada pertumbuhan. KOMITMEN ORGANISASI Komitmen organisasi secara umum dapat diartikan sebagai keterikatan karyawan pada organisasi dimana karyawan tersebut bekerja. Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumberdaya manusia yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik, Desiana (2006). Komitmen organisasi dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan organisasinya. Individu akan berusaha memberikan segala usaha yang dimilikinya dalam rangka membantu organisasi mencapai tujuannya. Komitmen organisasi juga dipandang sebagai keterikatan emosional seseorang terhadap organisasi, dan pertimbangan untung atau rugi apabila karyawan meninggalkan organisasi. Komitmen organisasi juga berkaitan dengan perasaan karyawan terhadap keterikatan untuk terus menerus bekerja pada organisasi, Desiana (2006). Porter, dkk (dalam Setiawan dan Ghorali, 2005) mengemukakan bahwa komitmen organisasi sebagai kekuatan relative individual terhadap suatu organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu yang dicirikan dengan tiga faktor psikologis yaitu: a. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 171 b. Keinginan untuk berusaha mempertahankan organisasi c. Kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi. MOTIVASI KERJA Salah satu cara untuk membina dan meningkatkan produktifitas kerja dari para karyawan adalah dengan jalan memberikan motivasi kepada mereka. Motivasi pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kerja seseorang agar dapat melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dewasa ini, beranekaragam definisi diberikan tentang motivasi, suatu hal yang lumrah dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “Movere” dalam bahasa latin, yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam difinisi tentang motifasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan. Motivasi menurut Robbins (1977:533) adalah motivation can be defined as the willingness to exert high levels of effort in order to reach rganizational goals, conditioned by effort ability to satisfy some individual needs. (motivasi bias di artikan sebagai keinginan pada tingkat tekanan yang lebih dari usaha agar dapat meraih tujuan organisasi, dikondisikan oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan individu). Menurut Nawawi (1998:351) “kata dasar motivasi adalah (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara secara sadar”. Sedangkan menurut Hasibuan (2005:219) “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan”. Mengenai pengertian motivasi, Wayne F Cascio (dalam Hasibuan, 2003;95) menyebutkan sebagai berikut :motivation is a force that results from en individual’s desire to satisfy there needs (e.g. hunger, thirst, social approval). Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya (misalnya: rasa lapar, haus dan bermasyarakat) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan kegiatan dan menimbulkan peningkatan produktifitas kerja yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu, sehingga dengan motivasi seseorang akan merasa terangsang untuk melakukan tindakan yang lebih dalam kaitannya dengan aktifitasnya. Motivasi juga merupakan keberhasilan seseorang untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Seseorang yang mendapat rangsangan atau dorongan yang tinggi akan cenderung melakukan pekerjaan dengan penuh percaya diri dan penuh semangat. KINERJA Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Menurut Mangkunegara (2007:9), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh 172 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati karyawan (Mathis & Jackson, 2006 : 378). Mangkunegara (2000: 67) menyebutkan bahwa kinerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mengginson, dalam Mangkunegara (2007 : 10) penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seseorang melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut Handoko (2000: 135) pengukuran kinerja didasarkan pada mutu, jumlah waktu, jumlah macam kerja, jumlah jenis alat dan pengetahuan tentang pekerjaan. Kinerja juga dapat dilihat dari individu dalam bekerja, misalnya prestasi seseorang ditunjukkan oleh kemandirian, kreatifitas serta adanya rasa percaya diri. Jadi kinerja berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh pegawai dalam suatu periode. Dalam hal ini kinerja berkaitan dengan kuantitas, ketepatan waktu, maupun kualitas. Selain itu, kinerja dapat dilihat dari perilaku individu dalam bekerja, misalnya: prestasi seorang pekerja dapat ditunjukkan oleh kemandiriannya, kreatifitas serta adanya rasa percaya diri. Tidak semua kriteria pengukuran kinerja digunakan dalam suatu penilaian kinerja, hal ini tentu harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai. Ada 6 kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja: 1. Quality Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan. 2. Quantity Merupakan jumlah yang dihasilkan misalnya jumlah rupiah, unit dan siklus kegiatan yang diselesaikan. 3. Timeliness Adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki. 4. Cost Effectiveness Adalah tingkat sejauh mana penggunaan daya organisasi dimaksimalkan untuk mencapai hasil tinggi, atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya. 5. Needs for Supervision Merupakan tingkat sejauh mana seseorang bekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seseorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan. 6. Interpersonal impact Merupakan tingkat sejauh mana karyawan memelihara diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA. Kiranya tidak dapat disangkal kebenaran pandangan yang mengatakan bahwa setiap orang ingin meraih kemajuan dalam bekerja. Kemajuan hanya akan dapat diraih apabila yang bersangkutan mampu menampilkan kinerja yang memuaskan termasuk produktifitas kerja yang semakin tinggi. Disamping itu teori-teori motivasi mengatakan bahwa pemberian motivasi kepada pegawai sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja kerja mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2008:146) bahwa salah satu dari tujuan motivasi adalah Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 173 untuk meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan produktifitas menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi. Pimpinan dan pegawai yang mempunyai motivasi tinggi akan mencapai peningkatan kinerja yang tinggi dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah cenderung disebabkan motivasi yang rendah. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja. HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh variabel budaya organisasi, variabel komitmen organisasi dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja. 2. Terdapat pengaruh variabel budaya organisasi, variabel komitmen organisasi dan motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja. 3. Motivasi berpengaruh dominan terhadap kinerja. METODE PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah semua perangkat desa se Kecamatan Dau Kabupaten Malang, sebanyak 98 orang. Oleh karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh anggota populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Definisi variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Budaya Organisasi (X1) Budaya Organisasi adalah kondisi kerja yang mempengaruhi karyawan saat bekerja dalam orgaisasi. Adapun indikatornya menurut Djatmiko (2004) adalah : Pekerjaan itu sendiri, Gaji, Atasan, Rekan-rekan sekerja, Promosi, dan Lingkungan Kerja b. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah keterikatan karyawan pada organisasi dimana karyawan tersebut bekerja. Adapun indikator menurut Ghozali (2005) yaitu: Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota, Keinginan untuk berusaha mempertahankan organisasi, Kepercayaan terhadap nilai-nilai c. Motivasi (X3) Merupakan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja, yaitu: Partisipasi, Kondisi tempat kerja, Hubungan antar teman sejawat, Pemberian insentif, Pendelegasian dan Kesempatan pengembangan karier d. Kinerja (Y) Kinerja adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam mengelola organisasi. Adapun indicator menurut Mathis dan Jacson (2006): Kuantitas hasil pekerjaan, Kualitas pekerjaan, Ketepatan Waktu, Kehadiran dan Kerjasama 174 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati MODEL PENELITIAN Budaya organisasi Komitmen Organisasi Kinerja Motivasi Kerja Gambar 1 Model Penelitian METODE ANALISIS Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dalam penelitian digunakan multiple regression analysis, dimana model pengolahan datanya menggunakan bantuan SPSS 14.0 for windows dan dilakukan analisis Regresi Linier Berganda. Adapun persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y = Kinerja b0 = Konstanta b1 - b3 = Koefisien X1 = Budaya Organisasi X2 = Komitmen Organisasi X3 = Motivasi Kerja e = Variabel pengganggu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL UJI INSTRUMEN Uji Validitas Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Uji Validitas Item r product moment Sig Budaya Org (X1) X1.1 0,585 0,000 X1.2 0,659 0,000 X1.3 0,506 0,000 X1.4 0,726 0,000 X1.5 0,604 0,000 X1.6 0,767 0,000 Komitmen (X2) X2.1 0,709 0,000 X2.2 0,863 0,000 X2.3 0,742 0,000 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 175 Item r product moment Motivasi (X3) X3.1 0,731 X3.2 0,540 X3.3 0,656 X3.4 0,733 X3.5 0,527 X3.6 0,678 Kinerja (Y) Y1 0,625 Y2 0,739 Y3 0,532 Y4 0,702 Y5 0,727 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Sig Keterangan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa semua pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam penelitian ini atau dikatakan valid. Dalam hal ini dapat dibuktikan dengan adanya keterangan hasil pengujian tingkat signifikansi atau kolom sig < 0,05.. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Uji Reliabilitas Alpa Variabel Standar Ket. Cronbach Budaya Organisasi 0,693 > 0,6 Reliabel Komitmen Organisasi 0,648 > 0,6 Reliabel Motivasi 0,719 > 0,6 Reliabel Kinerja 0,679 > 0,6 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa bahwa semua instrument dinyatakan reliabel karena masing-masing nilai Cronbach Alpha > 0,6. UJI NORMALITAS DATA Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut: Berdasarkan hasil pengujian normalitas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini memiliki asymp signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki data yang berdistribusi normal. Uji Asumsi Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Multikolinieritas Tabel 4 Uji Asumsi Multikolinieritas Variabel Independen VIF Budaya Organisasi 176 0,987 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati Keterangan Non Multikolinier Komitmen Organisasi 0,988 Non Multikolinier Motivasi 0,998 Non Multikolinier Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Dari hasil perhitungan yang ada di Tabel 4 masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka asumsi tidak terjadi multikolinieritas telah terpenuhi. 2. Pengujian Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1 : uji heteroskedastisitas Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah garis 0 dan membentuk gambar yang tidak beraturan, maka dapat disimpulkan bahwa model tik terkena heterokedastisitas. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 6 berikut : Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Model X1 X2 X3 (Constant) R R Square 2 Adjusted R Fhitung Sig, Unstandardized Coefficient B Std. Error 0,755 0,086 0,384 0,165 0,748 0,072 28,387 0,248 0,061 0,031 2,050 0,001 Standardized Coefficient Beta 0,537 0,234 0,539 t 5,337 2,327 5,364 Sig. 0,001 0,000 0,001 Sumber: Data diolah 2014 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 177 Dari hasil regresi diatas maka dapat disusun persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = 28,387 + 0,755 X1 + 0,384 X2 + 0,748 X3 Hasil Uji Simultan (Uji F) Berdasarkan tabel 6 hasil analisis statistik uji F diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 2,050 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Jadi Fhitung > Ftabel atau signifikan F < 5 % (0,000<0,005). Artinya bahwa secara bersama-sama (simultan) ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja atau dengan kata lain H1a diterima dan H10 ditolak. Upaya peningkatan pada aspek budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja, jika dilakukan secara serentak, maka akan mampu meningkatkan kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. Hasil Uji Parsial (Uji t) Hasil analisis statistik uji t yang telah dilakukan tergambar pada tabel 6 yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Budaya Organisasi (X1) Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda seperti yang ada pada tabel 4.11 Bahwa variabel budaya organisasi (X1) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan dau di Kabupaten Malang. Adanya pengaruh ini dapat dilihat pada tabel 4.11 pada t hitung sebesar 5,337. Dilihat dari signifikansi <0.05 yakni sebesar 0,001, maka variabel budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau. 2. Variabel Komitmen Organisasi (X2) Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. Adanya pengaruh ini dapat dilihat pada tabel 4.11 pada t hitung sebesar 2,327. Dilihat dari signifikansi < 0,05 yakni sebesar 0,000, maka komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, diketahui bahwa secara parsial variabel komitmen organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. 3. Variabel Motivasi kerja (X3) Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. Adanya pengaruh ini dapat dilihat pada tabel 4.11 pada t hitung sebesar 5,364. Dilihat dari signifikansi < 0,05 yakni sebesar 0,001, maka variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan, diketahui bahwa secara parsial motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. Dengan demikian dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel Budaya Organisasi (X1), variabel komitmen organisasi (X2) dan variabel motivasi kerja (X3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa nilai standardize coefficients (β) yang terbesar yaitu pada variabel motivasi yaitu sebesar 0,539. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel 178 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati motivasi kerja (X3) berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai perangkat desa Kecamatan Dau di Kabupaten Malang. PEMBAHASAN Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi di bagian sebelumnya, didapatkan hasil bahwa secara parsial variabel budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,755 dan t hitung sebesar 5,337. Dengan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat diterima atau terbukti. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Muluk (1999) yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan budaya yang ada dalam organisasi, biasanya budaya organisasi terbentuk dari budaya pimpinan organisasi. Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian ini adalah oleh Pravitasari (2009). Hal ini dapat dijelaskan bahwa budaya yang dikembangkan dan dilakukan oleh pimpinan sabgat banyak pengaruhnya terhadap perilaku bawahan, jika pimpinan mempunyai budaya organisasi yang baik maka secara otomatis bawahan akan melakukan hal yang sama sehingga perangkat desa di Kecamatan Dau di Kabupaten Malang mempunayi kinerja yang cukup signifikan dengan pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat bahwa pengalaman kerja yang dimiliki oleh para pegawai mampu memberikan kontribusi terhadap pekerjaannya. Dengan latar belakang pengalaman seperti ini secara otomatis mendorong peningkatan kinerja. Disamping itu budaya organisasi yang diberikan kepada para perangkat desa juga sangat mendukung prestasi kerja pegawai. Dengan budaya organisasi ini akan mendorong para pegawai meningkatkan prestasi kerjanya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Pravitasari. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja pegawai Perangkat Desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada bagian sebelumnya, diketahui bahwa secara parsial variabel komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan nilai koefisien regresi 0,384 dengan nilai t hitung sebesar 2,327. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini dapat dibuktikan dan didukung fakta empiris di lapangan. Dengan tanda positif pada koefisien regresi variabel komitmen organisasi, dapat diartikan bahwa peningkatan pada komitmen organisasi akan berakibat pada meningkatnya kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ghozali (2005) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai kekuatan relative individual terhadap suatu organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu yang dicirikan dengan factor keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota, berusaha mempertahankan organisasi dan kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi. Dengan terbukanya kesempatan untuk dapat meningkatkan komitmen organisasi yang lebih tingggi sangat mendorong pegawai bekerja lebih baik . Hasil penelitian ini medukung hasil penelitian Suharti ( 2010 ). Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 179 Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada bagian sebelumnya, diketahui bahwa secara parsial variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,748 dengan nilai t hitung sebesar 5,384. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dibuktikan dan didukung fakta empiris di lapangan. Dengan tanda positif pada koefisien regresi variabel motivasi kerja, didapatkan makna bahwa peningkatan pada aspek motivasi kerja akan berakibat pada meningkatnya kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Maslow dalam Hasibuan (2002), yang menyatakan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok sebelum mengarahkan perilaku ke arah kebutuhan yang lebih tinggi. Jadi, menurut teori ini mengemukakan bahwa kepuasan fisik dan rohani merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Semakin ada kesempatan untuk memperoleh kepuasan dari hasil kerjanya, maka semakin bergairah seseorang untuk bekerja dengan mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian perlu digali pengetahuan mengenai kondisi motivasi kerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jika memang faktanya kondisi motivasi kerja masih rendah, maka perlu dilakukan upaya-upaya managerial yang strategis dan praktis untuk memperbaikinya. Variabel motivasi dalam penelitian ini menggunakan pendapat Maslow yang menyatakan bahwa di dalam diri semua manusia ada lima tingkatan kebutuhan yang mendorong manusia untuk termotivasi, yang pertama kebutuhan fisilogis yang terdiri makan, minum, yang kedua kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang ketiga kebutuhan untuk bersosialisasi, yang keempat kebutuhan penghargaan yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain dan yang ke lima kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mengembangkan kecakapan dan potensi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan pemberian motivasi dari pimpinan atau dari orang lain seperti memberikan penghargaan pada pegawai jika mengerjakan pekerjaan dengan baik, memberikan imbalan yang sesuai dengan beban pekerjaannya, memberikan pujian jika mengerjakan pekerjaan dengan baik maupun memberikan kesempatan bagi pegawai yang ingin berkembang akan mendorong pada pegawai untuk meningkatkan kinerja. Karena dengan adanya motivasi ini pegawai akan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Hal ini akan berbeda jika tidak ada motivasi dari atasan sehingga pegawai akan berkerja sesuka hatinya sendiri dan asal-asalan. Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (1998:159), bahwa motivasi kerja berfungsi sebagai energi atau motor pengerak bagi pegawai. Disamping itu motivasi juga berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan kinerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oeh Sudarto (2004) dan Ulfa (2009) bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 180 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan budaya organisasi, komitmen organisasi, dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung 12,238 dengan tingkat signifikansi 0,000. (< 0,05). 2. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 3. Variabel motivasi kerja berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai perangkat desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. SARAN 1. Hendaknya pimpinan lebih memperhatikan masalah budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja bagi para pegawai, karena dengan memperhatikan hal tersebut dapat meningkatkan kinerja. 2. Bagi peneliti berikutnya yang akan mengambil topik penelitian yang sama hendaknya perlu menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja. Disamping itu, untuk mengungkap besarnya kontribusi indikator dalam mengukur variabel penelitian, disarankan juga untuk menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM). 3. Motivasi kerja perlu ditingkatkan lagi baik yang dilakukan oleh masing-masing pegawai atau oleh pimpinan karena variabel motivasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi., 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Jakarta. Penerbit PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi., 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. __________., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendikatan Praktek, Jakarta. Rineka Cipta. Alex S., Nitisemito., 1996. Manajemen Personalia. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. Algifari, (1997), Metode Penelitian Untuk Bisnis, Yogyakarta, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Arif, Sritua, (1992). Metode Penelitian Untuk Ekonomi, UI Press Jakarta. As'ad, Moch., 1995, Psykologi Industri, Edisi 4, Yogyakarta, Penerbit Liberti, Yogyakarta. Cahyono, Bambang Tri., 1996. Manajemen Pemasaran, Jakarta, Penerbit Ipwi. Dharma, Agus., 1985. Manajemen Prestasi Kerja, Edisi Pertama. Jakarta. Penerbit Rajawali. Gomes, Faustino Cardoso., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset. Gibson, Ivancevich, Donelly., 1996. Organisasi, Struktur, Proses, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Nunuk Ardiani. Jakarta. Penerbit Binarupa Aksara. G.R. Terry., 1984. Organisasi Perkantoran Dan Motivasi, Saduran Winardi, Bandung. Penerbit Alumni. Ghozali, Imam., 2002. Aplikasi Analisis Multivariete Program SPSS, Edisi Kedua, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam., 2002. Statistik Non - Parametrik, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handoko, T. Hani (1997), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty Yogyakarta. Henry Simamora, Bilson., 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi Pertama. Jakarta. Penerbit LPustaka Utama. Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati 181 Hasibuan, Malayu, zS.P., 2003. Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara. Heidjarachman Ranupandojo., 1996. Teori Dan Konsep Manajemen. Yogyakarta, Penerbit Upp-Amp Ykpn. Heidjarachman, R, Husnan, Suad., 2000, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Yogyakarta, Penerbit Bpfe. Indriantoro, N., Dan B. Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Yang Kompetitif, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta. Jauch, Lawrence R And William F. Glueck, 1988, Bussiness Policy And Strategic Manajemen, Fifth Edition, Mc. Graw Hill Book Inc, Singapore. Ramus Istilah Manajemen., 2006. Jakarta. Penerbit Lppm. Katz, Saul, M. 1986. Penilaian Prestasi Kerja. Dalam T.V. Rao. Penerjemah L. Mulyana. Jakarta. Penerbit. Gramedia. Luthans, F., 1995. Organizational Behavior. 7 Th Ed., Mc. Graw Hill, Singapore, Inc. Mangkunegara, Dr. A.A. Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja Sdm, Pt Refika Aditama. Bandung Jakarta, Penerbit Erlangga. Mathis, Robert L And John H. Jackson, 2006. Human Resource Management. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Soedarto, 2004., Pengaruh Motivasi, Kemampuan Individu, Pola Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja, Tesis, Tidak dipublikasikan. Ulfa, 2009., Pengaruh Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja pada Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang, Tesis, Tidak dipublikasikan. Pravitasari, 2009., Pengaruh Pelatihan dan Budaya Organisasi Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai, Tesis, Tidak dipublikasikan. Suharti, 2010., Pengaruh Budaya Organisasi, Semangat Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, Tesis, Tidak dipublikasikan. Mulyani, 2012., Analissi Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Pada Swamitra Bukopin di Kota Malang, Tesis, Tidak dipublikasikan. *) Wijiningsih adalah alumnus Magister Manajemen PPS Unisma **) Muryati adalah dosen Magister ManajemenUnisma ***) Nur Hidayati adalah dosen Magister ManajemenUnisma 182 Wijiningsih, Muryati dan Nurhidayati